Anda di halaman 1dari 69

PROPOSAL

PERMOHONAN BANTUAN MODAL


USAHA BUDIDAYA TERNAK SAPI
TAHUN 2023

KELOMPOK TERNAK
“ DASA LEMBU ”
DESA NARAMBEN DISTRIK SKANTO
KABUPATEN KEEROM
KELOMPOK TERNAK
“ DASA LEMBU ”
DESA NARAMBMEN DISTRIK SAKNTO
KABUPATEN KEEROM
Naramben, 18 September 2023

No : Kepada
Lamp : 1 bandel Yth. Kepala Dinas Pertanian dan
Peternakan Kabupaten Keerom
Periha : Permohonan Bantuan Modal Usaha Di-
l Ternak Sapi KEEROM

Dengan hormat
Salah satu Program Unggulan dari Pemerintah adalah pengentasan kemiskinan. Sebagian
besar warga miskin adalah masyarakat dari golongan buruh tani. Untuk turut serta mendukung
dan mensukseskan Program Pemerintah tersebut, maka kami mendirikan Kelompok Ternak
“DASA LEMBU”.
Salah satu bidang usaha Kelompok Ternak “DASA LEMBU” adalah peternakan sapi.
Kesulitan yang kami hadapi tidak adanya daya beli hewan ternak dan juga modal untuk
pengadaan hewan ternak. Oleh karena itu kami sepakat untuk mengajukan bantuan dana untuk
pengadaan hewan ternak sapi kepada Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten
Keerom.
Demikian Proposal ini kami ajukan, untuk digunakan sebagaimana mestinya dan kiranya
dapat menjadikan periksa adanya. atas perhatiannya kami kelompok ternak “DASA LEMBU”
mengucapkan terima kasih.

Mengetahui Hormat Kami


Kepala Desa Naramben Ketua

Kastiyo Ngatijo
KELOMPOK TERNAK
“ DASA LEMBU ”
DESA NARAMBEN DISTRIK SKANTO
KABUPATEN KEEROM

A. Latar Belakang
Salah satu Program Unggulan dari Pemerintah adalah pengentasan kemiskinan. Sebagian
besar warga miskin adalah masyarakat dari golongan buruh tani. Untuk turut serta mendukung
dan mengsukseskan Program Pemerintah tersebut, maka kami mendirikan Kelompok Ternak “
DASA LEMBU”
Kelompok Ternak “DASA LEMBU” dibentuk untuk mewujudkan rasa kebersamaan
antara sesama petani yang ada di Desa Naramben, Distrik Skanto. Prinsip yang digunakan adalah
musyawarah dan gotong royong. Sedikit kelebihan dari Kelompok Ternak ini adalah membantu
peternak yang berada dalam kondisi ekonomi kekurangan.
Untuk mengangkat taraf ekonomi para peternak, maka kelompok ternak “DASA
LEMBU” baru-baru ini mengadakan program peternakan yang dalam hal ini adalah ternak
pengembangan sapi. Karena sapi memiliki nilai jual tinggi di pasar dan dalam hal pemeliharaan
tidak memerlukan biaya terlalu banyak.
Kesulitan yang dialami adalah sulitnya pengadaan hewan ternak sapi karena keterbasan
modal. Hal tersebut terjadi karena perekonomian para petani yang tergolong menengah ke
bawah, hal tersebut diperparah dengan turunnya harga komoditas pertanian.

B. Maksud dan Tujuan


Dengan dipenuhinya pengadaan hewan ternak sapi dari pemerintah, maka :
1. Akan meningkatkan kesejahteraan petani
2. Mendukung program pemerintah mengentaskan kemiskinan
3. Meningkatkan rasa kebersamaan kelompok dan semangat gotong royong.
4. Mensejajarkan taraf hidup petani dengan masyarakat lainnya.

C. Pelaksanaan
Nama dari kegiatan ini adalah :
Nama : Dasa Lembu
Alamat : Desa Naramben, Distrik Skanto, Kab. Keerom
D. Susunan Pengurus
Ketua : Ngatijo
Sekretaris : Slamet Rahmatullah
Bendahara : Muhammad Syahqodin
Anggota : 1. Riyadi
2. Idris
3. Yono
4. Waris
5. Ratijo
6. Trimo
7. Margono

E. Penutup
Demikian proposal bantuan modal usaha ternak sapi ini kami sampaikan . atas perhatian
dan terkabulnya permohonan ini kami ucapkan terima kasih.

Naramben , 18 September 2023

Ketua sekertaris

NGATIJO Slamet Rahmatullah


KELOMPOK TERNAK
“ DASA LEMBU ”
DESA NARAMBEN DISTRIK SKANTO
KABUPATEN KEEROM
RENCANA ANGGARAN BELANJA ( RAB )
PENGAJUAN TERNAK SAPI DAN PEMBUATAN KANDANG
KELOMPOK TERNAK “ DASA LEMBU ”

No Uraian satuan Harga Satuan Jumlah


(Rp) (Rp)
1 Pengajuan ternak sapi 10 Ekor 8.500.000 85.000.000
Pembuatan kandang
ukuran 100m x 100m ) :
a. Kayu besi (5 x 10 ) a. 2m = 4 kubik a. 5.000.000 a. 20.000.000
b. Kawat duri b. 100 kg b. 300.000 b. 30.000.000
c. Kayu bsi (5 x 10 ) c. 4m = 4 kubik c. 5.000.000 c. 20.000.000
2 d. Papan kayu besi d. 2,5 kubik d. 5.000.000 d. 12.500.000
e. Paku 10 e. 20 kilo e. 25.000 e. 500.000
f. Paku 7 f. 40 kilo f. 25.000 f. 1.000.000
g. Paku seng g. 5 kilo g. 25.000 g. 125.000
h. Seng spandek h. 5m = 20 lembar h. 245.000 h. 4.900.000
JUMLAH Rp 174.025.000

Ketua Sekertaris

NGATIJO SLAMET RAHMATULLAH


KELOMPOK TERNAK
“ BAROKAH ”
DUSUN SUCI DESA SUCI KECAMATAN SUCI
KABUPATEN SUCI

BERITA ACARA MUSYAWARAH

Dengan demakin sulitnya perekonomian global yang utamanya hasil tani di dusun
kami bahkan beberapa petani di dusun kami merasa kehilangan pekerjaan/ penghasilan dari
kegiatanbercocok tanam. Maka untuk meningkatkan/ mengembalikan hasil tani kami berencana
dan mencoba dengan terobosan baru yakni dibidang peternakan.
Kelompok Ternak “ Barokah “ dibentuk untuk mewujudkan rasa kebersamaan antara
sesama petani yang ada di Dusun suci Desa Suci, Kecamatan Suci. Prinsip yang digunakan
adalah musyawarah dan gotong royong. Sedikit kelebihan dari Kelompok Ternak ini adalah
membantu peternak yang berada dalam kondisi ekonomi kekurangan.
Maka sesuai hasil musyawarah Kelompok Ternak “Barokah” yang diadakan pada
tanggal 10 maret 2012 dari pukul 20.00 WIB sampai selesai, yang bertempat di kediaman Ketua
Kelompok Ternak “Barokah” dan dihadiri seluruh anggota kelompok ternak, rapat
mengagendakan pencarian dana dengan mengajukan Proposal Bantuan dari Pemerintah Propinsi
Jawa Tengah untuk pengadaan hewan ternak sapi.
Demikian proposal ini kami buat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Suci, 15 Mei 2013

Ketua Sekretaris
KHAMIM MUH. MUNIB

Kelompok Ternak “Kandang Mandiri”


REP | 11 March 2011 | 11:45 Dibaca: 1690 Komentar: 3 1

Jum’at, 11 Maret 2011

Dedi Iskandar, S.Pd

“Ternyata mengubah paradigma masyarakat tidak semudah yang kita


bayangkan,” begitu ujar Dedi Iskandar, S.Pd, sambil senyum-senyum.
Rupanya ia masih ingat ketika rapat perdana pembentukan Kelompok Ternak
yang diberinya nama “Kandang Mandiri”, pada hari Sabtu, 27 Maret 2010, di
rumahnya, Blok M (Mejasem), Desa Kaliwedi Lor, Kecamatan Kaliwedi,
Cirebon.

Berawal dari secara iseng memanfaatkan rumput untuk memenuhi kebutuhan


pakan domba, yang tumbuh di lahan lapangan sepak bola Desa Kaliwedi Lor
secara bersama dengan beberapa peternak domba, Bulkin, Cholid, Drajat dan
Karta. Mereka sadar betapa sulitnya mendapatkan rumput, maka dari itu,
agar mudah mendapatkan rumput tersebut mereka berkeinginan untuk
melestarikannya. Kemudian mereka melakukan pemupukan, sedangkan
biayanya mereka tanggung bersama (patungan). Setelah beberapa waktu
berjalan tercetus keinginan untuk membentuk suatu kelompok ternak dengan
tujuan agar menghasilkan keuntungan dan kelangsungan berternak.
Menurut Dedi, demikian panggilan akrabnya, suatu hari mereka menemuinya,
dan mereka mengutarakan keinginannya untuk membentuk kelompok, “Kata
mereka, dengan adanya wadah (kelompok) diharapkan bisa mengembangkan
kemampuannya dalam berternak domba, juga mereka menginginkan ada
pemasukan untuk tambahan biaya hidup, apalagi panen padi belakangan
kurang menjanjikan,” jelas Dedi.

Diakui oleh Dedi, bahwa dirinya tidak punya pengalaman dalam mengelola
ternak. Selama ini, memang banyak berkecimpung dalam organisasi, tetapi
lebih banyak di organisasi PMR (Palang Merah Remaja) SMP Negeri
Gegesik, dimana selama ini sebagai guru (TIK) merangkap Pembina PMR.
“Tetapi mereka tetap meminta saya untuk memfasilitasi. Maka dengan
kemampuan apa adanya saya sanggupi.” Dedi mengalah demi warga.

Keterangan gambar dari kiri ke kanan: Bapak Bulkin (Ketua), BapakSuranto (Sekretaris I) sedang memimpin rapat perdana.

Akhirnya pada hari Sabtu, 27 Maret 2010 keinginan tersebut dibuktikan


dengan dilaksanakan rapat perdana yang dihadiri oleh beberapa warga
peternak. Mereka yang hadir kebanyakan telah mempunyai keahlian dalam
memelihara domba, baik secara tradisional maupun secara modern dengan
penggunaan konsentrat sebagai pakan tambahan. Rapat perdana ini
mendapat respon sangat baik dari para peternak. Rupanya mereka benar-
benar membutuhkan informasi cara beternak domba yang baik sehingga
bukan lagi menjadi sekedar hobby melainkan menjadi sumber penghasilan
pokok bagi warga setempat.

Kronologi Pendirian
Karena merasa ada tanggung jawab, maka Dedi Iskandar, S.Pd, pada hari
Senin, 29 Maret 2010 ia berkunjung ke Dinas Pertanian di Sumber, Cirebon,
bagian Peternakan. Ia bertemu dengan Bapak Herman. Dalam pertemuan itu
beliau menjelaskan tentang peternakan domba khususnya yang ada di
wilayah Kabupaten Cirebon. Kemudian beliau menunjuk ke bagian Pos
Kesehatan Hewan (POSKESWAN) yang berhubungan dengan kesehatan
hewan ternak. Informasi yang didapat di Poskeswan berasal dari Bapak
Romy. Setelah mendapatkan informasi dari Dinas Pertanian dan Poskeswan
selanjutnya ia mendatangi Kantor BP5K yang menangani masalah
Pembentukan Kelompok. Di kantor BP5K ini Dedi bertemu Bapak Darsita.
Beliau memberikan petunjuk tentang bagaimana tata cara membentuk suatu
kelompok ternak.

Suasana rapat anggota

Ternyata di setiap desa maupun kecamatan telah ada kantor perwakilan yang
menangani masalah pembentukan kelompok tani, namun karena
ketidaktahuan kami mengenai prosedur pembentukan kelompok ini kami
langsung menuju ke Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon. Untuk di kecamatan
telah ada yang namanya UPT TANBUNNAKHUT dan UPT BP3K yang
menangani masalah pembentukan kelompok, pembinaan kelompok, serta
informasi lainnya.

Oleh-oleh dari kunjungan ke Dinas Pertanian, Poskeswan, dan Kantor BP5K


kami sampaikan kepada masyarakat peternak yang dituangkan dalam rapat
anggota pada hari Rabu, tanggal 31 Maret 2010.

Kunjungan PPL Kecamatan

Keterangan: Dari kiri ke kanan pejabat Dinas Pertanian dan paling kanan Sekretaris Desa Kaliwedi Lor, Ecih Sukaesih, S.Pd
Hari Jumat, 2 April 2010 kami mendapat kunjungan dari PPL Kecamatan yaitu
Bapak Tarmin. Kedatangan beliau setelah mendapat informasi tentang
rencana pembentukan kelompok ternak langsung dari Dinas Pertanian
Kabupaten Cirebon. Selanjutnya Bapak Tarmin memberikan informasi secara
jelas tentang prosedur pembentukan kelompok.

Minggu, 4 April 2010 kamipun mengadakan rapat anggota lagi untuk


membahas nama kelompok ternak. Awalnya disetujui oleh anggota bernama
“SUBUR JAYA”, namun setelah dilakukan cek ricek ternyata nama SUBUR
JAYA telah banyak digunakan, khususnya untuk kelompok tani, sehingga
namapun diganti ke konsep awal yaitu “Kandang Mandiri” dengan asumsi
bahwa kelompok ini beranggotakan peternak-peternak dengan kandang
masih masing-masing atau belum disatukan dalam suatu kandang kawasan.
Selain itu dibahas tentang rancangan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Kelompok.

Pengukuhan Kelompok Ternak “Kandang Mandiri”


Rabu, 14 April 2010 merupakan hari yang sangat bersejarah bagi kelompok
“Kandang Mandiri”, karena pada hari itu dilakukan Pengukuhan dan
Pengesahan Kelompok Ternak “Kandang Mandiri” Desa Kaliwedi Lor, yang
dihadiri oleh unsur UPT TANBUNNAKHUT, UPT BP3K, UPT POSKESWAN,
dengan Susunan Pengurus Bapak Bulkin sebagai Ketua; Sekretaris I, Bapak
Suranto; Sekretaris II, Dedi Iskandar, S.Pd; Bendahara Bapak Iman.

Begitulah awal mereka menyamakan visi dan misi yang tergabung dalam
kelompok ternak “Kandang Mandiri”.

Kunjungan ke Pasar Ternak


Untuk memperkenalkan kepada para anggota kelompok ternak “Kandang
Mandiri” tentang sistem niaga peternakan, sharing antar kelompok dan
instansi serta strategi kesehatan hewan khususnya, pada hari Selasa, 18 Mei
2010, Pukul 06.00 WIB Dedi membawa anggotanya ke pasar ternak
Tanjungsari, Sumedang. Rombongan ini terdiri dari perwakilan PPL wilayah
Bapak Tarmin dan Bapak Saproni, sedangkan dari Pengurus dan Kelompok
yaitu Bapak Bulkin, Suranto, Karta, Iman, dan Dedi Iskandar sendiri.

Pukul 09.00 WIB, mereka sampai di pasar ternak Tanjungsari, hal pertama
yang dilakukan ialah bertemu Kepala UPTD Pusat Pelayanan Peternakan dan
Perikanan wilayah Tanjungsari, yaitu Bapak Abdul Kholik, S.Pt. Dalam
kesempatan tersebut beliau menyampaikan dan memberikan paparan
mengenai perkembangan domba di daerah Tanjungsari. Pasar ternak
Tanjungsari ini terletak di tempat yang sangat strategis dan merupakan pasar
ternak terbesar di jawa barat, aktifitas pasar ternak dimulai sejak dini hari
sampai dengan sekitar Pkl. 14.00 WIB.

Abdul Kholik, S.Pt Kepala UPTD Pusat Pelayanan Peternakan dan Perikanan wilayah Tanjungsari, Sumedang

Abdul Kholik mengatakan, bahwa tak beda jauh dengan wilayah kabupaten
yang lainnya, “Untuk wilayah Sumedang sendiri memang banyak bertebaran
kelompok-kelompok ternak yang bermunculan, namun tak sedikit pula yang
akhirnya gulung tikar karena manajemen kelompok dan dinamika kelompok
yang tidak berjalan sebagaimana mestinya,” ujarnya. Lebih lanjut ia
mengatakan, banyak anggotanya yang memanfaatkan kepentingan pribadi di
dalam pembentukan kelompok, sehingga ketika kelompok terbentuk maka
anggota kelompok yang masih awam yang akan terkena imbas gagalnya
sebuah kelompok. Beliau juga menyampaikan bahwa dalam melakukan
pembinaan terhadap kelompok-kelompok yang ada menggunakan tiga
metode yang dijalankan yaitu Pembinaan Aktif, Pembinaan
Pasif,dan Pembinaan Berimbang.

Pada metode Pembinaan Pasif, maka pihak Penyuluh hanya diam di tempat,
di kantor pelayanan, dan peternak sendiri yang datang ke kantor pelayanan
seperti yang sekarang ini terjadi ketika hari pasar ternak, maka pembeli dan
penjual yang ingin membawa pulang ternaknya terlebih dahulu
menyempatkan diri mampir ke kantor pelayanan untuk melakukan suntik
multivitamin ataupun obat cacing. Sedangkan pada metode Pembinaan
Aktif , maka pihak pelayanan yang door to door mendatangi lokasi kelompok
masing-masing dan menerima aspirasi langsung dari peternak mengenai
kelompoknya masing-masing, dan metode yang ketiga adalah
metode Pembinaan Berimbang ialah antara peternak dan penyuluh, “Ada
kalanya penyuluh mendatangi lokasi kelompok dan peternakpun tak segan
untuk berkunjung ke kantor pelayanan.” Jelasnya.
Setelah lama berbincang dengan Kepala UPTD Pusat Pelayanan Peternakan
dan Perikanan wilayah Tanjungsari beserta staf, kamipun melanjutkan
kegiatan pengamatan langsung ke lokasi pasar ternak yang berada persis di
sebelah kantor UPTD, dan yang pasti kesempatan tersebut tidak ditinggalkan
oleh anggota kelompok kami untuk sekedar mejeng dengan domba jantan
punya orang laen.

Pejabat Dinas Pertanian, suasana pasar ternak

Kegiatan dilanjutkan mengunjungi kandang yang ada di sekitar lokasi pasar


ternak, hal ini dilakukan untuk membuka wawasan anggota kelompok ternak
“Kandang Mandiri” tentang bagaimana kandang yang baik dan sehat itu?
Karena selama ini hampir 90% peternak yang ada dalam membuat kandang
tidak melihat dari segi kesehatan baik bagi hewan ternak maupun peternak.

Bulkin (Kiri) sedang pegang Kambing, (tengah) petugas Dinas Pertanian dan Pengurus Kandang Mandiri, dan (kanan)
peragaan menyuntik kambing.

Itulah hasil kunjungan di lokasi Pasar Ternak Tanjungsari, Sumedang. Banyak


ilmu yang diperoleh terutama untuk kepentingan kelompok. Diharapkan cara
berpikir mereka sudah mulai terbuka, dan sedikit demi sedikit akan
berkembang, sehingga memelihara hewan ternak tidak lagi sekedar hobi
melainkan sebagai peluang bisnis demi peningkatan perekonomian.
Laporan: Andry Lionettha Dst.

AKTA pendirian Kelompok Swadaya


Tani-Madani (Kestan Madani)
21042012
ANGGARAN DASAR KELOMPOK SWADAYA TANI-MADANI

(AD Kestan-Madani)

BAB I

NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN RUANG LINGKUP KEANGGOTAAN

PASAL 1

1. Kelompok ini bernama : Kelompok Swadaya Tani-Madani yang untuk selanjutnya disebut : Kestan-Madani.

2. Kestan-Madani berkedudukan di jalan Setia Budi Kelurahan Berohol Kecamatan Bajenis Kota Tebing Tinggi.

3. Ruang Lingkup keanggotaan ini adalah petani dan peternak yang tinggal di kelurahan Berohol dan atau
mendapat rekomendasi khusus dari pengurus.

BAB II

LANDASAN DAN AZAS

PASAL 2
1. KESTAN-Madani Berlandaskan pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

2. KESTAN-Madani berazaskan Pancasila, Kekeluargaan, Kebersamaan/Keguyuban, dan Keserasian.

BAB III

VISI, MISI DAN TUJUAN

PASAL 3

1. Visi

Terciptanya Keberdayaan dan Kemandirian Petani dalam mewujudkan Ketahanan Pangan Masyarakat.

2. Misi

a. Meningkatkan kebersamaan antar petani

b. Meningkatkan Kesejahteraan taraf hidup masyarakat khususnya para petani.

c. Membangun perekonomian masyarakat di bidang pertanian

d. Membangkitkan semangat bertani bagi masyarakat luas.

e. Peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan-pelatihan, penyuluhan dan penempahan ketrampilan agar
para petani lebih berdaya-guna dan mandiri.

3. Tujuan

Kestan Madani bertujuan sebagai berikut

1. Mengembangkan informasi-informasi yang berkaitan dibidang pertanian bagi para petani

2. Membangun dan Memupuk Rasa Kekeluargaan, Kebersamaan/Keguyuban dan Keserasian antar petani

3. Membangun Keberdayaan dan Kemandirian dalam rangka peningkatan sumber daya manusia serta
peningkatan taraf perekonomian para petani.

4. Ikut mensukseskan program pemerintah dalam bidang pertanian sebagai upaya ketahanan pangan
masyarakat.

BAB III
USAHA

PASAL 3

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka Kestan-madani menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :

1. Mengembangkan usaha pembuatan Pupuk Cair Organik sebagai salah satu upaya untuk membantu para
petani dalam bidang tanaman

2. Pemasaran hasil-hasil produksi dibidang pertanian

3. Mengelola dan Mengembangkan dan memasarkan hasil-hasil pertanian.

4. Mengelola dan Mengembangkan usaha peternakan dan perikanan

5. Mengembangkan usaha-usaha budidaya tanaman hortikultura

6. Menjalin mitra kepada Pemerintah Local, Pihak sponsorship, Donatur yang bersifat tidak mengikat,dan
Kaum-Kaum Peduli/ Stakeholder dibidang pertanian, serta BUMN maupun BUMS dan lain sebagainya.

7. Mengadakan usaha-usaha lainnya yang menyangkut kepentingan anggota kelompok maupun masyarakat.

BAB IV

KEANGGOTAAN DAN SYARAT KEANGGOTAAN

PASAL 4

KEANGGOTAAN

1. Anggota Kestan-Madani dibentuk untuk masa bakti 4 (Empat) Tahun, dengan tiap tahun dilakukan evaluasi
dan dapat dilakukan penggantian (reshuffle) dan atau dapat dipilih ulang melalui tata cara pemilihan yang
disepakati secara bersama.

2. Sistem pemilihan anggota Kestan-Madani adalah melalui sistem demokrasi terbuka yang dapat
dipertanggung jawabkan secara bersama.

PASAL 5
SYARAT KEANGGOTAAN

Adapun yang diterima menjadi anggota Gapoktan ini ialah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut :

1. Merupakan Petani dan peternak yang tinggal di kelurahan berohol dan atau dapat diizinkan dari pihak yang
berprofesi lain jika dan hanya jika telah mendapat rekomendasi dan pertimbangan khusus oleh pengurus.

2. Mempunyai kepentingan dan cita-cita yang sama.

3. Menyetujui isi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga dan Keterntuan yang berlaku di Kestan-
Madani.

4. Mengisi format permohonan pengajuan untuk menjadi anggota Kestan-Madani

PASAL 5

1. Petani dan Peternak yang menjadi Anggota Kestan-Madani harus mengajukan permintaan permohonan
kepada pengurus (bagi yang tidak ikut dalam musayawarah pembentukan)

2. Pengurus secara musyawarah dan mufakat mempertimbangkan permohonan tersebut dan


membicarakannya dalam rapat internal pengurus Kestan-Madani.

3. Pemohon yang diterima akan didaftarkan dalam buku daftar anggota kepengurusan.

4. Bila pengurus menolak permohonan untuk menjadi anggota maka yang bersangkutan dapat meminta
pertimbangan pada rapat anggota berikutnya.

5. Kestan-Madani dapat menerima anggota luar biasa.

6. Penjelasan tentang kriteria anggota luar diatur dalam anggaran rumah tangga.

Pasal 6

Keanggotaan dinyatakan berakhir bilamana :

1. Meninggal dunia

2. Berhenti atas kehendak sendiri baik secara lisan maupun tulisan.

3. diberhentikan oleh pengurus karena tidak memenuhi lagi syarat keanggotaan

4. melakukan perbuatan tercela yang tidak sesuai dengan aturan hukum perundang-undangan yang berlaku di
NKRI.

5. Diberhentikan dengan tidak hormat/dipecat karena perbuatan yang dapat merugikan nama baik kelompok
dan pengurus serta melakukan tindakan penyalahgunaan, penyelewengan dan ketidak-terbukaan yang berkaitan
dengan keuangan organisasi.

BAB V
HAK DAN KEWAJIBAN ANGGOTA

PASAL 7

HAK ANGGOTA

Setiap anggota mempunyai hak antara lain :

1. Mendapatkan hak yang sama dan seimbang yang tercermin dalam AD/ART dan Peraturan lain yang diatur
dan disepakati bersama.

2. Hak untuk berbicara baik lisan dan tulisan, memilih dan dipilih, mengeluarkan pendapat dan menghargai
pendapat yang lain dalam bingkai etika dan norma-norma kebersamaan dan keselarasan.

3. Mendapatkan sisa hasil usaha dari usaha yang dikelola secara bersama.

4. Melakukan pengawasan (monitoring) terhadap perjalanan Organisasi dan Usaha-usaha Organisasi.

5. Memberikan kritik dan saran baik lisan dan tulisan demi perbaikan dan keberlanjutan organisasi.

PASAL 8

KEWAJIBAN ANGGOTA

Setiap anggota mempunyai kewajiban antara lain :

1. Untuk hadir secara aktif mengambil bahagian dalam pertemuan/rapat/musyawarah Kestan-Madani

2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh Kestan-Madani.

2. Tunduk dan patuh kepada Anggaran dasar, Anggaran rumah Tangga, Peraturan Khusus dan atau Peraturan
Tambahan serta Hasil Keputusan Rapat Anggota.

3. Mengelola, mengembangkan dan memlihara usaha-usaha Kestan Madani berdasarkan prinsip-prinsip


Transparansi dan akuntabilitas.

4. Membayar Iuran Wajib Anggota (IWA) yang besarannya disepakati secara bersama.

BAB VI

PERANGKAT ORGANISASI

PASAL 9

1. Kestan-Madani memiliki struktur pengurus yang terdiri dari :


– Ketua, Sekretaris, Bendahara I dan Bendahara II.

2. Kestan-Madani dapat membentuk Dewan Penasehat, Dewan Pengawas, Dewan Pakar dan lain sebagainya
apabila dianggap sangat perlu demi jalannya organisasi.

3. Kestan-Madani memiliki unit-unit pendukung organisasi antara lain :

– Unit Humas, Unit Pengembangan SDM, Unit Pengelolaan Teknis Produksi dan Unit Pemasaran Produksi.

4. Kestan-Madani dapat membentuk unit-unit lainnya yang dianggap perlu dan disesuaikan dengan
kebutuhan bersama.

BAB VII

RAPAT ANGGOTA KESTAN-Madani

PASAL 10

Adapun bentuk-bentuk rapat didalam Kestan-Madani antara lain :

1. Rapat Besar (Rabes), dilakukan setiap 4 (empat) tahun sekali untuk memilih ketua, sekretaris dan bendahara
pada akhir masa jabatan.

2. Rapat Kerja (Raker), dilakukan setiap 2 tahun sekali untuk membahas rencana kerja organisasi.

3. Rapat Anggota Tahunan (RAT) dilakukan 1 (satu) kali dalam setahun untuk mengadakan evaluasi organisasi
serta melakukan penilaian kinerja unit-unit yang ada dalam Kestan madani dan atau merekomendasikan sesuatu
yang dianggap penting/urgen dan membicarakannya sebagai salah satu upaya rencana kerja tindak lanjut yang
bersesuaian dengan kondisi yang ada.

4. Rapat Koordinasi Anggota (RKA) dilakukan sekurang-kurangnya 1 kali dalam sebulan untuk melakukan
pengkoordinasian sesama pengurus, unit-unit pendukung dan anggota organisasi.

BAB VIII

PENGAWASAN

PASAL 11

1. Kestan-Madani berkewajiban melakukan pengawasan atas dirinya, dan atau telah tertuang dalam Bab V
pasal 7 butir 4.

2. Dewan Pengawas dibentuk melalui Rapat Anggota Tahunan. Dewan Pengawas merupakan unsur-unsur yang
memiliki criteria-kriteria antara lain : Jujur, Amanah, Terbuka, dan Bertanggung Jawab.

3. Dewan Pengawas berjumlah sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang.

BAB IX

SUMBER PENDANAAN KESTAN-Madani


PASAL 12

Sumber-sumber dana/keuangan Kestan-madani diperoleh dari :

1. Pihak Donatur

2. Kaum-Kaum Peduli/Stakeholder

3. Sponsorship yang tidak mengikat.

4. Iuran Wajib Anggota (IWA)

5. Bantuan dari Pemerintah Daerah, Pihak BUMN dan atau BUMS

6. Kegiatan-kegiatan lain oleh lembaga sendiri yang sah.

BAB X

PEMBUBARAN

PASAL 13

1. Pembubaran Kestan-Madani dapat dilakukan melalui :

a. Keputusan rapat anggota

b. Keputusan Pemerintah.

2. Dalam hal Kestan-Madani dibubarkan maka seluruh kekayaan dan inventaris yang dimiliki dimusyawarahkan
secara mufakat bersama seluruh pengurus dan anggota yang terkait.

BAB XI

PENUTUP

PASAL 14

1. Hal-hal lain yang belum ditulis dan ditetapkan dalam anggaran dasar, akan diatur dalam anggaran rumah
tangga serta aturan-aturan tambahan yang disepakati secara musyawarah dan mufakat.

2. Anggaran dasar ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Berohol

Pada Tanggal : 09 Februari 2011


____________________

Fahri Hidayat Lubis

_____________________

Agus Salim Amar


____________________

Adi Sumarmo

_____________________
Pahrul Lubis

Mengetahui :

Kepala Kelurahan Berohol

KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU


Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar -Kab.Wonosobo- Prop.Jateng
Email: tanimaju474@yahoo.co.id – tanimaju12@gmail.com - http://tanimaju12.blogspot.com/
========================================================================

SUSUNAN PENGURUS KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU KALIKAJAR

Pelindung : Bpk. Lurah Kalikajar


Pembina : Bpk. Bramantyo (PDP Peternakan Kec.Kalikajar)
Bpk Ir. Mahargono (Disnakan Kab.Wonosobo)
Alamat : Dukuh Lengkongsari RT01/RW10 Kel.Kalikajar
Kecamatan Kalikajar – Kabupaten Wonosobo

Ketua : Ir.Imam Taufiq


Sekretaris : Pawit Asrofi
Bendahara : Rohmat

KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU


Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar- Kab.Wonosobo -Prop.Jateng
Email: tanimaju474@yahoo.co.id – tanimaju12@gmail.com - http://tanimaju12.blogspot.com/
=======================================================================

ANGGARAN DASAR KELOMPOK TANI TANI MAJU


LENGKONGSARI 01/10 KELURAHAN KALIKAJAR

BAB I
NAMA, IDENTITAS, DAN LAMBANG

Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Kelompok Tani “Tani Maju”

Pasal 2
Identitas
Kelompok Tani “Tani Maju” adalah organisasi petani dengan kegiatan dibidang pertanian dan peternakan
serta kegiatan agribisnis pertanian

Pasal 3
Lambang
Lambang kelompok tani “Tani Maju” adalah gambar petani bercaping, dengan didampingi istri sebelah
kiri dan anaknya disebelah kanannya, yang melambangkan keluarga tani yang rukun dan sejahtera.

BAB II
PENDIRIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 4
Pendirian
Kelompok Tani “Tani Maju” didirikan pada tanggal 12 Mare 2012 di Dusun Lengkongsari 01/10
Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo untuk waktu yang tidak terbatas.

Pasal 5
Tempat Kedudukan
Kelompok Tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah

BAB III
TUJUAN DAN USAHA

Pasal 6
Tujuan
Kelompok Tani “Tani Maju” bertujuan :
1. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota dalam menerapkan teknologi pertanian
2. Meningkatkan daya saing hasil usaha pertanian anggota
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota
Pasal 7
Usaha
1. Meningkatkan kemampuan berusaha anggota
2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota dan masyarakat sekitar
3. Membangun kemitraan dengan dunia usaha dibidang pertanian
4. Meningkatkan usaha anggota dan kelompok dan meningkatkan modal kelompok
5. Meningkatkan kegiatan bersama baik yang bersifat social maupun berorientasi usaha

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 8
Anggota kelompok tani “Tani Maju” adalah petani yang berdomisili di Kelurahan Kalikajar Kecamatan
Kalikajar Kabupaten Wonosobo

BAB V
SUSUNAN, PENDIRIAN DAN PENETAPAN ORGANISASI

Pasal 9
Susunan Organisasi
Susunan organisasi terdiri dari :
1. Pelindung
2. Pembina
3. Ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Anggota
Pasal 10
Pendirian Organisasi
Kelompok Tani “Tani maju” didirikan atas inisiatif para pendiri yang memiliki kepedulian dalam
meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan petani di Dusun Lengkongsari yang pada saat itu belum
banyak yang mengaplikasikan teknologi dan masih bekerja secara sendiri-sendiri, dan para pendiri
tersebut selanjutnya disebut sebagai pendiri yang terdiri dari :
1. Ir. Imam Taufiq yang saat itu bertugas sebagai PPL di Kec.Kalikajar
2. Rohmat Sarwono saat itu sebagai Ketua RT01 RW 10 Kel.Kalikajar
3. Pawit Asrofi saat itu sebagai petani ternak kambing

Pasal 11
Penetapan Organisasi
Kelompok Tani “Tani Maju” ditetapkan sebagai kelompok tani berdasarkan berita acara pembentukan
kelompok tani yang ditandatangani oleh Ketua, dan petugas Kecamatan Kalikajar serta Kepala kelurahan
kalikajar pada tanggal 12 Maret 2012
BABVI
KEUANGAN

Keuangan kelompok tani “Tani Maju” berasal dari:


1. Simpanan pokok
2. Simpanan wajib
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Hasil usaha kelompok

BAB VII
PENUTUP

Anggaran Dasar ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak disyahkan

Kalikajar 3 Juni 2012

Kelompok Tani “Tani Maju:


Ketua Sekretaris
TTD TTD

Ir. IMAM TAUFIQ PAWIT ASROFI

KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU


Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar -Kab.Wonosobo -Prop.Jateng
Email: tanimaju474@yahoo.co.id – tanimaju12@gmail.com - http://tanimaju12.blogspot.com/
========================================================================
ANGGARAN RUMAH TANGGA KELOMPOK TANI TANI MAJU
LENGKONGSARI 01/10 KELURAHAN KALIKAJAR

BAB I
IDENTITAS
Pasal 1
Lambang
1. Lambang kelompok tani “Tani Maju” sebagaimana Anggaran Dasar Pasal 3 adalah sebagai berikut:
2. Ketentuan lain tentang lambang ditetapkan oleh pengurus

BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN ORGANISASI
Pasal 2
1. Kelompok tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
2. Ketua sebagai pimpinan tertinggi dalam organisasi mengatur dan mengarahkan segala kegiatan
organisasi

BAB III
USAHA
Pasal 3
Usaha Kelompok tani “Tani Maju” dalam bentuk:
1. Simpan pinjam dari,untuk dan oleh anggota
2. Budidaya dan pengolahan hasil pertanian
3. Pemasaran hasil pertanian

BAB IV
KEANGGOTAN
Pasal 4
Syarat keanggotaan,Hak dan Kewajiban
1. Syarat-syarat jadi anggota:
a. Masyarakat petani di Kelurahan Kalikajar
b. Menyetujui dan mendukung tujuan dan usaha organisasi
c. Membayar iuran pokok dan iuran wajib
2. Kewajiban anggota
a. Mentaati dan menjalankan peraturan yang ditetapkan pengurus
b. Menjaga nama baik dan setia kepada organisasi
c. Tunduk dan taat kepada peraturan organisasi, keputusan musyawarah dan kebijakan ketua
d. Menegakkan disiplin organisasi
e. Mengikuti kegiatan organisasi dan mendukung program kerja yang telah dibuat pengurus
f. Membayar iuran bulanan yang besarnya ditetapkan oleh musyawarah anggota
3. Hak anggota
a. Hak berpendapat dan bersuara
b. Hak memilih dan dipilih sebagai pengurus
Pasal 5
Pemberhentian keanggotan
Keanggotaan dapat berhenti karena:
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Diberhentikan oleh pengurus

Pasal 6
Masa jabatan pengurus
1. Periode kepengurusan selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
2. Pengurus yang telah habis masa jabatannya tetap menjalankan tugas sampai dilakukan serah terima
dengan pengurus yang baru

BAB V
MUSYAWARAH

1. Pertemuan rutin diadakan 2(dua) bulan sekali secara bergilir


2. Pertemuan diadakan untuk menyusun rencana kegiatan,mengevaluasi kegiatan
3. Peserta pertemuan adalah pengurus, anggota dan nara sumber yang diundang
4. Setiap pertemuan dicatat dalam notulen pertemuan, dan absensi peserta

BAB VI
KEKAYAAN
Pasal 7
Sumber keuangan
Sumber keuangan berasal dari :
1. Simpanan pokok sebesar Rp.10.000,00 dibayar satu kali dan simpanan wajib sebesar Rp.2.000,00
dibayar setiap bulan
2. Hasil usaha kelompok
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Pinjaman dari pihak ketiga

Pasal 8
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Pengelolaan keuangan dipegang oleh bendahara
2. Semua kekayaan yang diperoleh menjadi milik organisasi

BAB VII
KETENTUAN LAIN
Pasal 9
1. Surat-surat resmi ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan sekretaris
2. Surat-surat mengenai keuangan ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan bendahara
3. Surat-surat bersifat administrasi dan rutin bisa dicukupkan oleh sekretaris
4. Penyusunan tata kerja organisasi tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah tangga
5. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian dalam kebijakan
organisasi

BAB VIII
PENUTUP
Pasal 10
Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditinjau kembali setiap tahun

Pasal 11
Anggaran Rumah Tangga ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak
disyahkan

Kalikajar 3 Juni 2012


Kelompok Tani “Tani Maju:
Ketua Sekretaris

TTD TTD

Ir. IMAM TAUFIQ PAWIT ASROFI


KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU
Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar -Kab.Wonosobo- Prop.Jateng
Email: tanimaju474@yahoo.co.id – tanimaju12@gmail.com - http://tanimaju12.blogspot.com/
========================================================================

SUSUNAN PENGURUS KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU KALIKAJAR

Pelindung : Bpk. Lurah Kalikajar


Pembina : Bpk. Bramantyo (PDP Peternakan Kec.Kalikajar)
Bpk Ir. Mahargono (Disnakan Kab.Wonosobo)
Alamat : Dukuh Lengkongsari RT01/RW10 Kel.Kalikajar
Kecamatan Kalikajar – Kabupaten Wonosobo

Ketua : Ir.Imam Taufiq


Sekretaris : Pawit Asrofi
Bendahara : Rohmat

KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU


Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar- Kab.Wonosobo -Prop.Jateng
Email: tanimaju474@yahoo.co.id – tanimaju12@gmail.com - http://tanimaju12.blogspot.com/
=======================================================================

ANGGARAN DASAR KELOMPOK TANI TANI MAJU


LENGKONGSARI 01/10 KELURAHAN KALIKAJAR

BAB I
NAMA, IDENTITAS, DAN LAMBANG

Pasal 1
Nama
Organisasi ini bernama Kelompok Tani “Tani Maju”

Pasal 2
Identitas
Kelompok Tani “Tani Maju” adalah organisasi petani dengan kegiatan dibidang pertanian dan peternakan
serta kegiatan agribisnis pertanian

Pasal 3
Lambang
Lambang kelompok tani “Tani Maju” adalah gambar petani bercaping, dengan didampingi istri sebelah
kiri dan anaknya disebelah kanannya, yang melambangkan keluarga tani yang rukun dan sejahtera.
BAB II
PENDIRIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN

Pasal 4
Pendirian
Kelompok Tani “Tani Maju” didirikan pada tanggal 12 Mare 2012 di Dusun Lengkongsari 01/10
Kelurahan Kalikajar Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo untuk waktu yang tidak terbatas.

