Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan ISSN : 2527-8010 (ejournal)

Vol. 9, No. 1, 81-87, Maret 2020

PENGARUH JENIS PELARUT TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN


EKSTRAK ECENG PADI (Monochoria vaginalis Burm F. C. Presel.)
The Effect of Different Solvents on The Antioxidant Activity of Rice Hyacinth Extract
(Monochoria vaginalis Burm F. C. Presl.)

Ida Ayu Gede Padmawati1), I Ketut Suter2), Ni Made Indri Hapsari Arihantana 2)
1
Mahasiswa Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud
2
Dosen Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud
Kampus Bukit Jimbaran, Badung-Bali

Abstract
This study was conducted to determine the effect of different solvents on the antioxidant activity of rice hyacinth
extract and to find out the right type of solvent used to extract rice hyacinth with the highest antioxidant activity. The
experimental design used in this study was a completely randomized design with various types of solvents as a
treatment using maceration method. The treatment consisting of four type of solvents i.e water, ethanol, methanol, and
acetone. All treatments were repeated four times to obtained 16 experimental units. The data obtained were analyzed by
variance and if the treatment had significant effect then followed by Duncan test. The results showed that the various
types of solvent treatments had a very significant effect (P<0.01) on antioxidant activity. The results showed that
ethanol solvent had the best treatment which produced an antioxidant activity based on IC50 of 0,49 mg/mL, yield of
26.17%, total phenol content of 11.12 mg GAE/g, total flavonoid content of 8.26 mg QE/g, total tannin content of 5.18
mg TAE/g.

Keywords: rice hyacinth, maceration, anioxidant activity

PENDAHULUAN dikonsumsi sebagai sayur. Penelitian


mengenai eceng padi di Indonesia yang
Eceng padi dikenal sebagai gulma pada pernah dilakukan sebelumnya sebatas
tanaman padi namun dapat dimanfaatkan habitatnya sebagai gulma pada tanaman padi.
sebagai sayuran untuk dikonsumsi. Tumbuhan Eceng padi dapat berperan sebagai agen
ini dikenal dengan nama biah-biah atau fitoremediasi terhadap limbah krom (Putri et
bebiah oleh masyarakat Bali. Desa Tajen, al., 2014). Chandran et al. (2011),
Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali melaporkan bahwa tanaman eceng padi yang
merupakan salah satu desa yang berasal dari areal persawahan di
memanfaatkan eceng padi sebagai bahan Kaduthuruthy, Kottayam, India, mengandung
pangan untuk dikonsumsi. Umumnya diolah senyawa-senyawa kimia seperti karbohidrat,
dengan cara ditumis atau direbus. protein, asam amino, alkaloid, saponin,
Wijaya (2018) melaporkan bahwa eceng senyawa fenolik, tanin, flavonoid, glikosida,
padi disebut dengan nama eceng lembut yang fitosteroid, minyak, dan lemak. Latha dan
termasuk ke dalam kelompok gulma air. Latha (2013) melaporkan bahwa dengan
Gulma air yaitu gulma yang sebagian atau menggunakan tikus wistar jantan, tanaman
seluruh hidupnya berada di air seperti eceng eceng padi dapat digunakaan untuk melawan
gondok (Eichornia crasipes) dan genjer gangguan pada hati dan kerusakan oksidatif.
(Limnocharis flava L.). Menurut Latha dan Berdasarkan penelitian tersebut, tumbuhan ini
Latha (2013), eceng padi termasuk ke dalam berpotensi sebagai sumber antioksidan alami
famili Pontederiaceae yang dikenal memiliki dan sebagai pangan fungsional.
beberapa sifat sebagai obat dan dapat

Korespondensi Penulis : 81
E-mail : padmawati256@gmail.com1)
Padmawati, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

