05-Wicara Informatif
05-Wicara Informatif
WICARA INFORMATIF
1. RASIONAL
2. TUJUAN PEMBELAJARAN
3. BAHAN AJAR
Tujuan utama wicara informatif adalah untuk menyampaikan informasi.
Khalayak diharapkan mengetahui, mengerti, dan menerima informasi itu. Ada
tiga macam wicara informative, yaitu: (1) Oral reports (laporan lisan), yaitu:
laporan ilmiah, laporan panitia, laporan tahunan, laporan projek, dan
sebagainya; (2) Oral instruction (pengajaran), misalnya: guru yang menjelaskan
pelajaran, atasan yang menerangkan pekerjaan, atau pemimpin yang membagi
tugas kepada bawahannya; (3) Informative Lectures (kuliah), misalnya:
ceramah umum, wicara di depan peserta konferensi, penyajian makalah, kuliah
subuh, dan sebagainya
Apapun jenisnya, wicara informatif merupakan upaya untuk
menanamkan pengertian. Karena itu, secara keseluruhan, wicara informatif
harus jelas, logis, dan sistematis. Khalayak sulit memahami pesan yang
abstrak, meloncat-loncatm dan kacau. Dalam Pokok bahasan ini, kita akan
1
membicarakan wicara informatif dari segi isi pesan, organisasi pesan, teknik
pengembangan bahasan, dan teknik penyajian.
Isi Pesan
Supaya isi pesan itu mudah dipahami dan mudah diingat, Ehninger dan
kawan-kawan menyarankan hal-hal berikut:
Penyuluhan Pertanian
(selayaknya menyampaikan pesan yang mudah diingat dan dipahami)
2
kita menjelaskan makna dengan menceritakan asal-usul kata (resiko berasal
dari kata risk, berasal dari kata Arab rizk. Orang yang ingin mendapat rezeki
harus berani menghadapi resiko). Ketiga, kita menjelaskan makna konsep
dengan menyebutkan apa yang tidak termasuk di dalamnya (Ayam tidak
termasuk bintang menyusui; Keempat, klita menerangkan konsep dengan
memberikan contoh-contohnya (menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis ceramah termasuk keterampilan berbahasa).
3. Atur kecepatan menyajikan informasi
Butir-butir pembicaraan harus diulas dalam waktu yang tepat. Terlalu lama
membicarakan satu topik menyebabkan kita kedengaran bertele-tele dan
membosanka. Terlalu singkat membuat orang kebingungan.
3
terdapat banyak orang. Tiba-tiba dua rumah itu bertabrakan. Kita
menghubungkan kereta dengan rumah. Kini orang-orang Baliem sudah
mengenal kereta, Kita tidak perlu bersudah payah menghubungkannya
dengan rumah. Tetapi kita masih harus mulai dengan mekanika Newton
sebelum berbicara mengenai mekanika kuantum. Bukan untuk orang
Baliem saja, juga untuk orang Jakarta.
Dr. HAMKA
(menyampaikan kuliah subuh dengan bahan yang menarik perhatian)
Organisasi Pesan
Pada pokok bahasan ini kita sudah membicarakan beberapa metode
organisasi pesan : deduktif, induktif, kronologis, spasial dan topikal. Semua
metode ini dapat dipergunakan untuk menyusun wicara informatif. Tidak perlu
mengulang metode-metode itu di sini. Kita hanya akan membahas langkah-
langkah penyusunan pesan dari Monroe, seperti yang digunakan pada wicara
informatif.
4
yang pertama, kita harus menarik perhatian pendengar. Kita harus memusatkan
perhatian yang terbagi kepada pokok bahasan yang Kita sampaikan. Ada
empat hal yang harus diperhatikan pada tahap perhatian : menarik perhatian,
menunjukkan topik, menghubungkan topik dengan pendengar, membangun
kredibilitas, dan menjelaskan susunan pembicaraan.
Pada tahap kebutuhan, kita menjelaskan mengapa informasi yang akan
kita sampaikan itu penting bagi khalayak. Mengapa mereka ketahuinya. Bagi
khalayak yang baru pertama kali mendengar topik dapat melakukan dengan
empat cara sebagai berikut.
1. Pernyataan : Tunjukkan pentingnya pokok bahasan dan perlihatkan
bagaimana mereka perlu lebih banyak tahu tentang pokok tersebut.
2. Ilustrasi : Berikan beberapa contoh, permisalan, anekdot yang menonjolkan
kebutuhan pendengar.
3. Peneguhan. Sajikan fakta, angka, dan kutipan tambahan untuk lebih
menyakinkan pendengar.
4. Penunjukan. Perlihatkan bahwa pokok pembicaraan berkaitan dengan
kepentingan, kesejahteraan, dan keberhasilan khalayak. Kemampuan
berwicara lisan sangat penting dalam hampir segala bidang kehidupan
(penunjukan). Dengan wicara lisan, kita mempengaruhi dan mengarahkan
perilaku orang lain (pernyataan). Hidup ini dagang. Kita harus menjual diri
kita, supaya orang mau membelinya (pengertian)
Tina Talisa
(Presenter yang memperhatikan aspek kebutuhan)
5
Pada tahap pemuasan, kita menyampaikan informasi itu sendiri. Misalnya, di
sini Kita menjelaskan keterampilan berwicara lisan. Tahap ini sebaliknya
dibagi ke dalam tiga bagian :
a. Ikhtisar pendahuluan
Di sini kita menyebutkan pokok-pokok pembicaraan satu demi satu.
Tujuannya adalah membantu khalayak memperoleh gambaran
menyeluruh tentang isi pembicaraan kita. Kita harus konsisten mengikuti
urutan yang kita sebutkan pada ikhtisar permulaan.
b. Informasi terinci
Pokok-pokok pembciaraan yang sudah disebutkan sebelumnya,
dijelaskan satu persatu. Kita memasukkan berbagai teknik
pengembangan bahasan : ilustrasi, statistik, analogi dan lain-lain.
Semuanya harus kita susun secara sistematis dan logis.
c. Ikhtisar akhir
Kita menyebutkan kembali hal-hal yang sudah kita bicarakan. Kita
mengulangi pokok-pokok penting, konklusi, atau kesimpulan yang lahir
setelah pembahasan. Biasanya, ikhtisar akhir lebih panjang daripada
ikhtisar permulaan.
6
Arif Suditomo
(Presenter yang berangkat dari fakta dan memperhatikan prinsip relevansi)
2. Mengumumkan topik
Sebutkan topik secara langsung
7
Dekati topik secara tidak langsung dari cerita hipotesis
3. Menegaskan relevansi
Menjelaskan mengapa kita memilih topik
Tunjukkan bagaimana topik mempengaruhi khalayak
Perlihatkan bagaimana khalayak dapat menggunakan informasi
Nyatakan bagaimana khalayak dapat menarik keuntungan
Hubungan dengan situasi pembicara atau acara yang sedang berlangsung
4. Membangun kredibilitas
Tegaskan siapa kita
Jelaskan alasan pribadi mengapa kita bicara
Tunjukkan latar belakang yang relevan dengan topik
Perlihatkan good sende dan good will
Tampakkah semangat dalam suara dan cara
5. Menyusun Pesan
Sebutkan cakupan yang akan dibahas
Tunjukkan susunan pokok bahasan
Gunakan perpindahan gagasan yang jelas.
8
4. METODE DAN KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR
5. EVALUASI
Anderson, Martin P. dkk. 1964. The Speaker and His Audience. New York:
Harper and Row.
Baker, Virgil L. and Eubanks, Ralp T. 1978. Speech in Personal and Public
Affairs. New York: David McKay Company, Inc.
Barnhart, Claurence L. 1953. The American College Dictionary. New York:
Harper and Brothers Publishers.
Brigance, William Norwood. 1955. Speech Communication. New York:
Applenton Century-Crafts, Inc.
Bryant, Donald C. and Wallace, Karl R. 1947. Fundamental of Public Speaking.
New York: Appleton Century-Crafts, Inc.
Capp, Glenn R. 1961. How to Communicate Orally. N.J.: Prentice Hall, Inc.
Cannolly, James E. 1973. Public Speaking as Communication. Minniapolis,
Minnesota: Burgess Publishing Company.
9
De Vito, Joseper A. 1987. The Elemen of Public Speaking. New York: Holt,
Rinehart, and Winston Inc.
Elson, E.F. Peck Alberta. 1970. The Art of Speaking. Lexington,
Massachusettts: Ginn and Company.
Jeffrey, Robert and Owen Peterson. 1976. Speech: A Basic Text. New York:
Harper and Row Publisher.
Logan, Lillian M and Logan, Virgil G. 1972. Creative Communication, Teaching
The Language Art. Toronto: McGraw Hill Ryerson Limited.
Monroe, Alan H. 1955. Principles of Speech. Chicago: Scottt, Foresman and
Company.
Rakhmat, Jalaluddin. 2002. Retorika Modern. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
10