Anda di halaman 1dari 14

Tugas Makalah

Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum


Dosen Pengampu : Waddi Fatimah, S.Pd.,M.Pd

MAKALAH
“IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN KURIKULUM MERDEKA DI SD”

Disusun oleh kelompok 13:

Nur Fasbir Rusaji Absar (C1C121022)

Dahlian (C1C121039)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MEGAREZKY
2023

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kita dapat menyelesaikan makalah
tentang Implementasi Pengembangan Kurikulum Merdeka di SD. Dan juga kami
berterima kasih kepada ibu Waddi Fatimah, S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu
mata kuliah Pengembangan Kurikulum yang telah memberikan tugas ini kepada
kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari sepenuhnya di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang kami buat
di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
yang membangun.

Makassar, 04 Desember 2023

Kelompok 13

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan masalah.........................................................................................1
C. Tujuan ..........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
A. Konsep merdeka belajar ...............................................................................3
B. Tahapan implementasi kurikulum merdeka .................................................4
C. Penerapan pengembangan kurikulum merdeka di SD .................................5
D. Materi kurikulum merdeka...........................................................................5
E. Digitalisasi sekolah ......................................................................................6
F. Guru penggerak ............................................................................................7
G. Project Based Learning ................................................................................7
BAB III PENUTUP ................................................................................................9
A. Kesimpulan ..................................................................................................9
B. Saran ............................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pandemi Covid-19 membuat semua bidang berubah, tidak terkecuali bidang
pendidikan. Kurang lebih selama 2 tahun pembelajaran dilaksanakan secara
daring dari rumah masing-masing. Selama 2 Tahun Pandemi Covid-19, telah
terjadi peningkatan kehilangan pembelajaran(loss learning) yang signifikan
ditinjau dari pencapaian kompetensi literasi dan numerasi siswa. Kemajuan
belajar saat pandemic Covid-19 kemajuan belajar selama kelas 1 berkurang
secara signifikan. Untuk literasi kehilangan pembelajaran siswa setara dengan
6 bulan belajar, sedangkan untuk numerasi kehilangan pembelajaran siswa
setara dengan 5 bulan belajar. Data tersebut menunjukkan bahwa loss learning
benar terjadi. Merespon hal tersebut pemerintah kemudian menerapkan
Kurikulum Darurat.
Pengembangan kurikulum merupakan proses dinamik sehingga dapat
merespon terhadap tuntutan perubahan struktural pemerintahan,
perkembangan ilmu dan teknologi maupun globalisasi. Kurikulum darurat
yang diterapkan saat pandemi menjadi cikal bakal kurikulum merdeka.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi resmi
menerapkan kurikulum merdeka pada tahun ajaran 2022/2023 di sekolah-
sekolah di Indonesia. Penerapan tersebut di dasarkan atas surat keputusan
Menteri Pendidikan, kebudayaan, riset, dan teknologi republic Indonesia
Nomor 56/M/2022 tentang pedoman penerapan kurikulum dalam rangka
pemulihan pembelajaran. Kurikulum ini merupakan lanjutan dari kurikulum
darurat yang digunakan saat pandemic Covid 19. Sebelumnya kurikulum yang
digunakan di Indonesia adalah kurikulum 2013 atau kurikulum tematik
integrative (Alimuddin, 2023).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Republik Indonesia No. 56 Tahun 2022 tentang pedoman penerapan
kurikulum dalam rangka pemulihan pembelajaran. Menerapkan bahwa
kurikulum merdeka mulai ditetapkan pada tahun ajaran baru 2022-2023
(Sufendi et al., 2023). Mentri Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud) era
kepemimpinan Joko Widodo, menunjuk Nadiem Makarim. Langkah strategis
yang diusulkan dan dijadikan kebijakan dalam sektor pendidikan adalah
konsep “merdeka belajar”. Ide ini, sangat progresif (Hafid, 2020).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan beberapa
permasalahan yang akan dibahas pada makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana konsep merdeka belajar?