Pasal 5
Tempat Kedudukan
Kelompok Tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah

BAB III
TUJUAN DAN USAHA

Pasal 6
Tujuan
Kelompok Tani “Tani Maju” bertujuan :
1. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota dalam menerapkan teknologi pertanian
2. Meningkatkan daya saing hasil usaha pertanian anggota
3. Meningkatkan kesejahteraan anggota
Pasal 7
Usaha
1. Meningkatkan kemampuan berusaha anggota
2. Mengadakan pendidikan dan pelatihan bagi anggota dan masyarakat sekitar
3. Membangun kemitraan dengan dunia usaha dibidang pertanian
4. Meningkatkan usaha anggota dan kelompok dan meningkatkan modal kelompok
5. Meningkatkan kegiatan bersama baik yang bersifat social maupun berorientasi usaha

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 8
Anggota kelompok tani “Tani Maju” adalah petani yang berdomisili di Kelurahan Kalikajar Kecamatan
Kalikajar Kabupaten Wonosobo

BAB V
SUSUNAN, PENDIRIAN DAN PENETAPAN ORGANISASI

Pasal 9
Susunan Organisasi
Susunan organisasi terdiri dari :
1. Pelindung
2. Pembina
3. Ketua
4. Sekretaris
5. Bendahara
6. Anggota
Pasal 10
Pendirian Organisasi
Kelompok Tani “Tani maju” didirikan atas inisiatif para pendiri yang memiliki kepedulian dalam
meningkatkan kemampuan dan kesejahteraan petani di Dusun Lengkongsari yang pada saat itu belum
banyak yang mengaplikasikan teknologi dan masih bekerja secara sendiri-sendiri, dan para pendiri
tersebut selanjutnya disebut sebagai pendiri yang terdiri dari :
1. Ir. Imam Taufiq yang saat itu bertugas sebagai PPL di Kec.Kalikajar
2. Rohmat Sarwono saat itu sebagai Ketua RT01 RW 10 Kel.Kalikajar
3. Pawit Asrofi saat itu sebagai petani ternak kambing

Pasal 11
Penetapan Organisasi
Kelompok Tani “Tani Maju” ditetapkan sebagai kelompok tani berdasarkan berita acara pembentukan
kelompok tani yang ditandatangani oleh Ketua, dan petugas Kecamatan Kalikajar serta Kepala kelurahan
kalikajar pada tanggal 12 Maret 2012

BABVI
KEUANGAN

Keuangan kelompok tani “Tani Maju” berasal dari:


1. Simpanan pokok
2. Simpanan wajib
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Hasil usaha kelompok

BAB VII
PENUTUP

Anggaran Dasar ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak disyahkan

Kalikajar 3 Juni 2012

Kelompok Tani “Tani Maju:


Ketua Sekretaris
TTD TTD

Ir. IMAM TAUFIQ PAWIT ASROFI


KELOMPOK TANI TERNAK TANI MAJU
Alamat : Lengkongsari 01/10 Kalikajar -Kec.Kalikajar -Kab.Wonosobo -Prop.Jateng
Email: tanimaju474@yahoo.co.id – tanimaju12@gmail.com - http://tanimaju12.blogspot.com/
========================================================================
ANGGARAN RUMAH TANGGA KELOMPOK TANI TANI MAJU
LENGKONGSARI 01/10 KELURAHAN KALIKAJAR

BAB I
IDENTITAS
Pasal 1
Lambang
1. Lambang kelompok tani “Tani Maju” sebagaimana Anggaran Dasar Pasal 3 adalah sebagai berikut:

2. Ketentuan lain tentang lambang ditetapkan oleh pengurus

BAB II
TEMPAT KEDUDUKAN ORGANISASI
Pasal 2
1. Kelompok tani “Tani Maju” berkedudukan di Dusun Lengkongsari Rt 01 Rw 10 Kelurahan Kalikajar
Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo
2. Ketua sebagai pimpinan tertinggi dalam organisasi mengatur dan mengarahkan segala kegiatan
organisasi

BAB III
USAHA
Pasal 3
Usaha Kelompok tani “Tani Maju” dalam bentuk:
1. Simpan pinjam dari,untuk dan oleh anggota
2. Budidaya dan pengolahan hasil pertanian
3. Pemasaran hasil pertanian

BAB IV
KEANGGOTAN
Pasal 4
Syarat keanggotaan,Hak dan Kewajiban
1. Syarat-syarat jadi anggota:
a. Masyarakat petani di Kelurahan Kalikajar
b. Menyetujui dan mendukung tujuan dan usaha organisasi
c. Membayar iuran pokok dan iuran wajib
2. Kewajiban anggota
a. Mentaati dan menjalankan peraturan yang ditetapkan pengurus
b. Menjaga nama baik dan setia kepada organisasi
c. Tunduk dan taat kepada peraturan organisasi, keputusan musyawarah dan kebijakan ketua
d. Menegakkan disiplin organisasi
e. Mengikuti kegiatan organisasi dan mendukung program kerja yang telah dibuat pengurus
f. Membayar iuran bulanan yang besarnya ditetapkan oleh musyawarah anggota
3. Hak anggota
a. Hak berpendapat dan bersuara
b. Hak memilih dan dipilih sebagai pengurus
Pasal 5
Pemberhentian keanggotan
Keanggotaan dapat berhenti karena:
1. Meninggal dunia
2. Mengundurkan diri
3. Diberhentikan oleh pengurus

Pasal 6
Masa jabatan pengurus
1. Periode kepengurusan selama 5 (lima) tahun dan dapat dipilih kembali
2. Pengurus yang telah habis masa jabatannya tetap menjalankan tugas sampai dilakukan serah terima
dengan pengurus yang baru

BAB V
MUSYAWARAH

1. Pertemuan rutin diadakan 2(dua) bulan sekali secara bergilir


2. Pertemuan diadakan untuk menyusun rencana kegiatan,mengevaluasi kegiatan
3. Peserta pertemuan adalah pengurus, anggota dan nara sumber yang diundang
4. Setiap pertemuan dicatat dalam notulen pertemuan, dan absensi peserta

BAB VI
KEKAYAAN
Pasal 7
Sumber keuangan
Sumber keuangan berasal dari :
1. Simpanan pokok sebesar Rp.10.000,00 dibayar satu kali dan simpanan wajib sebesar Rp.2.000,00
dibayar setiap bulan
2. Hasil usaha kelompok
3. Bantuan Pemerintah
4. Bantuan lain yang tidak mengikat
5. Pinjaman dari pihak ketiga

Pasal 8
Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan
1. Pengelolaan keuangan dipegang oleh bendahara
2. Semua kekayaan yang diperoleh menjadi milik organisasi

BAB VII
KETENTUAN LAIN
Pasal 9
1. Surat-surat resmi ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan sekretaris
2. Surat-surat mengenai keuangan ditandatangani oleh ketua atau oleh ketua dan bendahara
3. Surat-surat bersifat administrasi dan rutin bisa dicukupkan oleh sekretaris
4. Penyusunan tata kerja organisasi tidak boleh bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah tangga
5. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Rumah Tangga ini akan diatur kemudian dalam kebijakan
organisasi

BAB VIII
PENUTUP
Pasal 10
Anggaran Rumah Tangga ini dapat ditinjau kembali setiap tahun

Pasal 11
Anggaran Rumah Tangga ini disyahkan pada pertemuan tanggal 3 Juni 2012 dan berlaku sejak
disyahkan

Kalikajar 3 Juni 2012


Kelompok Tani “Tani Maju:
Ketua Sekretaris

TTD TTD

Ir. IMAM TAUFIQ PAWIT ASROFI


AD ART KELOMPOK TANI TERNAK KARYA MEGE
JAYA
ANGGARAN DASAR RUMAH TANGGA
KELOMPOK TANI TERNAK “KARYA MEGA JAYA”
DESA BUMIREJO KECAMATAN PURING

BAB I
NAMA KELOMPOK TANI TERNAK
“KARYA MEGA JAYA”
Adalah Kelompok tani ternak yang terorganisasi.

Pasal I
TEMPAT
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” yang bekedudukan di Desa Bumirejo, Kecamatan Puring,
Kabupaten Kebumen.
Pasal 2
ASAS DAN JATIDIRI
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
1. Pancasila dan Undang-undang dasar 1945 dan Hukum Pemerintahn yang berlaku.
Pasal 3
TUJUAN
1. Bidang peternakan pengemukan dan pembibitan / budidaya ternak.
2. Perekonomian, meningkatkan perekonomian anggota.
3. Koperasi penjualan,simpan, pinjam.
BAB II

ORGANISASI BAGIAN PERTAMA


SUSUNAN ORGANISASI

Pasal 4

Susunan Organisasi Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” terdiri dari:
1. Rapat Anggota
2. Rapat Pengurus dan Anggota
3. Rapat Akhir Tahun Laporan Kerja

BAB III
KEPENGURUSAN

Pasal 5

1. Susunan Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” terdiri dari :


a. Ketua
b. Sekretaris
c. Bendahara
2. Pengurus dalam ayat (1) pasal ini dipilih oleh anggota.
3. Dan dilantik oleh Petugas Dinas Peternakan Kecamatan.

Pasal 6

Masa Jabatan Pengurus Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” adalah:
1. Masa jabatan pengurus adalah 5 tahun
2. Dalam reorganisasi pengurus pertama dapat dipilih kembali dan seterusnya.

BAB IV
PERSYARATAN MENJADI PENGURUS

Pasal 7
Ayat 1.
Persyaratan menjadi pengurus Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” adalah warga Indonesia
yang sudah menjadi anggota.
Ayat 2.
Anggota Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” tidak memandang agama, suku ras dan kelompok
atau golongan apaun.

Pasal 8
Pengurus bertanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 Anggaran Dasar

BAB V
TUGAS-TUGAS PENGURUS

Pasal 9

Ketua Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” mempunyai tugas:


1. Melaksanakan ketentuan anggaran dasar dan anggaran dasar rumah tangga keputusan-keputusan
dan kebijakan lain yang ditetapkan
2. Memimpin rapat anggota dan rapat pengurus.
3. Ketua kelompok dalam tugas bertanggungjawab kepada rapat anggota.

Pasal 10

Sekretaris Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” mempunyai tugas:


1. Membantu ketua kelompok dibidang tata usaha yang meliputi
a. Surat menyurat
b. Kerasipan
c. Ekspedisi surat
d. Pendataan Anggota
e. Notulen
f. Inventaris Kekayaan Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan ketua.
3. Sekretaris dalam melaksanakan tugas bertanggungjawab langsung kepada ketua Kelompok Tani
Ternak “KARYA MEGA JAYA”
Pasal 11

Bendahara Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” mempunya tugas :


1. Membantu ketua ketua kelompok dalam bidang keuangan yaitu :
a. Menghimpun dan menyimpan uang.
b. Mengeluarkan uang sesuai ketentuan yang ada, berdasarkan rapat pengurus dan, atau rapat anggota.

BAB 12
HAK-HAK ANGGOTA

Pasal 12

Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” mempunya hak sebagai berikut :
1. Berhak memilih, dan atau dipilih menjadi pengurus.
2. Mengeluarkan pendapat pada setiap kegiatan, dan atau pada rapat anggota.
3. Ikut serta mendukung program kerja yang telah ditentukan pada rapat anggota.
4. Memdapat pelayanan dari pengurus Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”

BAB VII
KEKAYAAN DAN PENDAPATAN

Pasal 13

Kekayaan dan pendapatan Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” yaitu :
1. Setiap anggota diwajibkan menyerahkan modal sebesar Rp. 10.000,- sebagai uang operasional
pendirian Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
2. Iuran Wajib sebesar Rp 4.000,- setiap bulan sebagai KAS Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA
JAYA”
3. Usaha lain yang sah, dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar Rumah Tangga Kelompok Tani
Ternak “KARYA MEGA JAYA”

BAB VIII
KEWAJIBAN

Pasal 14

1. Setiap anggota diwajibkan mempunyai kandang


2. Setiap anggota memelihara ternak.
3. Setiap anggota wajib memberi pakan ternak sendiri, dan atau berkelompok / bersama dengan
mengadakan lahan penghijauan.

Pasal 15

1. Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” menyelenggaran rapat-rapat sebagai berikut:
a. Rapat anggota diadakan setiap bulan bertempat di sekretariat Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA
JAYA”
b. Apabila ada sesuata kepentingan Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA” yang mendesak rapat
anggota dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, dengan sarat paserta memenuhi forum.
c. Rapat laporan pertanggungjawaban diselenggaran setahun sekali, terhitung mulainya tanggal
berdirinya Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”

Pasal 16

Pengunduran diri Anggota atau Pengurus harus sudah bebas administrasi keuangan / hutang, dan
berhak meneriman simpanan pokok.
1. Pengunduran diri harus melalui surat tertulis.
2. Pengunduran diri secara lesan tidak berhak menerima simpanan pokok.
3. Penghentian anggota tidak terhormat jika :
a. Merlangar anggaran dasar rumah tangga Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
b. Tidak pernah mengikuti kegiatan selama 9 kali kegiatan berturut turut.
c. Terkena teguran 3x, dan Surat peringatan 1 sampai 3.

BAB IX
PERUBAHAN ANGGARAN DASARM RUMAH TANGGA
Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”

Pasal 17

Perubahan anggaran dasar dapat dilaksanakan dengan keputusan rapat anggota, dan memenuhi syarat
sahnya forum.

BAB X
PENUTUP

Pasal 18

Hala-hal yang belum diatur dalam tata tertib ini dapat ditambah atas pesrsetujuan rapat Kelompok Tani
Ternak “KARYA MEGA JAYA”

Bumirejo, 10 November 2009


Kelompok Tani Ternak “KARYA MEGA JAYA”
Ketua I Sekretaris I

S I T O SUTARYO

Ketua II Sekretaris II
HADI SUMARTO ADIB MASHURI

Mengetahui:
Kepala Desa Bumirejo

FUAD WAHYUDI
AD-ART Kelompok
ANGGARAN DASAR ( AD )
KELOMPOK TANI “MANDIRI SEJAHTERA”

DESA : SELUMAR
KECAMATAN : SIJUK
KABUPATEN : BELITUNG

────────────────────────────────────────────────────

PASAL 1. IDENTITAS
1. Nama Kelompok Tani : MANDIRI SEJAHTERA
2. Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” didirikan pada tanggal : 06 FEBRUARI 2012
3. Kedudukan kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” : DESA AIR SELUMAR
4. Sifat kelompok : - Mandiri
- Kegotong Royongan
- Membangun Usaha Bersama melalui wadah kelompok
PASAL 2. LANDASAN
1. Azas kelompok berdasarkan Pancasila
2. Tujuan jangka panjang kelompok tani adalah membangun kualitas kesejahteraan hidup bersama untuk
masa kini dan masa depan melalui usaha-usaha pertanian di lahan kering dan di lahan basah.

PASAL 3. KEGIATAN
1. Pemanfaatan lahan usaha dengan menerapkan usaha supaya konservasi tanah dan air sekaligus
meningkatkan produksi pertanian.
a. Pemanfaatan lahan kering
b. Pemanfaatan lahan pertanian
c. Meningkatkan produksi pertanian
2. Mengembangkan usaha pertanian sistem terpadu.
3. Mengembangkan usaha bersama yang memberikan manfaat dan meningkatkan ekonomi.
4. Usaha lain yang tidak bertentangan dengan tujuan dasar pertanian.

PASAL 4. KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan kelompok tani bersifat terbuka. Dalam arti setiap orang dapat menjadi anggota baru
dengan mendaftar terlebih dahulu. Calon anggota yang mendaftar dapat diterima dengan keputusan
Ketua dengan memperhatikan 2/3 dari seluruh anggota.
2. Yang menjadi anggota kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA” adalah yang ikut menandatangani
pembentukan kelompok tani dan yang mendaftar sesudah kelompok tani terbentuk.
PASAL 5. ORGANISASI
1. Organisasi kelompok tani disusun atas dasar kepentingan bersama melalui forum musyawarah untuk
mufakat.
2. Organisasi kelompok tani dibina oleh ketua dan seluruh anggota kelompok tani dengan bimbingan
aparat pemerintahan yang terkait.

PASAL 6. MUSYAWARAH
1. Musyawarah kelompok tani membentuk dan menyusun :
a. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sesuai dengan kesepakatan seluruh anggota.
b. Rencana Definitif Kelompok per tahun anggaran.
c. Usaha bersama untuk kepentingan kesinambungan kelompok tani.
d. Musyawarah maupun pertemuan sesuai kepentingan.

PASAL 7. KEDAULATAN
1. Kekuasaan tertinggi terletak pada musyawarah anggota.
2. Musyawarah anggota dilakukan atas undangan Ketua.
3. Anggota dapat mengusulkan untuk mengadakan musyawarah anggota dengan dukungan 6/7 (enam per
tujuh) dari seluruh anggota Kelompok Tani “BERSAMA” (dibuktikan dengan daftar hadir peserta
musyawarah).

PASAL 8 PERUBAHAN ANGGARAN DASAR


Perubahan anggaran dasar Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dilakukan dengan diusulkan paling
sedikit 6/7 (enam per tujuh) dari seluruh anggota,dan dihadiri paling sedikit 6/7 (enam per tujuh) dari
seluruh anggota kelompok tani dan anggaran dasar yang baru harus disetujui paling sedikit 6/7 (enam
per tujuh) dari anggota yang menghadiri rapat perubahan anggaran dasar dengan bukti tertulis.

PASAL 9. KEUANGAN
Keuangan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang menjadi kekayaan kelompok tani bersumber
dari :
1. Uang pangkal dan iuran anggota sesuai dengan hasil musyawarah.
2. Sumbangan dari pemerintah maupun swasta dan donatur lainnya.
3. Usaha lain yang dilakukan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” baik inisiatif dari dalam Kelompok
Tani “MANDIRI SEJAHTERA” maupun dari luar Kelompok Tani.
4. Pinjaman dari pemerintah maupun swasta dan pinjaman lainnya atas kesepakatan seluruh anggota
Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.

PASAL 10. MASA BERLAKU KELOMPOK TANI


1. Masa berlaku Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” terbatas paling sedikit sebanyak 1/3 dari jumlah
awal anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dan harus diadakan rapat anggota untuk maksud
pembentukan kelompok tani yang baru.
2. Periode Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” selama 4 tahun dalam satu periode
kepengurusan. Kepengurusan awal saat pembentukan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”
berdasarkan kesepakatan anggota.
3. Pemilihan Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dilakukan dengan pemungutan suara
yang dilakukan oleh seluruh anggota. Setiap anggota memiliki satu hak suara.
4. Kepengurusan yang dipilih adalah Posisi Ketua.
5. Yang berhak menjadi calon Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” adalah anggota kelompok
tani “MANDIRI SEJAHTERA” dan harus mendapat dukungan tertulis sebanyak ½ (setengah) dari seluruh
jumlah anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
6. Calon Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang memperoleh suara terbanyak saat pemilihan
otomatis menjabat Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.

7. Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” terpilih membentuk kepengurusan kelompok tani.
Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” terdiri atas :
- Satu orang menjabat Ketua
- Satu orang menjabat Wakil Ketua
- Satu orang menjabat Sekretaris
- Satu orang menjabat Bendahara
8. Kepengurusan yang terbentuk wajib memberikan laporan pertanggung jawaban satu kali dalam satu
tahun selama masa kepengurusan. Dan diadakan pada setiap bulan kedua belas terhitung sejak
pelantikan. Dan dilanjutkan pada bulan keduabelas terhitung sejak laporan pertanggung jawaban terakhir.
9. Materi laporan pertanggung jawaban yang diberikan adalah dalam hal materi keuangan dan kegiatan
operasional dari Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
PASAL 11. MENGUNDURKAN DIRI
1. Untuk setiap anggota yang mengundurkan diri secara sukarela dari Keanggotaan Kelompok Tani
“MANDIRI SEJAHTERA” dikenakan biaya sebesar uang pangkal dan 20% (dua puluh persen) dari
kekayaan rata-rata anggota kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
2. Untuk setiap anggota kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang keluar dengan tidak hormat tidak
memperoleh hak sebagai anggota dan kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA” tidak memiliki kewajiban
apa pun terhadap yang bersangkutan.

PASAL 12 TAMBAHAN
Hal – hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” ini diatur
dalam Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”

PASAL 13 MASA BERLAKU


Anggaran Dasar Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” ini berlaku sejak ditetapkan.
Ditetapkan di : Desa Selumar
Tanggal : 06 Februari 2012
Kelompok Tani : MANDIRI SEJAHTERA

Ketua Sekretaris Bendahara

KUSMA RETMAN SYAHRUL RUDI A. RAHMAN


ANGGARAN RUMAH TANGGA ( ART )
KELOMPOK TANI “MANDIRI SEJAHTERA”
DESA : SELUMAR
KECAMATAN : SIJUK
KABUPATEN : BELITUNG

────────────────────────────────────────────────

PASAL 1. KEANGGOTAAN
1. Keanggotaan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” bersifat terbuka. Dalam arti siapa saja dapat
mengajukan diri mendaftar untuk menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
2. Yang menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” adalah yang ikut menandatangani
pembentukan kelompok.
3. Setiap pendaftar baru dapat menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” atas persetujuan
Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dengan memperhatikan masukan 2/3 dari seluruh
anggota dan menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan
memenuhi semua peraturan dalam Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
4. Setiap anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” wajib :
- Menggarap lahan pertanian.
- Menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan memenuhi
semua peraturan dalam Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
5. Syarat menjadi anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”:
a. Mengajukan permohonan pendaftaran.
b. Mendapat persetujuan menjadi anggota dari Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dengan
memperhatikan persetujuan dari 2/3 dari seluruh anggota.
c. Menyatakan secara tertulis dapat memenuhi semua persyaratan menjadi anggota dan memenuhi semua
peraturan dalam Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
d. Menggarap lahan pertanian pribadi.
e. Membayar uang pangkal satu kali saat mendaftar dan iuran setiap bulan (besarnya sesuai musyawarah
anggota) sebelum tanggal 15 setiap bulan.
f. Wajib mengikuti setiap musyawarah yang dilakukan dan disepakati oleh kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
g. Memupuk,membina,dan menjaga kelangsungan organisasi Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
h. Mematuhi Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga,dan peraturan lain yang berlaku dalam
Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
i. Dapat menjaga kepentingan dan informasi internal Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
j. Setiap bukti pelanggaran kewajiban anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang dilakukan
oleh setiap orang anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dikeluarkan dari keanggotaan secara
tidak hormat dan kehilangan semua haknya sebagai anggota.
k. Setiap anggota yang keluar dengan sukarela wajib menyerahkan Uang pangkal dan 20% dari kekayaan
rata-rata yang dimiliki setiap anggota atas kekayaan yang dimiliki Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
6. Setiap anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” berhak :
a. Mengetahui dan memperoleh setiap bantuan donasi maupun pinjaman baik berupa materi maupun
program yang diperoleh Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang besarnya sesuai kesepakatan
bersama. Informasi yang datang dapat ditanyakan dan diperoleh kepada Kepengurusan Kelompok Tani
“MANDIRI SEJAHTERA” dalam bentuk tertulis pada saat memberikan iuran. Setiap Pengurus yang
melanggar bagian ini diberi sanksi penggantian posisi oleh Ketua.
b. Mengeluarkan pendapat dan usulan untuk kemajuan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
c. Dipilih sebagai Pengurus Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”. Dalam hal dipilih menjadi
Pengurus,Ketua terpilih berwenang penuh memilih pengurus Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”
d. Memilih dan dipilih sebagai Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.Dalam hal pencalonan
Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
e. Ketua terpilih berhak penuh menentukan Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
f. Memperoleh satu berkas Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
g. Memiliki dan memanfaatkan kekayaan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang besarnya
ditentukan sama rata dengan anggota Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang lain.
h. Setiap anggota yang mengundurkan diri secara sukarela berhak memperoleh kekayaan rata-rata
seluruh anggota atas kekayaan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dengan dikurangi uang pangkal
dan 20% dari kekayaan rata-rata anggota kelompok tani.
i. Menuntut pelaksanaan program kerja berjalan dari Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA” yang belum di kerjakan di program kerja tahun sebelumnya.

PASAL 2 TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PENGURUS


1.Tugas dan tanggung jawab Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”:
a. Melaksanakan visi dan misi saat kampanye.
b. Membentuk Kepengurusan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” yang terdiri dari :
- Satu orang menjabat Wakil Ketua
- Satu orang menjabat Sekretaris
- Satu orang menjabat Bendahara
c. Ketua kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA” berhak mengganti posisi kepengurusan kelompok tani
“MANDIRI SEJAHTERA”
d. Menyusun program Kerja dalam setahun selama masa periode Kepengurusan.
e. Ketua terpilih wajib melaksanakan visi dan misi saat pencalonan. Setiap bukti pelanggaran yang
dilakukan Ketua terpilih dalam melaksanakan visi dan misi saat pencalonan dapat mengakibatkan yang
bersangkutan keluar tidak hormat dari keanggotaan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dan wajib
mempertanggung jawabkan kebijakan saat masih menjabat di muka hukum.
f. Bila terjadi hal seperti tersebut di atas (nomor 4),Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” mengadakan
Musyawarah Anggota sesuai persyaratan dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” untuk memilih Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”
yang baru.
g. Menyampaikan Laporan Pertanggung Jawaban setiap 12 bulan terhitung sejak terpilih sebagai Ketua
Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
h. Bertanggung jawab dan berhak penuh atas keseluruhan fungsionalisasi maupun tata kelola operasional
organisasi Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
i. Mewakili Kelompok Tani untuk segala kegiatan dan hal yang terkait atas keberadaan kelompok tani.
j. Memimpin kegiatan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
k. Menandatangani urusan surat menyurat.
l. Memberi teguran kepada anggota yang lalai memenuhi kewajibannya.
m. Tugas-tugas lain sesuai dengan kapasitasnya.
2. Tugas dan tanggung jawab Wakil Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” :
a. Membantu Ketua dalam melaksanakan Program Kerja Pengurus Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA” sesuai arahan Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
b. Mewakili ketua bila berhalangan
3. Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”:
a. Membantu Ketua dalam melaksanakan Program Kerja Pengurus Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA” sesuai arahan Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
b. Memegang Buku Inventaris dan Kegiatan Operasional Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
c. Membuat daftar hadir dan notulen rapat.
d. Mewakili ketua bila berhalangan.
4. Tugas dan tanggung jawab Bendahara Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”:
a. Membantu Ketua dalam melaksanakan Program Kerja Pengurus Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA” sesuai arahan Ketua Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
b. Memegang Buku Rekening Tabungan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
c. Membukukan segala uang pemasukan dan pengeluaran Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
d. Menginventarisir segala aset milik kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA”.

PASAL 3 KEKAYAAN KELOMPOK TANI “MANDIRI SEJAHTERA”


1. Yang menjadi kekayaan kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA” adalah uang pangkal (yang dibayar
sekali saat mendaftar menjadi anggota), uang iuran (yang dibayar sekali dalam sebulan), dan sisa hasil
usaha yang dilakukan kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA”.
2. Uang pangkal dan iuran anggota,besarnya ditentukan dalam peraturan Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.
3. Setiap anggota kelompok tani “MANDIRI SEJAHTERA” berhak memiliki kekayaan kelompok tani.
Besarnya masing –masing adalah jumlah total kekayaan kelompok tani dibagi rata dengan jumlah
keseluruhan anggota.
4. Hal-hal mengenai pemasukan dan pengeluaran keuangan Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA”
wajib dicatat dan dipertanggung jawabkan dalam laporan pertanggung jawaban pengurus.
5. Honor/jasa untuk pengurus ditentukan dalam peraturan Kelompok Tani dalam forum musyawarah
anggota yang diadakan saat Laporan Pertanggung Jawaban Pengurus Kelompok Tani “MANDIRI
SEJAHTERA”.

PASAL 4 PERUBAHAN ANGGARAN RUMAH TANGGA


1. Anggaran rumah tangga Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” bersifat terbuka dan dapat dilakukan
perubahan.
2. Perubahan anggaran rumah tangga Kelompok Tani “MANDIRI SEJAHTERA” dilakukan dengan
diusulkan paling sedikit 6/7 (enam per tujuh) dari seluruh anggota,dan dihadiri paling sedikit 6/7 (enam
per tujuh) dari seluruh anggota kelompok tani dan anggaran rumah tangga yang baru harus disetujui
paling sedikit 6/7 (enam per tujuh) dari anggota yang menghadiri rapat perubahan anggaran rumah
tangga dengan bukti tertulis.

Ditetapkan di : Desa Selumar


Tanggal : 06 Februari 2012
Kelompok Tani : MANDIRI SEJAHTERA

Ketua Sekretaris Bendahara

KUSMA RETMAN SYAHRUL RUDI A. RAHMAN


Proposal Ternak Sapi

KELOMPOK PETERNAKAN
MADANI
Kampung Lapang, Desa Cipada, Kecamatan Cikalong wetan,
Kabupaten Bandung Barat

PROPOSAL PENGEMBANGAN
KELOMPOK PETERNAKAN
SAPI POTONG

Dibuat oleh : Hendrayana. SPt

Email : hendrayanaqib2@gmail.com
2010

I. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi di Indonesia yang berdampak langsung pada peningkatan
pendapatan perkapita penduduk telah menyebabkan meningkatnya permintaan dan konsumsi
daging, termasuk daging sapi. Hal ini tampak jelas dari pertumbuhan jumlah sapi yang
dipotong maupun daging sapi yang dikonsumsi secara nasional beberapa tahun terakhir.

Jumlah penduduk Indonesia saat ini sekitar 200 juta jiwa. Menurut Dirjen Bina
Produksi Peternakan ternyata setiap orang Indonesia baru mampu mengkonsumsi daging sapi
sekitar 1,7 juta kg/orang/tahun, maka untuk memenuhi daging sapi tersebut diperlukan 1,5 juta
ekor sapi lokal untuk menghasilkan daging sebanyak 350.000 ton ditambah dengan impor sapi
dari Australia sebanyak 350.000 ekor yang menghasilkan 30.000 ton daging.

Untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas daging sapi potong di dalam Negeri, baik
yang berasal dari sapi potong impor maupun sapi potong lokal, telah banyak berkembang akhir-
akhir ini berbagai usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan oleh para feedlotters
ataupun para peternak kecil di Indonesia. Bagi peternak kecil, yang kebanyakan adalah petani di
desa-desa, usaha penggemukan sapi ini merupakan alternatif yang bisa di lakukan untuk
menambah pendapatan keluarga. Dengan penggemukan selama 2 sampai 6 bulan, akan dapat di
peroleh hasil berupa nilai tambah berat badan sapi potong dengan kualitas dagingnya yang
lebih baik

II. KELOMPOK PETERNAKAN MADANI


Dikarenakan masih sangat besarnya potensi peternakan sapi di Indonesia, maka kami
kelompok Ternak ”MADANI” yang dibentuk sejak Juni 2007 berupaya mengembangkan
peternakan sapi yang berlokasi di Kampung Lapang, Desa Cipada Kecamatan Cikalong Wetan
Kabupaten Bandung Barat. Selama ini kelompok kami lebih fokus terhadap peternakan Domba
sedangkan untuk ternak Sapi baru dimulai tahun 2008 dengan 10 ekor. Adapun pengurus
Kelompok Ternak ”MADANI” terdiri dari :
1. Ketua : Tatang Ramdani
2. Sekretaris : Saepudin
3. Bendahara : Udung
Sedangkan untuk pendamping/fasilitator/manajer program selama 2007
hingga sekarang adalah : Hendrayana. SPt

III. MAKSUD DAN TUJUAN


Sebagai suatu rencana pengembangan, maka pengajuan proposal ini mempunyai
maksud dan tujuan diantaranya :
1. Membantu Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) Nasional 2014
2. Mengembangkan potensi peternakan sapi pada kelompok
3. Memberdayakan masyarakat kecil

IV. KONSEP AGRIBISNIS PETERNAKAN BERBASIS KELOMPOK


PEMBERDAYAAN

Untuk memberikan arah yang jelas dan gambaran pelaksanaan agribisnis peternakan,
maka ditetapkan Visi dan Misi pemberdayaan peternakan sebagai berikut :
a. VISI :

“Mewujudkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan agribisnis


peternakan berwawasan lingkungan”
b. MISI :

“ Mewujudkan peternak yang produktif, sukses dan sejahtera serta


peternakan yang ramah lingkungan“

Dengan penjabaran sebagai berikut :

1. Membentuk SDM Peternak yang profesional, unggul dan berdaya saing.


2. Menumbuhkembangkan ekonomi berkeadilan yang mempunyai basic agribisnis peternakan di
pedesaan dalam wujud kelembagaan.
3. Inovasi pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan kualitas, produktivitas dan efisiensi
kegiatan agribisnis dan industri biologi peternakan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
4. Menciptakan pasar input dan pasar output guna menunjang perguliran ekonomi peternak
dalam kelompok untuk terwujudnya kemitraan yang saling menguntungkan antara pihak
peternak dengan pihak lain yang menyediakan input dan yang akan memanfaatkan hasil ternak.

Memperhatikan Visi dan Misi tersebut, maka keberhasilan program peternakan, tidak
dapat hanya diukur dalam kemampuannya meningkatkan produksi saja, tetapi juga harus
berkemampuan untuk meningkatkanpemberdayaan masyarakat peternak dalam rangka
meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarganya.
V. POLA OPERASIONAL PEMBERDAYAAN PETERNAKAN
Suatu kebijakan yang berupa upaya – upaya real dalam rangka pemberdayaan
sumberdaya manusia (SDM) menuju kehidupan yang lebih baik. Pemberdayaan peternakan dan
buruh tani difokuskan pada peningkatan kinerja yang efektif dan efisien terhadap investasi yang
dikelolanya serta diarahkan guna mampu mencapai penghasilan sekurang-kurangnya
dapat memenuhi standar biaya hidup minimum (Minimum living Cost).

Mekanisme pemberdayaan masyarakat miskin dimulai dari adanya survey lokasi sebagai
studi kelayakan mitra, atau dari pengajuan proposal yang masuk kepada lembaga. Survey
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kedhuafaan dan kemauan serta kemampuan mitra dalam
kinerja baik sebagai peternak atau sebagai petani secara umum. Setelah penentuan lokasi maka
diadakan mekanisme pengenalan lembaga donor untuk lebih meningkatkan kepercayaan antara
keduabelah pihak (lembaga – peternak) disamping adanya sebuah motivasi akan pentingnya
berkelompok, yang disebut TCM (training calon mitra). Sebagai fokus pemberdayaan adalah
individu-individu yang dahulunya terpisah dalam pemikiran, perasaan dan aturan, semenjak
TCM akan dipersatukan dalam bentuk kelompok ternak dengan branding nama kelompok yang
berbeda di tiap daerah.

Oleh karena itu, pemberdayaan peternakan lebih ditekankan untuk meningkatkan mutu
dan peran Sumber Daya Manusia (SDM) peternak dalam upaya meningkatkan kesejahteraan.
Begitu pentingnya peran SDM sebagai salah satu komponen pemberdayaan peternakan, maka
kebijakan pemberdayaan peternakan harus dapat mengantisipasi berbagai permasalahan yang
muncul terkait hal tersebut.
Selama ini, kelompok peternak hanya dipandang sebagai suatu objek (target groups)
untuk melaksanakan suatu kegiatan atau program dari berbagai institusi, baik pemerintah,
perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, ataupun institusi lainnya. Biasanya, kegiatan
atau program yang dilaksanakan oleh institusi-instusi tersebut lebih bersifat sentralistik
atau top down dan seragam. Kegiatan yang sentralistik tersebut menyebabkan kreativitas lokal
tidak dapat muncul karena telah dirancangnya kegiatan tersebut sedemikian rupa. Di samping
itu, belum tentu program atau kegiatan yang dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan kelompok
pada khususnya dan peningkatan kesejahteraan peternak pada umumnya.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka meningkatkan pemanfaatan sumberdaya
lokal berupa potensi peternak dan pakan ternak yang berlimpah, dan sekaligus untuk
meningkatkan penyerapan tenaga kerja pertanian yang ada, untuk membuat lapangan pekerjaan
agribisnis peternakan pada segment hulu (upstream agribusiness), padasegment usaha budidaya
ternak (on farm agribusiness) dan pada usaha agribisnis di segment hilir (down-stream
agribusiness), maka pengembangan kegiatan di awali dengan adanya mekanisme penggemukan
Ternak (Fatening) pada kelompok untuk menggeliatkan pendapatan peternak, tahap berikutnya
adanya breeding pada unit kelompok yang nantinya dikembangkan menjadi pusat perbibitan
ternak pedesaan (Village Breeding Center), yang juga dapat diikuti dengan pengembangan di
sektor pariwisata agribisnis, bersifat edukasi yang dikemas sedemikian rupa sehingga potensi
lokal dapat lebih berkembang dan dikenal oleh stakeholder dalam skala luas (Empowering
ProductPackaging).

Pengembangan kegiatan tersebut, sangat memerlukan dukungan dari berbagai


stakeholders terkait. Agribisnis perbibitan peternakan ini ke depan mempunyai prospek yang
sangat cerah, sehingga akan terus dipacu, karena usaha ini merupakan kegiatan agribisnis di
segment hulu, yang diharapkan mampu untuk menggerakkan usaha-usaha agribisnis peternakan
yang lain pada segment on farm, downstream agribusiness dan kegiatan trading pada market
komersil.
Pengembangan kawasan - kawasan pusat perbibitan ternak ini, perlu didesain untuk dapat
dikembangkan menjadi kegiatan agribisnis peternakan unggulan daerah, dalam rangka
mewujudkan wilayah kelompok mitra sebagai sumber bibit berbagai jenis ternak yang
berkualitas dan terbesar di provinsi Jawa Barat maupun di tingkat Nasional. Hal ini dalam
mendukung Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi (P2SDS) Nasional.

Pada tahap berikutnya lebih ditekankan pada aspek pemasaran melalui jaringan pasar yang
sengaja dibuat, untuk lebih memaksimalkan peran strategis dari kelompok. Selama ini kelompok
telah bekerjasama dengan yayasan, bandar dan pihak konsumen individu dalam pemasaran sapi.
Utamanya waktu Idul Adha, pada tahun 2008 kelompok dapat memasarkan 13 ekor Sapi dan
tahun 2009, 24 ekor .

Gambar 1. Mekanisme pemberdayaan peternakan berbasis komunitas di pedesaan


Aturan Umum Kelompok Pemberdayaan Peternakan
Teknis Pelaksanaan :
1. Pembentukan Kelompok
Prosedur pembentukan kelompok dimulai dari survey lapangan/analisis kelayakan petani
peternak dengan mengacu pada kriteria sebagai berikut:
a. Dapat mengusahakan atau telah memilki kandang ternak
b. Bekerja sambilan atau utama dengan penghasilan rendah dan manajemen tradisional
(tergolong Dhuafa)
c. Amanah dan Mampu serta berkeinginan kuat mengembangkan usaha Sapi potong.
d. Bersedia menjadi mitra anggota dalam kelompok hasil kesepakatan bersama.
e. Mengikuti Training Calon Mitra (TCM) yang diselenggarakan oleh pemilik program.
2. Aturan Perguliran dana kelompok
Bentuk kerjasama adalah Syirkah Mudlorobah, dengan :
1. Manajer Program sebagai Shohibul Maal (Pemilik Modal), dan
2. Mitra pemberdayaan sebagai Mudlorib (pengelola modal)
Pembagian hasil keuntungan Shohibul Maal dengan Modloorib terjadi setiap ada penjualan
Ternak (baik penggemukan atau perbibitan), untuk nisbahnya sebagai berikut ;
1. Manajer program sebagai Shohibul Maal menggulirkan kembali 40 % dari keuntungan bersih
dengan porsi sebagai berikut : 20% untuk penambahan modal, 7,5% untuk obat & vitamin
ternak, 7,5% untuk operasional kelompok dan 5% untuk kegiatan kelompok.

2. Mitra peternak sebagai Mudlorib memperoleh sebesar 60 % dari


keuntungan bersih.

4. Pengguliran dana kembali


a. Uang hasil penjualan domba dilaporkan kepada Manajer kelompok dalam bentuk cash.
b. Uang hasil penjualan setelah dipotong bagian mitra (Modal + 40%) jika masih di tangan
mitra/belum disetorkan maka tidak boleh di pinjam oleh mitra.
c. Pengguliran dana kembali dilakukan dengan menambahkan hasil keuntungan dan uang pokok
pembelian.
d. Mekanisme pengadaan sampai penjualan Sapi dilakukan seperti aturan sebelumnya dengan
Akad baru.
Selanjutnya dana bergulir akan diatur oleh Lembaga Keuangan mikro kelompok.
5. Kerugiaan dari usaha diatur sebagai berikut :
1. Kerugian akibat kelalaian Shohibul Maal dan hal-hal diluar kendali serta kerugiaan yang
diakibatkan faktor alam menjadi tanggungan pihak Shohibul Maal
2. Kerugiaan akibat kelalaian Mudlorib menjadi tanggungan Mudlorib (mitra peternak).
3. Apabila terdapat kematian atau kehilangan maka mitra peternak harus secepatnya melaporkan
penyebabnya kepada pengurus kelompok serta membuat berita acaranya.
4. Pengurus kelompok harus melakukan investigasi penyebab kematian atau kehilangan kepada
mitra peternak.
5. Surat peringatan akan dikeluarkan kepada mitra peternak membiarkan musibah begitu saja
tanpa ada penanganan terlebih dahulu.
6. Surat peringatan akan diberikan dua kali dan apabila terjadi untuk ketiga kalinya maka Sapi
yang ada pada mitra akan dialihkan kepada anggota lain, tanpa pembagian laba rugi.

6. Aturan Pengadaan Sapi


a. Jumlah
Jumlah Sapi untuk mitra peternak ditentukan berdasarkan hasil survey dan kesanggupan
peternak (kapasitas kandang). Keputusan akhir jumlah Sapi tiap mitra berada ditangan Manajer
kelompok.
b. Harga
Harga Sapi saat pembelian ditentukan melalui mekanisme tawar menawar dengan pihak
penjual yang melibatkan pihak manajer kelompok dengan mitra peternak.

7. Aturan Pemeliharaan
a. Waktu Produksi
1. Waktu penggemukan Sapi jantan dimulai saat umur pembeliaan dan ditambah minimal 6 bulan
masa produksi di kandang mitra.
2. Waktu pembibitan Sapi betina dimulai saat umur pembeliaan dengan cara kawin alami ataupun
kawin suntik (IB).
3. Atau sesuai dengan kesepakatan mitra dengan kelompok
b. Kesehatan
Kesehatan ternak Sapi saat pemeliharaan menjadi tanggung jawab mitra dengan mendapatkan
pendampingan dari Manajer kelompok untuk penanganan masalah kesehatan yang tidak bisa
ditangani sendiri oleh mitra.
c. Pakan dan obat-obatan
Pengadaan pakan untuk ternak Sapi disediakan dan diusahakan oleh mitra peternak sendiri.
Sedangkan obat-obatan disediakan oleh peternak dengan memanfaatkan obat tradisional yang
ada dilingkungan mitra peternak dan menggunakan dana kelompok dari bagi hasil (7,5%).
8. Aturan Penjualan
a. Pemasaran hasil produksi ternak diutamakan diusahakan bersama pengurus dan Manajer
kelompok dengan memanfatkan peluang pasar yang tersedia.
b. Harga jual ternak hasil produksi disesuaikan dengan kondisi (umur,bobot hidup,bobot karkas,
dll) saat terjadi penjualan.

9. Infak
Setelah transaksi penjualan, uang hasil keuntungan dibagi sesuai kesepakatan maka masing –
masing pihak harus mengeluarkan infak yang jumlahnya sukarela.
10. Pertemuan Kelompok
Kelompok diharuskan mengadakan pertemuan rutin guna membahas hal-hal yang berkaitan
tentang masalah kelompok dan pengajian kelompok. Waktu pertemuan disepakati bersama oleh
anggota kelompok.
11. Mekanisme Pinjam Potong
Mitra anggota kelompok diperkenankan meminjam uang kepada kelompok sebatas perkiraan
jumlah keuntungan (60%), jika nanti terjadi penjualan ternak dan keuntungan mitra otomatis
akan dipotong disaat terdapat keuntungan hasil penjualan.

Untuk itu, maka keberadaan pemberdayaan peternakan yang semula hanya dititik beratkan
pada usaha budidaya ternak, harus dikembangkan menjadi suatu kegiatan yang berwawasan
industri biologi peternakan yang dapat dikendalikan oleh peternak. Sehingga komponen
pemberdayaan peternakan menjadi :

(1) Peternak sebagai subjek pemberdayaan, harus lebih diberdayakan untuk dapat me-ningkatkan
penghasilan dan kesejahteraannya;
(2) Ternak sebagai objek yang harus diusahakan untuk dapat ditingkatkan produksi dan
produktivitasnya;
(3) Lahan sebagai basis ekologi budidaya ternak harus dapat dilestarikan fungsi kesu-buran
hamparan dan fungsi hidrologinya;

(4) Teknologi dan pengetahuan peternakan sebagai cara inovasi untuk meningkatkan efisiensi usaha
tani-ternak perlu selalu ditingkatkan, diperbaharui dan dimodernisasi, serta harus disesuaikan
dengan kebutuhan para pelaku agribisnis peternakan.

(5) Pengolahan, pemasaran dan perdagangan produk– produk agribisnis peternakan yang berkualitas
tinggi dengan harga layak dan terjangkau konsumen.
Program pemberdayaan agribisnis berbasis peternakan secara operasional merupakan
suatu proses pembangunan melalui pengembangan wilayah berbasis keunggulan komparatif
dan kompetitif yang dimilikinya. Arah pemberdayaan agribisnis peternakan seharusnya sudah
mengakomodir lokal spesifik dengan menggerakkan partisipasi masyarakat dan dunia usaha.
Pada awalnya pemberdayaan agribisnis peternakan dapat difasilitasi dan diintroduksi oleh
pihak lembaga, kemudian untuk selanjutnya ditumbuhkembangkan oleh masyarakat di
kawasan tersebut. Sehingga kawasan agribisnis peternakan tersebut diharapkan dapat dijadikan
sebagai pusat berbagai pertumbuhan ekonomi wilayah. Selanjutnya dalam hal ini pemerintah
hanya bertindak sebagai fasilitator dan dinamisator.

Dari Kelompok Peternak Menjadi Kelembagaan Peternak


Berikut diuraikan mengenai definisi kelembagaan agribisnis, peternak, dan kelembagaan
peternak sebagai berikut:
1. Kelembagaan agribisnis adalah lembaga-lembaga yang mendukung kegiatan
agribisnis yang dimulai dari subsistem sarana dan prasarana produksi, subsistem budidaya,
subsistem pengolahan, dan subsistem pemasaran. Misalnya, lembaga pemerintah, koperasi,
lermbaga penelitian, dan sebagainya.
2. Peternak adalah pelaku usaha agribisnis yang sumber penghasilannya berasal dari
pengelolaan usaha agribisnis peternakan baik usaha monokultur (peternakan saja) ataupun
polikultur (terpadu dengan usaha agribisnis komoditas lainnya)
3. Kelembagaan peternak adalah organisasi yang tumbuh dari, oleh, dan untuk
masyarakat sendiri yang didasari atas kesamaan kepentingan di bidang peternakan dan
memiliki aturan dan administrasi tentang kegiatan peternak dan recording ternak.
Pengembangan kelembagaan peternak ditujukkan untuk kemandirian dan ketangguhan
kelompok peternak sebagai subyek pemberdayaan dan mampu mengangkat perekonomian
rakyat. Pada umumnya, usaha yang dilakukan oleh kelembagaan peternak bersumber pada
ketrampilan yang dimiliki kelompok, modal sendiri dan seadanya. Sehingga dengan adanya
pembinaan dan pemberdayaan kelembagaan peternak diharapkan terjadi keterpaduan usaha
mulai dari penanganan budidaya sampai pada pemasaran hasilnya. Oleh karena itu, upaya yang
dapat ditempuh untuk pemberdayaan kelembagaan peternak tersebut dapat dilakukan hal-hal
sebagai berikut:
1. Mendorong dan membimbing para peternak yang semula berusaha sendiri (usaha
rumah tangga) agar mampu bekerjasama dibidang ekonomi secara berkelompok. Usaha tetap
dijalankan di masing-masing keluarga, sedangkan aspek yang dikerjasamakan dalam kelompok
seperti pengadaan sarana produksi, penjualan hasil produksi, pasar ternak kelompok, dan
upaya mendapatkan pendanaan dapat diusahakan dalam kelompok. Anggota kelompok terdiri
dari para peternak yang saling mempercayai, saling kenal satu sama lain, dan mempunyai
kepentingan bersama sehingga akan tumbuh kerjasama yang kompak dan serasi.
2. Menumbuhkan gabungan kelompok yang usahanya sejenis atau sering juga disebut
sebagai asosiasi. Tujuan dari ditumbuhkannya gabungan kelompok ini adalah untuk
mengembangkan sistem dan usaha agribisnis, sehingga dapat memberikan manfaat yang lebih
besar bagi para anggotanya.
ambar 2. Transformasi kelompok dari kelembagaan sosial menuju kepada kelembagaan ekonomi
Kegiatan agribisnis peternakan dikembangkan dengan konsep pemberdayaan kawasan
terpadu dengan mempertahankan kelestarian lingkungan hidup, diawali dengan menerapkan
kegiatan agribisnis inti pengembangan : seperti pengandangan ternak secara koloni (Wisma
Ternak), khususnya pada kegiatan budidaya peternakan penggemukan dan perbibitan Sapi
potong. Selanjutnya dengan telah terwujudnya inti pengembangan pada kawasan-kawasan
peternakan tersebut, akan menjadi tantangan untuk dapat menumbuhkan kreasi-kreasi
penerapan teknologi, guna pengembangan kegiatan agribisnis peternakan yang telah ada, sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat peternak setempat.

Dalam keterbatasan yang dilematis tersebut diperlukan jalan keluar yang bijaksana
dengan membangun paradigma baru, yaitu sistem peternakan yang berwawasan ekologis,
ekonomis dan berkesinambungan, ini sering juga disebut sustainable mix farming atau mix
farming.

Sistem mix-Farming, ini diarahkan pada upaya memperpanjang siklus biologis


dengan mengoptimalkan pemanfaatan hasil samping pertanian dan peternakan atau hasil
ikutannya, dimana setiap mata rantai siklus menghasilkan produk baru yang memiliki nilai
ekonomi tinggi, sehingga dengan sistem ini diharapkan pemberdayaan dan pemanfaatan lahan
marginal di seluruh daerah (kabupaten/kota) dapat lebih dioptimalkan. Hal tersebut
dimaksudkan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam hal kecukupan pangan dengan
cara mengembangkan sistem pertanian yang terintegrasi misalnya tanaman pangan, pakan dan
ternak, juga dapat memanfaatkan hasil samping atau hasil ikutan peternakan seperti
kompos (manure), dimana dapat digunakan sebagai bahan baku pupuk organik dan limbah
pertaniannya dapat dipakai sebagai pakan ternak.

Sehubungan hal tersebut di atas konsep pemberdyaan pertanian-peternakan harus


dirumuskan secara komprehenship, dimana dapat mengantisipasi berbagai tantangan, seperti
pasar global dan otonomi daerah, salah satu model yang dapat mengantisipasi tantangan pasar
global adalah pengembangan sistem pertanian yang berkelanjutan (sustainable mixed –
farming) dengan berbagai industri peternakan. Bagi masyarakat pedesaan ternak-ternak
seperti kerbau, sapi potong, sapi perah, kambing, domba, memilki peranan strategis karena
ternak-ternak tersebut dapat digunakan sebagai tabungan hidup, sumber tenaga kerja bagi
ternak kerbau dan sapi potong. Ternak juga dapat dipakai sebagai penghasil pupuk organik
dimana sangat baik untuk meningkatkan produksi pertanian, selain itu ternak juga dapat
dijadikan dalam meningkatkan status sosial.

Dalam prespektif ekonomi makro, peternakan merupakan sumber pangan yang


berkualitas, misalnya daging ataupun susu merupakan bahan baku industri pengolahan pangan,
di mana dapat menghasilkan abon, dendeng, bakso, sosis, keju, mentega ataupun krim dan juga
dapat menghasilkan kerajinan-kerajinan kulit tanduk ataupun tulang. Jadi dari semua
kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pertanian dan peternakan dapat menciptakan
lapangan kerja.

Itulah barang kali suatu kajian di mana merupakan tuntutan dari semangat
pemberdayaan pertanian-peternakan yang disesuaikan dengan permintaan pasar sehingga
pengembangan sistem pertanian-peternakan terpadu sangatlah menjanjikan, meskipun tetap
harus memperhatikan aspek agro ekosistem wilayah dan sosio kultur masyarakatnya.

Kelembagaan Pemasaran

Keberhasilan usaha ternak tidak hanya ditentukan ketersediaan aspek teknologi


peternakan, akan tetapi juga dipengaruhi aspek sosial ekonomi, antara lain pasar. Pasar
komoditi mempunyai fungsi sebagai jembatan untuk mempertemukan antara kepentingan
produsen (peternak) dengan konsumen. Di dalam proses pemasaran komoditi terdapat tiga
fungsi utama yaitu fungsi transaksi (jual-beli), fungsi fisik (pengangkutan, pengolahan,
penyimpanan), dan fungsi pelancar (standarisasi dan grading, penanggulangan risiko,
pembiayaan dan informasi pasar). Berjalan tidaknya fungsi-fungsi tersebut tergantung pada
kelembagaan yang melekat dalam fungsi itu. Jika dalam pemasaran terdapat kelembagaan yang
kurang berfungsi akan menyebabkan tidak tercapai pemasaran yang efisien yang dicirikan
antara lain biaya pemasaran yang tinggi dan distribusi marjin yang tidak merata. Tidak
tercapainya pemasaran yang efisien dapat dipandang sebagai indikator adanya permasalahan
dalam kelembagaan pemasaran.

Kelembagaan pasar input dan output memiliki peran penting dalam mendukung
keberhasilan usaha ternak rakyat. Keberadaan kelembagaan pasar input dan output dalam
usaha ternak itu akan dapat memecahkan masalah dalam usaha ternak. Kelembagaan
merupakan fenomena sosial ekonomi yang berkaitan dengan hubungan antara dua atau lebih
pelaku interaksi sosial ekonomi mencakup dinamika aturan-aturan yang berlaku dan disepakati
bersama oleh para pelaku interaksi, disertai dengan analisis mengenai hasil akhir yang
diperoleh dari interaksi yang terjadi.
Secara empiris, kelembagaan pasar input dan output dalam usaha ternak di lapangan
kondisinya beragam pada setiap kelompok, demikian halnya dengan usaha ternak rakyat itu
sendiri yang bervariasi antar petani ternak di setiap lokasi. Pertanyaannya adalah bagaimana
sebenarnya profil kelembagaan pasar input dan output dalam usaha ternak rakyat.
sejauhmanakah peran kelembagaan pemasaran input dan output dalam mendukung
keberhasilan usaha ternak. Serta faktor-faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi
kinerja kelembagaan pemasaran tersebut.

Keberhasilan usaha ternak utamanya ditinjau dari peningkatan pendapatan peternak


sangat tergantung pada pembentukan harga yakni proses negosiasi antara peternak dengan
calon pembeli. Pembentukan harga dalam transaksi ternak ditentukan oleh mekanisme pasar
atau kekuatan permintaan dan penawaran, karena sifat dari pasar ternak yang bebas. Di dalam
prakteknya pembentukan harga tidak terlepas dari keterlibatan perantara, baik perorangan
maupun lembaga pemasaran atau pelaku pemasaran lainya.

Peran perantara dalam pemasaran ternak dicerminkan pedagang pengumpul/Bandar.


Keberadaan pedagang pengumpul/Bandar ini mempengaruhi pembentukan harga karena
dalam melakukan pembelian ternak kepada peternak berpatokan pada standar harga yang
ditetapkan pedagang besar. Pedagang pengumpul selalu berusaha menekan harga dari peternak
agar mendapatkan marjin keuntungan yang besar. Oleh karena itu meskipun di dalam
prakteknya pembentukan harga antara pedagang pengumpul dengan peternak dilakukan
melalui negosiasi, peternak tetap saja sebagai penerima harga ("price taker") yang menerima
harga jual lebih rendah dari pada taksiran harga, sehingga nilai tambah yang diperoleh tetap
kecil.

Kondisi demikian tidak terlepas dari dua hal yakni :

(a) pasar ternak cenderung bersifat oligopoly sehingga pihak pedagang berperan
dominan dalam penentuan harga dan

(b) adanya kebiasaan petani menjual dalam kondisi terdesak kebutuhan uang tunai,
sehingga berapapun yang ditawarkan pembeli disetujui.

Adanya dominasi pedagang disatu sisi dan kebutuhan peternak yang mendesak,
memperkuat domain pedagang dan memperlemah petani peternak yang pada akhirnya
menyebabkan rendahnya nilai tambah yang diperoleh peternak dari usaha ternaknya.

Keterlibatan lembaga pemasaran dalam pergerakan produk dari produsen kepada


konsumen juga mempengaruhi proses pembentukan harga, karena masing-masing lembaga
pemasaran berupaya mendapatkan keuntungan sebagai marjin usaha. Marjin terjadi karena
biaya-biaya pemasaran (pengumpulan, pengangkutan, penyimpanan, pengolahan, dan lainlain)
dan keuntungan lembaga pemasaran.
Pasar Swadaya Mitra Kelompok

Kelompok diharapkan mendirikan pasar kelompok input dan output untuk mendukung
berputarnya dana mitra kelompok. Mitra merupakan pemegang saham dari pendirian pasar
kelompok yang diwakilkan kepada lembaga keuangan kelompok. Proses perguliran dana
kelompok sebagian besar tidak hanya pada asset yang berupa ternak, namun juga bergulir
dalam wujud pasar kelompok yang dikelola melalui lembaga keuangan,sehingga nantinya dapat
menjadi sumber lain pendapatan mitra dari pengelolaan pasar kelompok.

Seluruh mitra menanamkan sahamnya kepada lembaga keuangan pengelola pasar


berupa satu ekor Sapi dengan harga sekitar Rp. 8.000.000, jika di kelompok jumlah mitra 20
orang maka dana yang terkumpul tersebut digunakan sebagai modal awal pendirian pasar
swadaya mitra. Pengelolaan dilakukan oleh lembaga keuangan yang professional sehingga
setiap tahun saat perkumpulan mitra, hasil dari pengelolaan pasar (retribusi keluar masuk
ternak, penjualan sapronak, dll) dapat dibagi merata kepada mitra pemegang saham.

