Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN MODEL (TECHNOPREUNER) DI BIDANG TEKNIK

ELEKTRO BERBASIS PRODUCTION BASED LEARNING DI SEKOLAH


MENENGAH KEJURUAN

Rizki Julia Utama


Fakultas Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Rizki0168pasca.2020@student.uny.ac.id

Abstrak : Tujuan Penelitian untuk : (1) Untuk mendapatkan rancangan model konseptual
technopreneur dibidang teknik elektro dengan menggunakan product based learning pada
kompetensi keahlian TITL d SMK. (2) Untuk mendapatkan hasil pengembangan model
technopreneur dibidang teknik elektro dengan menggunakan product based learning pada
kompetensi keahlian TITL d SMK.(3) Untuk mendapatkan keefektivan pembelajaran dari
model technopreneur dibidang teknik elektro dengan menggunakan product based learning
pada kompetensi keahlian TITL di SMK. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
pendekatan atau jenis penelitian pengembangan (Research & Development). Penelitian
pengembangan yang digunakan pada penelitian ini yaitu model pengembangan ASSURE.
Pengembangan ASSURE meliputi 6 tahap yaitu Analyze Leaners (analisa peserta didik),
State objectives (menentukan tujuan), select method, media and materials (menetapkan tujuan
pembelajaran, memilih materi dan media), utilize media and materials (menggunakan materi
dan media), require learner participation, evaluate and revise (partisipasi peserta didik, dan
evaluasi serta revisi). Subjek penelitian adalah siswa kelas TITL. Pengembangan model
technopreneur berbasis product based learningini akan menghasilkan produk berupa
perangkat pembelajaran yang meliputi rencana pelakasanaan pembelajaran (RPP), lembar
kerja peserta didik (LKPD) dan lembar penilaian pada kompetensi keahlian bidang Teknk
Intalasi Tenaga Listrik (TITL).
Kata Kunci :Model Pembelajaran,Kewirausahaan,Technopreneur,Proyek Based
Learning.
Abstract: Research Objectives for: (1) To obtain a design of the conceptual model of
technopreneur in the field of electrical engineering by using product based learning on the
competence of TITL d SMK expertise. (2) To get the results of the development of
technopreneur models in the field of electrical engineering by using product based learning
on the competence of TITL d SMK expertise. . (3) To obtain the effectiveness of learning
from the technopreneur model in the field of electrical engineering by using product based
learning on the competence of TITL expertise in vocational school. This research is
conducted using an approach or type of development research (Research &Development).
The development research used in this research is the ASSURE development model.
ASSURE development includes 6 stages namely Analyze Leaners (student analysis), State
objectives (determining goals), select methods, media and materials (setting learning goals,
choosing materials and media), utilizing media and materials (using materials and media),
require learner participation, evaluate and revise (student participation, and evaluation and
revision). The subject of the study is a TITL class student. The development of this product-
based learning-based technopreneur model will produce products in the form of learning
devices that include learning implementation plans (RPP), student worksheets (LKPD) and
assessment sheets on the competence of expertise in the field of Electrical Power Installation
(TITL).
Keywords :Learning Model, Entrepreneurship, Technopreneur, Project Based
Learning
PENDAHULUAN SMK saat ini masih menduduki jumlah

Indonesia merupakan suatu negara pengangguran tertinggi sebanyak 8,63%.

yang tergolong kedalam negara Untuk saat ini sesuai dengan pendapat

berkembang dan sangat membutuhkan Todaro, Michael, P dan Smith, Stephen, C.

sumber daya manusia. Sumber daya (2006: 456) yang berpendapat bahwa

manusia harus dikembangkan melalui jalur angka pengangguran di dalam sebuah

pemerintah yang berdasarkan atas negara yang dalam tahapan berkembang

kebijakan peningkatkan nilai pendidikan biasanya diunggulkan oleh pengangguran

kejuruan, salah satunya adalah SMK berpendidikan. Faktor utama

( sekolah menengah kejuruan). Beberapa pengangguran berpendidikan dikarenakan

program dalam revilitisasi sekolah mindset berwirausaha yang masih sangat

kejuruan merupakan wadah untuk rendah. Oleh karena itu, pemerintah harus

membentuk para lulusan agar mempunyai melakukan revitalisasi SMK salah satunya

keterampilan dan kemandirian dibidang dengan mengembangkan pembelajaran

kewirausahaan (enterprenership). berbasis produksi dalam usaha dengan


tujuan untuk meningkatkan kompetensi
Revitalisasi SMK melalui Inpres siswa dan secara integral dapat
Nomor 9 Tahun 2016 perlu dilaksanakan meningkatkan kualitas sumber daya
dengan tujuan untuk menjawab manusia di Indonesia.
permasalahan kesiapan lulusan SMK Pemerintah sudah melakukan
dalam menghadapi dunia kerja, SMK beberapa program dengan tujuan untuk
sangat perlu dilaksanakan revitalisasi menumbuhkan jiwa kewirausahaan
supaya dapat meningkatkan kompetensi masyarakat sebagai upaya untuk
sehingga mampu menghadapi dunia meningkatkan jumlah wirausaha baru oleh
kerja.Menurut badan pusat statistika Kementrian Tenaga Kerja dan
(2019:38), tingkat pengangguran terbuka Transmigrasi, Kementrian Koperasi dan
(TPT) turun sebesar 5,01%. Jumlah UKM, Kementrian Pendidikan dan
angkatan kerja tahun 2019 sebanyak Kebudayaan dalam berbagai bentuk yaitu :
136,18 juta orang dan meningkat 2,24 juta pembinaan, pelatihan, bantuan modal, atau
dibandingkan tahun 2018, sedangkan gerakan kampanye kewirausahaan. Salah
jumlah pengangguran berkurang sebesar satu program yang dilakukan oleh
50 ribu orang dalam setahun terakhir. Kemendikbud adalahdengan ditetapkannya
Dilihat dari tingkat pendidikan, lulusan Pendidikan Kewirausahaan secara
kurikuler pada Sekolah Menengah afektif dan psikomotorik tidak
Kejuruan (SMK).Secara kurikuler tujuan tercapai.Keberhasilan pembelajaran
pendidikan kewirausahaan adalah untuk kewirausahaan sekolah menurut peneliti
memacu semangat (sikap) pada peserta adalah bukan hanya bagaimana
didik, maka porsi utama materi ajar bukan keberhasilan penerapannya di SMK, tetapi
tentang pengetahuan berbisnis serta dalam ada suatu bentuk nyata di dalam
pengelolaan usaha secara akademik atau pembelajaran yang berbasis produksi
secara praktik.Salah satu upaya akhir yang (production base learning) yang dapat
dilakukan pemerintah adalah diperbaikinya memberikan benefit terhadap tercapainya
kurikulum pendidikan kewirausahaan yang suatuaspek akademik peserta didik serta
terdapat di dalam Kurikulum 2013 menjadi memberikan suatu dampak terhadap
mata pelajaran Prakarya dan pencapaian finansial (income generate).
Kewirausahaan. Pembelajaran kewirausahaan secara
Menurut Rahmanto (2011), akademik berpusat pada kompetensi
Efektifitas pendidikan kewirausahaan di afektif hal ini merupakan salah satu upaya
SMK memberikan petunjuk bahwa yang dilakukan untuk meningkatkan jiwa
pendidikan kewirausahaan yang ada di kewirausahaan peserta didik dalam
SMK belum efektif berperan dalam memilih berbagai metode sesuai
meningkatkan minat siswa SMK dengankemampuan. Serta pembelajaran
berwirausaha disebabkan metode kewirausahaan merupakan program
pembelajaran yang tidak tepat. Hasil dari pendidikan bertujuan untuk membina
wawancara peneliti diSMK bahwa peserta didik secara terarah guna
orientasi pembelajaran sangat terfokus membentuk jiwa kewirausahaan. Menurut
pada kompetensi kognitif (pengetahuan). Anori ( 2017 ) model kewirausahaan
Selain itu materi yang disampaikan Guru dengan menggunakan Product Based
belum sejalan terhadap bidang kehlian Pendekatan Pembelajaran bertujuan
perserta didik. supaya peserta didik lebih mampu
Menurut Maskan (2010), model mengembangkan potensi, kreativitas dan
pembelajaran mata pelajaran kemampuan dalam menghasilkan suatu
kewirausahaan selama ini di SMK masih produk yang saat ini sangat dibutuhkan
bersifat klasikal yang bercirikan teacher oleh masyarakat serta memiliki nilai jual.
centered learning sehingga obyektif Product based learning adalah suatu
pembelajaran yang tercapai hanyalah pembelajaran yang lebih menekankan
aspek teoritis kognitif, sedangkan aspek kepada pembelajaran praktik sehingga
peserta didik mudah memahami
pembelajaran yang diberikan guru.
METODE
Pembelajaran kewirausahaan
diselenggarakan dalam bentuk teori dan Penelitian ini dilakukan dengan
praktek supaya bisa digunakan sebagai menggunakan pendekatan atau jenis
penunjang atau bekal peserta didik setelah penelitian pengembangan (Research &
lulus. Development). Penelitian pengembangan
Di sekolah menengah kejuruan yang digunakan pada penelitian ini yaitu
masih banyak didapatkan bahwa jiwa model pengembangan ASSURE.
kewirausahan dari pada peserta itu sendiri Pengembangan ASSURE meliputi 6 tahap
masih rendah atau minset yang ada pada yaitu Analyze Leaners (analisa peserta
peserta didik tersebut masih terlihat didik), State objectives (menentukan
kurangnya kepercayaan diri dari peserta tujuan), select method, media and
didik, faktor yang mungkin di sadari materials (menetapkan tujuan
adalah kurangnya kepercayaan diri dan pembelajaran, memilih materi dan media),
masih ada rasa malu dalam hal bertanya utilize media and materials (menggunakan
kepada guru sehingga peserta didik hanya materi dan media), require learner
fokus kepada apa yang disampaikan guru participation, evaluate and revise
tersebut tanpa adanya komunikasi (partisipasi peserta didik, dan evaluasi
langsung antara guru dan peserta didik serta revisi).
sehingga kegiatan belajar terlihat sangat
Technopreneur berbasis product
pasif.
base learning terdiri dari 4 tahap yaitu :
Dengan adanya product based tahap perencanaan desain, persiapan kerja,
learning ini keaktifan peserta didik dalam produksi, penilaian produk. Model
hal mendengar danmenyimak penjelasan technopreneur berbasis product based
dari pada guru bisa diimplementasikan learning menggunakan pengembangan
kedalam pembelajaran yang menekankan ASSURE. Dapat dilihat pada gambar 3.1
kepada keaktifan langsung peserta didik dibawah ini:
dalam hal mempraktikan apa yang
didapatkan atau dipahami pada saat guru
menyampaikan pembelajaran.
2. State objective

Pada tahap ini akan

dilakukan tahap menganalisis

pembelajaran berupa kemampuan

atau kompetensi yang harus

dimiliki oleh peserta didik setelah

adanya proses pembelajaran. Peran

tujuan pembelajaran dijadikan

sebagai dasar dalam memilih

strategi, teknologi atau media

pembelajaran untuk penilaian

peserta didik dan tujuan juga

bermaksud membatasi peserta

didik.
Prosedur pengembangan
3. Select method
Technopreneur dengan ASSURE
Setelah melalui tahap
1. Analyze learners
penentuan tujuan makan
Pada tahapan ini akan
ditahap select methodini akan
dilakukan penganalisis tentang
difokuskan peserta didik untuk
peserta didik dengan tujuan
dapat membuat rancangan
untuk mengetahui bagaimana
desain yang berupa rancangan
karakter peserta didik dalam
pengembangan bahan ajar,
melakukan pembelajaran.Pada
lkpd,media pembelajaran. Pada
tahap ini juga nanti akan
tahap ini sangat penting
dipersiapakan bahan ajar, dan
dikarenakan hasil dari sangat
media pembelajaran.
berpengaruh nantinya terhadap Pada tahap ini akan

keefektivan serta berpengaruh dilakukan proses pembelajaran

terhadap daya tarik peserta dengan melibatkan peserta didik

didik dalam belajar. langsung dengan tujuan supaya

4. Utlize media and material, dapat melihat bagaimana

Dalam tahap ini akan di keefektivan bahan ajaran dan

lakukan pengimplementasian media pembelajaran terhadap

rancangan bahan ajar atau peserta didik, sehingga dapat

media pembelajaran yang telah memotivasi peserta didik didalam

dikembangkan. Peserta didik proses belajar.

diharuskan dapat mengikuti 6. Evaluate and Revise


Tahapan evaluasi ini
proses pembelajaran dalam
dilakukan agar mengetahui
keadaan yang seperti biasa, sejauh mana pemaham

peserta didik tidak dalam pembelajaran baik mengenai


bahan ajar, media pembelajaran
keadaan tertekan.
serta metode setelah diberikan
5. Require Leaners Participation perlakuan. Dengan tujuan untuk
menilai sejauh mana
keefektivan pembelajaran dan
menilai pencapaian hasil
belajar peserta didik.
Dalamevaluasi ini juga
bertujuan untuk menilai
efektivitas proses pembelajaran
yaitu pencapai tujuan, metode,
media, bahan ajar yang
membantu proses
pembelajaran. Untuk revisi
akan dilaksanakan ketika hasil
yang diperoleh dari evaluasi konsumen hasil yang diperoleh nantinya
kurang baik. Dalam revisi ini kan digunakan kembali untuk membeli
nantinya akanmemperbaiki bahan untuk pembelajaran selanjutnya.
kembali komponen-komponen Program pembelajaran berbasis produk ini
pembelajaran agar ditekankan pada produk dan jasa serta
pembelajaran dapat efektif dan memberikan kesempatan kepada semua
efisien. pihak untuk ikut berpartisipasi dalam
mengembangkan dan meningkatkan
kualitas pembelajaran, serta menumbuhkan
keaktifan peserta didik dalam kegiatan
memproduksi serta menumbuhkan jiwa
kewirausahaan yang dimiliki.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Upaya yang dilakukan dalam
Pembelajaran berbasis produksi
tercapainnya semua program yang sudah
merupakan salah satu pembelajaran yang
diatur pemeritah dan sekolah, maka hal
lebih mengutamakan sikap dan perilaku
utama yang harus disiapkan adalah tenaga
dengan tujuan menumbuhkan kemajuan
pendidik yang menguasai bidangnya serta
teknologi,dan menjadikan masyarakat
kerja sama dengan instansi ataupun
yang lebih demokratis. Strategi yang
elemen-elemen terkait agar terbentuknya
dikembangkan dari pembelajaran ini lebih
keseimbangan supaya program kerja tidak
mengedepankan ke arah praktik dengan
keluar dari konteks pelaksanaanya. Pada
tujuan agar peserta didik mampu
pembelajaran ini juga pendidik menjadi
menguasai keterampilan serta skill yang
kunci utama dalam keberhasilan
dimiliki bisa diterapkan secara otomatis.
dikarenakan pendidik bukan hanya sekedar
Dalam pembelajaran berbasis mendidik akan tetapi menjadi pelatih agar
produksi memerlukan pembiayaan yang peserta didik menguasai teknik dan
sangat tinggi oleh karena itu pihak sekolah menguasai bidang agar barang yang
harus bisa meminimalisirkan biaya dihasilkan sesuai dengan bidangnya.
tersebut dengan pembelajaran berbasis Pembelajaran berbasis produksi ini lebih
produksi yaitu hasil karya peserta dalam menekankan terhadap aspek keterpaduan,
pembelajaran berbasis produksi berupa dimana peserta didik diajarkan memahami
barang-barang dapat dipasarkan dalam konsep melalui pengalaman dilapangan
stand ataupun sejenis pameran kepada agar nantinya ketikan menerapkan peserta
didik bisa menguasai apa yang sudah akan dilakukan menggunakan cara
dipelajarinya. Pengembangan model menvalidasi bentuk instrumen dengan
technopreneur berbasis product based memperhatikan aspek-aspek yang tersedia
learning ini akan menghasilkan produk dalam bentuk penilaian terhadap kelayakan
berupa perangkat pembelajaran yang RPP,LKPD,media pembelajaran serta
meliputi rencana pelakasanaan lembar penilaian yang sudah dirancang
pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta terlebih dahulu diberikan kepada ahli
didik (LKPD) dan lembar penilaian pada dengan menggunakan lembar validasi.
kompetensi keahlian bidang Teknk Intalasi
Subjek uji coba
Tenaga Listrik (TITL).
Subjek penelitian yang dilakukan
dalam penelitian ini adalah model
technopreneur diSMK. Dalam hal ini yang
menjadi subjek penelitian adalah validator
Desain Uji Coba Produk
yang ahli dibidangnya, guru bidang teknik
Desain ujiproduk ini bertujuan instalasi tenaga listrik.
sebagai tempat pengumpulan data yang
Teknik dan instrumen pengumpulan
digunakan sebagai pedoman untuk melihat
validitas serta reliabilitas data
terhadapperangkat pembelajaran. Hasil
a. Lembar observasi
dari data yang diperoleh nantinya akan
ditinjau kembali untuk perbaikan serta Lembar observasi digunakan
penyempurnaan dari pada perangkat untuk mengumpulkan informasi terkait
pembelajaran yang sudah di desain supaya kesiapan dan sejauh mana pelaksanaan
menjadi lebih sempurna. model technopreneur bidang keahlian
TITLdi SMK. Observasi bertujuan
Desain Uji coba
untuk mendapatkan informasi awal
Uji coba model technopreneur serta gambaran terhadap kegiatan yang
bidang keahlian teknik instalasi tenaga terjadi selama proses pembelajaran
listrik adalah untuk melihat keabsahan yang dilakukan oleh peserta didik.
model technopreneur bidang keahlian Beberapa tahapan dari observasi yang
TITL, uji coba produk model pembelajaran akan diamati terhadap peserta didik
dilaksanakan di SMK keahlian teknik yaitu ranah afektif yang terdiri dari
instalasi tenaga listrik. Desain uji coba ini
aspek kehadiran, menyimak, instalasi tenaga listrik. Lembaran ini
Keaktifan, kerjasama,dan kemampuan diberikan kepada ahli validator
berkomunikasi serta ranah psikomotor pengembangan perangkat
yang meliputi aspek kreatifitas serta pembelajaran dan guru bidang
proses. keahlian teknik instalasi tenaga
listrik.Adapun aspek-aspek yang
b. Lembar Wawancara
dilihat dalam model technopreneur
Lembar wawancara dilakukan
yaitu penyajian perangkat
dengan tujuan untuk mengetahui
pembelajaran serta kelayakan isi.
informasi pada saat melakukan
Dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut
observasi. Metode wawancara
ini :
diharapkan dapat digunakan untuk
menggali secara mendalam informasi
terhadap masalah yang dihadapi
disekolah dalam pelaksanaan
pembelajaran technopreneur di
SMK.Beberapa aspek yang diamati d. Lembar Angket
dalam wawancara yaitu Pemahaman
Lembar angket diberkan
tentang Technopreneurship, karakter kepada pelaksana technopreneuruntuk
Technopreneur, penerapan melihat respon pengguna model
Technopreneur disekolah. Dapat technopreneurbidang keahlian teknik
instalasi tenaga listrik di SMK.Angket
dilihat pada tabel 3.1 dibawah ini.
yang digunakan terdiri dari aspek-
aspek yaitu :Kualitas isi, kualitas
intruksional serta kebahasaan. Dapat
dilihat pada tabel 3.3 berikut ini :

