Apakah penghidupan salah? Yaitu muslihat2, senang berbicara3, sindiran4, celaan5, dan memberi dengan tujuan untuk mendapat lebih banyak6. Apakah ‘muslihat’? ada tiga landasan ‘muslihat’: - Seseorang merencanakan, dan ingin mendapatkan empat barang kebutuhan, kasar dan berbeda (dari barang-barang kebutuhan berkualitas baik yang dipersembahkan kepada seseorang): seorang bhikkhu memperbaiki perilakunya untuk sementara, memuji dirinya sendiri secara terbuka, atau memendam keinginan jahat; menginginkan harta, ia memberikan jubah dan makanan yang baik (kepada orang lain), dan karena ia menginginkan apa yang kasar; atau, ia berpura-pura seolah-olah ia tidak ingin mendapatkan apapun; atau, ia menerima empat barang kebutuhan seolah-olah karena belas kasihan kepada orang lain – ini disebut ‘muslihat’ dalam rencana untuk mendapatkan barang-barang kebutuhan7. Seorang bhikkhu memiliki keinginan jahat dan menginginkan harta, meniru sikap berwibawa, dan berkata: ‘Aku telah mencapai meditasi (jhàna)’ dan membabarkan khotbah dengan tujuan untuk menerima persembahan – ini disebut ‘muslihat’ dalam hal postur8. Seorang bhikkhu yang serakah dan senang berbicara, menyatakan kepada orang lain: Aku telah memiliki Kebenaran Ariya dan berdiam dalam kesunyian;” atau “Aku berlatih meditasi, ”khotbahku dalam dan halus,” “Aku memiliki ciri-ciri seorang manusia luar biasa9.” Demikianlah, karena menginginkan perolehan, ia memuji diri sendiri. Ini disebut ‘muslihat’ (bicara di mana-mana). Senang berbicara artinya seseorang tidak jujur, menyanjung, bercanda dan munafik, dengan tujuan untuk mendapatkan perolehan. Seseorang membuat hiburan untuk menarik perolehan. Ini disebut senang berbicara. Apakah ‘sindiran’? Seseorang bhikkhu membabarkan Ajaran kepada seorang kaya yang menyokong kebutuhannya. Ia mengharapkan keuntungan dan tidak berusaha menguasai pikirannya. Ini disebut ‘sindiran’. ‘celaan’ artinya seseorang yang menginginkan keuntungan, membuat orang-orang lain takut kepadanya, karena ia mencela mereka, atau karena ia menciptakan perselisihan di antara mereka; atau menakuti orang dengan perbuatan yang membahayakan. Apakah ‘memberi dengan tujuan untuk mendapatkan lebih banyak’? ia memberikan sedikit persembahan dan mengharapkan balasan yang lebih besar. Ini disebut ‘memberi dengan tujuan untuk mendapatkan lebih banyak’. Perbuatan-perbuatan jahat ini merupakan penghidupan salah. Dan lagi, ada ajaran lain (sehubungan dengan ) penghidupan salah: (Yaitu) memberikan batang bambu, atau bunga, daun atau buah-buahan, atau sikat gigi dan bubuk mandi; atau, meramal, atau mengartikan mimpi, atau memberikan ramalan bintang, atau mengartikan kicauan burung, atau mengartikan cara berjalan yang baik dan tidak baik; memuja api1 dan mempersembahkan bunga kepada api; atau memaksakan perdagangan yang menguntungkan; atau memimpin bala tentara; atau memperdagangkan senjata tajam. Semua ini, dan akitivitas lainnya yang sejenis adalah penghidupan salah. Tidak melakukan hal-hal ini disebut ‘moralitas kemurnian (penghidupan).