Pedoman R (0) Evaluasi Risiko Keamanan Bendungan - Revisi 28 Agustus 2019
Pedoman R (0) Evaluasi Risiko Keamanan Bendungan - Revisi 28 Agustus 2019
RPT1:Pd T-XX-2019-A
Rancangan 0
PEDOMAN
Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil
i
7.2.2 U.S. Army Corps of Engineers (USACE) ............................................................. 17
7.3 Kasus keamanan dalam pembangunan bendungan dan tanggul ......................... 17
8 Penilaian risiko ......................................................................................................... 18
8.1 Azas / kaidah ............................................................................................................. 18
8.2 Toleransi risiko dan justifikasi untuk mengambil tindakan ..................................... 19
8.3 ALARP ....................................................................................................................... 21
8.4 Pertimbangan lainnya ............................................................................................... 22
8.5 Ketidakpastian ........................................................................................................... 22
8.6 Tingkat keyakinan ..................................................................................................... 23
8.7 Kasus keselamatan ................................................................................................... 23
8.8 Pendekatan untuk memuat keputusan berdasarkan risiko .................................... 23
8.9 Contoh perbandingan dari f-N dan F-N ................................................................... 24
9 Manajemen risiko ..................................................................................................... 27
10 Komunikasi risiko ..................................................................................................... 31
Bibliografi ......................................................................................................................... 39
ii
Daftar gambar
Gambar 1 Hubungan antara analisis risiko, penilaian risiko, dan manajemen risiko ...... 2
Gambar 2 Empat skenario genangan (inundation) .......................................................... 5
Gambar 3 Risiko sisa ........................................................................................................ 6
Gambar 4 Gambaran probabilitas kematian (sumber dari CDC, 2005) .......................... 8
Gambar 5 Kerangka kerja dalam menangani risiko (LeGuen 2008) ............................... 9
Gambar 6 Kejadian penting dalam Pedoman Pengembangan Risiko Sosial ............... 10
Gambar 7 Pedoman USBR untuk keamanan bendungan ............................................. 16
Gambar 8 Pedoman risiko untuk bendungan (USACE) ................................................ 16
Gambar 9 Perbedaan plotting f-N dan F-N .................................................................... 27
iii
Daftar tabel
iv
Prakata
Pedoman ini disusun oleh Komite Teknis (91-01) Bahan Konstruksi Bangunan dan
Rekayasa Sipil pada Sub komite Teknis (91-01/S1) Sumber Daya Air melalui Gugus Kerja
Balai Litbang Bangunan Hidraulik dan Geoteknik Keairan, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Air dan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Tata cara penulisan disusun mengikuti Perka BSN 04:2016 dan akan dibahas pada rapat
gugus kerja ....... dengan melibatkan narasumber terkait.
v
Pendahuluan
Bendungan di samping memiliki fungsi dan manfaat yang besar juga memiliki risiko. Seiring
dengan semakin banyaknya jumlah bendungan yang dibangun dan banyaknya bendungan
yang semakin menua, ditambah lagi pertumbuhan penduduk yang tinggi semakin
meningkatkan risiko bendungan. Untuk itu perlu dipahami manajemen risiko keamanan
bendungan yang baik.
Dalam hal keamanan bendungan, penilaian risiko bendungan pada dasarnya adalah
merupakan suplemen atau tambahan dari pendekatan berbasis standar (standard based
approach) yaitu pendekatan tradisional untuk rekayasa teknik bendungan, dimana risiko-
risiko dikendalikan dengan mengikuti peraturan-peraturan yang ditetapkan untuk
perencanaan, pembebanan, kapasitas struktur, angka keamanan dan langkah-langkah
desain.
Untuk bendungan-bendungan yang sedang dalam tahap perencanaan, penilaian risiko
bertujuan untuk menetapkan kriteria dan penyempurnaan desain agar risiko bahaya
bendungan dapat diminimalkan. Sedang untuk bendungan-bendungan yang sudah ada
baik yang baru maupun yang lama, penilaian risiko bendungan bertujuan untuk mengetahui
apakah risiko bahaya yang ada dapat ditoleransi, dan apabila risiko bahaya tidak dapat
ditoleransi maka perlu direncanakan tindakan-tindakan untuk mengurangi risiko. Penilaian
risiko untuk bendungan-bendungan yang sudah ada juga bertujuan untuk menentukan
prioritas untuk melakukan pekerjaan perbaikan atau rehabilitasi yang diperlukan.
Di negara lain telah menggunakan risiko sebagai dasar pengambilan keputusan di berbagai
industri di seluruh dunia. Khususnya di Amerika Serikat, Inggris, Belanda dan Hong Kong
telah mengintegrasikan risiko ke dalam keputusan keselamatan sejak tahun 1960. Di
Inggris, Eksekutif Kesehatan dan Keamanan (Health and Safety Executive (HSE))
merupakan salah satu lembaga pertama yang menangani masalah risiko individu dan sosial
melalui regulasi keselamatan pekerja. Meskipun tidak secara khusus terkait dengan
bendungan, kerangka kerja risiko HSE menjadi dasar bagi banyak pedoman risiko
keamanan bendungan internasional saat ini.
Mereka yang menganalisis, mengevaluasi dan mengelola risiko telah menemukan bahwa
risiko memberikan ketelitian, sistematis, dan analisis yang menyeluruh yang dapat
meningkatkan kualitas dan mendukung keputusan keselamatan. Selain itu, beberapa
lembaga internasional dalam industri keamanan bendungan telah menggunakan risiko
dalam menginformasikan keputusan sejak akhir tahun 1980. Khususnya Australian National
Comittee on Large Dams (ANCOLD) dan British Columbia Hydro (BC Hydro) mengadopsi
strategi manajemen risiko untuk menilai dan mengelola risiko di bendungan mereka.
Di Indonesia penggunaan risiko dalam keamanan bendungan sudah dilakukan mulai dari
metode indeks risiko Andersen, modified ICOLD, dan pada tahun 2011 Balai Bendungan
mengeluarkan Pedoman Penilaian Risiko. Pedoman ini melengkapi pedoman sebelumnya
dalam penentuan risiko yang dapat diterima.
vi
Pedoman risiko keamanan bendungan
1 Ruang lingkup
Pedoman ini menetapkan prosedur analisis risiko, penilaian risiko, manajemen risiko, serta
komunikasi risiko keamanan bendungan. Standar ini digunakan untuk bendungan baru dan
lama.
2 Acuan normatif Commented [u1]: Acuan Normatif dari UU, SNI, Pedoman,
dan harus ada dokumennya
Dokumen referensi di bawah ini digunakan untuk melaksanakan pedoman ini:
3.1 Risiko
hasil perkalian kemungkinan suatu struktur dibebani, kinerja struktural yang merugikan
(misal. keruntuhan bendungan) dan besarnya konsekuensi yang dihasilkan.
1 dari 40
3.4 Evaluasi risiko
deskripsi kualitatif atau kuantitatif berdasarkan sifat, besarnya dan kemungkinan dampak
buruk yang terkait dengan bahaya. Evaluasi risiko sering mencakup 1 atau lebih perkiraan
risiko, deskripsi risiko, opsi manajemen risiko, evaluasi ekonomi dan lainnya, serta
perubahan risiko yang dikaitkan dengan opsi manajemen risiko – tindakan yang dilakukan
untuk mengkomunikasikan risiko dan mungkin menerima, menghindari, mentransfer atau
mengendalikan risiko ke tingkat yang dapat diterima dengan mempertimbangkan biaya dan
manfaat terkait dari setiap tindakan yang diambil.
Gambar 1 Hubungan antara analisis risiko, penilaian risiko, dan manajemen risiko
Komunikasi risiko, meskipun tidak diidentifikasi secara spesifik di Gambar 1 tetapi Commented [u4]: Jelaskan posisi KOMUNIKASI RESIKO
pada gambar 1
merupakan bagian kritis pada setiap komponen manajemen risiko. Konsep ini diilustrasikan
pada Gambar 1.
2 dari 40
Risiko berjangka, ketika digunakan dalam konteks keamanan bendungan terdiri dari tiga
bagian, yaitu:
a) Kemungkinan terjadinya beban (misal:banjir, gempa bumi, dll)
b) Kemungkinan terjadinya respon struktural yang merugikan (misal:Kerusakan
bendungan, kerusakan pelimpah, dll) mengingat adanya beban, dan
c) Besarnya konsekuensi yang dihasilkan dari peristiwa buruk (misal: kematian, kerusakan
ekonomi, kerusakan lingkungan, dll) mengingat hal itu terjadi.
Keputusan untuk mengambil tindakan untuk mengurangi atau lebih memahami risiko dapat
mencakup tambahan atau peningkatan pemantauan; investigasi tambahan, evaluasi atau
analisis; tindakan pengurangan risiko sementara; modifikasi struktural; perubahan pola
operasi; penghapusan bendungan; atau keputusan bisa jadi tidak mengambil tindakan
tambahan saat ini.
