Anda di halaman 1dari 11

KERANGKA ACUAN KERJA PEMETAAN TOPOGRAFI UNTUK

PERENCANAAN TATA RUANG TRANSMIGRASI DI KABUPATEN


MESUJI SELUAS 5000 HA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pesatnya pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan ekonomi di daerah kota
membuat suatu kepadatan penduduk yang membuat pemerintah melakukan
upaya penyerataan kepadatan penduduk.
Meninjau dari kasus tersebut, maka perlu diupayakan suatu perencanan tata
ruang transmigrasi. Salah satunya di Kabupaten Mesuji, Lampung. Untuk
mendukung rencana tersebut, perlu adanya pemetaan topografi di daerah
Kabupaten Mesuji, Lampung.
Peta Topografi adalah peta yang menggambarkan relief permukaan bumi
yang dinyatakan dengan garis ketinggian (kontur) memperlihatkan unsur-unsur
asli atau alam dan unsur-unsur buatan manusia seperti jalan, jembatan, Gedung
dan sebagainya.
Peta Topografi dikenal sebagai peta dasar yang digunakan sebagai
perencanaan pembangunan suatu wilayah.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pekerjaan pemetaan topografi ini adalah untuk informasi yang
detail mengenai bentuk permukaan tanah secara umum yang berguna untuk
perncanaan tata ruang transmigrasi di Kabupaten Mesuji.

1.3 Lokasi
Lokasi pekerjaan survey topografi ini berada di Kabupaten Mesuji,
Lampung.
1.4 Lingkup Pekerjaan
A. Kantor
- Administrasi, meliputi perizinan dan kontrak
- Pembuatan rencana pekerjaan pengukuran
- Pencarian informasi mengenai kondisi lapangan
- Pembuatan peta dasar sebagai acuan
- Persiapan peralatan
- Persiapan personel

B. Lapangan
- Orientasi lapangan
- Persiapan base camp (titik kumpul)
- Persiapan bahan material yang dibutuhkan
- Menentukan batas area pengukuran

C. Pelaksanaan Lapangan
- Pemasangan Bench Mark dan Patok
- Pengukuran kerangka horizontal dan kerangka control vertical
- Pengukuran detail situasi

D. Pelaksanaan Luar Lapangan


- Pengecekan dan pengolahan data
- Pelaporan
BAB II
METODOLOGI
2.1 Teknis
Pengukuran topografi yang akan dilaksanakan meliputi kerangka control
horizontal dan kerangka control vertical.
2.1.1 Pelaksanaan Lapangan
1. Persiapan Administrasi
Pengurusan kelengkapan administrasi keuangan dan surat-
menyurat (surat perintah tugas dan surat izin survey yang memuat
keterangan lokasi survey, jenis dan waktu pelaksanaan survey. Termasuk
didalamnya koordinasi dengan pihak pemberi kerja mengenai luasan atau
batas daerah yang akan di ukur, memastikan batas pengukuran serta detail
apa saja yang harus diambil atau di tampilkan.

2. Orientasi Lapangan
Survey pendahuluan untuk mendapatkan gambaran secara umum
mengenai lokasi pekerjaan pengukuran untuk memudahkan penentuan
metodepelaksanaan, perencanaan dan cara yang efektif dalam
pengambilan data pengukuran.
3. Persiapan Alat
Peralatan yan,g dibutuhkan disesuaikan dengan metode yang telah
ditentukan saat orientasi.

• Pemasangan Patok
a. Patok utama (beton)
b. Patok kayu (sementara)
• Pengukuran GPS untuk BM
Peralatan yang dipersiapkan
antara lain : a. GPS geodetik

b. Statif
• Pengukuran jaring horizontal dan detil situasi
a. Total Station
Spesifikasi alat Total Station :

- Ketelitian Sudut : 5”
- Ketelitian Jarak : ± -(2mm+2ppmxD)
- Pembesaran Lensa : 30x
- Pembacaan Sudut : 1”/5”
- Internal Memory : 24.000 Points
- Display : 2 Muka
b. Statif
c. Prisma stick pole

4. Pemasangan Patok
• Patok utama (Bench Mark)
a. Semua patok tetap utama yang digunakan dibuat dari
beton ukuran 30cm x 30 cm dengan tinggi 80 cm, Konstruksi
cor beton 1 : 2: 3,
Bagian yang tertanam di dalam tanah 50 cm, bagian
tampak dipermukaan 30 cm, BM dicat dengan warna
kuning agar mempunyai idnetitas tertentu yang sistematik.
BM dipasang di dekat patok, sepanjang kerangka polygon
pada setiap jarak 16 Km.

