TENTANG
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan :
1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara.
2. Karakter adalah sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi
pekerti yang membedakan seseorang dengan yang
lain.
3. Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang
bertujuan membentuk peserta didik yang memiliki
jiwa kebangsaan yang tangguh, kompetitif, berakhlak
mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong,
berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi
ilmu pengetahuan dan teknologi yang dijiwai
Pancasila, iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
4. Satuan Pendidikan atau Sekolah adalah bentuk
kelompok layanan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan Taman Kanak-kanak
(TK)/Raudatul Athfal (RA), Sekolah Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah
Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs).
5. Hari Sekolah adalah jumlah hari dan jam yang
digunakan oleh guru, tenaga kependidikan, dan
peserta didik dalam penyelenggaraan pendidikan di
Sekolah.
6. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas
utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur
pendidikan formal, dan pendidikan dasar.
7. Tenaga Kependidikan adalah anggota masyarakat
yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan yang
mencakup pengelola satuan pendidikan, tenaga
perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi sumber
belajar, tenaga administrasi, psikolog, terapis, tenaga
kebersihan dan keamanan, serta tenaga dengan
sebutan lain yang bekerja pada Satuan Pendidikan.
8. Sumber Daya adalah segala sesuatu yang
dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan
yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat,
dana, sarana, dan prasarana.
9. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses
pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan
jenis pendidikan tertentu.
10. Dinas adalah Dinas Pendidikan Pemuda dan
Olahraga Kabupaten Kulon Progo.
11. Bupati adalah Bupati Kulon Progo.
12. Pemerintah Daerah adalah Bupati sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin
pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan daerah otonom.
13. Daerah adalah Kabupaten Kulon Progo.
Pasal 2
(1) Maksud disusunnya Peraturan Bupati ini yaitu
sebagai pedoman untuk melaksanakan Penguatan
Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan TK/RA,
SD/MI, dan SMP/MTs di Kulon Progo.
(2) Tujuan disusunnya Peraturan Bupati ini yaitu untuk
mengembangkan nilai karakter bangsa yang meliputi:
a. mengembangkan platform pendidikan di Kabupaten
Kulon Progo yang meletakkan makna dan nilai
karakter sebagai jiwa atau generator utama
penyelenggaraan pendidikan, dengan
memperhatikan kondisi keberagaman Satuan
Pendidikan;
b. mengembalikan pendidikan karakter sebagai ruh
dan pondasi pendidikan melalui harmonisasi olah
hati (etik), olah rasa (estetik), olah pikir (literasi),
dan olah raga (kinestetik);
c. merevitalisasi dan memperkuat kapasitas
ekosistem pendidikan (kepala sekolah, guru, siswa,
pengawas, dan komite sekolah) untuk mendukung
perluasan implementasi pendidikan karakter;
d. membangun jejaring pelibatan keluarga dan
masyarakat sebagai sumber-sumber belajar di
dalam dan di luar sekolah; dan
e. melestarikan kebudayaan dan jati diri bangsa
Indonesia secara umum dan secara khusus budaya
Kemataraman.
BAB II
PENDIDIKAN KARAKTER
Pasal 3
(1) Pendidikan karakter pada Satuan Pendidikan
mengembangkan 20 (dua puluh) nilai yang bersumber
dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan
nasional, yang meliputi:
a. religius;
b. jujur;
c. toleransi;
d. disiplin;
e. kerja keras;
f. kreatif;
g. mandiri;
h. demokratis;
i. rasa ingin tahu;
j. semangat kebangsaan;
k. cinta tanah air;
l. menghargai prestasi;
m. bersahabat/komunikatif;
n. cinta damai;
o. gemar membaca;
p. peduli lingkungan;
q. peduli sosial;
r. tanggung jawab;
s. gotong royong;
t. hormat; dan
u. berbakti pada orang tua dan guru.