Senyawa kimia dalam eceng padi dapat dalam proses ekstraksi digunakan pelarut
diambil dengan melakukan proses ekstraksi. semi polar hingga polar.
Metode ekstraksi dengan maserasi digunakan Belum ada penelitian mengenai
untuk mengekstrak sampel yang relatif tidak aktivitas antioksidan pada eceng padi yang
tahan panas. Maserasi dilakukan dengan dilakukan di Indonesia, oleh karena itu
merendam sampel dalam suatu pelarut dalam diperlukan adanya penelitian mengenai
jangka waktu tertentu. Hal tersebut dilakukan kandungan fitokimia pada eceng padi dengan
untuk memberikan kesempatan bagi pelarut menggunakan jenis pelarut yang berbeda
untuk mengekstrak senyawa bioaktif dalam untuk meghasilkan ekstrak eceng padi dengan
bahan. Waktu maserasi yang terlalu singkat aktivitas antioksidan tertinggi.
menyebabkan senyawa yang diekstrak tidak
maksimal dan apabila terlalu lama maka METODE PENELITIAN
senyawa yang diekstrak akan rusak (Utami, Tempat dan Waktu
2009). Kelebihan metode ini diantaranya Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium
adalah tidak memerlukan peralatan yang Pengolahan Pangan, Laboratorium Analisis
rumit, relatif murah, dapat menghindari Pangan, dan Laboratorium Biokimia dan
penguapan komponen senyawa karena tidak Nutrisi, Fakultas Teknologi Pertanian
menggunakan panas, sedangkan Universitas Udayana. Penelitian ini dilakukan
kelemahannya adalah memerlukan waktu pada bulan Februari – April 2019.
yang lama dan pelarut yang banyak sehingga
tidak efisien (Meloan, 1999). Bahan dan Alat
Ekstraksi antioksidan dari eceng padi Bahan yang digunakan dalam penelitian
dilakukan dalam jenis pelarut yang berbeda. ini adalah tumbuhan eceng padi yang
Hal tersebut dilakukan berdasarkan diperoleh dari areal persawahan di Desa
pertimbangan bahwa persentase ekstraksi Wanasari, Kecamatan Tabanan, Kabupaten
dipengaruhi oleh jenis pelarut dengan Tabanan, Bali dan bahan-bahan kimia seperti
berbagai kepolaran dan komposisi kimia serta 2,2-diphenyl-1-picryl-hydrazyl (DPPH),
sifat fisik dari sampel. Pelarut yang sering reagen Folin-Ciocalteu, etanol, akuades,
digunakan untuk ekstraksi adalah air, aseton, metanol, aseton, standar asam tanat, reagen
etanol, dan metanol (Xu dan Chang, 2007). Follin Denis, standar asam galat, Na 2CO3,
Menurut Novita et al. (2016), pelarut air AlCl3, dan standar kuersetin.
menghasilkan nilai total fenol yang lebih Alat-alat yang dipergunakan dalam
tinggi dibandingkan dengan pelarut metanol penelitian ini adalah oven, blender (Minyako),
pada ekstraksi beberapa jenis bayam dan ayakan 60 mesh, spektrofotometer (Genesys
sayuran lainnya. Pelarut etanol mampu 10S UV-Vis), rotary evaporator vakum (IKA
menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi RV 10 basic), timbangan analitik (Shimadzu
pada ekstrak daun alpukat (Kemit, et al., ATY224), kertas Whatman No. 1, vortex,
2016). Widyawati et al., 2014 melaporkan pipet volume, pipet mikro, dan alat-alat gelas.
bahwa ekstrak metanol daun beluntas mampu Rancangan Percobaan
menghasilkan total fenol dan flavonoid Rancangan yang digunakan pada penelitian
tertinggi dibandingkan dengan menggunakan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
pelarut air dan etanol. Pemilihan pelarut yang terdiri dari 4 perlakuan jenis pelarut dan
disesuaikan dengan kepolaran senyawa yang 4 kali ulangan sehingga diperoleh 16 unit
akan diekstrak yaitu fenol, flavonoid, dan percobaan. Perlakuan ekstraksi eceng padi
tanin. Senyawa bioaktif tersebut cenderung dengan perbedaan pelarut yaitu: P1 (Air), P2
bersifat polar hingga semi polar sehingga (Etanol 70%), P3 (Metanol 70%), P4 (Aseton

82
Vol. 9, No. 1, Maret 2020 Pengaruh Jenis Pelarut terhadap…

70%). Data yang diperoleh dianalisis dengan pengujian sesuai dengan parameter yang
sidik ragam, apabila perlakuan berpengaruh, diamati.
maka dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel Variabel yang Diamati
dan Torrie, 1993). Variabel yang diamati dalam penelitia
ini meliputi rendemen yang dihitung
Pelaksanaan Penelitian berdasarkan berat ekstrak terhadap bubuk
Persiapan Bahan Baku (AOAC, 2005), kadar total fenol
Bahan baku berupa eceng padi menggunakan metode spektrofotometri
diperoleh dari areal persawahan yang berada (Sakanaka et al., 2003), kadar total flavonoid
di Desa Wanasari, Kecamatan Tabanan, menggunakan metode spektrofotometri
Kabupaten Tabanan, disortasi, dihilangkan (Rohman et al., 2006), kadar total tanin
akarnya dan dicuci hingga bersih menggunakan metode spektrofotometri
menggunakan air. Eceng padi kemudian (Suhardi, 1997), aktivitas antioksidan (IC50)
dikeringanginkan selama 5 menit pada suhu menggunakan metode DPPH (Blois, 1958).
28ºC dan dirajang (±0,5 cm) lalu dikeringkan
dengan menggunakan oven pada suhu 50°C HASIL DAN PEMBAHASAN
selama 9 jam. Eceng padi kering diblender
hingga halus dan diayak dengan Hasil analisis rendemen, kadar total
menggunakan ayakan 60 mesh sehingga fenol, kadar total flavonoid, kadar total tanin,
diperoleh bubuk. Prosedur perlakuan dan aktivitas antioksidan berdasarkan IC50
pendahuluan berdasarkan Noer et al. (2018) dari ekstrak eceng padi dapat dilihat pada
dengan modifikasi. Bubuk yang diperoleh Tabel 1.
selanjutnya dilakukan proses ekstraksi secara
maserasi. Rendemen Ekstrak Eceng Padi
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa
Ekstraksi Bubuk Eceng Padi jenis pelarut berpengaruh sangat nyata (P <
Ekstraksi dilakukan dengan metode 0,01) terhadap rendemen ekstrak eceng padi.
maserasi menggunakan pelarut yang berbeda Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa
yaitu air, metanol, enatol, dan aseton. Proses rendemen terendah terdapat pada perlakuan
maserasi berdasarkan Purwati et al. (2017) P3 yaitu 24,98% dan berbeda tidak nyata
dengan modifikasi yang dimulai dengan dengan P2 yaitu 26,17%. Rendemen tertinggi
mencampurkan bubuk eceng padi sebanyak terdapat pada perlakuan P4 yaitu 44,10 %.
15 gram dengan pelarut menggunakan Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat
perbandingan bahan dengan pelarut sebesar kepolaran senyawa yang terkandung pada
1:20 (b/v). Setelah dicampurkan dengan ekstrak eceng padi mendekati kepolaran
pelarut, kemudian diaduk dengan alat aseton yang memiliki konstanta dielektrik
pengaduk hingga homogen. Selanjutnya sebesar 20,70.
dilakukan maserasi dengan perendaman Rifai et al. (2018) yang meneliti tentang
selama 24 jam dan disaring dengan kertas pengaruh jenis pelarut terhadap aktivitas
Whatman No.1 hingga mendapatkan filtrat. antioksidan biji alpukat melaporkan bahwa
Residu pelarut pada filtrat yang diperoleh esktrak aseton biji alpukat menghasilkan
diuapkan dengan rotary evaporator, sehingga rendemen tertinggi dibandingkan dengan
diperoleh ekstrak kasar dari eceng padi. ekstrak etanol dan ekstrak metanol.
Ekstrak tersebut kemudian dilakukan

83
Padmawati, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

Tabel 1. Nilai rata-rata rendemen, kadar total fenol, kadar total flavonoid, kadar total tanin, dan
aktivitas antioksidan (IC50) dari ekstrak eceng padi.
Total
Total Fenol Total Tanin
Jenis Pelarut Rendemen (%) Flavonoid IC 50 (mg/ml)
(mg GAE/g) (mg TAE/g)
(mg QE/g)

P1 (Air) 29,09±0,72b 2,28±0,18d 2,68±0,15d 2,16±0,27b 1,57±0,16a


P2 (Etanol) 26,17±1,33c 11,12±0,35a 8,26±0,75a 5,18±0,52a 0,49±0,14d
P3(Metanol) 24,98±1,88c 9,61±0,16b 6,91±0,50b 4,83±0,38a 0,96±0,57c
P4 (Aseton) 44,10±0,72a 7,96±0,14c 4,34±0,37c 2,57±0,10b 1,19±0,51b
Keterangan: Huruf yang sama dibelakang nilai rata-rata pada kolom yang sama menunjukkan
berbeda tidak nyata (P<0,05).

Hal serupa juga dilaporkan oleh komponen fenolik dari tanaman secara umum
Lumingkewas et al. (2014) bahwa ekstrak bersifat polar.
aseton daun cengkeh menghasilkan rendemen Kadar total fenol ekstrak air lebih
tertinggi dibandingkan menggunakan pelarut rendah dibandingkan dengan total fenol
metanol dan etanol. ekstrak yang lain. Pelarut air merupakan
senyawa yang paling polar dibandingkan
Kadar Total Fenol Estrak Eceng Padi pelarut lainnya, sehingga komponen yang
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa bersifat polar seperti karbohidrat ikut
jenis pelarut berpengaruh sangat nyata (P < terekstrak dan menyebabkan total fenol per
0,01) terhadap kadar total fenol ekstrak eceng berat sampel menjadi rendah (Septian dan
padi. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa Asnani, 2012).
kadar total fenol terendah terdapat pada
perlakuan P1 yaitu 2,28 mg GAE/g. Kadar Kadar Total Flavonoid Esktrak Eceng Padi
total fenol tertinggi terdapat pada perlakuan
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa
P2 yaitu 11,12 mg GAE/g. jenis pelarut berpengaruh sangat nyata (P <
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 0,01) terhadap kadar total flavonoid ekstrak
etanol efektif digunakan untuk mengekstrak eceng padi. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat
eceng padi sehingga menghasilkan kadar total
bahwa kadar total flavonoid terendah terdapat
fenol yang tertinggi. Hal serupa juga pada perlakuan P1 yaitu 2,68 mg QE/g. Kadar
dilaporkan oleh Chandran et al. (2011) bahwa total flavonoid tertinggi terdapat pada
pelarut etanol menghasilkan kadar total fenol perlakuan P2 yaitu 8,26 mg QE/g. Hal ini
tertinggi pada ekstrak eceng padi dengan menunjukkan bahwa pelarut etanol efektif
metode sokletasi serta fraksinasi. Hal tersebut digunakan untuk mengekstrak eceng padi.
menunjukkan bahwa kepolaran senyawa Tingkat kepolaran pelarut etanol
fenolik ekstrak eceng padi sesuai dengan menunjukkan kecocokan dengan senyawa
etanol yang memiliki konstana dielektrik flavonoid pada eceng padi sehingga dapat
sebesar 24,30. Penggunaan etanol sebagai menghasilkan ekstrak dengan kadar flavonoid
pelarut membuat senyawa seperti fenolik tertinggi. Etanol memiliki konstanta dielektrik
dalam tanaman terekstraksi, karena senyawa sebesar 24,30 yang menunjukkan bahwa
polar akan melarutkan senyawa yang sifatnya etanol merupakan pelarut polar. Hal ini sesuai
juga polar (Najoan et al., 2016). Menurut dengan penelitian Chandran et al. (2011)
penelitian yang dilakukan oleh Larson (1988)