4.3 Kerangka manajemen risiko
3 dari 40
pengambilan keputusan berdasarkan informasi risiko, memprioritaskan evaluasi risiko,
memprioritaskan kegiatan pengurangan risiko dan membuat keputusan program yang
terkait dengan pengelolaan portofolio fasilitas. Manajemen risiko termasuk mengevaluasi
pertimbangan lingkungan, sosial, budaya, etika, politik dan hukum selama semua bagian
dari proses. Kegiatan-kegiatan ini termasuk tindakan struktural dan nonstruktural potensial
pada bendungan atau proyek tertentu, serta kegiatan seperti inspeksi rutin dan khusus,
pemantauan instrumen dan evaluasinya, analisis struktural, investigasi lokasi,
pengembangan dan pengujian rencana tindakan darurat, dan banyak kegiatan lainnya.
Semua kegiatan yang dijelaskan di atas berkaitan dengan pengendalian risiko yang
melibatkan tindakan keamanan bendungan untuk mengurangi risiko dan kegiatan untuk
mengidentifikasi masalah lebih awal sebelum potensi mode keruntuhan dapat dimulai.
4.4 Kerangka komunikasi risiko
Komunikasi risiko adalah komponen penting dari proses pengambilan keputusan
berdasarkan informasi risiko yang efektif. Komunikasi risiko bukan komponen terpisah dari
proses; tetapi harus diintegrasikan ke dalam semua aspek proses. Komunikasi risiko sangat
penting dalam organisasi pemilik/regulator dan dengan individu/organisasi lain yang
memiliki kepentingan dalam bendungan atau akan terkena dampak keruntuhannya.
5 Tipe-tipe risiko
Risiko banjir yang terkait dengan bendungan atau tanggul dapat terjadi dari 4 skenario
genangan seperti ditunjukkan pada Gambar 2, yaitu sebagai berikut:
a) Runtuh sebelum overtopping
b) Overtopping dan runtuh
c) Genangan yang disebabkan oleh kerusakan bendungan atau komponen tanggul atau
kesalahan operasi, atau kapasitas pelimpahan melebihi kapasitas di hilirnya.
d) Aliran pelimpah tanpa meruntuhkan bendungan atau melimpas pada puncak
bendungan tanpa mengalami keruntuhan dari dalam (non-breach)
“Aliran pelimpah” berarti pelepasan air yang terkontrol melalui bangunan outlet atau hingga
pelimpah dan termasuk debit penuh bangunan outlet dan pelimpah.
4 dari 40
Gambar 2 Empat skenario genangan (inundation)
Dari empat skenario penggenangan yang berbeda ini, tiga ukuran risiko yang berbeda
dapat diperkirakan. Langkah-langkah risiko ini termasuk risiko tambahan, risiko tidak
runtuh, dan risiko sisa. Risiko-risiko ini dijelaskan pada bagian di bawah ini. Masing-masing
ukuran risiko ini fokus pada aspek risiko yang berbeda. Tidak semua ukuran risiko dapat
diperkirakan atau digunakan oleh masing-masing pengelola.
5.1 Risiko tambahan
Risiko tambahan adalah risiko (kemungkinan dan konsekuensi) terhadap area tampungan
dan dataran banjir di hilir yang dapat dikaitkan dengan keberadaan bendungan jika
bendungan tersebut runtuh sebelum atau sesudah melimpas, atau mengalami kerusakan
komponen atau salah operasi, dimana konsekuensi yang dipertimbangkan melebihi dan di
atas yang akan terjadi tanpa runtuhnya bendungan. Konsekuensi biasanya disebabkan
oleh genangan di hilir, tetapi hilangnya genangan dapat mengakibatkan konsekuensi yang
signifikan di area genangan hulu bendungan.
6 Ukuran risiko
Istilah risiko individu dan risiko sosial seperti yang digunakan di sini konsisten dengan
definisi yang digunakan oleh organisasi sumber daya air lainnya. Risiko sosial berkaitan
dengan meningkatnya konsekuensi. Masyarakat pada umumnya mengharapkan
kemungkinan konsekuensi tersebut berkurang. Jika tinggi konsekuensi peristiwa tersebut
terjadi pada tingkat yang lebih tinggi daripada yang dapat ditolerir masyarakat, undang-
undang biasanya mengikuti (seperti halnya legislasi keamanan bendungan di A.S.).
Dengan demikian, pedoman risiko masyarakat biasanya memerlukan penurunan
probabilitas keruntuhan untuk meningkatkan konsekuensi. Kehilangan nyawa pertahun
adalah ukuran risiko sosial. USBR menggunakan istilah “kehilangan nyawa tahunan” di
pedoman mereka. Risiko individu berkaitan dengan risiko pada individu yang paling
terpapar. Oleh karena itu, pedoman risiko individu ditujukan untuk memberikan tingkat
perlindungan bahkan konsekuensi yang tidak besar. USBR telah memilih untuk
menggunakan probabilitas keruntuhan tahunan untuk mewakili risiko individu, anggapan
6 dari 40
bahwa individu yang paling terekspos berada dalam bahaya sepanjang waktu. USACE
menggunakan konsep risiko individu
6.1 Risiko individu
Risiko individu adalah istilah yang dikaitkan dengan individu yang paling terpapar yang
ditempatkan dalam hubungan tetap dengan bahaya, seperti bendungan. Risiko individu
adalah jumlah risiko dari semua potensi mode keruntuhan yang terkait dengan bahaya yang
mempengaruhi orang tersebut. Kesamaan dengan probabilitas keruntuhan tahunan adalah
nyata ketika hilangnya nyawa individu itu hampir pasti (karena probabilitas keruntuhan
dikalikan dengan hilangnya nyawa satu orang sama dengan probabilitas keruntuhan).
Pedoman probabilitas risiko/keruntuhan tahunan umumnya diambil sebagai 1 dari 10.000
per tahun. Dalam industri sumber daya air, batas ini konsisten dengan pedoman risiko
individu yang ditetapkan oleh UK Health and Safety Executive (HSE), Australian National
Committee on Large Dams, New South Wales Dam Safety Committee, dan Canadian Dam
Association.
Dokumen terkait infrastruktur pertama yang mengacu pada batas ini dapat ditemukan
dalam upaya HSE untuk menggunakan risiko untuk mengelola industri minyak dan gas
Inggris pada tahun 1990-an setelah ledakan anjungan minyak Piper Alpha tahun 1988.
Ambang batas ini tampaknya terbukti bermanfaat dan rasional untuk sejumlah organisasi
dan aplikasi, karena batasannya tetap sama hingga saat ini.
7 dari 40
Gambar 4 Gambaran probabilitas kematian (sumber dari CDC, 2005)
Health and Safety Executive (Inggris) – HSE menggunakan segitiga terbalik yang
ditunjukkan pada Gambar 5 untuk mengilustrasikan kerangka kerja mereka untuk
menangani risiko. “Lebar” dari segitiga menunjukkan jumlah perhatian dan sumber daya
yang difokuskan pada situasi tertentu. Lebih banyak perhatian dan sumber daya diarahkan
pada situasi di mana risiko tinggi dan ada titik dimana risiko yang terjadi dapat diabaikan
(dan karenanya tidak diperlukan sumber daya yang signifikan) seperti risiko dikurangi
sehingga menjadi titik di bawah segitiga terbalik tersebut.
HSE mencantumkan “batas yang dapat ditoleransi” untuk risiko individu di semua industri
sebagai berikut: “Dalam dokumen kami tentang toleransi risiko di pembangkit listrik tenaga
nuklir, kami menyarankan agar risiko kematian individu satu dalam seribu per tahun harus
dipikul sendiri mewakili garis pemisah antara apa yang hanya dapat ditoleransi untuk
kategori pekerja yang substansial untuk sebagian besar kehidupan kerja, dan apa yang
tidak dapat diterima untuk kelompok apa pun kecuali yang cukup luar biasa. Untuk anggota
masyarakat yang memiliki risiko yang dikenakan pada mereka ‘untuk kepentingan
masyarakat yang lebih luas’ batas ini dinilai sebagai urutan besarnya lebih rendah [daripada
untuk pekerja] – pada 1 banding 10.000 per tahun”.
Australian National Comittee on Large Dams (ANCOLD) – pedoman ANCOLD menetapkan
batas untuk risiko individu sebagai berikut: “untuk bendungan yang ada, risiko individu untuk
orang atau kelompok, yang paling berisiko, nilai lebih tinggi dari 10 -4 per tahun tidak dapat
diterima, kecuali dalam keadaan tertentu.
8 dari 40
Area yang
Risiko tidak dapat
Meningkatkan risiko individu dan masalah sosial
tidak dapat
dibenarkan kecuali
diterima
dalam keadaan khusus
Untuk bendungan baru atau penambahan besar bendungan yang ada, risiko individu
terhadap orang atau kelompok, yang paling berisiko, lebih tinggi dari 10 -5 pertahun tidak
dapat diterima, kecuali dalam keadaan tertentu. “Dilanjutkan dalam pedoman dengan
mengatakan: “Risiko keselamatan jiwa harus dikurangi di bawah batas toleransi sejauh
yang ditentukan oleh prinsip ALARP”.
