Anda di halaman 1dari 12

WaPFi (Wahana Pendidikan Fisika)

Vol. xx No. xx (20xx) pp. xx-xx


https://ejournal.upi.edu/index.php/WapFi
p-ISSN: 2338-1027 e-ISSN: 2685-4414

Analisis Gelombang Cahaya Laser terhadap Panjang Gelombang Cahaya dan Jarak
Dengan Menggunakan Kisi Difraksi Di Laboratorium

Rafirda Fitri Muawani1, Sinta Laela Saharoh2 Melati Khoirina Zaqia3, Silva Nurul Fajar Awalia 4

Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Jl. Cimincrang, Gedebage, Kota Bandung, 40292, Jawa
Barat, Indonesia
Email: 1rafirdafitrimuawani@gmail.com
2
sintalaelasaharoh2502@gmail.com
3
melatikhoirina@gmail.com
4
silvanurull373@gmail.com

Article Info

Abstrak
Abstrak ditulis menggunakan Bahasa baku dengan ejaan yang disempurnakan. Recieved:
Abstrak harus dibuat singkat, menarik, sederhana, dan mudah dipahami tanpa dd/mm/yyyy
membaca keseluruhan artikel. Penulisan singkatan dan rumus matematika di
dalam abstrak perlu dihindari. Abstrak memaparkan secara ringkas tentang Revised:
masalah, tujuan, metode, hasil dan kesimpulan. Abstrak disusun 150 – 250 kata. dd/mm/yyyy
Dalam abstrak juga selalu disertakan kata kunci (keywords). Keywords
digunakan untuk mengindeks sebuah artikel dan merupakan label dari sebuah Accepted:
artikel. (ditulis dengan Calibri 10 pt, spasi 1.0) dd/mm/yyyy
Kata kunci: Kata kunci 1, Kata kunci 2, Kata kunci 2

Abstract
Abstract written using standard language. Abstracts should be short, interesting,
simple, and easy to understand without reading the entire article. Writing
abbreviations and mathematical formulas in the abstract should be avoided. The
abstract briefly describes the problem, objectives, methods, results and
conclusions. Abstract composed of 150 – 250 words. In the abstract also always
included keywords (keywords). Keywords are used to index an article and are
the labels of an article.(ditulis dengan Calibri 10 pt, spasi 1.0, italic)
Keyword: Keyword 1, Keyword 2, Keyword 3

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License

Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali peristiwa-peristiwa yang berhubungan dengan ilmu
Fisika. Seperti yang seringkali kita lihat, yakni DVD akan terlihat berwarna-warni bila terkena
cahaya, ternyata tanpa kita sadari warna-warni tersebut dipengaruhi oleh adanya ilmu Fisika, yakni
Interferensi konstruktif dan Interferensi Distruktif. (Pain, H. J. 2015).1

1
Author 1, Author 2, Author 3

Gambar 1, DVD yang terkena cahaya

peristiwa tersebut menjadi salah satu bukti dari adanya gelombang. Terbentuknya Warna-warni
tersebut. karena adanya lapisan tipis yang dimasuki gelombang cahaya dari gelembung sabun
tersebut. Karena cahaya putih, cahaya matahari memiliki banyak panjang gelombang karena adanya
cahaya putih, maka lapisan yang dimasuki sinar tersebut dan sinar yang dipantulkan akan
mengalami pemantulan dan pembiasan yang tidak sama. Hal ini dikarenakan setiap panjang
gelombang memiliki indeks bias masing-masing (Zemansky, Sears 2014)2

Kita sering melihat cahaya dengan warna yang berbeda-beda. Ada beberapa hal yang membedakan
cahaya-cahaya tersebut terkecuali cahaya-cahaya yang tampak padanya, yaitu panjang
gelombangnya. Setiap cahaya memiliki panjang gelombang yang berbeda. Seperti kita ketahui,
cahaya merupakan gelombang elektromagnetik. Sifat yang dimilikinya adalah ia dapat ibiaskan,
dapat dipantulkan, refleksi dan difraksi (Shavira, 2018).3

Peristiwa optis terkait dengan cahaya. Cahaya merupakan gelombang transversal dan gelombang
elektromagnet. Berawal dari hasil kerja Planck, Einstein, dan de Broglie, diketahui cahaya adalah
entitas yang unik karena bisa berlaku sebagai partikel dan berlaku sebagai gelombang. Cahaya akan
menunjukkan fenomena fisika yang berbeda sesuai dengan masing-masing karakter dualisme sifat
cahaya (Nuraeni, 2019).4

Cahaya merupakan paket energi yang mampu merambat tanpa membutuhkan media perantara.
Cahaya terdiri dari sekumpulan warna yang merambat secara kontinu. Cahaya memiliki beberapa
sifat dasarnya antara lain merambat lurus, mampu menembus benda bening, mampu dipantulkan
dan dibiaskan, serta cahaya mampu dibelokan oleh celah sempit dan diuraikan berdasarkan warna
nya. Sifat dasar cahaya salah satunya adalah dapat dibiaskan apabila cahaya melalui dua medium
yang berbeda. Perbedaan medium lebih mengarah kepada kerapatan dari medium tersebut. Apabila
cahaya merambat dari medium yang kurang rapat ke medium yang lebih rapat, maka pembiasan
cahaya akan mendekati garis normalnya (Dewi, 2021).5

Cahaya dapat mengalami difraksi dengan syarat cahaya tersebut melewati celah yang sempit artinya
ukuran panjang gelombang yang melewati celah lebih besar dibandingkan dengan lebar celah. Jika
suatu cahaya dengan panjang x melewati suatu celah sempit dengan lebar d, dimana d < λ, maka
cahaya tersebut mengalami difraksi atau cahaya melentur sehingga dapat terdeteksi adanya

2
3
4
5

2
Author 1, Author 2, Author 3...

penyimpangan sinar sebesar θ dari arah semula dan pada layar akan terlihat pola interferensi terang
(maksimum). (Serway, R.A. dan John W.J, Jr. 2014)6

Teori

Banyak materi pembelajaran yang terkait dengan Fisika modern, Light Amplification by Emission
of Radiation (LASER) merupakan salah satu materi yang akan diajarkan. gelombang
elektromagnetik yang memiliki sifat yang akan mengalami pemantulan, pembiasan, interferensi,
deviasi, dispersi, difraksi dan Merupakan definisi dari LASER.kini gelombang yang 3 menjalar
melalui celah sempit atau tepi penyebaran suatu peristiwa itu merupakan Difraksi LASER. Dalam
peristiwa difraksi akan mengenal mengenai suatu kisi difraksi, yang merupakan alat untuk
mengukur panjang gelombang dengan jarak yang sama pada permukaan terdiri atas banyak celah
sempit. Pada pelaksanaan praktikum difraksi LASER yang akan diukur adalah panjang
gelombangnya. LASER yang digunakan dalam praktikum difraksi adalah LASER mainan biasa
yang memancarkan cahaya merah dengan panjang gelombang 630-690 nm. Berdasarkan panjang
gelombangnya, LASER dapat digolongkan sebagai cahaya tampak.gelombang elektromagnetik
yang panjang gelombangnya berada pada batas–batas penglihatan manusia dengan kisaran panjang
gelombang antara 380 nm hingga 780 merupakan Cahaya tampak. Cahaya tampak yang diukur
yaitu panjang gelombang dan cahaya tampak merah dengan panjang gelombang 630-700 nm yang
akan dipraktikumkan pada difraksi laser . (Firmansyah (2019) dalam Daryanto (2011:1))7
Peristiwa pelenturan gelombang cahaya ketika melewati suatu celah sempit (lebar celah lebih kecil
dari panjag gelombang) ini merupakan Difraksi gelombang cahaya laser. Sehingga pada tepi celah
gelombang cahaya tampak akan melebar. Pada praktikum difraksi cahaya akan menghasilkan garis-
garis terang dan garis-garis gelap seperti pada peristiwa interferensi. Gelombang akan didifraksikan
pada bidang layar yang lebih luas oleh tiap – tiap celah daripada bayangan geometri celah. Cahaya
dari tiap-tiap celah bertumpang tindih pada layar itu adalah penyebabya, sehingga terjadi
interferensi. Jika pada sebuah kisi ada berkas cahaya monokromatis dijatuhkan, maka sebagian
cahaya akan dibelokkan dan sebagiannya lagi akan diteruskan. suatu sumber cahaya monokromatis
yang dilihat dengan perantara sebuah kisi, suatu pola difraksi akan menampakkan berupa pita-pita
terang (Pertiwi, 2015).8

Gambar 2, Kisi Difraksi dengan satu celah

Sejumlah celah paralel yang besar dan berjarak sama disebut kisi difraksi. Kisi dapat dibuat
dengan mesin presisi berupa garis-garis paralel yang sangat halus dan teliti di atas pelat kaca. Jarak
yang tidak tergores di antara garis-garis tersebut berfungsi sebagai celah.kisi difraksi yang berisi
celah-celah disebut kisi transmisi (Giancoli, 2001 : 302-303). 9 Berdasarkan jarak pengamatan dan
6
7
8
9

3
Author 1, Author 2, Author 3

jumlah celah, difraksi terbagi menjadi difraksi celah tunggal, celah ganda, Fraunhoffer, dan Fresnel.
Difraksi ditentukan oleh panjang gelombang dan lebar celah. Gelombang dengan panjang
gelombang besar akan lebih mudah terdifraksi daripada gelombang yang pendek. Apabila celah
lebar dilewati oleh gelombang, efek difraksi tidak tampak. Akan tetapi apabila celah sempit dilalui
oleh gelombang seperti contoh pada gelombang cahaya ini, maka efek dari difraksi karena celah
sempit yang terjadi akan tampak jelas (D. Halliday, R. Resnick)10

Piranti untuk menghasilkan spektrum dengan menggunakan difraksi dan interferensi itu merupakan
definisi kisi difraksi Biasanya, kisi terdiri dari lembaran gelas atau logam spekulum dengan garis-
garis sejajar yang berjumlah sangat banyak dan memiliki jarak yang sama pada lembaran tersebut.
Cahaya terdifraksi, setelah diteruskan melalui kaca atau dipantulkan oleh spekulum, menghasilkan
cahaya maksimum (garis spektrum)(Ariani, Saparini, 2015).11

Gambar 3, Kisi Difraksi dengan celah tunggal

Difraksi terbagi menjadi tiga, yaitu difraksi celah tunggal, difraksi celah ganda dan difraksi kisi.
Pada difraksi celah tunggal akan dihasilkan pola interferensi pada layar garis gelap.
D sin ⁡θ=m λ
1
Sedangkan pada garis terang akan dihasilkan D sin ⁡θ=(m+ ) λ
2
Pada difraksi kisi (difraksi celah banyak) apabila cahaya yang sejajar dijatuhkan pada kisi. Kisi
akan mendifraksikan cahaya tersebut dan pada layar akan terbentuk pola gelap-terang. Pola gelap-
terang pada difraksi kisi adalah pada keadaan d sin ⁡θ=m λ
Dan pada garis-garis gelap adalah saat keadaan
1
d sin ⁡θ=(m+ ) λ
2
Dimana, 𝑚 =orde difraksi, 𝑑=jarak antara dua celah, 𝜃=sudut yang terbentuk antar sinar dan
𝜆=panjang gelombang. Untuk mengetahui jarak antara dua celah (𝑑) dapat dicari melalui
persamaan:

d=1 N
Dimana N adalah konstanta kisi (Santosa, 2012).12

Umumnya kisi difraksi yang digunakan dalam eksperimen siswa adalah kisi difraksi standar.
Penggunaan kisi difraksi standar dalam eksperimen tersebut, biasanya hanya terbatas dalam
menentukan panjang gelombang cahaya tampak. Fenoma-fenomena fisika banyak terjadi dari hal-
hal sederhana, contohnya kita bisa mengamati pola difraksi dengan menggunakan kisi difraksi alam
(Wahyuni, 2017).13

10
11
12
13

4
Author 1, Author 2, Author 3...

Keuntungan kisi difraksi terletak pada keunggulan dan resolusinya, yang memungkinkan kita
memperoleh pemisahan sempurna atas panjang-panjang gelombang yang berdekatan. Akan tetapi,
perlu diperhatikan bahwa jarak antar kisi haruslah dalam orde beberapa kali panjang gelombang.
Untuk cahaya tampak, hal ini angat sulit diwujudkan, tetapi untuk panjang gelombang yang sangat
pendek, tidaklah mungkin membuat kisi dengan nilai d sekecil itu (Dikdik, 2020).14

Gambar 4, Kisi difraksi dengan banyak celah

Gambar diatas menunjukan celah yang banyak dengan jarak sama dan sefase satu sama lain, pola
intensitas pada layar yang jauh akan serupa dengan pola yang diberikan oleh dua sumber, tetapi ada
beberapa perbedaan penting. Kedudukan maksima intensitas di layar adalah sama tanpa
memandang berapa banyak sumber yang ada, tetapi maksima ini memiliki intensitas yang lebih
terang dan lebih tajam jika terdapat banyak sumber (Tipler, P. A., 2021) 15

Celah-celah yang ada pada gambar sangat kecil apabila dibandingkan dengan jarak pemisahnya.
Maka dari itu, setiap celah menghasilkan lingkaran gelombang yang terdifraksi dimana gelombang-
gelombang tersebut tumpang tindih. Ketika gelombang-gelombang tersebut bertindihan, mereka
saling berinterferensi satu sama lain, menghasilkan daerah-daerah yang tampak sebagai intensitas
maksimum. Diantara daerah maxima adalah daerah yang memiliki intensitas minimum. Hasil dari
pola yang ada pada layar menunjukkan bahwa konstruksi interferensi akan terjadi dan interferensi
destruktif akan terjadi. Interferensi konstruktif akan terjadi di daerah maxima, dan interferensi
destruktif akan terjadi di daerah minima. Ketika cahaya dari celah 1, celah 2 dan seterusnya akan
mendatangi titik yang sama pada layar, pola terang akan muncul. Ketika cahaya dari kedua celah
berkombinasi destruktif pada lokasi manapun pada layar, pola gelap akan muncul. (Alfa, R.
Minarni, dan Salomo. 2013)16

Peristiwa terjadinya difraksi dapat dijelaskan menggunakan prinsip Huygens. Huygens menyatakan
bahwa setiap titik dalam perambatan gelombang dapat menjadi suatu sumber baru, sehingga
superposisi dari gelombang. Gelombang baru tersebut dapat digunakan untuk menggambarkan
muka-muka gelomban dari amplitudom yang dirambatkan gelombang tersebut. Selain terjadi
difraksi, pada cahaya juga terjadi interferensi. Dua cahaya dapat dikatakan berinterferensi apabila
melewati sebuah titik dan harus koheren. Dengan artian kedua cahaya tersebut memiliki frekuensi
yang sama dan beda fase keduanya konstan. (Rahayuningtyas, 2020)17

Percobaan Thomas Young (1773-1829) yang dikutip oleh Trianto,2020 adalah percobaan
interferensi cahaya yang terkenal. agar cahaya tersebut mengalami peristiwa interferensi memenuhi
persyaratan koheren yang menggunakan satu cahaya (sumber). Satu celah terdapat di depan sumber
cahaya, agar sumber cahaya yang digunakan berupa titik. prinsip Huygens yang telah dibahas dua
14
15
16
17

5
Author 1, Author 2, Author 3

celah yang berada di depan celah cahaya yang akan disebarkan kesegala arah sesuai dengan jarak
yang cukup jauh dari peralatan diletakkan layar untuk menangkap hasil interferensi. Dibagian
tengah layar akan dihasilkan interferensi terang yang disebut terang pusat.bagian kiri dan kanan
terang pusat terdapat berturut-turut pola gelap terang yang kemudian di beri nomor gelap ke-1,
gelap ke-2, gelap ke-3 dan seterusnya. Begitun pula dengan pola terangnya.

Hubungan ini untuk sinar yang datang secara tegak lurus terhadap kisi difraksi atau sinar dengan
sudut datang sama dengan nol masih berlaku. Hal ini menunjukkan bahwa dalam gambar yang
menyertai perumusannya, akan tetapi penjelasannya tidak dinyatakan secara tegas. Karena
pengukuran-pengukuran yang berdasar pada hubungan tersebut, harus memenuhi persyaratan sudut
datang sama dengan nol. (Tipler. 2012).18

Dibawah ini terdapat syarat terjadinya pola difraksi pada kisi adalah sama dengan syarat terjadinya
pola interferensi pada celah ganda, yaitu :
Pola difraksi maksimum : sefase
D sin ⁡θ=m λ
m=0 ,± 1 ,± 2
Pola difraksi minimum : berlawanan fase
1
D sin ⁡θ=(n− )λ
2
n=±1 , ± 2 ,± 3
Dan panjang gelombang suatu cahaya melalui praktikum kisi difraksi yaitu dengan persamaan
difraksi kisi berikut :

D sin θ=n λ atau D pl=n λ


Keterangan :
k = konstanta kisi = 1/d (goresan/m)
p = jarak pola interfensi pada layar (m)
l = jarak layar ke kisi (m)
n = orde difraksi
λ = panjang gelombang (m)
(Kholifudin M.Y, 2017).19

Ada difraksi celah tunggal, cahaya sumber dilewatkan pada suatu celah. Pola difraksi terdapat
cahaya bergantung pada perbandingan ukuran panjang gelombang dengan lebar celah yang dilewati.
Hubungan antara lebar celah tunggal dengan panjang gelombang cahaya dapat dituliskan sebagai
berikut:
L sin θ=m λ atau sinθ=m λ/ L

Mengasumsikan m = 1 maka diperoleh sin = λ/l dengan merupakan besar sudut pembelokan
gelombang cahaya., m adalah orde difraksi yang berupa bilangan bulat positif atau negatif, λ adalah
panjang gelombang cahaya (dalam meter), dan L adalah lebar celah (m) (Elmiati, 2021). 20

Panjang gelombang cahaya laser dapat menentukan dua cara yaitu metode difraksi mengunakan
kisi difraksi dan interferensi. alat ukur yang digunakan pada monokromator dan spektrometer
disebut metode difraksi sedangkan metode interferensi digunakan pada interferometer dan
wavemeter. Secara sederhana, panjang gelombang cahaya baik itu laser maupun lampu dapat diukur
mengunakan metode difraksi dengan sebuah kisi difraksi. Metode ini dapat digunakan sebagai

18
19
20

6
Author 1, Author 2, Author 3...

modul praktikum optik dalam pengenalan konsep difraksi. (Aji, Mahardika Prasetya21). Kisi difraksi
ada dua jenis yaitu kisi difraksi refleksi dan transmisi. Kedua jenis ini dibedakan berdasarkan hasil
pola difraksi yang dihasilkan. Pada kisi difraksi refleksi,pemantulan cahaya datang pada
guratan/kisi menghasilkan pola difraksi dihasilkan, sedangkan pada kisi transmisi karena cahaya
yang diteruskan. Kisi difraksi transmisi dapat berupa sebuah kaca yang diberi guratan, sedangkan
kisi difraksi refleksi berupa guratan pada plat logam atau pada CD(Minarni, 2013).22

Gambar 5, Peristiwa kisi difraksi celah sempit tunggal

Jarak yang ditempuh oleh gelombang per selang waktu tertentu dikali dengan periode gelombang
merupakan panjang gelombang. Besarnya panjang gelombang dari setiap spektrum warna cahaya
tampak tergantung pada frekuensi. Nilai frekuensi yang semakin kecil mengakibatkan semakin
besar nilai panjang gelombang dan energi yang dibutuhkan untuk memancarkan gelombang
cahanya. Panjang gelombang cahaya tampak dapat mengukur pada peristiwa difraksi yang
dipengaruhi frekuensi dan faktor lainnya dan tidak dapat dipelajari tanpa praktikum. (Vandergriff,
L.J. et al. 2018).23

Peristiwa difraksi cahaya melalui celah sempit ini dapat diamati fenomenanya dalam kehidupan
sehari-hari. Sinar matahari yang melalui celah sempit pada jendela rumah akan membentuk suatu
pola tertentu. Apabila jarak jendela dengan pancaran sinar matahari dekat, maka pola yang
dihasilkan akan berbeda apabila dibandingkan dengan pola yang terbentuk jika jendela berjarak
jauh dari sinar matahari. Dari fenomena ini, akan dapat kita ketahui bahwa pada jarak yang sangat
jauh, garis-garis dari cahaya yang terbentuk akan hampir sejajar (Fauzan, 2016)24.
Difraksi dapat ditentukan oleh panjang gelombang dan lebar celah atau besarnya penghalang.
Gelombang yang frekuensinya kecil dan panjang gelombangnya besar lebih mudah terdifraksi
daripada gelombang dengan panjang gelombang pendek. Jika gelombang mengenai penghalang
besar, efek difraksi akan lebih tampak(Sari, 2018).25

Pola difraksi yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan jarak antar atom pada kristal yang
digunakan sebagai kisi difraksi. Untuk itu diperlukan pengukuran diameter pola difraksi yang
terbentuk. Pada praktikum yang biasa, pengukuran jari-jari tersebut dilakukan secara langsung
dengan menggunakan mistar. Pengukuran semacam ini, mempunyai kelemahan. Pertama,
pengukuran dilakukan di ruang gelap agar dapat menampilkan pola difraksi dengan jelas. Karena
keadaan ruang tersebut maka pengukurannya menjadi relatif sulit. Kedua, pola difraksi yang
terbentuk tidak tajam, sehingga ada kendala penentuan titik acuan pengukuran(Atmajati, 2013). 26

21
22
23
24
25
26

7
Author 1, Author 2, Author 3

Metode
- Alat
Alat yang digunakan pada percobaan kisi difraksi ini antara lain dua buah kisi dengan konstanta
berbeda, laser, layar, rel presisi, mistar, dan statif. Kegunaan dari alat-alat ini antara lain kisi yaitu
untuk mendifraksikan cahaya yang masuk agar membentuk pola gelap-terang pada layar, laser yang
digunakan adalah laser yang memiliki cahaya merah sebagai sumber cahaya monokromatik, kisi
sebagai alat yang memiliki banyak celah paralel yanglebar celahnya lebih kecil dari pada cahaya
yang datang dan jarak antar celah simetris yangberguna untuk melenturkan cahaya, layar yang
berguna untuk menampilkan berkas pola cahaya gelap-terang. (Cutnell dan Johnson, 2015)27

Pada layer terdapat statif yang fungsinya untuk tempat diletakkannya kisi, rel presisi sebagai rel
atau jalan agar lebih mudah memajukan dan memundurkan laser, satatif dan layar agar sejajar,
selembar kertas dan satu unit pena untuk mempermudah dalam menghitung jarak masing-masing
orde cahaya ke terang pusat serta satu buah penggaris atau mistar untuk mengukur jarak antara
terang pusat ke orde yang lain dan sebagai sumber cahaya yang akan didifraksikan, layar untuk
menangkap pola gelap terang yang dihasilkan oleh difraksi sinar laser, rel presisi untuk mengatur
jarak antara layar, kisi, dan laser; mistar yaitu untuk mengukur jarak antara terang pusat dengan
terang ke – n pada layar, dan statif digunakan sebagai tempat meletakkan layar, kisi, dan laser pada
rel presisi . (Kholifudin, M.Y. 2015)28

- Metode
Metodologi Percobaan Pada percobaan ini, digunakan skema kerja sebagai berikut

Gambar 6, Skema Kerja Kisi Difraksi

Laser dipasang pada rel presisi. Kisi dipasangkan pada statif dan ditempatkan pada rel presisi
dengan ketinggian yang sama dengan laser. Jarak antara kisi dengan laser diatur sejauh 10 cm. Jarak
kisi ke layar diatur dengan variasi yang ditentukan oleh asisten. Laser dinyalakan dan diamati pola
gelap-terang yang dihasilkannya. Kedudukan masing-masing pola terang yang tampak pada layar
dicatat dan diukur menggunakan mistar. Dengan langkah yang sama, kisi pertama diganti dengan
kisi kedua Agar lebih singkat, maka dibuatlah flow-chart sebagai berikut.
(Mahmudah, Siti, 2014)29

27
28
29

8
Author 1, Author 2, Author 3...

Gambar 6, Flowchart kisi difraksi

Hasil dan Pembahasan

Dari percobaan kisi difraksi yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil data berupa jarak antara
terang pusat dengan terang ke – n berdasarkan variasi jarak kisi ke layar seperti pada tabel berikut:

Kisi yang digunakan Jarak kisi ke layer (L) Jarak titik terang ke Lebar celah
pusat (P)
100 mm 0,10 m 0,01 m 0,02 m
100 mm 0,15 m 0,3 m 0,5 m
100 mm 0,20 m 0,6 m 0,13 m
Selanjutnya, akan kita cari nilai panjang gelombang pada kisi difraksi menggunakan rumus:
pd
n λ= 2 2
√ p +L
Keterangan
d= lebar celah
L= jarak kisi ke layar
N = kisi yang digunakan
p = jarak titik terang ke pusat
λ = panjang gelombang

