Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PENGAUDITAN I

ETIKA PROFESI AUDITOR

KELOMPOK 3
Disusun oleh :

Anggi Nabila Harni 2210536044

Frisya Luthfi Utari 2210536015

Rizka Maghfira 2210536049

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ANDALAS
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profesi auditor merupakan suatu pekerjaan yang dilandaskan pada pengetahuan yang

kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh individu dengan kemampuan dan latar belakang

pendidikan tertentu. Salah satu tugas auditor dalam menjalankan profesinya yaitu untuk

menyediakan sebuah informasi yang sangat berguna bagi publik untuk suatu pengambilan

keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen dan bebas dari

semua kepentingan menegakan kebenaran, kemampuan teknis dan profesionalisme harus

selalu dijaga dalam menempatkan aspek moralitas ditempat yang tertinggi. Sebagai

perusahaan yang bergerak dibidang jasa, aset utama yang harus dimiliki oleh Kantor Akuntan

Publik (KAP) adalah tenaga kerja yang profesional agar dapat bertanggung jawab penuh

untuk meningkatkan kemampuan atau kinerja dalam menjalankan profesinya sebagai auditor.

Auditor sebagai satu dari entitas bisnis juga harus memperhatikan etika dalam melakukan

setiap pekerjaannya. Karena, secara tidak langsung, etika telah melindungi hak-hal auditor

dan kliennya. Integritas seorang auditor akan terjaga apabila auditor tersebut menjunjung

etika yang berlaku. Dan etika-etika yang harus diperhatikan seorang auditor termaktub dalam

Kode Etik yang telah ditetapkan oleh Bapepam-LK.

Di dalam kode etik, akan dibahas mengenai prinsip-prinsip seorang auditor. Dimana

seseorang dapat dikatakan sebagai auditor yang baik apabila mematuhi prinsip berikut: (1)

Integritas, (2) Objektivitas, (3) Kompetensi Profesional, (4) Kerahasiaan, dan (5) Perilaku

Profesional. Prinsip tersebut ada karena untuk mempertahankan eksistensi dan kepercayaan

masyarakat publik kepada para auditor.


Pada dasarnya, setiap auditor harus memiliki karakteristik yang sangat penting, yaitu

independensi. Artinya, dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor tidak boleh terpengaruh

oleh suatu pihak dan harus jujur serta objektif. Yang mana dengan independensi yang

melekat pada diri seorang auditor, akan muncul interpretasi yang baik dari masyarakat. Dan

cara untuk mempertahankan independensi tersebut adalah dengan mematuhi kode etik.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan etika profesi ?

2. Apa saja Peranan Etika dalam Profesi Auditor?

3. Apa saja Dilema Etika pada auditor?

4. Apa Prinsip Dasar Etika Profesional ?

5. Apa yang dimaksud dengan indepensi?

C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Etika Profesi

Etika profesi berasal dari dua kata yaitu etika (adat istiadat atau kebiasaan baik) dan profesi

(bidang kerja). Etika dapat didefinisikan secara luas sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral

atau nilai-nilai. Setiap profesi memiliki seperangkat nilai, meskipun belum menyakininya secara

nyata. Jadi, etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam

menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi dikeluarkan oleh organisasi

profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi

masyarakat. Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip

moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan

manusia.

B. Peranan Etika dalam Profesi Auditor

Etika profesi sangat diperlukan dalam profesi seorang auditor, hal ini dikarenakan

peranan etika profesi yang sangat penting bagi seorang auditor. Adapun peranan etika

dalam profesi auditor adalah sebagai berikut:

1. Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen moral

yang tinggi.

2. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik dengan standar

kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia mengorbankan diri. Itulah

sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar etika yang harus

dijadikan panduan oleh para auditor dalam melaksanakan audit.


3. Standar etika diperlukan bagi profesi audit karena auditor memiliki posisi sebagai

orang kepercayaan dan menghadapi kemungkinan benturan-benturan kepentingan.

4. Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para auditor

profesional dalam mempertahankan diri dari godaan dan dalam mengambil

keputusan-keputusan sulit.

C. Dilema Etika

Dilema etika adalah situasi yang dihadapi seseorang di mana keputusan

mengenai perilaku yang patut dibuat.

Para auditor, akuntan dan pebisnis lainnya, mengahdapi banyak dilemma etika dalam

karir bisnis mereka. Terlibat dengan klien yang mengancam akan mencari auditor

baru jika tidak diberikan opini unqualified akan menimbulkan dilema apakah akan

menentang supervisor yang telah merekayasa pendapatan divisi sebagai cara untuk

memperoleh bonus yang lebih besar merupakan sebuah dilemma etika. Meneruskan

untuk menjadi bagian dari manajemen perusahaan yang mengganggu dan tidak

memperlakukan karyawannya dengan baik atau berlaku tidak jujur terhadap

pelanggannya merupakan dilemma etika, terlebih bila orang tersebut memiliki

keluarga yang harus ia nafkahi dan persaingan dalam mendapatkan pekerjaan sangat

tinggi.

