Anda di halaman 1dari 25

BAB 2 SURVEY DETAIL

2.1 SURVEY INVENTARISASI JALAN


2.1.1 Umum
Survey Inventarisasi adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan data secara
umum mengenai lingkup kondisi di sepanjang koridor area perencanaan. Hasil
Survey Inventarisasi nantinya akan sangat berguna bagi penentuan lingkup
area rencana.

2.1.2 Lingkup Kegiatan


Pekerjaan Survey Inventarisasi Proyek Perencanaan (DED) Ruas Jalan
………………………………………………… Tilamuta (SNR) di lapangan ini meliputi :

1. Pencatatan kondisi rata - rata perkerasan jalan.

2. Pencatatan kondisi lainnya di dalam ruang manfaat jalan (RUMAJA) dan


ruang milik jalan (RUMIJA) yang mencakup :

a. Bangunan - bangunan pelengkap jalan (drainase, saluran, gorong -


gorong, guard rail dsb.)

b. Bangunan atau instalasi utilitas (seperti gardu/boks,tiang telepon, tiang


listrik, kabel telepon, kabel listrik, pipa air, pipa gas, dsb.)

c. Pagar, dinding/ tembok penahan tebing, dsb

d. Papan iklan/ reklame, gapura, dan sejenisnya yang bersifat permanen


atau non permanen.

1
Laporan Utama Antara

3. Pengambilan foto-foto kondisi eksisting di dalam RUMAJA atau RUMIJA


setiap jarak paling jauh 200 meter.

2.1.3 Hasil Survey Inventarisasi Jalan


Survey inventarisasi jalan yang dilakukan pada proyek perencanaan (DED)
Ruas Jalan ……………………………………………………………………….. ini menghasilkan
data dan dokumentasi kondisi ruas jalan sepanjang trase rencana jalan,
adapun lokasi survey inventarisasi dapat dilihat pada gambar berikut ini.

PETA LOKASI

Gambar 2.1 Lokasi Survei Inventarisasi Jalan

Setelah dilakukannya survey inventarisasi ditemukan beberapa kondisi jalan


tipikal adapun kondisi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2-2 hingga Gambar
2-11 di bawah ini.

2
Laporan Utama Antara

Gambar 2.2 Kondisi Eksisting Jalan 1

Gambar 2.3 Kondisi Ruas Jalan 1

Gambar 2.4 Kondisi Eksisting Jalan 2

3
Laporan Utama Antara

Gambar 2.5 Kondisi Ruas Jalan 2

Gambar 2.6 Kondisi Eksisting Jalan 3

4
Laporan Utama Antara

Gambar 2.7 Kondisi Ruas Jalan 3

Gambar 2.8 Kondisi Eksisting Jalan 4

5
Laporan Utama Antara

Gambar 2.9 Kondisi Ruas Jalan 4

Gambar 2.10 Kondisi Eksisting Jalan 5

6
Laporan Utama Antara

Gambar 2.11 Kondisi Ruas Jalan 5

2.2 SURVEY TOPOGRAFI


2.2.1 Pendahuluan
Pekerjaan Survey Topografi pada pekerjaan Perencanaan Teknis / DED Ruas
Jalan ……………………………………………………………………………………… merupakan
tahapan yang sangat penting dalam usaha rancang bangun ruas jalan. Peta
yang tersaji dengan baik dan benar akan sangat bermanfaat dalam membuat
rencana pembangunan tersebut, seperti: perencanaan alignment jalan,
perhitungan galian dan timbunan, desain serta perhitungan struktur Simpang
Tak Sebidang maupun untuk perhitungan volume yang terkait dengan
anggaran biaya.

2.2.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan dari kegiatan ini adalah ketersediaan informasi awal
berupa peta topografi bagi keperluan perencanaan teknik jalan yang
berwawasan lingkungan, serta dokumen pelelangan, sesuai dengan rencana
menggunakan standar prosedur yang berlaku guna tercapainya mutu
pekerjaan perencanaan, tercapainya penyelesaian penanganan masalah-
masalah yang sifatnya khusus serta memenuhi tingkat perekonomian yang
tinggi sehingga tingkat pelayanan jalan yang diinginkan selama ini dapat
tercapai.

