Anda di halaman 1dari 12

KEBUTUHAN KHUSUS PADA PERMASALAHAN FISIK

DALAM MASALAH DISABILITAS

DISUSUN OLEH :

1. SITI HAJARNI
2. SYAHRANI
3. NURFITRIANINGSIH
4. MISRA YANTI
5. NONI OKSIYANTI FITRAH
6. ANNA DJAYANI LEGA
7. NOPITA SARI
8. MIRDAN
9. SUHARTINA

INSTITUSI KESEHATAN DAN BISNIS


KURNIA JAYA PERSADA
FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN
PALOPO 2024
KATA PENGANTAR

Dalam era yang semakin mengutamakan inklusivitas dan


keberagaman, pembahasan mengenai kebutuhan khusus pada
permasalahan fisik pada individu dengan disabilitas menjadi sangat
relevan. Disabilitas fisik mencakup berbagai kondisi yang memerlukan
perhatian khusus untuk memastikan bahwa setiap individu, tanpa
memandang kondisi fisiknya, dapat mengakses, berpartisipasi, dan
berkontribusi secara optimal dalam masyarakat.
Makalah ini akan menjelajahi berbagai aspek terkait disabilitas fisik,
mulai dari jenis-jenisnya, definisi, hingga permasalahan yang dihadapi
oleh individu dengan kondisi tersebut. Tantangan mobilitas, dampak
psikososial, serta strategi mengatasi disabilitas fisik akan menjadi fokus
dalam paparan ini.
Lebih dari sekadar menguraikan permasalahan, makalah ini juga
bertujuan untuk menyajikan solusi konstruktif dan inovatif dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang mungkin dihadapi oleh individu
dengan disabilitas fisik. Pendidikan inklusif, perbaikan aksesibilitas fisik,
serta dukungan psikososial menjadi beberapa hal yang akan dibahas
sebagai langkah-langkah menuju masyarakat yang lebih inklusif dan
mendukung.
Semoga makalah ini dapat memberikan pemahaman lebih mendalam,
membangkitkan kesadaran, dan menginspirasi upaya bersama untuk
menciptakan lingkungan yang mendukung setiap individu dalam mencapai
potensi penuhnya, tanpa terkecuali. Terima kasih telah membaca dan
berkontribusi dalam perjalanan menuju masyarakat yang lebih inklusif dan
adil.

Page | 1
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................1
DAFTAR ISI .........................................................................................2
PEMBAHASAN
A. Jenis Disabilitas ...................................................................... 3
1. Aksebilitas Fisik ................................................................... 3
2. Aksebilitas Non Fisik ........................................................... 4
B. Pengertian Disabilitas Fisik ................................................... 5
C. Masalah Disabilitas Fisik ........................................................ 7
D. Upaya Mengatasi Masalah Disabilitas Fisik ......................... 8
KESIMPULAN ..................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 10

Page | 2
A. Jenis Disabilitas
1. Aksebilitas Fisik
Aksebilitas fisik merujuk pada kemampuan individu untuk
bergerak atau melakukan aktivitas fisik dengan mudah dan tanpa
hambatan. Dalam konteks mobilitas terbatas dan gangguan
koordinasi motorik, aspek ini menjadi sangat penting untuk
dipahami oleh ahli terkait. Mari kita bahas kedua hal tersebut
secara lebih rinci:
a. Mobilitas Terbatas
Mobilitas terbatas merujuk pada keterbatasan gerakan
atau pergerakan fisik seseorang. Ini bisa disebabkan oleh
berbagai kondisi seperti cacat fisik, gangguan otot atau sendi,
atau kehilangan fungsi anggota tubuh tertentu. Ahli yang
memahami mobilitas terbatas akan fokus pada pemahaman
kondisi kesehatan dan kebutuhan individu untuk memastikan
lingkungan sekitarnya dapat diakses dengan mudah. Dalam
merancang bangunan atau fasilitas, ahli ini akan
mempertimbangkan desain aksesibilitas, seperti tangga dan
trotoar yang ramah disabilitas, serta penggunaan alat bantu
mobilitas seperti kursi roda.
b. Gangguan Koordinasi Motorik
Gangguan koordinasi motorik terkait dengan kesulitan
dalam mengkoordinasikan gerakan otot untuk melakukan tugas
tertentu. Individu dengan gangguan koordinasi motorik mungkin
mengalami kesulitan dalam aktivitas sehari-hari seperti menulis,
berjalan, atau bahkan berbicara. Ahli di bidang ini akan
memahami kompleksitas hubungan antara sistem saraf, otot,
dan koordinasi gerakan. Mereka dapat memberikan intervensi
berupa terapi fisik atau latihan khusus untuk meningkatkan
koordinasi motorik dan membantu individu mencapai tingkat
kemandirian yang lebih tinggi.

Page | 3
Para ahli aksebilitas fisik akan bekerja sama dengan individu
yang mengalami mobilitas terbatas atau gangguan koordinasi
motorik untuk menyediakan solusi yang sesuai dengan kebutuhan
unik mereka. Dalam hal ini, pendekatan yang holistik dan adaptif
sangat penting untuk memastikan bahwa lingkungan dan
pelayanan mendukung kehidupan sehari-hari mereka dengan
sebaik mungkin.

2. Aksebilitas Non Fisik


Aksebilitas nonfisik mencakup aspek-aspek yang tidak terkait
dengan hambatan fisik, namun berfokus pada kesulitan yang berkaitan
dengan gangguan pendengaran atau penglihatan, serta gangguan
neurologis. Ahli yang memahami aksebilitas nonfisik akan bekerja
untuk menyediakan dukungan dan lingkungan yang memungkinkan
individu dengan kondisi tersebut untuk berpartisipasi sepenuhnya
dalam kehidupan sehari-hari. Mari kita bahas keduanya secara lebih
rinci:
a. Gangguan Pendengaran atau Penglihatan:
- Gangguan Pendengaran: Ahli dalam aksebilitas nonfisik untuk
gangguan pendengaran akan memahami kompleksitas interaksi
dengan lingkungan yang didasarkan pada visual dan sensori
auditori. Mereka akan merancang solusi untuk memfasilitasi
komunikasi, seperti penggunaan bahasa isyarat, teknologi bantu
pendengaran, atau perubahan desain ruangan yang
mempertimbangkan kebutuhan orang dengan gangguan
pendengaran.
- Gangguan Penglihatan: Ahli ini akan fokus pada kebutuhan
individu dengan gangguan penglihatan, dengan
mempertimbangkan desain ruang dan lingkungan yang
memungkinkan navigasi yang aman. Solusi mungkin termasuk
tanda-tanda braille, penerangan yang cukup, atau teknologi
bantu penglihatan.

Page | 4
b. Gangguan Neurologis:
Gangguan neurologis melibatkan kerusakan atau disfungsi
pada sistem saraf. Ahli dalam aksebilitas nonfisik untuk gangguan
neurologis akan memahami dampak kondisi seperti epilepsi,
Parkinson, atau multiple sclerosis terhadap keseharian individu.
Mereka akan bekerja untuk menciptakan lingkungan yang
meminimalkan risiko kejang atau membantu dalam mengelola
gejala neurologis melalui desain lingkungan yang sesuai dan
penggunaan teknologi bantu.
Para ahli aksebilitas nonfisik akan berfokus pada aspek-
aspek ini untuk memastikan bahwa individu dengan gangguan
pendengaran, penglihatan, atau neurologis dapat merasa diterima
dan dapat berpartisipasi dalam masyarakat dengan cara yang
optimal. Pendekatan yang inklusif dan pemahaman mendalam
tentang kebutuhan unik setiap individu sangat penting dalam
menciptakan lingkungan yang mendukung semua warga
masyarakat.

B. Pengertian Disabilitas Fisik


Disabilitas fisik adalah suatu kondisi dimana individu mengalami
keterbatasan atau gangguan dalam fungsi tubuh fisiknya, termasuk
otot, tulang, dan sistem organ lainnya. Kondisi ini dapat mempengaruhi
mobilitas, koordinasi motorik, dan kemandirian individu dalam aktivitas
sehari-hari. Disabilitas fisik dapat bersifat bawaan atau didapat
sepanjang kehidupan, dan dampaknya bervariasi dari ringan hingga
parah.
Contoh Disabilitas Fisik
1) Cerebral Palsy:

Page | 5
Definisi: Cerebral palsy adalah kelompok gangguan pergerakan
permanen yang disebabkan oleh kerusakan pada otak yang terjadi
sebelum, selama, atau setelah kelahiran.
Contoh: Kesulitan dalam mengendalikan gerakan tubuh,
keterbatasan mobilitas, dan mungkin juga kesulitan berbicara.
2) Amputasi:
Definisi: Amputasi adalah kehilangan atau penghapusan
sepenuhnya atau sebagian dari suatu anggota tubuh.
Contoh: Individu dengan amputasi kaki mungkin memerlukan alat
bantu mobilitas seperti kaki palsu atau kursi roda.
3) Muscular Dystrophy:
Definisi: Muscular dystrophy adalah kelompok penyakit genetik
yang menyebabkan melemahnya otot dan kehilangan massa otot
seiring waktu.
Contoh: Kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik yang melibatkan
penggunaan otot, seperti berjalan atau mengangkat benda berat.
4) Spina Bifida:
Definisi: Spina bifida adalah kelainan lahir di mana tulang belakang
bayi tidak sepenuhnya tertutup selama perkembangan embrio.
Contoh: Kesulitan dalam kendali kandung kemih atau usus, serta
gangguan mobilitas terkait dengan kelainan ini.
5) Trauma Tulang Belakang:
Definisi: Cedera pada tulang belakang dapat menyebabkan
kerusakan pada sumsum tulang belakang dan mengakibatkan
berbagai tingkat disabilitas fisik.
Contoh: Keterbatasan mobilitas atau kehilangan fungsi sensorik
tergantung pada tingkat keparahan trauma.
6) Osteogenesis Imperfecta:
Definisi: Osteogenesis imperfecta atau penyakit tulang rapuh
adalah kelainan genetik yang menyebabkan tulang menjadi rapuh
dan mudah patah.