84
Vol. 9, No. 1, Maret 2020 Pengaruh Jenis Pelarut terhadap…

bahwa pelarut etanol menghasilkan kadar pelarut etanol menghasilkan kadar total tanin
total flavonoid lebih tinggi dibandingkan tertinggi pada ekstrak eceng padi. Ekstrak
dengan pelarut air, metanol, dan aseton pada tanin tidak dapat murni 100% karena selain
ekstrak daun eceng padi. Harbone (1987) terdiri dari tanin, terdapat pula zat non tanin
menyatakan bahwa golongan senyawa seperti glukosa dan hidrokoloid yang
flavonoid dapat diekstrak dengan memiliki berat molekul tinggi (Pizzi, 1983).
menggunakan pelarut etanol dengan
konsentrasi 70%. Aktivitas Antioksidan (IC50) Ekstrak
Eceng Padi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Hasil sidik ragam menunjukan bahwa
total flavonoid berbanding lurus dengan total jenis pelarut berpengaruh sangat nyata (P <
fenol pada ekstrak eceng padi. Menurut 0,01) terhadap aktivitas antioksidan
Larson (1988), komponen fenolik seperti berdasarkan nilai IC50 ekstrak eceng padi.
flavonoid yang dikenal sebagai antioksidan Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa nilai
primer dari tanaman bersifat polar. Kadar IC50 tertinggi dihasilkan pada perlakuan P1
flavonoid lebih rendah dibandingkan dengan sebesar 1,57 mg/mL. Hal ini menunjukkan
kadar fenolik karena flavonoid merupakan bahwa perlakuan dengan menggunakan pearut
bagian dari fenolik (Rambi et al., 2016). Hal air menghasilkan aktivitas antioksidan
serupa juga dilaporkan oleh Chandran et al. terendah dibandingkan dengan pelarut etanol,
(2011) bahwa pelarut etanol menghasilkan metanol, dan aseton, sedangkan nilai IC50
kadar total flavonoid tertinggi pada ekstrak terendah dihasilkan pada perlakuan P2
eceng padi. Rendahnya kadar flavonoid pada sebesar 0,49 mg/mL yang menunjukkan
ekstrak dengan pelarut air diduga akibat bahwa dengan menggunakan pelarut etanol
banyaknya kandungan senyawa nonfenol menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi
seperti karbohidrat dan terpene dalam esktrak dibandingkan dengan pelarut air, metanol, dan
air (Do et al., 2014). aseton. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelarut etanol mampu menghasilkan total
Kadar Total Tanin Ekstrak Eceng Padi fenolik, flavonoid, dan tanin yang paling
Hasil sidik ragam menunjukan bahwa tinggi sehingga hal tersebut juga berpengaruh
jenis pelarut berpengaruh sangat nyata (P < terhadap aktivitas antioksidan dari ekstrak
0,01) terhadap kadar total tanin ekstrak eceng eceng padi. Ekstraksi eceng padi dengan
padi. Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat bahwa menggunakan pelarut etanol dapat
kadar total tanin terendah terdapat pada menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi
perlakuan P1 yaitu 2,16 mg TAE/g. Kadar pada ekstrak eceng padi dibandingkan dengan
total tanin tertinggi terdapat pada perlakuan menggunakan pelarut metanol, aseton, dan
P2 yaitu 5,18 mg QE/g dan berbeda tidak air. Aktivitas antioksidan dipengaruhi oleh
nyata dengan perlakuan P3 yaitu 4,83 mg meningkatnya fenol dan flavonoid pada bahan
QE/g. Hal ini menunjukkan bahwa etanol sehingga semakin tinggi total fenol dan
efektif digunakan untuk mengekstrak tanin flavonoid maka semakin tinggi juga aktivitas
pada eceng padi. antioksidannya.
Menurut Pandey dan Shalini (2014) Shahidi dan Naczk (1995)
etanol dapat melarutkan tanin. Tingkat mengemukakan bahwa senyawa yang
kepolaran etanol sesuai dengan senyawa tanin tergolong antioksidan alami dari golongan
pada eceng padi sehingga etanol dapat senyawa fenolik seperti senyawa fenolik
menghasilkan kadar total tanin yang paling sederhana, flavonoid, dan tanin.
tinggi dibandingkan dengan pelarut lainnya.
Chandran et al. (2011) melaporkan bahwa

