01 Disiplin Pegawai
01 Disiplin Pegawai
Bismillahirrahmanirrahiim
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) ‘Aisyiyah Yogyakarta, setelah:
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Dalam Peraturan Ketua ini, yang dimaksud dengan:
1. STIKES adalah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Yogyakarta;
2. Senat adalah Senat STIKES;
3. Badan Pembina Harian (BPH) adalah Badan Pembina Harian STIKES;
4. Ketua adalah Ketua STIKES;
5. Wakil Ketua 2 (WK 2) adalah Wakil Ketua Bidang Pengelolaan Sumberdaya pada
STIKES;
6. Kepala Biro Pengembangan Sumberdaya adalah kepala biro di bawah koordinasi WK 2
untuk pengembangan sumberdaya manusia (SDM) pada STIKES;
7. Unit kerja adalah satuan kerja di lingkungan STIKES yang memiliki tugas operasional
tertentu;
8. Badan Penjaminan Mutu dan Pengambangan (BPMP) adalah lembaga yang
bertanggungjawab atas pengendalian kualitas/mutu dan pengembangan institusi pada
STIKES;
9. Pejabat yang berwenang adalah pejabat yang karena jabatannya mempunyai kewenangan
mengangkat dan atau memberhentikan pegawai berdasarkan peraturan yang berlaku di
STIKES;
10. Atasan yang berwenang adalah pejabat yang karena kedudukannya atau jabatannya
membawahi seorang atau lebih pegawai;
11. Pegawai adalah pegawai STIKES yang setelah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam peraturan-peraturan yang berlaku di STIKES, diangkat oleh pejabat yang
berwenang dan diberi gaji menurut peraturan yang berlaku di STIKES;
12. Pegawai Tetap adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya diangkat
oleh BPH atas usul Ketua;
13. Pegawai Kontrak adalah seseorang yang berdasarkan pendidikan dan keahliannya
diangkat atau ditetapkan oleh Ketua yang dipekerjakan dalam kurun waktu tertentu di
STIKES berdasarkan perjanjian kerja;
14. Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tujuan utama
mentransformasikan mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
15. Asisten Dosen adalah tenaga pengajar yang melaksanakan Tri Dharma Pendidikan Tinggi
di bawah pembinaan dosen yang berwenang;
16. Pegawai Non Edukatif adalah seseorang pegawai yang diangkat dan atau ditetapkan oleh
BPH atau Ketua yang diperkerjakan di STIKES sebagai tenaga pendukung proses
Pembelajaran;
17. Pejabat Struktural adalah pegawai STIKES yang menduduki jabatan yang secara tugas
ada dalam struktur organisasi STIKES;
18. Peraturan disiplin pegawai STIKES adalah kewajiban, larangan, pelanggaran disiplin dan
sanksi kepada pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin atau tidak mentaati
kewajiban dan peraturan yang berlaku;
19. Disiplin Pegawai STIKES adalah ketaatan dan kepatuhan pegawai terhadap peraturan
yang berlaku di STIKES;
20. Sanksi adalah hukuman terhadap pelanggaran disiplin;
21. Pejabat yang berwenang memberi sanksi adalah pejabat yang diberi tugas untuk
menjatuhkan sanksi;
BAB II
PERATURAN DISIPLIN PEGAWAI
Pasal 2
Peraturan Disiplin Pegawai memuat tentang:
a. Kewajiban Pegawai
b. Larangan Pegawai
c. Pelanggaran Disiplin Pegawai
d. Sanksi pelanggaran Disiplin
e. Pejabat yang berwenang memberi sanksi
Pasal 3
Kewajiban Pegawai STIKES adalah:
1. Taat sepenuhnya kepada Allah SWT dan melaksanakan ajaran Islam sesuai dengan
tuntunan Al Qur’an dan Sunnah Maqbullah sebagaimana pandangan Muhammadiyah;
2. Mentaati semua peraturan yang berlaku di STIKES;
3. Melaksanakan tugas dan pelayanan secara profesional dengan penuh pengabdian,
kesadaran, keikhlasan, dan tanggungjawab;
4. Setia, patuh, dan loyal kepada Persyarikatan Muhammadiyah/’Aisyiyah dan STIKES;
5. Menjaga dan menyimpan rahasia jabatan sesuai fungsi dan tugasnya;
6. Menggunakan dan memelihara serta menjaga prasarana, sarana dan fasilitas milik
STIKES dengan sebaik-baiknya;
7. Bersikap dan berlaku sopan terhadap masyarakat dan warga STIKES;
8. Menciptakan dan memelihara suasana kerja yang baik;
9. Mentaati kode etik pegawai STIKES;
10. Menjadi teladan dalam ucapan, sikap dan tingkah laku.
Pasal 4
Kewajiban Dosen dalam menjalankan tugas keprofesiannya adalah:
1. Melaksanakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
2. Merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran serta menilai dan mengevaluasi hasil
Pembelajaran;
3. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara
berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
Pasal 5
Setiap Pegawai STIKES dilarang:
(1) Melakukan hal-hal yang dapat merendahkan kehormatan dan martabat dirinya serta sivitas
akademika STIKES;
(2) Menyalahgunakan wewenangnya sebagai pegawai STIKES;
(3) Memiliki, memindahtangankan, membalik nama, menduplikasi, memalsukan,
membocorkan, menjual, menggadaikan, menyewakan dan atau meminjamkan barang-
barang dokumen atau surat-surat berharga milik STIKES secara tidak sah;
(4) Menerima atau memberikan gratifikasi;
(5) Melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun untuk kepentingan pribadi,
kelompok atau pihak lain;
(6) Melakukan kegiatan politik praktis di lingkungan kampus STIKES;
(7) Mendirikan/menjadi anggota aliran keagamaan sesat/tidak sesuai dengan ajaran agama
Islam menurut faham Muhammadiyah;
(8) Menjadi pengurus partai politik dan organisasi yang amal usahanya sama sebagian atau
seluruhnya dengan Persyarikatan.
Pasal 6
(1) Setiap ucapan, tulisan atau perbuatan pegawai yang melanggar ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3, 4 dan 5 Peraturan Disiplin Pegawai ini dinyatakan
sebagai pelanggaran disiplin;
(2) Setiap pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin dikenakan sanksi/hukuman
pelanggaran disiplin.
BAB III
PEMBERIAN SANKSI PELANGGARAN DISIPLIN
Pasal 7
(1) Tujuan pemberian sanksi disiplin adalah untuk menyadarkan, memperbaiki dan mendidik
pegawai yang melakukan pelanggaran disiplin;
(2) Dalam memberikan sanksi pelanggaran disiplin, pejabat yang berwenang memberikan
sanksi wajib lebih dahulu mempelajari dan meneliti serta memperhatikan faktor yang
mendorong atau menyebabkan melakukan pelanggaran disiplin.
Pasal 8
(1) Dalam memberikan sanksi pelanggaran disiplin harus mempertimbangkan dengan
seksama sanksi yang sesuai dengan pelanggaran disiplin yang dilakukan dan
memperhatikan rasa keadilan.
(2) Pegawai yang pernah diberi sanksi pelanggaran disiplin dan kemudian mengulangi
pelanggaran disiplin yang sama, dijatuhi sanksi yang lebih berat.
Pasal 10
Pejabat yang berwenang memberikan sanksi/hukuman pelanggaran disiplin pegawai yang
melakukan pelanggaran disiplin adalah:
1. Kepala/Koordinator Unit Kerja/Atasan Langsung untuk memberikan sanksi ringan.
2. Ketua untuk memberikan sanksi sedang.
3. BPH untuk memberikan sanksi berat.
Pasal 11
Tata Cara Pemberian Sanksi Pelanggaran Disiplin sebagai berikut.
1. Jenis sanksi ringan:
a. Teguran lisan:
1) Jenis hukuman pelanggaran disiplin yang berupa teguran lisan, diberikan pejabat
yang berwenang memberikan sanksi kepada pegawai yang melakukan pelanggaran
disiplin dengan cara memanggil yang bersangkutan di dalam suatu ruangan dan
dibuat Berita Acara Teguran Lisan.
2) Apabila seorang pejabat yang berwenang memberikan sanksi menegur bawahannya,
tidak dinyatakan dalam berita acara, maka teguran yang demikian bukan sanksi
disiplin.
b. Teguran tertulis
Sanksi pelanggaran disiplin teguran tertulis dari pejabat yang berwenang memberikan
sanksi dinyatakan dalam bentuk surat teguran, di dalamnya disebutkan pelanggaran
disiplin yang dilakukan oleh pegawai yang bersangkutan.
Pasal 12
(1) Tata cara pelaksanaan pemberian sanksi pelanggaran disiplin terdiri dari: penelitian,
pemanggilan, pemeriksaan dan penetapan sanksi.
(2) Penelitian
a. Sebelum memberikan sanksi pelanggaran disiplin, Pejabat yang berwenang lebih
dahulu melakukan penelitian.
b. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah pegawai yang bersangkutan benar-
benar melakukan pelanggaran disiplin.
c. Penelitian dilakukan dengan cermat dan obyektif.
d. Apabila diperlukan, penelitian dapat dilengkapi dengan keterangan saksi dan/atau
pelapor di bawah sumpah.
(3) Pemanggilan
a. Pegawai yang disangka melakukan pelanggaran disiplin dipanggil untuk diperiksa oleh
pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi atau pejabat lain yang ditunjuk olehnya.
b. Pemanggilan dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis.
c. Apabila pegawai yang disangka melakukan pelanggaran disiplin, tidak memenuhi
panggilan pertama, maka dibuat panggilan kedua secara tertulis.
d. Apabila pegawai yang disangka melakukan pelanggaran disiplin, tidak memenuhi
panggilan kedua, maka dibuat panggilan ketiga secara tertulis.
e. Apabila pegawai yang disangka melakukan pelanggaran disiplin, tidak memenuhi
panggilan ketiga, maka pegawai tersebut dinyatakan telah melakukan pelanggaran
disiplin.
Pasal 13
(1) Semua sanksi pelanggaran disiplin, wajib diberitahukan secara tertulis kepada atasan
langsung Pejabat yang berwenang memberikan sanksi dan ditembuskan kepada Kepala
Biro Pengembangan Sumberdaya.
(2) Setiap jenis sanksi pelanggaran disiplin yang diberikan kepada seorang pegawai, dicatat
dalam kartu sanksi pelanggaran disiplin pegawai yang bersangkutan.
(3) Kartu sanksi pelanggaran disiplin pegawai disimpan dengan baik oleh Biro
Pengembangan Sumberdaya dan sifatnya rahasia.
Pasal 14
Perlindungan Pelapor dan/atau Saksi:
1. Pelapor dan/atau saksi dijamin kerahasiaan identitasnya
2. Pelapor dan/atau saksi wajib diberitahukan hak dan kewajibannya
3. Pelapor dan/atau saksi berhak:
a. memperoleh keamanan dan bebas dari ancaman yang berkenaan dengan kesaksiaan yang
akan, sedang, atau telah diberikannya
b. memberikan keterangan tanpa tekanan
c. bebas dari pertanyaan yang menjerat
d. boleh memilih dipertemukan atau tidak dengan terduga apabila memerlukan konfrontasi
4. Pelapor dan/atau saksi wajib:
a. disumpah
BAB IV
KETENTUAN LAIN
Pasal 15
(1) Sanksi pelanggaran disiplin yang diberikan kepada seorang pegawai tidak mengurangi
kemungkinan adanya tuntutan pidana terhadap pegawai yang bersangkutan dari
pihak lain menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Pegawai yang sedang menjalani sanksi pelanggaran disiplin sedang, tidak dapat
dinaikkan gaji berkala atau pangkatnya.
(3) Surat panggilan, berita acara pemeriksaan, laporan tentang pemberitahuan, surat
keputusan dan bahan-bahan lain yang menyangkut pemberian sanksi pelanggaran
disiplin adalah bersifat rahasia.
Pasal 16
(1) Pegawai yang meninggal dunia pada waktu ia sedang menjalani sanksi pelanggaran
disiplin, dianggap telah selesai menjalani sanksi tersebut.
(2) Pegawai yang mencapai batas umurnya sebagai pegawai pada waktu ia sedang
menjalani sanksi dianggap telah selesai menjalani sanksi tersebut.
(3) Pegawai yang telah selesai menjalani sanksi, kewajibannya menjalani sanksi
dinyatakan hapus.
BAB V
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
(1) Keputusan Ketua No. 03 Tahun 2004 dinyatakan dicabut dan tidak berlaku lagi.
(2) Hal-hal yang merupakan pelaksanaan lebih lanjut dari Peraturan Ketua ini ditetapkan
dengan Surat Keputusan Ketua;
(3) Semua peraturan yang bertentangan dengan peraturan ini dinyatakan tidak berlaku;
(4) Peraturan STIKES ini dinyatakan berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Yogyakarta
Pada tanggal 1 Mei 2013
Ketua