b. Letak pemasangan patok tetap utama dipilih pada kondisi


tanah yang stabil, aman, dan tidak mengganggu atau
terganggu oleh lalu lintas yang ada
c. Semua patok tetap utama diberi nama, dan nomor
pemasangannya.
d. BM ini merupakan titik acuan awal untuk keseluruhan titik
patok kayu tempat berdiri alat berikutnya..
• Patok sementara
a. Semua patok sementara yang digunakan dibuat dari kayu
dengan ketinggian 20cm dan kedalaman 30cm. dan
dipasang dengan jarak setiap patok adalah 50 m.
b. Semua patok sementara yang dipasang dicat dengan warna
merah, diberi paku payung di atasnya, serta diberi nomor
secara urut, jelas, dan sistematis.
5. Pengukuran GPS untuk Titik BM
• Penentuan desain jaring
Menentukan desain jaringan dan layout pengukuran. Untuk desain
jaringan digunakan acuan yang telah dipersiapkan yang sebelumnya
telah menentukan titik- titik mana saja yang akan diukur.

• Pengukuran GPS
Dilaksanakan dengan metode survei GPS, menggunakan 3 unit
receiver GPS tipe geodetik. Lama pengamatan adalah 120 menit..
Survey GPS dilakukan dengan metode jaring, dengan menggunakan 2
alat dalam 1 sesi pengukuran.

6. Perhitungan Koordinat BM
• Setelah seluruh titik telah diamati, maka tahap selanjutnya adalah
melakukan pemindahan data (download) dari receiver ke laptop. Pada
proses ini menggunakan kabel download GPS geodetic untuk
mengunduh data yang telah terekam.
• Data pengamatan GPS diolah dengan software. Pengamatan
menggunakan 3 alat. Terdapat 10 titik GPS yang tersebar pada wilayah
keseluruhan.
• Hasil pengolahan data ini berbentuk panjang dari setiap baseline yang
nantinya digunakan untuk mencari koordinat titik- titik yang menjadi
titik GCP.
• Pemrosesan data dalam penentuan koordinat dari titik-titik adalah
Pengolahan data dari setiap baseline. Pengolahan data dari setiap
baseline GPS pada dasarnya adalah bertujuan menentukan nilai
estimasi vektor baseline atau koordinat relatif (dX,dY,dZ).
7. Pengukuran Topografi
• Pengukuran Kerangka Horizontal
a. Patok-patok untuk titik-titik polygon adalah patok kayu,
sedang patok- patok untuk titik ikat adalah dari beton.
b. Poligon utama terdiri dari patok utama dan ditambah
beberapa patok kayu diantaranya.
c. Sudut-sudut polygon diukur dengan alatukur Total Station.
d. Titik-titik ikat (BM) harus diukur sudutnya dengan alat yang
sama dengan alat pengukuran polygon, jaraknya diukur
dengan pegas
(meteran) / jarak langsung,
e. Ketelitian polygon adalah sebagai berikut:
• Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10”
kali akar jumlah titik poligon.
• Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari 5”
• Pengamatan arah utara (azimuth) dilakukan pada
titik awal proyek, dan pada setiap jarak ±5 km.

• Pengukuran poligon utama ini menggunakan alat


ukur theodolit yang mempunyai ketelitian
pembacaan terkecilnya 1 (satu) detik.
• Pengukuran panjang sisi polygon diusahakan
mempunyai jarak yang relatif jauh (minimum 50
m).

• Dihindari melakukan pengukuran sudut lancip (<


600) yang dapat memperbesar kesalahan penutup
sudut.
• Jalur pengukuran poligon utama serta arah dan
letak tiap sudut yang diukur harus dibuat
sketsanya.
• Setiap lembar formulir data ukur poligon utama
harus ditulis nomor lembarnya, nama pekerjaan,
nama pengukur, alat yang digunakan, merek dan
nomor seri alat yang digunakan, tanggal dan tahun
pengukuran, dan keadaan cuaca pada saat
melakukan pengukuran.
• Pengukuran Kerangka Vertikal
a. Jenis alat yang digunakan untuk pengukuran ketinggian
adalah dengan Waterpass.
b. Untuk pengukuran ketinggian dilakukan dengan double
stand dilakukan 2 (dua) berdiri alat, dengan perbedaan
pembacaan maksimum 2 mm.
c. Setiap kali pengukuran dilakukan 3 (tiga) pembacaan
benang atas, tengah dan bawah.
d. Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT) dan Benang Bawah
(BB), mempunyai kontrol pembacaan : 2BT = BA + BB
e. Selisih antara jumlah beda tinggi hasil pengukuran pergi
dengan jumlah beda tinggi hasil pengukuran pulang dalam
tiap seksi harus 10 mm √D, dengan D adalah panjang seksi
dalam satuan km.
f. Jalur pengukuran waterpasing harus melalui semua patok
polygon
g. Pada pengukuran setiap slag, usahakan agar alat ukur
waterpas selalu berdiri di tengah- tengah diantara kedua
rambu ukur.
• Pengukuran Situasi dan Detail Topografi

a. Pengukuran situasi dilakukan dengan metode tachymetry


dengan alat yang sama untuk pengukuran kerangka
horizontal, yakni Total Station.

