Anda di halaman 1dari 11

Disusun Oleh:

Gilang Wahyudianto
Sely Oktaviantri
Siti Raudhatul Jannah

PRODI DIII KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES KALTIM
TAHUN AKADEMIK 2016/2017

Page | 1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data
indera kita untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di
sekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Sedangkan motivasi juga
merupakan kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan perilaku yang
tetap ke arah tujuan tertentu.
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki
kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di
sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa yang
dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan apa yang hendak dilakukan
untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi
kemampuan kognitif pada manusia meliputi tingkat intelegensi, kondisi fisik, serta
kecepatan sistem pemrosesan informasi terganggu, maka akan berpengaruh pada
reaksi manusia dalam mengatasi berbagai kondisi yang dihadapi.
Keterbatasan kognitif terjadi apabila terdapat masalah atau gangguan pada
kemampuan kognitif. Masalah yang dialami dapat terjadi sejak lahir, atau terjadi
perubahan pada tubuh manusia seperti terluka, terserang penyakit, mengalami
kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan salah satu indera, fisik dan juga
mental. Akibat dari adanya keterbatasan kognitif ini, manusia menjadi tidak mampu
untuk memproses informasi dengan sempurna. Dengan ketidaksempurnaan ini maka
manusia yang memiliki keterbatasan kognitif mengalami masalah dalam meraba,
mempelajari, atau berfikir untuk bereaksi terhadap keadaan yang dihadapinya.
Motivasi adalah sebuah kemampuan kita untuk memotivasi diri kita tanpa
memerlukan bantuan orang lain. Memotivasi diri adalah proses menghilangkan faktor
yang melemahkan dorongan kita. Rasa tidak berdaya dihilangkan menjadi pribadi
yang lebih percaya diri. Sementara harapan dimunculkan kembali dengan
membangun keyakinan bahwa apa yang diinginkan bisa kita capai.

B. Rumusan Masalah
1.Apa pengertian dari persepsi dan motivasai?
2.Apa saja macam-macam persepsi?
3.Bagaimana proses terjadinya persepsi?
4.Apa sajakah factor yang mempengaruhi persepsi dan motivasi?
5.Bagaimana cara-cara memotivasi?
6.Apa perbedaan motif,drive,kebutuhan dan tujuan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari persepsi dan motivasi.
2. Untuk mengetahui macam-macam persepsi.
3. Untuk mengetahui proses terjadinya persepsi.
4. Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi persepsi dan motivasi.
5. Untuk mengetahui cara-cara memotivasi.
6. Untuk mengetahui perbedaan motif,drive,kebutuhan dan tujuan.

Page | 2
BAB II
PERSEPSI

A. Pengertian Persepsi
a. Persepsi adalah proses pengorganisasian, penginterpretasian terhadap
rangsang yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan
sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang integrated dalam diri
individu (Bimo Walgito,2001).
b. Persepsi adalah daya mengenal barang, kualitas atau hubungan, dan
perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati,mengetahui,atau
mengartikan setelah panca indranya mendapat rangsang (Maramis,1999).
Dengan demikian persepsi dapat diartikan sebagai proses diterimanya
rangsang melalui panca indera yang didahului oleh perhatian sehingga individu
mampu mengetahui,mengartikan dan menghayati tentang hal-hal yang diamati
baik yang ada diluar dan di dalam diri individu.

B. Macam-macam Persepsi
Ada 2 macam persepsi, yaitu:
a) External Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsangan
yang datang dari luar diri individu.
b) Self Perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang
berasal dari dalam diri individu. Disini yang menjadi objek adalah dirinya
sendiri.

C. Proses terjadinya Persepsi


Persepsi melalui 3 proses, yaitu:
1. Proses Fisik(Kealaman)-objek-stimulus-reseptor atau alat indera.
2. Proses Fisiologis-stimulus- saraf sensoris-otak.
3. Proses Psikologis-proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus
yang diterima.
Jadi, syarat untuk mengadakan persepsi perlu ada proses fisik,fisiologis dan
psikologis.