Untuk meningkatkan kinerja pemasaran input dan output usaha ternak diperlukan
dorongan untuk terwujudnya kemitraan yang saling menguntungkan antara pihak peternak
dengan pihak lain yang menyediakan input dan yang akan memanfaatkan hasil ternak.
VI. TEKNOLOGI PEMBIBITAN DAN PENGGEMUKAN SAPI

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh peternak tradisional dalam peternakan sapi
adalah adalah produktivitas ternak sapi yang rendah. Salah satu faktor penyebab rendahnya
produktivitas adalah pemilihan pakan ternak yang tidak sesuai dengan sistem pengemukan sapi
modern.
Para petani tradisional terbiasa menggunakan jerami dan hijau-hijauan sebagai makanan
pokok untuk ternak sapi. Sedangkan untuk penggemukan sapi agar lebih intentif dan
produktifitas menjadi tinggi maka makanan dengan kandungan protein dan karbohidrat yang
tinggi sangat diperlukan.
Teknologi pembibitan Sapi potong yang digunakan adalah dengan kawin suntik (IB) yang
bekerjasama dengan dinas peternakan setempat untuk pelaksanaannya. Pemilihan bibit unggul
Sapi potong, sehingga keturunannya menjadi unggul dalam proses penggemukan kelak.

VII. RENCANA PEMBANGUNAN KANDANG SAPI


VIII. KEBUTUHAN MODAL

1. KEBUTUHAN MODAL USAHA PENGGEMUKAN DAN PEMBIAKAN TERNAK SAPI POTONG


Kebutuhan Modal untuk usaha peternakan sapi potong dan pembiakan sapi dengan konsep
berbasis agribisnis secara global digunakan untuk Investasi Kandang dan Alat, Pembelian
ternak serta biaya operasional.
Secara rinci kebutuhan modal tersebut digambarkan dalam Tabel sbb :
A. INVESTASI KANDANG DAN ALAT
1 Pembangunan kandang Rp 15,000,000.00
2 Perlengkapan kandang Rp 5,000,000.00
3 Pengelolaan HMT dan Tanaman pangan Rp 3,000,000.00
4 Peralatan pengomposan Rp 2,000,000.00
5 Instalasi listrik dan air Rp 8,000,000.00
TOTAL Rp 33,000,000.00
B. PEMBELIAN HEWAN TERNAK
1 Sapi induk 30 ekor (per ekor Rp.9.000.000) Rp 270,000,000.00
2 Sapi bakalan 10 ekor (per ekor Rp.6.000.000) Rp 60,000,000.00
TOTAL Rp 330,000,000.00
C. BIAYA OPERASIONAL SELAMA 120 HARI
1 Pakan Konsentrat sapi induk Rp 27,000,000.00
(120 harix5kgx30ekorxRp.1.500)
2 Pakan konsentrat sapi bakalan Rp 10,200,000.00
(120 harix5kgx10ekorxRp.1.700)
3 Vitamin dan Obat-obatan Rp 2,000,000.00
4 Pendampingan Rp 6,000,000.00
5 Pengolahan kompos Rp 1,800,000.00
6 Listrik, komunikasi, transportasi Rp 3,000,000.00
7 Administrasi Rp 4,000,000.00
TOTAL Rp 54,000,000.00
TOTAL MODAL YANG DIBUTUHKAN
(Modal A + Modal B + Modal C) Rp 417,000,000.00

2. ANALISIS KELAYAKAN USAHA

Asumsi dasar yang dipergunakan dalam melakukan analisis kelayakan usaha antara lain :
1. Jumlah sapi bakalan yang dibeli 10 ekor
2. Jumlah sapi induk yang dibeli 30 ekor
3. Harga sapi bakalan / ekor 6.000.000
4. Harga sapi induk / ekor 9.000.000
5. Rata-rata PBB harian 0.95kg/ekor/hari
6. Siklus Pemeliharaan sapi penggemukan 120 hari ( 4 bulan)
7. Harga jual sapi penggemukan 8.500.000
8. Harga jual pedet umur 4 bulan 4.000.000
9. Biaya operasional (tetap dan tidak tetap/siklus) 113,366,666.67
10. Harga jual kompos/kg 400
11. Penyusutan investasi kandang dan alat 10 tahun

Dari analisa rugi laba yang dilakukan, menghasilkan laba pertahun sebesar 10,10% dan B/C
rasio sebesar 1,12 sehingga memiliki tingkat keuntungan yang besar. Dengan begitu, usaha yang
akan dilaksanakan di kelompok ternak MADANI Desa Cipada Kecamatan Cikalong Wetan
Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat ini ‘layak’ untuk dilaksanakan.

XI. PERTANIAN TERPADU (Integrasi ternak dan tanaman)


Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering kita sebut dengan pertanian
terpadu, adalah memadukan antara kegiatan peternakan dan pertanian. Pola ini sangatlah
menunjang dalam penyediaan pupuk kandang dilahan pertanian, sehingga pola ini sering
disebut pola peternakan tanpa limbah karena limbah peternakan digunakan untuk pupuk, dan
limbah pertanian untuk makan ternak. Integrasi hewan ternak dan tanaman dimaksudkan
untuk memperoleh hasil usaha yang optimal, dan dalam rangka memperbaiki kondisi
kesuburan tanah. Interaksi antara ternak dan tanaman haruslah saling melengkapi,
mendukung dan saling menguntungkan, sehingga dapat mendorong peningkatan efisiensi
produksi dan meningkatkan keuntungan hasil usaha taninya.
Sistem produksi ternak sapi yang dikombinasi dengan lahan-lahan pertanian disesuaikan
dengan jenis tanaman pangan yang diusahakan. Ternak yang kita pelihara tidak mengganggu
tanaman yang kita usahakan, bahkan mendukung. Dalam hal ini tanaman pangan sebagai
komponen utamanya dan ternak menjadi komponen keduanya. Misalnya ternak kita beri
makan dari hasil limbah (jerami) dari sawah,limbah buangan sayuran atau ternak dapat
digembalakan di pinggir atau pada lahan yang belum ditanami dan pada lahan setelah
pemanenan hasil, sehingga ternak dapat memanfaatkan limbah tanaman pangan, gulma,
rumput, semak dan hijauan pakan yang tumbuh di sekitar tempat tersebut. Sebaliknya ternak
dapat mengembalikan unsur hara dan memperbaiki struktur tanah melalui urin dan kotoran
padatnya.
Sebenarnya pertanian terpadu telah dilakukan oleh para petani kita. Petani dapat
memanfaatkan limbah tanamannya (misal jerami) sebagai pakan hewannya sehingga tidak
perlu mencari pakan lagi, petani juga dapat menggunakan tenaga sapi untuk pengolahan tanah,
dan ternak sapi dapat digunakan sebagai investasi (tabungan) yang sewaktu-waktu
membutuhkan dapat dijual untuk keperluan yang medesak.
Oleh karena itu upaya ini dapat digalakan pada tingkat petani baik dalam rangka
penggemukan ataupun dalam perbanyakan populasi, serta produksi susu. Dengan
meningkatnya populasi ternak sapi akan mampu menjamin ketersediaan pupuk kandang di
lahan pertanian. Sehingga program pertanian organik dapat terlaksana dengan baik, kesuburan
tanah dapat terjaga, dan pertanian bisa berkelanjutan..
Sistem tumpangsari tanaman dan ternak dipraktekkan di daerah perkebunan. Tujuan
sistem ini adalah untuk pemanfaatan lahan secara optimal. Di dalam sistem tumpangsari ini
tanaman perkebunan sebagai komponen utama dan tanaman rumput dan ternak yang
merumput di atasnya merupakan komponen kedua. Keuntungan-keuntungan dari sistem ini
antara lain : (1) Dari tanaman perkebunannya dapat menjamin tersedianya tanaman peneduh
bagi ternak, sehingga dapat mengurangi stress karena panas, (2) meningkatkan kesuburan
tanah melalui proses kembaliya air seni dan kotoran padatan ke dalam tanah, (3) meningkatkan
kualitas pakan ternak, serta membatasi pertumbuhan gulma, (5) meningkatkan hasil tanaman
perkebunan dan (6) meningkatkan keuntungan ekonomis termasuk hasil ternaknya.
XII. PENUTUP

Usaha penggemukan sapi potong dengan skala usaha 10 ekor selama 120 hari per periode
dan pembiakan sapi 10 ekor selama 1-2 tahun, yang terkonsep secara agribisnis terpadu
memiliki peluang pengembangan yang sangat luas. Ditinjau dari sisi peluang pasar yang cukup
terbuka lebar, ditinjau dari sisi profit yang cukup menguntungkan serta dari sisi kemanfaatan
yang cukup besar dan menjanjikan, baik bermanfaat bagi kelompok tani, masyarakat dan
lingkungan sekitar.

Demikian proposal PENGEMBANGAN KELOMPOK PETERNAKAN SAPI POTONG ini


disusun, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam pelaksanaan program

Ketua Kelompok Peternakan MADANI Pendamping Kelompok

Tatang Ramdani Hendrayana, SPt


LAMPIRAN
CONTOH PERJANJIAAN
KERJASAMA BAGI HASIL
PENGGEMUKAN SAPI

AKAD BAGI HASIL


PENGGEMUKAN TERNAK SAPI
.....................................................
DENGAN
ANGGOTA KELOMPOK TERNAK
MADANI

Pada hari ini,...................,tanggal............bulan.......................tahun 2010, bertempat


di...........................................................Kab.Bandung Barat, telah dilakukan AKAD
KERJASAMA BAGI HASL PENGGEMUKAN TERNAK SAPI antara pihak-pihak:

I. Nama :
Alamat :
No. Identitas :
Merupakan penyandang dana / pemberi modal bantuan/ usaha yang untuk selanjutnya disebut
sebagai PIHAK PERTAMA.

II. Nama :
Alamat :
No. Identitas :
Merupakan pengelola modal usaha dalam Kelompok Ternak MADANI untuk selanjutnya
disebut sebagaiPIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak telah bersepakat untuk melakukan kerjasama penanganan usaha
penggemukan sapi dalam Kelompok Ternak. Kesepakatan tersebut sebagai berikut :
Pasal 1
Obyek Kesepakatan
1. Ruang lingkup perjanjian ini meliputi dasar kerjasama pembiayaan usaha bagi hasil antara
kedua belah pihak, yaitu pihak pertama sebagai pemodal (Shahibul maal), Pihak kedua mitra
pengelola modal(Mudharib) yang tergabung dalam Kelompok Ternak MADANI
2. Modal usaha yang digunakan untuk pembiayaan anggota kelompok yang sebesar
Rp.....................................................................................................................................
Terbilang(..................................................................................................................
.
3. Pembiayaan ini digunakan untuk penggemukan.......ekor Sapi
4. Dalam hal keuntungan usaha, KEDUA BELAH PIHAK sepakat untuk berbagi hasil dengan
nishbah 40 % (pihak pertama) : 60 % (pihak kedua) dari keuntungan usaha (setiap penjualan),
setelah dikurangi biaya operasional lapangan (pengadaan dan penggemukan Sapi).
5. Usaha yang berkaitan dengan pemeliharaan berlokasi di Desa Cipada Kec. Cikalong Wetan,
Kab. Bandung Barat, Jawa Barat.
Pasal 2
Penentuan Laba Bersih
1. Yang dimaksud laba bersih adalah laba kotor setelah dikurangi dengan biaya pakan dan biaya
pembelian sapi (operasional kelompok).
2. Yang dimaksud laba kotor adalah selisih harga antara harga jual Sapi dengan harga beli Sapi
.
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
A. Kewajiban Pihak Pertama
1. Menyiapkan investasi dan pendanaannya.
2. Menangani masalah administrasi dan keuangan dari usaha.
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi program serta penjagaan kualitas
layanan/pemeliharaan.
4. Mengeluarkan infak dari keuntungan setiap transaksi penjualan sesuai
kemampuan.
B. Hak Pihak Pertama
1. Mendapatkan pelayanan dan informasi terhadap pemeliharaan dan manajemen kandang pada
umumnya (tata laksana kandang).
2. Mendapatakan informasi selengkapnya dari segala masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan
usaha.
3. Menerima uang bagi hasil sesuai kesepakatan.
C. Kewajiban Pihak Kedua
1. Menyiapkan kandang bersama seluruh anggota hingga siap operasional.
2. Menangani masalah operasional usaha, perawatan kandang, penyediaan pakan dan aspek
pemeliharaan lainnya.
3. Melakukan pengadaan Sapi
4. Menjalankan prosedur standart pengelolaan dan manajemen usaha.
5. Mengeluarkan infak dari keuntungan setiap transaksi penjualan sesuai kemamapuan.
D. Hak Pihak Kedua
1. Mendapat bagi hasil penjualan, berupa pembayaran tunai sebagaimana disepakati kedua belah
pihak.
2. Mendapatkan informasi selengkapnya dari segala masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan
usaha.
3. Menerima uang bagi hasil sesuai kesepakatan.
Pasal 4
Masa Berlaku
Kesepakatan ini berlaku sejak tanggal.............bulan....................tahun 2010, Sampai
tanggal........., bulan....................tahun 20
Pasal 5
Kekuatan hukum
Kesepakatan ini tertulis diatas kertas bermaterai, dan ditandatangani kedua belah pihak
sehingga memiliki kekuatan hukum dan selanjutnya dijadikan sebagai dasar gerak usaha.

Pasal 6
Force Majure
1. Yang dimaksud force majure adalah hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan perjanjian
kerjasama ini, yang diluar kekuasaan kedua belah pihak, seperti bencana alam, huru hara,
kerusuhan dan keadaan darurat yang secara resmi dikeluarkan pemerintah
2. Apabila terjadi Force Majure, PIHAK KEDUA harus memberitahukan secara tertulis kepada
PIHAK PERTAMA paling lambat 1 (satu) bulan setelah terjadi force majure, dan untuk ini
PIHAK KEDUA tidak dikenakna kewajiban atau denda apapun juga

Pasal 7
Perselisihan
Apabila terjadi perbedaan dalam menafsirkan kesepakatan ini, kedua belah pihak sepakat untuk
menyelesaikannya melalui musyawarah yang didasari oleh nilai-nilai Islam.
Pasal 8
Tambahan
Apabila ada hal-hal yang belum dan perlu diatur secara tersendiri akan dibuat aturan tambahan
yang isi dan jiwanya sejalan dengan kesepakatan ini, dan merupakan bagian tidak terpisahkan
dari kesepakatan ini.
Pasal 9
Penutup
Demikian kesepakatan ini dibuat rangkap 2 (dua) bermaterai, cukup untuk digunakan
sebagaimana mestinya oleh para pihak yang berkepentingan. Apabila terjadi kekeliruan di
kemudian hari akan dilakukan perbaikan seperlunya.

Bandung Barat,............................2010

Pihak Pertama, Pihak Kedua,


Diposkan oleh hanyausaha di 17.49
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!

Anda mungkin juga menyukai