Anda di halaman 1dari 1

Geologi dan Estimasi Sumberdaya Nikel Laterit ………… (Muhammad Amril Asy’ari, dkk)

kah sebuah kegiatan penam-bangan layak atau lalui Gunung Watumohai dan Bombaea sampai
tidak. ke Torobulu. Kedua kelompok tersebut kemu-
Metode yang sering digunakan dalam per- dian bergabung lagi di ujung tenggara Sulawesi
hitungan cadangan adalah metode konvensio- Tenggara (sekitar Teluk Wawonii).
nal, namun untuk estimasi cadangan bijih meto- Jalur batuan ultramafik tersusun oleh harz-
de ini dianggap kurang teliti sehingga banyak burgit, dunit, serpentin dan piroksenit. Pada be-
yang beralih ke metode geostatistik yang me- berapa bagian dalam komplek tersebut, batuan-
miliki tingkat presisi yang lebih tinggi. batuan ultramafik menunjukan adanya korok-
Kriging adalah estimator geostatistik yang korok dan intrusi kecil yang bersusunan gabro
dirancang untuk melakukan penaksiran kadar dan diorite. Menurut Hasanuddin (1992), batuan
blok sebagai kombinasi linear dari contoh-con- peridotit yang tersingkap di daerah Pomalaa
toh yang ada di dalam / sekitar blok. Faktor bo- umumnya telah mengalami proses serpentinisa-
bot dipilih sedemikian rupa sehingga diperoleh si dan mineralisasi yang kemudian mengalami
varians estimasi yang minimum. Proses kriging pelapukan yang cukup kuat dengan warna la-
ini memberikan harga-harga pengestimasi ka- pukannya kuning, kecoklatan berbintik hitam
dar-kadar blok berdasarkan kadar-kadar conto atau abu-abu putih dengan warna kehijauan pa-
yang sudah dikoreksi. Penelitian ini dilakukan da bagian luarnya.
untuk menambah wacana keilmuan tentang
kontrol geologi terhadap pembentukan endapan
nikel laterit, dan ikut andil memberikan alternatif
dalam perhitungan cadangan secara gesostatis-
tik dengan metode ordinary kriging.

2. DASAR TEORI
Lokasi
Menurut Atmadja (dalam Suratman, 2000) Penelitian
batuan ultramafik yang menyusun daerah Po-
malaa merupakan bagian dari komplek ultra-
mafik yang terdapat di Busur Timur Sulawesi.
Pulau Sulawesi dicirikan dengan 2 busur yang
berbeda, sebelah barat dicirikan oleh batuan
granit dan granodiorit, sedangkan busur timur
15 dicirikan dengan batuan mafik dan ultramafik
(Gambar 2.1). Komplek batuan ultramafik yang
luas terdapat pada lengan timur dan lengan te-
nggara. Tektonik setting batuan ultramafik di
Busur Timur Sulawesi sama dengan tipe Alpin.
Gambar 1 : Peta lokasi penelitian, terletak di
Menurut Soeria-Atmadja et al. (1972) jalur batu-
an ultramafik di Busur Timur Sulawesi memper- Kab. Kolaka, Sulawesi Tenggara.
lihatkan kenampakan yang sama dengan peri-
dotit Tipe Alpin, dengan ciri-ciri bentuk dan Laterit merupakan produk dari hasil pela-
distribusi yang tidak teratur, mineral olivin lebih pukan yang terjadi dalam kondisi lembab, ha-
dominan dibandingkan dengan piroksen dalam ngat dan terjadi di daerah tropis yang dicirikan
tubuh ultramafik. Batas intrusi ultramafik umum- oleh melimpahnya unsur besi dan aluminium
nya mengalami serpentinisasi dan pensesaran (Robb, 2005). Pelapukan merupakan proses
pada batuan yang menutupinya dan adanya rusaknya material-material batuan yang dekat
pembentukan kromit dengan tekstur nodul dan permukaan bumi dan membentuk produk yang
orbicular dalam dunit yang merupakan bagian baru (Ollier, 1969). Lingkungan dekat permuka-
dari ultramafik. Komplek ultramafik yang terda- an dicirikan oleh suhu dan tekanan yang ren-
pat di Sulawesi Timur dan Tenggara merupakan dah, konsentrasi air, oksigen bebas dan karbon
suatu jalur yang terputus – putus dan dapat di- dioksida yang tinggi. Pada lingkungan tersebut
ikuti dari bagian paling timur Sulawesi Timur pelapukan kimia akan lebih intensif daripada
kearah Barat kemudian membelok mengikuti a- pelapukan fisika.
rah struktur Sulawesi Tenggara. Jalur batuan ul- Prijono (1977) menyatakan bahwa pencuci-
tramafik di Sulawesi Tenggara dapat dibagi an pada batuan yang tidak resisten mengakibat-
menjadi dua kelompok. Kelompok pertama di- kan terjadinya pengkayaan in-situ pada Fe, Al,
dapatkan mulai dari Sua-sua sampai Pomalaa Cr, Ni dan Co pada peridotit. Proses pencucian
lalu menyebar kearah timur melalui Androweng- silika dan mineral yang mudah larut dari profil
ga, Mekelulu dan Benua sampai Kendari. Ke- soil pada lingkungan yang bersifat asam, ha-
lompok kedua menyebar ke arah tenggara me- ngat dan lembab disebut sebagai laterisasi.

Anda mungkin juga menyukai