Page | 6
Contoh: Keterbatasan dalam kegiatan fisik karena risiko patah
tulang yang tinggi.

Page | 7
C. Masalah Disabilitas Fisik
a) Tantangan Mobilitas
1. Kesulitan Berjalan Atau Bergerak
Definisi: Individu dengan disabilitas fisik sering menghadapi
kendala dalam melakukan aktivitas berjalan atau bergerak.
Dampak: Keterbatasan mobilitas dapat mempengaruhi kemampuan
untuk berpartisipasi dalam kehidupan sehari-hari, seperti bepergian
ke tempat umum atau melakukan aktivitas fisik.
2. Keterbatasan Aksesibilitas Fisik dalam Lingkungan Sekitar:
Definisi: Lingkungan yang tidak ramah disabilitas dapat
menciptakan hambatan untuk akses dan mobilitas individu dengan
disabilitas fisik.
Dampak: Kesulitan dalam mengakses bangunan, trotoar yang tidak
rata, atau fasilitas umum yang tidak dirancang untuk kebutuhan
disabilitas fisik dapat menghambat kemandirian individu.
b) Dampak Psikososial
1. Stigma dan Diskriminasi:
Definisi: Stigma adalah persepsi negatif atau label negatif yang
dapat diberikan oleh masyarakat terhadap individu dengan
disabilitas fisik. Diskriminasi mencakup perlakuan tidak adil
berdasarkan kondisi fisik.
Dampak: Stigma dan diskriminasi dapat merugikan secara
emosional dan sosial, menciptakan rasa rendah diri dan membatasi
peluang sosial dan pekerjaan.
2. Isolasi Sosial dan Gangguan Mental:
Definisi: Individu dengan disabilitas fisik dapat mengalami isolasi
sosial karena kesulitan dalam berpartisipasi dalam kegiatan sosial.
Dampak: Isolasi sosial dapat berkontribusi pada gangguan mental
seperti depresi dan kecemasan. Keterbatasan aksesibilitas sosial
dan dukungan dapat memperburuk masalah ini.

Page | 8
D. Upaya Mengatasi Masalah Disabilitas Fisik
a) Intervensi Mobilitas
Program rehabilitasi untuk meningkatkan keterampilan berjalan.
Peningkatan aksesibilitas fisik melalui desain bangunan yang
ramah disabilitas.
b) Pengurangan Stigma dan Diskriminasi
Kampanye kesadaran masyarakat untuk mengubah persepsi
terhadap disabilitas.
Pelatihan di tempat kerja dan pendidikan untuk mengurangi
diskriminasi.
c) Dukungan Psikososial
Program konseling untuk membantu mengatasi stres dan rasa
rendah diri.
Peningkatan aksesibilitas kegiatan sosial untuk mengurangi isolasi
sosial.
d) Pendidikan Inklusif dan Kesetaraan
Penyediaan pendidikan inklusif yang memahami kebutuhan individu
dengan disabilitas fisik.
Pemberian kesempatan yang setara dalam kegiatan sosial dan
pekerjaan.
Upaya kolaboratif dari berbagai sektor, termasuk pemerintah,
masyarakat, dan organisasi non-pemerintah, diperlukan untuk
mengatasi masalah disabilitas fisik dan menciptakan lingkungan
yang mendukung untuk semua individu.

Page | 9
KESIMPULAN

Melalui pemahaman mendalam terhadap jenis disabilitas,


definisi, masalah yang dihadapi, dan cara mengatasi, kita dapat
menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan mendukung.
Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat,
dan lembaga non-pemerintah, diperlukan untuk mencapai tujuan
ini. Dengan demikian, individu dengan disabilitas fisik dapat
mengembangkan potensi mereka sepenuhnya dan hidup secara
mandiri dalam masyarakat.

Page | 10
DAFTAR PUSTAKA

Jones, A. (1980). "Inklusi dan Aksesibilitas: Memahami Kebutuhan Khusus


pada Disabilitas Fisik." Jurnal Inklusi dan Diversitas, Volume (5),
Halaman.

Smith, B. C. (2000). "Tantangan Mobilitas pada Individu dengan Disabilitas


Fisik: Studi Kasus di Kota XYZ." Jurnal Kesehatan dan Masyarakat,
Volume (3), Halaman.

Williams, D. E. (1989). "Psikososial Aspek Disabilitas Fisik: Dampak


Stigma dan Strategi Mengatasi." Jurnal Psikologi Kesehatan,
Volume (25), Halaman.

World Health Organization. (1994). "International Classification of


Functioning, Disability, and Health (ICF)." Diakses dari [URL].

National Institute on Disability, Independent Living, and Rehabilitation


Research. (2005). "Assistive Technology for Individuals with
Physical Disabilities: A Comprehensive Guide." Diakses dari [URL].

Page | 11

Anda mungkin juga menyukai