Anda di halaman 1dari 37

Pelatihan PPI di FKTP

TRIAGE, PENEMPATAN PASIEN


DAN ALUR-TRANSFER DI FASILITAS KESEHATAN

Tim Pemateri
dr. Aziza Ariyani, Sp.PK
Costy Pandjaitan, CVRN, SKM, MARS, PhD
Gortap Sitohang S.Kep MPH
Siti Rohani S.Kep,Ners,CVRN,MKM

Copyright Project HOPE dan PERDALIN


Tujuan

1. Memahami konsep dan prinsip skirining dan triase, serta mampu


mengidentifikasi keadaan pasien yang membutuhkan intervensi dan/atau
isolasi.
2. Mengetahui Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dengan benar,
termasuk cara penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sesuai.
3. Mengidentifikasi dan menerapkan PPI dengan benar, terutama saat petugas
kesehatan melakukan skrining dan triase pasien terduga atau terkonfirmasi
COVID-19.
Tujuan

4. Memakai dan melepas Alat Pelindung Diri (APD) dengan benar.


5. Memahami cara melakukan proses skrining dan triase jarak jauh untuk
mengurangi ‘beban pasien’ dan rujukan yang tidak tepat, serta
memaksimalkan penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes)
dengan tepat.
6. Memahami sistem pelaporan kasus terduga dan terkonfirmasi COVID-19
di tingkat lokal (situasi khusus), nasional dan global.
Outline

1. Pendahuluan

2. Alur Pasien

3. Skrining

4. Triase

5. Tranfer pasien
Pendahuluan
Latar Belakang
• COVID-19 menyebar dari ‘orang ke orang’ melalui
droplet.
• Penularan dapat terjadi karena menyentuh permukaan
yang terkontaminasi virus, kemudian menyentuh wajah
sendiri
• Penularan juga dapat terjadi karena tindakan yang
potensial menghasilkan aerosol (AGP).
• Tujuannya untuk membatasi penyebaran virus melalui
droplet ke pasien lain atau ke petugas kesehatan saat
pasien tiba di fasyankes anda.
ALUR PASIEN
TRIAGE Pendaftaran
Pasien datang

RUANG TUNGGU
Pulang / Rawat /Rujuk
Kamar Periksa

Apotik
Penunjang (Ro, Lab)
SKRINING
8

Sebelum Kedatangan Pasien di Fasilitas Kesehatan


• Puskesmas/fasyankes perlu mempersiapkan sarana untuk kebersihan tangan, poster
etika batuk dan alur skrining.
• Memastikan semua petugas kesehatan dan bagian penerimaan pasien memahami cara
dan alur skrining dan definisi kasus terduga untuk melindungi diri mereka sendiri dan
petugas kesehatan lain saat kedatangan pasien
• Pisahkan poli COVID dan non-COVID. Jika kasus terduga atau pasien mengalami
perburukan /gangguan pernapasan, petugas kesehatan harus menghubungi Puskesmas
sebelum merujuk.
• Hal ini memungkinkan untuk melakukan persiapan dan antisipasi risiko pada saat
kedatangan pasien (melaksanakan tindakan kewaspadaan dan APD yang sesuai).
9
Skrining Virtual/ Jarak Jauh
Skrining Virtual (mis. melalui telepon, WhatsApp) dapat membantu mengurangi beban sumber daya
dalam situasi lonjakan kasus dan mengurangi kemungkinan transmisi virus dalam
Puskesmas/fasyankes.
Beberapa strategi untuk skirining virtual meliputi:
• Meminta pasien untuk memantau suhu mereka sendiri dengan thermometer rumah, untuk memeriksa laju
pernapasan atau detak jantung mereka sendiri.
• Mendengarkan tanda/gejala ketika berbicara dengan pasien melalui telepon (mendengarkan keluhan pasien
jika mereka menderita batuk, suara serak, dll).
• Meminta pasien untuk mengucapkan kalimat yang panjang untuk menilai sesak napas dan atau kesulitan
bernapas.
Perlu dibuat jalur komunikasi yang sangat baik dan disosialisasikan (seperti hotline, obrolan teks
online (misalnya WA) dengan komunitas, terutama bagi masyarakat yang melakukan isolasi
mandiri*. Pasien isolasi mandiri perlu di edukasi tentang langkah pencegahan dan pengendalian
infeksi, bagaimana mencari pertolongan jika gejala muncul atau memburuk.