Objek Stimulus Reseptor

Saraf Sensorik Otak

Saraf Motorik

Persepsi

Proses terjadinya persepsi

Page | 3
D. Gangguan Persepsi (Dispersepsi)
Penyebabnya:
Gangguan otak karena keusakan otak, keracunan,gangguan jiwa, seperti emosi
tertentu yang dapat mengakibatkan ilusi, psikosis yang dapat menimbulkan
halusinasi dan pengaruh lingkungan sosio-budaya. Sosio-budaya yang berbeda
menimbulkan persepsi berbeda atau orang yang berasal dari sosio-budaya yang
berbeda.
Macam-macam gangguan persepsi
Menurut Maramis(1999) terdapat 7 macam gangguan persepsi yaitu:
1) Halusinasi adalah pencerapan atau persepsi tanpa adnya rangsang
apapun pada panca indera seseorang,yang terjadi pada keadaan
sadar/bangun dasarnya mungkin organic, fungsional,psikotik,ataupun
histerik. Oleh karena itu secara singkat halusinasi adalah pengamatan
palsu.
Jeni-jenis halusinasi:
a. Halusinasi penglihatan( halusinasi optik):
 Apa yang dilihat seolah-olah berbentuk : orang, binatang,
barang, atau benda.
 Apa yang dilihat seolah-olah tidak berbentuk: sinar, kilatan,
atau pola cahaya.
 Apa yang dilihat seolah-olah berwarna atau tidak berwarna.
b. Halusinasi auditif/halusinasi akustik: halusinasi yang seolah-olah
mendengar suara manusia, suara hewan, suara barang, suara mesin,
suara music, dan suara kejadian alami.
c. Halusinasi olfaktorik (halusinasi penciuman): halusinasi yang
seolah mencium suatu bau tertentu.
d. Halusinasi gustatorik (halusinasi pengecap): halusinasi yang seolah-
olah mengecap suatu zat atau rasa tentang sesuatu yang dimakan.
e. Halusinasi taktil (halusinasi peraba): halusinasi yang seolah-olah
merasa diraba-raba, disentuh, dicolek, ditiup, dirambati ulat, dan
disinari.
f. Halusinasi kinestik (halusinasi gerak): halusinasi yang seolah-olah
merasa badannya bergerak disebuah ruangan tertentu dan merasa
anggota badannya bergerak dengan sendirinya.
g. Halusinasi visceral: halusinasi alat tubuh bagian dalam yang seolah-
olah ada perasaan tertentu yang timbul ditubuh bagian dalam(
misalnya lambung seperti ditusuk-tusuk jarum)
h. Halusinasi hipnagogik: persepsi sensorik bekerja yang salah yang
terdapat pada orang normal, terjadi sebelum tidur.
i. Halusinasi hipnopompik: persepsi sensorik bekerja yang salah pada
orang normal, terjadi tepat sebelum bangun tidur.
j. Halusinasi histerik: halusinasi yang timbul pada neurosishisterik
karena konflik emosional.
Isi halusinasi adalah tema halusinasi dan interprestasi pasien tentang
halusinasinya, seperti mengancam, menyalahkan, keagamaan, menghinakan,
kebesaran, seksual, membesarkan hati, membujuk atau hal-hal yang baik. Hal-hal
yang dapat menimbulkan halusinasi adalah skizofrenia, psikosis, fungsional, sindrom
otak organic(SOO), epilepsy, neurosis histerik, intoksikasi atropine atau kecubung,
dan zat halusinogenik.
Page | 4
2) Ilusi adalah interpretasi yang salah atau menyimpang tentang
menyerapak(persepsi) yang sebenarnya sungguh-sungguh terjadi karena adanya
rangsang pada panca indera. Secara singkat ilusi adalah persepsi atau
pengamatan yang menyimpang.
Contoh:
 Bayangan daun pisang dilihatnya seperti seorang penjahat.
 Bunyi angin terdengar seperti ada seseorang memanggil namanya.
 Suara bnatang disemak-semak seperti ada tangisan bayi.

