Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PRAKTIKUM SISTEM INFORMASI PEMASARAN

“PENGELOLAAN PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI PEMASARAN”

Disusun Oleh:

Kelompok 1

1. Syifa Zahrani (2100512033)


2. Putri Aza Iszevi (2100512011)
3. Syadilla Natasya Putri (2100512043)
4. Aldi Fahlifi (2100512021)
5. Dzaky Ardiansyah (2100512065)

Dosen Pengampu : Elita Permanawati, S.E, M.M.

PROGRAM STUDI D3 MANAJEMEN PEMASARAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS

2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Alhamdulillah senantiasa kami


ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya,
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas yang telah diberikan kepada kami guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Praktikum Sistem Informasi Pemasaran
dengan judul “Pengelolaan Pengendalian Sistem Informasi Pemasaran” oleh dosen
pengampu Ibu Elita Permanawati, SE, MM. Adapun tujuan penulisan makalah ini
adalah untuk menambah wawasan dan pengetahuan pada mata kuliah yang sedang
dipelajari. Dan harapannya, semoga makalah ini memberikan manfaat bagi semua pihak
yang membaca.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena
itu kami sangat berharap perbaikan, kritik, dan segala bentuk saran yang sifatnya
membangun agar kami dapat memperbaikinya di masa yang akan datang.
Demikian dari kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua
sehingga dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Wassalamualaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.

Padang, 27 Mei 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
Bab I Pendahuluan................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Masalah ............................................................................................. 1
Bab II Pembahasan ................................................................................................ 2
1. Pengelolaan .................................................................................................. 2
2. Gangguan-gangguan terhadap Sistem Informasi ......................................... 2
3. Pengendalian-pengendalian Secara Umum .................................................. 2
4. Pengendalian-pengendalian Aplikasi ........................................................... 5
5. Pengendalian-pengendalian Keluaran ........................................................12
Bab III Penutup ....................................................................................................13
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................13
Daftar Pustaka ......................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada era digital yang semakin maju ini, pengelolaan sistem informasi pemasaran
menjadi penting bagi perusahaan yang ingin tetap bersaing dan memenangkan
persaingan pasar. Sistem informasi pemasaran melibatkan pengumpulan, pengolahan,
analisis, dan penggunaan data dan informasi untuk menginformasikan keputusan
pemasaran yang efektif.
Sistem informasi pemasaran mencakup berbagai aspek, seperti pengelolaan database
pelanggan, analisis pasar, pemetaan pesaing, manajemen kampanye pemasaran,
pelacakan kinerja penjualan, dan komunikasi pemasaran. Penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi telah memungkinkan perusahaan untuk mengumpulkan data
yang lebih besar dan mendalam tentang pelanggan, tren pasar, serta memfasilitasi
interaksi dengan pelanggan secara lebih efektif.
Namun, pengelolaan dan pengendalian sistem informasi pemasaran tidaklah tanpa
tantangan. Perusahaan harus menghadapi masalah keamanan data, privasi pelanggan,
integritas data, dan kompleksitas teknologi yang terus berkembang. Selain itu,
perusahaan juga harus mengatasi hambatan organisasi dalam mengadopsi perubahan
dan memanfaatkan sistem informasi pemasaran dengan maksimal

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pengelolaan pengendalian sistem informasi pemasaran?


2. Bagaimana gangguan-gangguan terhadap sistem informasi?
3. Bagaimana pengendalian-pegendalian sistem informasi?

1.3 Tujuan Masalah


1. Untuk mengetahui pengelolaan pengendalian sistem informasi pemasaran.
2. Untuk mengetahui gangguan-gangguan terhadap sistem informasi.
3. Untuk mengetahui pengendalian-pengendalian sistem informasi.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengelolaan
Pengelolaan adalah pekerjaan manajer untuk meyakinkan bahwa apa yg telah di
terapkan sudah berjalan dengan semestinya. pertahanan dari sistem informasi disebut
pengendalian dan keamanan sistem informasi (information system control and security)
sistem informasi mempunyai dua kelompok:
1. Pengendalian pengendalian secara umum
2. Pengendalian pengendalian aplikasi

