Anda di halaman 1dari 7

PERAN INDONESIA DALAM PERDAMAIAN DUNIA

(GERAKAN NON BLOK)

GURU PENGAJAR :

Yunda Anugrah Putri S.Pd

DISUSUN OLEH :

Mohammad Faiz Al Ghifari (19)

SMA NEGERI 99 JAKARTA

Jl. Cibubur II, Kelurahan: Cibubur, Kecamatan: Ciracas. Kotamadya:


Jakarta Timur. Propinsi: DKI Jakarta. Kode Pos: 13720.
PERAN INDONESIA DALAM
PERDAMAIAN DUNIA
Sebagai negara yang berlandaskan
hukum, Negara Kesatuan Repubik Indonesia
(NKRI) ikut berperan dalam menciptakan
perdamaian dunia. Peran Serta Indonesia dalam
perdamaian dunia adalah amanat pembukaan
undang-undang dasar negara RI tahun 1945
alinea ke-4 yaitu dalam rangka mewujudkan
perdamaian dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial.
Dalam dinamika ASEAN, peran Indonesia mencerminkan keberagaman yang sangat
penting untuk kemajuan dan integrasi regional. Sebagai salah satu anggota paling aktif dalam
organisasi ini, Indonesia turut serta dalam berbagai kegiatan yang dirancang untuk memperkuat
kerja sama antarnegara di Asia Tenggara.

ASEAN
ASEAN merupakan singkatan dari Association of
Southeast Asian Nations yang mana berarti merupakan
nama untuk negara-negara yang berada di Asia Tenggara.
Semua kata atau frasa ASEAN adalah Bahasa Inggris dan
memiliki maknanya masing- masing. Bila diartikan secara
umum, ASEAN adalah suatu perserikatan atau organisasi
antar bangsa yang wilayahnya berada di kawasan Asia
Tenggara.
Kawasan Asia Tenggara pernah menjadi kawasan
dingin karena menjadi tempat yang strategis baik secara
geo-ekonomi dan geo-politik. Negara-negara seperti Vietnam dan Filipina menjadi basis untuk
masing-masing blok yaitu Timur dan Barat. Konflik militer juga terjadi antara Laos, Kamboja,
dan Vietnam. Selain itu, konflik bilateral juga terjadi antara Indonesia dan Malaysia serta
Kamboja dan Vietnam. Diperparah lagi dengan timbulnya konflik internal di beberapa negara
yaitu Indonesia, Thailand, dan Vietnam..
Permasalahan-permasalahan tersebut tidak hanya berdampak pada stabilitas pertahanan
namun juga stabilitas ekonomi negara-negara di Asia Tenggara. Akhirnya, para pemimpin
Negara-negara di Asia Tenggara tergerak untuk menciptakan suasana aman dan damai.
Hingga pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, ditandatanganilah
Deklarasi ASEAN dengan sebutan Deklarasi Bangkok. Pada awalnya, hanya lima negara yang
tergabung, namun sampai hari ini, jumlah anggota ASEAN adalah sepuluh negara. ASEAN
dibentuk untuk beberapa maksud dan tujuan sebagai berikut:
1) ASEAN dibentuk untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan
sosial, serta budaya di Asia Tenggara melalui usaha bersama dengan semangat
yang setara dan kemitraan.
2) ASEAN dibentuk untuk memajukan perdamaian serta stabilitas regional di
kawasan Asia Tenggara dengan menghormati supremasi hukum serta patuh
pada prinsip PBB.
3) ASEAN dibentuk untuk memajukan kerjasama, rasa saling membantu dalam
konteks Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Politik, Ekonomi, Sosial, dan Budaya.
4) ASEAN dibentuk untuk mempererat hubungan internasional dan regional antar
negara di Asia Tenggara
5) ASEAN dibentuk untuk menyelenggarakan usaha-usaha dalam membantu
penelitian masalah di Asia Tenggara dengan menyediakan fasilitas pelatihan,
penelitian, teknis, dan administrasi.
6) ASEAN dibentuk untuk memperkuat perdagangan internasional negara-negara
Asia Tenggara sehingga terjadi kolaborasi secara lebih efektif untuk
memanfaatkan pertanian, industri, perdagangan, serta fasilitas-fasilitas yang
menunjang.
Selain sebagai salah satu
pemrakarsa berdirinya ASEAN,
tentunya Indonesia juga memiliki
peran tersendiri sebagai anggota
ASEAN. Entah itu dalam bentuk
program ataupun kerjasama antar
sesama anggotanya.
Keberadaan ASEAN ternyata
sejalan dengan sikap politik Indonesia
yang mengacu politik bebas-aktif.
Bebas yang dimaksud, berarti Indonesia tidak memihak blok manapun. Sedangkan aktif, berarti
Indonesia turut serta mewujudkan perdamaian dunia.
Peran Indonesia dalam mewujudkan perdamaian di kawasan Asia Tenggara ini terlihat
saat Indonesia membantu mewujudkan perdamaian konflik di Kamboja dan Vietnam.
Indonesia ditunjuk oleh ASEAN sebagai pihak penengah dalam konflik tersebut. Pada tahun
1988 sampai 1989, Indonesia menjadi tuan rumah Jakarta Informal Meeting (JIM) untuk
menyelesaikan konflik antara Kamboja dan Vietnam. Indonesia berhasil memfasilitasi kedua
negara untuk mendiskusikan dan menyelesaikan konflik.
Pada kasus lainnya, yaitu saat pemerintah Filipina dan Moro National Front Liberation
(MNFL) berkonflik. Kedua pihak tersebut akhirnya menyetujui perjanjian damai yang kala itu
dipertemukan di Indonesia. Selain sebagai salah satu penggagas, Indonesia juga dipercaya
untuk menyelenggarakan KTT ASEAN pertama. Saat itu, KTT ASEAN pertama sukses
diselenggarakan di Bali pada 23-24 Februari 1976. Maka tak heran jika Indonesia juga dikenal
sebagai penyelenggara KTT ASEAN pertama.
KTT ASEAN inaugural ini diadakan dengan
megah di Bali pada 23-25 Februari 1976, menjelma
sebagai forum puncak yang mengumpulkan para
pemimpin negara-negara anggota ASEAN. Inisiatif
Indonesia sebagai tuan rumah KTT tersebut
mencerminkan komitmen yang mendalam terhadap
memperkuat kolaborasi antarnegara-negara di
kawasan.Tujuan utama dari KTT pertama ASEAN di Bali
adalah untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan
budaya di antara anggota ASEAN. Forum ini menjadi
wahana penting bagi para pemimpin untuk
mendiskusikan langkah-langkah konkrit dalam memperkuat kerjasama regional, sehingga
mendorong pertumbuhan ekonomi dan penguatan ikatan budaya di seluruh kawasan.
ASEAN Salah satu peran Indonesia dalam ASEAN adalah menggagas komunitas
keamanan melalui Komunitas Politik Keamanan ASEAN atau Asean Security Community
(ASC). ASC ditujukan untuk mempercepat kerja sama politik dan keamanan di ASEAN, guna
mewujudkan perdamaian di kawasan. ASC bersifat terbuka, menggunakan pendekatan
keamanan komprehensif, serta tidak ditujukan untuk membentuk pakta pertahanan atau aliansi
militer. Kemudian ASC ditandatangani di Senggigi, Lombok pada 12 September 2003, dan
diwujudkan dalam Bali Concord II di tahun yang sama.
Turut andil dalam
SEA Games, Peran Indonesia
dalam ASEAN adalah turut
andil dalam pesta olahraga
Asia Tenggara, yakni SEA
Games. SEA Games
merupakan singkatan dari
Southeast Asian Games.
Adalah festival multi-olahraga
di Asia Tenggara yang
diadakan tiap dua tahun sekali.
Sebagai negara anggota
ASEAN, Indonesia beberapa
kali menjadi tuan rumah SEA
Games.
ASEAN telah mendirikan sebuah kawasan perdagangan bebas bernama ASEAN Free
Trade Area (AFTA) melalui pengurangan tarif bertahap. Perjanjian AFTA telah mulai
diberlakukan pada 1 Januari 2003. Kawasan perdagangan bebas antara enam negara anggota
ASEAN (ASEAN-6) yang menandatangani Deklarasi Singapura pada 1992 secara luas telah
berlaku sejak 2010. Empat negara anggota yang bergabung setelahnya – Vietnam (1995), Laos
dan Myanmar (1997), dan Kamboja (1995) – diberikan masa transisi hingga 2015 untuk
mengimplementasikan perjanjian tersebut. Dengan berlakunya AFTA secara hampir
menyeluruh, perdagangan dalam ASEAN telah terbebas dari hambatan tarif. Namun demikian,
penghapusan hambatan non-tarif telah berjalan dengan lebih lamban.
Piagam ASEAN:
Piagam ASEAN yang berlaku sejak 15 Desember 2008
memberikan tambahan impuls bagi kerja sama ASEAN, terutama
dalam bidang politik dan keamanan, namun juga kebudayaan dan
kemasyarakatan. Piagam ini menjadi pondasi bagi pembangunan
masyarakat ASEAN lebih lanjut dan memberikannya kedudukan
hukum. Selain itu, piagam ini mengandung pengakuan negara-negara
ASEAN terhadap supremasi hukum, demokrasi, dan tata pemerintahan
yang baik. Penetapan Komite Perwakilan Tetap Negara-Negara
ASEAN di Sekretariat ASEAN yang berkedudukan di Jakarta adalah
kemajuan berarti dalam menciptakan kerja sama terlembaga yang
lebih baik.

