Makalah Pengauditan I
Makalah Pengauditan I
KELOMPOK 3
Disusun oleh :
A. Latar Belakang
Profesi auditor merupakan suatu pekerjaan yang dilandaskan pada pengetahuan yang
kompleks dan hanya dapat dilakukan oleh individu dengan kemampuan dan latar belakang
pendidikan tertentu. Salah satu tugas auditor dalam menjalankan profesinya yaitu untuk
menyediakan sebuah informasi yang sangat berguna bagi publik untuk suatu pengambilan
keputusan ekonomi. Profesi akuntan harus memiliki intregitas, independen dan bebas dari
selalu dijaga dalam menempatkan aspek moralitas ditempat yang tertinggi. Sebagai
perusahaan yang bergerak dibidang jasa, aset utama yang harus dimiliki oleh Kantor Akuntan
Publik (KAP) adalah tenaga kerja yang profesional agar dapat bertanggung jawab penuh
untuk meningkatkan kemampuan atau kinerja dalam menjalankan profesinya sebagai auditor.
Auditor sebagai satu dari entitas bisnis juga harus memperhatikan etika dalam melakukan
setiap pekerjaannya. Karena, secara tidak langsung, etika telah melindungi hak-hal auditor
dan kliennya. Integritas seorang auditor akan terjaga apabila auditor tersebut menjunjung
etika yang berlaku. Dan etika-etika yang harus diperhatikan seorang auditor termaktub dalam
Di dalam kode etik, akan dibahas mengenai prinsip-prinsip seorang auditor. Dimana
seseorang dapat dikatakan sebagai auditor yang baik apabila mematuhi prinsip berikut: (1)
Integritas, (2) Objektivitas, (3) Kompetensi Profesional, (4) Kerahasiaan, dan (5) Perilaku
Profesional. Prinsip tersebut ada karena untuk mempertahankan eksistensi dan kepercayaan
independensi. Artinya, dalam menjalankan tugasnya, seorang auditor tidak boleh terpengaruh
oleh suatu pihak dan harus jujur serta objektif. Yang mana dengan independensi yang
melekat pada diri seorang auditor, akan muncul interpretasi yang baik dari masyarakat. Dan
cara untuk mempertahankan independensi tersebut adalah dengan mematuhi kode etik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Etika profesi berasal dari dua kata yaitu etika (adat istiadat atau kebiasaan baik) dan profesi
(bidang kerja). Etika dapat didefinisikan secara luas sebagai seperangkat prinsip-prinsip moral
atau nilai-nilai. Setiap profesi memiliki seperangkat nilai, meskipun belum menyakininya secara
nyata. Jadi, etika profesi adalah sikap etis sebagai bagian integral dari sikap hidup dalam
menjalankan kehidupan sebagai pengemban profesi. Etika profesi dikeluarkan oleh organisasi
profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik profesinya bagi
masyarakat. Etika profesi adalah cabang filsafat yang mempelajari penerapan prinsip-prinsip
moral dasar atau norma-norma etis umum pada bidang-bidang khusus (profesi) kehidupan
manusia.
Etika profesi sangat diperlukan dalam profesi seorang auditor, hal ini dikarenakan
peranan etika profesi yang sangat penting bagi seorang auditor. Adapun peranan etika
1. Audit membutuhkan pengabdian yang besar pada masyarakat dan komitmen moral
yang tinggi.
2. Masyarakat menuntut untuk memperoleh jasa para auditor publik dengan standar
kualitas yang tinggi, dan menuntut mereka untuk bersedia mengorbankan diri. Itulah
sebabnya profesi auditor menetapkan standar teknis dan standar etika yang harus
4. Kode etik atau aturan etika profesi audit menyediakan panduan bagi para auditor
keputusan-keputusan sulit.
C. Dilema Etika
Para auditor, akuntan dan pebisnis lainnya, mengahdapi banyak dilemma etika dalam
karir bisnis mereka. Terlibat dengan klien yang mengancam akan mencari auditor
baru jika tidak diberikan opini unqualified akan menimbulkan dilema apakah akan
menentang supervisor yang telah merekayasa pendapatan divisi sebagai cara untuk
memperoleh bonus yang lebih besar merupakan sebuah dilemma etika. Meneruskan
untuk menjadi bagian dari manajemen perusahaan yang mengganggu dan tidak
keluarga yang harus ia nafkahi dan persaingan dalam mendapatkan pekerjaan sangat
tinggi.
Berikut ini adalah metode rasionalisasi yang biasanya digunakan bagi perilaku tidak
beretika:
dapat diterima.
Jika itu legal, maka itu beretika. Menggunakan argumentasi bahwa semua
Dengan pemikiran ini, tidak ada kewajiban menuntut kerugian yang telah
dilakukan seseorang.
3. Tentukan siapa dan bagaimana orang atau kelompok yang dipengaruhi oleh
dilema etika
4. Identifikasi alternatif yang tersedia bagi orang yang memecahkan dilema etika
Sangat penting untuk mengevaluasi dampak jangka panjang dan pendek. Terdapat
Kelima prinsip etika dalam Bagian A kode etik professional dimaksudkan untuk
diterapkan pada seluruh anggota dan bukan hanya mereka yang melakukan praktik
publik. Kelima prinsip yang harus diterapkan auditor adalah sebagai berikut :
profesional dan merupakan kualitas yang mendasari kepercayaan publik dan sebagai
patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusan yang diambilnya. Integritas
mengharuskan para auditor untuk terus terang dan jujur serta melakukan praktik
2. Objektivitas. Prinsip ini mengharuskan para auditor untuk bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari
keterampilan professional mereka dalam tingkat yang cukup tinggi, dan tekun dalam
professional.
selama tugas professional maupun hubungan dengan klien. Para auditor tidak boleh
mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia kepada pihak lain tanpa seizin klien
5. Perilaku professional. Para professional harus menahan diri dari setiap perilaku yang
akan mendiskreditkan profesi mereka, termasuk melakukan kelalaian. Mereka tidak
Independensi dalam audit berarti mengambil sudut pandang yang tidak bias dalam
melakukan pengujian audit evaluasi atas hasil pengujian dan penerbitan laporan audit.
Independensi merupakan satu dari karakteristik terpenting bagi auditor dan merupakan
dsar daari prinsip integritas dan objektivitas. Jika auditor merupakan advokat atau
dipengaruhi oleh karyawan atau manajemen klien, maka individu yang berkepentingan
tersebut akan memandang auditor tidak memiliki independensi dan objektivitas. Kode
etik membahas independensi dalam konteks terbebas dari segala kepentingan yang akan
Persyaratan umum bagi independensi auditor melarang auditor untuk terlibat dalam
aktivitas audit di suatu entitas bilamana terdapat konflik kepentingan yang belum
terselesaikan. Selain itu, para pengguna laporan keuangan juga harus memiliki
independen dalam fakta atau kenyataan dan independen dalam penampilan. Independen
dalam fakta muncul ketika secara nyata menjaga sikap objektif selama melakukan audit.
auditor tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran