Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Intelegensi atau sering banyak digunakan dengan sebulan kecerdasan, suatu karunia yg dimiliki individu
untuk mengembangkan dan mempertahankan hidupnya, serta bagaimana individu itu berusaha
menghambakan dirinya kepada PenciptaNya.

Ketika baru lahir seorang anak sudah mempunyai kecerdasan, hanya sangat bergantung pada orang lain
untuk memenuhi perkembangan hidupnya. Dalam perkembangannya anak makin meningkatkan
berbagai kemampuan untuk mengurangi ketergantungan dirinya pada orang lain dan berusaha untuk
dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.

Manusia tumbuh dan berkembang pada masa bayi ke masa dewasa melalui beberapa langkah dan
jenjang . Kehidupan anak dalam menelusuri perkembangan itu pada dasarnya merupakan kemampuan
mereka berinteraksi dengan lingkungan .Interaksi sosial merupakan proses sosialisasi yang mendudukan
anak sebagai insan yang secara aktif melakukan proses sosialisasi. Bersosialisasi pada dasarnya
merupakan proses penyesuaian diri terhadap lingkungan kehidupan sosial .

B. Identifikasi Masalah

Dalam pembahasan dan pembelajaran mengenai perkembangan peserta didik kali ini, kami dituntut
untuk membuat makalah dengan tujuan memperdalam pengetahuan mengenai peserta didik itu sendiri.

Di dalam perkembangan peserta didik ada 18 judul yang akan dibahas yaitu:

1. Pengertian Intelek dan intelegensi

2. Hubungan antara Intelek dan Tingkah Laku

3. Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Intelek

5. Perbedaan individu dalam Kemampuan dan Perkembangan Intelek

6. Usaha-usaha dalam Mebantu Mengembangkan Intelek Remaja dalam Proses Pembelajaran

7. Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial


8. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

9. Factor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan social

10. Pengaruh Perkembanagan Sosial terhadap Tingkah Laku

11. Perbedaan Individual dalam Perkembangan Sosial

12. Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan
Pendidikan

13. Pengertian Perkembangan Bahasa

14. Karakteristik Perkembangan Bahasa Remaja

15. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

16. Pengaruh Kemampuan Berbahasa terhadap Kemampuan Berpikir

17. Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa

18. Upaya Pengembangan Kemampuan Bahasa Remaja dan Implikasinya dalam Pemyelenggaraan
Pendidikan

C. Tujuan

1. Memahami makana Intelek

2. Memahami makna dan karakteristik perkembangan social remaja

3. Memahami makna dan karakteristik perkembangan bahasa remaja

BAB II

PEMBAHASAN

A. INTELEGENSI

1. Pengertian Intelek

Istilah intelek berasal dari bahasa Inggris intellect yang menurut Chaplin (1981) diartikan sebagai :

1. Proses kognitif, proses berpikir, daya menghubungkan, kemampuan


menilai, dan kemampuan mempertimbangkan, dan

2. Kemampuan mental atau itelegensi.

Menurut Mahfudin Shalahudin (1989) dinyatakan bahwa “intelek” adalah akal budi atau
inteligensi yang berarti kemampuan untuk meletakkan hubungan dari rposes berfikir. Selanjutnya,
dikatakan bahwa orang yang intelligent adalah orang yang dapat menyelesaikan persoalan dalam waktu
yang lebih singkat, memahami masalahnya lebih cepat dan cermat, serta mampu bertindak cepat.

Menurut English dan English dalam bukunya “ A Comprehensive dictionary of pisychological and
Psychoanalitical Terms “. Istlah Intelect berarti antara lain :

a. Kekuatan mental dimana manusia dapat berfikir

b. Suatu rumpun nama untuk proses kognitif, terutama untuk aktifitas yang berkenaan dengan berfikir
(misalnya menghubungkan, menimbang, dan memahami)

c. Kecakapan, terutama kecakapan yang ti nggi untuk berfikir ( bandingkan dengan Intelligence,
Intelligence = intellect).