(2) Dari 20 (dua puluh) nilai karakter sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terkristalisasi menjadi 5 (lima)
nilai karakter utama, yaitu:
a. Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh
dalam menjalankan ajaran agama yang dipeluknya,
bersikap toleransi, peduli lingkungan, hormat dan
berbakti pada orang tua dan guru;
b. Nasionalis, yaitu mengapresiasi, menjaga,
mengembangkan kekayaan budaya bangsa sendiri
dan mampu mengapresiasi kekayaan budaya
bangsa lain untuk memperkuat jati diri bangsa
Indonesia. Nilai nasionalisme meliputi demokratis,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, dan cinta
damai;
c. Mandiri, yaitu sikap percaya pada kemampuan,
kekuatan, bakat dalam diri sendiri, dan tidak
tergantung pada orang lain. Adapun nilai mandiri
meliputi disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, rasa
ingin tahu, dan gemar membaca;
d. Gotong royong, yaitu kemampuan bekerja sama
untuk memperjuangkan kebaikan bersama.
Adapun nilai gotong royong meliputi
bersahabat/komunikatif, dan peduli sosial; dan
e. Integritas, yaitu menyelaraskan pikiran, perkataan
dan perbuatan yang merepresentasikan perilaku
bermoral yang kebenarannya dapat diper-
tanggungjawabkan secara rasional. Nilai integritas
meliputi jujur, tanggung jawab, dan menghargai
prestasi.
Pasal 4
Prioritas pengembangan nilai karakter di Daerah
yaitu:
a. religius; dan
b. semangat kebangsaan.
Pasal 5
(1) Pengembangan nilai karakter religius sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 4 huruf a dilaksanakan melalui
kegiatan keagamaan.
(2) Kegiatan keagamaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dimaksudkan untuk pengenalan, pemahaman,
pendalaman, dan pengamalan kitab suci sesuai agama
yang dianut peserta didik.
(3) Kegiatan keagamaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dalam penguatan Pendidikan Karakter dapat
dilaksanakan di dalam sekolah dan/atau di luar
sekolah dengan kerja sama antar sekolah, sekolah
dengan lembaga keagamaan, dan sekolah dengan
lembaga lain yang terkait dan kompeten.
(4) Pelaksanaan kerjasama sekolah dengan sekolah lain
dan/ atau lembaga lain, sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) merupakan pilihan, ketetapan dan
tanggungjawab kepala sekolah.
Pasal 6
(1) Semangat kebangsaan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 4 huruf b dikembangkan melalui kegiatan:
a. pemahaman nilai-nilai Pancasila;
b. pengamalan nilai-nilai Pancasila; dan
c. pembudayaan nilai-nilai Pancasila.
(2) Pengembangan semangat kebangsaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk
mencegah dan menghilangkan paham radikal,
intoleransi, kekerasan, primordial, dan gerakan
separatis.
(3) Pemahaman, pengamalan dan pembudayaan nilai-
nilai Pancasila sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
untuk mengembangkan semangat kebangsaan
dilaksanakan melalui kegiatan gotong royong.
(4) Kegiatan gotong royong dilaksanakan di dalam dan di
luar sekolah.
(5) Kegiatan gotong royong di sekolah dilaksanakan 1
(satu) kali per minggu per kelas.
(6) Kegiatan gotong royong di luar sekolah dilaksanakan 1
(satu) kali per bulan per kelas.
Pasal 7
Penguatan Pendidikan Karakter dilaksanakan pada
kegiatan:
a. intrakurikuler;
b. kokurikuler; dan
c. ekstrakurikuler.
Pasal 8
Kegiatan intrakurikuler sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf a merupakan kegiatan belajar mengajar
yang dilaksanakan untuk penguatan Pendidikan
Karakter sesuai kurikulum.
Pasal 9
(1) Kegiatan kokurikuler sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf b merupakan kegiatan yang
dilaksanakan untuk penguatan Pendidikan Karakter
sesuai kompetensi dasar atau indikator pada mata
pelajaran/bidang yang tertuang dalam kurikulum.
