Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KETERSEDIAAN AIR DAN

PENENTUAN POLA OPERASI BENDUNGAN PAMUKKULU


ABSTRAK
Waduk Pamukkulu mempunyai volume tampungan kotor sebesar 82.570.000 m3 pada
kondisi muka air normal pada elevasi 126,00 m. Reservoir ini ditopang oleh sebuah bendungan
urugan batu dengan beton lapis permukaan setinggi 62 m. Bendungan Pamukkulu merupakan
bendungan multi guna (multipurpose), dimana bendungan ini akan melayani kebutuhan air
irigasi seluas 6.188 Ha dan meningkatkan Indeks Pertanian (IP) dari semula 183% menjadi
250% kemudian manfaat air baku dengan kapasitas 160 liter/detik, serta potensi pembangkit
listik tenaga air 4,4 Megawatt dan pengendali banjir di Kabupaten Takalar. Terdapat beberapa
model penentuan Pola Operasi Waduk, Metode analisis yang digunakan adalah teknik optimasi
dengan munggunakan alat bantu Program LINDO (linier programming). Penelitian ini di awali
dengan analisis debit aliran rendah yang berdasarkan data curah hujan dan klimatologi dengan
metode F.J.Mock. Kemudian pembangkitan data inflow sepanjang 20 tahun menggunakan
metode Thomas Fiering yang dilanjutkan dengan analisis optimasi dan analisis simulasi.
Selanjutnya dilakukan analisis evaluasi unjuk kerja pengoperasian waduk hasil optimasi dan
Standard Operation Policy (SOP). Adapun batasan analisis yang dilakukan adalah untuk
pemenuhan kebutuhan air irigasi, untuk kebutuhan air baku dan pemeliharaan sungai di anggap
konstan sepanjang tahun.

1. Latar Belakang
Masalah yang sering terjadi adalah daerah irigasi belum sepenuhnya dapat terpenuhi
pada tahun kering, dimana perlu dilakukan suatu usaha untuk meminimumkan kekurangan air
irigasi dan/atau meminimumkan penyimpangan pelepasan waduk yang bisa dihasilkan dari
suatu pola operasi waduk yang optimal. Rencana pembangunan Waduk Pamukkulu ini sangat
sejalan dengan kebijakan pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dimana sektor pertanian masih
menjadi sektor andalan. Sebagai lumbung pangan nasional, Sulawesi Selatan berperan sebagai
pensuplai beras bagi propinsi lainnya. Dalam hal mendukung persiapan pengoperasian
bendungan penelitian ini mengkaji tentang Pola Operasi Waduk Pamukkulu.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, pokok permasalahan dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1. Berapa besar kebutuhan air dan ketersediaan air Bendungan Pamukkulu?
1
2. Bagaimana operasi waduk yang optimal untuk untuk kebutuhan air?
3. Bagaimana kinerja pola operasi hasil optimasi?
3. Maksud dan Tujuan
Maksud dari penelitian ini adalah untuk membuat pola operasi waduk yang optimum
untuk pemenuhan kebutuhan air irigasi. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisa besarnya kebutuhan air dan ketersediaan air;
2. Menentukan model operasi waduk optimum untuk memenuhi kebutuhan air;
3. Mendapatkan pola operasi waduk optimum dari analisis kinerja operasi waduk hasil
optimasi.
4. Hasil yang diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Memberikan rekomendasi pola operasi Waduk Pamukkulu yang optimal untuk
meningkatkan manfaat waduk;
2. Hasil penilitan ini diharapkan berguna bagi pengembangan ilmu bendungan khususnya
terkait pola operasi waduk.
5. Kajian Pustaka
a. Metode Penyusunan Pola Operasi Waduk
Terdapat 3 (tiga) metode dalam penyusunan pola operasi waduk (Keputusan Menteri
Permukiman dan Prasarana Wilayah, 2004) yaitu Pola Konvesional/SOP, Metode
Simulasi, Metode Optimasi.
b. Kebutuhan Air Irigasi
Kebutuhan air irigasi adalah volume air yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
evaporasi, kehilangan air, kebutuhan air untuk tanaman dengan memperhatikan jumlah
air yang diberikan oleh alam melalui hujan dan kontrubusi air tanah.
c. Debit Aliran Rendah
Untuk mengetahui besarnya debit minimum yang mengalir pada suatu sungai dapat
dilakukan perhitungan secara empiris menggunakan metode F.J.Mock, pada
prinsipnya metode ini memperhitungkan volume air masuk, keluar dan yang tersimpan
di dalam tanah (soil storage). Perhitungan debit andalan F.J.Mock di bagi lima (5)
perhitungan utama yaitu perhitungan evapotranspirasi aktual, water balance, run-off
dan air tanah, total volume tersimpan dan aliran permukaan.
d. Debit Inflow Bangkitan Metode Thomas-Fiering

2
Thomas-Fiering (1962) mengembangkan persamaan Markov tersebut untuk membuat
data sintetik setiap tahap bulanan, khususnya untuk aspek hidrologi, yang dituliskan
sebagai berikut (Clarke, 1973): 𝑄𝑖,𝑗 = 𝑋𝑗 + 𝑟𝑗 . 𝑆𝑗 / 𝑆𝑗−1 (𝑄𝑖,𝑗−1 − 𝑋𝑗−1 ) +
𝑡𝑖,𝑗 . 𝑆𝑗 {1 − 𝑟𝑗2 }10,5
e. Program Linier dengan Program LINDO
Nilai marijinal hanya valid pada interval tertentu untuk penambahan/pengurangan nilai
Fungsi Tujuan, dimana dapat dihasilkan dari keluaran analisi dengan menggunakan
program LINDO. Situasi kendala yang berlebihan, nilai tujuan yang tidak nyata
(infeasible solution), nilai tujuan yang tidak terbatas (unbounded solution), nilai
tambah fasilitas dah hal lain yang tidak mungkin dihasilkan dengan metode grafik
menjadi informasi yang sangat penting untuk dianalisis dengan program LINDO
1. Refrensi Utama
BBWS Pompengan Jeneberang. 2014. Laporan Akhir Sertifikasi Desain Bendungan
Pamukkulu. Makasar
BBWS Pompengan Jeneberang. 2016. Laporan Analisis Dampak Lingkungan Hidup
Pembangunan Bendungan Pamukkulu. Makasar
Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah. 2004. Pengoperasian Waduk Tunggal.
Jakarta
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2017. Modul Operasi Waduk. Jakarta
Wahyuni, Sri. 2010. Optimasi Pengoperasian Waduk Kedung Ombo Dengan Metode Implicity
Stochastic. Tesis Undip. Semarang
Zainuddin. 2021. Penyusunan Panduan/Pedoman Operasi Dan Pemeliharaan Bendungan.
Modul. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai