MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
---------------------
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 40/PUU-XXI/2023
PERKARA NOMOR 41/PUU-XXI/2023
PERKARA NOMOR 46/PUU-XXI/2023
PERKARA NOMOR 50/PUU-XXI/2023
PERKARA NOMOR 54/PUU-XXI/2023
PERKARA NOMOR 100/PUU-XXI/2023
PERIHAL
PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2023
TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH
PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2022
TENTANG CIPTA KERJA MENJADI UNDANG-UNDANG
PENGUJIAN MATERIIL UNDANG-UNDANG NOMOR 7
TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM TERHADAP
UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK
INDONESIA TAHUN 1945
ACARA
PENGUCAPAN PUTUSAN/KETETAPAN
JAKARTA
MAHKAMAH KONSTITUSI
REPUBLIK INDONESIA
--------------
RISALAH SIDANG
PERKARA NOMOR 40/PUU-XXI/2023
PERKARA NOMOR 41/PUU-XXI/2023
PERKARA NOMOR 46/PUU-XXI/2023
PERKARA NOMOR 50/PUU-XXI/2023
PERKARA NOMOR 54/PUU-XXI/2023
PERKARA NOMOR 100/PUU-XXI/2023
PERIHAL
Federasi Serikat Pekerja Kimia, Energi, dan Pertambangan Serikat Pekerja Seluruh
Indonesia (FSP KEP SPSI) diwakili R. Abdullah (Ketua Umum) dan Afif Johan
(Sekretaris Umum), dkk. (Perkara Nomor 40/PUU-XXI/2023)
Konfederasi Serikat Buruh Seluruh Indonesia (KSBSI) yang diwakili Elly Rosita
Silaban selaku Presiden Dewan Eksekutif Nasional KSBSI dan Dedi Hardianto
selaku Sekretaris Jenderal, dkk. (Perkara Nomor 41/PUU-XXI/2023)
Serikat Petani Indonesia (SPI) yang diwakili Agus Ruli Ardiansyah selaku Sekretaris
Umum, Yayasan Bina Desa Sadajiwa (Bina Desa) yang diwakili Dwi Astuti selaku
Ketua Pengurus, dkk. (Perkara Nomor 50/PUU-XXI/2023)
ii
Partai Buruh diwakili Ir. H. Said Iqbal, M.E. (Presiden) dan Ferri Nuzarli, S.E., S.H.
(Sekretaris Jenderal) (Perkara Nomor 46/PUU-XXI/2023)
ACARA
Pembacaan Putusan/Ketetapan
SUSUNAN PERSIDANGAN
1. Afif Johan
2. Sofyan Abdul Latif
3. Abdul Hakim
4. R. Abdullah
5. Indra Munaswar
6. Taufik
7. Sunandar
1. Jamaluddin
2. Abrar Ali
3. Zen Mutowali
4. M. Fandrian Hadistianto
5. Ari Lazuardi
6. Endang Rokhani
7. Mustiyah
8. Abu Bakar
9. Saepul Anwar
10. Adis Yunanto
11. Guntoro
1. Dedi Hardianto
2. Carlos R.
1. Saut Pangaribuan
2. Parulian Sianturi
3. Harris Manalu
4. Abdullah Sani
5. Haris Isbandi
6. Nikasi Ginting
7. Supardi
ii
1. Sunarno
2. Nurhadin Achmad
3. Agus Ruli Ardiansyah
4. Gunawan
5. Rahmat Maulana Sidik
6. Dewi Kartika
7. Rahmi
8. Lodji
9. Lalu A. Laduni
1. Naufal
2. Linda
3. Yudi Kurnia
4. Karmanto
5. Imelda
Said Iqbal
1. M. Imam Nasef
2. Agus Supriyadi
3. James Simanjuntak
1. Wafdan E.
2. Alif Fachrul Rachmad
L. DPR:
1. Ira Chandra
2. Rizki Emil
3. Nur Azizah
M. Pemerintah:
1. Purwoko (Kemenkumham)
2. Erni Haris (Kemenkumham)
3. M. Fuad Muin (Kemenkumham)
4. R. Tonny Prayogo (Kemenkumham)
5. Fhauzanul Ikhwan (Kemenkumham)
6. Henri Unesdo (Kemenkumham)
7. Aniko Juanda (Kemenkumham)
8. Elen Setiadi (Kemenko Perekonomian)
9. I Ktut Hadi Priatna (Kemenko Perekonomian)
10. Sakti Lazuardi (Kemenko Perekonomian)
11. Rehobot Putra (Kemenko Perekonomian)
12. Dwi Wahyudi (Kemenko Perekonomian)
13. Sonata L. (Kemenko Polhukam)
14. M. Iqbal (Kemenko Polhukam)
15. Haiyani Rumondang (Kemenaker)
16. Reni Mursidayanti (Kemenaker)
17. Lukas (Kemenaker)
18. Hendry Wijaya (Kemenaker)
19. Pereddi Sihombing (Kemenaker)
20. Muchlis Prasetio (Kemenaker)
21. Mahdisin (Kemenag)
[sic!] : tanda yang digunakan apabila penggunaan kata dalam kalimat yang digunakan oleh pembicara diragukan
kebenarannya antara ucapan dengan naskah/teks aslinya.
… : tanda elipsis dipakai dalam kalimat yang terputus-putus, berulang-ulang, atau kalimat yang tidak koheren
(pembicara melanjutkan pembicaraan dengan membuat kalimat baru tanpa menyelesaikan kalimat yang lama).
(…) : tanda yang digunakan pada kalimat yang belum diselesaikan oleh pembicara dalam sidang, namun disela oleh
pembicara yang lain.
1
KETUK PALU 3X
KETETAPAN
NOMOR 100/PUU-XXI/2023
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,
MENETAPKAN:
KETUK PALU 1X
PUTUSAN
Nomor 54/PUU-XXI/2023
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,
2. DUDUK PERKARA
Dan seterusnya dianggap dibacakan.
3. PERTIMBANGAN HUKUM
Kewenangan Mahkamah
[3.1] Dianggap dibacakan.
5
4. KONKLUSI
Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana
diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan:
[4.1] Mahkamah berwenang mengadili permohonan a quo;
[4.2] Permohonan para Pemohon diajukan masih dalam tenggang
waktu pengajuan permohonan formil;
[4.3] Para Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan
permohonan a quo;
[4.4] Pokok permohonan para Pemohon tidak beralasan menurut
hukum untuk seluruhnya.
5. AMAR PUTUSAN
Mengadili:
Menolak permohonan para Pemohon untuk seluruhnya.
KETUK PALU 1X
--------------------------------------------------------------------------------------------------
PUTUSAN
NOMOR 40/PUU-XXI/2023
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,
2. DUDUK PERKARA
3. PERTIMBANGAN HUKUM
Kewenangan Mahkamah
Dianggap dibacakan.
Pokok Permohonan
[3.9] Menimbang bahwa para Pemohon mendalilkan proses
penyusunan Undang-Undang 6/2023 tidak sesuai dengan
ketentuan pembentukan peraturan perundang-undangan,
dengan alasan-alasan yang pada pokoknya sebagai berikut (dalil
atau argumentasi para Pemohon selengkapnya dimuat pada
bagian Duduk Perkara):
poin 1) a, b, c; 2) a, b, c; 3) a, b, c, dianggap dibacakan.
[3.10] Menimbang bahwa untuk membuktikan dalil-dalilnya, para
Pemohon telah mengajukan alat bukti surat/tulisan yang diberi
tanda bukti P-1 sampai dengan bukti P-144, serta 2 (dua) orang
ahli, yaitu Dr. Zainal Arifin Mochtar, S.H., LL.M. yang
menyampaikan keterangan tertulis yang diterima di[sic!]
Mahkamah pada tanggal 12 Juli 2023 serta keterangan tertulis
tambahan yang diterima oleh Mahkamah pada tanggal 16
Agustus 2023, dan Bivitri Susanti, S.H., LL.M. yang
menyampaikan keterangan tertulis dan diterima oleh Mahkamah
pada tanggal 24 Juli 2023, serta 1 (satu) orang saksi yakni
Timbul Siregar, S.Si., S.H., M.M., yang kesemuanya telah
41
4. KONKLUSI
5. AMAR PUTUSAN
Mengadili:
Dalam Provisi:
Menyatakan untuk melanjutkan pemeriksaan pengujian materiil
dalam perkara a quo.