(2) Kegiatan kokurikuler sebagaimana dimaksud ayat (1)
merupakan kegiatan untuk memperkuat penguasaan
materi pelajaran oleh peserta didik melalui:
a. penugasan terstruktur;
b. penugasan mandiri; dan
c. kegiatan lainnya.
Pasal 10
(1) Kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7 huruf c merupakan kegiatan di bawah
bimbingan dan pengawasan sekolah yang bertujuan
untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan
kemandirian peserta didik secara optimal untuk
mendukung pencapaian penguatan Pendidikan
Karakter, meliputi kegiatan krida, karya ilmiah,
latihan olah bakat/olah minat, kebudayaan, dan
agama.
(2) Kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) bersifat ekstrakurikuler wajib dan
ekstrakurikuler pilihan
(3) Kegiatan ekstrakurikuler wajib sebagaimana
dimaksudpada ayat (2), terdiri dari:
a. kegiatan keagamaan untuk menumbuhkan sikap
religius.
b. kegiatan pengamalan Pancasila untuk
menumbuhkan semangat kebangsaan.
c. kegiatan pramuka untuk menumbuhkan semangat
kemandirian; dan
d. kegiatan pengenalan budaya Kemataraman untuk
menumbuhkan sikap dan kebanggaan akan
keistimewaan Yogyakarta.
(4) Alokasi waktu ekstrakurikuler wajib :
a. kegiatan keagamaan 2 jam pelajaran setiap
minggu;
b. kegiatan pengamalan Pancasila 1 jam pelajaran
setiap minggu;
c. kegiatan pramuka 2 jam pelajaran setiap
minggu; dan
d. kegiatan pengenalan budaya Kemataraman 1
jam pelajaran setiap minggu.
(5) Kegiatan ekstrakurikuler pilihan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) untuk menumbuh
kembangkan potensi minat dan bakat peserta didik
sesuai dengan program pembinaan peserta didik yang
dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, meliputi berbagai lomba antara lain :
a. lomba kreativitas siswa;
b. olimpiade sains nasional;
c. olimpiade olahraga siswa nasional;
d. festival lomba seni siswa nasional;
e. Musabaqah Tilawatil Qur’an;
f. pentas agama Islam; dan
g. kegiatan ekstrakurikuler lain yang sesuai
(6) Alokasi waktu untuk ekstrakurikuler pilihan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) yaitu 2 (dua) jam
pelajaran setiap minggu.
Pasal 11
Modul penguatan pendidikan karakter terdiri atas:
a. Penguatan Pendidikan Karakter Jenjang Sekolah
Menengah Pertama sebagaimana tercantum dalam
Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Bupati ini.
b. Penguatan Pendidikan Karakter Jenjang Sekolah
Dasar sebagaimana tercantum dalam Lampiran II yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Bupati ini.
c. Penguatan Pendidikan Karakter Jenjang Taman
Kanak-kanak sebagaimana tercantum dalam Lampiran
III yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan Bupati ini.
BAB III
HARI SEKOLAH
Pasal 12
(1) Hari sekolah digunakan oleh guru untuk
melaksanakan beban kerja guru.
(2) Hari sekolah digunakan oleh tenaga kependidikan
untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya.
(3) Hari sekolah digunakan bagi peserta didik untuk
melaksanakan kegiatan intrakurikuler, kokurikuler,
dan ekstrakurikuler.
Pasal 13
(1) Waktu pelaksanaan penguatan Pendidikan Karakter
bagi peserta didik yaitu di hari sekolah, di hari
bersama orang tua, dan di hari bersama masyarakat.
(2) Waktu di hari sekolah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) yaitu waktu untuk:
a. kegiatan pembiasaan sebelum memulai hari
sekolah yaitu dengan upacara bendera pada hari
Senin, menyanyikan lagu Indonesia Raya, dan
berdoa bersama;
b. kegiatan intrakurikuler;
c. kegiatan kokurikuler; dan
d. kegiatan ekstrakurikuler;
(3) Kegiatan pembiasaan sebelum menutup hari sekolah
yaitu dengan melakukan refleksi, menyanyikan lagu
nasional dan/atau lagu daerah, dan berdoa bersama.
BAB IV
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN
Pasal 14
(1) Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
bertanggung jawab atas pelaksanaan Penguatan
Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan.
(2) Pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter diawali
sosialisasi kepada pihak-pihak terkait pada
permulaan tahun pelajaran, secara bertahap dan
berjenjang.
Pasal 15
(1) Dalam rangka efektifitas pelaksanaan Penguatan
Pendidikan Karakter diperlukan pemantauan dan
evaluasi.
(2) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Tim Pemantau
dan Evaluasi yang ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga.
(3) Hasil pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter
dilaporkan kepada Bupati secara berkala.
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 16
Pendanaan atas pelaksanaan Peraturan Bupati ini
dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Kabupaten Kulon Progo melalui Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga, serta sumber lain
yang sah dan tidak mengikat.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 17
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Ditetapkan di Wates
pada tanggal 1 NOVEMBER 2017
BUPATI KULON PROGO,
HASTO WARDOYO
Diundangkan di Wates
pada tanggal 1 NOVEMBER 2017
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN KULON PROGO,
ASTUNGKORO
BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO
TAHUN 2017 NOMOR 67
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI KULON PROGO
NOMOR : 65 TAHUN 2017
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA
SATUAN PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Memperhatikan tujuan tersebut, maka
penyelenggaraan pendidikan di semua jenjang perlu mengembangkan
pembelajaran, pembiasaan dan keteladanan. Oleh karena itu setiap
SMP/MTs perlu menciptakan lingkungan yang kondusif dan budaya
mutu yang menyenangkan agar peserta didik menjadi cerdas dan
berkarakter baik. Untuk mewujudkan peserta didik yang cerdas dan
berkarakter baik dilaksanakan melalui pendidikan karakter.
Pendidikan merupakan upaya untuk membangun generasi
penerus yang lebih baik. Hasil pendidikan baru dapat diketahui dalam
jangka waktu yang panjang, oleh karena itu pendidikan karakter harus
dimulai dari sekarang. Pendidikan karakter menumbuhkan peserta didik
agar berakhlak mulia dan berprestasi secara akademis maupun
nonakademis. Penumbuhan karakter berfungsi membentuk peserta didik
yang dapat berperan dalam mewujudkan masyarakat yang tertib, aman
dan sejahtera.
Permasalahan budaya dan karakter bangsa menjadi tanggung
jawab semua komponen masyarakat. Pendidikan karakter di lingkungan
sekolah/madrasah menjadi tanggung jawab bersama antara kepala
sekolah/madrasah, guru, tenaga kependidikan, orang tua, dan
masyarakat. Oleh karena itu pendidikan karakter perlu dilaksanakan
secara bersama oleh pemerintah daerah, organisasi masyarakat, lembaga
swadaya masyarakat, dunia usaha dan dunia industri serta berbagai
kelompok masyarakat lainnya. Strategi penumbuhan karakter dilakukan
melalui keteladanan, intervensi, pembiasaan yang dilakukan secara
konsisten.
3 Menerima mengikuti kegiatan Misdinar persiapan mengikuti pelajaran menerima Sakramen Krisma
sakramen krisma sakramen Krisma
c. Ketaatan hasil memberi contoh perilaku taat terhadap hasil melaksanakan kegiatan
musyawarah mentaati hasil musyawarah dan OSIS yang sudah
musyawarah dan melaksanakan hasil merupakan hasil
melaksanakan dengan musyawarah dengan musyawarah.
penuh tanggung jawab. penuh tanggung jawab. melaksanakan tugas
piket dengan baik sesuai
hari yang telah
disepakati dalam
musyawarah kelas.
mengikuti semua
kegiatan sekolah yang
telah ditentukan dalam
musyawarah bersama.
mematuhi tata tertib
yang sudah disepakati
dalam muasyawarah
bersama dengan orang
tua dan wali murid.
5 Keadilan sosial a. Adil memberi contoh perilaku memberi perlakuan adil bergaul dengan
bagi seluruh adil dalam kehidupan terhadap sesama perlakuan yang sama.
rakyat dan pergaulan sehari manusia dalam memperlakukan semua
Indonesia. hari pergaulan dan dalam teman dengan baik tanpa
berbagai lingkungan memandang latar
kehidupan belakangnya.
memperlakukan sama menyusun petugas piket
teman walaupun berbeda secara sama walaupun
latar belakang ekonomi pengurus kelas
dan status sosial bekerjasama dengan
semua teman tanpa
memandang perbedaan
yang ada di antara
mereka.
No Sila Nilai Nilai Pemahaman Pengamalan Pembudayaan
b. Bekerja keras memberi contoh sikap melaksanakan tugas membiasakan pembagian
dan perilaku bekerja piket dengan baik petugas piket kelas.
keras dalam kehidupan menjaga kebersihan memberi konsekuensi
bermasyarakat. lingkungan sekolah atau sanksi bila tidak
membantu pekerjaan melaksanakan piket.
orang tua ketika di memperdulikan
rumah lingkungan dengan
mengerjakan semua menaruh sampah pada
tugas yang diberikan tempatnya dimanapun
guru. berada.
mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru.
c. Menghargai memberikan berbagai menggunakan produksi memajang hasil karya
hasil karya contoh perilaku yang dalam negeri siswa di dinding kelas
orang lain menghargai hasil karya menyimpan hasil karya menampilkan hasil karya
orang lain teman yang siswa dan warga sekolah
dikumpulkan untuk dalam kegiatan pameran
kegiatan pameran yang diadakan dalam
mengagumi dan acara tertentu
memberikan menyimpan hasil karya
penghargaan kepada yang dihasilkan oleh
teman yang sudah siswa atau warga
menghasilkan karyanya sekolah/madrasah
lainnya
memberi penghargaan
kepada hasil karya
terbaik yang dihasilkan
siswa
d. Gotong rorong menginformasikan melaksanakan kegiatan membiasakan bergotong
berbagai bentuk gotong bersama secara gotong royong menjaga
royong dalam kehidupan royong. kebersihan
masyarakat Indonesia mempedulikan teman sekolah/madrasah
dan istilah untuk gotong atau saudara yang membiasakan peduli dan
royong di masing masing mengalami musibah membantu teman dan
daerah. dengan membantu warga sekolah/madrasah
secara materi maupun yang mengalami
non materi kesulitan dan musibah
menyelesaikan tanggung menjaga kebersihan
No Sila Nilai Nilai Pemahaman Pengamalan Pembudayaan
jawab bersama secara kelas secara bersama
bersama dengan dan memberlakukan
keikhlasan hati. sanksi yang telah
memberikan sebagian disepakati bersama.
yang dimilikinya untuk selalu menyisihkan
meringankan beban sebagian uang sakunya
orang lain. untuk kegiatan sosial
kelas.
…………………
Nomor :
…………………
TENTANG
PELAKSANAAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER WAJIB
DI LUAR SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN ………/………..
Pada hari ini ……… tanggal ….. bulan …. tahun dua ribu ………,
bertempat di SMP/MTs ………………….., kami yang bertanda tangan di
bawah ini,
I. Nama : …………………………..
NIP : …………………………..
Jabatan : Kepala SMP/MTs ………………………….
Alamat : ……………………………………………….