Deklarasi HAM ASEAN (AHRD):


Deklarasi Hak Asasi Manusia ASEAN (ASEAN Human Rights Declaration – AHRD) yang
diadopsi pada November 2012, tepatnya di saat berlangsungnya KTT ASEAN ke-21. Dengan
demikian, ASEAN telah memiliki sebuah instrumen regional bagi perlindungan HAM, walau
dokumen yang bersifat tidak mengikat ini telah dikritik sebagian pihak yang menganggapnya
terlalu lemah.
Saat ini, lebih dari 90 negara telah mengutus Duta Besar untuk ASEAN. Duta Besar
Jerman untuk ASEAN, Ina Lepel, juga terakreditasi sebagai Duta Besar untuk Indonesia.
Pemerintahan Jerman memberikan penekanan khusus terhadap hubungan panjang dan era
tantara Jerman dan ASEAN, serta mendukung pengembangan dan penguatan hubungan
ASEAN dan Uni Eropa (EU) lebih lanjut. Selama Kepresidenan Jerman dalam Dewan Uni
Eropa pada 2007, kedua kawasan sepakat untuk memperdalam hubungan secara substantif
melalui Deklarasi Nuremberg.

Sejak 2016, Jerman mengemban status sebagai Mitra Pembangunan ASEAN. Portfolio
proyek dan program bersama yang panjang dibahas secara rutin setiap tahun dalam pertemuan
resmi antara seluruh perwakilan negara anggota ASEAN, Sekretariat ASEAN, dan Duta Besar
Jerman untuk ASEAN dan didesignasi untuk Timor-Leste.
Uni Eropa sendiri merupakan salah satu mitra terpenting bagi ASEAN. EU dan ASEAN
telah menjalin sebuah hubungan Kemitraan Dialog bahkan sejak 1977. Pada Juli 2014, Uni
Eropa dan ASEAN sepakat untuk meningkatkan hubungannya menjadi sebuah kemitraan
strategis, menjadikan Uni Eropa salah satu mitra terpenting ASEAN. Jerman mendukung
proses integrasi kawasan yang berlangsung di Asia Tenggara dan oleh karena itu mendukung
penguatan institusi-institusi ASEAN.
Berbagai deklarasi Asia telah dibuat sebelum deklarasi ASEAN pada tahun 2012.
Deklarasi pertama di Asia yang melibatkan banyak negara di kawasan ini adalah deklarasi Asia
Tenggara yang disebut Deklarasi Tugas Dasar Masyarakat dan Pemerintahan ASEAN pada
tahun 1983, yang pertama kali dirancang. oleh bapak hak asasi manusia di Filipina , Senator
Jose W. Diokno. Pada akhirnya, evolusi dari dokumen-dokumen ini mengarah pada dokumen
yang saat ini diadopsi oleh ASEAN mulai tahun 2012.
Namun, Komisi ini
banyak dikritik karena
kurangnya transparansi dan
kegagalan berkonsultasi
dengan masyarakat sipil
ASEAN selama proses
penyusunan rancangan
undang-undang. Deklarasi
ini sendiri telah dikritik oleh
masyarakat sipil ASEAN,
organisasi hak asasi
manusia internasional
seperti Amnesty International dan Human Rights Watch, Departemen Luar Negeri AS , dan
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia . Human Rights Watch menggambarkannya
sebagai "deklarasi kekuasaan pemerintah yang disamarkan sebagai deklarasi hak asasi
manusia". Masyarakat sipil ASEAN telah mencatat bahwa "Deklarasi ini gagal memasukkan
beberapa hak dasar dan kebebasan mendasar, termasuk hak atas kebebasan berserikat dan hak
untuk bebas dari penghilangan paksa." Lebih lanjut, Deklarasi ini memuat klausul yang
dikhawatirkan dapat digunakan untuk melemahkan hak asasi manusia.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.tabloiddiplomasi.org/keberhasilan-kontingen-indonesia-dalam-
menjalankan-misi-pemeliharaan-perdamaian-pbb

https://www.mystudyworld.com/news/13-desember-dalam-sejarah-bangsa-deklarasi-
djuanda-dan-peringatan-hari-nusantara (diakses tanggal 2 Oktober 2020)

https://memuat-pencarian.blogspot.com/2019/05/jakarta-informal-meeting-jim-i-dan-
ii.html (diakses tanggal 2 Oktober 2020)
https://asean.org/asean-human-rights-declaration/
https://www.kemendag.go.id/berita/pojok-media/ktt-asean-2023-resmi-ditutup-
mendag-semua-negara-puji-indonesia-dan-jokowi
https://fahum.umsu.ac.id/peran-indonesia-dalam-perdamaian-dunia/
https://jakarta.diplo.de/id-id/deu-indo/-/1986362
https://www.cnbcindonesia.com/news/20220719171803-4-356822/asean-pengertian-
negara-anggota-sejarah-dan-tujuan

Anda mungkin juga menyukai