KETUK PALU 1X
PUTUSAN
NOMOR 41/PUU-XXI/2023
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,
2. DUDUK PERKARA
Dan seterusnya dianggap dibacakan.
3. PERTIMBANGAN HUKUM
Kewenangan Mahkamah
Dianggap dibacakan.
Pokok Permohonan
[3.9] Menimbang bahwa Pemohon mendalilkan proses penyusunan
Undang-Undang 6/2023 tidak sesuai dengan ketentuan
pembentukan peraturan perundang-undangan, dengan alasan-
alasan yang pada pokoknya sebagai berikut (dalil atau
argumentasi Pemohon selengkapnya dimuat dalam bagian
Duduk Perkara): 1, 2, 3 dianggap dibacakan.
Bahwa berdasarkan uraian tersebut di atas, Pemohon dalam
petitumnya memohon agar Mahkamah menyatakan
pembentukan Undang-Undang 6/2003[sic!] tidak memenuhi
ketentuan pembentukan undang-undang berdasarkan Undang-
Undang Dasar 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum
mengikat serta menyatakan berlaku kembali seluruh pasal-pasal
dari seluruh undang-undang yang diubah dan dihapus oleh
Undang-Undang 6 Tahun 2023.
[3.10] Menimbang bahwa untuk membuktikan dalil-dalilnya, Pemohon
telah mengajukan alat bukti surat/tulisan yang diberi tanda
bukti P-1 sampai dengan bukti P-27. Selain itu, Pemohon juga
telah menyerahkan kesimpulan bertanggal 22 Agustus tahun
2023 yang diterima Mahkamah pada tanggal 22 Agustus tahun
2023 (selengkapnya telah dimuat pada bagian Duduk Perkara).
[3.11] Menimbang bahwa Mahkamah telah menerima keterangan
tertulis Presiden pada tanggal 27 Juni 2023, tanggal 2 Juli
2023, dan 3 Juli 2023 yang telah didengar dalam persidangan
Mahkamah pada tanggal 6 Juli 2023 serta keterangan
tambahan bertanggal 10 Agustus 2023 yang diterima oleh
Mahkamah pada tanggal 10 Agustus 2023. Untuk mendukung
dan membuktikan dalilnya, Presiden telah mengajukan alat
bukti surat/tulisan yang diberi tanda bukti PK-1 sampai dengan
bukti PK-16, dan mengajukan 2 orang ahli, yaitu Prof. Dr. Aidul
Fitriciada Azhari, S.H., M.Hum dan Prof. Mohamad Ikhsan, S.E.,
M.A., Ph.D, dan 2 orang saksi, yaitu Nurhayati dan Dr.
Tadjuddin Noer Effendi, M.A., yang keterangan tertulisnya
diterima di Mahkamah pada tanggal 10 Agustus 2023. Selain
itu, Presiden juga telah menyerahkan kesimpulan pada[sic!]
tanggal 23 Agustus 2023 yang diterima oleh Mahkamah pada
tanggal 23 Agustus tahun 2023 (selengkapnya dimuat pada
bagian Duduk Perkara).
[3.12] Menimbang bahwa Mahkamah telah mendengar keterangan
Dewan Perwakilan Rakyat dalam persidangan Mahkamah pada
tanggal 13 Juli tahun 2023 dan telah menyampaikan
keterangan tertulis yang diterima di[sic!] Mahkamah pada
tanggal 7 Agustus 2023, serta keterangan tambahan bertanggal
17 Juli tahun 2023 yang diterima oleh Mahkamah pada tanggal
48
4. KONKLUSI
5. AMAR PUTUSAN
Mengadili:
KETUK PALU 1X
54
PUTUSAN
Nomor 46/PUU-XXI/2023
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,
2. DUDUK PERKARA
Dan seterusnya dianggap dibacakan.
3. PERTIMBANGAN HUKUM
Kedudukan hukum … maaf, saya ulangi.
3. PERTIMBANGAN HUKUM
Kewenangan Mahkamah
Tenggang Waktu dan Kedudukan Hukum dianggap telah dibacakan.
[3.8] Menimbang bahwa oleh karena Mahkamah berwenang mengadili
permohonan a quo dan Pemohon[sic!] pengujian formil diajukan
masih dalam tenggang waktu yang ditentukan, serta para
Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk bertindak sebagai
Pemohon dalam permohonan pengujian formil, selanjutnya
Mahkamah akan mempertimbangkan pokok permohonan para
Pemohon.
Pokok Permohonan
[3.9] Menimbang bahwa para Pemohon mendalilkan proses
penyusunan Undang-Undang 6/2023 tidak sesuai dengan asas-
asas pembentukan peraturan perundangan[sic!] dengan alasan-
alasan yang pada pokoknya dapat dikelompokkan sebagai berikut
(dalil atau argumentasi para Pemohon selengkapnya dimuat pada
bagian Duduk Perkara):
1, 2, 3, dianggap telah dibacakan.
Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut, para Pemohon dalam
petitumnya memohon pada pok … pada pokoknya agar
Mahkamah menyatakan pembentukan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2023 tidak memenuhi ketentuan pembentukan undang-
undang berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 serta tidak
memiliki kekuatan hukum mengikat.
[3.10] Menimbang bahwa untuk membuktikan dalil-dalilnya, para
Pemohon telah mengajukan bukti atau[sic!] surat/tulisan yang
diberi tanda bukti P-1 sampai dengan bukti P-24, serta seorang
ahli, yaitu Dr. Aan Eko Widiarto, S.H., M.Hum., yang
menyampaikan keterangan tertulis dan diterima di[sic!]
Mahkamah pada tanggal 31 Juli tahun 2023, serta seorang saksi,
yaitu Sri Palupi yang menyampaikan keterangan tertulis dan
diterima di[sic!] Mahkamah pada tanggal 31 Juli tahun 2023.
Keseluruhannya, telah didengarkan keterangannya dalam
persidangan Mahkamah pada tanggal 2 Agustus tahun 2023.
Selain itu, para Pemohon juga telah menyerahkan kesimpulan
bertanggal 23 Agustus 2023 yang diterima Mahkamah pada
56
4. KONKLUSI
Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum tersebut di atas,
Mahkamah berkesimpulan:
[4.1] Mahkamah berwenang mengadili permohonan a quo;
[4.2] Permohonan para Pemohon mengenai pengujian formil diajukan
tidak melewati tenggang waktu pengajuan permohonan pengujian
formil;
60
[4.3] Pemohon II, Pemohon VIII, dan Pemohon XII tidak memiliki
kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan a quo;
[4.4] Pemohon I, Pemohon III, sampai dengan Pemohon VII, Pemohon
IX, Pemohon X, Pemohon XI, Pemohon XIII, dan Pemohon XIV
memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan permohonan a
quo;
[4.5] Pokok permohonan para Pemohon tidak beralasan menurut
hukum untuk seluruhnya;
5. AMAR PUTUSAN
Mengadili:
Menolak permohonan para Pemohon untuk seluruhnya.
KETUK PALU 3X
PUTUSAN
NOMOR 50/PUU-XXI/2023
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA,
[1.1] Yang mengadili perkara konstitusi pada tingkat pertama dan
terakhir, menjatuhkan putusan dalam perkara Pengujian Formil
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Penetapan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2
Tahun 2022 tentang Cipta Kerja Menjadi Undang-Undang
terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, yang diajukan oleh: Partai Buruh.
61
2. DUDUK PERKARA
3. PERTIMBANGAN HUKUM
Kewenangan Mahkamah
Dianggap dibacakan.
4. KONKLUSI
Berdasarkan penilaian atas fakta dan hukum sebagaimana
diuraikan di atas, Mahkamah berkesimpulan:
[4.1] Mahkamah berwenang mengadili permohonan a quo;
[4.2] Permohonan Pemohon mengenai pengujian formil diajukan tidak
melewati tenggang waktu pengajuan permohonan pengujian
formil;
[4.3] Pemohon memiliki kedudukan hukum untuk mengajukan
permohonan a quo;
69
5. AMAR PUTUSAN
Mengadili:
Menolak permohonan Pemohon untuk seluruhnya.
KETUK PALU 1X