PUSTAKA WEDHA SASANGKA Wedha Sasangka LAKU DAN GODAAN V (Sesi ke-36) 23 Desember 2023 PROLOG
Pada sesi sebelumnya telah diuraikan 17 macam ilmu
atau pengetahuan yang tak berkaitan dengan kasunya- tan. Hal ini mengingatkan kita semua bahwa untuk bisa sampai pada kasunyatan, yaitu realitas seperti apa adanya yang bukan hasil dari penafsiran, perkiraan, atau pendugaan, maka kita terlebih dahulu harus mengerti bahwa macam-macam ilmu atau pengetahuan yang kita pelajari itu tak mengarah ke kasunyatan.
Kita perlu kembali ke penjelasan awal tentang kawruh
lahir, pengetahuan lahiriah. Semua ilmu yang berkaitan dengan sesuatu yang terjangkau indra manusia itu disebut pengetahuan lahiriah. Termasuk penggunaan akal pikiran adalah pengetahuan lahiriah. 2 Pengetahuan lahir adalah hasil dari pemberdayaan akal pikiran dan semua indra lahiriah. Sifatnya adalah pende- katan terhadap kebenaran. Dengan demikian, produk dari pengetahuan lahiriah merupakan hasil dari perkiraan atau penafsiran, dan bukan realitas itu sendiri. Hasilnya adalah semua barang yang kita pakai atau kita konsumsi sekarang ini. Dalam perjalanannya barang lahiriah harus terus disempurnakan, lebih baik, lebih akurat, dan lebih efisien pemakaiannya.
Kawruh Salwa Budhi, atau disebut juga pengetahuan
batin adalah pengetahuan yang berkaitan dengan hal-hal yang batin (kejiwaan), seperi perasaan senang, susah, kecewa, sakit hati, benci, cinta, keinginan, angan-angan, fantasi, fiksi, imajinasi, dan sejenisnya. Salwa Budhi harus ditopang pengetahuan lahiriah, pengetahuan batin juga harus ditopang pengetahuan lahir. 3 Produk pengetahuan Salwa Budhi adalah psikologi, psikoterapi, menthal healing, spiritual healing, terapi hipnotis, ruqyah, ilmu kajiman (perjinan, semua jenis makhluk halus), tarot, dan sejenisnya. Jika ilmu lahiriah ini digabungkan dengan ilmu Salwa Budhi, dan diproses (diolah) lebih lanjut, maka lahir pengetahuan baru yang dinamakan kawruh pangrakitan (pengetahuan perakitan). Produk ilmu ini antara lain ilmu sihir, sains AI, ilmu kebal, ilmu memba (misalnya: babi ngepet, pesugihan, blorong), ilmu kesaktian, ilmu komunikasi dengan wong halus (yitma atau jiwa orang yang sudah meninggal), aji pang- limunan, dan ilmu sulap (magis). Di dunia fana ini ada orang-orang yang bisa memperolehnya tanpa belajar yang dinamakan menerima “ilmu laduni” atau “gift”. Tapi, semua jenis ilmu tersebut tidak bisa digunakan sampai pada kasunyatan. Mengapa? Sebab, kasunyatan itu ada di wilayah alam luhur. 4 ||Orang yang berusaha mencapai ilmu kasunyatan tak boleh grusa-grusu, terburu-buru, terburu nafsu. Semua ilmu atau pengetahuan yang diperoleh atau didengar harus diteliti dengan cermat lebih dulu. Tujuannya untuk menghilangkan daya godaan lebih dulu. Jika hal- hal yang dikatakan sebagai cara untuk mencapai ilmu kasunyatan itu telah dikaji dengan cermat, beraturan, maka selanjutnya memperhatikan dengan sungguh- sungguh apa pun yang akan dikerjakan.
1. Hendak mengetahui sesuatu, yang harus diketaui
adalah layak tidaknya sesuatu itu untuk diketahui.
>>>Dewasa ini berbagai berita berseliweran, baik lewat
surat kabar, radio, televisi, maupun media sosial (WA, TikTok, facebook, twitter, instagram, internet, Youtube). 5 Tak semua kabar yang ada, atau berita yang disajikan itu benar. Banyak sekali kabar bohong dan hoaks yang ada di media sosial. Ada juga pendapat, pandangan, ajaran yang disampaikan melalui Youtube; ini tak ber- kaitan dengan kebohongan atao kabar hoaks, tetapi semata-mata pendapat, opini, baik berbasis pada akal- pikiran maupun ajaran (agama, kepercayaan, spiritual). Yang disampaikan itu bisa benar, bisa keliru, atau bahkan salah. Yang memberi komentar pun banyak yang ngawur, bahkan menyalahkan karena tak sepa- ham dengan apa yang telah didengar atau dipelajari. Oleh karena itu, bagi yang punya kehendak yang kuat untuk meniti ke alam luhur, ia harus selalu sadar dan menyadari segala sesuatunya yang ada di sekitarnya. Jangan sampai waktu yang ada itu terbuang sia-sia karena disibukkan untuk hal-hal yang tak bermanfaat. 6 2. Hendak membau sesuatu, maka kita harus ingat benda, cairan, atau bunga yang mengeluarkan bau itu.
>>>Bau adalah zat kimia yang bercampur dengan hawa
(udara) dengan konsentrasi yang sangat rendah. Sebagai zat kimia, seharusnya bau ada warnanya. Tetapi karena konsentrasinya rendah, maka warna bau tak tertangkap oleh mata fisik manusia. Bau yang tercium oleh hidung, bisa wangi, busuk, menyengat, enak, atau baunya ringan. Tiap-tiap jenis benda memiliki baunya khasnya sendiri, tergantung kandungan zat kimianya. Sejak kecil anak- anak harus dilatih untuk bisa membedakan bau yang berasal dari benda-benda lahiriah. Kemudian, perlahan- lahan dilatih untuk menanggapi bau yang tak diketahui asal-usulnya. Jika sudah sampai tanggap rasa, maka kita akan tahu bau yang bermanfaat atau yang bisa menguras premana dalam tubuh ini. 7 3. Hendak berbicara, harus dipikirkan dulu sebelum bicara, apakah akan menyakiti atau menyenangkan.
>>>Harus diingat kembali bahwa perkataan yang enak
didengar, yang membuat senang orang yang mende- ngar, yang menjadi petunjuk bagi banyak orang, akan meningkatkan volume energi premana di dalam tubuh. Kalaulah ada yang tak suka terhadap perkataan yang baik yang diucapkan, maka tak akan mengurangi pre- mana yang sudah mengisi tabung premana di dalam diri orang yang mengucapkan kata-kata yang baik. Ingat, satu perkataan yang baik, akan memasukkan energi premana berlipat ganda, tergantung nilai keman- faatan yang diucapkan. Itulah sebabnya ada ungkapan “Diam itu emas.” Kalau seseorang tak bisa mengu- capkan hal-hal yang baik, diam adalah emas. 8 4. Hendak merasakan sesuatu dengan lidah, maka harus diperhatikan sungguh-sungguh rasa pada lidah, dirasakan sedalam-dalamnya, agar bisa diketahui rasa itu merugikan atau tidak.
>>>Lidah secara lahiriah bukan saja sebagai alat untuk
mengucapkan kata-kata. Lidah juga untuk merasakan rasa bahan-bahan yang masuk mulut. Lidah tak hanya digunakan untuk merasakan manis, pahit, asam, asin, pedas, tawar, getir, gurih, sepat, dan lain-lainnya; tetapi juga untuk bisa merasakan cairan tertentu. Misalnya, madu itu manis, tetapi kita bisa membedakan antara manisnya madu dan gula. Kita juga bisa membedakan rasa manis pada berbagai jenis mangga. Ternyata, ada rasa manis tetapi dari zat yang mengandung racun, dan ada rasa pahit justru sebagai obat. 9 5. Hendak merasakan keadaan badan, maka hati dan pikiran harus diheningkan dulu, lalu dipertimbangkan perasaan yang ada pada badan ini perlu dihilangkan atau tidak.
>>>Badan kadang-kadang merasa meriang, menggigil,
demam, panas, perasaan tak nyaman, atau rasa yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata. Perlu diketahui bahwa orang yang melatih diri untuk bermeditasi, atau laku tertentu sampai dengan waktu tertentu (40, 60, atau 100 hari), bisa muncul perasaan tertentu. Ada yang berhenti untuk tidak melanjutkan lakunya setelah muncul perasaan aneh itu. Ada pula yang berusaha menghilangkan perasaan itu, tetapi setelah tak bisa merasakan hal itu, malah kehilangan sensitivitasnya terhadap hal-hal gaib. 10 6. Hendak melakukan apa pun, harus dipikirkan lebih dulu, jangan sampai membuat pikiran tak nyaman, tak enak; oleh karena itu, harus ingat akan keluhuran dan keutamaan.
>>>Poin ini tak memerlukan pembahasan khusus,
sebab ini hanya kehati-hatian.
7. Hendak mlakukan sesuatu, harus dipikirkan dengan
sungguh-sungguh, jangan sampai membuat orang kecewa atau sebal.
>>>Tidak berbuat yang dapat mengecewakan atau
menyebalkan orang itu merupakan laku utama, lalu dilakukan terus-menerus laku utama. Mengecewakan orang itu akan menguras energi premana. 11 Kesimpulannya, semua hal harus dilandasi kesadaran tentang apa yang akan dikerjakannya. Yang harus disa- dari upaya untuk mencapai keluhuran itu tak boleh dibuat-buat, tetapi benar-benar mengikuti patrapnya. Jika sudah dilakukan latihan beberapa tahap dulu, lalu disiapkan dengan matang, teliti, cermat, maka dia tinggal berniat untuk melakukannya.
1. Diam, tak banyak bicara jika tak perlu.
2. Merenungkan apa saja yang menimpa dirinya. 3. Jika menerima tamu, maka tamu itu harus disambut dengan roman muka yang cerah. 4. Di dalam pertemuan dia harus bisa melayani yang lain. 5. Mau tidur atau bangun tidur harus selalu ingat hal- hal baik yang akan dilakukan. 12 6. Ketika akan mandi, yang harus disadari lebih dulu adalah adanya air suci yang menjadi wujud manusia. >>>Ini agar kita selalu ingat akan kejadian diri kita, bahwa kita ini berasal dari air suci yang berasal dari ayah dan ibu. 7. Jika hendak buang air (besar atau kecil) yang harus disadari adalah hal-hal yang bisa mencelakakan. >>>Maksudnya agar buang air itu tidak mencelakakan orang lain. Oleh karena itu, tidak boleh membuang kotoran di sebarang tempat. 8. Jika hendak bepergian, yang harus diingat adalah kesengsaraan, kepapaan, dan kesusahan akibat ada- nya orang-orang yang melanggar peraturan. >>>Di sini yang harus disadari adalah kehati-hatian dan kewaspadaan akan hal-hal yang mungkin terjadi, agar kita tetap selamat. 13 9. Ketika bertamu, harus diperhatikan benar keadaan yang akan dikunjungi. >>>Kalau di zaman sekarang, biasanya kita membuat janji dulu karena kesibukan orang di zaman sekarang tak bisa disamakan seperti pada zaman dahulu. 10. Jika sang pelaku sedang dalam keadaan longgar, dan hendak berbincang-bincang dengan tetangga, harus benar-benar memperhatikan kata-kata yang akan diucapkan agar tidak menyinggung atau membuat mereka tak senang dengan sang pelaku. 11. Ketika berkarya, maka yang harus dilakukan adalah kejujuran dan kesungguhan. >>>Kejujuran dan kesungguhan itu membuat tumbuh- nya kepercayaan terhadap orang yang berkarya. 12. Saat mengalami kesusahan, ingatlah akan kegem- biraan yang pernah dialami. 14 >>>Susah dan bahagia itu seperti roda yang sedang berputar. Jika hal itu disadari, maka kesusahan tak terasakan. 13. Saat merasakan hal-hal yang menyenangkan, maka jangan sampai menampakkan kesenangan tersebut, dan selalu ingat akan kesusahan yang pernah dirasa- kan. >>>Menampakkan kesenangan kesenangan atau kege- mbiraan kepada orang lain, bisa menimbulkan ketidak- senangan atau kebencian dari orang yang sedang dirundung malang. 14. Saat memperoleh rezeki jangan sampai kelihatan gugup, gerak tubuh yang tak biasa. >>>Ada orang yang salah tingkah ketika menerima rezeki yang yang jauh lebih besar, tidak seperti biasa- nya. Akibatnya, tak bisa memanfaatkan dengan baik. 15 15. Saat lapar, yang harus diingat adalah saat kenyang. >>>Cara untuk menghilangkan tekanan batin dari rasa lapar yang dideritanya adalah menyadari saat kenyang. Dengan demikian ini, ia tak mengundang belas kasih orang terhadap dirinya. Jika sengaja untuk mendapat belas kasih, maka energi premananya terkuras. 16. Saat merasa kenyang, yang harus diingat adalah saat merasa lapar. >>>Hal ini dilakukan agar bisa berempati kepada orang yang sedang menderita kelaparan. Orang miskin yang secara absolut bertambah besar jumlahnya di negeri ini menunjukkan bahwa yang berempati kepada orang miskin, kelompok orang lemah, dan pengangguran itu tak banyak. Memang di komunitas beragama ada lembaga yang menangani anak yatim dan fakir miskin, tapi itu lebih berkaitan dengan golongannya daripada rasa kema- nusiaannya. 16 ||Jika semua petunjuk yang telah diberikan itu diusaha- kan dengan sungguh-sungguh untuk melatih patrap dan lakunya, maka ketika ia sudah merasakan badan lahir dan batinnya kuat dan pikiran pun terang, yang harus dilakukan secara rutin adalah hal-hal yang biasa dihadapi sehari-hari.
1. Bangun pagi sebelum matahari terbit, lalu berdiri
menghadap ke timur untuk menarik napas panjang. 2. Saat menjelang matahari terbenam, cari tempat untuk berdiri menghadap ke barat, dan menarik napas panjang. 3. Paling tidak, dalam sehari mandi sekali, dan kalau bisa dilaksanakan setiap pagi. 4. Setiap harinya makan dan minum secukupnya, tak sampai merasa kekenyangan. 17 5. Dalam keadaan biasa, diizinkan tidur dalam waktu lama, tetapi tak dibenarkan ketika mesu brata. 6. Agar badan ini tetap sehat, maka setiap harinya harus digerakkan secukupnya agar tak merasa berat untuk megerjakan sesuatu. 7. Dalam sehari yang 24 jam itu dibagi menjadi 5, yaitu 8 jam untuk bekerja atau berkarya, 6 jam untuk istira- hat, 6 jam untuk melakukan hal-hal yang baik bagi masyarakat, 2 jam untuk manembah (manekung, sema- di, dan maneges), dan 2 jam untuk berolah raga.
>>>Ketujuh kegiatan rutin tersebut disampaikan oleh
Begawan Sesanggawirya ketika kehidupan masyarakat tidak sepadat sekarang. Dalam keadaan yang demikian ini kita harus berani mengubah waktu dan tata caranya sesuai dengan perubahan yang terjadi di dunia. 18 Nomor 1 sampai 4 bisa dikerjakan karena relatif tidak berbenturan dalam keadaan sehari-hari. Yang nomor 2, bagi yang bekerja kantoran, selepas jam 17:30 bisa ke ruang istirahat atau mushalla, dan berdiri sejenak untuk menarik napas panjang 3 kali (kalau bisa 8 kali). Tarikan dan pelepasan napas lewat hidung. Tarikan napas panjang tak dipaksakan, cukup menarik pelan- pelan dan setelah terasa mandek, berhenti sejenak, lalu dilepskan pelan-pelan. Berhenti sejenak, lalu menarik napas lagi, begitu seterusnya sebanyak 3 (8) kali. Tak disarankan melakukan tarik napas panjang 4-7 kali. Jika bisa langsung delapan kali, karena ini biasa dipraktikkan oleh banyak orang. Kebiasaan baik yang dilakukan orang banyak, jika diikuti akan memasok energi premana. Itulah sebabnya negara-negara maju mewajibkan warganya melakukan kebiasaan baik. 19 Nomor 5, agar tak lupa makna mesu brata, maka diung- gah kembali makna brata lainnya. (1) Mesu raga adalah laku pengendalian hawa nafsu dengan cara mengendalikan keinginan tubuh fisik. (2) Mesu brata adalah mengendalikan hawa nafsu dengan cara mengasingkan diri di gua, di pinggir hutan atau di pinggir sungai, atau di tempat-tempat lain yang jauh dari hunian manusia. (3) Talak brata adalah mengendalikan hawa nafsu dengan cara menggunakan segala sesuatunya secara sederhana, seperti pakaiannya, kendaraannya, dan lain-lain. (4) Talak praja adalah pengendalian hawa nafsu dengan cara tak menampakkan diri saat menjalani laku ini, misalnya berpuasa tapi tak menampakkan diri kalau ia sedang berpuasa. 20 (5) Semadi adalah usaha mengheningkan diri di suatu tempat dan dalam waktu tertentu. Pada prinsipnya, semadi itu memfokuskan perhatian pada pusat jantung bagi laki-laki, dan pada hati bagi perempuan.
Untuk nomor 7 keadaannya sudah jauh berbeda jika
dibandingkan dengan ketika Begawan Sesanggawirya menuliskan tata cara ini pada tahun 1968. Dewasa ini ada kerja kantoran yang meskipun waktu kerjanya jam 08:00 ~ 17:00, tetapi ada kemungkinan lembur, bagi manajer menyelesaikan tugas hingga malam hari. Juga ada waktu kerja giliran (shift work). Bagi yang bekerja di pemasaran biasa melakukan tugasnya secara trave- ling (Am E), atau yang menjadi sopir (bis, masinis, pilot dan kendaraan lain). Oleh karena itu, yang nomor 7 ini harus disesuaikan dengan keadaannya. Bersambung ke Laku dan Godaan vii 21
Intelijen: Pengantar psikologi kecerdasan: apa itu kecerdasan, bagaimana cara kerjanya, bagaimana kecerdasan berkembang, dan bagaimana kecerdasan dapat memengaruhi kehidupan kita