Materi PKH
Materi PKH
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program yang memberikan bantuan tunai
bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang telah ditetapkan sebagai
peserta PKH. Agar memperoleh bantuan, peserta PKH diwajibkan memenuhi persyaratan
dan komitmen yang terkait dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia
(SDM), yaitu pendidikan dan kesehatan
Capaian Kegiatan
Sampai dengan bulan Oktober 2012, telah selesai dilakukan proses pembayaran
tahap III pada 118 Kab/Kota.
Bulan September 2012 telah selesai dilakukan Pendidikan & Pelatihan Pendamping
& Operator PKH yang tersebar di 8 Balai Diklat (Padang, Jakarta, bandung, Jogjakarta,
Malang, Banjarmasin, Makasar dan Jayapura)
Skema bantuan
Komponen pendidikan dalam PKH
Komponen pendidikan dalam PKH dikembangkan dalam rangka meningkatkan angka
partisipasi pendidikan dasar (Wajib Belajar 9 tahun), khususnya bagi anak-anak RTSM, dan
untuk mengurangi angka pekerja anak. Pengalaman negara-negara lain yang sudah
mengadopsi program serupa terbukti memberi dampak positif terhadap peningkatan status
pendidikan, seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Hasil evaluasi dampak “the Nicaraguan Red de Proteccion Social (RPS)”, menunjukan bahwa
program tersebut berhasil meningkatkan angka partisipasi anak di sekolah sebesar 18% dan
secara signifikan berhasil menurunkan angka pekerja anak usia 7-13 tahun sebesar 5 poin,
yang merupakan estimasi perbedaan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (-
10,2 dan -5,2) dari hasil baseline survey dan followup-survey (Malucio J.A and Flores R,
2005).
Persyaratan yang ditetapkan untuk komponen pendidikan dalam PKH adalah mendaftarkan
peserta didik (Enrollment) dan memenuhi jumlah kehadiran (Attendance) yang ditetapkan
dalam program. Melalui persyaratan untuk mengikuti pendidikan dasar, diharapkan PKH
akan meningkatkan angka partisipasi pendidikan. Dan hal ini mendukung kebijakan
Pemerintah Indonesia tentang program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun. Dengan
persyaratan kehadiran minimal 85%, diharapkan kualitas pendidikan akan meningkat. Hal ini
tentunya harus didukung oleh ketersediaan fasilitas pendidikan yang memadai,
ketersediaan tenaga pendidik yang handal, dll.
Tersedianya fasilitas dan pelayanan pendidikan (seperti sekolah satu atap SD dan SMP,
sarana belajar, buku-buku dan tenaga pendidik) yang memadai merupakan syarat utama
yang harus dipenuhi untuk mensukseskan tujuan pelaksanaan PKH, komponen pendidikan.
Ketersediaan tenaga pendidik (guru, pamong, tutor, dll) yang kompeten bukan hanya
diperlukan dalam memberikan pengajaran saja, mereka juga dituntut harus berkontribusi
aktif dalam mensukseskan pelaksanaan PKH komponen pendidikan, yaitu melalui
keterlibatannya untuk memberikan pendidikan yang berkualitas serta melakukan verifikasi
komitmen kehadiran anak-anak peserta PKH di kelas.
Untuk menjamin pelaksanaan komponen pendidikan sejalan dengan tujuan PKH yang
hendak dicapai, diperlukan adanya suatu pedoman pelaksanaan program. Untuk maksud
inilah buku “Pedoman Operasional PKH bagi Pemberi Pelayanan Pendidikan” ini disusu
Rakornas PKH I Tahun 2013
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah keberlanjutan peserta PKH yang telah
memasuki tahap graduasi. Peserta pada tahap ini harus dihubungkan dengan program yang
di miliki oleh Kementerial/ Lembaga dan Pemerintah Daerah. Tujuan akhir program ini akan
berhasil bila ibu hamil melaksanakan kewajibannya, yaitu melakui akses kesehatan dan
anaknya masuk sekolah. Infrastruktur tersebut disediakan K/L dan Pemerindah Daerah.
“Jangan sampai peserta PKH masuk dalam poverty trap, karena tidak adanya dukungan
infrastruktur kesehatan dan pendidikan ini” kata Dirjen lebih lanjut. Dijelaskan juga bahwa
Kemensos telah menandatangai MOU dengan Kementerian Koperasi dan UKM, dalam
rangka menjembatani kebutuhan peserta graduasi dengan program kredit mikro dan
koperasi.
Pada kesempatan itu, Gubernur Kepulauan Riau, yang diwiliki oleh Plt. Sekretaris
Provinsi, Drs. Said Agil turut hadir. Dalam sambutan selamat datang, Sekretaris Provinsi
mengatakan bahwa Provinsi Kepri sangat mendukung program PKH dan telah bekerjasama
dengan kementerian lain untuk mensinergikan program PKH. “Kami mendukung program
ini, dan telah membuat MOU dengan kementerian Perumahan, agar peserta PKH diberi
prioritas mendapatkan rumah-rumah yang dibangun oleh Kemenpera” kata Said Agil. Pada
kesempatan itu, Pemerintah Propinsi Kepri juga memberikan bantuan satu unit mobil untuk
mendukung operasionalisasi program PKH di Propinsi Kepri. “Mudah-mudahan dengan
adanya mobil ini, kinerja pendamping semakin meningkat lagi” kata Said Agil saat
memberikan kunci mobil secara simbolik kepada Koordinator Regional Kepulauan Riau
disaksikan Dirjen, Direktur Jamsos dan perwakilan Walikota Batam, dihadapan seluruh
peserta Rakornas.
Rakornas ini mengambil tema: Peran Kementerian/ Lembaga dan Pemerintah Daerah
Dalam Transformasi Kepesertaan PKH, berlangsung dari tanggal 17 -19 April 2013,
bertempat di Hotel Harmoni One, Batam. Turut hadir Direktur Perlindungan dan
Kesejahteraan Bappenas, Vivi Yulaswati; perwakilan Kemenkes, Kemendiknas, Kemenag,
Litbangkesos, TNP2K, GIZ, Staf Ahli Kepresidenan dan Koordinator Wilayah PKH dari masing-
masing propinsi. (dhs)
Rapat Penyusunan FDS
Pada pengantar diskusi, Direktur Jaminan Sosial, Emmy Widayanti, yang baru
diangkat dan pada hari itu memulai tugasnya sebagai direktur, mengatakan bahwa 2013
PKH akan menjangkau 2,4 juta Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) dan tahun 20014
meningkat menjadi 3,2 juta.. Dijelaskan juga bahwa kepada peserta RSTM awal, 2007, akan
dilakukan proses resertifikasi untuk menentukan fase pendampingan kepada RTSM ,
tersebut apakah masuk pada fase graduasi atau fase transisis. Dan bagi yang fase graduasi
akan dihubungkan dengan FDS . “Keberadaan modul FDS sangat penting. Sudah lama
ditunggu, khususnya penggunaan pada peserta yang akan memasuki fase graduasi” ujar
Emmy.
Oetami Dewi, dalam penjelasan awal diskusi menyampaikan bahwa Bank Dunia
telah bersedia membantu UPPKH untuk penyusunan modul FDS dan konsep
implementasinya. “Ini adalah pertemuan lanjutan, dan kali ini difokuskan pada konten
pendidikan dan ekonomi rumah tangga” kata Oetami.