1
2. Bagaimana tahapan implementasi kurikulum merdeka?
3. Bagaimana penerapan pengembangan kurikulum merdeka di SD?
4. Bagaimana dengan materi kurikulum merdeka?
5. Apa itu digitalisasi sekolah?
6. Apa itu guru penggerak?
7. Apa itu Project Based Learning?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana konsep merdeka belajar.
2. Untuk mengetahui tahapan implementasi kurikulum merdeka.
3. Untuk mengetahui penerapan pengembangan kurikulum merdeka di SD.
4. Untuk mengetahui materi kurikulum merdeka.
5. Untuk mengetahui ap aitu digitalisasi sekolah.
6. Untuk mengetahui ap aitu guru penggerak.
7. Untuk mengetahui ap aitu Project Based Learning.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep merdeka belajar
Secara epistemologis, konsep merdeka belajar kurang lebih sama dengan
konsep aliran filsafat progresivisme John Dewey. Keduanya menawarkan
kemerdekaan dan keleluasaan kepada lembaga pendidikan untuk
mengeksplorasi potensi siswa secara maksimal dengan menyesuaikan minat,
bakat serta kecendrungannya. Dengan kemerdekaan dan keleluasaan tersebut
pendidikan akan berhasil, dikarenakan siswa akan mendapatkan pengalaman
yang bisa dijadikan bekal dalam menjalani hidupnya (Hafid, 2020).
Konsep merdeka belajar yang di rumuskan oleh Mendikbud Nadiem
Makarim sejalan dengan konsep yang dijelaskan oleh Ki Hadjar Dewantara
yang menekankan pentingnya prinsip kemerdekaan pada peserta didik,
sehingga pendidikan bukan hanya menuangkan air kedalam botol. Namun juga
memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensinya
untuk berdiri sendiri namun tetap dalam pantauan guru dan orang tua agar
potensi nilai dirinya tidak ke arah hal negatif. Peran pendidik tidaklah menjadi
manusia yang seakan mengetahui segalanya, akan tetapi pendidik berperan
menjadi fasilitator bagi peserta didik dengan adanya saling menerima dan
memberi pengetahuan (Faiz & Kurniawaty, 2020).
Menteri Pendidikan dan Kebudayan dalam pidatonya memperingati Hari
Guru Nasional menjelaskan konsep “Merdeka Belajar”, yang merupakan
kebebasan berpikir dan kebebasan berinovasi. Esensi utama kemerdekaan
berpikir, yaitu berada pada pendidik. Tanpa terjadi pada pendidik, maka tidak
mungkin terjadi pada murid. Selama ini, murid belajar di dalam kelas, di tahun-
tahun mendatang murid dapat belajar di luar kelas atau outing class sehingga
murid dapat berdikusi dengan guru tidak hanya mendengarkan ceramah dari
guru, namun mendorong siswa menjadi lebih berani tampil di depan umum,
cerdik dalam bergaul, kreatif, dan inovatif. Merdeka belajar memfokuskan
pada kebebasan untuk belajar dengan mandiri dan kreatif. Guru juga
diharapkan menjadi penggerak untuk mengambil tindakan yang muaranya
memberikan hal yang terbaik untuk peserta didik, serta guru diharapkan
mengutamakan murid di atas kepentingan karirnya (Ainia, 2020).
Merdeka belajar berfokus pada kebebasan dan berpikir kreatif. Adanya
kurikulum merdeka adalah untuk menata kembali sistem pendidikan nasional
Indonesia untuk merespon perubahan dan kemajuan di tanah air serta
beradaptasi dengan perubahan zaman. Sejalan dengan itu, kita dapat menerima
konsep merdeka belajar yang mempertimbangkan visi dan misi pendidikan
Indonesia serta mengembangkan sumber daya manusia mampu bersaing di

3
berbagai bidang dan berkualitas. Kurikulum merdeka harus memungkinkan
siswa untuk mengembangkan potensi dan keterampilan mereka (Fadhli, 2022).
Merdeka belajar adalah salah satu inovasi dari Menteri Pendidikan
Indonesia yang memberikan kebebasan pada suatu Lembaga pendidikan dan
otonominya, dan merdekadari birokratisasi, dimana pengajar dapat kebebasan
dari birokrasi yang rumit serta peserta didik yang diberikan kebebasan untuk
dapat memilih bidang yang mereka sukai (Putridiyanti & Ansori, 2022).
Jadi, Guru dengan potensi barunya dalam bingkai merdeka belajar, harus
memberikan kebebasan siswa berkembang secara natural. Mendorong siswa
agar mendapatkan pengalaman langsung merupakan rangsangan terbaik dalam
proses pembelajaran. Guru juga harus memandu dan menjadi fasilitator yang
baik bagi siswanya. Sedangkan lembaga pendidikan harus menjadi
laboratorium pendidikan untuk perubahan siswa agar mampu berpikir mandiri
dan kritis dam menemukan jatidirinya.
B. Tahapan implementasi kurikulum merdeka
Implementasi Kurikulum Merdeka belum sepenuhnya dijalankan oleh
semua sekolah. Hal ini dikarenakan kebijakan Kemendikbudristek yang masih
memberikan kelonggaran kepada satuan pendidikan dalam melakukan
implementasi kurikulum. Implementasi Kurikulum Merdeka yang ditawarkan
disesuaikan dengan kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Implementasi
Kurikulum Merdeka dilaksanakan secara mandiri dengan tiga alternatif pilihan.
Pertama pilihan Mandiri Belajar, kedua pilihan Mandiri Berubah an ketiga
Mandiri Berbagi (Andari, 2022).
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (2022) mengatakan struktur
kurikulum SD/MI merdeka belajar terbagi menjadi tiga fase, fase A untuk kelas
I dan II, fase B kelas III dan IV, dan fase C kelas V dan VI. Dengan
mengorganisasikan muatan pembelajaran dengan pendekatan mata pelajaran
atau tematik. Dengan proposal beban belajar yang terbagi menjadi dua, yaitu
pembelajaran intrakurikuler, dan projek penguatan profil pelajar Pancasila
(Sufendi et al., 2023). Implementasi kurikulum merdeka di sekolah dilihat dari
pelaksanaan pembelajaran yang terjadi di sekolah (Alimuddin, 2023).
Secara garis besar, ada tiga tahapan umum dalam mengimplementasikan
kurikulum ini.
1. Mandiri Belajar
Mandiri belajar ini artinya memberikan kebebasan kepada satuan
pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran yang berlandaskan
Kurikulum Merdeka. Pada satuan PAUD, Kelas I, VII, dan X, boleh
menerapkan beberapa prinsip dalam Kurikulum Merdeka tanpa harus
mengganti kurikulum yang dipakai sebelumnya.
2. Mandiri Berubah

4
Pada mandiri berubah ini, satuan PAUD, Kelas I, VII, dan X
boleh menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan dalam
melaksanakan kurikulum merdeka.
3. Mandiri Berbagi
Di mandiri berbagi ini, setiap satuan pendidikan diberikan
kesempatan untuk bisa membuat sendiri perangkat ajar dalam
melaksanakan kurikulum merdeka.
C. Penerapan pengembangan kurikulum merdeka di SD
Dalam implementasi merdeka belajar seorang guru memiliki peran yang
sangat penting, dimana guru yang diberikan kebebasan dari menyusun materi,
buku teks, dan konten pembelajaran. Ineu Sumarsih dkk menjelaskan
implementasi kurikulum merdeka belajar berjalan dengan baik berkat
kepemimpinan kepala sekolah dengan berbagai program yang inovatid dan
menarik serta dukungan guru-guru dalam mendukung program tersebut.
Dukung lainnya yang membantu mendorong berjalannya program merdeka
belajar ini dari komunitas yang ada di sekitar sekolah, orang tua, tokoh
masyarakat, dan pemerintah setempat. Sama halnya dengan Restu Rahayu dkk,
yang meneliti implementasi kurikulum merdeka belajar ini pada sekolah dasar
penggerak. Beliau mengatakan kurikulum merdeka sangat terasa perubahannya
berupa guru lebih fleksibel dalam berkreasi dan menciptakan lulusan yang
mampu berkompeten menuju nilai-nilai karakter pancasila, namun masih
perlunya kerja keras dari kepala sekolah dan juga guru-guru untuk lebih benar-
benar memantapkan kurikulum merdeka (Sufendi et al., 2023).
Untuk mendukung penerapan kurikulum merdeka, Nadiem Makarim
meluncurkan program sekolah penggerak pada tanggal 1 Februari 2021.
Program ini dimulai sejak tahun ajaran 2021/2022 di beberapa sekolah yang
tersebar pada 34 provinsi secara bertahap hingga saat ini. Alasan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meluncurkan program sekolah
penggerak yaitu sebagai upaya pembaruan sistem pendidikan menjadi berbasis
budaya. Budaya sekolah harus berorientasi pada suatu inovasi sehingga mampu
mencetak lulusan sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila (P3) (Bella
Septyaningrum, 2022).
D. Materi kurikulum merdeka
Inovasi dan kolaborasi diperlukan dalam era revolusi industry 4.0 dan society
5.0, jika tidak mampu berinovasi dan berkolaborasi maka kemungkinan akan
tertinggal. Sebaliknya, sebuah lembaga pendidikan akan mampu menciptakan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang dapat memajukan, mengembangkan, dan
mewujudkan cita-cita bangsa dalam kebijakna pendidikan yaitu
membelajarkan manusia yang merdeka. Artinya, Lembaga pendidikan harus
mampu menyeimbangkan sistem pendidikan dengan perkembangan zaman.

5
Sistem pendidikan diharapkan dapat mewujudkan peserta didik untuk dapat
memiliki kemampuan berfikir kritis, memecahkan masalah, kreatif, inovatif,
ketrampilan komunikasi, keterampilan kolaborasi, keterampilan mencari,
keterampilan mengelola, keterampilan menyampaikan informasi serta
keterampilan menggunakan informasi dan teknologi sangat dibutuhkan zaman
(Muslimin, 2023).
E. Digitalisasi sekolah
Digitalisasi sekolah merupakan suatu konsekuaensi logis dari perubahan
zaman, sehingga adaptasi untuk bisa menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi menjadi mutlak dibutuhkan (Dewanti, 2020). Dalam hal ini,
pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan terkait digitalisasi sekolah untuk
mendukung kegiatan belajar secara digital dengan cara menyediakan bahan
ajar dalam jaringan agar dapat digunakan bersama oleh stakeholder
pendidikan baik guru, siswa, sekolah, dan masyarakat. Kebijakan tersebut
menekankan pada penggunaan sarana teknologi informasi berupa komputer
tablet dan portal rumah belajar sebagai bantuan operasional sekolah kinerja
yang mana regulasinya merujuk pada Permendikbud nomor 31 tahun 2019
keputusan mendikbud nomor 320/P/2019 (Isma et al., 2022).
Literasi digital merupakan keterampilan yang penting bagi pelajar setiap
tingkatan pendidikan. Dunia digital memungkinkan setiap orang bisa
terhubung, berkolaborasi, berinovasi, dan menemukan informasi baru yang
terus berkembang. disamping itu, diera kemajan digital seperti saatt ini, literasi
digital menjadi suatu kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan dari peserta didik
dengan keterampilan, pemahaman, dan pengetahuan yang akan membantunya
dalam mengambil perananan yang besar dan aktif di kehidupan sosial, budaya,
ekonomi, dan intelektual, baik dampaknya dirasakan sekarang atau dimasa
yang akan datang. Dalam lingkup pendidikan, digitalisasi merupakan suatu
kemampuan untuk mengadakan perubahan berbagai perspektif dan proses
pendidikan ke berbagai bentuk digitalisasi. Disamping itu, Teknologi bisa
merubah manusia menjadi lebih baik, menjadi tempat peserta didik
berkreativitas, bisa menumbuhkan keinginan peserta didik untuk berfikir kritis
dan juga meningkatkan mutu serta tatanan pendidikan serta membantu
lancarnya proses pembelajaran (Isma et al., 2022).
Menurut KBBI, digitalisasi adalah proses penyediaan atau penggunaan
sistem digital atau digitalisasi, juga dapat diartikan sebagai istilah yang
menggambarkan perubahan dari tradisionalitas ke modernitas. Dalam hal ini,
digitalisasi telah membawa efek yang dapat diperkirakan dan yang tidak
diharapkan untuk menggambarkan apa yang terjadi di sector pendidikan.
Kemajuan teknologi informasi semakin membawa dan memecahkan hal yang
mustahil.