New South Wales Dam Safety Committee (NSW DSC) – Komite Keselamatan Bendungan
New South Wales menyatakan bahwa risiko individu dalam pedoman mereka: “Untuk
bendungan yang ada, batas toleransi DSC adalah 1 banding 10.000 per tahun, sama
dengan ANCOLD dan HSE. Untuk bendungan yang diusulkan dan penambahan besar,
batas toleransi DSC adalah 1 banding 100.000 per tahun, yang sama dengan ANCOLD.”
Canadian Dam Association (CDA) – Pedoman Asosiasi Bendungan Kanada
mempertimbangkan hal-hal berikut sehubungan dengan risiko individu: “Risiko individu
harus dipertimbangkan dalam hal ‘individu yang terpapar secara maksimal’ yang secara
permanen berdiam di hilir bendungan. Biasanya individu yang terpapar secara maksimal
bahaya lebih dari 50% secara signifikan. Tingkat maksimum risiko individu umumnya harus
kurang dari 10-4 / tahun.
Risiko sosial adalah kemungkinan konsekuensi merugikan dari bahaya yang berdampak
pada masyarakat secara keseluruhan dan yang menciptakan kepedulian sosial serta
respon politik karena beberapa kematian terjadi dalam satu peristiwa.
Ball dan Floyd memberikan pemeriksaan menyeluruh terhadap pengembangan pedoman
risiko masyarakat di Inggris, Hong Kong dan Belanda sampai tahun 1998. Awalnya
9 dari 40
konsekuensi “tidak runtuh”, dan istilah “tambahan” mungkin tidak selalu diterapkan ketika
menjelaskan konsekuensi untuk pembebanan tersebut.
Health and Safety Executive (UK) – Di inggris, pengembangan konsep risiko sosial dapat
ditelusuri hingga tahun 1960-an dari pekerjaan yang dilakukan oleh Otoritas Energi Atom
Inggris dan pengembangan akhirnya dari “Kurva Petani” yang mengatur frekuensi yodium-
131. Kemajuan berlanjut di banyak sektor, dalam beberapa kasus yang didorong oleh
kecelakaan besar seperti bencana anjungan minyak Piper Alpha pada tahun 1988. Pada
tahun 1995 HSE mendefinisikan risiko sosial sebagai:
“Risiko skala besar dari realisasi bahaya yang ditentukan, implikasinya adalah bahwa
konsekuensinya akan sama untuk memprovokasi respon sosial / politik dan/atau bahwa
risiko (yaitu kesempatan dikombinasikan dengan konsekuensi) memprovokasi diskusi
publik dan secara efektif diatur oleh masyarakat melalui proses politik dan mekanisme
regulasi.”
ANCOLD – Pada tahun 1994, ANCOLD menerbitkan kurva risiko sosial untuk bendungan
yang ada yang terkait dengan nilai probabilitas kehilangan 1 atau lebih nyawa kurang dari
0,001 (kurang dari 10-4 untuk 10 atau lebih). Tetapi termasuk pemotongan horizontal pada
probabilitas tahunan 10-6. Pemotongan ini meningkat menjadi 10-5 dalam revisi tahun 2003
mereka. Untuk bendungan baru, kurva pedoman risiko sosial dan pemotongan dikurangi
dengan urutan besarnya. Mereka mencatat dalam pedoman tahun 2003 mereka:
“Pemotongan horizontal .. tanpa preseden, tetapi mewakili penilaian ANCOLD saat ini atas
risiko terendah yang dapat dijamin secara realistis mengingat:
1) Menyajikan pengetahuan dan teknologi bendungan; dan
2) Metode yang tersedia untuk memperkirakan risiko.
Dalam kasus bendungan yang ada, banyak yang dibangun sejak lama menggunakan
teknologi yang sangat buruk. Sementara beberapa aspek keamanan dapat ditingkatkan,
sangat tidak praktis untuk membawa bendungan seperti ini ke tingkat keamanan
bendungan modern yang dirancang dan dibangun dengan baik. Pilihannya adalah
menerima pemotongan horizontal atau mengabaikan bendungan, karena bendungan
memiliki manfaat bagi masyarakat dan dianggap bahwa pemotongan horizontal itu adalah
tindakan yang benar.”
New South Wales Dam Safety Committee - New South Wales Dam Safety Committee
(DSC) menetapkan pedoman risiko sosial sebagai berikut:
“dimana keamanan dinilai dengan mengacu pada pedoman risiko keamanan publik DSC,
persyaratan DSC untuk jangka panjang adalah bahwa risiko masyarakat berada di bawah
batas toleransi [probabilitas kehilangan 1 atau lebih nyawa kurang dari 0,001, kurang dari
10-4 untuk 10 atau lebih nyawa, dll] sejauh yang ditentukan oleh pronsip ALARP. DSC
mengetahui dua pertimbangan utama:
1) Potensi hilangnya banyak nyawa adalah masalah besar dan kehilangan lebih dari
1.000 jiwa akan dilihat oleh masyarakat sebagai bencana pada skala internasional.
Selain itu, biaya dari tragedi besar seperti itu sangat besar sehingga pemerintah
mungkin harus ikut campur tangan; dan
11 dari 40
2) Semakin sulit untuk memperkirakan probabilitas keruntuhan karena berkurangnya
kepercayaan pada estimasi probabilitas lebih rendah dari 1 dalam 100.000 per
tahun.
Dalam menilai apakah risiko bendungan yang ada dengan potensi kehilangan lebih dari
1.000 jiwa dapat diterima, DSC akan mempertimbangkan fakta-fakta ini dengan sangat hati-
hati.”
Dua pertimbangan terakhir terkait penyebab kasus khusus untuk bendungan-bendungan
yang ada di mana probabilitas keruntuhan tahunan diperkirakan kurang dari 10-6, dan
diperkirakan kehilangan nyawa lebih besar dari 1.000. jika risiko diperkirakan turun di
bidang ini, kebutuhan untuk tindakan ditentukan oleh tinjauan kritis risiko, dan biaya serta
manfaat dan tindakan alternatifnya.
Canadian Dam Association – Canadian Dam Association menerbitkan pedoman risiko
sosial sebagai berikut:
“Pedoman ini didasarkan pada pemahaman bahwa tingkat maksimum risiko sosial untuk
keselamatan jiwa harus kurang dari 10-3 / tahun untuk kehilangan satu nyawa yang tidak
diramalkan secara eksplisit dan diidentifikasi sebelum terjadi keruntuhan; risiko yang lebih
tinggi dianggap ‘tidak dapat diterima’.”
12 dari 40
6.4 Potensi risiko lainnya
Dalam konteks pengelolaan bendungan dan tanggul, keamanan adalah yang terpenting.
Ukuran utama risiko yaitu probabilitas dan tingkat keparahan konsekuensinya, melibatkan
risiko masyarakat, dan kehilangan nyawa setiap tahunnya. Namun, konsekuensi negatif
dari keruntuhan bendungan atau tanggul kemungkinan akan melibatkan konsekuensi
ekonomi dan lingkungan yang signifikan. Pengambilan keputusan keamanan bendungan
dan tanggul harus mempertimbangkan langkah-langkah risiko lain yang sesuai dengan
faktor spesifik di fasilitas tertentu.
7 Analisis risiko
Analisis risiko biasanya merupakan proses kuantitatif (misal: input dan output untuk
penilaian risiko adalah angka). Namun, risiko dapat dinyatakansecara kualitatif. Analisis
risiko dapat memberikan input yang berharga untuk membuat keputusan yang dibuat pada
berbagai tahap proyek dan menyajikan tujuan penting lainnya. Analisis risiko dapat
mencakup pembuatan keputusan untuk bendungan (saja) atau bendungan dan segala
inventaris bendunganya. Langkah pertama yang umum untuk semua jenis analisis risiko
adalah mengindentifikasi potensi spesifik lokasi model keruntuhan. Risiko biasanya
14 dari 40
dievaluasi secara kuantitatif oleh mode keruntuhan. Mode keruntuhan kemudian berperan
pada kerangka pengambilan keputusan pada bagian tertentu. Untuk bendungan ataupun
proyek tertentu, semua jenis tipe beban yang mungkin dialami harus dipertimbakan kapan
mengindentifikasi potensi mode keruntuhan.
Metode untuk meghitung dan memperkirakan risiko terus berkembang. Keadaan praktek
saat ini dalam USBR dan USACE untuk menganalisis risiko keamanan bendungan atau
tanggul dijelaskan pada bab lainnya dan bagian dokumen tentang Praktik Terbaik pada
Analisis Risiko Keamanan Bendungan dan Tanggul.
15 dari 40
Pedoman keamanan bendungan USBR
Meningkatkan
f, Estimasi probabilitas keruntuhan tahunan
justifikasi untuk
mengerti risiko
lebih baik
Menurunkan
justifikasi untuk
mengerti risiko
lebih baik
Evaluasi risiko,
memastikan ALARP.