* Kontak erat, kasus konfirmasi tanpa gejala , kasus konfirmasi gejala ringan tanpa komorbid ( KMK No. HK.01.07. Menkes 413.2020. Rev.5 hal.198)
Bagan Alur untuk Identifikasi dan Penilaian Novel Coronavirus 2019 10
Untuk mengevaluasi pasien yang mungkin terkena penyakit atau
terpapar Novel Coronavirus 2019 (2019-nCoV)

Skrining IDENTIFIKASI

Apakah pasien mengalami demam atau gejala


penyakit pernapasan bawah seperti batuk
Bagan Alur dari Pusat
atau sesak napas?
Pengendalian Penyakit
COVID-19 (dimodifikasi
ISOLASIKAN
untuk lokasi dengan Pasangkan masker pada pasien

penyebaran virus di Isoasikan pasien di ruangan privat atau area terpisah


Kenakan APD yang sesuai

Nilai status medis pasen


masyarakat) Apakah ada demam? Apakah mengalami sakit pernapasan?
PERIKSA Subjektif Batuk?
Terukur? _____◦C/F Sesak napas?

Informasikan
1. Identifikasi Hubungi kementerian kesehatan untuk melaporkan pasien berisiko dan status klinisnya
Perhatikan apa saja yang dibutuhkan untuk mengumpulkan spesimen dalam rangka pengujian 2019-nCoV

2. Isolasi Tunjuk disposisi

Jika dipulangkan ke rumah

3. Instruksi
INSTRUKSIKAN Pasien
Sesuai kebutuhan, tergantung pada tingkat keparahan penyakit dan hasil konsultasi dengan kementerian kesehatan

Panduan perawatan di rumah


Panduan isolasi di rumah
Sarankan Pasien
Jika pasien baru mengalami demam atau demamnya semakin memburuk atau muncul penyakit pernapasan
Hubungi klinik untuk menentukan apak perlu evaluasi ulang
Jika perlu evauasi ulang, hubungi segera dan gunakan masker wajah
Skrining 11

1. IDENTIFIKASI
Pemeriksaan thermal scan. Pelaku perjalanan dari daerah terpapar Covid-19?
Kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi Covid-19? Gejala ISPA?
Masuk kriteria kontak erat/suspek/probable? Diperiksa di ruang Covid-19?

2. ISOLASI
Pasien memakai masker bedah dan menjaga jarak dengan petugas
Pasien ditempatkan di ruang tersendiri atau terpisah.
Pemeriksaan pasien, pemeriksaan laboratorium & radiologi
Pastikan kriteria: kontak erat, suspek, probable

3. INFORMASI
Petugas jaga (perawat, dokter, koordinator).
Kontak erat, kasus suspek gejala ringan, kasus konfirmasi tanpa gejala atau
dengan gejala ringan tanpa komorbid dapat diisolasi mandiri*;
* KMK No. HK.01.07.
Menkes 413.2020. Rev.5 Untuk perawatan di Fasyankes merujuk pada tabel di slide berikutnya
hal.198
12
13

Kedatangan Pasien di Puskesmas


Tanda/banner di pintu masuk harus memuat informasi mengenai:
✓ Meminta pasien untuk memberikan informasi yang benar secara jujur
✓ Anjuran pasien untuk segera memberi tahu staf mengenai riwayat perjalanan terakhir.
✓ Anjurkan pasien yang mengalami batuk, bersin untuk menerapkan etika batuk.
✓ Anjurkan pengunjung yang mengalami gejala demam, gangguan pernapasan untuk tidak masuk
ke dalam fasyankes
✓ Pasien wajib menggunakan masker
Jika masker tidak tersedia, siapkan area yang berventilasi baik (12 ACH), dengan jarak antar pasien
lebih dari 1 meter
• Alternatif: Mintalah pasien untuk menunggu di luar fasyankes, terpisah dari pasien lain dengan
cara menelpon pasien ketika kamar sudah siap (misalnya: menghubungi ponsel pasien).
Wastafel cuci tangan wajib disediakan beserta perangkat kebersihan tangan.
14

Kedatangan Pasien di Puskesmas


Tanda/banner di pintu masuk harus memuat informasi mengenai:
✓ Meminta pasien untuk memberikan informasi yang benar secara jujur
✓ Anjuran pasien untuk segera memberi tahu staf mengenai riwayat perjalanan terakhir.
✓ Anjurkan pasien yang mengalami batuk, bersin untuk menerapkan etika batuk.
✓ Anjurkan pengunjung yang mengalami gejala demam, gangguan pernapasan untuk tidak masuk
ke dalam fasyankes
✓ Pasien wajib menggunakan masker
Jika masker tidak tersedia, siapkan area yang berventilasi baik (12 ACH), dengan jarak antar pasien
lebih dari 1 meter
• Alternatif: Mintalah pasien untuk menunggu di luar fasyankes, terpisah dari pasien lain dengan
cara menelpon pasien ketika kamar sudah siap (misalnya: menghubungi ponsel pasien).
Wastafel cuci tangan wajib disediakan beserta perangkat kebersihan tangan.
Contoh
Poster
*Contoh KIE yang ditempatkan
di area skrining
16
Skrining
Kewaspadaan standard oleh petugas kesehatan di area skrining/penapisan

• Buat jarak 1-2 meter antar pasien/pengunjung.


• Gunakan sarung tangan, cuci tangan setelah melepas sarung
tangan.
• Gunakan masker dan pelindung wajah atau kacamata pelindung
saat jarak dengan pasien kurang dari 2 meter.
• Petugas penapisan harus menghindari menyentuh wajah, mulut
atau mata
• Cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien!!!
• Lakukan pelepasan APD dengan benar dan pisahkan APD
disposable atau reuse.
• Sebagai alternatif gunakan tempat terbuka sebagai ruang skrining.

Buat tim skrining khusus untuk membatasi jumlah petugas kesehatan yang
kontak dengan kasus terduga, sekaligus menghemat pemakaian APD.
17
Skrining
Di ruang tunggu pasien

• Buat jarak 1-2 meter antar pasien/pengunjung.


• Ada informasi tentang kebersihan tangan, penggunaan masker
• Tersedia sarana kebersihan tangan, masker
• Pastikan pasien dan pengunjung mengunakan masker dengan
menutup mulut dan hidung.
• Edukasi pasien dan keluarga pasien menghindari menyentuh
wajah, mulut atau mata
• Perhatikan sirkulasi ruang tunggu minimal ACH 6 kali/jam,
buka jendela , aktifkan exhuse fan
18

Skrining:
Identifikasi
19

Identifikasi
Tanda dan Gejala
Antara lain:

→ Demam (suhu tubuh -> 38°C)


→ Batuk, pilek.
→ Infeksi saluran pernapasan ringan (paling umum ~80% kasus)
→ Pneumonia
→ Sindrom gagal napas akut
→ Syok septik
20

Identifikasi
Tanda dan Gejala
Sakit kepala
Bersin
Batuk
Sesak / sulit
bernapas

Gejala awal dimulai dengan


demam, diikuti dengan batuk
kering dan, seminggu Demam
kemudian sesak napas dan
sebagian pasien membutuhkan
perawatan inap
Definisi kasus COVID-19 (Rev.5)* 21

SUSPEK a. Orang dengan ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia yang melaporkan transmisi lokal**.
b. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul
gejala memiliki riwayat kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di Puskesmas
DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan

PROBABLE Kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS/meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan
COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan laboratorium RT-PCR

KASUS Seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 yang dibuktikan dengan
KONFIRMASI pemeriksaan laboratorium RT-PCR.
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)

*KMK NOMOR HK.01.07/MENKES/413/2020 tentang PEDOMAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN


CORONAVIRUS DISEASE 2019 (COVID-19). Juli 2020
** Wilayah yang memiliki transmisi lokal dapat dilihat di https://infeksiemerging.kemkes.go.id/
22

Skrining:
Isolasi
23

Isolasi
Elemen Kunci
Terapkan tindakan kewaspadaan transmisi droplet dan kontak terhadap pasien
• Gunakan masker bedah.
Masker bedah untuk petugas kesehatan dan pasien bila persediaan cukup. Saat
persediaan masker bedah tidak mencukupi, pasien dan pengantar bisa memakai
masker kain.
• Isolasi pasien di ruang terpisah
• Alternatif: tempatkan pasien di ruang isolasi secara kohorting*
• Alternatif: tempatkan pasien di ruang tunggu terpisah dari ruang tunggu pasien lain
dan dihubungi melalui ponsel

* Penempatan beberapa pasien dengan diagnosis yang sama dalam satu ruangan (jarak antar tempat tidur 1-2 m)
24

Skrining:
Instruksi
25

Instruksi

Petugas triase memberi tahu siapa yang memfasilitasi


tindakan pencegahan dan membantu penegakan
diagnosis dalam klinik, fasyankes.
26

Instruksi
• Pasien yang dicurigai COVID-19 akan menjalani pemeriksaan, uji
laboratorium dan radiologi selagi penempatan pasien ditentukan
(contoh: ruang isolasi IGD)

• Pasien kontak erat, kasus suspek gejala ringan, kasus konfirmasi tanpa
gejala, kasus konfirmasi gejala ringan tanpa komorbid yang melakukan
isolasi mandiri: diminta memonitor gejala yang terjadi, bila terjadi
perburukan diminta menghubungi hotline 119 dan Dinkes setempat.
Informasi lebih lanjut tentang pelaporan dapat dilihat dalam modul Surveilans

• Kenakan masker saat kembali ke Puskesmas.


27

Triase
28

Sistem Triase
Definisi
Sistem untuk mengidentifikasi pasien menjadi risiko tinggi, sedang dan
rendah serta memprioritaskan perawatan berdasarkan kategori risiko.
Skor triase juga dapat menunjukkan sumber daya yang mungkin diperlukan.
Pada tindakan yang menimbulkan aerosol (AGP; seperti intubasi) berisiko
lebih. Peralatan tambahan mungkin dibutuhkan untuk waspada transmisi
airborne. Sesuaikan pemakaian APD.
Kenali pasien risiko tinggi dan koordinasikan, beri waktu tim untuk
melakukan perawatan yang aman.

. [Kemenkes RI Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19, Revisi 4].


29

APD PETUGAS AREA TRIAGE :

✓ MASKER MEDIK dan menjaga jarak >1 m.


✓ Bila tidak memungkinkan menjaga jarak,
✓ Tambahkan PELINDUNG MATA (“goggle” atau “face shield”)
✓ Bila melakukan Pem.Fisik, tambahkan GAUN dan SARUNG
TANGAN, dan MASKER N 95 saat tindakan AEROSOL
30

Sistem Triase
Pertimbangan COVID-19
Manfaat:
• Pasien yang sakit dikenali dengan cepat dan diprioritaskan.
• Kewaspadaan tindakan AGP (seperti intubasi) berisiko transmisi
airborne, sehingga membutuhkan APD dan bahan pembersihan
lingkungan sebagai tambahan.
• Mengenali pasien berisiko tinggi dan memberi informasi
kepada tim, untuk menyiapkan perawatan yang aman.

[Kemenkes RI Pedoman Pencegahan dan Pengendalian COVID-19, Revisi 4].


31

Triase
Contoh Penggunaan Tanda dan Gejala
DARURAT SANGAT MENDESAK
Jalan napas terhambat - tidak bernafas Transfer energi
Kejang - saat ini yang tinggi Netrologi fokus - akut Luka bakar -
Terbakar - wajah / inhalasi (memutus mekanisme (stroke) circumferential
cedera)
Hipoglikemia - glukosa kurang dari 3 mmol/L
Napas tersengal - akut Agresi Luka bakar - bahan kimia
Gagal jantung
Tingkat kesadaran
Anggota tubuh terancam Keracunan / Overdosis
MENDESAK berkurang/bingung
Diabetes - glukosa lebih
Perdarahan terkontrol Batuk darah Cedera mata
dari 11 dan ketonuria
Dislokasi jari atau jari kaki Dislokasi sendi yang
Fraktur – tertutup (tidak ada retak di kulit) Sakit dada lebih besar (bukan jari Muntah darah segar
Luka Bakar – lainnya atau kaki)
Sakit perut Fraktur - gabungan Kehamilan dan trauma
Leher seperti ditusuk
Diabetes – glukosa lebih dari 17 (tanpa ketonuria) (dengan kulit pecah) perut
Muntah terus menerus Pendarahan - tidak
Luka Bakar lebih dari Kehamilan dan sakit
terkontrol
Kehamilan & trauma 20% perut
(pendarahan arteri)
Kehamilan & Pendarahan PV Kejang - pasca ictal Bakar - listrik Sakit parah
Nyeri Sedang
32
Triase
Contoh Penggunaan Triage Early Warning Score (TEWS)

TEWS UNTUK DEWASA


Usia di atas 12 tahun / tinggi badan di atas 150 cm

Berjalan Dengan Tandu /


Mobilitas Bantuan Lumpuh

Kurang dari Di atas 29


9
Kurang dari Di atas 129
41

Kurang dari Di atas 199


71

Dingin ATAU Panas ATAU


Suhu di bawah di atas 38,4◦
35◦
Kebingungan Beraksi ke Beraksi ke Tidak dapat
suara rasa sakit merespon

Tidak Ya
33

PENEMPATAN PASIEN DAN ALUR TRANSFER

• Bila harus dirawat, ditempatkan di kamar isolasi “cubicle” (sendiri) atau


“cohort”(bersama infeksi sejenis).
• Tidak diperlukan kamar isolasi bertekanan negatif,kecuali bila pasien
dilakukan tindakan pemicu aerosol
• Saat transfer pasien, jalur harus bebas dari kerumunan. Usahakan
berjarak >1meter dari pengunjung lain → kordinasi dengan petugas
pengaman.
34

PENEMPATAN PASIEN DAN ALUR TRANSFER


• Usahakan jalur transfer sesingkat mungkin.
• Saat transfer, petugas memakai APD : gaun lengan panjang, sarung
tangan, masker medik, goggle/face shield dan sepatu tertutup.
• Bila dilakukan tindakan pemicu aerosol (AGP), Masker petugas adalah
Respirator N95.
• Petugas di ruang tujuan transfer harus sudah siap menerima pasien
sebelum pasien tiba.
35

6 Langkah
Kebersihan Tangan
RINGKASAN

1. Saat pasien tiba, petunjuk di layanan harus mengarahkan


pasien untuk menjaga jarak, menerapkan etika batuk,
menyediakan sarana kebersihan tangan (pasien mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir atau alcohol
handrub), dan menggunakan masker sesuai petunjuk.
2. Skrining: IDENTIFIKASI, ISOLASI, INFORMASI.
3. Sistem Triase: akan memungkinkan perawatan yang
dibutuhkan bagi pasien dengan COVID- 19 dan perlu
tindakan hati-hati oleh petugas kesehatan
4. Jaga Kebersihan tangan, penggunaan APD yang benar
5. Mengenakan dan melepaskan APD dengan baik dan benar
sesuai urutan.
Referensi

• Kementrian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID 19). Maret 2020. Diakses
pada: https://covid19.kemkes.go.id/download/REV-04_Pedoman_P2_COVID-19__27_Maret2020_TTD1.pdf
• 2019 Novel Coronavirus Toolkit; Dapat diakses pada: https://www.massgeneral.org/assets/MGH/pdf/disaster-medicine/2019-Novel-Coronavirus-(2019-nCoV)-Toolkit-version-
1.29.2020.pdf
• Situasi Novel coronavirus (COVID-19) ; Dapat diakses pada: https://experience.arcgis.com/experience/685d0ace521648f8a5beeeee1b9125cd
• Novel coronavirus (COVID-19); epidemiologinya, factor risiko; Dapat diakses pada: https://openwho.org/courses/COVID-19-IPC-EN/items/5JusqqDuv43kkIl5vEa0j
• Cheema B, Twomey M. The South African Triage Scale (SATS): Training Manual 2012. Dapat diakses pada: https://emssa.org.za/wp-content/uploads/2011/04/SATS-Manual-A5-LR-
spreads.pdf
• WHO | CARA MEMASANG DAN MENGAMBIL ALAT PELINDUNG DIRI (APD). WHO; Dapat diakses pada: https://www.who.int/csr/resources/publications/putontakeoffPPE/en/
• Pencegahan dan Kontrol Infeksi (COVID-19). OpenWHO; Dapat diakses pada: https://openwho.org/courses/COVID-19-IPC-EN
• COVID-19: Pedoman Perencanaan Operasional dan Platform Mitra COVID-19 untuk mendukung kesiapsiagaan dan respon negara. OpenWHO; Dapat diakses pada:
https://openwho.org/courses/UNCT-COVID19-preparedness-and-response-EN

Anda mungkin juga menyukai