6
F. Guru penggerak
Guru Penggerak merupakan bagian dari program unggulan Kemendikbud
untuk mewujudkan pembelajaran yang bisa menjalankan prinsip kurikulum
merdeka dalam belajar serta mampu mewujudkan profil pelajar Pancasila.
Guru penggerak diharapkan menjadi agen modifikasi yang akan
mengimplementasikan model pembelajaran yang lebih update yaitu model
yang berpihak kepada murid dan bisa mendorong rekan guru lainnya untuk
membuat perubahan di Sekolah masing-masing. Dalam merdeka belajar, guru
penggerak ialah seseorang yang mampu memfokuskan peserta didik dalam
memajukan dirinya secara komprehensif, menguasai pemikiran yang kritis, dan
daya cipta yang kreatif. Dalam pembelajaran merdeka belajar, guru penggerak
harus bisa menerapkan proses pembelajaran yang berpusat pada peserta didik,
sehingga pendidikan profil pelajar pancasila dapat tercapai dengan baik sesuai
dengan yang diinginkan (Lubis et al., 2023).
Melalui program guru penggerak, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) memajukan pendidikan Indonesia dengan cara
menciptakan pembelajaran berpusat pada peserta didik dan menggerakkan
ekosistem pendidikan yang lebih baik. Nadiem Anwar Makariem, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, mengatakan bahwa guru penggerak ini
merupakan ujung tombak transformasi pendidikan Indonesia.
Guru penggerak adalah guru yang mampu berinovasi sehingga mampu
memberikan inspirasi tidak hanya bagi siswa namun juga bagi masyarakat luas.
Dengan sifatnya yang membangun keterampilan, potensi dan kompetensi diri,
guru penggerak mampu menjadi pioneer untuk guru lainnya agar bisa terus
bersemangat dalam mengembangkan skill pedagoginya ditengah
perkembangan zaman atau pembelajaran abad-21 ini. Program guru penggerak
mengembangkan skill untuk pedagogi yang dibutuhkan, guru penggerak juga
diarahkan pada kemampuan manajerial untuk dapat menjadi leader, baik itu
kepala sekolah, pengawas maupun leader di dalam kelas itu sendiri (Faiz &
Faridah, 2022).
Guru penggerak merupakan rangkaian dari penyelenggaraan kurikulum
merdeka belajar yang diluncurkan oleh Kemendikbud dan dijalankan oleh
Ditjen GTK (Guru dan Tenaga Kependidikan, bertujuan untuk menciptakan
pemimpin pendidikan Indonesia yang dapat menjadikan siswa berperan aktif
dan mampu mengajak guru lainnya untuk melakukan pembelajaran yang
berpusat pada siswa (Ningrum & Suryani, 2022).
G. Project Based Learning
Project based learning merupakan sebuah metode pembelajaran yang
sudah banyak dikembangkan di negara-negara maju seperti Amerika Serikat.
Jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, project based learning bermakna

7
sebagai pembelajaran berbasis proyek. Project based learning adalah sebuah
metode pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual
melalui kegiatan-kegiatan yang kompleks.
Project Based Learning adalah pendekatan pembelajaran yang memiliki
karakteristik sebagai berikut:peserta didik membuat keputusan tentang sebuah
kerangka kerja,adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada
peserta didik,peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas
permasalahan atau tantangan yang diajukan,peserta didik secara kolaboratif
bertanggungjawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk
memecahkan permasalahan,proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,peserta
didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan,produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif, dan
situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan
(Murniati, 2021).
Jadi Project Based Learning adalah carapembelajaran yang bermuara pada
proses pelatihan berdasarkan masalah‐masalahnyata yang dilakukan sendiri
melaluikegiatan tertentu (proyek). Titik beratmasalah nyata yang dilakukan
dalam suatuproyek kegiatan sebagai prosespembelajaran ini merupakan hal
yang paling penting.

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep merdeka belajar dapat meningkatkan kemampuan dan
keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah baru dan komplek.
Kemampuan guru dalam memfasilitasi siswa dengan merdeka belajarnya dapat
membebaskan siswa berkembang secara natural, sehingga siswa terangsang
untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran.
Sealanjutnya, dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki siswa akan
sangat berguna saat terjun dalam dunia kerja dan memetakannya. Idealnya,
konsep merdeka belajar yang terapkan dalam dunia pendidikan akan menekan
pengangguran terdidik, siswa dapat gampang mendapatkan pekerjaan pasca
lulus, dan bekerja sesuai bidang yang telah dipelajarinya di sekolah.
B. Saran
Kami berharap makalah kami dapat digunakan sebagai penambah
wawasan mengenai implementasi pengembangan kurikulum merdeka.