7
Laporan Utama Antara

2.2.3 Lokasi Pekerjaan

PETA LOKASI

Gambar 2.12 Lokasi Survei Topografi

2.2.4 Metode Pelaksanaan Pengukuran

2.2.4.1 Pemasangan Bench Mark

Pemasangan bench mark dengan interval 2 km dipasang dimasing-masing


ruas jalan, untuk awal dan akhir pengukuran dibuat sepasang bench mark.
Penamaan BM disesuaikan dengan patok STA. Semua BM tersebut nantinya
akan dilakukan pengamatan GPS Geodetic.

Spesifikasi bench mark yang kita pasang dilapangan adalah sebagai berikut :

a. Paralon 4” panjang 80 cm di cor dan ditanam dengan bagian yang


muncul dipermukaan 20 cm.
b. Baut 12 cm dengan tanda silang diatasnya sebagai pusat BM
c. Besi beton Ø 8 mm sebagai rangka BM
d. Tulisan warna hitam dengan cat dasar warna kuning.

2.2.4.2 Pengukuran Titik Kontrol

Pengukuran titik kontrol dilakukan dengan menggunakan GPS Geodetic,


pengukuran GPS dilakukan mengingat areal yang diukur berupa rute
memanjang, dimana faktor kesalahan sudut sangat berpengaruh besar
terhadap ketelitian peta.

8
Laporan Utama Antara

Metode pengukuran menggunakan metode static differensial dalam bentuk


jaring, dengan metode ini hasil pengamatan mempunyai ketelitian yang
cukup untuk pekerjaan perencanaan dan desin jalan.

Tahapan pekerjaan pengukuran GPS adalah sebagai berikut :

a. Pendefinisian Survey / Penetapan Tujuan Survey


Tujuan survey GPS pada pekerjaan ini adalah untuk mendapatkan
koordinat Geografis dan UTM yang teliti, yang nantinya akan digunakan
untuk titik kontrol proses pengolahan citra.

b. Perencanaan Pengukuran Dan Persiapan


Meliputi personil, peralatan (software & hardware), material,
transportasi, komunikasi, dll.

c. Pengamatan
Pengamatan dilakukan selama 60-120 menit antar titiknya, tergantung
jarak baseline yang diamati.

d. Pengolahan data
Pengolahan data menggunakan software TGO (Trimble Geomatic office)

Langkah Pengolahan data GPS adalah sbb :

a. Download dan editing data


b. Hitung baseline satu persatu
c. Cek akurasi dan misclosure
d. Tetapkan titik referensi
e. Adjusment terhadap titik ikat yang telah kita tentukan.

2.2.4.3 Pengukuran Kerangka Peta

Pengukuran kerangka peta menggunakan poligon, metode yang digunakan


adalah metode terikat dimana diawal dan diakhir pengukuran terikat dengan
BM GPS. Dengan metode tersebut hasil pengukuran yang diperoleh lebih
terkontrol. Syarat ketelitian linier yang diijinkan adalah 1 : 1000 atau 10 cm
untuk setiap jarak 1 km. Pengukuran poligon tersebut menggunakan alat
Total Station.

9
Laporan Utama Antara

Adapun prinsip pengukuran pengukuran poligon dengan Total Station :

a. Instrumen dipasang pada titik referensi B


b. Target belakang ( I ) ditempatkan di titik A (sembarang)
c. Target depan ( III ) ditempatkan dititik C sesuai dengan arah pengukuran
poligon
d. Dilakukan pembacaan dan perekaman data ke titik belakang dalam posisi B
dan LB
e. Kemudian teropong diarahkan ke target depan kemudian lakukan pembacaan
dan perekaman data
f. Setelah selesai alat dipindah ke titik C dan target ( I ) di titik A dipindah untuk
sebagai target depan.
g. Titik referensi B sekarang menjadi target ( II ) belakang, kemudian lakukan
pembacaan dan perekaman seperti sebelumnya.

Gambar 2.13 Skema Pengukuran Poligon

Pada pelaksanaan dilapangan untuk mengefisienkan waktu, pengukuran


poligon dilakukan bersamaan dengan pengukuran detail topografi.

2.2.4.4 Pengukuran Detail Situasi

Metode pengukuran detail situasi dilakukan dengan menggunakan metode


cross yang di padu dengan metode Radial. Metode ini dilakukan karena
selain lebih cepat, hasilnya juga bisa mewakili bentuk morfologi areal yang di
ukur. Pengukuran detail topografi dilakukan untuk ”menangkap” informasi
titik tinggi dan gambaran informasi khusus seperti : jalan, sungai, saluran,

10
Laporan Utama Antara

bangunan dan objek obyek lain di dalam areal survey, kerapatan titik antara
10-20 m. Untuk area yang tidak bisa dijangkau dari poligon utama akan
dibuat poligon cabang, metode yang digunakan adalah metode poligon
terikat sempurna dimana awal dan akhir pengukuran terikat dengan
kerangka utama.

Gambar 2.14 Skema Metode Pengukuran Cross & Radial

2.3 SURVEY GEOTEKNIK


2.3.1 Pendahuluan
Survey ini diperlukan untuk mengetahui karakteristik tanah bawah
permukaan dimana suatu ruas jalan akan dibangun di lokasi tersebut. Data
tanah yang diperoleh dari pekerjaan ini kemudian dipakai dalam pekerjaan
analisis dan desain khususnya pondasi rencana bangunan infrastruktur
tersebut.

Proyek ini dinamakan pekerjaan penyelidikan tanah untuk perencanaan teknis


ruas jalan. Pekerjaan survey penyelidikan tanah ini dilakukan untuk
mendukung proses desain perkerasan.

2.3.2 Maksud
Maksud dari pelaksanaan kegiatan penyelidikan dan investigasi ini adalah
untuk mendapatkan contoh tanah pada areal lokasi pembangunan ruas jalan
dan melakukan pengujian-pengujian baik di lapangan maupun di
labaoratorium.

11
Laporan Utama Antara

2.3.3 Tujuan
Untuk mengetahui sifat karakteristik dan mekanik tanah dasar di area
perencanaan pembangunan ruas jalan.

2.3.4 Lingkup Pekerjaan


Pekerjaan survey penyelidikan tanah/ survey geoteknik dilapangan ini
meliputi :

1. Pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP).

2. Pengujian Test Pit

2.3.5 Metodologi Pekerjaan


Untuk melaksanakan kegiatan penyelidikan lapangan guna mendapatkan data-
data tanah maka digunakan metodologi yang umum digunakan seperti terlihat
pada bagan alir di bawah ini :

DATA SEKUNDER
Peta Lokasi
Peta Topografi
Peta Geologi
Kajian terdahulu

N
VALIDASI
O
DATA
SEKUND
Personil Penyelidikan
ER Alat-Alat Penyelidikan
Y Perlengkapan Penyelidikan
E Surat-Surat Penyelidikan
S
N
PERSIAPAN PENYELIDIKAN LAPANGAN
O
PENYELIDIKAN LAPANGAN
Y Pengeboran Mesin
E Identifikasi Visual
Pengambilan Sample Tanah
S
Pengujian Sample di LAB
PENYELIDIKAN LAPANGAN N
O

Y
E
LAPORAN GEOTEKNIK
S

Gambar 2.15 Bagan Alir Penyelidikan Tanah

A. Pengujian Dynamic Cone Penetrometer (DCP)

12
Laporan Utama Antara

Pengujian menggunakan alat Dynamic Cone Penetrometer (DCP) di lapangan


untuk mengetahui kekuatan tanah dasar berupa nilai CBR (California Bearing
Ratio) dilakukan pada beberapa titik pengujian. Metode pengujian DCP ini
mengacu pada Pedoman Cara Uji CBR dengan Dynamic Cone Penetrometer
(DCP) “Department Pekerjaan Umum”.

B. Pengujian Test Pit

Test pit (sumur uji) merupakan salah satu cara dalam pencarian endapan atau
pemastian kemenerusan lapisan dalam arah vertikal. Pembuatan sumur uji ini
dilakukan jika dibutuhkan kedalaman yang lebih (>4 m). Pada umumnya suatu
deretan (series) sumur uji dibuat searah jurus sehingga pola endapan dapat
dikorelasikan dalam arah vertikal dan horisontal.

Sumur uji ini umum dilakukan pada eksplorasi endapan-endapan yang


berhubungan dengan pelapukan dan endapan-endapan berlapis.

2.3.6 Rekapitulasi Hasil Pekerjaan


Pekerjaan penyelidikan geoteknik terdiri dari pengujian DCP 683 titik dengan
kurang lebih 36 lokasi dengan nilai CBR rata-rata sebesar 1.79 sementara itu
pengujian test pit dilakukan di 10 titik. Seluruh hasil uji dan analisis pada
kegiatan Survey Geoteknik dapat dilihat pada lampiran buku Survey
Geoteknik.

2.4 SURVEY PERKERASAN (BENKELMAN BEAM)


2.4.1 Pendahuluan
Survey perkerasan jalan dilakukan dengan menggunakan alat bernama
Benkelman Beam dan suatu kendaraan dengan berat beban uji sebesar 8.2 ton.
Pengujian perkerasan ini dilakukan guna mendapatkan nilai lendutan balik
dari perkerasan eksisting yang nantinya data tersebut akan digunakan dalam
mendesain tebal lapisan tambahan pada pekerjaan tersebut.

Pekerjaan Survey Perkerasan ini dilakukan pada ruas jalan Gorontalo-Biluhu-


Bilato-Tangkobu-Pentadu-Tilamuta, untuk lebih jelas lokasi pekerjaan survey
perkerasan jalan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

13
Laporan Utama Antara

PETA LOKASI

Gambar 2.16 Lokasi Survei Perkerasan

2.4.2 Lingkup Kegiatan


Survey Perkerasan Jalan pada Proyek Perencanaan DED Ruas
Jalan .................................................................. terfokus pada nilai lendutan balik yang
didapatkan dari uji Benkelman Beam di lapangan.

2.4.3 Hasil Survey Perkerasan


Uji Benkelman Beam dilakukan pada 3 Ruas jalan yaitu :

a. Ruas Jalan ……………………..

b. Ruas Jalan ……………………….

c. Ruas Jalan ……………………………..

Ketiga ruas tersebut menghasilkan parameter-parameter yang akan digunakan


dalam proses desain tebal lapisan tambahan, adapun parameter-parameter
tersebut adalah :

a. Untuk Ruas ……………………………………..

Lendutan Rata-rata (dR) = 0.007

Jumlah Titik (ns) = 58

Deviasi Standar (S) 0.006192

b. Untuk Ruas …………………………………….

Lendutan Rata-rata (dR) = 0.010

14
Laporan Utama Antara

Jumlah Titik (ns) = 49

Deviasi Standar (S) = 0.006825

c. Untuk Ruas ………………………………….

Lendutan Rata-rata (dR) = 0.013

Jumlah Titik (ns) = 55

Deviasi Standar (S) = 0.008614

Hasil dari pengujian Benkelman beam tersebut nantinya akan dianalisis lebih
lajut pada tahap akhir sehingga menghasilkan desain tebal lapisan tambahan
yang dibutuhkan pada proyek DED Ruas Jalan …………………………………………. ini.

2.5 SURVEY LALULINTAS


2.5.1 Pendahuluan
Survei lalulintas dilakukan dengan mengumpulkan informasi mengenai tingkat
penggunaan suatu ruas jalan dan manajemen lalulintas terhadap jalan
tersebut. Pada ruas jalan, survei lalulintas dilakukan untuk melihat kondisi dan
kinerja lalulintas di ruas jalan tersebut, seperti: volume lalulintas,
klasifikasi/jenis kendaraan, orientasi pergerakan di ruas jalan. Ada beberapa
metoda yang digunakan dalam melakukan survei lalulintas, disesuaikan
dengan kebutuhan analisisnya.

Pengamatan lalulintas pada pekerjaan Perencanaan Teknis / DED Ruas Jalan


…………………………………………………………………………………………. menggunakan
metoda survei pencacahan manual terklasifikasi Manual Classified Count
(MCC).

2.5.2 Survei Geometrik Jalan


Kegiatan survei desain geometrik jalan dimaksudkan untuk mengetahui
kondisi prasarana jalan, yaitu meliputi: lebar jalan, jumlah dan lebar jalur,
jalur lambat, median jalan dan topografi jalan (kelandaian naik dan turun).
Data geometrik jalan dibutuhkan untuk mengetahui kapasitas layanan yang
diberikan oleh suatu jaringan jalan. Dan nantinya, dengan membandingkannya
dengan data volume lalulintas yang membebani jaringan jalan tersebut akan

15
Laporan Utama Antara

diketahui kinerja jaringan jalan tersebut, yang nilainya dapat dinyatakan


dalam suatu indeks salah satunya volume capacity ratio (VCR).

2.5.3 Manual Classification Count (MCC)


Kegiatan pencacahan lalulintas manual terklasifikasi dilakukan selama 2 (dua)
hari dengan masing-masing hari selama 8 jam dimulai pada pukul 08.00
sampai dengan pukul 16.00 pada setiap lokasi titik survey. Pelaksanaan survey
dilakukan pada hari Sabtu, 27 April 2013 dan hari Minggu, 28 April 2013 yang
mewakili hari libur (weekend).

2.5.4 Rekapitulasi Hasil Pekerjaan


Terdapat 8 (delapan) titik lokasi survei pada saat kegiatan pencacahan
lalulintas. Seluruh hasil Survey Lalulintas dapat dilihat pada Buku Survey
Lalulintas

2.6 Kriteria Desain Perencanaan Geometrik


Pada pekerjaan Detail Engineering Desain (DED) Jalan Ruas
………………………………………………. Provinsi Gorontalo digunakan kriteria desain
acuan pekerjaan sekaligus memberikan penjelasan-penjelasan pada
Perencanaan Geometrik.

2.6.1 Standar Acuan


Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Antar kota, September 1997,
Direktorat Jenderal Bina Marga, Direktorat Pembinaan Jalan Kota.

2.6.2 Kriterian Desain Geometrik

2.6.2.1 Persyaratan Jalan Air

a. Umum
Persyaratan saluran air harus ditentukan oleh yang berwenang setelah
berkonsultasi degan pihak-pihak lain yang terkait. Faktor-faktor berikut
ini harus dipertimbangkan :

1. Bentang dan ruang bebas vertikal perlu disediakan untuk sungai


selama aliran arus normal atau pada tingkat banjir yang telah
ditentukan.

16
Laporan Utama Antara

2. Persyaratan-persyaratan daya layan jembatan sebagai bagian dari


sistem jalan, termasuk frekuensi dan lamanya jembatan terendam
banjir dan tingkat ketergantungan masyarakat setempat pada
sambungan jalan tersebut.
3. Persyaratan daya layan lahan sekitarnya. Persyaratan penggunaan
lahan akan menentukan batas-batas aliran yang diperbolehkan
mengalir ke satu daerah selama banjir.
4. Persyaratan daya layan dasar saluran, tepi sungai dan tanggul jalan
termasuk pengaruh-pengaruh setempat dari pilar-pilar dan kepala-
kepala jembatan. Hal ini akan menentukan kecepatan yang diizinkan,
masalah-maslah penggerusan dan batas perlindungan terhadap
penggerusan.
5. Persyaratan daya layan jembatan yang tetap baik secara struktural di
bawah pengaruh banjir pada masa pelayanan rencana jembatan.
Harus dipertimbangkan juga pengaruh dari sampah.
6. Kekuatan dan stabilitas bangunan jembatan yang tidak boleh runtuh
terhadap pengaruh banjir ultimate rencana termasuk sampah.

b. Ruang Bebas Vertikal


Pengecualian pada ruang bebas jika tidak disetujui oleh yang berwenang,
ruang bebas vertikal antara titik paling rendah bangunan atas dan muka
air tinggi rencana pada keadaan batas ultimate paling sedikit 1.0 meter.
Ruang bebas ini ditingkatkan, apabila terdapat benda hanyutan
berukuran besar.

Ruang bebas vertikal dapat dikurangi, apabila muka air tinggi rencana
terjadi pada air yang dibendung/ditahan, tetapi walau bagaimanapun
juga tidak boleh kurang dari 0.3 meter.

Untuk bentang jembatan yang tidak lurus, ruang bebas yang perlu
disediakan, paling sedikit 80 % panjang bentang, kecuali tidak disetujui
oleh yang berwenang.

17
Laporan Utama Antara

2.6.2.2 Persayaratan Geometrik

a. Lebar Bangunan
Lebar jalan adalah lebar bersih yang diukur tegak lurus terhadap sumbu jalan
antara bagian-bagian bawah kerb. Apabila tidak ada kerb, lebarnya adalah
lebar minimum yang diukur antara bidang-bidang paling dekat dari jembatan
kereta api.

Kriteria desain geometrik disajikan pada Tabel 2 .1 dan Tabel 2 .2

Tabel 2.1 Kriterian Desain Geometrik Kecepatan Rencana 40 Km/jam

18
Laporan Utama Antara

KRITERIA
NO PARAMETER GEOMETRIK SATUAN
DESAIN
1 Kecepatan Rencana km/jam 40
2 Parameter Potongan Melintang :
- Lebar Lajur Lalu Lintas m 3.50
- Lebar Bahu Jalan Bagian Luar m 2
- Kemiringan Melintang Normal Jalur Lalu lintas % 2
- Kemiringan Melintang Normal Bahu Jalan Luar % 4
- Tinggi Ruang Bebas Minimum
a) Jalan m 5.1
b) Kereta Api m 7.1
3 Jarak Pandang :
- Jarak Pandang Henti Minimum m 40
- Jarak Pandang Mendahului m 200
Parameter Alinyemen Horizontal :
- Panjang Jari-jari Minimum m 50
4 - Jari-jari Tikungan yang Disarankan m 100
- Jari-jari Tikungan yang Tidak Memerlukan Peralihan m 250
- Panjang Minimum Lengkung Peralihan m 10
5 Parameter Alinyemen Vertikal :
- Landai Maksimum % 10
- Jari-jari minimum lengkung vertikal
a) Cembung m 450
b) Cekung m 450
- Panjang minimum lengkung vertikal m 40-80
Sumber : Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan, Maret 1997

Tabel 2.2 Kriterian Desain Geometrik Kecepatan Rencana 40 Km/jam

19
Laporan Utama Antara

KRITERIA
NO PARAMETER GEOMETRIK SATUAN
DESAIN
1 Kecepatan Rencana km/jam 30
2 Parameter Potongan Melintang :
- Lebar Lajur Lalu Lintas m 3.50
- Lebar Bahu Jalan Bagian Luar m 2
- Kemiringan Melintang Normal Jalur Lalu lintas % 2
- Kemiringan Melintang Normal Bahu Jalan Luar % 4
- Tinggi Ruang Bebas Minimum
a) Jalan m 5.1
b) Kereta Api m 7.1
3 Jarak Pandang :
- Jarak Pandang Henti Minimum m 27
- Jarak Pandang Mendahului m 150
Parameter Alinyemen Horizontal :
- Panjang Jari-jari Minimum m 30
4 - Jari-jari Tikungan yang Disarankan m 65
- Jari-jari Tikungan yang Tidak Memerlukan Peralihan m 130
- Panjang Minimum Lengkung Peralihan m -
5 Parameter Alinyemen Vertikal :
- Landai Maksimum % 10
- Jari-jari minimum lengkung vertikal
a) Cembung m 250
b) Cekung m 250
- Panjang minimum lengkung vertikal 20-30
Sumber : Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan, Maret 1997

20
Laporan Utama Antara

DAFTAR ISI

BAB 2 SURVEY DETAIL....................................................................................................... 2-1

2.1 SURVEY INVENTARISASI JALAN.....................................................................................2-1

2.1.1 Umum........................................................................................................................... 2-1

2.1.2 Lingkup Kegiatan..................................................................................................... 2-1

2.1.3 Hasil Survey Inventarisasi Jalan........................................................................2-2

2.2 SURVEY TOPOGRAFI............................................................................................................ 2-7

2.2.1 Pendahuluan.............................................................................................................. 2-7

2.2.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................. 2-8

2.2.3 Lokasi Pekerjaan...................................................................................................... 2-8

2.2.4 Metode Pelaksanaan Pengukuran.....................................................................2-9

2.3 SURVEY GEOTEKNIK......................................................................................................... 2-12

2.3.1 Pendahuluan........................................................................................................... 2-12

2.3.2 Maksud...................................................................................................................... 2-12

2.3.3 Tujuan........................................................................................................................ 2-13

2.3.4 Lingkup Pekerjaan................................................................................................ 2-13

2.3.5 Metodologi Pekerjaan.......................................................................................... 2-13

2.3.6 Rekapitulasi Hasil Pekerjaan............................................................................ 2-14

2.4 SURVEY PERKERASAN (BENKELMAN BEAM).........................................................2-14

2.4.1 Pendahuluan........................................................................................................... 2-14

2.4.2 Lingkup Kegiatan.................................................................................................. 2-15

2.4.3 Hasil Survey Perkerasan.................................................................................... 2-15

2.5 SURVEY LALULINTAS........................................................................................................ 2-16

2.5.1 Pendahuluan........................................................................................................... 2-16