2. Gangguan-Gangguan terhadap Sistem Informasi


Gangguan sistem informasi secara tidak di sengaja terjadi karena kesalahan teknis,
gangguan lingkungan, dan kesalahan kesalahan manusia. kesalahan kesalahan yang
sengaja dilakukan oleh manusia untuk tujuan yang tertentu misalnya untuk mencuri data,
merusak data atau hanya iseng saja.
Kegiatan yang sengaja merusak system informasi disebut tanpa otorasi manusia
melakukan itu disebut cracker. Gangguan lingkungan dapat berupa gempa bumi,
kegalalan arus listrik, temperature tinggi,debu,air
Computer abuse,computer crime dapat dilakukan 4 cara sebagai berikut
1. System informasi merupakan target kejahatan
Cara ini masuk dalam kategori computer crime. Contohnya adalah computer atau data
menjadi target dicuri atau di rusak
2. Computer menjadi alat melakukan kejahatan
Cara ini masuk kedalam kategori computer related crime.
Contohnya adalah menggunakan internet untuk membeli barang kartu kredit curian
3. Computer digunakan untuk mengimtidasi
Termasuk kedalam kategori computer abuse contohnyabprigram computer.
4. Computer menjadi perantara untuk melakukan kejahatan.
Cara ini termasuk computer crime contohnya adalah dengan memasukkan data yg
salah,misalnya nomor rekening nasabah yang salah.

3. Pengendalian-Pengendalian Secara Umum


A. Pengendalian Dokumentasi
Dokumentasi dapat di anggap sebagai materi yang tertulis atau suatu yang menyediakan
informasi tentang sesuatu subyek.
Kegunaan dari dokumentasi ini:
1. Mempelajari cara mengoperasikan sistem
2. Sebagai bahan pelatihan
3. Dasar pengembangan sistem lebih lanjut
4. Mencari acuan bagi auditor

2
Dokumentasi Yang Ada Di Departemen Sistem Informasi:
-Dokumentasi Dokumen Dasar
-Dokumentasi Daftar Rekening
-Dokumentasi Prosedur Manual
-Dokumentasi Prosedur
-Dokumemtasi Sistem
-Dokumentasi Program
-Dokumentasi Operasi
-Dokumentasi Data

B. Pengendalian Kerusakan Perangkat Keras

Merupakan pengendalian yang sudah di pasang di dalam komputer itu oleh pabrik
pembuatnya.
Pengendalian perangkat keras dapat berupa
1. Parity check
2. Echo check
3. Read after white check
4. Dual read check
5. Vallidity check

C. Pengendalian Keamanan Fisik

Perlu dilakukan menjaga keamanan perangkat keras, perangkat lunak dan manusia di
perusahaan. Pengendalian keamanan fisik dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pengawasan terhadap pengaksesan fisik
a. Penempatan satpam
b. Membuat agenda kunjungan
c. Pengguunaan tanda pengenal
d. Penggunaan kartu
e. Penggunaan closed-circuit television
f. Penggunaan pengracik kertas
g. Penggunaan pintu masuk keluar
2. Pengaturan lokasi fisik
a. Lokasi yang tidak terganggu oleh lingkungan
b. Gedung terpisah
c. Ketersediaan fasilitas cadangan
3. Penerapan alat alat pengamanan
a. Saluran air
b. Alat pemadam kebakaran
c. Ups (uninperutible power system)

4. Stabilizer
5. Ac
6. Pendekteksi kebakaran
3
D. Pengendalian Keamanan Data.

1. Dipergunakan data log


2. Proteksi file
a. Cincin proteksi pita magnetik
b. Write protek tab
c. Label internal dan eksternal
d. Read only storage
3. Pembatasan pengaksesan
a. Isolasi fisik
b. Identifikasi dan itorisasi
c. Autimatic logout
d. Pembatasan pemakaian
e. Penguncian keybord
4. Data backup dan recovey
Ada 5 tipe penyebab yang mengakibatkan kerusakan dan kehilangan data
1. Disebabkan oleh kesalahan program
Kesalahan program terjadi disebabkan karena program mengandung bug (kutu) yang
tidak diketemukan. Istilah bug digunakan untuk menunjukkan kesalahan dari program
dan istilah debugging digunakan untuk menunjukkan proses pelacakan kesalahan
tersebut. Kesalahan program biasanya hanya menyebabkan kesalahan data di dalam
beberapa file saja, tidak semua database.
2. Disebabkan oleh kesalahan perangkat lunak sistem
Perangkat lunak sistem merupakan perangkat lunak yang sudah disediakan oleh pabrik
perangkat lunak. Walaupun umumnya perangkat lunak sistem telah benar-benar diuji
dengan cermat, kemungkinan mengandung kesalahan mungkin saja terjadi. Operating
Systems, DBMS, language software, utility dan lain sebagainya mungkin dapat
mengandung kesalahan Kesalahan pada OS dapat mengakibatkan kesalahan pada
semua database, sedang kesalahan pada DBMS atau utility mungkin hanya
mengakibatkan kesalahan pada file tertentu saja yang digunakan.
3. Disebabkan oleh kegagalan perangkat keras
Meskipun perangkat keras juga dikelola, tetapi kegagalan-kegagalan yang disebabkan
olehnya tetap saja kemungkinan dapat terjadi. Kegagalan pada CPU dapat
menyebabkan kesalahan pada semua database. Demikian juga kesalahan-kesalahan
pada disk drive dapat merusakkan semua database.
4. Disebabkan oleh kesalahan prosedur
Ada beberapa bentuk kesalahan prosedur yang dapat mengakibatkan rusak atau
salahnya database Scoring operator dapat raje nenggunakan suatu program yang
sudah.tidak seharusnya dipergunakan lagi, misalnya progr tersebut merupakan
program lama yang telah dimodifik Operator mungkin juga menggunakan file yang
keliru dapat juga menjalankan program dengan urut-urutan yang salah atau
memasukkan parameter yang salah dan lain sebagainya.
5. Disebabkan oleh kegagalan lingkungan.
Kegagalan lingkungan dapat saja terjadi setiap saat sepen misalnya instalasi komputer
4
kebanjiran, disabotase atau dimusnahkan oleh kebakaran. Kegagalan lingkungan ini
dapat menyebabkan hilangnya database secara total.

4. Pengendalian-Pengendalian Aplikasi
Pengendalian-pengendalian aplikasi (application controls)
merupakan pengendalian-pengendalian yang dipasang pada pengolahan aplikasinya, yaitu
pengendalian-pengendalian pada tahap masukan yang disebut dengann pengendalian-
pengendalian masukan (input controls), pengendalian-pengendalian pengolahan
(processing controls) dan pengendalaian-pengendalian keluaran (output controls).

A. Pengendalian-pengendalian Masukan
Pengendalian masukan meliputi kedua tahapan ini, yaitu pengendalian pada tahap
penangkapan data dan pengendalian pada tahap pemasukan data. Pada tahap data
capture (penangkapan data) dapat dilakukan pengendalian sebagai berikut ini.

1. Nomor urut tercetak pada dokumen dasar


Dokumen dasar harus diberi nomor urut yang sudah tercetak Tujuan dari pengendalian
ini adalah untuk mengetahui bila ada dokumen yang hilang. pengendalian untuk
kelengkapan data. ini merupakan pengendalian untuk kelengkapan data.

2. Ruang maksimum untuk masing-masing field di dokumen dasar.


Dokumen dasar dirancang sedemikian rupa sehingga tidak ada field data yang meleset,
yang dapat dilakukan dengan menyediakan ruang maksimum untuk masing-masing
field data, sehingga kelebihan digit atau karakter dapat terlih Pengendalian ini
merupakan pengendalian untuk kebenaran data.

3. Kaji ulang data.


Personil yang mengisi dokumen dasar harus mengkaji ulang kembali data yang
dicatatnya dengan cara meneliti kembal kelengkapan dan kebenaran datanya.

4. Verifikasi data (data verification)


Dokumen dasar yang sudah diisi oleh seorang personil dapat diverifikasi kelengkapan
dan kebenarannya oleh personil yang lainnya.

Tahap pemasukan data adalah tahap memasukkan data ke komputer.


Pengendalian pada tahap ini berupa pengecekan yang telah terprogram di dalam
program aplikasi dan disebut dengan programmed check (pengecekan terprogram).
Pengendalian- pengendalian yang ada di programmed check dapat berupa sebagai
berikut ini.

1. Echo check
Data yang diketikkan pada keyboard untuk dimasukkan ke komputer akan ditampilkan
(echo) pada layar terminal. Dengan demikian operator dapat membandingkan antara
data yang diketikkan dengan data yang seharusnya dimasukkan. Program dibuat
sedemikian rupa dengan memberikan kesempatan pada operator untuk
5
membetulkannya bila data yang diketikkan salah. Kesalahan ini tidak dapat dideteksi
oleh komputer, sehingga harus diperiksa oleh operator.

2. Existence check.
Kode yang dimasukkan dibandingkan dengan daftar kode-kode yang valid dan sudah
diprogram. Misalnya transaksi penjualan hanya mempunyai dua jenis penjualan saja,
yaitu penjualan tunai (kode penjualannya adalah T') dan penjualan kredit (kode
penjualannya adalah 'K'). Bila dimasukkan kode selain T' atau 'K' berarti kode tersebut
adalah salah., karena kode tersebut tidak ada.

3. Cek pencocokan.
Pengecekan ini dilakukan dengan membandingkan kode yang dimasukkan dengan
field di file induk bersangkutan. Misalnya pada transaksi penjualan, barang yang dijual
dimasukkan ke komputer menggunakan kode barang. Kode barang yang dimasukkan
ini akan dicari dan dicocokkan dengan kode barang yang ada di file induk persediaan
barang dagangan. Bila tidak ketemu berarti kemungkinan kode barang tersebut salah
atau barang tersebut tidak ada.

4. Pemeriksaan lapangan.
Field dari data yang dimasukkan diperiksa kebenarannya dengan mencocokkan nilai
dari field data tersebut dengan tipe field-nya. apakah bertipe numerik, alphabetik atkal
angst Mi adalah tipe field numerik harus diisi dengan data numerik. Bila diisi dengan
data bukan numerik berarti salah.

5. Sign check
Field dari data yang bertipe numerik dapat diperikas untuk menentukan apakah telah
berisi dengan nilai yang meng tanda yang benar, positif ataukah negatif. Misalnya unit
yang dijual harus bernilai positif, bila negatif berarti salah

6. Pengecekan hubungan atau pemeriksaan logis.


Hubungan antara item-item data input harus sesuai den akal. Pengecekan ini berfungsi
untuk memeriksa antara item-item data input yang dimasukkan ke kompe Kalau tidak
masuk akal, maka akan ditolak oleh kompute Misalnya transaksi biaya yang terjadi
harus mempunyai w kas atau utang biaya. Bila lawannya selain kas atau hating biaya,
berarti hubungannya tidak benar.

7. Limit check atau reasonable check.


Nilai dari input data diperiksa apakah cukup beralasan tidak. Misalnya nilai data gaji
bulanan yang dimasukkan seorang karyawan sebesar lima puluh juta rupiah adalah tid
beralasan. Contoh lain misalnya adalah tanggal transaks terjadi adalah 30 Pebruari
1987 adalah tidak beralasan

8. Range check.
Nilai yang dimasukkan juga dapat diseleksi supaya tidak kelu dari jangkauan nilai
yang sudah ditentukan. Misalnya suatu organisasi mempunyai 5 buah departemen yang
6
diberi kode A sampai dengan E. Kalau nilai input data di luar departeme tersebut,
misalnya departemennya adalah 'G' berarti salah karena di luar range dari departemen
yang ada.

9. Self-checking digit check.


Self-checking digit check adalah pengecekan untuk memeriksa kebenaran dari digit-
digit data yang dimasukkan. Pengecekan ins dipergunakan karena operator cenderung
melakukan kesalah memasukkan digit-digit data. Kesalahan-kesalahan yang sering
terjadi terhadap digit-digit data adalah sebagai berikut ini.
a. Kelebihan digit atau karakter, misalnys kode 8598 ditulis 85598.
b. Pemotongan digit atou karakter, misalnya kode 85988210 ditulis 859210.
c. Kesalahan penulisan digit atau karakter, misalnya kode 8598 ditulis 8593.
d. Peletakan posisi digit atau karakter yang salah, misalnya kode 8598 ditulis 8958.
e. Kesalahan acak digit atau karakter, yang merupakan gabungan dari kesalahan-
kesalahan di atas, misalnya kode 85988200 ditulis 85892000

Untuk maksud mendeteksi kesalahan-kesalahan tersebut, maka dapat dilakukan


pengecekan ini. Pada self-checking digit check, masing-masing posisi digit diberi bobot nilai.
Nilai masing-masing digit dikalikan dengan bobotnya dan dijumlahkan. Hasil penjumlahan
kemudian dibagi dengan nilai 11. Sisa pembagian ini merupakan check digit. Bilangan 11
dipergunakan sebagai bilangan pembagi, karena merupakan bilangan yang ideal untuk cara
ini. Pembagi 11 akan mendapatkan sisa pembagian nilai dari 0 sampai 9 (sebanyak 10 buah).
Jika digunakan pembagi lain, misalnya dipergunakan pembagi 5, maka sisa pembagiannya
hanya sebanyak 5 buah kemungkinan saja, yaitu digit 0 sampai dengan digit 4. Kalau
dipergunakan pembagi yang lebih besar dari 11 akan didapatkan sisa pembagian yang lebih
dari satu digit dan akan memboroskan. Misalnya kode 8598 dengan self-checking digit check,
kode tersebut akan ditambah dengan sebuah digit, yaitu check digit sehingga menjadi 5 digit.
Check digit dapat dihitung dengan beberapa cara sebagai berikut ini.

a. Deret arithmatika (arithmetic progression).


