DAN
PERKEMBANGAN
REMAJA”
KELOMPOK 2 :
RANSI RANDE (C1C121033)
SRI EVI (C1C121005)
FITRI HANDAYANI (C1C121028)
YANI LABOK (C1C121025)
NANDA ARDELLA (C1C121027)
MELKI MANGOPO (C1C121023)
M. FARHAN (C1C121029)
• Fase remaja merupakan masa perkembangan individu yang
sangat penting. Alberty (1957) mengemukakan bahwa masa
remaja merupakan suatu periode dalam perkembangan yang
dijalani seseorang terbentang sejak berakhirnya masa
kanak-kanak sampai dengan awal masa dewasa. Selain itu,
ada dua pandangan teoritis tentang remaja.
• Menurut pandangan teoritis pertama – yang dicetuskan oleh
P E N G E RT I A N psikolog G. Stanley Hall – : adolescence is a time of “storm
and stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh
REMAJA dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana
terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan
emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan
dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta
konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, 1987).
Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini
bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan
konflik.
• Periode Masa Puber usia 12-18 tahun
• Masa Pra Pubertas: peralihan dari akhir masa kanak-kanak ke
masa awal pubertas. Cirinya: Anak tidak suka diperlakukan
seperti anak kecil lagi,Anak mulai bersikap kritis
• Masa Pubertas usia 14-16 tahun: masa remaja awal. Cirinya:
CIRI-CIRI • Masa Akhir Pubertas usia 17-18 tahun: peralihan dari masa
pubertas ke masa adolesen. Cirinya: Pertumbuhan fisik sudah
PERUBAHAN
- Perubahan fisik pada masa remaja
PERUBAHAN
YA N G
TERJADI
PA D A M A S A Emosionalitas masa remaja
REMAJA
CARA-CARA atau perbuatan-perbuatan baik yang ditunjukkan remaja baik di sekolah maupun di
lingkungan masyarakat
ORANG TUA • Banyak berdiskusi tentang berbagai hal yang terjadi di lingkungan sosial maupun
lingkungan sekolahnya serta orientasi masa depan yang akan direncanakan
UNTUK • remaja.
MENANGANI • Realistis dan bersikap objektif terhadap anak, sehingga idealnya orang tua mengetahui
kapasitas anak dan mendiskusikan target apa yang ingin dicapai.
MASALAH • Mulai menyertakan remaja dalam pengambilan keputusan keluarga. Hal ini mendidik anak
untuk ikut bertanggung jawab dan melatih mereka dalam proses problem solving dan
REMAJA •
decision making.
Mendukung ide-ide remaja yang positif.
• Mengawasi kegiatan dan lingkungan sosial remaja secara proporsional, tidak terlalu ketat
atapun terlalu longgar.
• Jika ada indikasi ketidakberesan yang serius, baik dalam segi fisik ataupun psikologis yang
cukup mencolok segera konsultasikan dengan tenaga ahli seperti dokter atau psikolog.
• Tentukan tujuan dan target yang akan dicapai, sehingga
pengerahan sumber dayayang dimiliki akan lebih tepat.
• Kenali diri, baik berupa kelebihan dan kekurangan karena
semakin remajamengenai dirinya akan semakin terarah
tindakannya.
• Tekun dan jangan cepat menyerah.
K I AT- K I AT • Berpikir sebelum mengambil suatu keputusan.
SUKSES •
•
Openminded dan jangan sombong.
Jangan malu bertanya dan jangan takut salah.
DALAM • Hati-hati memilih teman dan lingkungan pergaulan.
PENDIDIKAN • Hormat kepada guru, orang tua dan teman.
• Mengembangkan empati dalam bergaul.
REMAJA • Berusaha dan berdo’a
• Bicaralah pada orang tua jika ada permasalahan yang sulit,
karena tidak semua masalah bisa ditangani sendiri.
• Apabila perlu, dapat berkonsultasi dengan ahli (misal :
psikolog, konselor pendidikan, dll)
TERIMA • Kelompok 2.
KASIH!