21
Laporan Utama Antara

2.5.2 Survei Geometrik Jalan....................................................................................... 2-17

2.5.3 Manual Classification Count (MCC)................................................................2-17

2.5.4 Rekapitulasi Hasil Pekerjaan............................................................................ 2-17

2.6 Kriteria Desain Perencanaan Geometrik...................................................................2-17

2.6.1 Standar Acuan........................................................................................................ 2-18

2.6.2 Kriterian Desain Geometrik.............................................................................. 2-18

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kriterian Desain Geometrik Kecepatan Rencana 40 Km/jam........................2-20

Tabel 2.2 Kriterian Desain Geometrik Kecepatan Rencana 40 Km/jam........................2-21

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Lokasi Survei Inventarisasi Jalan.......................................................................2-2

Gambar 2.2 Kondisi Eksisting Jalan 1....................................................................................... 2-3

Gambar 2.3 Kondisi Ruas Jalan 1................................................................................................ 2-3

Gambar 2.4 Kondisi Eksisting Jalan 2....................................................................................... 2-4

Gambar 2.5 Kondisi Ruas Jalan 2................................................................................................ 2-4

Gambar 2.6 Kondisi Eksisting Jalan 3....................................................................................... 2-5

Gambar 2.7 Kondisi Ruas Jalan 3................................................................................................ 2-5

Gambar 2.8 Kondisi Eksisting Jalan 4....................................................................................... 2-6

Gambar 2.9 Kondisi Ruas Jalan 4................................................................................................ 2-6

Gambar 2.10 Kondisi Eksisting Jalan 5....................................................................................... 2-7

Gambar 2.11 Kondisi Ruas Jalan 5................................................................................................ 2-7

Gambar 2.12 Lokasi Survei Topografi............................................................................................ 2-8

22
Laporan Utama Antara

Gambar 2.13 Skema Pengukuran Poligon.................................................................................. 2-11

Gambar 2.14 Skema Metode Pengukuran Cross & Radial...................................................2-12

Gambar 2.15 Bagan Alir Penyelidikan Tanah........................................................................ 2-13

Gambar 2.16 Lokasi Survei Perkerasan...................................................................................... 2-15

23
Laporan Utama Antara

DAFTAR ISI

BAB 2 SURVEY DETAIL..................................................................................................................... 2-1

2.1 SURVEY INVENTARISASI JALAN.....................................................................................2-1

2.1.1 Umum........................................................................................................................... 2-1

2.1.2 Lingkup Kegiatan..................................................................................................... 2-1

2.1.3 Hasil Survey Inventarisasi Jalan........................................................................2-2

2.2 SURVEY TOPOGRAFI............................................................................................................ 2-7

2.2.1 Pendahuluan.............................................................................................................. 2-7

2.2.2 Maksud dan Tujuan................................................................................................. 2-8

2.2.3 Lokasi Pekerjaan...................................................................................................... 2-8

2.2.4 Metode Pelaksanaan Pengukuran.....................................................................2-9

2.3 SURVEY GEOTEKNIK......................................................................................................... 2-12

2.3.1 Pendahuluan........................................................................................................... 2-12

2.3.2 Maksud...................................................................................................................... 2-12

2.3.3 Tujuan........................................................................................................................ 2-13

2.3.4 Lingkup Pekerjaan................................................................................................ 2-13

2.3.5 Metodologi Pekerjaan.......................................................................................... 2-13

2.3.6 Rekapitulasi Hasil Pekerjaan............................................................................ 2-14

2.4 SURVEY PERKERASAN (BENKELMAN BEAM).........................................................2-14

2.4.1 Pendahuluan........................................................................................................... 2-14

2.4.2 Lingkup Kegiatan.................................................................................................. 2-15

2.4.3 Hasil Survey Perkerasan.................................................................................... 2-15

2.5 SURVEY LALULINTAS........................................................................................................ 2-16

24
Laporan Utama Antara

2.5.1 Pendahuluan........................................................................................................... 2-16

2.5.2 Survei Geometrik Jalan....................................................................................... 2-17

2.5.3 Manual Classification Count (MCC)................................................................2-17

2.5.4 Rekapitulasi Hasil Pekerjaan............................................................................ 2-17

2.6 Kriteria Desain Perencanaan Geometrik...................................................................2-17

2.6.1 Standar Acuan........................................................................................................ 2-18

2.6.2 Kriterian Desain Geometrik.............................................................................. 2-18

25

Anda mungkin juga menyukai