b. Pengukuran harus diikatkan pada titik-titik poligon utama


dan poligon cabang.

c. Pengukuran jalan dilakukan pada kedua sisinya dengan


kerapatan maksimal 50 meter.

d. Pengukuran sungai dilakukan pada tepi atas, tepi bawah


dan as dengan kerapatan maksimal 50 meter.

e. Setiap lembar formulir data ukur detail situasi harus ditulis


nomor lembarnya, nama pekerjaan, nama pengukur, alat
yang digunakan, merek dan nomor seri alat yang
digunakan, tanggal dan tahun pengukuran, dan keadaan
cuaca pada saat melakukan pengukuran.
• Pengukuran penampang melintang
a. Alat yang digunakan adalah Waterpass.

b. Pengukuran penampang melintang pada daerah yang


datar dan landai di buat setiap 50 m dan pada daerah-
daerah tikungan / pegunungan setiap 25 m.
c. Lebar pengukuran penampang melintang 50 m ke kiri dan
ke kanan as jalan.
d. Jumlah dan kerapatan letak detail yang diukur harus
dipertimbangkan pula terhadap skala gambar penampang
melintang yang akan dibuat. Dalam hal ini menggunakan
skala 1:1000, oleh karena itu kerapatan titik minimal 10m.
e. Setiap lembar formulir data ukur penampang melintang
harus ditulis nomor lembarnya, nama pekerjaan, nama
pengukur, alat yang digunakan, merek dan nomor seri alat
yang digunakan,
tanggal dan tahun pengukuran, dan keadaan cuaca pada
saat melakukan pengukuran.

• Pengukuran Penampang Memanjang


a. Pengukuran Penampang memanjang dilakukan sepanjang
jarakjarak antar titik poligon.
b. Alat yang digunakan adalah jenis waterpass, sama dengan
penampang melintang.
8. Perhitungan dan Pengolahan
a. Setelah pengukuran, dilakukan penginputan data-data
hasilnya untuk dihitung koordinat dan kesalahan polygon
utamanya dengan menggunakan software Ms Excel.
b. Penggambaran titik – titik polygon harus didasarkan pada
hasil perhitungan koordinat, tidak boleh secara grafis.
c. Koordinat titik-titik polygon utama, sementara dan detail
yang telah didapat kemudian diplot menggunakan software
AutoCAD Land Desktop sehingga terbentuk polygon
pengukuran serta titik- titik detail.
d. Dari data koordinat ketinggian (z) yang didapat, dibuat
kontur dengan interval 0.5m.
9. Pembuatan Peta
Pembuatan laporan dilakukan untuk memberikan gambaran hasil
pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan, sehingga dapat diketahui
kondisi areal pekerjaan secara umum, informasi lainnya yang berkaitan
dengan pekerjaan survey dan pemetaan.

Data-data yang diserahkan setelah pekerjaan selesai dilaksanakan


adalah : 3 eksemplar laporan tertulis tentang gambaran umum
pelaksanaan pekerjaan Print out peta situasi dengan ketentuan :
a. Pembuatan Peta adalah penggambaran titik-titik kerangka
dasar pengukuran dan titik-titik detail yang dinyatakan
dengan penyebaran patok, BM, titik-titik ketinggian dan
obyek-obyek lainnya yang dianggap perlu dalam suatu areal
pekerjaan.
b. Peta dibuat sesuai kaidah kartografi dengan konten:
1. Judul peta
2. Petunjuk letak peta dan diagram lokasi
3. Informasi sistem referensi
4. Informasi pembuatan dan penerbit peta
5. Informasi nama dan nomor lembar peta
6. Legenda
7. Keterangan riwayat peta
8. Petunjuk pembacaan koordinat geografis
9. Petunjuk pembacaan koordinat utm
10. Skala grafis dan numeris
11. Diagram arah utara
c. Terdapat 16buah peta dengan pertampalan 10% yang
memiliki skala 1:1000
d. Dicetak pada kertas hvs putih dengan ukuran kertas A0
80gr.
e. Kontur dengan interval 0.5m
• Data asli hasil pengukuran atau koordinat topografi (Easting, Northing,
Elevation).
• Data softcopy hasil plot data pada AutoCAD dengan format .dwg. Photo
dan deskripsi Bench Mark.
Photo dokumentasi kegiatan pengukuran topografi.
d. Meteran
e. HT (untuk komunikasi di lapangan)
f. Kompas
g. Form kertas pencatatan pengukuran
• Pengukuran Jaring Kerangka Vertikal
a. Sipat Datar (Waterpass) Spesifikasi alat Waterpass :
- Pembesaran Lensa : 24x
- Ketelitian : 0.5 mm
- Minimun Focus : 0.3 M
b. Statif
c. Rambu Ukur
d. Meteran

Anda mungkin juga menyukai