Telah dilakukan percobaan Kisi Difraksi menggunkan gelombang cahaya laser dengan tujuan untuk
mengetahu hubungan antara panjang gelombang cahaya yang dihasilkan oleh laser terhadap jarak
titik terang ke pusat. Dihasilkan bahwa

9
Author 1, Author 2, Author 3

Mempresentasikan hasil penelitian


Bagian ini berisi jawaban atas pertanyaan "Apa yang telah anda temukan". Untuk itu, hanya hasil
representatif dari penelitian yang disajikan. Yang dimaksudkan “hasil representatif” adalah hasil yang
mewakili temuan penelitian, yang mengarahkan pada pembahasan. Umumnya, hasil penelitian disajikan
dalam gambar atau tabel, namun juga bisa dalam bentuk deskripsi untuk kasus kasus tertentu.
Meskipun, gambar dan tabel yang baik adalah yang menarik dan mudah dimengerti pembaca, namun
hal yang paling penting adalah bahwa hasil/data yang disajikan dalam gambar atau tabel adalah yang jujur.
Jika sebuah gambar hanya bisa dimengerti dengan dukungan data hasil penelitian yang mungkin
memerlukan separuh atau satu halaman kertas penuh, maka data tersebut sebaiknya disertakan sebagai
lampiran. Jangan menyembunyikan data penting yang menimbulkan pertanyaan pembaca atau mengarah
kepada ketidakpercayaan pembaca. Jika ini terjadi, tujuan mulia publikasi sebagai “amal akademik” peneliti
tidak akan tercapai.
Bagian hasil ditulis mengikuti chronological order seperti yang disajikan di bagian metode. Hal
penting dalam menyajikan hasil adalah bahwa penulis tidak boleh menyertakan referensi di bagian ini.
Bagian ini adalah “temuan” penulis itu sendiri. Namun demikian, jika hasil penelitian disajikan dalam
gambar atau tabel yang langsung mengkomparasikan dengan temuan orang lain, bagian gambar atau tabel
tersebut harus mencantumkan temuan orang lain tersebut, tanpa perlu membahasnya dalam bagian ini.
Tabel disajikan di bagian atas maupun di bagian bawah, tabel harus diacu pada teks. Sebagai contoh
tabel dapat disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Data Hasil Penilaian


Rerata kelas eksperimen Rerata kelas kontrol
No Indikator
Pretest Posttest Pretest Posttest
1 Indikator 1 Pretest Posttest Pretest Posttest
2 Indikator 1 Pretest Posttest Pretest Posttest
3 Indikator 1 Pretest Posttest Pretest Posttest
4 Indikator 1 Pretest Posttest Pretest Posttest

Contoh penyajian gambar maupun grafik hasil penelitian dapat ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Rerata hasil belajar peserta didik

Penomoran persamaan dilakukan secara berurutan, dengan nomor persamaan ditulis di dalam tanda
kurung dan rata kanan, contohnya (1). Persamaan diacu dalam teks, contoh penulisannya seperti
Persamaan (1) berikut:

(1)

Membuat pembahasan
Pada bagian ini, penulis harus menanggapi “apa artinya hasil yang telah diperoleh dan diklaim
sebagai temuan penelitian”. Bagian ini adalah bagian yang seolah olah mudah ditulis, namun merupakan

10
Author 1, Author 2, Author 3...

bagian tersulit untuk mendapatkan yang benar dan ini adalah bagian terpenting dari sebuah artikel.
Sebagian besar manuskrip mendapatkan perhatian yang serius dari editor dan reviewer karena
pembahasannya lemah, dan bahkan banyak yang dikembalikan untuk re-submit atau ditolak (rejected).
Pada bagian pembahasan ini, penulis perlu membuat “diskusi” sesuai dengan hasil penelitian yang
disajikan, namun jangan mengulangi hasilnya. Penulis perlu membandingkan hasil penelitian dengan hasil-
hasil penelitian sebelumnya (yang beberapa diantaranya terdapat pada bagian pendahuluan). Mungkin saja
sebuah hasil penelitian menguatkan hasil penelitian orang lain, memperbaiki, atau bahkan bertolak
belakang. Apapun hasilnya, penulis harus membuat “dialog” dengan hasil penelitian orang lain, berdasar
pada grand theory yang ada. Jika temuannya ternyata berbeda dengan temuan orang lain, ini mungkin
adalah yang luar biasa, dan pada gilirannya, penulis harus menghadapinya dan meyakinkan pembaca
bahwa temuan ini benar atau lebih baik dari yang ada. Meskipun kebenaran tersebut juga kadang tidak
bertahan dalam periode waktu yang lama, karena akan disempurnakan dengan kebenaran-kebenaran baru
yang dilaporkan oleh peneliti-peneliti lain.

Kesimpulan
Telah dilakukan penelitian pengukuran panjang gelombang cahaya dengan menggunakan
eksperimenmenggunakan sumber gelombang cahaya Laser mainan untuk meganalisis hubungan
panjang gelombang terhadap jarak titik terang ke pusat

Daftar Pustaka
Penyusunan Daftar Pustaka mengikuti teknik yang standar harus dilakukan secara baku dan
konsisten menggunakan IEEE Style. Untuk menjaga konsistensi cara pengacuan, pengutipan dan daftar
pustaka sebaiknya menggunakan aplikasi Reference Manager, seperti Zotero, Mendeley, atau aplikasi yang
lain. Rujukan berjumlah minimal 15 buah dengan 60% berupa jurnal ilmiah jurnal internasional ataupun
jurnal nasional) dan diterbitkan paling lama 10 (sepuluh) tahun terakhir. Ditulis dalam spasi tunggal,
penomoran menggunakan bra-ket [nomor]. Sebagian contoh cara penulisan referensi/ Daftar Pustaka,
sebagai berikut

1] Zemansky, Sears. 2004. Fisika untuk Universitas Edisi 10 Jilid 2. Jakarta: Erlangga
[2] Pain, H. J. 2005. the Physics of Vibrations and Waves”. England: John Wiley and Sons Inc.
[3] Giancoli, Douglas C. 2005. Physics Principles with Applications 6th Edition”. New Jersey:
Pearson Education, Inc.
[4] Rahayuningtyas, Endang Susilo. 2010. Optika. Surabaya: Jurusan Fisika ITS.
[5] Giancoli, Douglas. 2010.“Fiaika Edisi Kelima”. Jakarta: Erlangga

6 Kholifudin, M.Y. 2015. “Sinar Laser Mainan sebagai Alternatif Sumber Cahaya Monokromatik
Praktikum Kisi Difraksi Cahaya.” Prosiding Pertemuan Ilmiah HFI Jateng & DIY, Yogyakarta 25
April 2015. 18
[2] Alfa, R. Minarni, dan Salomo. 2013. “Analisa Pola Difraksi Fraunhofer pada Celah Tunggal dan
Pembuktian Prinsip Ketidakpastian Heisenberg.” Kampus Binawidya. Pekanbaru
[3] Serway, R.A. dan John W.J, Jr. 2014. “Physics for Scientists and Engineers with Modern
Physics”. Brooks/Cole Cengage Learning. California.
[4] Vandergriff, L.J. et al. 2018. “Fundamentals of Photonics”. S.P.I.E. Washington
Aji, Mahardika Prasetya, et all. 2017. “A simple diffraction experiment using banan stem as natural
grating”. IOP Science
Tipler. 2001. Fisika Dasar untuk Sains dan Teknik. (terjemahan). Erlangga, 2001.
D. Halliday, R. Resnick, Fundamental of Physics John Wiley and Sons, 1974.
D.C. Giancoli, Physics for Scientists and Engineers 2’nd ed, Prentice Hall Limited, 1989. G.F.
Fowles, Introduction to Modern Optics, Dover Publication, Inc, 1989.

11
Author 1, Author 2, Author 3

Mahmudah, Siti, 2014, “Simulasi Pola-Pola Difraksi Franhoufer Menggunakan Matlab 6.5”, Skripsi
S-1, FMIPA, Universitas Diponegoro, Semarang.
Cutnell dan Johnson, 2015, “Physics: Third Edition”, Amerika Serikat, John Wiley & Sons Inc.
(Tipler, P. A., 2021) “Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 2: Edisi 3, Penerjemah: Dr. B.
Soegijono”, Jakarta, Penerbit Erlangga

12

Anda mungkin juga menyukai