BAB I II & III 24 Juli 2020OK
BAB I II & III 24 Juli 2020OK
BAB I
PENDAHULUAN
dengan sebuah batasan yang reaktif dapat diidentifikasikan, bekerja secara terus
Sinambela (2016) tujuan organisasi adalah sasaran atau target formal organisasi
yang dibuat untuk membantu organisasi mencapai tujuan yang ditentukan. Oleh
karena itu organisasi dapat diartikan sebagai wadah kegiatan atas kesatuan dari
mencapai tujuan.
pemerintah dan masyarakat. Data dan informasi statistik yang dihasilkan Badan
tanggung jawab kerja yang besar dengan cakupan luas wilayah adminstrasi kerja
Kabupaten Sikka yang semakin vital menuntut BPS Kabupaten Sikka senantiasa
menyediakan data rutin (bulan, triwulan, dan tahunan) yang tepat waktu dan
berkualitas dan tetap menjaga indenpendensi BPS sebagai instansi penyedia data.
Sehubungan dengan hal tersebut, Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sikka
mempunyai tugas pokok dalam menyediakan data statistik dasar sesuai peraturan
perundang-undangan.
dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional (SSN) yang andal, efektif
dan efisien. BPS Kabupaten Sikka sampai saat ini telah menghasilkan beragam
kualitas data dan ragam informasi statistik semakin meningkat sehingga pengguna
data menginginkan agar data dapat tersedia lebih cepat (faster) dan dapat
diperoleh lebih muda (cheaper) dan lebih berkualitas (better). Oleh karena itu,
dilakukan BPS Kabupaten Sikka adalah statistik yang bersifat pengakuan dan
bukan pengukuran.
Pro dan Kontra mengenai data yang dihasilkan BPS Kabupaten Sikka
mengindikasikan bahwa kualitas data BPS Kabupaten Sikka masih perlu dibenahi
dan ditingkatkan. Oleh karena itu, ketersediaan data dan informasi statistik yang
tugas tujuan diatas maka dibutuhkan kinerja organisasi yang baik. Data kinerja
organisasi ini dapat dilihat dari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
BPS Kabupaten Sikka Tahun 2019. Berikut data capaian kinerja tujuan BPS
Tabel 1.1 Capaian Kinerja Tujuan Terhadap Target Akhir Rencana Strategis BPS
Kabupaten Sikka Tahun 2018 - 2019
Capaian Kinerja (%)
Tujuan Indikator Satuan
2018 2019
Presentase Konsumen
Tujuan 1 yang merasa puas dengan kualitas Persen 125,00 125,00
data BPS
Presentase Konsumen
Tujuan 2 yang merasa puas dengan layanan Persen 124,16 100,00
data BPS
Jumlah Metadata kegiatan
Tujuan 3 statistik sektoral dan khusus yang Metadata 100,00 100,00
Dihimpun
Tujuan 4 Hasil Penilaian SAKIP oleh Point 112,08 113.62
Inspektorat
Rata-rata Capaian Tujuan Terhadap Target Renstra 2015-
115,31 109,66
2019
Sumber data: Lakin Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka, 2019
Dari data di atas dapat dilihat bahwa realisasi kinerja tujuan pada Tahun
2019 BPS Kabupaten Sikka dari 4 (empat) tujuan dapat dilihat dengan capaian
kinerja yang baik, rata-rata capaian kinerja seluruh tujuan terhadap target akhir
Renstra BPS Kabupaten Sikka pada tahun 2019 sebesar 109,66 persen. Namun
nilai tersebut telah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2018
4
yang mencapai 115,31 persen. Salah satu penyebab terjadinya penurunan dapat
instansi harus mampu untuk menyatukan persepsi atau cara pandang pegawai dan
manusia memiliki posisi sangat strategis dalam organisasi, artinya unsur manusia
Untuk itulah eksistensi sumber daya manusia dalam organisasi sangat kuat
tujuan organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan
Pratiwi, 2014). Oleh karena itu keberhasilan dalam suatu instansi tidak hanya
pada aspek sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi. Sehingga dalam
suatu instansi membutuhkan sumber daya manusia yang potensial, baik dari
suatu organisasi/instansi sangat ditentukan oleh salah satunya adalah kualitas kerja
para pegawainya. Divisi sumber daya manusia dibentuk dengan tujuan membantu
Untuk itu dukungan faktor kinerja pegawai yang baik sangat dibutuhkan,
namun masih terdapat faktor negatif yang dapat menurunkan kinerja pegawai,
mentaati peraturan, pengaruh yang berasal dari beban kerja yang banyak, teman
sekerja yang juga menurun semangatnya dan tidak adanya contoh yang harus
dijadikan acuan dalam pencapaian prestasi kerja yang baik. Semua itu merupakan
hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan
moral maupun etika. Kinerja karyawan merupakan hasil atau prestasi kerja
karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas berdasarkan standar
kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi (Setiyawan & Waridin, 2006:181).
Sehingga kinerja pegawai dapat diartikan sebagai hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
terhadap beban kerja pada setiap pegawai. Beban kerja yang berlebihan juga dapat
6
menimbulkan suasana kerja atau perasaan yang kurang nyaman bagi para
pegawai. Kelebihan beban kerja bagi para pegawai dapat memicu serta
menimbulkan stres kerja yang lebih cepat serta kurang maksimalnya kinerja
sekumpulan atau sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit
organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu. Widyanti dkk
dalam Astuti & Lesmana (2018) mendefinisikan beban kerja sebagai perbedaan
lebih tinggi dari pada tuntutan pekerjaan, akan muncul perasaan bosan. Namun
sebaliknya, jika kemampuan pekerja lebih rendah dari pada tuntutan pekerjaan,
Dari hasil wawancara peneliti tentang beban kerja pada pegawai BPS
menunggu akan penambahan SDM masih terdapat pegawai dengan beban kerja
yang memiliki tanggung jawab cukup besar, dapat dilihat dari beberapa pegawai
pegawai pada bidang Seksi Statistik dengan peran tanggung jawab pekerjaan yang
besar. Untuk memperkuat pernyataan tersebut dapat dilihat dari kelelahan pada
pegawai serta terkadang pulang terlambat apabila pada saat deadline dalam
luas wilayah yang cukup besar dengan total luas 1.731.91 km² dengan 21
kecamatan sebagai wilayah tugas. Selain itu dengan tuntutan beban kerja yang
cukup besar sehingga masih terdapat juga beberapa pegawai yang bekerja lebih
dari waktu kerjanya apabila pada batas waktu pekerjaan tersebut dikarenakan
Dengan demikian pengertian beban kerja adalah sebuah proses pekerjaan yang
dalam keadaan normal atau dalam suatu jangka waktu tertentu. Selain faktor
beban kerja pegawai yang mempengaruhi terdapat faktor negatif yang dapat
untuk menaati kewajiban dan larangan sesuai dengan tuntutan peraturan dan
Salah satu unsur kedisiplinan yang diatur dalam PP Nomor 53/2010 adalah
tentang ketentuan masuk kerja. Setiap PNS berkewajiban untuk masuk kerja dan
menaati ketentuan jam kerja yang termuat dalam (pasal 3, angka 11). Seorang
PNS dapat dikenai hukuman disiplin ringan jika tidak masuk kerja tanpa
setiap keterlambatan dan kekurangan jam kerja), hukuman disiplin sedang untuk
yang tidak masuk kerja selama 16 sampai dengan 30 hari kerja, hukuman disiplin
berat untuk yang tidak masuk kerja selama 31 hari kerja atau lebih. Berikut data
Tabel 1.2 Absensi Pegawai Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sikka Pada
Tahun 2019
Tahun Jumlah Jumlah
TL TL TL TL PSW PSW PSW PSW
2019 Hari pegawa
1 2 3 4 1 2 3 4
(bulan) Kerja i
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Januari 22 24 41 4 3 3
Februari 18 24 44 1 3
Maret 19 24 40 4 1
April 20 24 47 1
Mei 21 23 33 1
Juni 15 23 40
Juli 23 23 66 3
Agustus 22 23 54 2 1
September 20 22 37
Oktober 23 22 37 1 1
November 21 22 39 2
Desember 20 22 34 1 1
Total 244 276 512 14 0 8 3 4 0 4
Keterangan: TL.1: Hadir Terlambat ≤ 30 menit, TL.2: Hadir Terlambat > 30 menit s.d.
≤ 60 menit, TL.3: Hadir Terlambat > 60 menit s.d. ≤ 90 menit, TL.4: Hadir Terlambat >
90 menit atau tidak melakukan absensi, PSW.1: Pulang Cepat ≤ 30 menit, PSW.2:
Pulang Cepat > 30 menit s.d. ≤ 60 menit, PSW.3: Pulang Cepat > 60 menit s.d. ≤ 90
menit, PSW.4: Pulang Cepat > 90 menit atau tidak melakukan absensi.
Sumber data: Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka (2019)
9
Tahun 2019 di atas dapat dilihat bahwa masih kurang adanya disiplin pegawai
BPS terutama dilihat dari jumlah data diatas, masih banyak pegawai BPS
dimaksudkan dengan kewajiban untuk masuk kerja dan mentaati ketentuan jam
kerja adalah “setiap PNS wajib datang, melaksanakan tugas, dan pulang sesuai
ketentuan jam kerja serta tidak berada di tempat umum bukan karena dinas”.
Tetapi pada kenyataannya, belum semua pegawai pada kantor BPS Kabupaten
ada problem yang cukup serius pada pegawai BPS Kabupaten Sikka sehingga
menyatakan disiplin adalah suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat
terhadap peraturan-peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak
semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapai. Sebaliknya, tanpa disiplin
karyawan yang baik, sulit bagi perusahaan untuk mencapai hasil yang optimal
tinggi tingkat kedisiplinan yang dimiliki seorang pegawai maka akan semakin
tinggi pula kinerja pegawai yang dihasilkan. Hasil penelitian Hernowo dan Wadji
(2007) dengan judul Pengaruh Motivasi dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai
lainnya yaitu faktor motivasi kerja. Motivasi kerja adalah kesediaan individu
untuk mengeluarkan upaya yang tinggi untuk mencapai tujuan organisasi. Dengan
bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi
suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja
secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan tujuan organisasi sekaligus
signifikan terhadap kinerja karyawan. Namun pada fakta lapangan yang diperoleh
kerja yang dimiliki oleh pegawai pada kantor BPS Kabupaten Sikka cenderung
rendah, hal ini dapat dilihat dari rendahnya disiplinitas kerja pegawai pada kantor
BPS Kabupaten Sikka yang tergolong masih belum sepenuhnya disiplin sesuai
Regina Aditya Reza (2010) dengan Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan
Penelitian Ira Maharisa, Susi Hendriani, dan Yulia Efni (2017) dengan
Penelitian ini bertujuan untuk menguji beban kerja, komitmen, dan pengawasan
terhadap kinerja pegawai pada Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Pekanbaru.
Penelitian ini juga bertujuan untuk menguji pengaruh beban kerja, komitmen dan
pengawasan terhadap kinerja secara simultan pada Badan Pusat Statistik Provinsi
terhadap kinerja Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Pekanbaru. Kinerja pada
Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Pekanbaru dipengaruhi oleh variabel beban
kerja, komitmen dan pengawasan dengan variabel yang dominan adalah beban
kerja.
keadaan yang ada pada Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Sikka, maka
1. Bagaimana gambaran umum Beban Kerja, Disiplin Kerja, Motivasi Kerja dan
2. Apakah ada pengaruh Beban Kerja terhadap Kinerja Pegawai BPS Kabupaten
Sikka ?
Kabupaten Sikka ?
Kabupaten Sikka ?
5. Apakah Beban Kerja, Disiplin Kerja Dan Motivasi Kerja berpengaruh secara
Disiplin Kerja, Motivasi Kerja dan Kinerja Pegawai BPS Kabupaten Sikka.
Kabupaten Sikka.
Kabupaten Sikka.
13
Kabupaten Sikka.
5. Untuk mengetahui apakah Beban Kerja, Disiplin Kerja dan Motivasi Kerja
Sikka.
Manfaat yang diperoleh bagi beberapa pihak dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
c. Bagi Penulis
beban kerja, disiplin kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai
b. Bagi Masyarakat
pegawai.
c. Bagi Penulis
Manusia.
BAB I: PENDAHULUAN
variabel penelitian.
waktu penelitian, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
bentuk aktivitas. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh manusia baik secara
alami (ada sejak lahir) atau dipelajari. Walaupun manusia mempunyai potensi
untuk berperilaku tertentu tetapi perilaku itu hanya diaktualisasi pada saat-saat
tertentu saja. Potensi untuk berperilaku tertentu itu disebut ability (kemampuan),
berasal dari kata job performance atau actual performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang) yaitu hasil kerja secara kualitas
dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya
Kinerja individu adalah hasil kerja karyawan baik dari segi kualitas
kelompok. Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh seseorang atau kelompok
17
orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab
secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
Kinerja pada dasarnya adalah kegiatan dan hasil yang dapat dicapai atau
pekerjaan dengan baik, artinya mencapai sasaran atau standar kerja yang telah
ditetapkan sebelum atau bahkan dapat melebihi standar yang ditentukan oleh
perilaku nyata yang ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang
karyawan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam upaya perusahaan
Pengertian kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya hasil kerja, tetapi
yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan dan
pegawai adalah hasil kerja yang dicapai oleh anggota organisasi yang
18
terimanya.
masing karyawan yang ada dalam organisasi mengetahui apa yang menjadi
3. Disiplin
Secara umum, disiplin menunjukan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada
yang ada dalam perusahaan itu diabaikan atau sering dilanggar, maka
baik. Disiplin juga berkaitan erat dengan sanksi yang perlu di jatuhkan
4. Inisiatif
Inisiatif seseorang berkaitan dengan daya pikir, kreativitas dalam bentuk ide
kalau memang dia atasan yang baik. Atasan yang buruk akan selalu
3. Energi, yaitu sumber kekuatan dari dalam diri seseorang. Dengan adanya
lebih tinggi.
20
5. Kompensasi, yaitu sesuatu yang diterima oleh pegawai sebagai balas jasa
6. Kejelasan tujuan, yaitu tujuan ynag harus dicapai oleh pegawai. Tujuan ini
harus jelas agar pekerjaan yang dilakukan oleh pegawai dapat terarah dan
pekerjaan.
21
9. Kepuasan kerja yaitu merupakan perasaan senang atau gembira atau perasaan
10. Lingkungan kerja yaitu merupakan suasana atau kondisi di sekitar lokasi
tempat bekerja. Lingkungan kerja dapat berupa ruangan, layout, sarana dan
prasarana, serta hubungan kerja dengan sesama rekan kerja. Jika lingkungan
hasil kerja seseorang menjadi lebih baik, karena bekerja tanpa gangguan.
11. Loyalitas yaitu merupakan karyawan untuk tetap bekerja dan membela
13. Disiplin kerja yaitu merupakan usaha karyawan untuk menjalankan aktivitas
1. Kualitas
Kualitas kerja adalah seberapa baik seorang karyawan mengerjakan apa yang
seharusnya dikerjakan.
2. Kuantitas
Kuantitas kerja adalah seberapa lama seorang pegawai bekerja dalam satu
harinya. Kuantitas kerja ini dapat dilihat dari kecepatan kerja setiap pegawai
itu masing-masing.
3. Tanggung jawab
4. Kerjasama
vertikal dan horizontal baik didalam maupun diluar pekerjaan sehinggah hasil
5. Inisiatif
dari atasan atau menunjukan tanggung jawab dalam pekerjaan yang sudah
3. Time Lines (waktu) adalah sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada
4. Cost Effectiveness (efektifitas biaya) yaitu sejauh mana SDM, teknologi dan
harga diri, nama baik, dan kerja sama diantara rekan kerja dan bawahan.
: Quality, Quantity, Time Lines, Cost Effectiveness, Need For Supervision dan
Interpersonal Import.
Beban kerja merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh
setiap organisasi, karena beban kerja salah satu yang dapat mempengaruhi kinerja
kerja karyawan. Pengertian beban kerja oleh beberapa ahli memberikan pendapat
yang berbeda, dimana perbedaan pengertian beban kerja sering kali terletak pada
pembatasan dan jenis pekerjaan yang berbeda. Menurut Hancock & Meshkati
(1988) dalam Sari (2017; 224) Beban kerja (workload) dapat diartikan sebagai
pekerjaan yang dihadapi apabila kemampuan dari pekerja lebih tinggi dari pada
tuntutan pekerjaan maka akan menimbulkan rasa bosan dan sebaliknya, apabila
kemampuan pekerja lebih rendah dari pada tuntutan pekerjaan maka akan
Toar Sitepu, (2013: 1125) beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus
dipikul oleh suatu jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara
volume kerja dan norma waktu. Beban kerja yang dibebankan kepada karyawan
dapat dikategorikan kedalam tiga kondisi, yaitu beban kerja yang sesuai standar,
beban kerja yang terlalu tinggi (over capacity) dan beban kerja yang terlalu
pekerja yang dihadapkan pada tugas yang harus diselesaikan pada waktu
kerja mungkin terlalu tinggi, volume kerja mungkin terlalu banyak dan
sebagainya.
Menurut Suwatno, dalam Jurnal Anita, dkk, (2013) beban kerja adalah
sejumlah kegiatan yang harus diselesaikan oleh suatu unit organisasi atau
atau teknik managemen lainnya dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan
kerja atau catatan tentang hasil pekerjaan yang dapat menunjukan volume
dalam waktu tertentu atau beban kerja dapat dilihat pada sudut pandang
kerja adalah ketegangan mental serta besaran tantangan beban pekerjaan yang
pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang dihadapi berdasarkan rentan volume kerja
Secara umum dalam hal tertentu waktu akhir (deadline) justru dapat
desakan waktu juga dapat menjadi beban kerja berlebihan kuantitatif ketika
seseorang berkurang.
akan tuntutan kerja, yang merupakan salah satu faktor penyebab stres di
bekerja. Jadwal kerja standar adalah 8 jam sehari selama seminggu. Untuk
jadwal kerja ada tiga tipe, yaitu: (night shift), (long shift), (flexible work
schedule). Dari ketiga tipe jadwal kerja tersebut, (long shift) dan (night shift)
Role ambiguity atau kemenduaan peran dan (role conflict) atau konflik peran
4. Kebisingan,
5. Informatian overload.
Banyaknya informasi yang masuk dan diserap pekerja dalam waktu yang
Sama halnya dengan kebisingan, faktor kondisi kerja yang beresiko seperti
tingginya temperatur dalam ruangan juga berdampak pada kesehatan. Hal ini
utamanya jika kondisi tersebut berlangsung lama dan tidak ada peralatan
pengamannya.
7. Repetitive action.
mengoperasikan mesin dengan prosedur yang sama setiap waktu atau dimana
banyak terjadi pengulangan gerak akan timbul rasa bosan, rasa monoton yang
8. Tanggung jawab
bagi sebagian orang. Jenis-jenis tanggung jawab yang berbeda, berbeda pula
Beban kerja dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu faktor eksternal dan faktor
antara lain:
1. Faktor eksternal, yaitu beban yang berasal di luar tubuh pekerja, seperti;
a. Tugas-tugas yang bersifat fisik, seperti stasiun kerja, tata kerja, tata
ruang, tempat kerja, alat dan sasaran kerja, kondisi kerja, sikap kerja, dan
2. Faktor internal
29
Faktor internal adalah faktor yang berasal dalam tubuh itu sendiri akibat dari
reaksi beban kerja eksternal. Faktor internal meliputi faktor somatis ( jenis
kelamin, umur, ukuran tubuh, status gizi dan kondisi kesehatan) dan faktor
1. Jika beban kerja berlebihan atau kerja terlalu tinggi akan menyebabkan
3. Kondisi yang ideal yaitu di mana pekerjaan sudah sesuai kondisi karyawan.
dari indikator beban kerja yang dikemukakan oleh beberapa pendapat para ahli.
berikut :
1. Tuntutan Fisik
hal ini bahwa kondisi kesehatan pegawai harus tetap dalam keadaan sehat saat
melakukan pekerjaan. Sering terjadi, dalam keadaan tidak sehat tenaga kerja
2. Tuntutan tugas
Kerja shif/kerja malam sering kali menyebabkan kelelahan bagi para pegawai
akibat dari beban kerja yang berlebihan. Beban kerja berlebihan dan beban
kerja terlalu sedikit dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Beban kerja
metode SWAT performasi kerja manusia terdiri dari tiga (3) dimensi
1. Beban waktu (time load) menunjukan jumlah waktu yang tersedia dalam
2. Beban usaha mental (mental effort load) yaitu berarti banyaknya usaha mental
technique (SWAT).
untuk mengukur variabel beban kerja dalam penelitian ini merupakan modifikasi
dari indikator –indikator di atas yang meliputi : tuntutan fisik, tuntutan tugas,
semakin tinggi beban kerja yang diterima seorang karyawan akan mempengaruhi
suatu kompetisi dari suatu sumber mental yang terbatas. Salah satu penyebab
menurunnya performa dari beban kerja adalah keharusan untuk mengambil dua
keharusan untuk menyelesaikan dua atau lebih tugas yang harus dikerjakan secara
33
karyawan menurun. Masalah yang bisa muncul di antaranya daya tahan karyawan
norma, dan tanggung jawab. Disiplin kerja adalah suatu alat yang
mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya
2004:444).
yaitu suatu sikap menghormati, menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-
peraturan yang berlaku, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta
terhadap aturan, baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah ditetapkan. Disiplin
34
kerja pada dasarnya selalu diharapkan menjadi ciri setiap sumber daya manusia
dalam organisasi, karena dengan kedisplinan organisasi akan berjalan dengan baik
dan bisa mencapai tujuannya dengan baik pula (Setiyawan & Waridin, 2006:189).
merupakan tingkah laku dan sikap menghormati, mengahargai serta patuh dan taat
terhadap peraturan yang ada baik tertulis maupun tidak tertulis dan apabila ada
Setiawan dan Waridin (2006: 101), ada lima faktor dalam penilaian
1. Kualitas disiplin kerja, meliputi datang dan pulang yang tepat waktu,
aturan.