Untuk mengukur kecerdasan atau intelek di perlukan tes IQ. IQ adalah sebuah singkatan yang
kepanjangannya adalah Intelegensi Qaution dalam bahasa Indonesia sering disebut angaka kecerdasan
seseorang. Kecerdasan yang dimaksud adalah kemampuan manusia secara umum (dalam hal pada
umumnya).Hasilnya adalah berupa angka/score.

Pengukuran tingkat intelegensi menurut William Stern dapat di nyatakan dengan rumus sebagai
berikut :

IQ = MA X 100 CA

Manfaat Tes IQ

• Dapat mengetahui kecerdasan yang dimiliki

•Dapat melihat sejauh mana potensi bisa dikembangkan secara maksimal.

• Untuk mengkreasikan antara tingkat kecerdasan dengan hasil belajar yang dicapai (jika IQ tinggi
harusnya prestasi belajar juga tinggi)
• Untuk mendeteksi kesulitan belajar disebabkan karena faktor kemampuan ataukah faktor yang lain
seperti kemalasan, dll.

• Untuk pertimbangan dalam memilih jenjang pendek/panjang.

2. Hubungan Antara Intelek dan Tingkah Laku

Kemampuan berfikir abstrak menunjukkkan perhatian seseorang kepada kejadian dan peristiwa yang
tidak kongkrit seperti misallna pilihan pekerjaan , corak hidup bermasyarakat, pilihan pasangan hidup
yang sebenarnya masih jauh di depannya dan lain- lain. Kemampuan abstraksi akan berperan dalam
perkembangan kepribadiannya.

Pikiran remaja sering di pengaruhi oleh ide-ide dan teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap
situasi dan orang tua. Sikap kritis ini juga di tubjukkkan pada hal-hal yang sedah umum baginya pada
masa sebelumnya, sehingga tata cara, dan adat istiadat yang berlaku di lingkungan keluarga sering
terasa terjadi atau ada pertentangan dengan sikap keritis yang tampak pada perilakunya.

Disamping itu pengaruh egosentris masih terlihat pada pikirannnya :

a. Cita-cita dan idealism yang baik , terlalu menitik beratkan pikiran sendiri tanpa memikirkan akibat
lebih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya
menyelesaikan persoalan.

b. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain dalam
penilainnya.

Egosentrisme “ kekakuan” para remaja dalam cara berfikir maupun bertingkah laku. Persoalan yang
timbul pada maasa remaja adalah banyak bertalian dengan perkembangan fisik yang dirasakan
mencekam dirinya. Hal ini menimbulkan perasaan “seperti “ selalu diamati orang lain, perasaaan malu
dan membatasi gerak geriknya.

3. Karakteristik Perkembangan Intelek Remaja

Pada umumnya 3 – 4 tahu pertama menunjukkan perkembangan yang hebat, selanjutnya akan terjadi
perkembangan yang teratur. Pada awal masa remaja, kira-kira pada usia 12 tahun anak pada masa yang
di sebut “ masa operasi formal” (berfikir abstrak). Dalam berfikir operasional formal setidak tidakkna
mempunyai 2 sifat yang penting, yaitu:

a. Sifat Deduktif Hepotesis

Pada dasarnya pengajuan hipotesis itu menggunakan cara berfikir induktif, disamping deduktif, oleh
sebab itu dari sifat analisis yang ia lakukan, ia dapat membuat strategi penyelesaina.
b. Berfikir Operasional juga berfikir Kombinatoris

Dengan berfikir operasional fornmal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku problem
solving yang betul-betul ilmiah, serta memungkinkan untuk mengadakan pengujian hipotesis dengan
variabrel- variable tergantung yang mungkin ada.

Jadi, dengan berfikir operasional formal memungkinkan orang untuk mempunyai tingkah laku problem
solving yang betul-betul ilmiah, serta memungkinkan untuk mengadakan pengujian dengan variable-
variabel tergantung yang mungkin ada. Berfikit abstrak atau formal operation ini merupakan cara
berfikir yang bertalian dengan hal-hal yang tidak dilihat dan kejadian-kejadian tidak langsung dihayati.

4. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perkembanga Intelek

Hal-hal yang mempengaruhi perkembangan intelek itu antara lain:

a. Bertambahnya informasi yang disimpan (dalam otak) seseorang sehingga ia mampu berfikir
reflektif.

b. Banyaknya pengalaman dan latihan-latihan memecahkan masalah sehingga seseorang dapat


berfikir proposional.

c. Adanya kebebasan berfikir, menimbulkan keberanian seseorang dalam menyusun hipotesis yang
radikal, kebebasan menjejaki masalah secara keseluruhan.

Perkembangan intelektual sebenarnya diperngaruhi oleh dua faktor utama, yaitu hereditas dan
lingkungan. Pengaruh kedua faktor itu pada kenyataannya tidak terpisah secara sendiri-sendiri
melainkan seringkali merupakan resultan dari interaksi keduanya. Pengaruh faktor hereditas dan
lingkungan terhadap perkembangan intelektual itu dapat dijelaskan berikut ini.

- Faktor Hereditas

Semenjak dalam kandungan, anak telah memiliki sifat-sifat yang menentukan daya kerja intelektualnya.
Secara potensial anak telah membawa kemungkinan apakah akan menjadi kemampuan berfikir setara
normal, di atas normal atau di bawah normal. Namun, potensi ini tidak akan berkembang atau terwujud
secara optimal apabila lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang. Oleh karena itu,
peranan lingkungan sangat menentukan perkembangan intelektual anak.

- Faktor Lingkungan

Ada dua unsur lingkungan yang sangat penting peranannya dalam memengaruhi perkembangan intelek
anak, yaitu :

keluarga dan sekolah.


a. Keluarga

Intervensi yang paling penting dilakukan oleh keluarga atau orang tua adalah memberikan pengalaman
kepada anak dalam berbagai bidang kehidupan sehingga anak memiliki informasi yang banyak yang
merupakan alat bagi anak untuk berpikir. Cara-cara yang digunakan, misalnya memberi kesempatan
kepada anak untuk merealisasikan ide-idenya, menghargai ide-ide tersebut, memuaskan dorongan
keingintahuan anak dengan jalan seperti menyediakan bacaan, alat-alat keterampilan, dan alat-alat yang
dapat mengembangkan daya kreativitas anak. Memberi kesempatan atau pengalaman tersebut akan
menuntut perhatian orangtua.

b. Sekolah

Sekolah adalah lembaga formal yang diberi tanggungjawab untuk meningkatkan perkembangan anak
tersebut perkembangan berpikir anak. Dalam hal ini, guru hendaknya menyadari bahwa perkembangan
intelektual anak terletak di tangannya. Beberapa cara diantaranya adalah sebagai berikut :

1) Menciptakan interaksi atau hubungan yang akrab dengan peserta didik.

2) Memberi kesempatan kepada para peserta didik untuk berdialog dengan orang-orang yang ahli dan
pengalaman dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, sangat menunjang perkembangan intelektual
anak.

3) Menjaga dan meningkatkan pertumbuhan fisik anak, baik melalui kegiatan olahraga maupun
menyediakan gizi yang cukup, sangat penting bagi perkembangan berpikir peserta didik.

4) Meningkatkan kemampuan berbahasa peserta didik, baik melalui media cetak maupun dengan
menyediakan situasi yang memungkinkan para peserta didik berpendapat atau mengemukakan ide-
idenya.

5. Perbedaan Individu dalam Kemampuan dan Perkembangan Intelek

Seperti yang di ketahui, manusia ituberbeda satu sama lain dalam berbagai hal, juga tentang
intelegensinya. Nilai IQ yang dihasilkan dari pengukuran intelegensi pada anak umur tertentu akan
menghasilkan sebaran nilai yang membentuk sebaran normal ( normal distribution) dengan rata-rata
100 dan simpangan baku 15.

Klasifikasi Nilai Hasil Tes IQ Untuk tes IQ score yang dihasilkan berkisar 70 – 169. Dengan penerjemahan
sebagai berikut :

• 140 – 169 : Very superior (sangat pandai)

• 120 – 139 : Superior (pandai)

• 110 – 119 : High Average (diatas rata-rata)


• 90 – 109 : Average (rata-rata)

• 80 – 89 : Low average (dibawah rata-rata)

• 70 – 79 : Barderline (lambat belajar)

Menurut Piaget, inteligensi mempunyai beberapa sifat:

a. Intelegensi adalah interaksi aktif dengan lingkungan

b. Inteligensi meliputi struktur organisasi perbuatnan dan pikiran, dan interaksi yang bersangkutan
antara individu dan lingkungannya.

c. Struktur tersebut dalam perkembangannya mengalami perubahan kualitatif

d. Dengan bertambahnya usia, penyesuaian diri lebih mudah karena proses

keseimbangan yang bertambah luas.

e. Perubahan kualitatif pada intelegensi timbul pada masa yang mengikuti suatu rangkaina tertentu.

6. Usaha-Usaha dalam Membantu Mengembvangkan Intelek Remaja dalam Proses Pembelajaran

Menurut Piaget sebagian besar anak usia remaja mampu memahami konsep-konsep abstrak daalam
batas-batas tertentu. Geru dapat membantu mereka melakukan hal ini dengan selalu menggunakan
pendekatan ketrampilan proses ( discovery approach ) dan dengan member penekanan pada
penggunaan konsep-konsep dan abstrak-abstrak.

Kondisi psikologis yang perlu diciptakan agar peserta didik merasa aman secara psikologis sehingga
mampu mengembangkan kemampuan intelektualnya adalah sebagai berikut :

a). Pendidik menerima peserta didik secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional
positive regard).

b). Pendidik menciptakan suasana dimana peserta didik tidak merasa terlalu dinilai oleh orang lain

c). Pendidik memberikan pengertian dalam arti dapat memahami pemikiran, perasaan dan perilaku
peserta didik, dapat menempatkan diri dalam situasi peserta didik, serta melihat sesuatu dari sudut
pandang mereka (empathy).

d). Menerima remaja secara positif sebagaimana adanya tanpa syarat (unconditional positive regard).

e). Memahami pemikiran, perasaan dan perilaku remaja, menempatkan diri dalam situasi remaja,
serta melihat sesuatu dari sudut pandang mereka (empathy).
f). Memberikan suasanan psikologis yang aman bagi remaja untuk mengemukakan pikiran-pikirannya
sehingga terbiasa berani mengembangkan pemikirannya sendiri.

PERKEMBANGAN SOSIAL

1. Pengertian Perkembangan Hubungan Sosial

Hubungan sosial merupakan hubungan antarmanusia yang saling membutuhkan. Hubungan sosial
dimulai dari tingkat yang sederhana yang didasari oleh kebutuhan yang sederhana. Semakin dewasa,
kebutuhan manusia menjadi kompleks dan dengan demikian, tingkat hubungan sosial juga berkembang
menjadi amat kompleks. Pada jenjang perkembangan remaja, seorang remaja bukan saja memerlukan
orang lain demi memenuhi kebutuhan pribadinya, tetapi mengandung maksud untuk disimpulkan
bahwa pengertian perkembangan sosial adalah berkembangnya tingkat hubungan antar manusia
sehubungan dengan meningkatnya kebutuhan hidup manusia.

2. Karakteristik Perkembangan Sosial Remaja

Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang
ini, kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah
cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan
mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam
keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok
umur.

3. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial remaja

Perkembangan sosial anak/remaja dipengaruhi beberapa faktor yaitu :

1. Keluarga

2. Kematangan

3. Status Sosial Ekonomi

4. Pendidikan

5. Kapasitas Mental : Emosi dan Intelegensi

4. Pengaruh Perkembangan Sosial terhadap Tingkah Laku

Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu
terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya
dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang
menyembunyikannya atau merahasiakannya.

Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap
situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan
kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang
semstinya menurut alam pikirannya.

Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa :

1. Cita-cita dan idealism yangbaik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat
labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya
menyelesaikan persoalan.

2. Kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm
penilaiannya. Melalui banyak pengalaman dan penghayatan kenyataan serta dalam menghadapi
pendapat orang lain, maka sikap ego semakin berkurang dan diakhir masa remaja sudah sangat kecil
rasa egonya sehingga mereka dapat bergaul dengan baik.

