Anda di halaman 1dari 41

MATA KULIAH:

ANALISA TAPAK 2

NAMA DOSEN :

HENDRI SILVA, ST., MT.

DISUSUN OLEH :

NAMA : AJIRA MIAZAWA


NIM : 2123201042

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

UNIVERSITAS LANCANG KUNING

2022/2023
BAB 1

DESKRIPSI PROYEK

1.1 JUDUL PROYEK


Perancangan Cafe di Lahan Berkontur sekitar Danau Unilak

1.2 PENGERTIAN PROYEK


Perancangan adalah seperangkat kegiatan yang merupakan proses pemikiran sejak
tahap pencabaran kerangka acuan kerja (KAK) atau Term Of Refrence (TOR), penyusunan
program, konsepsi perencanaan, perancangan sampai terbentuknya karya cipta lingkungan
binaan atau Arsitektur bangunan secara menyeluruh serta rinci dalam wujud uraian tertulis,
tergambar maupun dalam wujud model trimatra sesuai kebutuhan, baik untuk proses
perijinan maupun proses pelaksanaan konstruksi. (Perncanaan – Perancangan Arsitektur
Pasal 4 IAI).
Café adalah restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan
minuman, kafe biasanya digunakan orang untuk rileks (Dictionary of English Language
and Culture, Longman).
Tapak atau lahan berkontur merupakan suatu lahan yang memiliki perbedaan
ketinggian permukaan tanah dalam topografinya. Tapak yang lereng memilki derajat
kemiringan lebih dari 7%. Sedangkan tapak datar memiliki derajat kemiringan kurang dari
7%.
Danau bagian dari sungai yang lebar dan kedalamannya secara alami jauh melebihi
ruas-ruas lain dari sungai yang bersangkutan. Danau memiliki fungsi utama sebagai wadah
penampung air dan pendukung ekosistem perairan darat.
Kesimpulan Café dari point point di atas “ Café tempat yang melayani atau menjual
makanan dan minuman ringan yang biasanya digunakan untuk bersantai atau merileks kan
diri . yang mana café ini mempunyai view danau yang terletak di suatu Sekitar
Universitas Lancang Kuning”.

1.3 LATAR BELAKANG


Coffee Shop atau sering kita kenal dengan istilah “Café” yang dalam bahasa Perancis
memiliki arti Kopi, merupakan tempat dimana kita bisa mendapatkan berbagai jenis kopi dan
menu sajian yang berbeda-beda (Herlyana, 2012). Herlyana (2012) juga menyebutkan bahwa
Kebiasaan meminum kopi sebenarnya bukanlah hal baru di Indonesia, tetapi pada saat ini
menikmati kopi di Coffee Shop telah menjadi menjadi sebuah gaya hidup baru di kalangan
anak muda. Menurut Rhenald Kasali (2010) ia menyatakan kopi pada saat ini tidak hanya
sekedar untuk menghilangkan rasa kantuk, tetapi sudah menjadi bagian gaya hidup, dimana
coffee shop pada saat ini sebagai pilihan utama tempat berkumpul yang paling banyak
diminati oleh anak muda.
Pada tahun 2020 , Cafe semakin berkembang dan memiliki berbagai konsep yang
berbeda-beda, selain itu café tak hanya menawarkan kopi yang khas dan nikmat, tetapi juga
menawarkan desain interior yang menarik dan unik (Safitri et al., 2019). Hendry (2011)
berpendapat bahwa Coffee Shop yang dulunya hanya dapat dinikmati oleh kalangan elite, kini
bisa dinikmati oleh kalangan manapun, bahkan keberadaanya tak sulit ditemukan. Semakin
matang dari konsep Coffee Shop itu sendiri maka akan semakin menarik juga bagi
audience/konsumen yang ingin berkunjung. Dan salah satu konsumen potensial pada era saat
ini yaitu Generasi Z (Putri & Deliana, 2020).
Howe & Strauss (2000) membagi generasi berdasarkan kesamaan rentang waktu
kelahiran dan kesamaan kejadian – kejadian historis, mereka berpendapat bahwa generasi Z
adalah generasi yang lahir pada tahun 2005 sampai sekarang. Generasi Z pada saat ini
merupakan generasi yang memiliki banyak hubungan dengan dunia maya. Sekaligus juga di
era saat ini Generasi Z merupakan generasi yang memunculkan sebuah coffee society
(masyarakat kopi), yang dimana menikmati kopi di Coffee Shop sudah menjadi kebiasaan baru
dikalangan generasi ini (Musika, 2019). 2 Pada tahun 2020 ini ngopi telah menjadi gaya hidup
baru bagi generasi Z, sehingga hal ini membuat para pebisnis café membutuhkan effort yang
lebih. Dan oleh karena itu sosial media dianggap bisa menjadi cara efektif untuk menarik
pelanggan baru. Sosial Media di masa sekarang memiliki perkembangan yang sangat pesat, dan
dari berbagi platform yang sedang popular saat ini Instagram menjadi sosial media yang
memiliki paling banyak digandrungi oleh Generasi Z. Menurut Safira (2018) media sosial
dianggap sebagai media paling efektif karena memiliki feedback secara langsung dan juga
memiliki proses pengenalan yang mudah terhadap audience-nya. Menurut Yurieff (2018) ia
mengatakan bahwa Instagram pada saat ini memiliki lebih dari 90 juta pengguna di dunia.
Selain itu dari data Hootsuite, pengguna Instagram di Indonesia pada tahun 2020 sebanyak 79%
dari jumlah penduduk di negara ini (Riyanto, 2020). Oleh karena itu Instagram dianggap
sebagai sosial media paling efektif untuk memperkenalkan sebuah Brand kepada khalayak
khususnya Generasi Z.

