Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sujarwanto, Amd.

Kep

NIM : 2321126

MK : KDK

PSIK MAHARATU ( B )

MASALAH ETIK KEPERAWATAN

Bentuk-bentuk dari kelalaian antara lain sebagai berikut:


1. Malfeasance, tindakan melanggar hukum atau tidak tepat/layak, misal
melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang memadai/tepat.
Contoh : melakukan restrain sedangkan pasien tidak gelisah sama
sekali. Dengan beranggapan takut pasien kabur.
2. Misfeasance, melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat
tetapi dilaksanakan dengan tidak tepat. Contoh : perawat melakukan
tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur tidak sesuai SPO.
3. Nonfeasance, tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan
kewajibannya, Contoh : pasien seharusnya dipasang pengaman tempat
tidur tapi tidak dilakukan.
Suatu perbuatan atau sikap tenaga kesehatan dianggap lalai, bila
memenuhi empat unsur, yaitu :
1. Kewajiban (duty) dimana tenaga kesehatan untuk melakukan tindakan
atau tidak melakukan tindakan tertentu terhadap pasien tertentu pada
situasi dan kondisi tertentu
2. Penyimpangan kewajiban (dereliction of the duty)
3. Kerugian (damage) yang merupakan segala sesuatu yang dirasakan
oleh pasien sebagai kerugian akibat dari layanan kesehatan yang
diberikan oleh pemberi pelayanan,
4. Hubungan sebab akibat yang nyata (direct cause relationship) dimana
dalam hal ini harus terdapat hubungan sebab akibat antara
penyimpangan kewajiban dengan kerugian yang setidaknya
menurunkan Proximate cause.
Beberapa situasi yang berpotensial menimbulkan tindakan kelalaian
dalam keperawatan diantaranya kesalahan pemberian obat,
mengabaikan keluhan pasien, kesalahan mengidentifikasi masalah
klien, kelalaian di ruang operasi, timbulnya kasus dekubitus selama
dalam perawatan, serta kelalaian terhadap keamanan dan
keselamatan pasien (misal pasien jatuh).

Contoh malapraktik pidana,

misalnya melakukan euthanasia tanpa adanya indikasi medis, salah memberikan obat, tidak
berhati-hati dalam memberikan perawatan sehingga mengakibatkan luka atau kematian pasien,
dan lain-lain. Dokter atau tenaga medis yang terbukti melakukan tindakan malapraktik pidana,
dapat dijerat dengan menggunakan pasal-pasal yang ada di dalam Kitab Undang-undang
Hukum Pidana (KUHP). Malapraktik sipil atau perdata Malapraktik jenis ini jika ada pelanggaran
kesepakatan awal sehingga menimbulkan kerugian pada pasien. Adapun pelanggaran tersebut
dapat berupa: tidak melakukan kewajiban atau terlambat melakukan, dilakukan namun tidak
sempurna, atau pengalihan tanggung jawab tanpa kesepakatan.

Contoh malapraktik perdata,

misalnya seorang dokter yang ternyata meninggalkan sisa perban di dalam tubuh pasien saat
melakukan operasi. Akibatnya, timbul komplikasi paska bedah sehingga pasien harus dilakukan
operasi kembali. Dalam hal ini, rumah sakit dapat ikut menjadi pihak yang bertanggung jawab
dan bertanggung gugat atas terganggunya hak pasien. Namun, harus dibuktikan bahwa tindakan
dokter itu dalam rangka melaksanakan kewajiban rumah sakit. Baca juga: Istri Lumpuh dan Bayi
Meninggal, Pria Ini Laporkan RS di Semarang Atas Dugaan Malapraktik Malapraktik etik
Malapraktik etik merupakan jenis malapraktik yang diatur sesuai dengan kode etik profesi.
Malapraktik jenis ini dapat mengarah pada penyalahgunaan pelayanan dan bisa menjadi kasus
hukum.

Contoh malapraktik etik, misalnya:

pelayanan yang kurang maksimal bagi pasien-pasien yang kurang mampu dan tidak bisa
membayar,

menambah lama perawatan pada pasien kelas VIP dengan alasan medik agar income
bertambah,

pasien yang tidak mampu dan tidak punya asuransi dirujuk ke rumah sakit lain,

tidak menerima pasien dalam kondisi “terminal” untuk menekan angka kematian dan menjaga
nama baik rumah sakit, dan lain-lain.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jenis- jenis Malapraktik", Klik untuk
baca: https://nasional.kompas.com/read/2022/10/12/02000091/jenis-jenis-malapraktik.
Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6

Anda mungkin juga menyukai