5. Perbedaan Individual dalam Perkembangan Sosial

Bergaul dengan sesama manusia (sosialisasi) dilakukan oleh setiap orang, baik secara individual
maupun berkelompok. Dilihat dari berbagai aspek, terdapat perbedaan individual manusia, yang hal itu
tampak juga dalam perkembangan sosialnya.

Sesuai dengan Teori komprehensif yang dikemukakan oleh Erickson yang menyatakan bahwa
manusia hidup dalam kesatuan budaya yang utuh, alam dan kehidupan masyarakat menyediakan segala
Hal yang dibutuhkan manusia. Namun sesuai dengan minat, kemampuan, dan latar belakang kehidupan
budayanya maka berkembang kelompok-kelompok sosial yang beranekaragam. Remaja yang telah mulai
mengembangkan kehidupan bermasyarakat, maka telah mempelajari pola-pola yang sesuai dengan
kepribadiannya.

6. Upaya Pengembangan Hubungan Sosial Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan


Pendidikan

a) Penciptaan kelompok sosial remaja perlu dikembangkan untuk memberikan rangsang kepada
mereka kearah perilaku yang bermanfaat.

b) Perlu sering diadakan kegiatan kerja bakti , bakti karya dan kelompok-kelompok belajar untuk
dapat mempelajari remaja bersosialisasi sesamanya dan masyarakat .
C. PERKEMBANGAN BAHASA

1. Pengertian Perkembangan Bahasa

Sesuai dengan fungsinya, bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan oleh seorang dalam
pergaulannya atau hubungannya dengan orang lain dan bahasa merupakan alat bergaul.

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif yang berarti faktor intelek/kognisi sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa. Contohnya bayi yang tingkat
intelektualnya belum berkembang dan masih sangat sederhana, bahasa yang digunakannya juga sangat
sederhana. Semakin bayi itu tumbuh dan berkembang serta mulai mampu memahami lingkungan, maka
bahasa mulai berkembang dari tingkat yang sangat sederhana menuju ke bahasa yang kompleks.
Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh lingkungan, karena bahasa pada dasarnya merupakan hasil
belajar dari lingkungan. Anak (bayi) belajar bahasa seperti halnya belajar hal yang lain, meniru dan
mengulang hasil yang telah didapatkan merupakan cara belajar bahasa awal. Bayi bersuara, ‘mm
mmm’, ibunya tersenyum mengulang menirukan dengan memperjelas dan memberi arti suara itu
menjadi ‘maem-maem’. Bayi belajar menambah kata-kata dengan meniru bunyi-bunyi yang
didengarnya. Manusia dewasa (terutama ibunya) disekelilingnya membetulkan dan memperjelas.

Belajar bahasa yang sebenarnya baru dilakukan oleh anak berusia enam sampai tujuh tahun, disaat anak
mulai bersekolah. Jadi perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat
berkomunikasi, baik alat komunikasi dengan cara lisan, tertulis, maupun menggunakan tanda-tanda dan
isyarat. Mampu dan menguasai alat komunikasi di sini diartikan sebagai upaya seseorang untuk dapat
memahami dan dipahami orang lain.

2. Karakteristik Perkembangan Remaja

Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang ia telah banyak belajar dari lingkungan, dan
dengan demikian bahasa remaja terbentuk dari kondisi lingkungan. Lingkungan remaja mencakup
lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya pergaulan teman sebaya, dan lingkungan sekolah. Pola
bahasa yang dimiliki adalah bahasa yang berkembang di dalam keluarga atau bahasa itu.

Perkembangan bahasa remaja dilengkapi dan diperkaya oleh lingkungan masyarakat di mana mereka
tinggal. Hal ini berarti pembentukan kepribadian yang dihasilkan dari pergaulan masyarakat sekitar akan
memberi ciri khusus dalam perilaku bahasa. Pengaruh pergaulan di dalam masyarakat (teman sebaya)
terkadang cukup menonjol, sehingga bahasa anak (remaja) menjadi lebih diwarnai pola bahasa
pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya. Dari kelompok itu berkembang bahasa sandi,
bahasa kelompok yang bentuknya amat khusus, seperti istilah baceman dikalangan pelajar yang
dimaksudkan adalah bocoran soal ulangan atau tes.