 Pembenaran atas perilaku tidak etis

Berikut ini adalah metode rasionalisasi yang biasanya digunakan bagi perilaku tidak

beretika:

 Semua orang melakukannya. Argumentasi yang mendukung penyalahgunaan

pelaporan pajak, pelaporan pengadaan barang/jasa biasanya didasarkan pada


rasionalisasi bahwa semua orang melakukan hal yang sama, oleh karena itu

dapat diterima.

 Jika itu legal, maka itu beretika. Menggunakan argumentasi bahwa semua

perilaku legal adalah beretika sangat berhubungan dengan ketepatan hukum.

Dengan pemikiran ini, tidak ada kewajiban menuntut kerugian yang telah

dilakukan seseorang.

 Kemungkinan ketahuan dan konsekuensinya. Pemikiran ini bergantung pada

evaluasi hasil temuan seseorang. Umumnya, seseorang akanmemberikan

hukuman (konsekuensi) pada temuan tersebut.

 Menyelesaikan dilema etika

Pendekatan enam langkah berikut ini merupakan pendekatan sederhana untuk

memecahkan dilema etika:

1. Dapatkan fakta-fakta yang relevan

2. Identifikasi isu-isu etika dari fakta-fakta yang ada

3. Tentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh

dilema etika

4. Identifikasi alternatif yang tersedia bagi orang yang memecahkan dilema etika

5. Identifikasi konsekuensi yang mungkin timbul dari setiap alternatif

6. Tetapkan tindakan yang tepat.

 Konsekuensi dari Setiap Alternatif

Sangat penting untuk mengevaluasi dampak jangka panjang dan pendek. Terdapat

kecenderungan normal untuk memilih pada tujuan jangka pendek karena

konsekuensinya akan dirasakan dalamjangka waktu yang dekat.

 Tindakan yang Tepat


Diputuskan setelah mempertimbangkan nilai-nilai etikanya dan kemungkinan dampak

dari masing-masing pilihan keputusan tersebut.

D. Prinsip Dasar Etika Profesional

Kelima prinsip etika dalam Bagian A kode etik professional dimaksudkan untuk

diterapkan pada seluruh anggota dan bukan hanya mereka yang melakukan praktik

publik. Kelima prinsip yang harus diterapkan auditor adalah sebagai berikut :

1. Integritas. Merupakan suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan

profesional dan merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan sebagai

patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas

mengharuskan para auditor untuk terus terang dan jujur serta melakukan praktik

secara adil dan sebenar-benarnya dalam hubungan professional mereka.

2. Objektivitas. Prinsip ini mengharuskan para auditor untuk bersikap adil, tidak

memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari

benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain.

3. Kompetensi professional dan kecermatan. Auditor harus menjaga pengetahuan dan

keterampilan professional mereka dalam tingkat yang cukup tinggi, dan tekun dalam

menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka ketika memberikan jasa

professional.

4. Kerahasiaan. Para auditor harus menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh

selama tugas professional maupun hubungan dengan klien. Para auditor tidak boleh

mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia kepada pihak lain tanpa seizin klien

mereka, kecuali jika ada kewajiban hukum yang mengharuskan mereka

mengungkapkan informasi tersebut.

5. Perilaku professional. Para professional harus menahan diri dari setiap perilaku yang
akan mendiskreditkan profesi mereka, termasuk melakukan kelalaian. Mereka tidak

boleh membesar-besarkan kualifikasi ataupun kemampuan mereka, dan tidak boleh

membuat perbandingan yang melecehkan atau tidak berdasar pesaing.


E. INDEPENDENSI

Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam

melakukan pengujian audit evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit.

Independensi merupakan satu dari karakteristik terpenting bagi auditor dan merupakan

dsar daari prinsip integritas dan objektivitas. Jika auditor merupakan advokat atau

dipengaruhi oleh karyawan atau manajemen klien, maka individu yang berkepentingan

tersebut akan memandang auditor tidak memiliki independensi dan objektivitas. Kode

etik membahas independensi dalam konteks terbebas dari segala kepentingan yang akan

merusak integritas dan objektivitas.

Persyaratan umum bagi independensi auditor melarang auditor untuk terlibat dalam

aktivitas audit di suatu entitas bilamana terdapat konflik kepentingan yang belum

terselesaikan. Selain itu, para pengguna laporan keuangan juga harus memiliki

kepercayaan terhadap independensi auditor. Kedua independensi ini sering disebut

independen dalam fakta atau kenyataan dan independen dalam penampilan. Independen

dalam fakta muncul ketika secara nyata menjaga sikap objektif selama melakukan audit.

Independen dalam penampilan merupakan interprestasi orang lain terhadap independensi

auditor tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai