Hendri Wijaya
NIM 21010123413030
FAKULTAS TEKNIK
SEMARANG
FEBRUARI 2024
i
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................................iii
DAFTAR TABEL ......................................................................................................................... iv
BAB I............................................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ......................................................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan Laporan .......................................................................................... 2
1.4 Pembatasan Masalah ....................................................................................................... 2
BAB II ............................................................................................................................................. 3
2.1 Distribusi Hujan Jam-Jaman ........................................................................................... 3
2.2 Pemodelan Menggunakan HMS (Hydrologic Engineering Center - Hydrologic
Modeling System) ....................................................................................................................... 7
2.3 Komponen Model HEC-HMS ........................................................................................ 8
BAB III ............................................................................................................................................ 9
3.1 Basin Model ..................................................................................................................... 9
3.2 Meteorologic model ...................................................................................................... 11
3.3 Tahap Pengumpulan Data ............................................................................................. 12
3.4 Tahap Pembentukan dan Simulasi Model.................................................................... 12
3.5 Pemodelan HEC-HMS .................................................................................................. 12
3.6 Kehilangan Air Menggunakan CN Number ................................................................ 13
3.7 Transform (Hidrograph) menggunakan SCS .............................................................. 14
3.8 Baseflow untuk Recession dengan Thereshold Ratio ................................................. 14
3.9 Input Data Hujan Rancangan ........................................................................................ 14
3.10 Hasil Pemodelan Dengan HEC-HMS ...................................................................... 16
BAB I............................................................................................................................................. 19
4.1 Kesimpulan .................................................................................................................... 19
4.2 Saran ............................................................................................................................... 19
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Hubungan Antara Durasi dan Kedalaman Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi
(CMB/PMP) .................................................................................................................................... 3
Tabel 2.2 Distribusi Hujan Untuk Durasi 24 Jam......................................................................... 3
Tabel 2.3 Distribusi Hujan Untuk Durasi 12 Jam......................................................................... 3
Tabel 2.4 Intensitas Hujan dalam % yang disarankan PSA 007 .................................................. 5
Tabel 2.5 Total Curah Hujan Maksimum Boleh Jadi Dalam % .................................................. 5
Tabel 2.6 Distribusi Hujan Metode PSA 007 Durasi 24 Jam DAS Gintung .............................. 6
Tabel 3.1 CN Number DAS Gintung .......................................................................................... 13
Tabel 3.2 Rekapitulasi Debit Banjir Rencana dengan Pemodelan Hec-HMS .......................... 17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Maksud dan Tujuan Laporan
Maksud dan tujuan kegiatan laporan ini adalah untuk memahami tata cara perhitungan
debit banjir dengan menggunakan software HEC-HMS, sebagai rekomendasi perhitungan
debit banjir untuk perencanaan Bendungan Gintung, dan sebagai salah satu tugas mata kuliah
“Analisa Dan Pemodelan Hidro-Meteorologi”.
Tujuan laporan ini adalah?
1. Menganalisis debit banjir pada DAS Gintung menggunakan software HEC-HMS.
2. Menganalisis debit banjir pada tiap-tiap kala ulang.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tabel 2.1 Hubungan Antara Durasi dan Kedalaman Curah Hujan Maksimum Boleh
Jadi (CMB/PMP)
Durasi hujan (jam) 1 2 3 4 5 6 8 12 16 20 24
Persentase curah hujan (%) 34 45 52 60 65 68 75 88 92 96 100
Sumber : PSA 007, Kementerian Pekerjaan Umum
3
2. Agihan PSA-007 (Intensitas tertinggi di awal)
Profil curah hujan menurut PSA-007 ditunjukkan pada Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel
3. Untuk memformulasikan agihan menurut PSA-007 untuk curah hujan 12 jam dengan
interval waktu satu jam, maka setiap jam akan setara dengan 8,33% durasi hujannya. Dengan
menggunakan tabel hubungan (Tabel 5.4.) maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
Setelah satu jam (8,33% durasi), jumlah curah hujan 44% dari totalnya jadi selama
jam ke 1 curah hujan yang terdistribusi adalah 44%. Setelah dua jam (16,67% durasi), jumlah
curah hujan 60% dari totalnya, jadi selama jam ke 2 curah hujan yang terdistribusi adalah
16%. Setelah tiga jam (25% durasi), jumlah curah hujan 68% dari totalnya jadi pada jam ke 3
curah hujan yang terdistribusi adalah 8% dan seterusnya seperti yang disajikan pada Tabel 4.
Profil curah hujan ini ditunjukkan pada Gambar 1. Pemilihan durasi hujan kritis (Critical
Storm Duration), pada prinsipnya tergantung pada luas DPS dan pengaruh-pengaruh lain
seperti luas genangan waduk dan konfigurasi bangunan pelimpah, sehingga untuk setiap
bendungan walaupun memiliki luas DPS yang sama belum pasti durasi hujan kritisnya sama.
Pemilihan durasi hujan dengan pola distribusinya sangat berpengaruh pada hasil banjir desain
yang diperhitungkan. Curah hujan yang sama yang terdistribusi dengan dengan curah hujan
yang panjang akan menghasilkan puncak banjir yang lebih rendah dibanding dengan yang
terdistribusi dengan durasi yang pendek.
Bila data hidrograf banjir dari pos duga air otomatis dan data distribusi hujan jam-
jaman dari stasiun hujan otomatis tidak tersedia, pola distribusi hujan dapat ditetapkan
dengan mengacu pada Gambar 2.1 dan Tabel 2.4 yang diambil dari PSA 007.
4
Tabel 2.4 Intensitas Hujan dalam % yang disarankan PSA 007
Kala Ulang Durasi Hujan
Tahun ½ jam ¾ jam 1 jam 2 jam 3 jam 6 jam 12 jam 24 jam
5 32 41 48 59 66 78 88 100
10 30 38 45 57 64 76 88 100
25 28 36 43 55 63 75 88 100
50 27 35 42 53 61 73 88 100
100 26 34 41 52 60 72 88 100
1000 25 32 39 49 57 69 88 100
CMB 20 27 34 45 52 64 88 100
Sumber : PSA 007, Kementerian Pekerjaan Umum
Untuk mendapatkan curah hujan kritis selanjutnya sesuai dengan PSA 007, distribusi
hujan disusun dalam bentuk genta, dimana hujan tertinggi ditempatkan di tengah, tertinggi
kedua di sebelah kiri, tertinggi ketiga di sebelah kanan dan seterusnya. Distribusi Hujan
Dengan Durasi 12 Jam Dalam Bentuk Genta dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan Tabel 2.5.
sebagai berikut:
Dikarenakan karena data yang diperoleh adalah curah hujan selama 24 jam, maka atas
pertimbangan tersebut digunakan durasi hujan 24 jam untuk dipakai dalam perhitungan debit
banjir rencana. Distribusi Hujan Metode PSA 007 Durasi 24 Jam DAS Gintung dapat dilihat
pada Tabel 2.6 sebagai berikut:
5
Tabel 2.6 Distribusi Hujan Metode PSA 007 Durasi 24 Jam DAS Gintung
6
2.2 Pemodelan Menggunakan HMS (Hydrologic Engineering Center - Hydrologic
Modeling System)
HEC-HMS adalah model matematika numeris yang dikemas dalam paket program
komputer, yang terdiri dari sejumlah metode untuk mensimulasikan watershed, saluran dan
perilaku bangunan air (water control structure). Model ini dikembangkan oleh USACE-HEC
dengan tujuan untuk memprediksi keluaran dari suatu sistem DAS. Struktur pembangun
model HEC-HMS terdiri dari enam komponen, antara lain model hujan, model volume
limpasan, model limpasan langsung, model aliran dasar dan model penelusuran aliran dan
model water-control measure yang meliputi diversions dan storage fasilities. Masing masing
komponen model tersebut didukung oleh beberapa metode perhitungan yang dapat dipilih
dan ditentukan oleh user berdasarkan ketersediaan data simulasi pada suatu DAS. Struktur
konsep dasar proses transformasi hujanaliran untuk yang digunakan pada model HECHMS
dapat dilihat pada Gambar dibawah ini (setelah Ward, 1975 dalam USACE, 2001).
Pada model HEC-HMS hampir semua parameter fisik DAS telah diakomodasi dalam
sub-sub model. Menurut USACE (2001), tingkat akurasi hasil simulasi model tergantung
pada ketersediaan data dan metode yang dipilih oleh user. Beberapa metode pada model ini
mengakomodasi hampir semua parameter dan beberapa metode yang lain menggunakan
pendekatan yang lain. Hal ini memberikan keluwesan pada user dalam menentukan metode
yang digunakan. Struktur Transformasi Hujan Aliran pada Model HEC-HMS dapat dilihat
pada Gambar 2.3.
7
2.3 Komponen Model HEC-HMS
Komponen utama dalam model HEC-HMS adalah sebagai berikut:
1. Basin model – berisi elemen-elemen yang terdapat pada suatu DAS seperti sub-DAS,
titik control DAS, penggal/ruas sungai, waduk.
2. Meteorologic model – berisi data hujan dan penguapan
3. Control Specifications – berisi waktu mulai dan berakhirnya hitungan atau simulasi.
Selain tiga komponen diatas masih terdapat komponen lain yaitu:
1. Time series data – berisi masukan data seperti runtun waktu data hujan, debit
2. Paired data – berisi pasangan data seperti hidrograf satuan
Simulasi hujan-aliran dalam setiap sub-DAS memerlukan beberapa komponen model
yaitu:
8
BAB III
PEMBAHASAN DAN HASIL
- Subbasins – berisi data tentang sub-basins seperti kehilangan/losses (misal metode SCS
Curve Number), transform model (misal metode hidrograf satuan), baseflow (misal
metode resesi). Data tersebut ini digunakan untuk transformasi hujan menjadi aliran.
- Reaches – menghubungkan elemen-element yang ada (sub-DAS, junction) dan berisi
data penelusuran sungai. Digunakan untuk membawa/menelusur aliran dari hulu ke
hilir.
- Junctions – titik hubung antar elemen-elemen yang ada atau titik kontro pada setiap
sub-DAS. Digunakan untuk menggabungkan aliran dari sub-DAS maupun reaches
(ruas-ruas sungai).
- Reservoirs – sebagai tampungan dan melepaskan aliran sesuai laju yang telah
ditentukan (hubungan antara tampungan-debit).
- Diversions – digunakan untuk memodelkan alian dari sungai utama berdasarkan rating
curve yang ada (digunakan untuk kolam tampungan retensi atau overflows).
- Sources – mempunyai outflow tetapi tidak ada inflow; digunakan untuk memodelkan
alran masuk ke basin model
- Sinks – mempunyai inflow tetapi tidak ada outflow. Digunakan untuk
merepresentasikan outlet dari DAS
Jika digambarkan, akan tampak seperti skema pada Gambar 3.1 sebagai berikut ini:
9
Gambar 3. 1 Skema Pemodelan DAS menggunakan HEC-HMS
Setelah skema DAS yang diinginkan telah jadi, tahap selanjutnya adalah pengisian
parameter subbasinnya. Berikut macam metode yang digunakan untuk parameter
subbasinnya.
No Model Metode
User hyetograph, User gage weighting, Inverse-distance
1 Hujan gage weights, Gridded precipitation, Frequency storm,
dan Standard project storm
Initial and constant-rate, SCS curve number, Gridded SCS
Volume
2 curve number, Green and Ampt, Deficit and constant
runoff
rate, Soil moisture accounting, dan Gridded SMA
Direct User-specified unit hydrograph (UH), Clark’s UH, Snyder’s
3
runoff UH, SCS UH, Modclark, dan Kinematic wave
Constant monthly, Exponential recession, dan Linear
4 Baseflow
reservoir
Kinematic wave, Lag, Modified
5 Routing Puls, Muskingum, Muskingum-Cunge Standard Section
dan Muskingum-Cunge 8- point section
10
3.2 Meteorologic model
Pada komponen ini, berisi besaran hujan yang akan digunakan serta bobot hujan untuk
masing-masing pos hujan. Berikut panel Meteorological Model yang sudah di input datanya.
1. Control Specifications
Komponen ini berisi tanggal dan waktu kejadian yang akan di simulasi.
2. Time series data
Komponen ini berisi data yang akan digunakan untuk simulasi. Misal data hujan yang
menyebabkan banjir, dan data debit aliran (biasanya digunakan sebagai kalibrasi).
11
3.3 Tahap Pengumpulan Data
Pada tahap ini data yang akan dikumpulkan untuk studi ini adalah data sekunder berupa
peta topografi, data curah hujan tahun 2000 – 2019, data vegetasi dan data jenis tanah
permukaan DAS Gintung.
12
Gambar 3. 2 Pemodelan DAS Gintung Lokasi Bendungan
13
3.7 Transform (Hidrograph) menggunakan SCS
Simulasi optimasi yang dilakukan untuk mengkalibrasi parameter model dilakukan
dengan memberikan input parameter. Optimasi dilakukan dengan trial beberapa kali untuk
mendapatkan parameter model yang optimum. Hal ini disebabkan setiap parameter memiliki
tingkat sensitivitas yang berbeda-beda. Parameter model optimum dapat diketahui dengan
membandingkan kurva hidrograf terukur dengan kurva hidrograf simulasi, dengan nilai
Function Value sekecil-kecilnya. Function Value menyatakan tingkat kesalahan (error)
hidrograf simulasi terhadap hidrograf terukur. Semakin kecil nilai Function Value maka
tingkat kesalahan yang terjadi juga semakin kecil.
14
selajutnya dilakukan input data hujan dari masing masing grid yang masuk di dalam sub
DAS. Peta overlay grid dan sub DAS Gintung serta input data hujan rancangan dapat dilihat
di bawah ini:
15
3.10 Hasil Pemodelan Dengan HEC-HMS
Simulasi model dilakukan untuk memprediksi hidrograf banjir kala ulang Q 1,01, Q2, Q10,
Q25, Q50, Q 100, Q1000, dan Q PMF. Penetapan kala ulang ini pada dasarnya hanyalah semata-
mata untuk nilai pembanding. Input presifitasi model dinyatakan dalam bentuk hyetograf
seperti ditunjukkan pada Gambar 9, merupakan hujan rancangan yang ditransformasi menjadi
hujan jam-jaman dengan prinsip ABM (Alternating Block Methods). Prinsip metode ABM
adalah menganggap bahwa distribusi hujan jam jaman mengikuti pola intensitas-durasi hujan
yang dapat dihitung untuk masing-masing jam selama waktu turun hujan. Untuk maksud
tersebut diperlukan masukan berupa kurva IDF (intensity duration frequency) yang dapat
ditetapkan berdasarkan nilai curah hujan harian maksimum untuk berbagai kala ulang.
Hasil simulasi model HEC-HMS untuk perkiraan hidrograf banjir rancangan
ditunjukkan pada Gambar 5.8. Debit puncak untuk masing-masing kala ulang diperoleh
Q1.01th = 144,70 m3/det, Q2th = 321,80 m3/det, Q5th = 393,20 m3/de, Q10th = 422,60
m3/det, Q25th = 444,30 m3/det, Q50th = 448,00 m3 /det, Q100th = 469,10 m3/det, Q200th =
491,80 m3/det, Q1000th = 624,20 m3/det, QPMF = 1829,10 m3/det.
Rekapitulasi debit banjir rencana dan grafik hidrograf banjir DAS Gintugn dengan
Pemodelan Hec-HMS dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan Gambar 3.4 sebagai berikut :
16
Tabel 2.2 Rekapitulasi Debit Banjir Rencana dengan Pemodelan Hec-HMS
t Debit banjir rancangan untuk tiap kala ulang (m3/dt)
No jam 1.01 th 2 th 5 th 10 th 25 th 50 th 100 th 200 th 1000 th PMF
1 - 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10
2 1.00 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10
3 2.00 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10
4 3.00 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.30
5 4.00 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 3.40
6 5.00 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 7.00
7 6.00 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.20 2.20 2.40 21.40
8 7.00 2.10 2.10 2.10 2.20 2.20 2.30 2.40 2.60 4.30 60.30
9 8.00 2.10 2.10 2.20 2.40 2.70 3.20 3.90 4.40 10.50 122.00
10 9.00 2.10 2.30 2.80 3.90 4.90 6.40 8.20 9.60 23.40 188.90
11 10.00 2.20 3.50 5.60 8.60 10.90 14.20 17.60 20.20 42.60 281.40
12 11.00 3.10 10.70 18.50 27.00 32.30 36.50 42.70 47.20 79.90 466.00
13 12.00 35.70 96.90 128.70 149.10 159.30 163.00 175.70 186.90 255.90 1,004.80
14 13.00 104.50 251.10 314.60 344.80 361.70 365.10 385.00 405.20 524.40 1,672.50
15 14.00 144.70 321.80 393.20 422.60 444.30 448.00 469.10 491.80 624.20 1,829.10
16 15.00 123.50 261.80 316.60 339.10 359.90 364.80 381.80 399.70 506.00 1,456.20
17 16.00 78.80 161.20 195.50 212.70 228.80 235.90 248.70 260.60 335.20 979.80
18 17.00 48.00 95.80 118.20 133.30 145.30 154.80 165.80 174.40 232.40 683.50
19 18.00 31.70 61.80 77.80 91.30 100.80 110.90 120.60 127.30 175.10 506.30
20 19.00 23.40 44.30 55.90 66.30 73.20 81.30 88.60 93.60 129.30 365.80
21 20.00 18.90 34.80 43.00 49.90 54.30 59.40 64.30 67.70 91.50 253.80
22 21.00 16.50 29.70 35.80 40.30 43.20 46.10 49.30 51.70 67.70 184.20
23 22.00 15.40 27.30 32.40 35.80 38.00 39.80 42.20 44.10 56.30 151.20
24 23.00 15.00 26.40 31.00 34.00 35.80 37.10 39.20 40.90 51.50 137.10
25 24.00 14.90 26.10 30.70 33.40 35.00 36.20 38.10 39.70 49.70 131.60
26 25.00 13.80 23.90 27.90 30.30 31.80 32.70 34.40 35.80 44.60 117.20
27 26.00 10.70 18.00 20.90 22.50 23.60 24.30 25.40 26.40 32.70 84.50
28 27.00 6.90 11.00 12.60 13.50 14.10 14.50 15.10 15.70 19.10 47.80
29 28.00 4.30 6.20 6.90 7.30 7.60 7.80 8.00 8.30 9.90 22.90
30 29.00 3.10 3.90 4.20 4.40 4.50 4.60 4.70 4.80 5.50 11.20
31 30.00 2.50 2.90 3.00 3.10 3.20 3.20 3.20 3.30 3.60 6.00
32 31.00 2.30 2.50 2.50 2.60 2.60 2.60 2.60 2.60 2.80 3.80
33 32.00 2.20 2.30 2.30 2.30 2.30 2.30 2.30 2.30 2.40 2.80
34 33.00 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 2.20 2.40
35 34.00 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.20 2.20 2.20 2.20
36 35.00 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10
37 36.00 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10 2.10
Debit maksimum 144.70 321.80 393.20 422.60 444.30 448.00 469.10 491.80 624.20 1,829.10
17
Gambar 3. 4 Grafik Hidrograph Banjir DAS Gintung dengan Pemodelan Hec-HMS
Berbagai Kala Ulang
18
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis pemodelan debit banjir DAS Gintung menggunakan software HEC-
HMS yang telah dilakukan, ada beberapa kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut:
1. Dari hasil pemodelan debit banjir rancangan DAS Gintung diperoleh debit banjir pada
masing-masing kala ulang (1,01 th, 2 th, 5 th, 10 th, 25 th, 50 th, 100 th, 200 th, 1.000
th, dan PMF).
2. Hasil simulasi model HEC-HMS untuk perkiraan hidrograf banjir rancangan diperoleh
debit puncak untuk masing-masing kala ulang diperoleh Q1.01th = 144,70 m3/det,
Q2th = 321,80 m3/det, Q5th = 393,20 m3/de, Q10th = 422,60 m3/det, Q25th = 444,30
m3/det, Q50th = 448,00 m3/det, Q100th = 469,10 m3/det, Q200th = 491,80 m3/det,
Q1000th = 624,20 m3/det, QPMF = 1829,10 m3/det.
4.2 Saran
Untuk menunjang perhitungan pada DAS Gintung, maka perlu dilakukan updating data
yaitu data hujan, data klimatologi, data tata guna lahan, dan data DAS untuk memperoleh
hasil analisis yang sesuai dengan kondisi saat.
19
DAFTAR PUSTAKA
20