DISUSUN OLEH :
NAMA : CANDRA ROSEAHANSYAH
KELAS : B
NIM : 201953112
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang sangat besar
sehingga saya pada akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Rasa terima kasih juga saya ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang
selalu memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga makalah ini
dapat saya susun dengan baik.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Judul........................................................................................................................... 1
Kata Pengantar ........................................................................................................... 2
Daftar Isi..................................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan ................................................. ..................................... 4
1.1.Latar Belakang ............................................................................. 4
1.2.Rumusan Masalah ........................................................................ 4
1.3.Tujuan ......................................................................................... 5
1.4.Metode ......................................................................................... 5
BAB II Pembahasan ....................................................................................... 6
2.1. Pengertian Keamanan Sistem Informasi .................................... 6
2.2. Ancaman dalam Keamanan Sistem Informasi ........................... 6
2.3. Kelemahan dari Keamanan Sistem Informasi ............................. 8
2.4. Sasaran Utama dalam Keamanan Sistem Informasi ................... 8
2.5. Klarifikasi Metode Penyerangan dalam Keamanan Sistem
Informasi .................................................................................... 9
2.6. Contoh Kasus-Kasus Ancaman Sistem Informasi ..................... 10
2.7. Solusi Masalah Ancaman Sistem Informasi .............................. 13
BAB III Penutup ............................................................................................. 16
3.1.Kesimpulan ................................................................................. 16
3.2. Saran ........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 17
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
3.Apakah kelemahan dari keamanan sistem informasi?
4.Apakah sasaran utama keamanan sistem informasi?
5.Bagaimanakah klasifikasi metode penyerangan dalam keamanan sistem
informasi?
6.Bagaimanakah cara mengamankan sistem informasi?
1.3. Tujuan
Tujuan dalam pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat
dalam mata kuliah Pengantar Sistem Teknologi Informasi agar dapat mengikuti ujian
akhir semester. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :
1. Agar mengetahui pengertian dari keamanan sistem informasi
2. Agar mengetahui ancaman dalam keamanan sistem informasi
3. Agar mengetahui kelemahan dari keamanan sistem informasi
4. Agar mengetahi sasaran utama dalam keamanan sistem informasi
5. Agar mengetahui klasifikasi metode penyerangan dalam keamanan sistem
informasi
6. Agar mengetahui cara mengamankan sistem informasi
1.4. Metode
Dalam pembuatan makalah ini penulis menggunakan metode study pustaka
(library reachest) karena penulis membaca dan mencari di internet yang berkaitan
dengan tema dan judul makalah ini.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
umumnya adalah hacker yaitu orang yang suka menembus sistem keamanan dengan
tujuan mendapatkan data atau informasi penting yang diperlukan, memperoleh akses
ke sistem telepon, dan membuat sambungan telepon jarak jauh secara tidak sah.
3. Penghancuran data secara illegal
Orang yang dapat merusak atau menghancurkan data atau informasi dan
membuat berhentinya suatu sistem operasi komputer. Penjahat komputer ini tidak perlu
berada ditempat kejadian. Ia dapat masuk melalui jaringan komputer dari suatu
terminal dan menyebabkan kerusakan pada semua sistem dan hilangnya data atau
informasi penting. Penjahat komputer jenis ini umumnya disebut sebagai cracker yaitu
penjebol sistem komputer yang bertujuan melakukan pencurian data atau merusak
sistem.
4. Modifikasi secara illegal
Perubahan-perubahan pada data atau informasi dan perangkat lunak secara tidak
disadari. Jenis modifikasi yang membuat pemilik sistem menjadi bingung karena
adanya perubahan pada data dan perangkat lunak disebabkan oleh progam aplikasi
yang merusak (malicious software). Program aplikasi yang dapat merusak tersebut
terdiri dari program lengkap atau segemen kode yang melaksanakan fungsi yang tidak
dikehendaki oleh pemilik sistem. Fungsi ini dapat menghapus file atau menyebabkan
sistem terhenti. Jenis aplikasi yang dapat merusak data atau perangkat lunak yang
paling populer adalah virus.
a. Ancaman pasif mencakup:
1.Kegagalan sistem
Kegagalan sistem atau kegagalan software dan hardware dapat menyebabkan
data tidak konsisten, transaksi tidak berjalan dengan lancar sehingga data menjadi tidak
lengkap atau bahkan data menjadi rusak. Selain itu, tegangan listrik yang tidak stabil
dapat membuat peralatan-peralatan menjadi rusak dan terbakar
2.Kesalahan manusia
Kesalahan pengoperasian sistem yang dilakukan oleh manusia dapat mengancam
integritas sistem dan data
3.Bencana alam
Bencana alam seperti gempa bumi, banjir, kebakaran, hujan badai merupakan
faktor yang tidak terduga yang dapat mengancam sistem informasi sehingga
7
mengakibatkan sumber daya pendukung sistem informasi menjadi luluhlantah dalam
waktu yang singkat.
8
2. Ketersediaan
Aspek ini berhubungan dengan metode untuk menyatakan bahwa informasi
benar-benar asli, atau orang yang mengakses atau memberikan informasi adalah betul-
betul orang yang dimaksud. Masalah pertama untuk membuktikan keaslian dokumen
dapat dilakukan dengan teknologi watermarking dan digital
signature.Watermarking juga dapat digunakan untuk menjaga intelektual property,
yaitu dengan menandatangani dokumen atau hasil karya pembuat. Masalah kedua
biasanya berhubungan dengan akses control, yaitu berkaitan dengan pembatasan
orang-orang yang dapat mengakses informasi. Dalam hal ini pengguna harus
menunjukkan bahwa memang dia adalah pengguna yang sah atau yang berhak
menggunakannya.
3. Integritas
Aspek ini menekankan bahwa informasi tidak boleh diubah tanpa seijin pemilik
informasi. Adanya virus, trojan horse, atau pemakai lain yang mengubah informasi
tanpa izin. Sistem informasi perlu menyediakan representasi yang akurat dari sistem
fisik yang direpresentasikan.
9
2.6. Contoh Kasus-Kasus Ancaman Sistem Informasi
1. Ransomware WannaCry Serang 150 Negara
Bulan Mei 2017, publik dikejutkan dengan serangan ransomware yang
diklaim merupakan salah satu serangan cyber terbesar yang pernah terjadi di dunia.
WannaCry memanfaatkan tool senjata cyber dinas intel Amerika Serikat, NSA, yang
dicuri peretas dan dibocorkan di internet. Inilah yang membuat WannaCry mampu
menginfeksi ribuan sistem komputer di puluhan negara dalam hitungan jam.
Tercatat lebih dari 150 negara, termasuk Indonesia, terkena dampaknya. Serangannya
tak pandang bulu, mulai dari industri otomotif, telekomunikasi, perbankan, hingga
rumah sakit menjadi korban dan dipaksa membayar tebusan. Rumah Sakit Kanker
Dharmais di Jakarta merupakan salah satu yang terkena dampak serangan WannaCry.
Meski serangan di negara lain menyebabkan kelumpuhan sistem, untungnya serangan
yang dialami RS Dharmais hanya membuat sistem komputer untuk proses
pendaftaran menjadi lambat yang berdampak pada penumpukan pasien.
10
NSA yang mendapatkan celah melalui tool tersebut bukannya melaporkan ke
Microsoft ataupun perusahaan lainnya, namun malah menyimpannya untuk
kepentingan keamanan mereka sendiri. Akhirnya setelah melakukan peretasan,
Shadow Brokers menjual informasi tersebut kepada pihak yang membutuhkan
dengan tawaran yang paling tinggi melalui sistem pelelangan.
Yang dikuatirkan, jika data tersebut jatuh ke tangan yang salah, hal ini tentu
berpotensi membahayakan miliaran pengguna perangkat lunak di seluruh dunia.
Untungnya Microsoft langsung merespon dan merilis perbaikan yang diperlukan.
Hanya saja perbaikan tersebut hanya berlaku untuk sistem operasi Windows yang
masih dalam dukungan Microsoft seperti Windows 7 keatas.
11
Petya tidak mengenskripsi file pada sistem yang ditargetkan satu per satu namun akan
me-reboot sistem dan membajak komputer serta mengenkripsi tabel file master hard
drive. Selanjutnya Petya akan menggantikan master boot record (MBR) komputer
dengan kode berbahaya yang menampilkan pesan permintaan tebusan dan membuat
komputer tidak dapat melakukan booting.
12
2.6. Solusi Masalah Ancaman Sistem Informasi
Ada banyak cara mengamankan data atau informasi pada sebauh sistem. Pada
umumnya pengamanan data dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu :
penecegahan (presentif) dan pengobatan (recovery)
1. Pengendalian akses : Pengendalian akses dapat dicapai dengan tiga langkah, yaitu
a. Identifikasi pemakai (user identification) : Mula-mula pemakai
mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan menyediakan sesuatu yang diketahuinya,
seperti kata sandi atau password. Identifikasi tersebut dapat mencakup lokasi pemakai,
seperti titik masuk jaringan dan hak akses telepon
b. Pembuktian keaslian pemakai (user authentication) : Setelah melewati
identifikasi pertama, pemakai dapat membuktikan hak akses dengan menyediakan
sesuatu yang ia punya, seperti kartu id (smart card, token dan identification chip), tanda
tangan, suara atau pola ucapan
c. Otorisasi pemakai (user authorization) : Setelah melewati pemeriksaan
identifikasi dan pembuktian keaslian, maka orang tersebut dapat diberi hak
wewenang untuk mengakses dan melakukan perubahan dari suatu file atau data.
13
e. Snort yaitu mendeteksi pola pada paket data yang lewat dan mengirimkan instruksi
siaga jika pola tersebut terdeteksi. Pola disimpan dalam berkas yang disebut library
yang dapat dikonfigurasi sesuai dengan kebutuhan
3. Penggunaan enkripsi
Salah satau mekanisme untuk meningkatkan keamanan sistem yaitu dengan
menggunakan teknologi enkripsi data. Data-data yang dikirimkan diubah sedemikian
rupa sehingga tidak mudah diketahui oleh orang lain yang tidak berhak. Ada tiga
kategori enkripsi yaitu:
a. Enkripsi rahasia
Terdapat sebuah kunci yang dapat digunakan untuk meng-enkripsi dan men-
dekripsi data-data
b. Enkripsi public
Terdapat dua kunci yang digunakan, satu kunci digunakan untuk melakukan
enkripsi dan kunci yang lain digunakan untuk melakukan proses dekripsi.
c. Fungsi one-way
Suatu fungsi dimana informasi di enkripsi untuk menciptakan “signature” dari
data asli yang dapat digunakan untuk keperluan autentifikasi. Enkripsi dibentuk
berdasarkan algoritma yang dapat mengacak data kedalam bentuk yang tidak bisa
dibaca atau rahasia, sedangkan dekripsi dibentuk berdasarkan algoritma yang sama
untuk mengembalikan data yang teracak menjadi bentuk asli atau dapat dibaca.
14
triple DES dengan suatu kunci tidak akan menghasilkan pemetaan yang sama seperti
yang dihasilkan oleh DES dengan kunci tertentu. Hal itu disebabkan oleh sifat DES
yang tidak tertutup (not closed). Sedangkan dari hasil implementasi dengan
menggunakan modus Electronic Code Book (ECB) menunjukkan bahwa walaupun
memiliki kompleksitas atau notasi O yang sama (O(n)), proses enkripsi-deskripsi pada
DES lebih cepat dibandingkan dengan triple DES
c. Kerberos
Kerberos adalah suatu sistem keamanan berdasarkan enkripsi yang menyediakan
pembuktuan keaslian (mutual authentication) bersama-sama antara komponen client
dan komponen server dalam lingkungan computing terdistribusi. Kerberos juga
menyediakan hak-hak layanan yang dapat digunakan untuk mengontrol client mana
yang berwenang mengakses suatu server
d. Melakukan backup secara rutin
Dengan adanya backup data yang dilakukan secara rutin merupakan sebuah hal
yang esensial, sehingga apabila ada penyusup yang mencuri, menghapus, bahkan
melakukan modifikasi seluruh isi berkas penting dapat diatasi dengan cepat.
15
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Keamanan sistem informasi tidak dilihat hanya dari kaca mata timbulnya
serangan dari virus, mallware, spy ware dan masalah lain, akan tetapi dilihat dari
berbagai segi sesuai dengan domain keamanan sistem itu sendiri.
Ancaman keamanan sistem informasi adalah sebuah aksi yang terjadi baik dari
dalam sistem maupun dari luar sistem yang dapat mengganggu keseimbangan sistem
informasi. Ancaman terhadap keamanan informasi berasal dari individu, organisasi,
mekanisme, atau kejadian yang memiliki potensi untuk menyebabkan kerusakan pada
sumber-sumber informasi
Kelemahan dari suatu sistem yang mungkin timbul pada saat mendesain,
menetapkan prosedur, mengimplementasikan maupun kelemahan atas sistem kontrol
yang ada sehingga memicu tindakan pelanggaran oleh pelaku yang mencoba menyusup
terhadap sistem tersebut. Cacat sistem bisa terjadi pada prosedur, peralatan, maupun
perangkat lunak yang dimiliki, contoh yang mungkin terjadi seperti : Seting firewall
yang membuka telnet sehingga dapat diakses dari luar, atau Seting VPN yang tidak di
ikuti oleh penerapan kerberos atau NAT.
3.2. Saran
Keamanan sistem informasi sangat perlu untuk diketahui dipahami dan dipelajari
oleh seorang programer karena tugas harian seorang programer yang berhubungan
dengan system informasi sehingga hal demikian penting untuk diketahui sorang
sekretaris termasuk apa itu system informasi, pengamana, ancaman, dan kelemahan
serta kebijakan keamanan system informasi.
16
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/9760290/keamanan_sistem_informasi
http://lintang.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/28620/Keamanan+Sistem+Inf
ormasi.pdf
http://repository.upnyk.ac.id/143/1/47_Keamanan_Sistem_Informasi.pdf
http://csepti.blogspot.co.id/2012/01/keamanan-sistem-informasi.html
17