c. Lembar validasi Teknik Pengumpulan Data


Lembar validasi digunakan
1. Teknik pngumpulan data
untuk menguji keabsahan model
Pada pengembangan penelitian
technopreneur bidang keahlianteknik
ini digunakan teknik
pengumpulan data dengan product based learning
angket dan wawancara. Lembar disekolah. Sedangkan
angket Untuk memperoleh data untukmemperoleh data-data
Kualitatif dan kuantitatif dari kualitatif pengumpulan data
responden maka kita dilakukan melalui wawancara.
menggunakan pengumpulan Wawancara akan dilaksanakan
data menggunakan angket dengan responden yaitu :
sebagai berikut :  Wawancara akan dilakukan dengan
Angket akan diberikan guru-guru Teknik elektro dengan
kepada ahli validator dengan tujuan tujuan mendapatkan data yang terkait
sebagai pengujian apakah model dengan model technopreneur.
technopreneur berbasis produk
based learning layak digunakan
setelah dikembangkan. Instrumen yang akan digunakan
Angket berikutnya akan pada pengambilan data dalam sebuah
diberikan kepada siswa dimana penelitian ini mencakup instrumen
tujuannya untuk Mengetahui kuisioner untuk ahli materi, ahli media dan
bagaimana respon peserta didik pengguna. Tabel-tabel kisi –kisi instrumen
terhadap model technopreneur akan ditunjukkan melalui tabel 3.4
berbasis produk based learning dibawah ini :
yang sudah dikembangkan.
1. Lembar wawancara
Lembar wawancara bertujuan
agar mudah memperoleh suatu
informasi ketika ingin
melaksanakan sebuah
observasi. Wawancara ini
dilakukan supaya lebih
memudahkan dalam mengali
sebuah informasi terhadap
suatu masalah yang sering
dihadapi sekolah dalam
melaksanakan model
technopreneur pembelajaran
PENUTUP

Product based learning adalah


suatu pembelajaran yang lebih
menekankan kepada pembelajaran praktik
sehingga peserta didik mudah memahami
pembelajaran yang diberikan guru.
Pembelajaran kewirausahaan
diselenggarakan dalam bentuk teori dan
praktek supaya bisa digunakan sebagai
penunjang atau bekal peserta didik setelah technopreneur berbasis product based
lulus. Tujuan Penelitian untuk : (1) Untuk learningini akan menghasilkan produk
mendapatkan rancangan model konseptual berupa perangkat pembelajaran yang
technopreneur dibidang teknik elektro meliputi rencana pelakasanaan
dengan menggunakan product based pembelajaran (RPP), lembar kerja peserta
learning pada kompetensi keahlian TITL d didik (LKPD) dan lembar penilaian pada
SMK. (2) Untuk mendapatkan hasil kompetensi keahlian bidang Teknk Intalasi
pengembangan model technopreneur Tenaga Listrik (TITL).
dibidang teknik elektro dengan
DAFTAR PUSTAKA
menggunakan product based learning pada
kompetensi keahlian TITL d SMK.(3) Todaro, Michael P., Dan Stephen C.
Untuk mendapatkan keefektivan Smith. (2004). Pembangunan
pembelajaran dari model technopreneur Ekonomi Di Dunia Ketiga Jilid
dibidang teknik elektro dengan 1 Edisi 8. Jakarta: Penerbit
menggunakan product based learning pada Erlangga.
kompetensi keahlian TITL di SMK.
Hendra Hidayat Dkk (2018). Designing Of
Penelitian ini dilakukan dengan
Technopreneurship Scientific
menggunakan pendekatan atau jenis
Learning Framework In
penelitian pengembangan (Research &
Vocational-Based Higher
Development). Penelitian pengembangan
Education In Indonesia 123-125
yang digunakan pada penelitian ini yaitu
model pengembangan ASSURE. Consuelo García (2016). Project-Based
Pengembangan ASSURE meliputi 6 tahap Learning In Virtual Groups
yaitu Analyze Leaners (analisa peserta Collaboration And Learning
didik), State objectives (menentukan Outcomes In A Virtual Training
tujuan), select method, media and Course For Teachers 101-103 Doi:
materials (menetapkan tujuan 10.1016/J.Sbspro.2016.07.015
pembelajaran, memilih materi dan media),
Asmar Yulastri Dkk (2017). Developing
utilize media and materials (menggunakan
an Entrepreneurship Module by
materi dan media), require learner
Using Product-Based Learning
participation, evaluate and revise
Approach in Vocational Education,
(partisipasi peserta didik, dan evaluasi
VOL. 12, NO. 5, 1097-1105
serta revisi). Subjek penelitian adalah
siswa kelas TITL. Pengembangan model
Nurfidianty Annafi*, Sry Agustina (2018). Learning Untuk Meningkatkan
evelopment of Learning Model Penguasaan Technopreneurship
Project Based Learning (PBL) Siswa SMK, Journal of Mechanical
Based on Local Wisdom to Prepare Engineering Education, Vol. 5, No.
Cultured Educator Candidate, Vol. 2, 2018
9, No.1, 2018, 1-8
Ganefri Dkk (2020) Need Analysis Of The
Lilis Mitasari, Rusdarti (2018) Model
Production Based Entrepreneurship
Pembelajaran Production Based
Training Model: Learning
Training (Pbt) Pada Pembelajaran
Entrepreneurship In Higher
Prakarya Dan Kewirausahaan 993-
Education Vol.5, No.2, 2020, Pp.
1000
58-63
Muhammad Adri Dkk (2020) Using
Nurfidianty Annafi Dkk (2018)
ADDIE Instructional Model to
Development Of Learning Model
Design Blended Project-Based
Project Based Learning (PBL)
Learning based on Production
Based On Local Wisdom To
Approach Vol. 29, No. 06, (2020),
Prepare Cultured Educator
pp. 1899-1906
Candidates Vol. 9, No.1, 2018, 1-
Ganefri Dkk (2020) Need analysis of the 10
production based entrepreneurship
Gabriele Arcidiacono Dkk (2016)
training model: learning
Application of Axiomatic Design
entrepreneurship in higher
for Project-Based Learning
education Vol.5, No.2, 2020, pp.
Methodology 167-170 doi:
58-63
10.1016/j.procir.2016.08.003
Ganefri, U. N. P. (2017). The Development
Elfizon Dkk (2021) Vocational Education
of Production-Based Learning
Project-Based Technopreneurship
Approach to Entrepreneurial Spirit
Learning Model Vol.12 No.2
for Engineering Students. 9(12),
(2021), 3119 - 3121
162–167.
https://doi.org/10.5539/ass.v9n12p Dr,N.SuseelaBharathi,Dr.R.Vijaya
162 Bhaskar, Entrepreneur
Development through APSFC,
Aulia F. Aprilia, Penerapan Model
Volume 3, No.3, / 4 hal. 2014
Pembelajaran Self Design Project
Elfizon1 ,MuharikaDewi2 , Vocational the Doing, Supporting the
Education Project-Based Learning, DOI:
Technopreneurship Learning 10.1080/00461520.1991.9653139/
Model, Ganefri3 ,Sukardi, Vol.12 31 hal, 2011
No.2/ 8 hal, 2021.
Brigid J.S. Barron , Daniel L. Schwartz ,
Leon C. Prieto,Simone T. A. Phipps, Nancy J. Vye , Allison Moore ,
Tamara L. Friedrich, SOCIAL Anthony Petrosino , Linda Zech &
ENTREPRENEUR John D. Bransford, Doing With
DEVELOPMENT: AN Understanding: Lessons From
INTEGRATION OF CRITICAL Research on Problem- and Project-
PEDAGOGY, THE THEORY OF Based Learning, DOI:
PLANNED BEHAVIOR AND 10.1080/10508406.1998.9672056/4
THE ACS MODEL, Volume 18, 2 hal, 2011
N0 2/ 17 hal, 2012
Gabriele Arcidiacono*, Kai Yang, Jayant
Ghulam Nabi, Andreas Walmsley & Iman Trewn, Luca Bucciarelli,
Akhtar, Mentoring functions and Application of Axiomatic Design
entrepreneur development in the for Project-Based Learning
early years of university, DOI: Methodology, doi:
10.1080/03075079.2019.166500 10.1016/j.procir.2016.08.003/7 hal,
9/17 hal, 2019 2016

Lorenzo Vicens and Sergio Grullón, Dr. A. Selvarani,Kanagaraj Venusamy, A


Innovation and Entrepreneurship: STUDY OF
A Model Based on Entrepreneur TECHNOPRENEURSHIP IN
Development, No. IDB-DP-202/ SMALL AND MEDIUM
24 hal 2011 INDUSTRY.
TECHNOPRENEURSHIP AS A
STEPHANIE BELL, Project-Based FIRM STRATEGY: LINKS TO
Learning for the 21st Century: INNOVATION, CREATION AND
Skills for the Future, DOI: PERFORMANCE, Volume 6,
10.1080/00098650903505415/ 6 Issue 1/ 9 hal, 2015
hal, 2010
Kevin Walker, The Technopreneurship
Dimitra Kokotsaki,Victoria Menzies,Andy Process: Academic Entrepreneur
Wiggins, Project-based learning: A University Spin-offs, Vol. 2/ 12
review of the literature, DOI: hal, 2012
10.1177/1365480216659733/ 11
hal, 2011 Ali Abdulhassan Abbas, The bright future
of Technopreneurship, Volume 9,
Phyllis C. Blumenfeld , Elliot Soloway , Issue 12/ 5 hal, 2018
Ronald W. Marx , Joseph S.
Krajcik , Mark Guzdial & Hendra Hidayat, Susi Herawati, Eril
Annemarie Palincsar, Motivating Syahmaidi,Abna Hidayati, Zadrian
Project-Based Learning: Sustaining Ardi, Designing of
Technopreneurship Scientific Sharifah Balkish Albar , Jane Elizabeth
Learning Framework in Southcott, Problem and project-
Vocational-based Higher Education based learning through an
in Indonesia, Vol.7/6 hal, 2018 investigation lesson: Significant
gains in creative thinking
Hardi Emrie Rosly,Junainah Junid,Noor behaviour within the Australian
Faizah Mohd Lajin,Hardy Loh foundation (preparatory)
Rahim, The Relationship of classroom, Vol 41/ 19 hal, 2021
Creativity and Technopreneurship
Intention, ISSN : 2289-8441/9 hal, María Hernáiz-Pérez, Javier Álvarez-
2015 Hornos, Contextualized project-
based learning for training
Okorie N. N Kwa D.Y Olusunle chemical engineers in graphic
S.O.O,Akinyanmi A.O,Momoh expression, Vol 34/ 11 hal, 2021
I.M, TECHNOPRENEURSHIP:
AN URGENT NEED IN THE Pengyue Guo, Nadira Saab, Lysanne S.
MATERIAL WORLD FOR Post, Wilfried Admiraal, A review
SUSTAINABILITY IN NIGERIA, of project-based learning in higher
vol.10, No.30/15 hal, 2014 education: Student outcomes and
measures, Vol 102/13 hal, 2020.
Fowosire, R. A, Idris, O.Y & Opoola
Elijah, Technopreneurship: A View
of Technology, Innovations and
Entrepreneurship, Vol 17/ 8 hal,
2017

Awad A. Younis a, Rajshekhar


Sunderraman b, Mike Metzler c,
Anu G. Bourgeois, Developing
parallel programming and soft
skills: A project based learning
approac, Vol 158/ 13 hal, 2021

A. Aranzabal, E. Epelde, M. Artetxe,


Team Formation on the Basis of
Belbin’s Roles to Enhance
Students’ Performance in Project
Based Learning, PII: S1749-
7728(21)00045-2/ 49 hal, 2021

Gary Pan , Venky Shankararaman, Kevin


Koh, Sandy Gan, Students’
evaluation of teaching in the
project-based learning programme:
An instrument and a development
process, Vol 19/ 11 hal, 2021

Anda mungkin juga menyukai