3) Depersonalisasi ialah perasaan yang aneh tentang dirinya atau perasaan bahwa
pribadinya sudah tidak seperti biasa lagi, tidak menurut kenyataan atau kondisi
patologis yang seseorang merasa bahwa dirinya atau tubuhnya tidak nyata.
Contoh:
 Perasaan bahwa dirinya seperti sudah diluar badannya.
 Perasaan bahwa kaki kanannya bukan kepunyaannya lagi
4) Derealisasi ialah perasaan aneh tentang lingkungan disekitar dan tidak menurut
kenyataa sebenarnya( misalnya segala sesuatu dirasakan dalam mimpi)
5) Gangguan somatosensorik pada reaksi konversi, secara harfiah soma artinya
tubuh dan sensorik artinya mekanisme neuroligis yang terlibat dalam proses
penginderaan dan perasaan. Jadi somatosensorik adalah suatu keadaan
menyangkut tubuh yang secara simbolik menggambarkan adanya suatu konflik
emosional.
Contoh:
 Anesthesia, yaitu kehilangan sebagian atau keseluruhan kepekaan indra
peraba pada kulit.
 Parestesia, yaitu perubahan pada indra peraba, seperti ditusuk-tusuk
jarum, dibadannya ada semut berjalan, kulitnya terasa panas, atau
kultinya terasa tebal.
 Gangguan penglihatan atau pendengaran
 Makropsia(megalopsia), yaitu melihat benda lebih besar dari keadaan
sebenarnya bahkan kadang-kadang terlalu besar sehingga menakutkan.
 Mikropsia, yaitu melihat benda lebih kecil dari sebenarnya.
6) Gangguan psikofisiologik, ialah gangguan pada tubuh yang disarafi oleh
susunan saraf yang berhubungan dengan kehidupan(nervus vegitatif) dan
disebabkan oleh gangguan emosi.

Contoh:
Gangguan ini mungkin terjadi pada:
 Kulit: radang kulit(dermatitis), biduran(urtikaria), gatal-gatal(pruritis), dan
banayak cairan pada kulit(hiperhidrosis).
 Otot dan tulang: otot tegang sampai kaku(tension headache), otot tegang
dan kaku dipunggung(lowback pain).
 Alat penapasan: sindrom hiperfentilasi(bernafas berlebihan yang
mengakibatkan rasa pusing, kepala enteng, tarestesia pada tangan dan
sekitar mulut, merasa berat didada, nafas pendek, perut kembung, tetani,
dan asthma bronchiale).

Page | 5
 Jantung dan pembeluh darah: debaran jantung yang cepat(palpitasi), TD
meningkat(hipertensi), dan vascular headache.
 Alat pencernaan: lambung perih, mual dan muntah, kembung(meteorisme),
sembelit(konstipasi), dan mencret(diare).
 Alat kemih dan kelamin: sering berkemih, mengompol(enuresis),
memancarkan air mani secara dini(evaculation precox), hubungan social
yang sakit pada wanita(dispareunia), sakit waktu menstruasi(dismenore),
tidak mampu menikmati rangsangan seksual pada wanita(frigiditas) dan
impoten.
 Mata: mata berkunang-kunang dan telinga berdengung(tinitus).
7) Agnosia ialah ketidakmampuan untuk mengenal dan mengartikan persepsi,
baik sebagian maupun total sebagai akibat kerusakan otak.

E. Syarat agar individu dapat mengadakan persepsi


Dengan persepsi individu dapat menyadari dan mengerti tentang
keadaan lingkungan yang ada disekitarnya maupun tentang keadaan diri
individu yang bersangkutan(self perception). Alat penghubung antara individu
dengan dunia luar adalah alat indra.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului penginderaan, yaitu
dengan diterimanya stimulus oleh reseptor, diteruskan ke otak atau pusat saraf
yang di organisasikan dan di interprestasikan sebagai proses psikologis.
Akhirnya individu menyadari tentang apa yang dilihat dan didengarkan.
Syarat terjadinya persepsi:
a. Adanya objek: objek  stimulus  alat indra(reseptor). Stimulus berasal
dari luar individu(langsung mengenai alat indra/reseptor) dan dari dalam
diri individu(langsung mengenai saraf sensoris yang bekerja sebagai
reseptor).
b.Adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi.
c. Adanya alat indra sebagai reseptor penerima stimulus.
d.Saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak(pusat saraf
atau pusat kesadaran). Dari otak dibawa melalui saraf motoris sebagai alat
untuk mengadakan respons.

F. Faktor –faktor yang mempengaruhi persepsi


Menurut David Krench dan Richard S. Crutchfield (1977), factor-faktor yang
mempengaruhi persepsi dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
a. Faktor Fungsonal yaitu factor yang berasal dari kebutuhan,pengalaman
masa lalu dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut sebagai factor
–faktor personal. Factor personal yang menentukan persepsi adalah
objek-obek ang memenuhi tujuan individu.
b. Factor structural yaitu factor yang berasal semata-mata dari sifat.
Stimulus fisik efek-efek saraf yang ditimbulkan pada system saraf
individu. Factor structural yang menentukan persepsi menurut teori
Gestalt bila kita ingin mempersepsi sesuatu, kita mempersepsikannya
sebagai suatu keseluruhan. Bila kita ingin memahamisuatu peristiwa
kita tidak dapat meneliti factor-faktor yang terpisah,kita harus
memandangnya dalam hubungan keseluruhan (Rakhmad,1989)

Page | 6
Menurut Kenneth,Perhatian juga sangat berpengaruh terhadap
persepsi.tertarik atau tidaknya individu untuk memperhatikan suatu
stimulus dipengaruhi oleh dua factor yaitu:
1. Factor internal (kebiasaan, minat,emosi, dan keadaan biologis).
2. Factor eksternal (intensitas,kebaruan,gerakan dan pengulangan
stimulus).
BAB III
MOTIVASI

A. Pengertian motivasi
a. Motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat
seseorang melakukan sesuatu sebagai respons. (Nancy Stevensen,2001).
b. Motivasi menunjuk pada proses gerakan,termasuk situasi yang mendorong
yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang ditimbulkan oleh situasi
tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. (Sarwono
SW,2000).
Secara umum, motivasi artinya mendorong untuk berbuat atau beraksi,
adanya keinginan dan kebutuhan pada diri individu, memotivasi diri individu
tersebut untuk memenuhinya. Contohnya individu yang merasa haus
mengarahkan perilakunya kearah minum, demikian pula dengan individu yang
lapar maka akan mengarahkan perilakunya kearah makan dibandingkan
dengan individu yang tidak haus atau tidak lapar,maka individu tersebut
melakukan perilaku yang lebih giat dibanding yang tidak termotivasi.

B. Macam-macam motivasi
Menurut Anonim (2010), motivasi dibedakan atas 3 macam berdasarkan
sifatnya:

Motivasi takut atau fear motivation, yaitu individu melakukan suatu perbuatan
dikarenakan adanya rasa takut. Dalam hal ini seseorang melakukan sesuatu
perbuatan dikarenakan adanya rasa takut, misalnya takut karena ancaman dari
luar, takut Aku mendapatkan hukuman dan sebagainya.
Motivasi insentif atau incentive motivation, yaitu individu melakukan sesuatu
perbuatan untuk mendapatkan sesuatu insentif, bentuk insentif bermacam-
macam seperti mendapatkan honorarium, bonus, hadiah, penghargaan dan
lain-lain
Motivasi sikap atau attitude motivation/self motivation sikap merupakan suatu
motivasi karena menunjukkan ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang
terhadap suatu objek, motivasi ini lebih bersifat intrinsic, muncul dari dalam
individu, berbeda dengan kedua motivasi sebelumnya yang lebih bersifat
ekstrintik yang datang dari luar diri individu.

Menurut Sardiman (2001), macam-macam motivasi yaitu :


1. Motivasi Ekstrinsik dan intrinsik
Motivasi intrinsic adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya
tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu perlu
dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seorang siswa belajar karena ingin

Page | 7
mendapat pengetahuan, nilai, atau keterampilan agar dapat berubah tingkah
lakunya secara konstruktif.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seorang itu belajar,
karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan mendapatkan nilai baik,
sehingga akan dipuji oleh pacarnya atau temannya.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi Motivasi

Motivasi seseorang sangat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:


a. Faktor Internal;
faktor yang berasal dari dalam diri individu, terdiri atas:
 Persepsi individu mengenai diri sendiri; seseorang termotivasi atau
tidak untuk melakukan sesuatu banyak tergantung pada proses kognitif
berupa persepsi. Persepsi seseorang tentang dirinya sendiri akan
mendorong dan mengarahkan perilaku seseorang untuk bertindak;
 Harga diri dan prestasi; faktor ini mendorong atau mengarahkan
inidvidu (memotivasi) untuk berusaha agar menjadi pribadi yang
mandiri, kuat, dan memperoleh kebebasan serta mendapatkan status
tertentu dalam lingkungan masyarakat; serta dapat mendorong
individu untuk berprestasi;
 Harapan; adanya harapan-harapan akan masa depan. Harapan ini
merupakan informasi objektif dari lingkungan yang mempengaruhi
sikap dan perasaan subjektif seseorang. Harapan merupakan tujuan
dari perilaku.
 Kebutuhan; manusia dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjadikan
dirinya sendiri yang berfungsi secara penuh, sehingga mampu meraih
potensinya secara total. Kebutuhan akan mendorong dan mengarahkan
seseorang untuk mencari atau menghindari, mengarahkan dan
memberi respon terhadap tekanan yang dialaminya.
 Kepuasan kerja; lebih merupakan suatu dorongan afektif yang muncul
dalam diri individu untuk mencapai goal atau tujuan yang diinginkan
dari suatu perilaku.
b. Faktor Eksternal;
faktor yang berasal dari luar diri individu, terdiri atas:
 Jenis dan sifat pekerjaan; dorongan untuk bekerja pada jenis dan sifat
pekerjaan tertentu sesuai dengan objek pekerjaan yang tersedia akan
mengarahkan individu untuk menentukan sikap atau pilihan pekerjaan
yang akan ditekuni. Kondisi ini juga dapat dipengartuhi oleh sejauh
mana nilai imbalan yang dimiliki oleh objek pekerjaan dimaksud;
 Kelompok kerja dimana individu bergabung; kelompok kerja atau
organisasi tempat dimana individu bergabung dapat mendorong atau
mengarahkan perilaku individu dalam mencapai suatu tujuan perilaku
tertentu; peranan kelompok atau organisasi ini dapat membantu
individu mendapatkan kebutuhan akan nilai-nilai kebenaran,
kejujuran, kebajikan serta dapat memberikan arti bagi individu
sehubungan dengan kiprahnya dalam kehidupan sosial.

Page | 8
 Situasi lingkungan pada umumnya; setiap individu terdorong untuk
berhubungan dengan rasa mampunya dalam melakukan interaksi
secara efektif dengan lingkungannya;
 Sistem imbalan yang diterima; imbalan merupakan karakteristik atau
kualitas dari objek pemuas yang dibutuhkan oleh seseorang yang dapat
mempengaruhi motivasi atau dapat mengubah arah tingkah laku dari
satu objek ke objek lain yang mempunyai nilai imbalan yang lebih
besar. Sistem pemberian imbalan dapat mendorong individu untuk
berperilaku dalam mencapai tujuan; perilaku dipandang sebagai
tujuan, sehingga ketika tujuan tercapai maka akan timbul imbalan.

D. Motivasi dan stress dalam keperawatan


Menurut Abraham C. dan Shanley F (1997) motivasi perawat agar tetap
bekerja di departemen kesehatan inggris didasarkan pada penelitian
Barret(1988), yaitu:
a. Kepuasan dengan pekerjaan mereka.
b. Suasana kerja yang baik.
c. Dukungan manajerial yang baik.
d. Tersedia pendidikan berkelanjutan.
e. Pengembangan profesonalisme.
Menurut Abraham C. dan Shanley F (1997) menyebutkan bahwa
McDowell(1989) dalam penelitiannya menemukan hal-hal yang memotifasi
perawat tetap bekerja dikeperawatan, yaitu:
a. Kepuasan kerja.
b. Pengembangan professional.
c. Kondisi kerja yang baik.
d. Tingkat penggajian.
Namun menurut Hinshaw dkk (1987) dalam penelitiannya di amerika serikat
menemukan faktor-faktor pendukung motivasi perawat, yaitu:
a. Pengurangan staf.
b. Status professional.
c. Kesenangan pada posisi yang dimiliki.
d. Kemampuan memberikan aspek yang berkualitas.
e. Kekohesifitasan kelompok.
f. Pengenalan terhadap keunikan perawat.
g. Kesempatan pertumbuhan professional.
h. Pengendalian praktek keperawatan.

E. Cara Memotivasi
Ada beberapa cara yang dapat diterapkan untuk memotivasi seseorang yaitu:
a. Memotivasi dengan kekerasan (Motivating by force) yaiitu cara
memotivasi dengan menggunakan ancaman hukuman atau kekerasan agar
yang dimotivasi dapat melakukan apa yang harus dilakukan.
Contoh: seorang komandan mengancam akan memberikan hukuman
kepada anak buahnya apabila tidak disiplin. Jenis motivasi ini lazim di
kemiliteran dan tidak lazim di masyarakat demokratis.