Menurunkan risiko
Menurunkan risiko ke tingkat yang
ke tingkat yang dapat ditolerir
dapat ditolerir diinformasikan
diinformasikan dari pertimbangan
dari pertimbangan ALARP
ALARP
Probabilitas rendah –
Konsekuensi tinggi
16 dari 40
7.2 Risiko yang dipertimbangkan oleh lembaga / instansi
Berikut ini adalah ringkasan singkat tentang jenis risiko ang dipertimbangkan masing –
masing lembaga. Banyak dari hal ini yang berasal dari kebijakan instansi/lembaga dan
sebagian didasarkan pada kepentingan spesifik atau otoritas instansi/lembaga. Beberapa
pengukuran risiko bisa atau tidak bisa dilakukan dipertimbangkan tergantung dari
proyeknya, tujuan analisis risiko dan faktor lain.
17 dari 40
apakah tindakan tambahan terkait keselamatan dibenarkan. Kasus keselamatan harus
mengutip informasi paling menarik dan yang mendukung estimasi risiko dan temuan
keseluruhan. Keyakinan dan ketidakpastian di identifikasi dalam analisis risiko juga harus
didiskusikan, termasuk mengidentifikasi sumber ketidakpastian, mendeskripsikan tindakan
yang dapat dilakukan untuk mengurangi ketidakpastian, dan menangani tingkat
kepercayaan dari tiga (3) komponen estimasi risiko ( probabilitas beban, respons struktur,
dan konsekuensi).
Argumen – argumen menggabungkan bukti kunci dari tiga (3) komponen risiko dasar
(beban probabilitas, respons struktur, dan konsekuensi) dalam rangka mendukung
keputusan yang berhubungan dengan kondisi dari bendungan dan tanggul yang ada atau
kemampuan untuk menahan beban di masa depan. Kasus keamanan awalnya
dikembangkan pada tahap analisis risiko dan berakhir sebagai bagian dari penilaian risiko
untuk bendungan dan tanggul. Tim analisis risiko akan berada pada posisi terbaik untuk
menyajikan dukungan argumen untuk estimasi analisis risiko, dan argumen tersebut harus
didokumentasikan dengan baik untuk pengambilan keputusan. Jika perlu (misal: risiko
melebihi batas risiko yang dapat ditoleransi batas risiko atau ada peningkatan justifikasi
untuk mengambil tindakan), tim analisis risiko harus bisa mengidentifikasi pilihan yang
cocok untuk tindakan tambahan untuk mengurangi risiko.
Kelompok independen harus meninjau konsep laporan dari analisis risiko dan kasus
keamanan dan kemudian memberikan input tambahan untuk setiap tindakan yang
diusulkan. Kelomok independen ini dapat mengidentifikasi faktor – faktor tambahan untuk
dipertimbangkan dalam penilaian risiko atau pilihan tambahan untuk memperbaiki dan
mengurangi risiko. Individu yang memiliki otoritas dalam organisasi untuk membuat
keputusan keamanan akan memiliki final input dan penentuan dalam mengadopsi tindakan
yang direkomendasikan. Kasus keamanan selesai setelah tindakan akhir (yang mencakup
keputusan untuk tidak mengambil tindakan) telah ditentukan dalam organisasi.
8 Penilaian risiko
Ketika keamanan bendungan menjadi perhatian pada akhir tahun 1970-an, setiap
keputusan yang diambil didasarkan pada standar klasifikasi bahaya bendungan (misal:
tinggi, signifikan, atau rendah). Jadi, suatu bendungan yang mempunyai estimasi potensi
kematian lebih dari satu jika keruntuhan bendungan diklasifikasikan dan diperlakukan
dengan cara yang sama seperti bendungan yang mempunyai potensi kematian beberapa
ribu orang. Tanpa mengurangi diskriminasi tingkat konsekuensi Di antara bendungan
dengan bahaya tinggi menyebabkan proposal kriteria yang akan mempertimbangkan
besarnya kerugian. Di antara lainnya; ANCOLD, BC Hydro dan Biro USBR atau pedoman
atau pengajuan evaluasi kriteria yang sedang dikembangkan.
19 dari 40
penilaian dibuat bahwa risiko serendah yang saat dipraktekkan secara wajar. Ini sering
ditentukan dengan membandingkan efektivitas mengurangi risiko lebih lanjut (evaluasi
dengan mempertimbangkan biaya lanjut untuk mengurangi risiko dan jumlah risiko yang
dapat dikurangi, dan kemudian dibandingkan dengan tindakan pengurangan risiko yang
diterapakan oleh instansi).
Jika biaya untuk mencapai tingkat pengurangan risiko tambahan tidak proporsional untuk
mencapai besarnya pengurangan risiko yang sama di bendungan lainnya, risiko saat ini
serendah mungkin dapat di praktikan secara wajar.
Tabel 1 Tabel risiko, keyakinan, dan tindakan
Kepercayaan
Rendah Tinggi
Prioritas Kedua Prioritas Pertama
Peningkatan Justifikasi untuk mengambil
Kemungkinan Hasil
Berpindah ke area Peningkatan
Justifikasi untuk mengambil tindakan /
risiko yang tidak dapat ditolenransi
Tetap pada area Pengurangan
Justifikasi untuk mengambil
tindakan/risiko yang dapat ditoleransi.
Apabila kemungkinan besar hasilnya
seperti ini, tindakan yang diambil
mungkin berdasarkan prioritas rendah
Ada banyak faktor di samping estimasi numerik risiko yang dapat berkontribusi dalam
mengambil keputusan bahwa tidak ada tindakan lanjutan yang dijustifikasi, termasuk:
a) Biaya untuk mengurangi risiko lebih lanjut.
b) Tingkat kepastian atau ketidakpastian pada berbagai aspek masalah.
c) Membandingkan keputusan yang dapat dijadikan contoh sebanding pada proyek lain.
20 dari 40
d) Kemungkinan bahawa kekhawatiran tidak masuk akal untuk ditangani secara praktis.
e) Peluang keberhasilan dari suatu tindakan.
f) Waktu untuk melakukan perbaikan.
g) Pertimbangan lainnya.
Terlepas dari tindakan apa yang diambil, akan ada selalu risiko sisa/sisa. Oleh karena itu,
daripada mengabaikan atau mengandaikan bahwa risiko adalah nol, sudah sepantasnya
bahwa tingkat toleransi risiko untuk berbagai aspek bendungan didiskusikan dan
diidentifikasi. Pengambilan keputusan berdasarkan informasi risiko keamanan dibuat
dengan mempertimbangkan estimasi risiko dan faktor lain yang berkontribusi termasuk
kepercayaan dalam estimasi risiko, risiko ketidakpastian dan kasus keamanan menyeluruh
sebagai tambahan untuk pertimbangan lokal/regional. USACE dan USBR memanfaatkan
pengambilan keputusan informasi risiko keamanan bendungan. Pengambilan keputusan
keselamatan berbasis risiko menyiratkan bahwa perbandingan estimasi risiko dengan
kriteria risiko adalah dasar untuk pengambilan keputusan, sebagai lawan pengambilan
keputusan berdasarkan pedoman umum yang ditetapkan dan faktor lain yang
dipertimbangkan.
Langkah-langkah pengurangan risiko sementara harus dipertimbangkan dan diterapkan
jika diperlukan. Selagi tujuan akhir mungkin dapat mengurangi risiko pada tingkat tertentu,
IRRM dapat mencapai pengurangan risiko secara bertahap dan tepat waktu, dan dengan
biaya yang masuk akal.
8.3 ALARP
ALARP (as low as reasonably practicable) adalah akronim dari “serendah mungkin dapat
dipraktikkan secara wajar” dan digunakan sebgai kata sifat untuk mendeskripsikan tingkat
risiko. Jawaban untuk menjawab pertanyaan: “Kapan risiko cukup rendah?” “Tindakan apa
yang masuk akal?” dan “Tindakan apa yang dapat dilakukan?” adalah pertimbangan utama
risiko ALARP yang membutuhkan penilaian subyektif. Pertimbangan ini menyediakan cara
paling efisien dalam mengurangi risiko. Konsep risiko ALARP secara umum adalah
pengurangan risiko melampui tingkat tertentu, dan tidak dijustifikasi apabila pengurangan
risiko lebih lanjut tidak dapat dipraktikkan atau jika biayanya terlalu besar dan tidak
sebanding dengan manfaat yang akan diperoleh dari pengurangan risiko.
