Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PEMBUATAN PETA GEOLOGI REGIONAL

Disusun untuk memenuhi tugas 1.1 mata kuliah Geologi Teknik

Dosen Pengampu :

Muhammad Riza H, S.T., M.T. Aff.M. ASCE

Disusun Oleh
Kayla Layalia
2200169
Teknik Sipil – 1A

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Identifikasi Masalah
1.3 Tujuan Penulisan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik dan Pembentukan Formasi Geologi


2.2 Hubungan Umur Geologi dengan Tingkat
1.1 Identifikasi Masalah
1.2 Tujuan Penulisan
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terletak diantara tiga zona lempeng dunia yaitu
lempeng Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. Pertemuan antara tiga
lempeng ini mengakibatkan Indonesia memiliki kondisi geologis yang kompleks, unik,
dan beragam di setiap daerahnya.

Lembar Bungku merupakan salah satu wilayah yang terletak di Sulawesi Tengah,
Indonesia yang meliputi daerah seluas 4.500 km2. Bagian selatan berbatasan dengan
Lembar Kendari, bagian barat berbatasan dengan Lembar Malili, bagian utara berbatasan
dengan Lembar Poso dan Lembar Batui dan bagian timur yang berbatasan dengan
Lembar Kep. Sula.

1.2 Identifikasi Masalah


BAB II

PEMBAHASAN

1.3 Karakteristik dan Pembentukan Formasi Geologi

Lembar Bungku memiliki karakteristik pembentukan batuan yang terbentuk dari


Endapan Permukaan, Batuan Sedimen, dan Batuan Beku. Apabila dilihat dari umur
batuan, Lembar Bungku didominasi oleh batuan yang terbentuk pada periode kuarter pada
kala plistosen hingga holosen.

Satuan batuan di Lembar Bungku dapat dikelompokkan dan ditempatkan dalam dua
mendala yaitu, Mendala Sulawesi Timur dan Mendala Banggai-Sula. Mendala Banggai-
Sula meliputi Formasi Tokala ( TRJt ) yang terdiri atas batugamping klastika, batupasir
sela wake, serpih, napal, dan lempung pasir dengan sisipan argilit, yang dimana Formasi
ini ditindih secara selaras oleh Formasi Nanaka dan diperkirakan berumur Trias - Jura
awal. Formasi Nanaka ( Jn ) terdiri atas konglomerat, batupasir mikaan, serpih, dan lensa
batu bara. Formasi Nanaka diduga berumur Jura akhir. Formasi Masiku ( JKm ) terdiri
atas batusabak, serpih, filit, batupasir, batugamping dan berumur Jura akhir – Kapur awal.
Formasi Salodik ( Tems ) terdiri atas kalsilutit, batugamping pasiran, napal, batupasir,
sisipan rijang yang diendapkan pada Eosen akhir – Miosen awal. Mandala Sulawesi
Timur atau juga disebut lajur ofiolit Sulawesi timur meliputi Kompleks Ultramafik ( Ku ).
Batuannya terdiri dari harzburgite, lhezorlit, wehrlit, websterit, serpentinit, dunit, diabas,
dan gabro. Formasi Matano ( Km ) terdiri atas kalsilutit, napal, dan serpih dengan sisipan
rijang radiolaris. Formasi Matano diduga memiliki umur Kapur akhir. Formasi Tomata
( Tmpt ) terdiri atas batupasir, konglomerat, batulempung, dan tuf, yang diperkirakan
berumur Miosen akhir-Pliosen.

Batuan yang terbentuk dari endapan permukaan di Lembar Bungku terdiri atas
Aluvium ( Qa ) yaitu lumpur, lempung, pasir, kerikil, dan kerakal. Aluvium berupa
endapan sungai, rawa, danau, dan pantai. Aluvium diperkirakan berumur Plistosen –
Holosen dan persebarannya terdapat di sepanjang tepi danau dan pantai timur Lembar
Bungku.

Batuan yang terbentuk dari batuan sedimen terdiri atas Formasi Tokala ( TRJt ) yang
tersebar di bagian selatan dan tenggara Lembar Bungku. Formasi Tokala tertindih oleh
Formasi Nanaka dan bersentuhan dengan Kompleks Ultramafik. Formasi Nanaka ( Jn )
yang tersebar di daerah selatan Desa Sawaitole yang kemudian dibatasi oleh Sesar
Matano dan bersentuhan oleh Kompleks Ultramafik. Formasi Masiku ( JKm ) yang
tertindih oleh Formasi Matano. Setelah itu, terdapat Formasi Salodik ( Tems ), kemudian
Formasi Matano ( Km ) yang ditindih secara selaras oleh Formasi Salodik dan bersentuh
secara tektonik dengan Kompleks Ultramafik. Formasi Tomata ( Tmpt ) yang didominasi
oleh batuan klastika kasar pada bagian atas dan didominasi oleh klastika halus pada
bagian bawah.

Batuan yang terbentuk dari batuan beku di Lembar Bengku terdiri atas Kompleks
Ultramafik ( Ku ) yang terdiri atas
1.4 Hubungan Umur Geologi dengan Tingkat Aktifasi Sesar dan Pembentukan Batuan

Lembar Bungku tersusun oleh batuan – batuan yang terbentuk pada periode tersier
hingga kuarter dengan rentang antara paleosen, eosen, oligosen, miosen, pliosen,
plistosen, dan holosen. Selain itu, terdapat juga batuan – batuan yang terbentuk pada
periode trias, jura, dan kapur.

Lembar Bungku merupakan suatu wilayah yang didominasi oleh Kompleks


Ultramafik memanjang berarah relative utara – tenggara yang terbentuk pada periode
kapur atau 145 hingga 66 juta tahun lalu dan terdiri atas Harzburgit, Lherzolit, Wehrlit,
Websterit, Serpentinit, Dunit, Diabas, dan Gabro.

Gambar 2.2

Berdasarkan gambar 2.2 diatas, dapat kita ketahui bahwa

1.5 Potensi Bahaya Geologi

Berdasarkan data yang ada pada peta geologi Lembar Bungku, batuan berumur Pra-
Tersier tersebut masih bersifat fresh hanya sebagian kecil yang telah mengalami
pelapukan. Batuan yang telah mengalami pelapukan dan endapan Kuarter pada umumnya
bersifat urai, lepas, belum kompak, memperkuat efek goncangan/amplifikasi, sehingga
rawan terhadap goncangan gempabumi.
1.6 Tingkat Pelapukan

1.7 Struktur Geologi yang Berkembang

Anda mungkin juga menyukai