1. Jam kerja
Jam kerja adalah jam datang karyawan ketempat kerja maupun pulang kerja
2. Izin karyawan
jam kerja atau jam kantor, baik untuk kepentingan perusahaan ataupun
kepentingan pribadi dengan terlebih dahulu ada izin dari atasan begitu juga
3. Absensi karyawan
sebagai berikut:
Tujuan yang dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup
bersungguh-sungguh mengerjakannya
Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin, jujur, adil dan
dengan sanksi hukuman yang semakin berat maka pegawai semakin takut
36
indisipliner.
1. Sikap
Merupakan Mental dan perilaku karyawan yang berasal dari kesadaran atau
terdiri dari:
bekerja.
2. Norma
Merupakan Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh
dilakukan oleh para karyawan selama dalam perusahaan dan sebagai acuan
3. Tanggung jawab
1. Ketepatan waktu
Jika karyawan datang ke kantor tepat waktu, pulang kantor tepat waktu, serta
2. Pemanfaatan sarana
sesuai dengan prosedur dan bertanggung jawab terhadap hasil kerjanya, dapat
identitas, ijin apabila tidak masuk kantor, juaga merupakan cerminan disiplin
yang tinggi.
38
Peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis dibuat agar tujuan
suatu organisasi dapat dicapai dengan baik, untuk itu dibutuhkan sikap setia
disini berarti sikap taat dan patuh pada peraturan perusahaan, atau dalam
menjalani peraturan bersama dan tata tertib yang telah ditetapkan. Mampu
bekerja sama atau kerja tim demi tercapainya sebuah tujuan yang di inginkan
perusahaan.
waktu yang relative singkat tanpa menunggu keseimbangan tujuan alat dan
tenaga serta waktu. Penyelesaian pekerjaan tepat pada waktu yang ditentukan,
artinya apabila pelaksanaan tugas dinilai baik atau tidak adalah sangat
3. Tindakan korektif
pelanggaran lebih lanjut sehingga tindakan di masa yang akan datang sesuai
dengan tepat, tidak mengulur-ulur waktu kerja, dan jumlah absen dalam
waktu tertentu.
semua karyawan, yang hanya dapat dicapai jika waktu dikelola secara efisien.
Hal ini perlu diterapkan oleh karyawan agar tujuan suatu perusahaan tersebut
dapat tercapai.
Dilihat dari jam masuk kerja, jam pulang dan istirahat yang tepat waktu
pekerjaan.
jabatan, tugas dan tanggung jawab serta cara berhubungan dengan unit kerja
lain.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah disiplin kerja.
Disiplin kerja merupakan salah satu tolak ukur dari penilaian prestasi kerja.
memiliki ketelitian dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap tugas-tugas
dipandang atau disikapi berbeda dengan pekerja lain, hal ini bergantung kepada
kesadaran akan tugas dan tanggung jawab ini akan menimbulkan disiplin kerja.
pada dinas sosial kabupaten Gorontalo secara positif dan signifikan. Dari hasil
pegawai pada dinas sosial kabupaten Gorontalo termasuk dalam kategori tinggi.
Sebesar 51,5% pengaruh disiplin kerja terhadap kinerja dan sisanya sebesar 48,5%
kerja dapat mempengaruhi kinerja karyawan karena dengan memilki disiplin kerja
yang tinggi maka seorang karyawan akan melaksanakan tugas atau pekerjaannya
dengan tertib dan lancar sehingga hasil kinerjanya akan meningkat serta akan
berdampak pula pada tujuan perusahaan yang dapat dicapai secara optimal.
muncul dari dalam ataupun dari luar diri seseorang dan membangkitkan semangat
serta ketekunan untuk mencapai sesuatu yang di inginkan. Motivasi kerja akan
42
mencapai hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai
kerja merupakan upaya daya dorong pada diri sendiri atau dari orang lain untuk
3. Sifat dan ruang lingkup pekerjaan itu sendiri (pekerjaan yang menarik dan
memberi harapan)
6. Adanya administrasi
7. Supervisi
8. Hubungan kerja
9. Kondisi kerja
10. Gaji
motivasi dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal dari karyawan:
meliputi:
yang apabila memiliki keinginan yang keras maka dapat mendorong orang
prestasi, hubungan kerja yang harmonis, pimpinan yang adil dan dihargai
masyarakat.
dalam organisasi.
meliputi:
pelaksanaan pekerjaan.
dan para karyawan, maka akan dapat menghadapi segala masalah dengan
baik.
d. Adanya jaminan pekerjaan, hal ini bisa membuat para karyawan akan mau
jaminan karir yang jelas untuk masa depan mereka maka dapat dijamin
oleh perusahaan.
dan proseduryang harus dipatuhi oleh para karyawan, yang bersifat untuk
kerja yaitu:
pada perilaku yang dipilih karyawan untuk ditunjukkan dari banyak potensi
perilaku yang dipilihnya. Motivasi kerja yang dilakukan bukan hanya agar
a. Kerja keras
46
b. Tanggung jawab
c. Pencapaian tujuan
b. Umpan balik
c. Unggul
a. Peningkatan keterampilan
kinerja yang baik atau memberikan hasil pekerjaan dengan maksimal sesuai
dengan yang diharapkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Kinerja karyawan yang baik sangat erat hubungannya dengan motivasi
kerja pada karyawan. Motivasi kerja merupakan suatu dorongan untuk melakukan
suatu pekerjaan. Setiap individu pada dasarnya memiliki motivasi yang berbeda-
beda. Ada yang motivasinya tinggi dan ada juga yang rendah.
Jika motivasi kerjanya tinggi maka akan berpengaruh pada kinerja yang
tinggi, begitu sebaliknya jika motivasi kerjanya rendah maka kinerjanya pun akan
47
rendah. Kinerja karyawan yang tinggi apabila didukung dengan motivasi yang
tinggi. Motivasi untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik akan muncul apabila
pekerjaan yang dilakukan tersebut memiliki nilai dan berarti bagi karyawan
tersebut.
Hal ini sesuai dengan pendapat Mitchell (dalam Sinambela, 2012) kinerja
yang baik akan dipengaruhi oleh dua hal, yaitu tingkat kemampuan dan motivasi
kerja yang baik. Menurut Mangkunegara (2009) ada beberapa faktor yang
oleh Priatini (2012), menyatakan bahwa hasil penelitian dengan sampel sebanyak
100 orang, diperoleh karyawan dengan motivasi kerja yang tinggi yaitu sebesar
4.00 (3.40-4.19), dan karyawan yang memiliki kinerja yang tinggi sebesar 4.03
hipotesis yang diajukan yaitu “Bila motivasi karyawan tinggi, maka kinerja
karyawan pada PT Aero Perdana Internusa akan tinggi” dapat diterima. Dari hasil
untuk dijadikan sebagai bahan acuan untuk melihat seberapa besar pengaruh
peneliti yang terkait dengan variabel - variabel yang berpengaruh terhadap kinerja
1. Penelitian yang diteliti oleh Regina Aditya Reza pada Tahun (2010) dengan
rincian sebagai berikut:
Tabel 2.2 Penelitian pada PT. Sinar Santoso Perkasa Banjarnegara
3. Penelitian yang dilakukan oleh Bayu Eko Broto pada Tahun 2019 dengan
4. Penelitian yang dilakukan oleh Yudha, Bunasor & Bonar pada Tahun 2015
Tabel 2.5 Penelitian pada PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Cabang
Krekot.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Ira Maharisa, Susi, & Yulia pada Tahun 2017
Tabel 2.6 Penelitian Pada Badan Pusat Statistik Provinsi Riau Pekanbaru.
Kerangka konsep tersebut berfungsi sebagai dasar acuan bagi penulis dalam
penelitian yang akurat untuk memperoleh data yang valid, untuk mengurangi
data dan sebagai acuan untuk mempertajam analisis kuantitatif yang tepat dan
benar, demi tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditentukan dalam penelitian
Beban Kerja H1
Motivasi Kerja H3
H4
Keterangan:
(Parsial)
(Simultan)
52
2.4 Hipotesis
diteliti.
pemikiran yang telah dijelaskan, maka penulis membuat hipotesis atau dugaan
1. H1: Beban Kerja (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
2. H2: Disiplin Kerja (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
4. H4: Beban Kerja (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Motivasi Kerja (X3) secara
BAB III
METODE PENELITIAN
yaitu penelitian yang mengambil sampel oleh suatu populasi dalam menggunakan
2020.
3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan jumlah terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai pada Kantor BPS
3.3.2 Sampel
populasi yang menjadi sumber data dalam penelitian, yang mana adalah
merupakan bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Istilah lain dari sampel jenuh
adalah sensus. Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi berjumlah 30
responden.
Data yang digunakan jenis data kuantitatif, yaitu jenis data yang dapat
diukur atau dihitung secara langsung,yang berupa informasi atau penjelasan yang
dinyatakan dengan bilangan atau bentuk angka. Dalam hal ini data kuantitatif
Sumber data adalah subjek dari mana asal data penelitian itu diperoleh.
1. Data primer: data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner secara
langsung yang terpilih pada lokasi penelitian. Dalam penelitian ini data
2. Data sekunder yaitu data yang dapat dicatat dari buku, majalah, jurnal, dan
sebagai berikut:
3.5.1 Observasi
56
mempunyai ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Peneliti
3.5.2 Wawancara
juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
3.5.3 Kuesioner
data dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
disimpulkan.
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013:
59). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kinerja Pegawai (Y).
(Azwar, 2014 : 74). Dalam penelitian ini variabel yang akan dianalisis adalah
Beban Kerja, Disiplin Kerja, Motivasi Kerja, serta Kinerja Pegawai. Agar tidak
variabel-variabel dalam penelitian ini dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut :
58
No Variabel
1 Kinerja Pegawai (Y)
Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai oleh anggota organisasi
pada Kantor BPS Kabupaten Sikka yang mencerminkan adanya suatu
keberhasilan dalam melaksanakan tugas yang di terimanya.
2 Beban Kerja (X1)
Beban kerja adalah ketegangan mental serta besaran tantangan beban
pekerjaan yang dialami seorang pegawai di Kantor BPS Kabupaten Sikka
akibat perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan
tuntutan pekerjaan yang dihadapi berdasarkan rentan volume kerja atas
waktu yang ditentukan.
3 Disiplin Kerja (X2)
Disiplin kerja merupakan tingkah laku dan sikap menghormati,
mengahargai serta patuh dan taat terhadap peraturan yang ada pada
Kantor BPS Kabupaten Sikka, baik tertulis maupun tidak tertulis dan
apabila ada yang melanggarnya akan dikenakan sanksi-sanksi atas
pelanggarannya.