Baik panduan USACE dan USBR mencakup area pada f-N chart yang dibatasi oleh
probabilitas keruntuhan tahunan sebesar 1 x 10-6 dan diatas 1000 yang hilang di sebelah
kiri, mirip dengan Komite Keselamatan Bendungan New South Wales. Jika risiko dinilai
jatuh ke kanan dan di bawah wilayah ini, evaluasi yang cermat atas biaya dan upaya
pengurangan risiko harus dilakukan, dan prinsip ALARP harus diterapkan dalam
pengambilan keputusan. Dalam kasus ini, keputusan dapat melibatkan stakeholders,
dengan melibatkan masyarakat jika risiko dan biaya signifikan. Pentingnya dan visibilitas
struktur mungkin memerlukan studi modifikasi yang mencakup langkah – langkah defensif
yang berlebihan yang akan mengurangi risiko struktur. Dalam beberapa kasus, ini bukan
cara yang hemat biaya untuk mengurangi risiko. Dalam hal apapun cara dan pendekatan
untuk mencapai suatu keputusan akan diperlukan koordinasi kuat antara penaksir risiko
dan pembuat keputusan.
Pertimbangan ALARP dapat diperhitungkan ketika risiko lebih rendah dari pedoman risiko,
untuk risiko – risiko atas pedoman risiko yang berpontesi memiliki keadaan luar biasa, atau
untuk kasus-kasus probabilitas keruntuhan yang sangat rendah tetapi konsekuensi yang
sangat besar seperti yang dijelaskan di atas. ALARP hanya memiliki makna dalam
mengevaluasi langkah-langkah pengurangan risiko - itu tidak dapat diterapkan pada risiko
21 dari 40
yang ada tanpa mempertimbangkan opsi untuk mengurangi risiko itu. Pertimbangan
ALARP adalah masalah penilaian. Untuk menilai apakah risiko itu ALARP, berikut ini
harusnya diperhitungkan (diadaptasi dari NSW):
a) Tingkat risiko dalam kaitannya dengan pedoman risiko yang ditetapkan
b) Ketidakseimbangan antara pengorbanan (uang, waktu, kesulitan, dan usaha) dalam
menerapkan langkah – langkah pengurangan risiko dan pengurangan risiko berikutnya
yang akan dicapai.
c) Efektivitas biaya dari langkah – langkah pengurangan risiko
d) Setiap praktik yang baik yang diakui dan relevan, dan
e) Kekhawatiran sosial seperti diungkapkan oleh konsultasi dengan masyarakat dan
pemangku kepentingan lainnnya.
Tujuan ALARP secara umum adalah untuk mengevaluasi apakah risiko harus dikurangi,
dan jika harus, seberapa jauh. Keseimbangan antara ekuitas dan efisiensi tersirat dengan
menggunakan prinsip.
Tujuan Pedoman USBR menyarankan bahwa target untuk tindakan pengurangan risiko
terkait dengan rehabilitasi utama menjadi urutan besarnya di bawah probabilitas
keruntuhan tahunan dan tahunan pedoman hilangnya nyawa untuk memastikan bahwa
ketidakpastian, bahaya rawan, dan ketahanan dipertimbangkan dalam proses pengambilan
keputusan. Meskipun efektivitas biaya untuk mencapai tingkat pengurangan risiko ini harus
dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mengejar alternatif seperti itu, biasanya
tercapai. USACE juga mengharapkan bendungan baru atau modifikasi besar lebih rendah
dari pedoman ini.
Bendungan, tanggul, dan tanggul kanal dengan bahaya rendah biasanya tidak menjadi
target pada pedoman risiko karena konsekuensi kehlangan jiwa biasanya tidak cukup parah
untuk dijustifikasi dalam pendanaan pengeluaran keselamatan. Namun, mungkin ada
konsekuensi lain, seperti ekonomi, lingkungan, budaya, atau sosial yang mungkin
memerlukan evaluasi risiko tersebut dan mungkin upaya pengurangan risiko.
8.5 Ketidakpastian
Ada tiga (3) komponen yang dapat berkontribusi pada peningkatan risiko:
Setiap upaya dilakukan untuk mengurangi ketidakpastian dalam perkiraan risiko, tetapi
diakui bahwa ini tidak selalu hemat biaya. Ketidakpastian biasanya bukan parameter
keputusan utama. Namun demikian, ketidakpastian digunakan dalam proses penentuan
prioritas. Karena itu penting untuk memberi pembuat keputusan beberapa ketidakpastian,
apa yang mungkin dilakukan untuk mengurangi ketidakpastian, dan ke arah mana risiko
cenderung pergi dengan informasi tambahan. Dalam beberapa kasus, kemungkinan
22 dari 40
melebihi pedoman sudah diperkirakan, yang memberi para pembuat keputusan dengan
informasi kuantitatif tambahan.
Analisis risiko harus mencakup diskusi tentang kepercayaan pada estimasi risiko. Ini
menyediakan pengambil keputusan dengan pemahaman tentang seberapa yakin penaksir
risiko diberikan informasi yang tersedia untuk mereka dalam membuat estimasi risiko
mereka. Pemahaman ini adalah faktor penting dalam menilai risiko. Kepercayaan yang
tinggi menunjukkan bahwa penaksir risiko mempunyai data berkualitas tinggi seperti, data
input, hasil analitis, dan proses yang mapan yang menjadi dasar estimasi mereka dan
pengumpulan informasi tambahan, kinerja analisis tambahan, tidak diharapkan untuk
mengubah taksiran secara signifikan. Di sisi lain, kepercayaan diri rendah menunjukkan
bahwa penaksir risiko tidak memiliki informasi yang memadai untuk dijadikan dasar
perkiraan, mungkin karena sedikit informasi yang tersedia, informasi itu dipertanyakan
kualitas, atau informasi tersebut dapat bertentangan sehingga pengumpulan informasi
tambahan atau kinerja analisis teknik tambahan akan bermanfaat sehingga perkiraan
risikonya dapat dikonfirmasi atau direvisi.
Estimasi risiko dan tindakan yang disarankan harus koheren. Ketidakpastian melekat pada
setiap pernyataan. Argumen juga harus membahas apakah kepercayaan diri cukup tinggi
untuk pernyataan untuk berdiri di atas dasar bukti yang ada. Kasus keselamatan dan
identifikasi pilihan manajemen risiko diakui sebagai hal yang penting elemen untuk
memastikan perlindungan publik. Mereka mewakili pemahaman kondisi yang ada dan
perilaku masa depan yang diprediksi dinyatakan seobyektif mungkin.
Ketika USBR mulai menerapkan pedoman risikonya di awal tahun 1990-an, itu diakui
bahwa perkiraan risiko dikembangkan dengan informasi yang biasanya tersedia tidak akan
cukup tepat atau akurat untuk dibandingkan dengan kriteria yang berbeda. Karena itu,
tingkatnya ditetapkan untuk probabilitas keruntuhan tahunan dan kehilangan jiwa tahunan
dimaksudkan untuk menjadi penasihat dari preskriptif. Ketekunan yang berkelanjutan
diperlukan untuk memastikan bahwa mereka terus dipandang sebagai "Gradasional",
sehingga risiko yang digambarkan tepat di bawah "garis" terlihat mirip dengan itu
digambarkan tepat di atas garis, dan tidak diartikan sebagai kriteria.
Baik USBR dan USACE telah mengadopsi pedoman yang mirip dengan Komite
Keselamatan Dam New South Wales pedoman untuk bendungan yang ada. Di sana ada
beberapa perbedaan halus antara ke duanya. Pertama, pedoman USBR dimaksudkan
untuk menjadi digunakan dengan pasangan risiko f-N, sedangkan data f-N dan kumulatif F-
N digunakan dengan Pedoman USACE. Implikasinya akan dibahas nanti. Ke dua,
terminologi yang digunakan dalam mengekspresikan pedoman agak berbeda. USBR
mengacu pada pedoman mereka sebagai "Pedoman Perlindungan Publik" untuk
menekankan perlindungan publik daripada toleransi risiko. Mereka juga menggunakan
terminologi "meningkatkan justifikasi" dan "menurun pembenaran” untuk lebih menekankan
fakta bahwa mereka adalah pedoman. USACE telah mengadopsi bahasa dari Eksekutif
Kesehatan dan Keselamatan Inggris, yang juga digunakan oleh sebagian besar orang
Inggris Negara-negara Persemakmuran, di mana istilah "tidak dapat diterima" dan "dapat
23 dari 40
ditoleransi" digunakan. Ini berkonotasi sikap yang lebih regulasi, meskipun USACE juga
menerapkannya sebagai pedoman kriteria keras dan cepat.
Keputusan terkait dengan struktur untuk probabilitas keruntuhan rendah dikombinasikan
dengan konsekuensi tinggi sulit diatasi oleh pembuat keputusan dan penaksir risiko.
Memprediksi probabilitas kejadian dengan probabilitas pelampauan tahunan lebih jauh dari
sekitar 1 dalam sejuta menghasilkan ketidakpastian ekstrim yang harus diperhitungkan
dalam proses pengambilan keputusan.