85
Padmawati, dkk. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan

KESIMPULAN DAN SARAN Do, Q. D., A. E. Angkawijaya, P. L. Tran-


Nguyen, L. H. Huynh, F. E. Soetaredjo,
Kesimpulan dan S. Ismadji. 2014. Effect of
Berdasarkan hasil dan pembahasan extraction solvent on total phenol
penelitian maka dapat disimpulkan sebagai content, total flavonoid content, and
berikut. antioxidant activity of Limnophila
1. Jenis pelarut berpengaruh sangat nyata aromatica. Journal of Food and Drug
terhadap aktivitas antioksidan, kadar Analysis 22(2014) : 296 – 302.
total fenol, kadar total flavonoid, dan Harborne, J. B. 1996. Metode Fitokimia: Cara
kadar total tanin dari ekstrak eceng Menganalisis Tanaman. Edisi Ke 2.
padi. Terjemahan Kosasi Padmawinata.
2. Pelarut terbaik yang dapat digunakan Institut Teknologi Bandung, Bandung.
untuk mengekstrak eceng padi adalah Kemit, N., I. W. R. Widarta, K. A. Nocianitri.
pelarut etanol yang memiliki aktivitas 2016. Pengaruh jenis pelarut terhadap
antioksidan berdasarkan IC50 sebesar kandungan senywa flavonoid dan
0,49 mg/mL, rendemen sebesar 26,17%, aktivitas antioksidan ekstrak daun
kadar total fenol sebesar 11,12 mg alpukat (Persea americana Mill). Jurnal
GAE/g, kadar total flavonoid sebesar ITEPA. 5(2): 130 – 141.
8,26 mg QE/g, kadar total tanin sebesar Larson, R. K. 1988. On the Double Object
5,18 mg TAE/g. Construction. Linguistic Inquiry 19 :
Saran 335-391.
Latha, B. dan M. S. Latha. 2013. Antioxidant
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut and curative effect of Monochoria
mengenai rasio bahan dan pelarut dengan vaginalis methanolic extract against
menggunakan etanol sehingga diperoleh rasio carbon tetrachloride induced acute liver
yang tepat untuk menghasilkan esktrak eceng injury in rats. Der Pharma Chemica.
padi dengan aktivitas anioksidan tertinggi. 5(1) : 306 – 312.
Meloan, C. E. 1999. Chemical
DAFTAR PUSTAKA Separation.New york : J. Willey.
Najoan, J. J., J. R. R. Max, dan S. W. Defny.
AOAC. 2005. Official Methods of Analysis 2016. Uji fitokimia dan aktivitas
of The Association of Official antioksidan ekstrak etanol daun tiga
Analytical Chemical. Benjamin (Allophylus cobbe L.). Pharmacon
Franklin Station, Washington. Jurnal Ilmiah Farmasi-Unsrat. 5(1) : 266
Blois, M.S.1958. Antioxidants determination – 274.
by the use of a stable free radical. Noer, S., D. P. Rosa, dan G. Efri. 2018.
Journal Nature 181(4617) : 1199 – Penetapan kadar senyawa fitokimia
1200. (tanin, saponin dan flavonoid sebagai
Chandran, R., P. Thangaraj, S. Shanmugam, kuersetin) pada ekstrak daun inggu
S. Thankarajan, dan A. C. (Ruta angustifolia L.). Eksakta: Jurnal
Karuppusamy. 2011. Antioksidant and Ilmu-ilmu MIPA. 18(1) : 19 – 29.
anti-inflammatory potential of Novita, M., M. I. Sulaiman, dan S. Yura.
Monochoria Vaginalis (Burm. F.) C. 2016. Pengaruh jenis pelarut terhadap
Presl. : a wild edible plant. Journal of ativitas antioksidan dan kandungan
Food Biochemistry. fenol beberapa jenis bayam dan sayuran

86
Vol. 9, No. 1, Maret 2020 Pengaruh Jenis Pelarut terhadap…

lain. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pertanian poperties of ekstract of japanese


Unsyiah. 1(1) : 935 – 940. persimo leaf tea (kakinocha-cha). Food
Pandey, A. dan T. Shalini. 2014. Concept of chemistry 89 : 569 – 575.
standarization, extraction and pree Septian, A.T., dan A. Asnani. 2012. Kajian
phytochemical screening strategies for sifat fisikokimia ekstrak rumput laut
herbal drug. Journal of Pharmacognosy coklat Sargassum duplicatum
and Phytochemistry. 2(5) : 115 – 119. menggunakan berbagai pelarut dan
Pizzi, A. 1983. Tannin-Based Wood metode ekstraksi. Agrointek. 6(1) : 22 –
Adhesives. In A. Pizzi. Ed. Wood 28.
Adhesives Chemistry and Technology. Shahidi, F dan M. Naczk. 1995. Food
Marcel Dehler, Inc. New York. 178 – Phenolics. Technomic pub.Co. Inc.,
243. Lanceser-Basel.
Purwati, S., V. T. L. Sonja, dan Samsurianto. Steel, R. G. D. dan J. H. Torrie. 1993. Prinsip
2017. Skrining fitokimia daun saliara dan prosedur statistika Suatu
(Lantana camara L.) sebagai pestisida Pendekatan Biometrik. Penerjemah B.
nabati penekan hama dan insidensi Sumantri. PT. Gramedia Pustaka,
penyakit pada tanaman holtikultura di Jakarta.
Kalimantan Timur. Prosiding Seminar Suhardi. 1997. Analisis senyawa plifenol
Nasional Kimia Unmul. 153 – 158. produk buah-buahan dan sayuran. Vol
Putri, Y. D., A. H. Holis., M. Ida., dan D. A. 3. Lab. Kimia-Biokimia Pengolahan
Anisa. 2014. Pemanfaatan tanaman Fakultas Teknologi Pertanian.
eceng-ecengan (Ponteridaceae) sebagai Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
agen fioremediasi dalam pengolahan Utami. 2009. Potensi daun alpukat (Presea
lombah krom. Indonesian Journal of americana Mill) sebagai sumber
Pharmaceutical Science and antioksidan alami. Jurnal Teknik Kimia
Technology. 1(1) : 20 – 25. UPN Jawa Timur. 2(1) : 58 – 64.
Rambi, G. A. D., V. S. Kamu, dan M. R. J. Widyawati, P.S., T. D. W. Budianta, F. A.
Runtuwene. 2016. Uji fitokimia dan Kusuma, dan E.L. Wijaya. 2014.
antioksidan dari daun yantan (Blumea Difference of solvent polarity to
chinensis DC). Jurnal Mipa Unsrat phytochemical content and antioxidant
Online. 5(01) : 32 – 35. activity of Pluchea indica Less leaves
Rifai, G., I. W. R. Widarta, dan K. A extracts. International Journal of
Nocianitri. 2018. Pengaruh jenis pelarut Pharmacognosy and Phytochemical
dan rasio bahan dengan pelarut terhadap Research. 6(4) : 850 – 855.
kandungan senyawa fenolik dan Wijaya, I. K. A. 2018. Kajian Tentang
aktivitas antioksidan ekstrak biji alpukat Pemanfaatan Gulma Padi Sawah.
(Persea americana Mill.). Jurnal Program Studi Agroekoteknologi.
ITEPA. 7(2) : 22 – 32. Fakultas Pertanian, Universitas
Romadanu., H. R. Siti, dan D. L. Shanti. Udayana, Denpasar-Bali.
2014. Pengujian aktivitas antioksidan Xu, B. J. dan S. K. C. Chang, 2007, A
ekstrak bunga lotus (Nelumbo nucifera). comparative study on phenolic and
Fishtech. 3(1):1 – 7. antioxidant activity of legumes as
Sakanaka, S., Y. Tachibana, Okada, dan Yuki. affected by extraction solvents. Journal
2003. Perparation and antioxidant of Food Science. 72(2) : 159 – 166.

87

Anda mungkin juga menyukai