Anda di halaman 1dari 6

RENCANA ANGGARAN BIAYA

• Contoh : (Analisa A3)


• Untuk menggali tanah 1 m3 dan digali tidak lebih dari 1 m dan diratakan atau ditimbun dengan jarak
tidak lebih 3 m, untuk tanah berbatu.
• Tenaga kerja :
• 1,5 pekerja @ Rp. 60.000,- =
• 0,05 mandor @ Ro. 70.000,-=
• 1,5 pekerja : untuk menggali 1 m3 tanah berbatu perlu pekerja 1,5 orang pekerja dalam 1 hari, atau 1
pekerja = 1/1,5 m3 = 0,67 m3.
• 0,05 mandor : untuk menggali 1 m3 tanah berbatu, dan untuk 1 mandor = 1/0,05 m3 = 20 m3.
• Dengan perkataan lain untuk galian tanah berbatu 20 m3 diperlukan : 1 orang sebagai mandor
bekerja sama dengan 20/0,67 lebih kurang 30 orang pekerja, dengan upah Rp. ......./m3.
• Hubungan waktu rencana dan jumlah pekerja.
• Misalkan volume pekerjaan 1500 m3, rencana penyelesaian 10 hari.
• Maka tenaga kerja yang dibutuhkan :
Mandor = (0,05x1500)/10 = 8 orang.
Pekerja = (1,5x1500)/10 = 225 orang.
• Harga satuan upah adalah : upah yang diterima oleh setiap orang dalam i hari.
• Lama bekerja 1 hari 8 jam.
• Daftar harga bahan.
Harga satuan bahan adalah harga satuan dari bahan-bahan yang dipakai, tolok ukur m’,
m2, m3, kg, sak, dll.
Contoh : untuk mengerjakan 1 m3 beton bertulang diperlukan bahan : Semen, pasir, kerikil, besi
beton, kawat beton, bekisting dan perancah.
• Volume pekerjaan.
a. Menghitung pekerjaan tanah.
• Galian tanah untuk pondasi dihitung dalam m 3.
• Urugan kembali = ¼ jumlah galian.
b. Menghitung pekerjaan pasangan bata dan beton.
i. Volume pondasi dihitung dalam m3.
ii. Pasangan batu bata dinding dihitung dalam m3, untuk pasangan ½ bata, tebal dinding 12 cm.
iii. Plesteran dinding dihitung dalam m2.
iv. Beton bertulang : balok, plat, kolom, dihitung dalam m3.
Volume kolom/balok = luas penampang x panjang kolom/balok.
Volume plat = luas plat x tebal plat.
• Contoh :
=m3 pasangan batu bata dengan spesi 1 kapur : 1 semen : 3 pasir, 1 m3 pasangan bata
membutuhkan 500 buah bata spesi 0,35.
• 1 m3 kapur akan didapat 1 x 0,55 m3 = 0,55 m3 kapur basah spesi.
• 1 m3 semen akan didapat 1 x 0,745 m3 = 0,745 m3 semen basah spesi.
• 3 m3 pasir akan dapat 3 x 0,675 m3 = 2,025 m3 pasir basah spesi.
Jumlah = 0,55 m3 + 0,745 m3 + 2,025 m3 = 3,32 m3 spesi basah.
• Dibutuhkan hanya 0,35 m3 spesi buat 1 m3 pasangan bata, sehingga bahan yang dibutuhkan :
• (0,35/3,32)x1 m3 kpr = 0,105 m3, dapat spesi x 0,55 = 0,058 m3
• 0,105 x 1 m3 semen = 0,105 m3, dapat spesi x 0,745 = 0,078 m3
• 0,316 m3 x 1 m3 pasir = 0,316 m3, dapat spesi x 0,675 = 0,213 m3
• Jumlah bahan = 0,526 m3, dapat spesi = 0,349=0,35
• Analisa pasangan bata campuran 1 kpr : 1 semen : 3 pasir :
• 500 buah bata @ Rp.
• 0,105 m3 kapur @ Rp. /m3
• 0,105 m3 semen @ Rp. /m3
• 0,316 m3 pasir @ Rp. /m3
• Misalkan untuk dinding dengan tinggi maks 4 m :
• Upah menurut daftar G (G28) :
• 2 tukang batu @ Rp.
• 0,2 Kep. Tukang @ Rp.
• 6 Pekerja @ Rp.
• 0,3 mandor @ Rp.
Total upah =
Jumlah bahan + Upah =

RENCANA ANGGARAN BIAYA

• Contoh : (Analisa A3)


• Untuk menggali tanah 1 m3 dan digali tidak lebih dari 1 m dan diratakan atau ditimbun dengan jarak
tidak lebih 3 m, untuk tanah berbatu.
• Tenaga kerja :
• 1,5 pekerja @ Rp. 60.000,- =
• 0,05 mandor @ Ro. 70.000,-=
• 1,5 pekerja : untuk menggali 1 m3 tanah berbatu perlu pekerja 1,5 orang pekerja dalam 1 hari, atau 1
pekerja = 1/1,5 m3 = 0,67 m3.
• 0,05 mandor : untuk menggali 1 m3 tanah berbatu, dan untuk 1 mandor = 1/0,05 m3 = 20 m3.
• Dengan perkataan lain untuk galian tanah berbatu 20 m3 diperlukan : 1 orang sebagai mandor
bekerja sama dengan 20/0,67 lebih kurang 30 orang pekerja, dengan upah Rp. ......./m3.
• Hubungan waktu rencana dan jumlah pekerja.
• Misalkan volume pekerjaan 1500 m3, rencana penyelesaian 10 hari.
• Maka tenaga kerja yang dibutuhkan :
Mandor = (0,05x1500)/10 = 8 orang.
Pekerja = (1,5x1500)/10 = 225 orang.
• Harga satuan upah adalah : upah yang diterima oleh setiap orang dalam i hari.
• Lama bekerja 1 hari 8 jam.
• Daftar harga bahan.
Harga satuan bahan adalah harga satuan dari bahan-bahan yang dipakai, tolok ukur m’,
m2, m3, kg, sak, dll.
Contoh : untuk mengerjakan 1 m3 beton bertulang diperlukan bahan : Semen, pasir, kerikil, besi
beton, kawat beton, bekisting dan perancah.
• Volume pekerjaan.
a. Menghitung pekerjaan tanah.
• Galian tanah untuk pondasi dihitung dalam m 3.
• Urugan kembali = ¼ jumlah galian.
b. Menghitung pekerjaan pasangan bata dan beton.
i. Volume pondasi dihitung dalam m3.
ii. Pasangan batu bata dinding dihitung dalam m3, untuk pasangan ½ bata, tebal dinding 12 cm.
iii. Plesteran dinding dihitung dalam m2.
iv. Beton bertulang : balok, plat, kolom, dihitung dalam m3.
Volume kolom/balok = luas penampang x panjang kolom/balok.
Volume plat = luas plat x tebal plat.
• Contoh :
=m3 pasangan batu bata dengan spesi 1 kapur : 1 semen : 3 pasir, 1 m3 pasangan bata
membutuhkan 500 buah bata spesi 0,35.
• 1 m3 kapur akan didapat 1 x 0,55 m3 = 0,55 m3 kapur basah spesi.
• 1 m3 semen akan didapat 1 x 0,745 m3 = 0,745 m3 semen basah spesi.
• 3 m3 pasir akan dapat 3 x 0,675 m3 = 2,025 m3 pasir basah spesi.
Jumlah = 0,55 m3 + 0,745 m3 + 2,025 m3 = 3,32 m3 spesi basah.
• Dibutuhkan hanya 0,35 m3 spesi buat 1 m3 pasangan bata, sehingga bahan yang dibutuhkan :
• (0,35/3,32)x1 m3 kpr = 0,105 m3, dapat spesi x 0,55 = 0,058 m3
• 0,105 x 1 m3 semen = 0,105 m3, dapat spesi x 0,745 = 0,078 m3
• 0,316 m3 x 1 m3 pasir = 0,316 m3, dapat spesi x 0,675 = 0,213 m3
• Jumlah bahan = 0,526 m3, dapat spesi = 0,349=0,35
• Analisa pasangan bata campuran 1 kpr : 1 semen : 3 pasir :
• 500 buah bata @ Rp.
• 0,105 m3 kapur @ Rp. /m3
• 0,105 m3 semen @ Rp. /m3
• 0,316 m3 pasir @ Rp. /m3
• Misalkan untuk dinding dengan tinggi maks 4 m :
• Upah menurut daftar G (G28) :
• 2 tukang batu @ Rp.
• 0,2 Kep. Tukang @ Rp.
• 6 Pekerja @ Rp.
• 0,3 mandor @ Rp.
Total upah =
Jumlah bahan + Upah =

Inspirasi dan Kreasi


Perkiraan jumlah material dan kebutuhan tenaga dalam proses pekerjaan bangunan
memegang peranan cukup penting untuk kontrol kualitas dan kuantitas pekerjaan.
untuk mereka sudah terbiasa dengan gambar struktur dan angka koefisien pada
analisa satuan pekerjaan hal tersebut bukan pekerjaan sulit, tapi bagi mereka yang
awam memperkirakan jumlah material merupakan pekerjaan yang cukup sulit dan
memusingkan.
Analisa Harga Satuan Pekerjaan berfungsi sebagai pedoman awal perhitungan
rencana anggaran biaya bangunan yang didalamya terdapat angka yang
menunjukan jumlah material, tenaga dan biaya persatuan pekerjaan, contohnya :

1. Pekerjaan plesteran - satuan pekerjaan m2


2. Pekerjaan pas. batu bata - satuan pekerjaan m2
3. Pekerjaan pas. pondasi batu kali - satuan pekerjaan m3
4. Pekerjaan cat catan - satuan pekerjaan m2
5. Pekerjaan rangka atap - satuan pekerjaan m3
6. Pekerjaan reng usuk - satuan pekerjaan m2
7. Pekerjaan genteng - satuan pekerjaan m2
8. Pekerjaan plafon - satuan pekerjaan m2
9. Pekerjaan lantai keramik - satuan pekerjaan m2
10. Pekerjaan beton struktur - satuan pekerjaan m3
11. Pekerjaan kusen - satuan pekerjaan m3
12. dll

Daftar diatas adalah contoh satuan pekerjaan yang biasa dipakai dalam pekerjaan
gedung ( bisa diperoleh pada analisa SNI )

Contoh analisa
1 m3 beton bertulang campuran 1Pc : 2Ps : 3Kr ( besi 200 kg + bekisting )
Bahan
0.2000 m3 Kayu begesting
1.5000 kg Paku biasa 2" - 5"
0.4000 Ltr Minyak begesting
200.00 kg Besi beton polos
2.2500 kg Kawat beton
8.0750 zak Semen portland
0.5200 m3 Pasir beton
0.7800 m3 Koral beton 2/3
Tenaga
3.9000 Oh Pekerja
0.3500 Oh Tukang batu
1.0400 Oh Tukang kayu
1.0500 Oh Tukang besi
0.2450 Oh Kepala tukang
0.1650 Oh Mandor

Keterangan :
Angka koefisien besi beton 200 kg = jumlah besi yang dibutuhkan dalam 1 m3
beton,
contoh perhitungan untuk = 10 m3 beton, ( harga besi per-kg Rp. 10.000,- )
harga besi per 1 m3 beton = 200 kg x Rp. 10.000,- = Rp. 2.000.000,-
harga besi untuk 10 m3 beton = Rp. 2.000.000,- x 10 m3 = Rp. 20.000.000,-
bahan yang butuhkan = 200 kg x 10 m3 = 2.000 kg besi
berapa kebutuhan besi dalam lonjor ?

cara praktis menghitung berat besi tulangan

cara praktis perhitungan kg besi perlonjor = 0,074 x d x d kg/lonjor


cara praktis perhitungan kg besi perlonjor = 0,0074 x d x d kg/m

contoh berat besi diameter 12 mm per-lonjor ( 12 m ), 0,074x12x12 = 10,66 kg/ljr


Jumlah total besi 2.000/10,66 = 187,66 lonjor
( kebutuhan besi harus dicek dengan memperhitungkan pemotongan dan
pembengkokan tulangan sesuai kebutuhan )
Angka koefisien pasir 0,5200 m3 = jumlah pasir yang dibutuhkan dalam 1 m3 beton
contoh perhitungan untuk 10 m3 beton, ( harga pasir per-m3 Rp. 150.000,- )
harga pasir per 1 m3 beton = 0,5200 m3 x Rp. 150.000,- = Rp. 78.000,-
harga pasir untuk 10 m3 beton = Rp. 78.000,- x 10 m3 = Rp. 780.000,-
bahan yang butuhkan = 0,5200 m3 x 10 m3 = 5,2 m3

Angka koefisien tenaga, contoh pekerja 3,9000 Oh ( orang per hari ) = kebutuhan
tenaga kasar dalam 1 m3 beton ( terkait dengan upah dan waktu kerja )
untuk menentukan koefisien analisa satuan Pekerjaan bisa dilakukan dengan
berbagai macam cara, diantaranya adalah :

Melihat buku Analisa BOW


Koefisien analisa harga satuan BOW ini berasal dari penelitian zaman belanda
dahulu, sudah jarang digunakan karena adanya pembengkakan biaya pada
koefisien tenaga.

Melihat Standar Nasional Indonesia ( SNI )


Standar Nasional ( SNI ) ini di keluarkan resmi oleh Badan Standarisasi Nasional
secara berkala sehigga SNI tahun terbaru merupakan revisi edisi SNI sebelumya.
untuk memudahkan mengetahui edisi yang terbaru, SNI ini diberi nama sesuai tahun
terbitnya misal : SNI 1998, SNI 2002 , SNI 2007, dst

Melihat standar perusahaan


pada perusahaan konstruksi/konsultan biasanya menentukan koefisien analisa
harga satuan tersendiri sebagai pedoman kerja, koefisien analisa harga satuan
perusahaan ini biasanya merupakan rahasia perusahaan.

Pengamatan dan penelitian langsung dilapangan.


Cara ini dilakukan oleh orang yang ahli dan berpengalaman, hasilnya akan
mendekati ketepatan karena diambil langsung dari pengalaman kita dilapangan,
caranya dengan meneliti kebutuhan bahan, waktu dan tenaga pada suatu pekerjaan
yang sedang dilaksanakan.

Sumber : http://www.hdesignideas.com/2010/09/analisa-harga-satuan-dan-
rencana.html#ixzz49ZXwFNZh

Anda mungkin juga menyukai