Hal ini lah yang dimaanfaatkan oleh brand untuk meningkatkan brand bwareness.
Kesadaran merek (brand bwareness) adalah kemampuan merek yang muncul di benak
konsumen ketika mereka berpikir tentang produk tertentu dan seberapa mudah bahwa produk
dikenali oleh konsumen (Hasbun & Endang, 2016). Brand awareness sendiri adalah tujuan
bagaimana kita dapat menarik konsumen dengan berbagai cara, dan dari hal ini maka kesadaran
konsumen terhadap sebuah brand mulai meningkat. Menurut Taylor (2011), perusahaan/brand
melakukan advertising di media sosial untuk meningkatkan awareness, selain itu hal ini juga
dapat meningkatkan reputasi dari sebuah brand/perusahaan. Penggunaan sosial media dianggap
sebagai cara yang tepat untuk meningkatkan brand awareness, dalam hal ini tidak hanya sebatas
kita menggunakan sosial media seperti biasa, tetapi kita harus menggunakanya sebagai
komunikasi dua arah dan strategi apa yang akan kita gunakan demi mencapai target yang sudah
ditentukan (Wigstrom & Wigmo, 2010). Dalam meningkatkan brand awareness memang
bukanlah hal yang mudah dan banyak hal yang harus dikerjakan di dalam Social Media
Management dalam mencapai target ini. Dari permasalahan diatas, diperlukan “Social Media
Management” yang dapat diartikan sebagai pengelolaan sosial media dapat menjadi cara untuk
memperkenalkan brand kepada khalayak.

1.4 FUNGSI PROYEK


Strategi dari perancangan proyek renovasi ini secara garis besar dibagi menjadi empat

tahap,yaitu:
1. Menambahkan fasilitas baru untuk mengakomodasi dan mengundang
pengunjung dan rekan bisnis
2. Memindahkan fasilitas eksisting untuk menciptakan suasana yang lebih
kondusif 3. Menambahkan jalur sirkulasi baru unuk mendukung aktivitas tur pabrik
bagi pengunjung dan juga rekan bisnis
4. Menambahkan informasi grafis untuk melengkapi konsep utama

1.5 PEMILIK PROYEK


Pemilik proyek yaitu yayasan Pendidikan Unilak

1.6 LOKASI PROYEK


Proyek berada di Jl. Datuk Raja Ali H., Pekanbaru, Riau.
1.7 LUAS LAHAN PROYEK
1.8 KOEFISIEN DASAR BANGUNAN
KDB = 50%
= 2.400 m2 X 50%
= 1.200 m2

1.9 KOEFISIEN LAHAN BANGUNAN


KLB = 0.7
= 2.400 m2 x 0.7
= 1.680 m2

1.10 GARIS SEMPADAN BANGUNAN


KANAN = 4m
KIRI = 4m
DEPAN = 4m
BELAKANG = 4m
BAB 2
DATA SURVEY LINGKUNGAN DAN TAPAK

1. LOKASI TAPAK SECARA GEOGRAFIS


1.1 LINGKUP REGIONAL
Riau adalah salah satu Provinsi yang terletak di pulau Sumatera yang ber
ibukota Pekanbaru. Luas Wilayah Provinsi Riau adalah 107.932,71 KM2 yang
membentang dari lereng Bukit Barisan hingga Selat Melaka. Karena itu Riau berada
pada jalur strategis untuk perdagangan Regional dan Internasional di kawasan
ASEAN.

Gambar Peta Provinsi Riau Gambar Peta Wilayah Pekanbaru

Gambar Google Earth Tapak

1.2 LINGKUP KOTA


Secara geografis kota Pekanbaru memiliki posisi strategis, berada pada jalur
Lintas Timur Sumatra terhubung dengan beberapa kota seperti Medan, Padang dan
Jambi, dengan wilayah administratif, diapit oleh Kabupaten Siak pada bagian utara
dan timur, sementara bagian barat dan selatan oleh Kabupaten Kampar. Kota
Pekanbaru terletak antara 101°14' - 101°34' Bujur Timur dan 0°25' - 0°45' Lintang
Utara. Kota ini termasuk beriklim tropis dengan suhu udara maksimum berkisar
antara 34,1 °C hingga 35,6 °C, dan suhu site minimum antara 20,2 °C hingga 23,0 °C.
Dengan ketinggian dari permukaan laut berkisar 5 - 50 meter.
Pembagian Wilayah Pengembangan di Kota Pekanbaru sebagai
berikut:
- Wilayah Pengembangan (WP – I) terdiri dari kec. Pekanbaru Kota, Kec. Senapelan,
Kec. Limapuluh, Kec. Sukajadi dan Kec. Sail
- Wilayah Pengembangan (WP – II) terdiri dari Kec.Rumbai.
- Wliayah Pengembangan (WP – III) terdiri dari Kec. RumbaiPesisir.
- Wilayah Pengembangan (WP – IV) terdiri dari Kec. Tenayan Raya dan Kec. Bukit
Raya.
- Wilayah Pengembangan (WP – V) terdiri dari Kec. Marpoyan Damai, Kec. Tampan
dan Kec. Payung Sekaki

1.3 LINGKUP LINGKUNGAN


Wilayah pengembangan tapak berada dalam WP – II. Lingkungan
tapak berada di Sekitar Danau Universitas Lancang Kuning tepatnya di Jl. Yos
Sudarso No. KM 8, Umban Sari, Kec. Rumbai, Kota Pekanbaru. Yang berakses di
Jln. Yos Sudarso.
2. BATAS DAN DIMENSI TAPAK
2.1 BATAS-BATAS TAPAK
➢ Batas Utara berbatasan dengan Lahan Kosong
➢ Batas Selatan berbatasan dengan Taman Danau Unilak
➢ Batas Timur berbatasan dengan Danau Unilak dan Fakultas Hukum
➢ Batas Barat berbatasan dengan lahan kosong

Danau UNILAK

Lahan kosong Taman Danau Unilak

Lahan Kosong
2.2 UKURAN DAN LUAS TAPAK
Tapak berukuran 40m x 60m
Dengan luas 2.400 m2

2.3 PENAMPANG JALAN SEKITAR TAPAK

3. AKSESIBILITAS DAN JEJAK TAPAK


3.1 DI LUAR TAPAK
Tidak terdapat jalan yang terhubung langsung dengan tapak

3.2 DI DALAM TAPAK


Tidak terdapat jalan di dalam tapak
4. KONDISI TANAH TAPAK
4.1 KONTUR TAPAK
Kondisi tanah pada tapak tidak rata atau berkontur. Ketinggian tapak cenderung lebih
rendah daripada jalan.

4.2 JENIS TANAH


Jenis tanah pada tapak tergolong lembek atau rawa
4.3 KONDISI KEDALAMAN AIR
Kedalaman air pada tapak ± 10 m

4.4 DRAINASE
Tidak terdapat drainase di dalam ataupun di luar tapak

5. ORIENTASI TAPAK
5.1 ARAH LINTASAN MATAHARI

5.2 PANDANGAN DARI LUAR KE DALAM TAPAK

5.2 PANDANGAN DARI DALAM KE LUAR TAPAK


6. KARAKTER LINGKUNGAN DI DALAM DAN DI LUAR TAPAK
6.1 FISIK BANGUNAN SEKITAR (gaya, bahan dan ketinggian)
Mayoritas bangunan di sekitar tapak bermaterial beton dengan tinggi bangunan
sekitar 7 – 12 m. Gaya arsitektur pada bangunan sekitar merupakan gaya tropis.

6.2 SUASANA DAN WATAK PERILAKU SIANG DAN MALAM HARI


a. Siang Hari
suasana tapak pada siang hari terbilang cukup ramai, dikarenakan banyak
mahasiswa yang berlalu lalang di sekitar tapak dan juga tapak terletak dekat dengan
gerbang masuk dan keluar kampus.

b. Malam Hari
suasana tapak pada malam hari sangat sepi dikarenakan sudah tidak ada lagi
mahasiswa yang kuliah.
7. VEGETASI LINGKUNGAN TAPAK
7.1 VEGETASI DI DALAM DAN DI LUAR TAPAK
a. Di Dalam Tapak
Terdapat pohon sawit di dalam tapak

b. Di Luar Tapak
Terdapat pohon Jabon di Luar tapak

7.2 TITIK LOKASI VEGETASI PADA TAPAK


8. PERATURAN TATA BANGUNAN
8.1 KDB : 50%
: 2.400 m2 x 50%
: 1.200m2

8.2 KLB : 0,7


: 2.400 m2 x 0,7
: 1.680m2

8.3 GSB : - DEPAN = 4m


- BELAKANG = 4m
- KIRI = 4m
- KANAN = 4m

9. JARINGAN UTILITAS EKSISTING


9.1 LISTRIK
Tidak terdapat tiang listrik di sekitar tapak
9.2 AIR BERSIH
Untuk air bersih, bangunan sekitar menggunakan sumur bor
9.3 AIR KOTOR
Untuk pembuangan air kotor, bangunan sekitar menggunakan drainase dan septitank
9.4 PEMADAM KEBAKARAN
Tidak di temukan hydrant di sekitar tapak
BAB 3
TINJAUAN TEORI

3.1. Tinjauan Teori Analisis Tapak Untuk Lahan Berkontur

Tapak adalah sebidang lahan/tanah yang telah memiliki kejelasan status kepemilikan
dan siap untuk direncanakan dan dikembangkan menjadi berbagai fungsi kegiatan (hunian,
komersial, industri, pemerintahan, fasilitas umum, ruang terbuka hijau.)

Menurut (Lynch Al., 1984) dan dalam Buku Perencanaan Tapak mengatur
penggunaan lahan terkait dengan bidang-bidang yang mengisi sebuah lahan, yakni
arsitektur (kaveling dan bangunan, baik hunian maupun non hunian), teknik (sarana dan
prasarana), arsitektur lanskap (menentukan ruang terbuka hijau maupun non hijau) dan
perencanaan kota (pengaturan tata ruang dan kebijakan pembangunan). Perencanaan tapak
menempatkan objek fisik dan kegiatan pemilik lahan dalam kesatuan ruang dan waktu.

Untuk Tapak/lahan berkontur merupakan tipe lahan yang memiliki ketidaksetaraan


tinggi lahan, berbeda dengan lahan datar yang hampir memiliki ketinggian setara atau
datar, tidak memiliki perbedaan ketinggian.

1. Analisa Tautan

Lokasi menunjukkan letak tapak terhadap lingkungan yang lebih besar. Akses
menunjukkan jalan-jalan menuju ke tapak.
2. Analisa Topografi

Kontur menantang arsitek untuk membuat bangunan yang menyesuaikan dengan


kondisi tanah. Perbaikan kontur dan tanah harus dilakukan sesedikit mungkin.
Perataan tanah besar-besaran sebaiknya dihindari. Justru kondisi tanah yang berkontur
memberikan tantangan bagi arsitek untuk menghasilkan rancangan yang tidak sama
dengan rancangan di atas lahan yang konturnya rata. Analisis tentang kontur juga
menentukan letak utilitas pada lahan, seperti drainase dsb.
3. Analisa Lingkungan

Lingkungan sekeliling tapak juga berpengaruh pada peletakan bangunan. Tapak


yang terletak di sudut jalan akan sangat berbeda responsnya dengan tapak yang hanya
satu sisinya menghadap jalan. Bangunan yang terletak di sudut jalan harus
memberikan perlakuan khusus pada ‘sudut’ sebagai penghargaan terhadap ‘sudut’
tersebut. Bangunan-bangunan di sekitar tapak juga mempengaruhi bentuk, tinggi
bangunan kita. Oleh karena itu tautan lingkungan harus menjadi perhatian dalam
analisa tapak.

4. Analisa Aksesibilitas

Sirkulasi mencakup sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki. Dalam menganalisis


sirkulasi hal yang penting diperhatikan adalah sirkulasi kendaraan di sekeliling tapak,
baik itu lalulintas kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Kendaraan umum
sebagai sumber datangnya pejalan kaki dan arus lalu lintas kendaraan pribadi akan
menentukan letak pencapaian Jalan masuk ke dalam tapak baik bagi pejalan kaki
maupun bagi kendaraan pribadi. Dalam menentukan letak jalan masuk, juga perlu
diperhatikan kemudahan pencapaian, baik secara fisik maupun secara visual.
5. Analisa Kebisingan

Pada tapak dapat diidentifikasi zonazona yang bising maupun yang tenang.
Pengaruh kebisingan adalah akibat aktivitas yang terjadi di sekeliling tapak.
Kebisingan akibat ramainya lalu lintas pada jalan di depan tapak mempengaruhi
kebisingan zona tapak yang terletak di tepi jalan tersebut. Zona yang semakin jauh
letaknya dari sumber kebisingan maka berangsur-angsur menjadi zona sedang dan
akhirnya menjadi zona tenang.
Zona-zona ini dibutuhkan untuk mengidentifikasi di mana harus diletakkan
ruang-ruang yang bersifat publik, semi publik (semi privat) maupun privat. Begitu
pula untuk ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan sebaiknya diletakkan pada
zona tenang. Untuk mengurangi kebisingan pada tapak dapat diberikan buffer berupa
bangunan atau ruang-ruang yang boleh bising ataupun ruang-ruang yang
menimbulkan kebisingan. Kadang-kadang dapat digunakan pohon sebagai buffer,
tetapi pohon kurang efektif untuk bangunan bertingkat, apalagi jika pohon lebih
rendah dari bangunan.
6. Analisa Vegetasi

Penggunaan Pepohonan sebagai buffer panas matahari membutuhkan kejelian


pemilihan jenis pohon pengaturan peletakannya pada tapak. Pohon-pohon palem yang
ditanam berjarak sedang tidak terlalu berguna sebagai penahan panas matahari. Tetapi
Pohon bambu yang ditanam secara rapat lebih baik dari pada pohon palem. Akan
tetapi pemeliharaan kebersihan pada daun-daun bambu yang gugur lebih merepotkan
ketimbang pohon palem. Untuk perlu juga dipikirkan bagaimana kemudahan
pemeliharaannya. Ketinggian pohon terhadap ketinggian bangunan juga perlu
diperhatikan.
Ketinggian pohon-pohon yang lebih rendah dari pada ketinggian Bangunan
tidak dapat difungsikan sebagai penahan panas matahari. Maka untuk bangunan-
bangunan bertingkat Tinggi (High Rise Building) perlu dipikirkan cara-cara lain,
misalnya dengan meletakkan Core pada daerah yang terkena panas matahari secara
langsung, membuat Balkon, sehingga permukaan ruang-ruang lebih mundur, dan tidak
terkena panas matahari secara langsung. Cara lain dengan membuat taman di dinding
dan atap bangunan.
7. Analisa Iklim dan Lintasan Matahari
• Lintasan Matahari

Orientasi matahari mempengaruhi suhu dalam bangunan. Pada


daerah daerah tropis seperti Indonesia, panas matahari kurang disukai. Oleh
karena itu orientasi matahari pada tapak mempengaruhi letak dan bentuk
bangunan. Mengingat radiasi matahari yang tinggi di Indonesia, maka daerah-
daerah di bawah bayangan bangunan menjadi daerah yang nyaman. Untuk
menurunkan suhu dalam bangunan maka ruangruang penting diusahakan
menghindari hadapan timur-barat secara langsung, karena orientasi matahari
di Indonesia adalah Timur-Barat. Arah Timur Barat dapat diberi buffer ruang-
ruang servis, di mana tidak dihuni manusia secara terus menerus, seperti
tangga, toilet, pantri, gudang dll.
• Iklim

Word Climate Conference menyatakan bahwa iklimadalah


suatu Sintesis kejadian suatu cuaca selama jangka waktu yang lama atau
panjang, yang secara statistik cukup untuk digunakan
sebagai menunjukkan suatu nilai statistik yang berbeda dengan sebuah
keadaan disetiap saatnya.

8. Analisa Drainase
• Utilitas

Utilitas bangunan adalah kelengkapan penting untuk bangunan yang


mempermudah pengguna gedung untuk mencapai kebutuhan dasar seperti
kenyamanan, keselamatan, kemudahan komunikasi, kesehatan, dan mobilitas.
sistem utilitas bangunan wajib seperti sistem air, sistem pencahayaan, sistem
elektrik, dan sistem ventilasi udara. Seorang arsitek harus mempertimbangkan
semua sistem utilitas bangunan dari awal perencanaan pembangunan.

• Drainase

Drainase merupakan hal penting pada lahan berkontur, terutama jika


terdapat ruang-ruang di bawah tanah. Aliran air dari level yang lebih tinggi
harus dialirkan melalui saluran-saluran yang dirancang agar tidak membanjiri
ruang yang terletak di bawahnya.

Air buangan dari air hujan maupun talang juga dapat dialirkan menuju
sumursumur resapan. Hal ini sangat membantu dalam pelestarian lingkungan
alam. Sumur resapan air hujan sebaiknya tidak berdekatan dengan septik tank
dan berisi batu karang, ijuk, pasir dan kerikil. Sumur resapan dapat dirancang
secara harmonis dengan penataan taman serta lanskap.

9. Analisa Peraturan Tata Bangunan


Letak pintu Masuk (entrance) menentukan pembagian Zoning. Entrance berada
pada Zona publik karena Zona publik adalah area di mana dapat diakses oleh semua
orang (publik). Mengingat entrance merupakan jalan masuk ke dalam tapak yang
dapat dimasuki oleh semua orang maka daerah sekitar entrance termasuk dalam Zona
publik. Semakin menjauh dari daerah masuk, maka berangsur-angsur sifat zona
berubah menjadi Zona semi privat, yaitu zona tidak semua orang dapat masuk, dan
zona privat hanya dapat dimasuki atau diakses oleh orang-orang tertentu, misalnya
pemilik ruang tersebut. Contoh ruang yang termasuk zona publik adalah ruang tunggu.
Penzoningan juga dapat dianalisis secara vertikal. Pada tapak yang berkontur
apabila entrance berada pada kontur yang tinggi, maka zona semi privat dan privat
dapat berada di kontur yang lebih rendah, sepanjang letaknya semakin menjauh dari
entrance. Pada bangunan yang lebih dari 1 lantai, maka penzoningan juga dapat
dilakukan secara vertikal.
Dalam perencanaan kota, biasanya telah ditetapkan zona-zona dalam kota yang
antara lain terdiri dari zona tinggal (hunian), zona karya (perkantoran), zona
komersial, zona industri dsb. Dalam zona-zona tersebut telah ditentukan fungsi
bangunan yang diperbolehkan dibangun pada lahan dimaksud. jadi tidak diizinkan
membangun perkantoran di lingkungan (zona) hunian. Sehingga dalam mencari lahan
perlu dicari informasi tentang tata guna lahan yang telah ditentukan oleh pemda
setempat.
• KDB (Koefisien Dasar Bangunan)
Aturan ini mengatur bagaimana di dalam membangun suatu bangunan,
si pemilik bangunan diwajibkan menyisakan lahannya untuk area resapan air.
KDB ini biasanya dinyatakan di dalam persentase. Misalnya suatu lahandengan
luasnya 150 m2 pada daerah A memiliki KDB 60%, artinya hanya boleh
membangun rumah seluas 60% x 150 m2 = 90 m2, sisanya 60 m2 sebagaiarea
terbuka yang fungsinya seperti disebutkan di atas.
• KLB (Koefisien Lantai Bangunan)
KLB merupakan perbandingan antara luas total bangunan dibandingkan
dengan luas lahan. Luas bangunan yang dihitung KLB ini merupakan seluruh
luas bangunan yang ada, mulai dari lantai dasar hingga lantai di atasnya.
Mezanin atau bangunan dengan dindingnya yang lebih tinggidari 1.20 m, yang
digunakan sebagai ruangan harus dimasukkan ke dalam perhitungan KLB.
• GSB (Garis Sempadan Bangunan)
Garis Sempadan Bangunan (GSB) adalah garis batas minimal yang
membatasi bangunan dan batas lahan yang Anda miliki dengan lahan lain
seperti jalan, jaringan tegangan tinggi, rel kereta api, taman umum, tepi pantai,
tepi sungai, dan bangunan tetangga. Jarak antara sebuah bangunan dengan area
lainnya juga ditentukan menurut GSB yang diatur oleh peraturan daerah
setempat. Jadi, saat ingin membangun rumah, sebaiknya Anda
mempertimbangkan GSB dengan berkonsultasi kepada instansi setempat. Jika
melanggar, tentu saja akan ada sanksi hukumnya.

Prinsip perancangan tapak berkontur

1. Perancangan tapak yang menarik,sesuai konteks dan ekonomis


2. Manfaatkan kontur secara ilmiah,
3. Pencapaian yang aman,nyaman dan fungsional untuk penggunaan dan
pemeliharaan
4. Usahakan perletakan massa bangunan pada tempat yang paling tinggi dan
kemiringan paling landau
5. Hindari perletakan bangunan pada tanah rawan banjir/sekungan
6. Menghindari limpasan air kejalan
7. Gangguan minimal terhadap lahan dan vegetasi
8. Cut& fill optimum
9. Pengendalian erosi
10. Kumpulkan air menuju reservoir,dan resapkan
11. Membagi aliran air menjauhi bangunan & perkerasan agar tidak merusak
struktur bangunan.

Cut and fill

Penambahan dan pemotongan muka tanah

• Disekitar bangunan
• Pada permukaan miring
• Untuk jalan
• Drainase

3.2. Tinjauan Fungsi Bangunan

Menurut Building Planning & Design standart secara umum, kafe merupakan tempat
yang menyediakan makanan dan minuman yang mendekati restoran dalam sistem
pelayanan yang di dalamnya terdapat hiburan alunan musik sehingga kafe dapat digunakan
sebagai tempat yang santai dan untuk berbincang-bincang.
Pengertian Kafe (Cafe) adalah tempat untuk bersantai dan berbincang-bincang dimana
pengunjung dapat memesan minuman dan makanan. Kafe termasuk tipe restoran
namun lebih mengutamakan suasana rileks, hiburan dan kenyamanan pengunjung
sehingga menyediakan tempat duduk yang nyaman dan alunan musik.

Pengertian Kafe menurut Dictionary of English Language and Culture, Longman


adalah restoran kecil yang melayani atau menjual makanan ringan dan minuman, kafe
biasanya digunakan orang untuk rileks. Sedangkan menurut The New Dictionary and
Theosaurus, Kafe merupakan restoran murah yang menyediakan makanan yang mudah
diolah atau dihidangkan kembali.

➢ Fungsi Cafe

Dengan melihat sejarah yang ada, fungsi cafe saat ini memang sudah berubah
mengikuti zaman. Apabil dahulu hanya sebagai kedai yang menawarkan minuman kopi
kini memiliki fungsi yang lebih luas. Hal ini bisa kita lihat dari desain-desain bangunan
cafe yang ada saat ini. Selain dibuat senyaman mungkin juga dibuat semenarik mungkin
untuk menarik para kawula muda.

Adapun fungsi cafe tersebut diantaranya adalah :

• Sebagai tempat yang nyaman untuk menikmati makanan dan minuman


• Sebagai tempat untuk melepas penat setelah seharian bekerja
• Sebagai tempat yang pas untuk bercengkrama bersama teman-teman
• Sebagai tempat meeting dengan rekan kerja diluar jam kantor

➢ Sistem Penyajian Cafe

Ada beberapa cara penyajian makanan dan minuman yang umum di


implementasikan pada sebuah kafe, diantaranya adalah :
1. Self Service

Cara penyajian ini dibuat secara self service, maksudnya para pengunjung café
melakukan pelayanan untuk dirinya sendiri.Jadi alurnya pengunjung datang langsung
mengambil makanan dan minuman yang telah disediakan, kemudian membawanya ke
bagian kasir untuk kemudian dihitung berapa yang harus dibayarkan. Barulah
pengunjung memilih tempat duduk dengan membawa makanan dan minuman yang
telah dipesannya.

Cara ini memang bisa memberikan kesan familiar dan bersahabat, terlebih lagi
cara penyajian ini diklaim bisa mengatasi antrian yang terlalu menumpuk saat sedang
banyak pengunjung yang datang secara bersamaan.

2. Waiter or Waitress Service to Table

Cara penyajian ini seorang waiter/waitress akan menghampiri pengunjung yang


telah memilih tempat duduk untuk memberikan daftar menu yang tersedia.Jadi
pengunjung hanya perlu memesan makanan dan minuman langsung di tempat duduk,
begitupun cara pembayarannya juga. Cara ini memang terkesan formal namun
keuntungannya adalah si pengunjung tidak perlu beranjak dari kursi untuk melakukan
pemesanan dan pembayaran.

3. Counter Service

Cara penyajian ini dimana pengunjung langsung ke counter untuk memesan


makanan dan minuman, apabila pesanannya sudah siap maka penyajiannya pun akan
diletakkan di bagian counter tadi.Adapun model penyajian ini terbilang praktis, terlebih
lagi juga bisa menghemat tenaga dan waktu bagi pelaku bisnis.

3.3. Tinjauan Teknis Persyaratan Kenyamanan Bangunan

Dalam Undang-Undang RI No 28 Tahun 2002, telah diatur bahwa persyaratan


kenyamanan menjadi salah satu persyaratan teknis dalam penilaian kelaikan fungsi
bangunan gedung. Lebih detail lagi di dalam pasal 26 disebutkan bahwa persyaratan
kenyamanan bangunan gedung haruslah meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan
antar ruang, kondisi dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan.
Jika kaidah keandalan bangunan gedung, yang salah satunya adalah persyaratan
kenyamanan telah terpenuhi, pemerintah daerah dapat menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi
(SLF). Namun, bukan hanya persyaratan teknis kenyamanan saja yang akan dinilai.
Melainkan juga persyaratan keselamatan, kesehatan, dan kemudahan dari bangunan
gedung.

SLF bangunan gedung ini diterbitkan untuk menyatakan kelaikan fungsi suatu
bangunan gedung baik secara administratif dan teknis, sebelum pemanfaatannya.
Sementara yang dimaksud dengan kelaikan bangunan adalah suatu ukuran di mana
bangunan gedung tersebut dapat digunakan dalam penyelenggaraan bangunan.

➢ Kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang

Sebuah bangunan gedung idealnya dirancang untuk dapat mengakomodasi


segala aktivitas manusia yang menghuni di dalamnya. Selain itu, bangunan gedung
haruslah didukung dengan lingkungan yang nyaman dan sehat bagi penggunanya
supaya dapat berfungsi secara optimal.

Aspek kenyamanan ruang umumnya dipengaruhi oleh kenyamanan ruang gerak


dan kenyamanan hubungan antar ruang. Kenyamanan ruang gerak dapat diperoleh
dari dimensi ruang dan tata letak ruang yang memberikan kenyamanan bergerak
selama berada di dalam ruangan. Sementara kenyamanan hubungan antar ruang
merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari tata letak ruang dan sirkulasi
antar ruang dalam bangunan gedung untuk terselenggaranya fungsi bangunan.
Secara harfiah, sirkulasi juga dapat dikatakan sebagai ‘tali’ yang mengikat
ruang-ruang suatu bangunan atau ‘tali’ yang mengikat suatu deretan ruang-ruang
dalam maupun luar menjadi saling berhubungan. Perancangan sirkulasi dapat meliputi
bagaimana tata letak bangunan/ruang, pembagian sirkulasi baik untuk manusia dan
barang, sirkulasi kendaraan, sirkulasi bangunan bertingkat, dan lainnya. Pengaturan
dan perancangan sirkulasi yang benar akan menentukan tingkat efisiensi penggunaan
bangunan gedung.

➢ Kondisi udara di dalam ruangan

Kenyamanan kondisi udara di dalam ruangan merupakan tingkat kenyamanan


yang diperoleh dari temperatur dan kelembaban di dalam ruangan untuk
terselenggaranya fungsi bangunan gedung. Kualitas udara yang buruk di dalam
ruangan bangunan gedung dapat menimbulkan gangguan kesehatan sehingga perlu
upaya penanggulan secara tepat dan berkesinambungan.

Dampak dari adanya pencemaran udara di dalam ruangan banguan gedung


dapat terjadi baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan kesehatan secara
langsung dapat terjadi setelah terpajan. Misalnya iritasi mata, iritasi hidung dan
tenggorokan, sakit kepala, mual, nyeri otot, termasuk asma, flu, dan penyakit virus
lainnya. Sedangkan gangguan kesehatan secara tidak langsung dampaknya dapat
terjadi beberapa tahun kemudian setelah terpajan. Misalnya saja penyakit paru,
jantung, dan kanker.

Parameter kualitas udara di dalam gedung bangunan dapat dilihat dan diukur
melalui suhu, bau, kelembaban, kecepatan aliran udara, kualitas ventilasi,
pencahayaan, kadar debu, dan partikulat (partikel yang sangat kecil atau halus).
Sementara dampak kelembaban yang terlalu tinggi dapat menyebabkan suburnya
pertumbuhan jamur/mikroorganisme sehingga kualitas konstruksi bangunan gedung
akan berkurang.

➢ Pandangan

Kenyamanan pandangan merupakan kondisi di mana hak pribadi orang dalam


melaksanakan segala aktivitas/kegiatannya di dalam bangunan gedung tidakterganggu
dari bangunan gedung lain di sekitarnya.

Tak dapat dipungkiri juga, kemampuan dalam perancangan ruang


dalam/interior bangunan gedung tak boleh terlepas dari aspek psikologi manusia,
mengingat manusia merupakan pengguna dari hasil rancangan bangunan gedung.
Untuk itu, libatkanlah tim ahli maupun profesional dalam pekerjaan perancangan
ruang dalam/interior bangunan gedung agar memberikan rasa nyaman saat
difungsikan.

4. Tingkat getaran dan tingkat kebisingan


Persyaratan Getaran :

1) Umum

• Persyaratan ini menyangkut paparan manusia terhadap getaran dan kejut dari
seluruh badan pada bangunan gedung berkenaan dengan kenyamanan dan
gangguan terhadap penghuninya.
• Respon dasar manusia terhadap getaran dalam bangunan gedung adalah
keluhan.
• Kenyamanan terhadap getaran adalah suatu keadaan dengan tingkat getaran
yang tidak menimbulkan gangguan bagi kesehatan dan kenyamanan seseorang
dalam melakukan kegiatannya. Getaran dapat berupa getaran kejut, getaran
mekanik atau seismik baik yang berasal dari dalam bangunan maupun dari luar
bangunan

2) Sifat getaran

Respon subyektif juga merupakan fungsi dari sifat getaran. Sifatnya dapat
ditentukan sesuai dengan sifat getaran yang diukur:

• Getaran dapat menerus, denan magnituda yang berubah, atau tetap terhadap
waktu;
• Getaran dapat terputus-putus, dengan magnituda tiap kejadian yang berubah
maupun tetap terhadap waktu.
• Getaran dapat bersifat impulsif, seperti dalam kejut.

3) Waktu paparan

Waktu paparan pada penghuni yang terpengaruh mungkin juga perlu dievaluasi.
Waktu penghunian bangunan gedung harus dicatat.

4) Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan dan getaran pada


bangunan gedung harus mengikuti persyaratan teknis, yaitu Standar tata cara
perencanaan kenyamanan terhadap getaran pada bangunan gedung.

Persyaratan Kebisingan :

1) Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan pada bangunan


gedung harus mempertimbangkan jenis kegiatan, penggunaan peralatan, dan/atau
sumber bising lainnya baik yang berada pada bangunan gedung maupun di luar
bangunan gedung.

2) Penanganan kebisingan memerlukan perencanaan dinding dengan kombinasi


material antara 1/8 sampai dengan 1/4 kaca dan sisanya dengan bahan yang masif untuk
mereduksi kebisingan dari luar bangunan sebesar 26-29 dB. Prosentase material kaca
masih memungkinkan, mengingat material kaca mampu mengurangi kebisingan dari
luar sebesar 20 dB. Waktu reverberasi perancangan untuk berbagai kegiatan di dalam
bangunan
BAB 4

RENCANA PROGRAM RUANG

1. Kegiatan
No Kegiatan Kebutuhan Ruang Sifat Ruang Waktu
(1) (2) (2) (3) (4)
Pemilik/Manager/Owner
1 Datang Parkir Publik 08:00
2 Bekerja Ruang Manager Privat 09:00 – 23:00
3 Menerima Tamu Ruang Semi privat Selama jam kerja
Manager/Meeting
4 Pulang Parkir Publik 23:00

Karyawan
1 Datang Parkir Publik 08:00
2 Menerima pesanan kasir Semi Publik 09:00 – 21:00
3 Memasak Dapur Semi Publik 08:00 – 22:00
4 Menerima Kasir Semi Publik 09:00 – 22:00
pembayaran
5 Mencuci Tempat cuci Semi Publik 08:00 – 22:00
6 Istirahat Tempat istirahat Semi Publik -
7 Pulang Parkir Privat 22:30

Pengunjung
1 Datang Parkir Publik 09:00 – 22:00
2 Memesan Kasir Semi Publik 09:00 – 22:00
3 Makan/Minum Ruang makan Publik 09:00 – 22:00
4 Membayar Kasir Semi Publik 09:00 – 22:00
5 Pergi Parkir Publik 09:00 – 22:00
2. Besaran Ruang
No Items Dimensi m2 Jumlah Luas
P L PxL m2
Zona Indoor
Mushalla
1 Manusia 1 0.8 0.8 10 8
2 Sajadah 1.5 0.9 1.35 10 13.5
3 Lemari 2 0.6 1.2 1 1.2
Sirkulasi 30% 22.7
Total Luas 29.51
Dapur kotor
1 Manusia 1 0.8 0.8 2 0.16
2 Meja Cuci 1.5 0.70 1.05 1 1.05
Sirkulasi 30% 1,21
Total Luas 1.573
Toilet
1 Closet Duduk 0.59 0.38 0.22 1 0.22
2 Wastafel 0.53 0.47 0.24 1 0.24
Sirkulasi 30% 0.46
Total Luas 0.598

ss Items Dimensi Jumlah Luas


P L PxL
Kasir
1 Manusia 0.8 1 0.8 2 1.6
2 Meja Kasir 1.5 0.8 1.2 1 1.2
3 Kursi 0.4 0.4 0.8 2 1.6
4 Etalase 1.2 0.5 0.6 1 0.6
Sirkulasi 30% 5
Total Luas 1.573
Parkiran
1 Motor 2.5 1.05 2.625 30 78.75
2 Mobil 6 2 12 15 1.80
Sirkulasi 30% 80.55
Total Luas 104.715
Ruang Manager
1 Manusia 0.8 1 0.8 4 3.2
2 Meja 1.2 0.6 0.72 2 1.44
3 Kursi 0.69 0.69 0.4761 1 0.4761
4 Sofa 3 seater 1.98 8.2 16.236 1 16.236
5 Lemari 1.2 0.8 0.96 1 0.96
Sirkulasi 30% 22.3121
Total Luas 29,00573
Ruang Meeting 1 & 2
1 Manusia 0.8 1 0.8 15 12
2 Meja 1.2 0.6 0.72 3 2.16
3 Kursi 0.69 0.69 0,4761 15 7.05
4 Rak 1 0.90 0.90 1 0.90
Sirkulasi 30% 22.11
Total Luas 28.743
Parkir Manager dan Karyawan
1 Manusia 0.8 1 0.8 7 5.6
2 Parkir Motor 2.5 1.05 2.625 5 13.125
3 Parkir Mobil 6 2 12 2 24
Sirkulasi 30% 42.725
Total Luas 55.5425
Indoor Cafe
1 Manusia 0.8 1 0.8 60 48
2 Meja 1.2 0.6 0.72 30 21.6
3 Kursi 0.69 0.69 0.47 60 28.2
Sirkulasi 30% 97.8
Total Luas 29.34
Ruang Istirahat
1 Manusia 0.8 1 0.8 3 2,4
2 Meja 1.2 0.6 0.72 2 1.44
3 Kursi 0.69 0.69 0.4761 3 1,4283
Sirkulasi 30% 5.2683
Total Luas 6.84879

No Items Dimensi Jumlah Luas


P L PxL
Dapur bersih
1 Manusia 0.8 1 0.8 5 4
2 G shape kitchen set 3.5 3.5 7 1 7
3 Kulkas 0.60 0.60 1.2 1 1.2
Sirkulasi 30% 12.2
Total Luas 15.86
Outdoor Caffe
1 Manusia 0.8 1 0.8 40 32
2 Meja 1.2 0.6 0.72 20 14.4
3 Kursi 0.69 0.69 0.4761 40 19,044
Sirkulasi 30% 65.444
Total Luas 85.0772
BAB 5
ANALISA TAPAK DAN LINGKUNGAN
DATA RESPON
ANALISA TAUTAN

Lokasi ini berada pada Jl. Yos Sudarso No. Lokasi ini dipilih karena terdapat beberapa
KM 8, Umban Sari, Kec. Rumbai, Kota potensi view yang menguntungkan serta lokasi
Pekanbaru. ini terletak di tengah tengah kampus

ANALISA TOPOGRAFI

Kondisi tanah pada tapak tidak rata atau Memanfaatkan kontur yang sudah ada dengan
berkontur. Ketinggian tapak cenderung lebih membuat massa bangunan split level
menggunakan konsep “Green Architecture” .
rendah daripada jalan.
Konsep ini di gunakan untuk meminimalkan
pengaruh buruk terhadap lingkungan alam dan
memaksimalkan sumber energi dan sumber daya
alam secara efisien dan optimal.
ANALISA LINGKUNGAN

Memanfaatkan ruang hijau sekitar lingkungan


tapak, terletak pada bagian timur tapak yang
Disekitar tapak terdapat lahan kosong,rumah bersebelahan dengan lahan kosong yang rimbun.
hunian, bangunan taman unilak dan danau
Unilak.

ANALISA AKSESIBILITAS

Tidak terdapat jalan di dalam maupun di luar


tapak yang langsung menuju ke tapak.

Untuk askes pada tapak memerlukan akses yg


baru pada bagian barat tapak dan timur tapak.
Pada bagian barat tapak ini di khususkan untuk
akses utama seperti kendaran roda 2 dan 4.
Sedangkan pada bagian timur akses yang di buat
khusus untuk pedestarian.
ANALISA KEBISINGAN

Terdapat dua sumber bising pada lokasi tapak


yaitu pada bagian barat daya dan tenggara.
Pada bagian barat daya kategori sedang karena Pada bagian barat daya untuk meminimalisir
terdapat jalan utama dan pada bagian tenggara kebisingan tersebut dapat dilakukan upaya
kategori rendah karena terdapat jalan menuju dengan menambahkan dan mempertahankan
fakultas hukum. beberapa pohon/tanaman pada bagian belakang
tapak.

Pada bagian tenggara karena termasuk kategori


rendah cukup di tambahkan beberapa tanaman.

ANALISA VEGETASI
a. Di Dalam Tapak
Terdapat pohon sawit di dalam tapak

Vegetasi yang terdapat dalam tapak akan di


b. Di Luar Tapak tebang dan di tambah beberapa pohon peneduh.
Terdapat pohon Jabon di Luar tapak
Vegetasi yang terdapat di luar tapak akan di
pertahankan dan dimaksimalkan.
ANALISA VIEW

Lahan Kosong Danau Unilak

View dari dalam ke luar

Potensi pada tapak berada di arah timur laut


(danau) dan selatan (taman). Untuk
memaksimalkannya, orientasi massa bangunan
dan bukaan dibuat ke arah selatan dan timur laut.

View dari luar kedalam


Taman Danau Lahan
Kosong Membuat orientasi massa bangunan/fasad ke arah
Unilak yang langsung menghadap danau agar desain
bangunan/fasad bangunan dapat terlihat langsung
dari jalan.

ANALISA IKLIM DAN MATAHARI

Bagian Timur dan Barat


- Membuat sedikit bukaan pada bangunan
- Memberikan tanaman/pohon sebagai peneduh
dan
pengurangan terik panas matahari
- Memberikan shading

Bagian Utara dan Selatan


- Memberikan banyak bukaan
- Mengoptimalkan bukaan, sirkulasi udara

Cahaya matahari langsung menyinari area


depan tapak.
ANALISA DRAINASE

Tidak terdapat tiang listrik dan


hydrant, oleh karena itu sumber air bersih
menggunakan sumur bor. Untuk air kotor akan dibuat sumur resapan dan
Tidak terdapat sarana untuk menyalurkan akan di alirkan ke danau.
black water sehingga diperlukan pembuatan
septic tank. Sedangkan untuk grey water dapat pembuatan septic tank dapat diletakkan di area
dialirkan ke parit di depan tapak. belakang tapak agar mudah diakses oleh
kendaraan pengangkut tinja
ANALISA PERATURAN PEMERINTAH

Tapak berada pada wilayah pengembangan 2


Kec. Rumbai (WP II).

KDB : 50%
: 2.400 m2 x 50%
: 1.200m2

KLB : 0,7
: 2.400 m2 x 0,7
: 1.680m2

GSB : Depan : 4m
Kanan : 4m
Kiri : 4m
Belakang : 4m
Luas lahan yang bisa dibangun yaitu 1.664 m2.

Anda mungkin juga menyukai