9
DAFTAR PUSTAKA
Ainia, D. K. (2020). Merdeka Belajar Dalam Pandangan Ki Hadjar Dewantara Dan
Relevansinya Bagi Pengembanagan Pendidikan Karakter. Jurnal Filsafat
Indonesia, 3(3), 95–101. https://doi.org/10.23887/jfi.v3i3.24525
Alimuddin, J. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal
Ilmiah KONTEKSTUAL, 4(02), 67–75.
https://doi.org/10.46772/kontekstual.v4i02.995
Andari, E. (2022). Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Menggunakan
Learning Management System (LMS). Allimna: Jurnal Pendidikan Profesi
Guru, 1(2), 65–79. https://doi.org/10.30762/allimna.v1i2.694
Bella Septyaningrum. (2022). Penerapan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar,
Bagaimana Reaksi Guru dan Siswa?
https://kumparan.com/bellaseptyaningrum09/penerapan-kurikulum-merdeka-
di-sekolah-dasar-bagaimana-reaksi-guru-dan-siswa-1zWpGmdSig9/full
Fadhli, R. (2022). Implementasi Kebijakan Kurikulum Merdeka di Sekolah Dasar.
Jurnal Elementaria Edukasia, 5(2), 147–156.
https://doi.org/10.31949/jee.v5i2.4230
Faiz, A., & Faridah, F. (2022). Program Guru Penggerak Sebagai Sumber Belajar.
Konstruktivisme : Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 14(1), 82–88.
https://doi.org/10.35457/konstruk.v14i1.1876
Faiz, A., & Kurniawaty, I. (2020). Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia
Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme. Konstruktivisme : Jurnal Pendidikan
Dan Pembelajaran, 12(2), 155–164.
https://doi.org/10.35457/konstruk.v12i2.973
Hafid. (2020). Konsep Merdeka Belajar dan Pentingnya Kemampuan Memetakan
Dunia Kerja. Al-Fikrah: Jurnal Studi Ilmu Pendidikan Dan Keislaman, 3(1),
108–125.
Isma, C. N., Rina Rahmi, & Hanifuddin Jamin. (2022). Urgensi Digitalisasi
Pendidikan Sekolah. At-Ta’Dib: Jurnal Ilmiah Prodi Pendidikan Agama
Islam, 14(2), 129–141. https://doi.org/10.47498/tadib.v14i2.1317
Lubis, R. R., Amelia, F., Alvionita, E., Nasution, I. E., & Lubis, Y. H. (2023). Peran
Guru Penggerak dalam Meningkatkan Pemerataan Kualitas Kinerja Guru.
Jurnal At-Tadbir : Media Hukum Dan Pendidikan, 33(1), 70–82.
https://doi.org/10.52030/attadbir.v33i1.170
Murniati, E. (2021). Penerapan Metode Project Based Learning Dalam
Pemmbelajaran. Journal of Education, 3(1), 1–18.
Muslimin, I. (2023). Konsep Dan Implementasi Kurikulum Merdeka Belajar Pada
Lembaga Pendidikan Islam: Studi Kasus Di Madrasah Se-Jawa Timur. FAJAR
Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), 31–49.
https://doi.org/10.15642/JAPI.2023.5.1.43-57
Ningrum, A. R., & Suryani, Y. (2022). Peran Guru Penggerak dalam Kurikulum
Merdeka Belajar. AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar, 6(2), 219.
https://doi.org/10.29240/jpd.v6i2.5432
Putridiyanti, F., & Ansori. (2022). Merdeka Belajar Dalam Pendidikan Indonesia.
Merdeka Belajar Dalam Pendidikan Indonesia, 3(2), 1–13.
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/jumpa

10
Sufendi, Prasetiya, A. U., & Isma Sari, W. (2023). PROSES IMPLEMENTASI
KURIKULUM MERDEKA BELAJAR DI SD NEGERI 01 GANDARUM
KAB PEKALONGAN. Prosiding SEMAI 2 Seminar Nasional PGMI 2023,
64–72.

11

Anda mungkin juga menyukai