Pengaruh lingkungan yang berbeda antara keluarga masyarakat, dan sekolah dalam perkembangan
bahasa, akan menyebabkan perbedaan antara anak yang satu dengan yang lain. Hal ini ditunjukkan oleh
pilihan dan penggunaan kosakata sesuai dengan tingkat sosial keluarganya. Keluarga dari masyarakat
lapisan pendidikan rendah atau buta huruf, akan banyak menggunakan bahasa pasar, bahasa
sembarangan, dengan istilah-istilah yang kasar. Masyarakat terdidik yang pada umumnya memiliki
status sosial lebih baik, menggunakan istilah-istilah lebih selektif dan umumnya anak-anak remajanya
juga berbahasa lebih baik.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa

Berbahasa terkait erat dengan kondisi pergaulan. Oleh karena itu perkembangannya dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yaitu:

(1) Umur anak

Manusia bertambah umur akan semakin matang pertumbuhan fisiknya, bertambahnya pengalaman, dan
meningkatkan kebutuhan. Faktor fisik dan ikut mempengaruhi sehubungan semakin sempurnanya
pertumbuhan organ bicara, kerja otot-otot untuk melakukan gerakan-gerakan dan isyarat. Pada masa
remaja perkembangan biologis yang menunjang kemampuan berbahasa telah mencapai tingkat
kesempurnaan, dengan dibarengi oleh perkembangan tingkat intelektual, anak akan mampu
menunjukkan cara berkomunikasi dengan baik.

(2) Kondisi lingkungan

Lingkungan tempat anak tumbuh dan berkembang memberi andil untuk cukup besar dalam berbahasa.
Perkembangan bahasa dilingkungan perkotaan akan berbeda dengan dilingkungan pedesaan. Begitu
pula perkembangan bahasa di daerah pantai, pegunungan dan daerah-daerah terpencil menunjukkan
perbedaan.

(3) Kecerdasan anak

Ketepatan meniru, memproduksi perbendaharaan kata-kata yang diingat, kemampuan menyusun


kalimat dengan baik dan memahami atau menangkap maksud suatu pernyataan fisik lain, amat
dipengaruhi oleh kerja pikir atau kecerdasan seseorang anak.

(4) Status sosial ekonomi keluarga

Keluarga yang berstatus sosial ekonomi baik, akan mampu menyediakan situasi yang baik bagi
perkembangan bahasa anak-anak dengan anggota keluarganya. Rangsangan untuk dapat ditiru oleh
anak-anak dari anggota keluarga yang berstatus sosial tinggi berbeda dengan keluarga yang berstatus
sosial rendah.

(5) Kondisi fisik

Kondisi fisik di sini kesehatan anak. Seseorang yang cacat yang terganggu kemampuannya untuk
berkomunikasi, seperti bisu, tuli, gagap, dan organ suara tidak sempurna akan mengganggu
perkembangan alam berbahasa.
4. Pengaruh Kemampuan Berbahasa terhadap Kemampuan Berfikir

Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling mempengaruhi satu sama lain. Bahwa
kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya kemampuan
berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir. Seseorang rendah kemampuan berpikirnya,
akan mengalami kesulitan dalam menyusun kalimat yang baik, logis dan sistematis. Hal ini akan
berakibat sulitnya berkomunikasi.

Bersosialisasi berarti melakukan konteks dengan yang lain. seseorang menyampaikan ide dan
gagasannya dengan berbahasa dan menangkap ide dan gagasan orang lain melalui bahasa.
Menyampaikan dan mengambil makna ide dan gagasan itu merupakan proses berpikir yang abstrak.
Ketidaktepatan menangkap arti bahasa akan berakibat ketidaktepatan dan kekaburan persepsi yang
diperolehnya.

5. Perbedaan Individual dalam Kemampuan dan Perkembangan Bahasa

Menurut Chomsky (Woolfolk, dkk. 1984) anak dilahirkan ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa.
Akan tetapi seperti dalam bidang yang lain, faktor lingkungan akan mengambil peranan yang cukup
menonjol, mempengaruhi perkembangan bahasa anak tersebut. Mereka belajar makna kata dan bahasa
sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan mereka hayati dalam hidupnya sehari-hari.
Perkembangan bahasa anak terbentuk oleh lingkungan yang berbeda-beda.

Berpikir dan berbahasa mempunyai korelasi tinggi, anak dengan IQ tinggi akan berkemampuan bahasa
yang tinggi. Sebaran nilai IQ menggambarkan adanya perbedaan individual anak, dan dengan demikian
kemampuan mereka dalam bahasa juga bervariasi sesuai dengan varasi kemampuan mereka berpikir.

6. Upaya Pengembangan Kemampuan Remaja dan Implikasinya dalam Penyelenggaraan Pendidikan

Kelas atau kelompok belajar terdiri dari siswa yang bervariasi bahasanya, baik kemampuannya maupun
polanya. Menghadapi hal ini guru harus mengembangkan strategi belajar-mengajar bidang bahasa
dengan memfokuskan pada potensi dan kemampuan anak.

1. Anak perlu melakukan pergaulan

2. Guru melakukan pengembangan bahasa murid dengan menambahkan perbendaharaan bahasa


lingkungan yang telah di pilih secara tepat dan benar oleh guru.

BAB III

PENUTUPAN
Kesimpulan

Intelek adalah kecakapan mental, yang menggambarkan kemampuan berfikir. Tes Intelegensi yang
terkenal adalah tes Binet-Simon. Hail tes Intelegensi dinyatakan dalam bentuk nilai IQ, dan hal ini
banyak gunanya karena tingkat intelegensi berpengaruh terhadap banyak aspek. Ciri-ciri pokok dalam
perkembangan intelek remaja dapat disebutkan sebagai berfikir deduktif-hpotesis dan berfikir
kombinatoris.

Perkembangan social adalah perkembangannya tingkat hubungan antarmanusia sehubungan dengan


meningkatnya kebutuhan hidup manusia. Hubungan social remaja terutama yang berkaitan dengan
proses penyesuaian dari berpengaruh terhadap tingkah laku.

Bahasa memegang peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Perkembangan bahasa dipengaruhi
oleh banyak faktor, antara lain adalah usia anak, kondisi keluarga dan kondisi fisik anak terutama dari
segi kesehatannya.Kemampuan berbahasa dan kemampuan berpikir saling berpengaruh satu sama lain.
bahwa kemampuan berpikir berpengaruh terhadap kemampuan berbahasa dan sebaliknya kemampuan
berbahasa berpengaruh terhadap kemampuan berpikir.

Saran

Sebaiknya, untuk mengetahui tingkat perkembangan intelek seseorang harus dilakukan berdasarkan
tahap-tahapnya, sesuai dengan perkembangan umur mereka. Walaupun intelegensi tersebut
merupakan bawaan sejak lahir atau yang dikenal dengan faktor hereditas, namun faktor lingkungan juga
sangat berpengaruh dalam perkembangan intelek seseorang. Untuk itu, agar perkembangan intelek
berkembang dengan baik maka harus diperhatikan faktor-faktor tersebut.

Perkembangan bahasa terkait dengan perkembangan kognitif, yang berarti faktor intelek/kognisi sangat
berpengaruh terhadap perkembangan kemampuan berbahasa.Oleh karena itu, kita harus menggunakan
dan mengembangkan bahasa dengan berkembangnya bahasa secara tidak sadar kita telah melangkah
kedewasaan yang sudah merupakan kodrat kita sebagai manusia. Hanya saja, agar pertumbuhan itu
mencapai hasil yang maksimal harus mempertahankan faktor-faktor pendukungnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ngalim, Purwanto M. MP. Psikologi Pendidikan, Bandung :PT. Remaja Rosdakarya.

Piaget, J.1947.La Psychologie de Intelligene. Paris ; Librairie Armand Colin

Prof. Dr. H. Sunarto, Dra. Ny. B. Hartono, Agung.2008. Perkembangan Peserta Bidik . Jakarta : Rineka
Cipta

Ali, Mohammad & Ansori, Mohammad. 2000. Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik)

Bandung ; Bumi Aksara

Sarwono, Sarlito W. 1991 . Psikologis Pendidikan . Jakarta : Rajawali Perss

Anda mungkin juga menyukai