Cara ini dilakukan dengan masing-masing posisi digit diberi bobot nilai sesuai dengan
deret arithmatika, yaitu 2, 3, 4, 5. dan seterusnya sebagai berikut: 8x2-16, 5x3-15, 9x4-
36, 8x5-40. Hasil penjumlahannya yaitu 107 dibagi dengan pembagi II akan
didapatkan nilai 9 dengan sisa pembagian 8. Sisa pembaglan 8 ini merupakan check
digit, sehing kodenya sekarang menjadi 85988.
b. Deret geometrik (perkembangan geometris).
Cara ini dilakukan dengan masing-masing posisi digit diben bobot nilal sesuai dengan
deret geometrik, yaitu 2, 4, 8, 16 dan seterusnya sebagai berikut: 8x2-16, 5x4-20, 9x8-
72 8x16-128, Hasil penjumlahan, yaitu 236 dibagi dengan pembagi 11 akan didapatkan
nilai 21 dengan sisa pembagian 5. Sisa pembagian 5 ini merupakan check digit, sehing
kodenya sekarang menjadi 85985.
c. Bilangan prima (prime number).
Cara ini dilakukan dengan masing-masing posisi digit diberi bobot nilai sesuai dengan
bilangan prima, yaitu 2, 3, 5, 7, 13, dan seterusnya sebagai berikut: 8x2-16, 5x3-15,
9x5-45, 8x7-56. Hasil penjumlahan, yaitu 132 dibagi dengan pembagi 11 akan
7
didapatkan nilai 12 dengan sisa pembagian 10. Sisa pembagian 0 ini merupakan check
digit, sehingg kodenya sekarang menjadi 85980.

Dari ketiga cara yang ada ini, yang paling banyak digunakan adalah cara
bilangan prima. Check digit umumnya diletakkan pada posisi akhir digit, tetapi dapat
juga diletakkan di awal posisi. Bila kodenya bukan numeri, dapat juga dipergunakan
check digit, yaitu dengan cara mengkonversikan nilai bukan numerik menjadi numerik
sesuai dengan urutan yang tertentu (misalnya dapat dipergunakan urutan yang sesuai
dengan kode ASCII).
Misalnya cara yang dipergunakan adalah cara bilangan prima dan akan
dimasukkan kode langganan tertentu, yaitu kode langganan 85980. Misalnya operator
memasukkan kode tersebut terbalik menjadi 89580, maka akan dapat dideteksi oleh
program aplikasinya Program komputer dapat mendeteksi kesalahannya, karena kode
yang dimasukkan tersebut akan dihitung kembali check digit-nya sebagai berikut: 8x2-
16, 9X3-27, 5x5-25, 8x7-56. Hasil penjumlahan adalah 124 Hanl penjumlahan ini
dibagi dengan 11 didapatkan nilai II dengan sisa 3. dan dibandingkan dengan check
digit yang ada pada kodenya. Bila tidak sama, berarti kode yang dimasukkan salah
Check digit yang ada pada kode yang dimasukkan temyata tidak a dengan yang
dihitung ulang oleh komputer, berarti kode yang dimasukkan tersebut tidak benar.

10. Sequence check,


Untuk kasus-kasus tertentu, data yang dimasukkan sebagai input data harus
dimasukkan dengan urutan record yang tertentu. Misalnya data penerimaan kas harus
dimasukkan sesuai dengan urutan tanggal transaksinya. Sequence check memeriksa
urutan dari record data yang dimasukkan dengan cara membandingkan nilai field
record tersebut dengan nilai field record sebelumnya yang terakhir dimasukkan.

11. Label check.


Untuk menghindari kesalahan penggunaan file, maka label intemal yang ada di pita
magnetik atau di disk magnetik dapat diperiksa untuk dicocokkan dengan yang
seharusnya digunakan.

12. Batch control total check.


Batch control total check umumnya daerapkan pada pengolahan data dengan metode
batch processing, yaitu transaksi dikumpulkan terlebih dahulu selama satu periode
tertentu dan bersama-sama digunakan untuk meng update file induk.

B. Pengendalian-pengendalian Pengolahan

Tujuan dari pengendalian-pengendalian pengolahan (processi controls) ini adalah


untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses pengolahan data
yang dilakukan setelah dimasukkan ke dalam komputer. Kesalahan pengolaba dapat
ata terjadi karena program aplikası yang digunakan untuk mengolah data
mengandung kesalahan. Kesalahan- kesalahan yang umumnya disebabkan oleh
kesalahan dalam program adalah sebagai berikut ini.
8
1. Overflow.
Overflow terjadi jika proses pengolahan mengandung perhitungan-perhitungan yang
hasilnya terlalu besar atau terlalu kecil, sehingga tidak muat untuk disimpan di memori
komputer. Bila terjadi overflow, maka hasil dari proses pengolahan data menjadi tidak
tepat lagi.

2. Kesalahan logika program.


Kesalahan logika program merupakan kesalahan yang sering terjadi, apalagi bila
program tidak diuji dengan teliti. Kesalahan ini merupakan kesalahan yang berbahaya
dan sulit untuk dilacak, karena kesalahan logika tidak dapat ditunjukkan oleh komputer
dan tetap akan didapatkan hasilnya, tetapi dengan hasil yang salah. Contoh kesalahan
logika misalnya salah penulisan program yang scharusnya penyeleksian menggunakan
tanda operasi >= (lebih besar atau sama dengan) tetapi ditulis dengan > (lebih besar)
saja atau ditulis terbalik, <= (lebih kecil atau sama dengan).

3. Logika program yang tidak lengkap


Walaupun mungkin dalam program tidak ada kesalahan-kesalahan dari logika dan
semua kondisi logika telah benar, tetapi mungkin juga ada beberapa kondisi logika
yang terlewat. Misalnya saldo akhir dari kas atau unit akhir dari persediaan barang
dagangan yang terekam seharusnya tidak boleh bernilai negatif. Kemungkinan dalam
suatu transaksi dapat menyebabkan nilai-nilai yang terekam tersebut menjadi negatif
disebabkan karena kondisi untuk menyeleksi logika ini terlewat. Kalau kondisi
semacam ini terlewat, maka hasil dari pengolahan data menjadi tidak benar lagi.

4. Penanganan pembulatan yang salah.


Permasalahan pembulatan terjadi bila tingkat ketepatan yang diinginkan dari
perhitungan aritmatika lebih kecil dari tingkat ketepatan yang terjadi. Penanganan
pembulatan yang salah dapat dilakukan secara sengaja oleh programmer ataupun
mungkin tidak disengaja. Misalnya suatu perhitungan menghasilkan 5 digit bilangan
di belakang koma. Kalau hanya 2 digit di belakang koma saja yang dibutuhkan, maka
3 digit berikutnya tidak dibutuhkan. Umumnya pada komputer, digit di belakang koma
yang dibuang akan dibulatkan ke nilai yang terdekat. Pembulatan nilai terdekat akan
dilakukan pembulatan ke atas bila nilai pecahan lebih besar atau sama dengan setengah
dan ke bawah bila nilai pecahan lebih kecil dari setengah. Pembulatan ini dapat
mengakibatkan total dari nilai-nilai yang dibulatkan tersebut tidak akan cocok dengan
total nilai-nilai seharusnya.

5. Kesalahan akibat kehilangan atau kerusakan record


Pada metode pengolahan dikumpulkan (batch processing method), file transaksi berisi
data kumpulan dari data transaksi selama periode tertentu. Walaupun kelengkapan dan
kebenaran dari isi file transaksi ini telah divalidasi di tahap input, tetapi pada waktu
proses update dapat juga terjadi beberapa record yang hilang atau mengalami
kerusakan data, sehingga data yang diproses menjadi tidak benar.

9
6. Kesalahan urutan data.
Record di file induk akan di-update oleh data transaksi. Sebelum dilakukan proses
peng-update-an ini, bila terjadi penambahan data baru atau penghapusan data atau
perubahan-perubahan terhadap file induk, maka proses-proses ini harus dilakukan
terlebih dahulu, kalau tidak, maka dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan-
kesalahan. Misalnya ada langganan baru yang melakukan transaksi kredit dengan
perusahaan, maka data langganan baru ini harus direkamkan terlebih dahulu ke file
induk sebelum dilakukan proses update. Bila tidak, maka pada waktu meng-update file
induk, data langganan tersebut tidak akan ditemukan di file induk. Contoh yang lainnya
adalah, misalnya terjadi perubahan terhadap kode suatu barang, maka file induk harus
disesuaikan terlebih dahulu sebelum proses update dilakukan.

7. Kesalahan data di file acuan


Banyak program yang menggunakan file acuan (reference file) atau file tabel (table
file) untuk menyimpan data yang relatif konstan. Contoh suatu file acuan misalnya
dapat berupa file yang berisi tarip gaji berdasarkan golongannya. Bila data di file acuan
mengalami berarti proses program yang kesalahan, berarti proses program yang
menggunakannya juga akan salah.

8. Kesalahan proses serentak


Kesalahan proses serentak (concurency) terjadi bila sebuah file basis data
dipergunakan oleh lebih dari seorang pemakai dalam network. Misalnya basis data
dihubungkan dengan dua buah terminal yang berada di bagian penjualan dan di bagian
pembelian. Pada saat yang sama, secara serentak kedua bagian tersebut melakukan
transaksi yang menggunakan file induk persediaan barang dagangan yang sama.
Bagian penjualan menjual barang dengan kode D1234 sebanyak 2 unit dan bagian
pembelian membeli barang yang sama sebanyak 10 unit. Kedua program yang
digunakan oleh kedua bagian tersebut secara serentak dalam waktu yang sama akan
meng-update file induk persediaan untuk barang yang bersangkutan tersebut.
Untukmeng-update file induk persediaan, maka tiap-tiap bagian mem-update file induk
persediaan, maka tiap-tiap bagian membutuhkan unit akhir untuk barang yang akan di-
update yang terekam di file.

Untuk mendeteksi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, maka pada tahap


ini dapat dilakukan beberapa pengendalian yang berupa pengecekan-pengecekan.
Program komputer dibuat sedemikian rupa sehingga kesalahan-kesalahan yang terjadi
selama pengolahan dapat dideteksi. Pengecekan- pengecekan kesalahan pengolahan
dapat berupa sebagai berikut ini.

1. Control total check.


Control total check selain dilakukan pada pengendalian masukan, juga dapat
digunakan pada pengendalian pengolahan. Pada pengendalian masukan, control total
check biasanya dilakukan pada batch processing method untuk meyakinkan bahwa
semua data yang dimasukkan sudah lengkap dan sudah benar. Pada tahap pengolahan,
control total check dapat dipergunakan untuk mendeteksi apakah semua data yang
10
diolah telah lengkap dan telah benar.

2. Matching check
Pada tahap pengolahan data, pencarian data di suatu file yang tidak ketemu harus dapat
dideteksi. Matching check merupakan pengendalian untuk melakukan hal ini.
Misalnya pada waktu melakukan proses update dari transaksi penjualan kredit, pin data
suatu langganan tidak ada di file induk piutang langganan maka harus ditampilkan
dalam layar sebagai suatu kesalahan, sehingga kesalahan ini dapat dideteksi. Bila
kesalahan ini terdeteksi, maka piutang langganan tersebut tidak akan tercatat.

3. Reference file check.


Kesalahan penggunaan data yang diambil dari file acuan (reference file) dapat
dideteksi dengan cara mencetak isi file acuan yang digunakan setelah dilakukannya
proses pengolahan. Hasil cetakan isi file acuan kemudian dapat diperiksa
kebenarannya. Bila file acuan cukup besar dan diputuskan untuk tidak mencetak isinya,
maka dapat dilakukan pengecekan lain, yaitu control total (misalnya hash total) dari
nilai-nilai di file acuan.

4. Limit and reasonable check.


Seperti halnya pada pengendalian input, pengecekan terhadap batas limit dan
kewajaran suatu nilai perlu juga dilakukan pada tahap pengolahan. Pada tahap input,
pengecekan ini ditujukan pada kewajaran dari data input yang dimasukkan ke
komputer, sedang tahap pengolahan, pengecekan ini ditujukan pada hasil
pengolahannya. Pengecekan ini misalnya untuk mengecek saldo akhir kas hasil dari
suatu transaksi kas yag tidak boleh negatif. Saldo akhir kas yang negatif adalah nilai
yang tidak wajar.

5. Crossfooting check
Crossfootinng check dilakukan dengan menjumlahkan masing-masing item data secara
ke samping (horizontal) dan secara independen juga dilakukan pejumlahan secara
tegak (vertikal). Total penjumlahan ke samping dan total penjumlahan tegak dapat
dicocokkan secara menyilang dan harus didapatkan hasil yang sama.

6. Record Locking
Proses konkuresi terjadi karena record yang sama di dalam suatu file dipergunakan
oleh lebih dari satu pemakai. Untuk mengatasi konkuresi dapat dilakukan dengan
mengunci record yang sedang dipergunakan, sehingga tidak dapat dipergunakan oleh
pemakai lain

Pengendalian-pengendalian kesalahan transmisi dapat dilakukan dengan teknik


pantulan (echo technique), pengecekan pariti dua koordinat (two-coordinate parity
checking) atau cycling redudancy checking

1. Echo Technique
Echo technique atau disebut juga echoplex merupakan cara pendeteksian kesalahan
11
denngan cara data yang sudah ditransmisikan dipantulkan atau dikirimkan balik (echo)
oleh penerima kembali ke pengirim. Pengirim kemudian membandingkan hasil yang
dikirimkan balik tersebut dengan apa yang dikirimkan, bila keduanya cocok, berarti
tidak terjadi kesalahan, bila tidak cocok, berarti terjadi kesalahan dalam transmisi.

2. Two-coordinate parity checking


Two-coordinate parity checking dilakukan dengan mendeteksi data yang ditransmisi
dengan memeriksa pariti dua arah koordinat. Tiap-tiap karakter yang ditransmisikan
diberi tambahan sebuah bit yang berfungsi seagai parity check dan satu blok karakter
tambahan yang ditransmisikan diberi sebuah karakter tambahan yang berfungsi
sebagai block check character (BCC). BCC disebut juga dengan longitudinal
redundancy check character (LRCC)

3. Cyclic redundancy checking


cycling redundancy checking dilakukan dengan cara membagi nilai bilangan binari
dari data yang ditransmisikan dengan suatu nilai bilangan binari yang lainnya yang
bernilai konstan. Proses pembagian data dengan suatu konstanta akan didapatkan suatu
quotient (hasil bagi) dan sebuah remainder (sisa pembagian). Remainder ini yang akan
dipergunakan sebagai Obyek deteksi yang ditambahkan pada akhir dari data yang
ditransmisikan, Penerima (receiver) menerima data yang ditransmisikan dalam bentuk
bilangan binari, membaginya dengan suatu konstanta yang sama dan juga akan
dihasilkan suatu quotient serta suatu remainder.

5. Pengendalian-pengendalian Keluaran
Keluaran (output) yang merupakan produk dari pengolahan data dapat disajikan dalam
dua bentuk utama, yaitu dalam bentuk hard copy dan dalam bentuk soft copy. Dalam
bentuk hard copy yang paling banyak dilakukan adalah berbentuk laporan yang dicetak
menggunakan alat cetak (printer) dan dalam bentuk soft copy yang paling umum adalah
berbentuk tampilan di layar terminal. Pengendalian-pengendalian keluaran dimaksudkan
untuk diterapkan pada kedua macam bentuk keluaran tersebut.
Untuk menghasilkan laporan yang berbentuk hard copy dapat dilakukan melalui
beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut ini.

1. Tahap menyediakan media laporan.


2. Tahap memproses program yang menghasilkan laporan.
3. Tahap pembuatan laporan di file (printer file).
4. Tahap pengumpulan laporan.
5. Tahap mencetak laporan di media keras (kertas).
6. Tahap mengkaji ulang laporan.
7. Tahap pemilahan laporan.
8. Tahap distribusi laporan.
9. Tahap kaji ulang laporan oleh pemakai laporan.
10. Tahap pengarsipan laporan.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah mempelajari materi diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengoptimalkan


manfaat sistem informasi pemasaran, perusahaan harus mengadopsi praktik dan strategi
terbaik. Hal ini meliputi pemilihan dan implementasi teknologi yang tepat, pengelolaan data
yang baik, pelatihan dan pengembangan karyawan.
Pengelolaan dan pengendalian sistem informasi pemasaran harus menjadi perhatian
utama perusahaan. Perusahaan harus memastikan adanya proses pengawasan dan
pengendalian yang efektif untuk menjaga keandalan, keamanan, dan integritas data serta
memastikan penggunaan sistem informasi pemasaran yang efektif dan sesuai dengan
kebijakan yang berlaku.
Dalam rangka menghadapi perubahan pasar yang semakin meningkat, pengelolaan dan
pengendalian sistem informasi pemasaran menjadi kunci untuk kesuksesan perusahaan dalam
mencapai tujuan pemasaran dan memenangkan persaingan. Dengan mengadopsi praktik
terbaik dan mengatasi tantangan yang ada, perusahaan dapat memanfaatkan sistem informasi
pemasaran secara optimal, meningkatkan kinerja pemasaran, dan membangun hubungan yang
kuat dengan pelanggan dalam lingkungan bisnis yang terus berubah dan kompetitif.

13
DAFTAR PUSTAKA

Jogiyanto. 2009. Sistem Teknologi Informasi. Pendekatan Terintegrasi : Konsep


Dasar, Teknologi, Aplikasi, Pengembangan dan Pengelolaan. Penerbit Andi, Yogyakarta.

14

Anda mungkin juga menyukai