Page | 9
b. Memotivasi dengan bujukan (Motivating by Enticement) yaitu cara
memotivasi dengan bujukan atau memberi hadiah agar melakukan sesuatu
sesuai harapan yang memberikan motivasi.
Contoh: Mahasiswa yang berprestasi akan diberikan hadiah oleh
pendidikan berupa bebas membayar SPP selama 2 semester.
c. Memotivasi dengan indentivikasi (Motivating by identification or ego-
involvement) yaitu cara memotivasi dengan menanamkan kesadaran
sehingga individu berbuat sesuatu karna adanya keinginan yan timbul dari
dalam dirinya sendiri dalam mencapai sesuatu.
Contoh :
 seorang mahasiswa belajar giat karena termotivasi bila belajar
dengan baik hingga berprestasi, yang akan memetik haslnya adalah
diri sendiri.
 Seorang karyawan bekerja dengan baik, bukan karna ancaman atau
bujukan, tetapi karna termotivasi akan kesadaranya itu untuk
bekerja lebih baik agar perusahaannya maju dan dampaknya
meningkatkan kesejahteraan.

F. Perbedaan Motif, Drive,Kebutuhan dan Tujuan


Motif adalah sesuatu kekuatan dasar yang terdapat dalam diri organsme, yang
menyebabkan organisme itu bertindak atau berbuat untuk memenuhi adanya
kebutuhan agar tercapai keseimbangan(Homeostatis). Pada umunya motif
dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sosial.

Drive adalah kekuatan yang ada di dalam diri individu yang mendorong untuk
bertindak dalam rangka memenuhi kebutuhan fisik atau sering dsebut
“Physilogical drive”.

Kebutuhan adalah kekurangan adanya sesuatu dan menuntut untuk segera


memenuhinya agar terjadi keseimbangan(homeostatis). Dalam artian lain
kebutuhan adalah dasar dari perbuatan bermotif.
Macam-macam kebutuhan:
 Kebutughan Primer (Vital,Biologis,Fisiologis) yaitu kebutuhan yang
dinomor satukan menyangkut kebutuhan makhluk hidup,
kehidupan,dan fungsi alat-alat tubuh manusia.
 Kebutuhan sekunder (Sosial,nonvital,psikologis) yaitu kebutuhan
nomor dua menyangkut kehdupan dalam masyarakat tetapi tidak
menyangkut kehidupan vital manuasia dan fungsi kejiwaan.
Tujuan adalah sesuatu yang dikejar, yang akan dicapai untuk memenuh
kebutuhan yang dirasakan. Tujuan harus relevan dengan kebutuhan.
Contoh: seorang mahasiswa yang menginginkan IP tinggi akan berusaha
sekuat tenaga untuk mencapai tujuan tersebut.

Page | 10
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu
informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat dari proses penginderaan terhadap
objek, peristiwa ataupun hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses
oleh otak. Proses kognisi dimulai dari persepsi. Permasalahan atau gangguan persepsi
sangat beragam, diantaranya: halusinasi, ilusi, depersonalisasi, derealisasi, gangguan
somatosensorik pada reaksi konversi, gangguan psikologi dan agnosia.
Motivasi merupakan keinginan, hasrat penggerak dalam diri manusia,
motivasi berhubungan dengan faktor psikologi manusia yang mencerminkan antara
sikap, kebutuhan, kepuasan yang terjadi pada diri manusia sedangkan daya dorong
yang diluar diri seseorang ditimbulkan oleh pimpinan.motivasi mempersoalkan
bagaimana cara mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar mau bekerjasama
secara produktif sehingga dapat mencapai dan mewujudkan tujuan perusahaan yang
telah ditentukan. Pentingnya motivasi karena motivasi adalah hal menyebabkan,
menyalurkan, dan mendukung perilaku manusia supaya mau bekerjasama secara giat
sehingga mencapai hasil yang optimal.
Perawat merupakan tenaga professional yang perannya tidak dapat
dikesampingkan dari semua bentuk pelayanan Rumah Sakit. Peran ini disebabkan
karena tugas perawat mengharuskan kontak paling lama dengan pasien. Sekarang ini
perawat di Indonesia telah mengalami pergeseran persepsi yang sebelumnya sebagai
tenaga vokasional (vocational) berubah persepsi sebagai tenaga yang professional.
Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan.
Kinerja seorang perawat dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan
kepada pasien. Oleh karena itu untuk meningkatkan mutu kinerja perawat diperlukan
motivasi yang tinggi agar nantinya didapatkan kinerja yang baik.

Page | 11

Anda mungkin juga menyukai