Anda di halaman 1dari 4

GADIS DENGAN SUJUDNYA

Ruangan itu bernuansa putih; harum lavender menyeruak masuk pada penciuman.
Dua tanaman peace lily berada di samping recepsionist. Kata-kata manis
menghiasi tiap dinding dengan bermacam gaya tulisan__ mulai dari sisi orang
ketiga hingga si tokoh langsung yang bercerita. Di ruang tunggu terdapat lima
orang termasuk gadis berambut ikal yang sibuk melihat design interior.
Pandangan gadis itu menyapu kepada sosok lain di ruangan itu.

Ada pria dengan kaca mata bertengker di hidungnya yang bangir. Membaca buku
tebal yang dilihat sekilas saja terasa pusing, ia sangat tenang. Matanya fokus
membaca setiap tulisan di dalam buku.

Ada lagi wanita paruh baya dengan senyum ramah menimbulkan kerutan diujung
mata. Pakaiannya sederhana, pandangannya sejuk, terkadang melihat garis telapak
tangannya.

Di sisi lain terdapat gadis muda dengan seragam SMA tengah sibuk bersenandung
lirih; telingannya di sumpal, sayup-sayup terdengar musik metal tengah diputar.
Kakinya menghentak mengikuti nada instrumen yang memekan telinga.

Di kursi paling ujung pria berumur sekitar kepala empat tengah memejamkan
mata; tangannya memegang tasbih dengan mulut yang sibuk mengucap satu kata
yang sama secara berulang. Rambut yang di sisir rapih ke samping kanan. Sepatu
kulit hitam menghiasi kakinya__ di lihat sekilas meneriaki bertapa baiknya
financial pria itu.

Gadis ikal dengan bibir pucat membuang pandangannya melihat jam dinding.

“3 menit lagi.” Bisiknya.

Setelah lama menunggu namanya di panggil setelah pria berkacamata keluar


dengan buku yang ia genggam dengan erat.

***
“Kau pergi lagi ke tempat itu?,”

“Iya.” Gadis ikal itu menatap kedua mata ibunya dengan mantap. Tangannya erat
memegang gagang sendok. Di meja makan terdapat ibu, ayah dan kedua adiknya.
Pria paruh baya di sampingnya menghela nafas jengah.

“Kau itu hanya kurang mendekatkan diri dengan Tuhan. Apasih yang dipikirkan
anak muda? Makan? Bayar listrik? Atau tagihan pajak pertahun?,”

Gadis ikal itu menundukan kepala menatap makanan yang tidak tersentuh di
piringnya.

“Kau tau… jin senang sekali dekat dengan orang-orang yang jauh dari Tuhan.”
Lanjut ayahnya seraya menyendokan sayur ke mangkok merah di samping piring.

Gadis itu mengangguk dengan senyuman miris.

Langkahnya gontai memasuki kamar; seperangkat alat sholat di atas ranjang


dengan kitab suci al-Quran di atas meja kayu. Terlihat beberapa lipatan di kitab
itu dan bukena dengan bau khas tubuhnya. Senyumnya semakin getir.

***

Keesokan harinya gadis itu kembali berada di ruangan itu; kali ini ia sendiri,
tangannya saling meremas hingga namanya di panggil.

Memasuki ruangan. Gadis itu kembali melihat pria muda dengan senyuman
hangat, kemeja biru langit serta jas putih. Ia di persilahkan duduk di hadapan pria
muda pemilik ruangan.

“Bagaimana kabarmu hari ini?” kata pria itu dengan lembut dan ramah.

Gadis ikal itu menunduk kemudian menatap pria di hadapannya dengan pipi yang
mulai basah. “Saya sholat lima waktu, tidak pernah meninggalkannya… waktu
kosong yang saya miliki di habiskan dengan membaca al-Qur’an. Tidak jarang
bahkan sering saya sholat di sepertiga malam ketiga Ibu dan Ayah ku masih
terlelap tidur. Saya bangun terlebih dahulu ketika sholat pada saat fajar datang__
bertemanku dengan orang-orang yang beragama. Setiap hari aku bersujud pada-
Nya lebih dari kewajiban rakaat…”

Ia menjeda ucapannya, membuang pandangan melihat jendela di sampingnya.


Kemudian menatap pria dengan name tag di jasnya; dr. Bayu Rumangga SP.K.J.

“Jika saya kurang iman… sujud yang bagaimana lagi harus saya lakukan?”

TAMAT

Nama : Dinda Nurul Aqlia

Nomor & Nama Pemilik Rekening : 762321564500 Atas nama Dinda nurul
aqlia

Alamat Lengkap : Gg Habib Umar Desa Cipayung RT 01/


RW 01 No Rumah 77 Megamendung Kab.
Bogor Jawa Barat Kode Pos 16770

No Hp : 081295997716
Foto Pribadi :

Anda mungkin juga menyukai