Dalam hal ini karena jabatannya bertindak untuk dan atas nama
SMP/MTs ……….. yang untuk selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA
Pasal 2
Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan kegiatan ekstrakurikuler : (*pilihan)
a. Kegiatan keagamaan*
b. Budaya Kemataraman*
c. ………………………
Pasal 3
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler
(1) Kegiatan ekstrakurikuler setiap minggu dilaksanakan ……….. tatap
muka.
(2) Setiap tatap muka dilaksanakan selama …..(…..) jam pelajaran.
(3) Jumlah tatap muka dalam satu semester/satu tahun pelajaran sesuai
dengan kalender pendidikan.
(4) Target kompetensi …………..
Pasal 4
Hak dan Kewajiban Pihak Pertama
(1) PIHAK PERTAMA mempunyai hak untuk :
a. melakukan pengawasan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler;
b. menerima daftar hadir peserta didik yang mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler;
c. menerima catatan Buku Penghubung;
d. menerima Buku Catatan Khusus;
e. menerima nilai ekstrakurikuler peserta didik; dan
f. mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler.
(2) PIHAK PERTAMA berkewajiban untuk :
a. menyerahkan daftar siswa yang akan mengikuti kegiatan
ekstrakurikuler;
b. menyediakan Buku Daftar Hadir, Buku Penghubung, Buku Catatan
Khusus dan Buku Daftar Nilai Peserta Didik; dan
c. memberi bantuan biaya sesuai dengan kemampuan sekolah dan
ketentuan yang berlaku.
Pasal 5
Hak dan Kewajiban Pihak Kedua
(1) PIHAK KEDUA mempunyai hak untuk:
a. menerima bantuan biaya dan menggunakan sesuai ketentuan yang
berlaku;
b. menerima Buku Daftar Hadir, Buku Penghubung, Buku Catatan
Khusus dan Buku Daftar Nilai Peserta Didik; dan
c. memberikan usulan, saran, dan masukan untuk perbaikan kegiatan
ekstrakurikuler.
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban untuk :
a. menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler sebagaimana
dimaksud Pasal 2 dan Pasal 3;
b. melayani pengawasan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler;
c. mengisi dan menyerahkan Buku Daftar Hadir, Buku Penghubung,
dan Buku Daftar Nilai Peserta Didik; dan
d. melaksanakan perbaikan kegiatan berdasarkan hasil evaluasi
pelaksanaan kegiatan ekstra kurikuler.
Pasal 6
Jangka Waktu Pelaksanaan Kerjasama
(1) Pelaksanaan kerjasama pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di luar
sekolah berlaku untuk tahun pelajaran …….
(2) Jangka waktu pelaksanaan kerjasama kegiatan ekstrakurikuler di luar
sekolah dapat diperpanjang dengan kesepakatan Para Pihak.
Pasal 7
Penyelesaian Perselisihan
(1) Dalam hal terjadi perselisihan atas isi dan pelaksanaan perjanjian ini
para pihak sepakat untuk menyelesaikan secara musyawarah
mufakat;
(2) Dalam hal musyawarah tidak tercapai para pihak sepakat untuk
menyelesaikan melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Kulon Progo.
(3) Putusan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kulon
Progo bersifat final dan mengikat Para Pihak.
Pasal 8
(1) Hal-hal lain yang belum atau tidak cukup diatur dalam perjanjian ini
akan diatur kemudian dalam perjanjian tambahan (addendum) yang
merupakan satu kesatuan dengan perjanjian atas dasar kesepakatan
PARA PIHAK.
(2) Demikian perjanjian ini dibuat rangkap 2 (dua), bermeterai cukup
yang masing-masing mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah
ditandatangani oleh PARA PIHAK.
…………………………. ………………………………….
NIP …………………………….
CONTOH
JADWAL PELAKSANAAN PPK DENGAN 5 (LIMA) HARI SEKOLAH