4 Motivasi Kerja (X3)
Motivasi kerja merupakan upaya daya dorong pada diri sendiri atau dari
orang lain untuk mengarahkan serta membangkitkan semangat pada
pegawai di Kantor BPS Kabupaten Sikka untuk mencapai tujuan serta
berbagai hal yang diinginkan.
lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
Tabel 3.2 Indikator dan Sub Indikator Variabel Kinerja Pegawai (Y)
Variabel Beban Kerja Pegawai BPS Kabupaten Sikka adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Indikator dan Sub Indikator Variabel Beban Kerja (X1)
No Indikator Sub Indikator Skala
1. Tuntutan 1) Sehat saat melakukan pekerjaan Likert
Fisik 2) Istirahat yang cukup Likert
2. Tuntutan 3) Beban kerja terlalu banyak/sedikit “ Likert
Tugas Kuantitatif” (kelelahan)
4) Beban kerja berlebihan/terlalu sedikit Likert
Kualitatif (merasa tidak mampu)
3. Waktu 5) Waktu yang digunakan dalam kegiatan- Likert
Kerja kegiatan yang tidak langsung berhubungan
dengan produksi
6) Waktu untuk menghilangkan kelelahan Likert
(fatigue time)
7) Waktu untuk keperluan pribadi (personal Likert
time).
4. Beban 8) Sangat diperlukan usaha mental dan Likert
Usaha konsentrasi tinggi karena aktivitas yang sangat
Mental komplek sehingga memerlukan perhatian
60
dan penuh
Tekanan 9) Stress dengan tingkat tinggi akibat Likert
Psikologis kebingungan, resiko, frustasi atau kegelisahan
Sumber: Munandar (2001:381), Moekijat (1995:44) dan Tarwaka (2011:131).
Tabel 3.4 Indikator dan Sub Indikator Variabel Disiplin Kerja (X2)
No Indikator Sub Indikator Skala
1. Ke 1) Ketepatan waktu dalam masuk kerja Likert
tep 2) Pulang kantor sesuai dengan jam kantor Likert
ata 3) Ketepatan waktu dalam menyelesaikan Likert
n pekerjaan
wa
ktu
2. Pemanfaata 4) Penggunaan peralatan kantor dengan baik Likert
n sarana
3. Tanggung 5) Memenuhi tanggung jawab terhadap Likert
jawab yang pekerjaan
tinggi
4. Ketaatan 6) Taat dalam menyelesaikan tugas yang Likert
terhadap diberikan pimpinan
aturan 7) Bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan Likert
kantor peraturan jika melanggar peraturan tersebut
Sumber: Alfred R. Lateiner dalam soedjono (2002:72)
berikut:
Tabel 3.5 Indikator dan Sub Indikator Variabel Motivasi Kerja (X3)
No Indikator Sub Indikator Skala
1 Tanggung jawab 1) Kerja keras Likert
dalam melakukan 2) Tanggung jawab Likert
kerja 3) Pencapaian tujuan Likert
4) Menyatu dengan tugas Likert
2 Prestasi yang 5) Dorongan untuk sukses Likert
dicapai 6) Umpan balik Likert
7) Unggul Likert
3 Pengembangan diri 8) Peningkatan keterampilan Likert
9) Dorongan untuk maju Likert
4 Kemandirian dalam 10) Mandiri dalam bekerja Likert
bertindak 11) Suka pada tantangan Likert
Sumber: Hamzah B.Uno (2008: 112)
61
likert dalam pokok bahasan untuk mengukur jawaban dalam penelitian. Menurut
Sugiyono (2010:93) skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
presepsi sesorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala
likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
dari sangat positif sampai sangat negatif. Dalam penelitian ini penulis
jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), dan Sangat
Tidak Setuju (STS). Adapun skor jawaban dalam skala likert tersebut adalah
sebagai berikut:
proses mencari dan merencanakan secara sistematis data yang telah diperoleh dari
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilah mana yang penting dan dapat
62
dipelajari, dan buat simpulan sehingga bisa mudah untuk dipahami oleh diri
dengan tepat terhadap apa yang hendak diukur. Uji validitas instrumen dilakukan
responden
responden
dihitung valid atau tidaknya setiap butir instrumen dengan menggunakan software
63
SPSS. Besarnya r tiap butir pertanyaan dapat dilihat dari SPSS pada kolom
Corrected Items Correlation. Kriteria uji validitas secara singkat (rule of tumb)
adalah 0,3. Jika Korelasi sudah lebih besar dari 0,3, pertanyaan yang dibuat
dianggap reliabel apabila instrumen tersebut dapat dipercaya sebagai alat ukur dan
[ ][ ∑ σ1
]
2
k
ri = 1−
k−1 σ 2t
( ∑ x )2
2
∑ x − 2
N
σ =
N
σi 2 = Variants total
N = Jumlah Responden
Deleted. Menurut Stanislaus (2009:274), bila ada butir atau item pada
kolom Alpha if Item Deleted memberikan nilai koefisien yang lebih tinggi
dari nilai Alpa Cronbach keseluruhan, maka butir atau item tersebut
berikut :
XPs− p
Ps-p¿( ) x 100 %
5
Keterangan :
Tabel 3.7 Pencapaian Skor Maksimum Untuk Persepsi Populasi Terhadap Obyek
Tertentu
Dalam penelitian ini, uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji
melihat normal probability plot. Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F
asumsi ini dilangga r maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah
data normal.
korelasi diantara variabel independen atau dengan kata lain tidak terjadi
1. Jika nilai tolerance dibawah 0.1 dan nilai VIF diatas 10, maka model
2. Jika nilai tolerance diatas 0.1 dan nilai VIF dibawah 10,maka model
sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari resi dual satu
pengamatan kepengamatan yang lain. Jika variants resi dual dari satu
Heteroskedastisitas.
1.Adanya pola tertetu seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang
terjadi heteroskedastisitas.
2.Tidak ada pola yang jelas serta titik - titik menyebar diatas angka nol (0)
dan dibawah angka nol (0) pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
Test for linearity pada taraf signifikan 0,05. Dua variabel dikatakan
variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen
hubungan antara variabel satu atau lebih variabel independen (X) terhadap
y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3+b4x4 + e
Keterangan :
Y = Kinerja Pegawai
X1 = Beban Kerja
X2 = Disiplin Kerja
X3 = Motivasi Kerja
68
A = Konstanta
3.8.6.1 Uji F
Kriteria pengujian:
1. Quick look : bila nilai F lebih besar dari pada 4 maka ho dapat ditolak
3.8.6.2 Uji t
69
1. Jika nilai signifikan > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi
tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa variabel independen (X) yaitu
signifikan).. Hal ini berarti bahwa variabel independen (X) yaitu Beban
Kerja (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Motivasi Kerja (X3) mempunyai
KD = R2x 100%
70
Di mana :
KD = Koefisien Determinasi
R2 = Koefisien Korelasi
pengaruh variabel bebas, Beban Kerja (X1), Disiplin Kerja (X2) dan
1. Formulasi uji t
JKR/( k−1 )
F hitung =
JKE/(n−k )
Keterangan :
n : Banyaknya responden
k : Banyaknya variabel
2. Hipotesis Statistik :
71
signifikan antara Beban Kerja (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Motivasi
Kerja (X2) dan Motivasi Kerja (X3) terhadap variabel Kinerja Pegawai
(Y).
a. Jika ρ>α (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya secara simultan
variabel Beban Kerja (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Motivasi Kerja (X3)
simultan variabel, Beban Kerja (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Motivasi
masing- masing variabel bebas: Beban Kerja (X1), Disiplin Kerja (X2) dan
sebagai berikut:
1. Formulasi uji t
bi
t hitung =
Sbi
72
Keterangan :
bi : Koefisien regresi
2. Hipotesis Statistik :
Kerja (X2) dan Motivasi Kerja (X3) tidak mempunyai pengaruh yang
Kerja (X2) dan Motivasi Kerja (X3) mempunyai pengaruh yang signifikan
a. Jika ρ>α (0,05), maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya secara parsial
Beban Kerja (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Motivasi Kerja (X3) tidak
(Y).
variable Beban Kerja (X1), Disiplin Kerja (X2) dan Motivasi Kerja (X3)
(Y).
JKR
R2 = ×100 %
JKT
Keterangan :
DAFTAR PUSTAKA
Anita. Dkk. (2013). “Pengaruh penempatan dan beban kerja terhadap motivasi
dan dampaknya pada prestasi kerja pegawai Dinas Tenaga Kerja dan
Mobilitas Penduduk Aceh.” Jurnal Managemen. ISSN. Vol 2. No. 1.
Pettarani, A., Sjaharuddin, H., & Mus, A. M. (2018). Pengaruh pelatihan dan
motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pegawai. jurnal organisasi
dan manajemen. (1), 68.
Priatini, Angke. (2012). Hubungan motivasi dengan kinerja karyawan pada PT.
Aero Perdana Internusa. Skripsi. Fakultas Bisnis dan Manajemen.
Universitas Widyatama.
Pratiwi Annisa, (2014). Dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh motivasi dan
disiplin kerja terhadap kinerja pegawai (Studi pada PT.
Telekomunikasi Indonesia, Tbk Wilayah Telkom Pekalongan)”skripsi
ilmu manajemen. Universitas Diponegoro Semarang.
Reza Regina, Aditya, (2010). Dalam skripsi yang berjudul “Pengaruh gaya
kepemimpinan, motivasi dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan
PT Sinar Santoso Perkasa Banjarnegara”skripsi ilmu manajemen.
Universitas Diponegoro Semarang.
Rivai, Veitzal. 2011. Budaya organisasi. Graha Ilmu, Jakarta.
__________. 2004. Manajemen sumber daya manusia untuk Perusahaan dari
Teori ke Praktik. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
__________. 2006. Manajemen sumber daya manusia. Untuk Perusahan : dari
Teori ke Praktik, Edisi Pertama, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.
__________. 2012. Manajemen sumber daya manusia untuk Perusahan.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Robbins, Stephen. P. 2006. Perilaku organisasi. Edisi Bahasa Indonesia. PT
Indeks Kelompok GRAMEDIA. Jakarta.
Santoso, Singgih. 2001. SPSS Versi 11,5 Meneglola data statistik secara
profesional. Jakarta: PT Elex Media Kompotindo
Sari, Ratih Ikha Permata (2017) Pengukuran beban kerja karyawan menggunakan
metode NASA-TLX Di PT. Tranka Kabel. Jurnal Sosio-E-Kons, Vol. 9
No. 3 Desember 2017, hal: 223-231
Sastrohardiwiryo, Siswanto. 2012. Manajemen tenaga kerja indonesia,
pendekatan administratif dan operasional. Penerbit Bumi Aksara,
Jakarta.
Setiaji, Bambang. 2004. Panduan riset dengan pendekatan kuantitatif. S
urakarta: Program Pascasarjana UMS 2004.
Setiawan, Budi & Waridin. (2006). Pengaruh disiplin kerja karyawan dan budaya
organisasi terhadap kinerja di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi
Semarang. Jurnal Riset Bisnis Indonesia. Vol 2. No 2. Hal: 181-198.
Setiawan, Ferry & Dewi. Kartika. (2014). Pengaruh kompensasi dan lingkungan
kerja terhadap kinerja karyawan pada CV. Berkat Anugerah. Jurnal.
Denpasar : Universitas Udayana.
Siagian, Sondang P. 2003. Teori dan praktek kepemimpinan. PT. Rineke Cipta.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta: STIE
YKPN.
Sinambela, L. P. 2016. Manajemen sumber daya manusia. Membangun tim
kerja yang solid untuk meningkatkan kinerja (hal. 5-17). Jakarta: Bumi
Aksara.
_____________. (2012). Kinerja pegawai : Teori, Pengukuran dan Implikasinya.
Yogyakarta : Graha Ilmu
77