Anda di halaman 1dari 1

“Dengan bergantung pada unsur pelepasan keduniawian maka muncul persepsi pelepasan keduniawian;

dengan bergantung pada persepsi pelepasan keduniawian maka muncul kehendak pelepasan
keduniawian; dengan bergantung pada kehendak pelepasan keduniawian maka muncul keinginan
pelepasan keduniawian; dengan bergantung pada keinginan pelepasan keduniawian maka muncul nafsu
pada pelepasan keduniawian; dengan bergantung pada nafsu pada pelepasan keduniawian maka
muncul pencarian pelepasan keduniawian. Karena terlibat dalam pencarian pelepasan keduniawian,
siswa mulia yang terpelajar berperilaku benar dalam tiga cara—melalui jasmani, ucapan, dan pikiran.

1.1.3 Pengendalian Diri sebagai SilaPengendalian diri sebagai sila ada lima:

1. Pāṭimokkhasaṁvara—pengendalian diri dengan mematuhi Per-aturan-peraturan Komunitas Bhikkhu


(Sanggha Bhikkhu).

2. Satisaṁvara—pengendalian indra mata, indra telinga, indra hidung,

indra lidah, indra tubuh (sentuhan), dan indra batin dengan sadar untuk tidak membiarkan kotoran-
kotoran batin muncul di enam gerbang ini.

3. Ñāṇasaṁvara—pengendalian diri dengan pengetahuan dengan mencegah haus-damba, pandangan


salah, ketidaktahuan, dan per-buatan buruk timbul, dan juga dengan memusnahkannya. Meng-gunakan
empat kebutuhan dengan pengetahuan untuk mencegah timbulnya kotoran-kotoran batin juga
merupakan ñāṇasaṁvara.

4. Khantīsaṁvara—pengendalian diri dengan kesabaran dengan ke-mampuan untuk menahan panas dan
dingin, dan sebagainya.

5. Vīriyasaṁvara—pengendalian diri dengan semangat dengan mengerahkan upaya untuk


mengenyahkan pikiran buruk, misalnya pikiran hasrat indriawi (kāmavitakka) begitu muncul. Dengan
me-ninggalkan penghidupan salah dan menjalani penghidupan benar (Ājīvaparisuddhisīla) juga termasuk
dalam vīriyasaṁvara.

Terbitan itc

Anda mungkin juga menyukai