Ada batas bawah dari kemungkinan peristiwa di luar yang hasilnya dipertanyakan
keandalannya. Ada juga ambang batas di mana besarnya konsekuensi memerlukan
tindakan luar biasa untuk mengendalikan risiko. Namun, USBR dan USACE telah memilih
untuk tidak menetapkan ambang horizontal di bawah ini yang tidak perlu dilakukan tindakan
pengurangan risiko dievaluasi. Demikian juga, menetapkan ambang vertikal ke kanan
dimana risiko tidak dapat diterima dan memungkinkan pembubaran suatu projek dimana
manfaat sosial sangat berharga. Oleh karena itu, tepat untuk mengatasi probabilitas rendah
dan situasi konsekuensi tinggi dengan hati-hati dan memastikan segala sesuatu yang
masuk akal telah dilakukan untuk mengurangi risiko. Keputusan harus dibuat dalam kasus-
kasus tersebut dengan mempertimbangkan semua informasi yang relevan dan bukan
menggunakan perhitungan risiko yang tidak pasti untuk menghindari keputusan yang
berpotensi sulit.
Struktur yang berpotensi menyebabkan lebih dari 1.000 kematian umumnya ukuran besar
dan sangat terlihat; penting bagi masyarakat lokal, wilayah, dan ekonomi; dan masyarakat
umumnya sadar akan kedekatannya dengan reservoir. Karena itu, struktur ini umumnya
menerima perhatian tambahan selama semua bagian dari proses manajemen risiko oleh
ke dua pembuat keputusan dan staf teknis. Adanya struktur yang berpotensi menyebabkan
bencana parah menunjukkan bahwa trade-off antara bahaya yang ditimbulkan oleh struktur
dan manfaat yang dijamin olehnya tidak boleh dianggap ringan.
Ini tidak selalu dapat mengukur estimasi numerik ke titik dimana estimator dapat
mempertahankan presisi dan keandalan estimasi risiko. Akan selalu ada ketidakpastian
dengan kondisi dari struktur. Ini tidak berarti bahwa struktur termasuk kategori ini harus
diabaikan atau bahwa upaya tidak boleh dilakukan untuk mendapatkan informasi terbaik.
Yang sebaliknya adalah benar, walaupun biaya untuk memperoleh informasi harus
dipertimbangkan dengan cermat melawan potensi untuk mendapatkan wawasan
bermanfaat yang dapat digunakan untuk mendukung keputusan. Prinsip-prinsip ALARP
harus dipertimbangkan dan tindakan dipertimbangkan sesuai dengan biayanya,
pengurangan risiko manfaat, dan risiko sisa yang ditimbulkan oleh struktur.
Perhatikan contoh berikut. Bendungan memiliki tiga (3) mode keruntuhan potensial, ujung
pohon acara cabang yang diringkas dalam Tabel 2. Mode keruntuhan potensial pertama
memiliki dua jalur ke keruntuhan, salah satunya menghasilkan konsekuensi besar dan
lainnya menghasilkan konsekuensi yang lebih moderat. Mode keruntuhan potensial ke dua
menghasilkan konsekuensi yang hampir identik untuk setiap kisaran beban yang diberikan,
menunjukkan elevasi muka air dan runtuh hampir konstan dengan perubahan beban. Mode
keruntuhan potensial ke tiga menghasilkan konsekuensi yang meningkat, mungkin karena
elevasi muka air meningkat.
24 dari 40
Tabel 2 Contoh potensi mode keruntuhan
Meskipun pasangan f-N dan plot F-N kumulatif berbeda dan biasanya disajikan pada petak
yang terpisah, dapat menjadi petunjuk untuk menunjukkan ke duanya pada satu plot
tunggal untuk melihat perbandingan apa akan diberikan kepada pembuat keputusan.
Pasangan f-N biasanya diplot oleh potensi keruntuhan mode. Probabilitas keruntuhan
tahunan dikalikan dengan kerugian jiwa tambahan memberikan kehilangan kehidupan
tahunan. Baik probabilitas keruntuhan tahunan dan kehilangan jiwa tahunan disimpulkan
(dengan asumsi penyebab umum telah diperhitungkan - lihat bagian tentang
menggabungkan dan menggambarkan risiko). Mode keruntuhan potensial kemudian diplot
pada diagram f-N pada penjumlahan tahunan probabilitas keruntuhan dan pada tingkat
konsekuensi tertimbang, dihitung sebagai kehilangan jiwa tahunan dibagi dengan
probabilitas keruntuhan tahunan. Demikian pula, total risiko diplot dengan menjumlahkan
mode keruntuhan individu dan menghitung tingkat konsekuensi total tertimbang. Untuk
memplot kurva kumulatif, cabang akhir harus terlebih dahulu disortir dengan konsekuensi
yang menurun (terlepas dari mode keruntuhan). Probabilitas keruntuhan tahunan untuk
tingkat konsekuensi yang diberikan dijumlahkan. Probabilitas keruntuhan tahunan
kemudian dijumlahkan secara bertahap, dimulai dengan tingkat konsekuensi tertinggi,
seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.
25 dari 40
Tabel 3 Pengembangan kurva kumulatif
Plot dimulai pada tingkat konsekuensi tertinggi dan berlanjut bertahap (naik pertama ke
berikutnya probabilitas keruntuhan tahunan tertinggi dan kemudian pergi ke konsekuensi
berikutnya yang lebih rendah) tingkat konsekuensi terendah menggunakan keruntuhan
tahunan yang dijumlahkan secara bertahap (diakumulasikan) probabilitas. Plot ditunjukkan
pada Gambar 9. Dari data f-N dapat dilihat bahwa ke tiga potensi keruntuhan mode melebihi
risiko sosial / pedoman kehilangan jiwa tahunan, dan mode keruntuhan potensial 1 melebihi
risiko sosial / pedoman kehilangan jiwa tahunan dan keruntuhan tahunan pedoman
probabilitas (dan mungkin risiko individu). Data ini juga menunjukkan potensi keruntuhan
mode 1 berkontribusi paling besar terhadap risiko total. Kurva kumulatif menunjukkan
bahwa ada beberapa skenario keruntuhan dengan sebanyak 225 perkiraan kematian, dan
sedikitnya 15. Kurva kumulatif menggambarkan kemungkinan dan variabilitas konsekuensi
di seluruh domain skenario keruntuhan.
Perhatikan bahwa ini tidak sama dengan ketidakpastian dalam estimasi kematian untuk
skenario tertentu (atau kumpulan skenario) yang biasanya digambarkan menggunakan
grafik ketidakpastian grafik f-N. Plot kumulatif menunjukkan bahwa pedoman risiko
masyarakat terlampaui untuk semua skenario keruntuhan, dan pedoman risiko individu juga
dapat dilampaui untuk beberapa skenario keruntuhan. Pada akhirnya ke dua plot
menggambarkan informasi yang sama dan saling melengkapi. USBR telah menemukan
plot f-N menjadi lebih mudah bagi pembuat keputusan untuk memahami dan karenanya
menggunakannya khusus. USACE telah menemukan plot F-N menawarkan informasi
tambahan bagi para pembuat keputusan pertimbangkan dan karenanya gunakan untuk
melengkapi plot f-N.
26 dari 40
Probabilitas keruntuhan tahunan atau Probabilitas
N tahunan atau kematian
Potensi kematian
Perlu dicatat bahwa beberapa organisasi telah berusaha untuk mengkonversi plot f-N ke
grafik F-N dan sebaliknya. USBR dan USACE memilih untuk tidak melakukan ini. Oleh
karena itu, plot ditunjukkan pada Gambar 3 pada dasarnya adalah apa yang akan dilihat
oleh para pembuat keputusan jika disandingkan satu sama lain.
9 Manajemen risiko
Manajemen risiko mencakup kegiatan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan
berdasarkan informasi risiko, diprioritaskan evaluasi risiko, memprioritaskan kegiatan
pengurangan risiko, dan membuat keputusan program terkait dengan mengelola inventaris
fasilitas. Proses manajemen risiko bervariasi dengan menghormati tata kelola organisasi.
Manajemen risiko sangat difasilitasi dan ditingkatkan oleh basis pengetahuan yang
disediakan oleh analisis risiko dan input penilaian risiko untuk bendungan seperti dijelaskan
di atas. Pengetahuan tersebut memungkinkan dasar yang logis dan konsisten untuk
mendukung dan memprioritaskan kegiatan pengurangan risiko dan atau membuat
keputusan program terkait dengan pengelolaan inventarisasi fasilitas. Manajemen risiko,
juga mempertimbangkan ekonomi, lingkungan, sosial, faktor budaya, etika, politik, dan
hukum yang sulit diukur. Manajemen risiko harus dianggap sebagai proses yang
berkelanjutan dan berulang yang perlu beradaptasi dengan informasi baru.
27 dari 40
Tujuan utama manajemen risiko adalah menerapkan tindakan untuk: menerima, memantau
lebih lanjut atau mengevaluasi, mengendalikan, atau mengurangi risiko, sambil
mempertimbangkan biaya dan manfaat dari setiap tindakan yang diambil. Ketika
mengurangi risiko baik di bendungan tunggal atau tanggul atau dalam portofolio bendungan
atau tanggul, tindakan harus diambil secepat dan seefisien mungkin, dengan mengakui
bahwa akan ada kemungkinan menjadi batasan pada pendanaan yang tersedia.
Pertimbangan harus diberikan pada seberapa besar risiko berkurang dibandingkan dengan
biaya yang diperlukan untuk mencapai pengurangan risiko. Umumnya, prioritasnya adalah
bendungan atau tanggul dengan risiko tertinggi yang dirasakan terlebih dahulu, dengan
asumsi ada kepercayaan pada perkiraan risiko; namun, jika biaya pengurangan risiko pada
bendungan atau tanggul risiko tertinggi adalah tidak proporsional dengan pengurangan
risiko yang dicapai atau menghilangkan dari menerapkan tindakan di beberapa struktur lain,
mungkin tepat untuk mempertimbangkan kegiatan pengurangan risiko di lain struktur
terlebih dahulu.
Organisasi mengakui bahwa metode yang digunakan untuk menghitung risiko tidak
memberikan angka yang tepat hasil. Karenanya, tidak tepat untuk hanya mengandalkan
estimasi numerik dalam perbandingan dengan nilai pedoman. Keputusan biasanya lebih
kompleks daripada yang bisa digambarkan menggunakan hanya hasil numerik dari analisis
risiko. Kekuatan safety case juga harus dipertimbangkan dalam fase manajemen risiko.
Untuk memprioritaskan tindakan keselamatan secara efektif, informasi tentang biaya dan
durasi tindakan dan potensi pengurangan risiko diperlukan. Jenis informasi ini diperlukan
untuk mengevaluasi efisiensi tindakan pengurangan risiko dan dapat digunakan untuk
menyempurnakan tindakan keselamatan. Sebuah catatan risiko dasar, kasus keselamatan
dan peringkat, dan pembaruan yang dihasilkan dari risiko kegiatan pengurangan harus
dipertahankan untuk setiap struktur dalam inventaris agensi.
Untuk pemilik Federal dengan inventaris besar, atau untuk pemilik pribadi dengan inventaris
besar, itu penting untuk memprioritaskan tindakan keselamatan karena pendanaan akan
membatasi seberapa cepat tindakan dapat dilakukan lengkap. Jika pemilik berurusan
dengan inventaris besar, skema kategorisasi risiko mungkin membantu dalam membuat
langkah awal dalam memprioritaskan tindakan keselamatan. Tabel 4 menunjukkan metode
mengkategorikan bendungan berdasarkan risiko yang akan memberikan penyortiran awal
tindakan keselamatan bendungan.
Untuk memprioritaskan tindakan dalam suatu kategori, pertimbangkan tindakan masing –
masing faktor berikut, yang akan berkontribusi untuk meningkatkan proritas tindakan di
bendungan:
1) Baik probabilitas keruntuhan dan kehilangan jiwa tahunan melebihi ambang batas
nilai – nilai pada pedoman.
2) Probabilitas keruntuhan atau kehilangan jiwa secara tahunan didorong oleh
potensi tunggal mode keruntuhan.
3) Probabilitas keruntuhan atau kehilangan jiwa tahunan didorong oleh potensi mode
keruntuhan, memanifestasikan dirinya selama kondisi operasi normal.
28 dari 40
Tabel 4 Kategorisasi risiko federal
Tindakan
Karakteristik dan pertimbangan Tindakan Potensial
Urgensi
Ambil segera tindakan untuk
menghindari keruntuhan.
SANGAT DEKAT DENGAN
Komunikasikan temuan kepada
KERUNTUHAN :
pihak-pihak yang berpotensi terkena
dampak
Ada bukti langsung bahwa keruntuhan
sedang berlangsung, dan bendungan
hampir pasti akan gagal selama Penerapan IRRMs.
pengoperasian normal jika tindakan
tidak diambil dengan cepat.
I -TINGKAT
Pastikan bahwa rencana tindakan
URGENSI
ATAU darurat adalah yang mutakhir dan
SANGAT
telah teruji secara fungsional
TINGGI
Tingkatkan pemantuan dan evaluasi.
Percepat Investigasi dan tindakan-
RISIKO SANGAT TINGGI :
tindakan untuk mendukung
pengurangan risiko jangka panjang
Membuat kombinasi atas umur atau
konsekuensi ekonomi dan
kemungkinan atas keruntuhan dari Memulai manajemen secara intensif
salah satu kejadian sebelum dan laporan situasi
mengambil tindakan, terlalu tinggi
untuk menunda tindakan
RISIKO TINGGI DENGAN TINGKAT Penerapan IRRMs.
KEPERCAYAAN TINGGI, ATAU
SANGAT TINGGI DENGAN Pastikan bahwa rencana tindakan
TINGKAT KEPERCAYAAN RENDAH darurat adalah yang mutakhir dan
KE SEDANG : Kemungkinan atas telah teruji secara fungsional
II - TINGKAT keruntuhan dari suatu kejadian,
URGENSI sebelum mengambil tindakan, terlalu Berikan prioritas tinggi pada
TINGGI tinggi bila menunda tindakan pengawasan dan evaluasi yang telah
diperketat. Percepatan Investigasi
dan tindakan untuk mendukung
pengurangan risiko jangka panjang.
Percepat konfirmasi atas klasifikasi
yang telah sesuai
RISIKO SEDANG KE RISIKO TINGGI
: Tingkat kepercayaan dalam perkiraan Penerapan IRRMs.
risiko secara umum paling tidak adalah
sedang, tetapi dapat dimasukkan Pastikan bahwa rencana tindakan
fasilitas dengan tingkat kepercayaan darurat adalah yang mutakhir dan
rendah apabila ada kemungkinan yang telah teruji secara fungsional
masuk akal bahwa perkiraan risiko Tingkatkan pemantauan dan
III - TINGKAT
akan dikonfirmasi atau berpotensial evaluasi. Prioritaskan investigasi dan
URGENSI
meningkat dengan studi lebih lanjut tindakan guna mendukung
SEDANG
pengurangan risiko jangka panjang
29 dari 40
Tindakan
Karakteristik dan pertimbangan Tindakan Potensial
Urgensi
RISIKO RENDAH KE RISIKO
MENENGAH : Risiko rendah ke risiko Pastikan bahwa langkah-langkah
sedang setidaknya dengan memiliki manajemen risiko rutin sudah ada
tingkat kepercayaan yang sedang,
atau risiko rendah dengan tingkat Tentukan apakah tindakan dapat
IV - kepercayaan rendah, dan berpotensi menunggu sampai dengan tinjauan
TINGKAT peningkatan risiko dengan studi lebih berkala berikutnya
URGENSI lanjut. Sebelum tinjauan berkala berikutnya,
RENDAH KE ambil tindakan sementara yang
SEDANG sesuai dan jadwalkan tindakan lain
yang sesuai.
Berikan prioritas normal pada
investigasi untuk klasifikasi validasi,
tapi jangan rencanakan tindakan
pengurangan risiko pada saat ini.
V - TIDAK RISIKO RENDAH : Risiko rendah dan Lanjutkan kegiatan rutin manajemen
ADA tidak mungkin berubah dengan risiko keselamatan bendungan serta
URGENSI penyelidikan atau studi tambahan kegiatan operasi dan pemeliharaan
1) Kisaran estimasi risiko dikelompokkan secara ketat dan rata – rata serta
mediannya serupa (untuk analisis ketidakpastian terperinci) dan studi kepercayaan
mempengaruhi kepercayaan.
2) Pengurangan atau konfirmasi risiko relatif mudah dan murah.
30 dari 40
pelaksanaan tindakan pengurangan risiko, dan jangka waktu yang diperlukan untuk
mencapai pengurangan risiko. Semua faktor ini harus dipertimbangkan ketika membangun
prioritas. Tujuan organisasi haruslah untuk mengurangi risiko keselamatan bendungan
secara efektif dan seefisien mungkin. Setiap organisasi harus memiliki proses yang
transparan untuk menetapkan prioritas dan urgensi menyelesaikan tindakan keamanan
bendungan. Dalam suatu organisasi, tanggung jawab atas inventaris bendungan akan
sering dibagi di antara sejumlah kantor. Memiliki proses yang transparan akan berkembang
kepercayaan dalam organisasi bahwa keputusan dibuat secara objektif dan adil.
Memprioritaskan pekerjaan dalam inventaris bendungan biasanya akan menjadi proses
yang dinamisal:Sementara prioritas dapat ditetapkan setiap tahun, masalah keselamatan
baru yang memiliki prioritas tinggi dapat berkembang Di antara kegiatan prioritas tahunan.
Ini membutuhkan fleksibilitas dalam memprioritaskan pekerjaan dalam portofolio,
memungkinkan untuk penyesuaian dalam pekerjaan yang direncanakan sebagai masalah
baru, prioritas tinggi telah diidentifikasi. Gunakan kelompok berdedikasi, mapan untuk
meninjau dan memprioritaskan tindakan keselamatan yang diusulkan dalam portofolio
bendungan atau tanggul atau ketika membangun urgensi untuk tindakan di bendungan atau
tanggul tertentu. Ini akan membantu memastikan konsistensi dalam menetapkan prioritas
dan akan meningkatkan efisiensi karena kelompok yang konsisten akan mempertahankan
pengetahuan tentang inventaris secara keseluruhan.
Tinjauan independen sangat penting untuk kredibilitas manajemen risiko. Ini akan
membantu memastikan preferensi individu tidak mendominasi proses pengambilan
keputusan. Urgensi menyelesaikan tindakan keselamatan harus sepadan dengan risiko.
Secara umum, bendungan atau tanggul dengan estimasi risiko tertinggi harus mendapat
prioritas tertinggi karena keadaan tersebut mempunyai peluang tinggi untuk gagal dalam
inventaris atau memiliki konsekuensi tertinggi jika gagal.
10 Komunikasi risiko
Komunikasi penting dalam semua aspek keselamatan dalam suatu organisasi, dengan
publik, dan dengan pemilik atau pemangku kepentingan tertentu dari suatu proyek. Namun,
komunikasi tentang pekerjaan terkait dengan risiko sangat penting karena rasa ketakutan,
sentimen, persepsi, dan emosi yang melingkupi kata risiko dan penggunaan analisis risiko
dalam rekayasa. Jadi begitulah pentingnya untuk dipahami dan memiliki rencana yang baik
untuk mengkomunikasikan risiko, termasuk:
1) Informasi apa yang tersedia di bendungan atau tanggul tertentu yang terkait dengan
potensi mode keruntuhan dan bagaimana informasi tersebut dipertimbangkan
dalam analisis risiko.
2) Bagaimana risiko akan dipertimbangkan oleh suatu organisasi.
3) Apa hasil dari analisis risiko.
4) Keputusan apa yang telah dicapai dan risiko apa yang tersisa.
Komunikasi ini dapat membantu menciptakan kesadaran akan potensi masalah
keselamatan bendungan dan membantu semua pihak mendapatkan pemahaman yang
lebih besar. Menciptakan pemahaman tentang risiko dan masalah keamanan bendungan
adalah penting bagi mereka yang memiliki berbagai tingkat koneksi ke bendungan dan yang
terkait dampak potensial. Kelompok yang beragam ini memiliki beragam latar belakang,
pengalaman, dan kecanggihan.
Rencana dan strategi komunikasi harus dikembangkan untuk hal-hal berikut:
31 dari 40
a) Hubungan internal ke organisasi keamanan/keselamatan.
b) Pemilik dan pemangku kepentingan
c) Situs bendungan atau tanggul dan projek mandiri
d) Organisasi lokal
e) Organisasi teknis atau konsultan
f) Pembuat keputusan
g) Masyarakat/publik
Prinsip – prinsip berikut yang diterapkan untuk komunikasi risiko:
a) Meningkatkan komunikasi dengan publik, secara internal dengan pemilik bendungan
dan organisasi yang mengatur.
b) Rencana tindakan darurat dan komunikasi dengan publik sangat penting dan tidak
terpisahkan dalam aspek mengurangi risiko terhadap kehidupan.
c) Komunikasi harus terbuka dan transparan.
d) Saat menyampaikan masalah di bendungan atau tanggul tertentu, fokuslah pada
manfaat dan risiko pada infrastruktur.
e) Mengintegrasikan komunikasi risiko di awal dalam proses merespon masalah
keamanan.
f) Berikan konteks untuk komunikasi risiko (bandingkan dengan risiko lain).
g) Fokuskan komunikasi pada tindakan yang perlu diambil individu/organisasi.
h) Diskusikan ketidakpastian dalam perkiraan risiko dan kasus keamanan:
1) Apa yang pasti
2) Apa yang mungkin, tetapi tidak pasti
3) Apa yang mungkin, tetapi tidak mungkin
32 dari 40
Lampiran
1 : 1.8
EL. 97.000
33 dari 40
Probability Density Function
14
12
10
Frequency (%)
0
1.61045 1.71145 1.81245 1.91345 2.01445 2.11545 2.21645 2.31745 2.41845 2.51945
Factor of Safety
0.998
34 dari 40
Probability Density Function
14
12
10
Frequency (%)
0
0.78799 0.83999 0.89199 0.94399 0.99599 1.04799 1.09999 1.15199 1.20399 1.25599
Factor of Safety
Gambar 4 Probability Density Function Faktor Keamanan Pada Saat Nilai Rata-
rata Faktor Keamanan sebesar 1
Bendungan Jatibarang seperti halnya bendungan lain di pulau Jawa berada pada lokasi
dengan bahaya gempa yang tinggi. Untuk periode ulang 100 tahun percepatan puncak di
batuan dasar adalah sebesar 0,1 g, untuk periode ulang 5000 tahun sebesar 0,4 g, dan
untuk periode ulang 10000 tahun sebesar 0,5 g.
36 dari 40
Jatibarang cukup dekat dengan kota Semarang, pemukiman terdekat yang berada di hilir
bendungan berjarak ± 2 km. Berdasarkan analisis keruntuhan bendungan jumlah penduduk
di hilir yang terpapar risiko sejumlah 412.214 jiwa.
Bendungan Jatibarang jika terjadi keruntuhan bendungan diasumsikan tingkat keparahan
banjirnya adalah sedang, dengan waktu peringatan jika terjadi keruntuhan berkisar 15 – 60
menit, maka berdasarkan pedoman USBR tingkat kematiannya adalah 2 %. Sehingga
dengan 412.214 jiwa yang terpapar risiko kemungkinan kehilangan jiwa akibat keruntuhan
bendungan adalah 8244 orang.
Probabilitas beberapa mode keruntuhan bendungan, kemungkinan kehilangan jiwa hasil
perhitungan diatas dan evaluasi risikonya dapat dilihat pada tabel dan gambar di bawah.
Tabel 5 Tabel Resume Perhitungan Analisis Risiko Bendungan Jatibarang
Kehilangan Jiwa Probabilitas
Mode Keruntuhan (N) (f) Risiko Evaluasi
Stabilitas Statik 8244 1.00E-08 0.00008244 Ok, f <= 0.00001
Stabilitas Seismik 8244 1.71E-07 0.001411098 Ok, f <= 0.00001
Piping di
Timbunan 8244 4.50E-06 0.037098 Ok, f <= 0.00001
Piping di Fondasi 8244 1.00E-07 0.0008244 Ok, f <= 0.00001
Overtoping 8244 1.00E-08 0.00008244 Ok, f <= 0.00001
Seluruh mode keruntuhan Bendungan Jatibarang baik stabilitas statik, stabilitas dinamik,
piping di timbunan, piping di fondasi, dan Overtoping akibat banjir masih masuk kriteria
risiko. Meskipun begitu tetap perlu dilakukan pemantauan dan evaluasi secara rutin untuk
memastikan keamanan bendungan selanjutnya. Khusus rembesan pada ebatman kiri perlu
jadi perhatian lebih mengingat rembesannya yang terjadi sangat besar.
37 dari 40
0
38 dari 40
Bibliografi
Ball, D.J., and Floyd, P.J., Societal Risks, Report prepared for UK Health and
Safety Executive, 1998.
Bureau of USBR, Dam Safety Public Protection Guidelines, Dam Safety Office,
Denver, CO, August 2011.
(http://www.usbr.gov/ssle/damsafety/documents/PPG201108.pdf)
Hatem, G.A., ''Development of a Data Base on Dam Failures in the United States:
Preliminary Results", A Thesis Summated to Stanford University Civil Engineering,
December, 1985.
HSE (Health and Safety Executive). 2001. Reducing risks, protecting people:
HSE’s Decisionmaking process. Risk Assessment Policy Unit. HSE Books, Her
Majesty’s Stationery Office, London, England.
(http://www.hse.gov.uk/risk/theory/r2p2.pdf)
LeGuen, J., 2008, Tolerability of Risk: UK Principles and Practices for Controlling
Work Activities, Presentation at the Workshop on Tolerable Risk Evaluation, March
18, 2008, Alexandria, VA.
39 dari 40
New South Wales Government Dams Safety Committee 2006, Risk Management
Policy Framework for Dam Safety. New South Wales, Australia, 22 August 2006.
Planning NSW 2008, Risk Criteria for Land Use Safety Planning, Hazardous
Industry Planning Advisory Paper No. 4, Consultation Draft, July 2008.
(http://www.planning.nsw.gov.au/plansforaction/pdf/hazards/haz_hipap4_rev2008.
pdf)
U.S. Army Corps of Engineers, Safety of Dams – Policy and Procedures, ER-
1110-2-1156, March 31,
2014.(http://www.publications.usace.army.mil/Portals/76/Publications/EngineerReg
ulations/ER_1110-2-1156.pdf)
Von Thun, J. L., "Application of Statistical Data From Dam Failures and Accidents
to Risk-Based Decision Analysis on Existing Dams", Internal Memorandum, Bureau
of USBR, Engineering and Research Center, October, 1985.
40 dari 40