Anda di halaman 1dari 12

Kisi kisi Sejarah

1. Megalitikum = mega ; besar ,litikum artinya batu


Megalitikum dibagi menjadi 3 yaitu
- Animisme =kepercayaan ke nenek moyang
- Dinamisme =kepercayaan kepada benda gaib
- Totenisme = kepercayaan kepada replikat hewan.
Contoh soal ; Masyarakat pada Jaman Megalithikum telah mengenal tata cara
penguburan yang baik.

Hasil kebudayaan Megalithikum yang memberi petunjuk pernyataan tersebut adalah ....
A. dolmen B. menhir C. arca Batu D. sarkopagus E. punden berundak
Megalitikum (Zaman Batu Madya): Zaman di mana masyarakat
sudah memiliki benda-benda atau bangunan besar yang terbuat
dari batu, seperti punden berundak, arca, dolmen, dan lainnya.

Palaezoikum ; suhu udara mulai stabil dan hidup hewan basal Tunggal
2. Neozoikum =hidup hewan reptile raksasa.
3. Berburu dan mengumpulkan bahan makanan istilah lain dari Food Gathering
4. Ahli Sejarah tentang manusia purba adalah

1. Eugene Dubois Penelitian manusia purba di Indonesia dipelopori oleh Eugene Dubois, seorang
paleoantropologi berkebangsaan Belanda. Eugene Dubois bertolak ke Indonesia pada pertengahan
1880-an untuk mengejar obsesinya dalam mencari fosil manusia purba. Pada 1889, ia mendapat
kiriman sebuah fosil tengkorak yang ditemukan di Wajak, Tulung Agung, dari B.D Van
Reitschotten. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois dan dinamai Homo wajakensis.
Setelah itu, Eugene Dubois melanjutkan penelitiannya ke beberapa lokasi, seperti Trinil dan
Sangiran. Namanya semakin terkenal setelah menemukan fosil tengkorak di Trinil pada 1890 yang
kemudian dinamai Pithecanthropus erectus. Antara tahun 1895-1900, Eugene Dubois tercatat
menulis 19 artikel ilmiah seputar Pithecanthropus erectus. Baca juga: Peralatan Manusia Purba
dan Fungsinya

2. Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald adalah ahli
paleontologi berkebangsaan Jerman yang pada awalnya bertugas untuk mengembangkan bio-stratigrafi
Pulau Jawa. Dengan berbekal buku van Es, G.H.R von Koenigswald mencermati endapan-endapan purba
Sangiran, hingga menemukan alat-alat paleolitik pada 1934. Alat-alat serpih berwarna kuning kemerahan
dari batuan kalsedon yang ditemukan ini kemudian menjadi sangat terkenal dengan sebutan alat serpih
Sangiran. Pada 1936, von Koenigswald mendapat temuan yang menakjubkan berupa fosil tempurung
kepala manusia purba yang sejenis dengan temuan Eugene Dubois di Trinil. Oleh karena itu, temuan ini
kemudian dinamai Pithecanthropus II. Berkat temuannya ini, sebagian teka-teki seputar keberadaan
manusia Jawa mulai terjawab.

3. Ter Haar dan Ir. Oppennoorth Dalam melakukan penelitian, G.H.R von Koenigswald sering bekerjasama
dengan peneliti lain, termasuk Ter Haar dan Ir. Oppennoorth. Antara 1931-1934, ketiganya menemukan
fosil Homo soloensis di Sangiran, Jawa Tengah.
4. Teuku Jacob Teuku Jacob adalah peneliti manusia purba dari Indonesia pertama yang memulai
penelitiannya pada 1952. la adalah salah satu murid dari von Koenigswald dan juga penerusnya dalam
penelitian terhadap fosil-fosil di Indonesia. Penelitian yang dimpimpin oleh Teuku Jacob dilakukan di
daerah Sangiran dan sepanjang aliran Bengawan Solo.

5. Nenek moyang bangsa Indonesia adalah Orang-orang Austronesia yang memasuki wilayah
Nusantara kemudian menetap disebut Bangsa Melayu Indonesia. Mereka menjadi nenek
moyang bangsa Indonesia hingga sekarang. Bangsa Melayu dapat dibedakan menjadi dua
suku bangsa, yakni Proto Melayu (Bangsa Melayu Tua) dan Deutero Melayu (Bangsa Melayu
Muda).
6. Nenek moyang bangsa Indonesia ; Orang-orang
Austronesia yang
memasuki wilayah Nusantara kemudian menetap
disebut Bangsa Melayu Indonesia. Mereka menjadi nenek
moyang bangsa Indonesia hingga sekarang. Bangsa Melayu
dapat dibedakan menjadi dua suku bangsa, yakni Proto
Melayu (Bangsa Melayu Tua) dan Deutero Melayu (Bangsa
Melayu Muda).
7.
8. Manusia purba

1. Meganthropus palaeojavanicus
Fosil tulang rahang bawah Meganthropus palaeojavanicus ditemukan oleh peneliti kelahiran
Jerman-Belanda bernama Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald pada 1941 di dekat Desa
Sangiran, Lembah Sungai Bengawan Solo. Meganthropus temuan von Koeningswald berasal
dari masa Pleistosen awal (lapisan bawah). Meganthropus atau kerap disebut dengan Manusia
Sangiran adalah manusia purba tertua yang ditemukan di Indonesia.
Ciri manusia purba ini yaitu memiliki badan besar, kening menonjol, dan tulang pipi
menebal. Rahang dan giginya besar. Kira-kira hampir sama ukurannya dengan rahang gorila.
Berdasarkan umur lapisan tanah tempat penemuan, diperkirakan fosil yang ditemukan itu
berumur 1.000.000–2.000.000 tahun. Meganthropus diperkirakan hidup dengan food
gathering (mengumpulkan makanan). Makanan utamanya tumbuh-tumbuhan. Sebab, mereka
belum mengenal api.
Berikut ciri-ciri Meganthropus:
 Berbadan tegap dengan tonjolan tajam di belakang kepala;
 Bertulang pipi tebal dengan tonjolan kening yang mencolok;
 Tidak berdagu;
 Otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan kuat.
Dalam genus manusia, spesies ini dinamai Meganthropus paleojavanicus, yang berarti
manusia besar tertua yang berasal dari Jawa. Mega artinya besar, anthropus berarti
manusia, palaeo berarti tua, dan javanicus artinya Jawa. Namun, banyak juga ahli yang
kemudian mengklasifikasikannya sebagai Homo erectus paleojavanicus.

2. Pithecanthropus mojokertensis
Jenis manusia purba lainnya yang juga ditemukan di Indonesia adalah Pithecanthropus
robustus dan Pithecanthropus mojokertensis. Manusia purba ini ditemukan oleh
Tjokrohandojo atau Andojo yang bekerja di bawah Ralph von Koenigswald pada 1936 di
Lembah Sungai Brantas. Manusia purba ini merupakan generasi lebih muda
dibandingkan Meganthropus palaeojavanicus. Jenis manusia purba ini dianggap mirip kera,
sehingga disebut pithe yang artinya kera.

3. Pithecanthropus erectus
Kelompok manusia praaksara ini ditemukan oleh Eugene Dubosi pada 1890–1892 di Desa
Trinil, Kabupaten Ngawi, Provinsi Jawa Timur. Pithecanthropus erectus diketahui hidup
sekitar 1 juta sampai 600.000 tahun lalu. Berdasarkan temuan Dubosi itu, dapat diketahui
ciri-ciri manusia purba ini, yaitu:
 Berbadan tegap dengan alat pengunyah yang kuat;
 Tinggi badan berkisar 165–170 sentimeter dengan berat badan sekitar 100
kilogram;
 Berjalan tegak;
 Makanannya masih kasar dengan sedikit pengolahan;
 Mempunyai kemampuan berpikir yang masih rendah;
 Volume otak kepala masih sebesar 900 cc, sedangkan volume otak manusia
modern sudah lebih dari 1000 cc dan volume otak kera tertinggi hanya 600 cc.

4. Homo erectus soloensis


Manusia purba lainnya yang ditemukan di Indonesia adalah Homo soloensis. Seperti
namanya, fosil manusia purba ini ditemukan di sepanjang Bengawan Solo (Ngandong,
Sambungmacan, dan Sangiran) oleh C. Ter Haar, Gustav Heinrich Ralph von Koenigswald,
dan W.F.F. Oppernoort pada 1931–1933. Homo soloensis diperkirakan hidup dari 900.000
sampai 200.00 tahun lalu.
Von Koenigswald di daerah tersebut banyak menemukan fosil-fosil dan artefak-artefak
prasejarah, antara lain tengkorak anak-anak, hewan menyusui, dan aneka perkakas. Dia
kemudian membagi lembah Bengawan Solo menjadi tiga lapisan, yaitu:

 Lapisan Jetis (Pleistosen Bawah), tempat ditemukannya Pithecanthropus


robustus, Homo mojokertensis, dan Meganthropus paleojavanicus;
 Lapisan Trinil (Pleistosen Tengah), tempat ditemukannya Pithecanthropus
erectus;
 Lapisan Ngandong (Pleistosen Atas), tempat ditemukannya Homo
soloensis dan Homo wajakensis.
Untuk Homo e. soloensis, von Koenigswald menemukan 11 fosil tengkorak. Sebagian telah
hancur, tetapi terdapat beberapa yang masih layak menjadi objek penelitian lebih lanjut,
meskipun tulang rahang dan gigi kesebelas tengkorak itu sudah tidak ada.

Menurut von Koenigswald dan R. Weidenreich, manusia purba ini lebih tinggi tingkatannya
dibandingkan dengan Pithecanthropus erectus. Mereka bahkan telah layak disebut
sebagai homo (manusia). Diperkirakan, makhluk ini merupakan evolusi dari Pithecanthropus
mojokertensis atau Homo mojokertensis.

5. Homo wajakensis
Sementara itu, Homo wajakensis ditemukan oleh Von Rietschoten di Desa Wajak pada 1888
dan Eugene Dubois pada 1889. Manusia purba ini hidup sekitar 60.000 sampai 25.00 tahun
lalu. Manusia Wajak diduga sebagai nenek moyang bangsa asli Australia (bangsa Aborigin).
Kedua jenis manusia purba ini disebut homo karena memiliki kesamaan seperti manusia
modern saat ini. Volume otaknya juga sudah berkembang, bahkan mencapai 1300 cc.
Fosil yang ditemukan berupa tulang paha, rahang atas, rahang bawah, tulang kering, dan
fragmen tengkorak dengan volume sekitar 1.600 cc. Temuan Rietschoten ini digolongkan
sebagai Homo sapiens pertama di Asia. Fosil tersebut kemudian diteliti oleh Eugene Dubois.
Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa manusia purba ini sudah bisa membuat alat dari
batu dan tulang. Tak hanya itu, Homo wajakensis juga diketahui sudah mengetahui cara
memasak.
Dari segi fisik, ciri-ciri Homo sapiens ini sebagai berikut:
 Wajah datar dan lebar;
 Hidung lebar dengan bagian mulut menonjol;
 Berat badan sekitar 30–150 kilogram;
 Tinggi badan kurang lebih 130–210 sentimeter;
 Otak sudah lebih berkembang;

6. Homo mojokertensis
Manusia purba yang ditemukan di Indonesia berikutnya yaitu Homo mojokertensis.
Kelompok manusia ini ditemukan oleh Ralph von Koenigswald pada 1936 di Mojokerto.
Fosil yang ditemukan adalah tengkorak anak-anak yang usianya di bawah lima tahun.
Penemu manusia purba ini memperkirakan fosil Homo mojokertensis sebagai fosil dari anak-
anak Pithecanthropus.
7. Homo floresiensis (Manusia Liang Bua)
Homo floresiensis ditemukan oleh Peter Brown dan Mike J. Morwood pada September 2003.
Manusia Liang Bua dianggap sebagai penemuan spesies baru yang kemudian diberi nama
sesuai dengan tempat ditemukannya, yaitu di Liang Bua, Flores.
Adapun ciri ciri Homo sapiens yang ditemukan di Flores sebagai berikut:
 Kepala dan badan mempunyai ukuran kecil;
 Ukuran otak juga kecil;
 Volume otak sekitar 380 cc;
 Rahang menonjol atau berdahi sempit;
 Berat badan sekitar 25 kilogram;
 Tinggi badan sekitar 1,06 meter.

9. Penemu dan lokasi ditemukan Tahukah kamu penemu Meganthropus


paleojavanicus ialah G.H.R Von Koenigswald pada 1941. Berdasarkan buku
ensiklopedia Sejarah Lengkap Indonesia dari Era Klasik Sampai Kontemporer,
disebutkan jenis manusia purba ini memiliki struktur tulang yang besar.

Ciri-ciri Meganthropus paleojavanicus


1. Tulang pipi tebal Kening menonjol.
2. Mempunyai tonjolan kening yang mencolok dan tulang pipi yang tebal.
3. Tidak memiliki dagu.
4. Gerahamnya besar-besar seperti manusia.
5. Berbadan tegap.
6. Bentuk muka diduga masif.
7. Rahang bawah sangat tegap.
8. Memiliki bentuk gigi homonin.
9. Memakan tumbuh-tumbuhan.
10. Otot kunyah sangat kuat.
11. Kepala bagian belakang sangat menonjol.
12. Volume otaknya sebesar 900 cc.
13. Memiliki tinggi sekitar 2,5 meter.

10. Pithecanthropus Erectus secara etimologi berasal dari tiga kata yaitu pithecos yang berarti
kera, anthropus yang berarti manusia dan erectus yang berarti tegak. Pithecanthropu Erectus dapat
diartikan sebagai manusia kera berjalan tegak. Pitecanthropus Erectus ditemukan oleh Eugene
Dubois pada tahun 1891 di Trinil, Ngawi, Jawa Timur. Pithecanthropus Erectus diperkirakan
hidup sekitar 700.000 hingga satu juta tahun yang lalu yang didasarkan pada lapisan pleistosen
tengah pada penemuan fosilnya.
Fosil yang ditemukan adalah tulang paha yang berukuran lebih besar dari lengan dan temprung kepala.
Dari fosil tulang paha diyakini bahwa Pithecanthropus Erectus dapat berjalan secara tegak. Fosil
tempurung kepala menunjukkan adanya percampuran bentuk antara tempurung kepala manusia dan kera.
Oleh sebab itu, Eugene Dubois menyebutnya sebagai missing link dari teori evolusi manusia.

Ciri – Ciri Pithecanthropus Erectus


 Tinggi badan sekitar 165-180 cm
 Volume otak berkisar antara 750-1350 cc
 Bentuk tubuh dan anggota badan tetap
 Alat pengunyah sangat kuatBentuk geraham kuat dengan rahang yang kuat
 Tonjolan kening tebal
 Hidung tebal
 Bagian belakang kepala menonjol
Kontroversi Pithecanthropus Erectus
Eugene Dubois menganggap bahwa Pithecanthropus Erectus mewakili missing link atau mata rantai yang
hilang antara perkembangan kera dan manusia. Pendapat ini kemudian menimbulkan banyak kontroversi.
Beberapa kritikus menyatakan bahwa fosil Pithecanthropus Erectus adalah fosil kera yang berjalan tegak.
Dalam perkembangannya, Pithecanthropus Erectus ternyata memiliki keamaan dengan Sinanthropus
Pekinensis dari Tiongkok sehingga membuat Ernst Mayr menyebutnya sebagai Homo Erectus.

Kehidupan Pithecanthropus Erectus


Pithecanthropus Erectus hidup dengan cara berburu dan meramu serta bergantung penuh dengan alam.
Mereka sudah bisa membuat alat – alat untuk mempermudah menjalankan aktivitas sehari – hari. Peralatan
berburu yang digunakan berasal dari batu dan tulang. Hasil kebudayaan yang dihasilkan diantranya benda
tajam, kapak perimbas, kapak penetak, kapak genggam, pahat genggam, alat serpih dan batu penggiling.

- 11. Zaman Batu Tua (Paleolitikum)


Zaman batu tua disebut juga dengan istilah Paleolitikum. Disebut sebagai zaman batu tua sebab alat-
alat yang digunakan manusia purba di masa itu masih berupa batu-batu besar dan juga kasar.
Beberapa contoh peralatan batu di zaman Palaeolithikum adalah kapak perimbas dan juga alat-alat
serpih. Sementara, kehidupan manusia saat itu masih menerapkan gaya hidup nomaden atau berpindah-
pindah tempat.
Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu binatang dan mengumpulkan makanan berupa biji-
bijian, sayuran dan buah yang tersedia di alam.
- Zaman Batu Tengah (Mesolitikum)
Selanjutnya adalah Zaman Batu Tengah atau Mesolitikum. Di masa ini peralatan batu yang digunakan
oleh manusia purba sudah mulai ada peningkatan.
Peralatan batu yang semula masih besar dan kasar kini mulai dimodifikasi oleh manusia purba menjadi
lebih halus dan berukuran lebih kecil. Contohnya seperti pebble (kapak Sumatra) dan juga mata panah
yang terbuat dari batu.
Di masa ini, manusia diyakini sudah mulai hidup menetap. Bukti yang mendukung hal tersebut adalah
dengan ditemukannya:
Kjokkenmoddinger, yakni sampah sisa-sisa makanan seperti kulit kerang dan
Abris sous Roche yang merupakan cerukan atau gua yang digunakan manusia purba sebagai tempat
tinggal.
- Zaman Batu Baru (Neolitikum)
Zaman Batu Baru atau disebut juga dengan Neolitikum adalah masa ketika peralatan yang digunakan
manusia purba semakin inovatif. Sebut saja kapak persegi dan juga kapak lonjong.
Kehidupan masyarakat di zaman ini juga sudah mulai berada pada fase memproduksi makanan. Selain
sudah menetap, mereka juga telah melakukan kegiatan bercocok tanam untuk menghasilkan makanan
sendiri.

- Zaman Batu Besar (Megalitikum)


Zaman Batu Besar atau yang dikenal dengan zaman Megalitikum memiliki ciri yakni sudah mulai
adanya kepercayaan dari masyarakat di masa tersebut kepada Tuhan.
Disebut dengan Zaman Batu Besar sebab beberapa produk yang dihasilkan pada zaman ini berupa
kebudayaan bangunan yang menggunakan batuan-batuan besar.Contohnya seperti menhir, dolmen,
kubur peti batu, sarkofagus, waruga, punden berundak, dan patung-patung.

12. Abris sous roche dan kjokkenmoddinger pertama kali diteliti serta ditemukan
oleh Van Stein Callenfels, pada 1925. Dua penemuan ini merupakan ciri Zaman Batu
Madya atau Mesolitikum.
13. food producing, beternak, sedenter
Food producing ; berternah dan Bertani
Sedenter untuk menetap
14. Nomaden suda ada sejak berburu meramu Tingkat awal ,berburu -meramu Tingkat
lanjut.
15. Zaman perundagian dibagi menjadi 2 yaitu logam dan perunggu
Besi ; Manusia sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan.
Teknik peleburan besi lebih sulit dari peleburan tembaga atau perunggu. Sebab, melebur besi membutuhkan
panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.
Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

 Mata kapak bertungkai kayu


 Mata pisau
 Mata sabit
 Mata pedang
 Cangkul

Indonesia tidak mengalami zaman tembaga, tetapi langsung memasuki zaman perunggu dan besi secara
bersamaan. Hasil kebudayaan yang banyak ditemukan adalah alat-alat dari perunggu, sehingga zaman logam
juga disebut sebagai zaman perunggu.

Teknik Pengolahan Logam

Manusia pra-aksara mengolah logam dengan cara yang sederhana. Meski demikian inilah yang menjadi titik
awal perkembangan teknologi manusia.
ADVERTISEMENT
Ada dua teknik yang digunakan untuk mengolah logam, yakni teknik Bivalve dan teknik A Cire Perdue. Berikut
ini adalah penjelasannya:
1. Teknik Bivalve

Bivalve adalah teknik cetak dengan memakai cetakan yang terbuat dari batu. Teknik ini menggunakan dua
cetakan yang dirapatkan, dengan lubang di atasnya.
Lubang tersebut digunakan untuk memasukkan cairan logam panas yang nantinya akan dicetak dalam bentuk
tertentu. Cetakannya dapat digunakan berulang kali.

2. Teknik A Cire Perdue

A Cire Perdue adalah teknik cetak dengan menggunakan cetakan lilin yang dibungkus dengan tanah liat. Lilin
yang sudah dilapisi tanah liat tersebut dibakar hingga lilin meleleh.
Ketika lilin sudah mencair, lilin akan dikeluarkan dari lubang tanah liat. Ruang yang sebelumnya terisi oleh lilin
akan diisi dengan perunggu cair.

16. Migrafi dari Yunani ke Indonesia karena adanya serangan dari suku bangsa lain, sehingga
terdesak dan memutuskan untuk berpindah.
17. Peninggalan megalitikum ; Megalitikum (Zaman Batu Madya): Zaman di mana masyarakat
sudah memiliki benda-benda atau bangunan besar yang terbuat dari batu, seperti punden
berundak, arca, dolmen, dan lainnya.

18. Zaman Arkeologi ; peninggalan -peninggalan budaya


Yang terdiri dari Palaetikum ; paleo =tua ,tikum = batu =batu tua
Mesolitikum -> meso = Tengah = batu Tengah
Neolitikum = - neo muda/baru = batu muda
19. Gerabah = fungsi gerabah pada zaman Neolitikum berkembang sebagai benda penting dalam
upacara-upacara. Dalam upacara keagamaan, gerabah dapat digunakan sebagai wadah kubur,
bekal kubur, atau tempat peralatan upacara. Penggunaan gerabah seperti itu terus berlangsung
sampai zaman Logam dan Megalitikum
20. Fungsi Nekara · Sebagai alat melakukan komunikasi atau upacara adat

21. tradisi Masyarakat Sebelum Mengenal Tulisan

Dilakukan melalui tradisi lisan, dimana pengertian tradisi lisan itu sendiri adalah sebagai
berikut.

- Tradisi lisan merupakan tradisi yang terkait dengan kebiasaan/ adat istiadat,
menggunakan bahasa lisan dalam menyampaikan pengalaman sehari-hari dari
seseorang kepada orang lain.
- Tradisi lisan dapat juga diartikan sebagai penggungkapan lisan dari satu generasi ke
generasi yang lain,dst
- Menurut Kuntowijoyo,tradisi lisan merupakan sumber sejarah yang merekam masa
lampau masyarakat manusia

22. Ciri-ciri zaman megalitikum


- Masyarakatnya menggunakan dan meninggalkan kebudayaan yang terbuat dari batu besar
Berkembang dari zaman neolitikum hingga zaman perunggu
- Masyarakatnya mengenal kepercayaan animisme
- Masyarakatnya mengenal teknik bercocok tanam dan beternak
- Masyarakatnya menerapkan tradisi gotong royong
23. Peninggalan neolitikum ;
1. Kapak Lonjong
Peninggalan zaman neolitikum yang pertama adalah kapak lonjong. Kapak lonjong adalah suatu kapak yang
berbentuk lonjong dan terbuat dari batu nefrit. Ciri-ciri kapak lonjong adalah memiliki bentuk yang halus dan
menunjukkan bahwa zaman batu muda ini berkembang cukup pesat.
2. Gerabah
Gerabah adalah peninggalan zaman neolitikum yang bisa dijumpai hingga saat ini. Gerabah adalah jenis
kerajinan tangan yang pembuatannya diaduk hingga memiliki tekstur yang padat. Bentuk dari gerabah ini mirip
suatu wadah dan kini banyak digunakan sebagai peralatan dapur, seperti cobek, piring, dan lain sebagainya.
3. Pakaian
Jenis peninggalan pada zaman neolitikum selanjutnya adalah pakaian. Pada zaman dahulu, orang-orang
mengenakan pakaian yang terbuat dari kulit kayu atau serat kayu. Pakaian ini dibuat karena masyarakat yang
mulai merasa dingin saat malam hari, sehingga membutuhkan pakaian untuk menghangatkan badan.
ADVERTISEMENT
4. Perhiasan
Selayaknya manusia lainnya, pada zaman neolitikum juga sudah ditemukan perhiasan. Perhiasan yang
ditemukan pada zaman dulu ini berupa kalung dan gelang. Tujuan pembuatan perhiasan ini adalah untuk
memperindah diri, sehingga manusia di zaman neolitikum membuat perhiasannya sendiri.
5. Perahu
Peninggalan pada zaman neolitikum selanjutnya adalah perahu. Di zaman dahulu, mereka membuat perahu
untuk mobilisasi. Pembuatan perahu ini terbuat dari pohon.
24. Konsep waktu dalam Sejarah ;

1. Perkembangan
masyarakat cenderung akan melakukan perubahan dari bentuk yang sederhana ke bentuk
yang lebih kompleks. Contohnya adalah perkembangan sistem demokrasi di Indonesia..

2. Kesinambungan
masyarakat sudah mengambil pembelajaran yang ada di masa lalu, tetapi mereka tetap
mengembangkannya dan diterapkan pada masa sekarang ini. Misalnya, pada masa lampau
terdapat sistem patrimonialisme (bentuk pemerintahan yang mana semua kekuasaan mengalir
langsung ke penguasa) yang kemudian dilanjutkan menjadi sistem kolonialisme.

3. Pengulangan

suatu peristiwa yang terjadi di masa lampau itu terjadi lagi di masa selanjutnya. Contoh
sederhana adalah peristiwa perang dunia yang terulang dua kali dan memberikan dampak
yang sama-sama merugikan terutama bagi masyarakat sipil. Contoh peristiwa di masa lampau
yang mengalami konsep waktu pengulangan ini adalah ketika lengsernya kekuasaan
Soekarno

4. Perubahan
Konsep perubahan ini dapat terjadi jika dalam suatu masyarakat berhasil mengalami suatu
pergeseran atau perubahan. Biasanya, konsep perubahan ini terjadi secara besar-besaran dan
dalam waktu yang relatif singkat. Selain itu, konsep perubahan ini juga dapat terjadi akibat
adanya pengaruh dari luar. Misalnya, adanya peristiwa sejarah berupa Gerakan Paderi di
Sumatera Barat yang menentang kaum adat.
25. Diakronik ; suatu konsep berpikir dengan secara runtut/kronologis di dalam
menganalisa/meneliti sesuatu hal tertentu, Sinkronik ; meluas di dalam ruang
namun juga memiliki batasan di dalam waktu

- Ciri – ciri sinkronik ; Mengkaji Peristiwa Sejarah yang Terjadi pada Masa
Lampau
- Menitikberatkan Kajian Peristiwa kepada Pola, Gejala, dan Karakter
- Bersifat Horizontal
- Tidak Ada Konsep Perbandingan
- Cakupan Kajian Lebih Sempit

Diakronik

- Memanjang, berdimensi waktu.


- Terus bergerak, hubungan kausalitas.
- Sifatnya naratif, berproses serta bertransformasi.
- Dinamis.
- Lebih menekankan pada proses durasi.

26. Pakar Sejarah dari eropa

Nicolaus Copernicus
Dilansir laman Space, seorang astronom dan ilmuwan bernama Nicolaus Copernicus pernah hidup di zaman
Renaisans Eropa, yakni tahun 1400-an. Ia dilahirkan di Polandia pada 19 Februari 1473 dengan nama asli
Mikolaj Kopernik. Apa yang membuatnya menjadi salah satu tokoh besar di Eropa? Ya, rupanya ia telah
membuktikan pergerakan Bumi (rotasi dan revolusi) dengan penghitungan matematika.Pada masa sebelum
Copernicus, sebetulnya gagasan pergerakan Bumi sudah dimunculkan oleh pemikir lain. Namun, pembuktian
secara angka masih sulit dilakukan. Nah, Copernicus yang merupakan lulusan Pendidikan Gereja ternyata bisa
menyelesaikan teori sains yang berkenaan dengan pergerakan Bumi. Oh, ya, ia juga sukses menyelesaikan
kuliah kedokteran dan gelar Doktor Hukum di Italia.

2. Leonardo da Vinci

)Karyanya masih sangat dikenal hingga saat ini. Bahkan, karya-karya Leonardo da Vinci menjadi warisan
sejarah yang bernilai sangat mahal. Siapa sebenarnya Leonardo da Vinci itu? Ditulis dalam BBC
History, Leonardo da Vinci merupakan seniman, pelukis, pemahat, ahli angka, dan filsuf yang punya pengaruh
luar biasa di Tanah Eropa, bahkan hingga kini. Ia dilahirkan pada 15 April 1452 di Florence, Italia.Banyak karya
Leonardo da Vinci yang dianggap menyimpan kode rahasia. Beberapa pihak bahkan percaya bahwa dengan
kecerdasannya, Leonardo da Vinci telah memberikan pesan khusus untuk masa depan melalui karya-karyanya.
Hadirnya Leonardo da Vinci pada 1400-an telah menciptakan paradigma berpikir dan pola pandang baru
mengenai seni dan ilmu sains di Eropa, khususnya Eropa Barat.

3. Michelangelo
Lukisan wajah Michelangelo. (hdwallpaperim.com)
Tokoh bernama lengkap Michelangelo di Lodovico Buonarroti Simoni ini lahir di Italia pada 6 Maret 1475.
Masa-masa Michelangelo hampir sama dengan masa-masa Leonardo da Vinci. Michelangelo sendiri dikenal
sebagai arsitek, seniman, pelukis, dan pujangga. Sama seperti Leonardo da Vinci, seniman Michelangelo juga
sudah menerbitkan banyak karya yang masih sangat dikenal di zaman modern ini.Karyanya yang fenomenal
adalah David of Michelangelo, ukiran di langit-langit Kapel Sistina, The Pieta, pahatan (lukisan) kisah
penciptaan Adam, dan masih banyak lagi. Menurut laman Biography, Michelangelo menghabiskan masa
hidupnya di

Kota Roma. Itu sebabnya, sebagian besar karya-karya dari Michelangelo yang melegenda banyak tersebar di
Roma, Italia.

4. Michel de Montaigne

Tokoh besar asal Prancis bernama Michel de Montaigne juga menjadi salah satu tokoh besar Eropa di zaman
Renaisans. Ia dilahirkan di Prancis pada 28 Februari 1533 dan meninggal dunia pada 13 September 1592.
Menurut laman History of Yesterday, Montaigne merupakan salah satu filsuf besar Eropa yang karya-karyanya
masih digunakan hingga saat ini.
Setidaknya, ada tiga ajaran kebijaksanaan terkenal dari Michel de Montaigne:

1. Ilmu pengetahuan tanpa kebebasan berpikir sama saja tak ada gunanya. Artinya, seseorang harus
mampu berpikir secara mandiri dan jangan menelan informasi apa pun secara bulat-bulat tanpa
menyelidiki faktanya.
2. Setelah mampu berpikir dan menjalani hidup secara mandiri, seseorang juga harus mendengarkan
pihak lainnya. Poin ini menekankan adanya keseimbangan antara sudut pandang seseorang dengan
realitas yang ada di sekitarnya.
3. Pentingnya kesehatan juga menjadi perhatian tersendiri dalam gagasan Montaigne. Ia menyatakan
bahwa kesehatan itu merupakan modal utama dari setiap lini kehidupan manusia. Montaigne percaya
bahwa kesehatan mampu memunculkan pikiran yang baik dan bijaksana.

5. Galileo Galilei
Galileo Galilei adalah salah satu tokoh besar Eropa. (universetoday.com)

Seorang ahli astronomi hebat bernama Galileo Galilei telah mengamati bintik Matahari, Planet Neptunus, Planet
Saturnus, dan bulan pada Planet Jupiter pada abad ke-16. Bahkan, ia juga dinobatkan sebagai salah satu
ilmuwan besar sepanjang sejarah yang telah memberikan pengaruh pada dunia sains.

27. Anakronisme ; sesuatu yang tidak ada kesesuaian dengan kenyataan sehingga
menjadi tidak masuk akal.
28. Unsur – unsur penting dalam Sejarah
Waktu ; Sejarah sebagai sebuah peristiwa pun terikat dengan waktu. Peristiwa sejarah hanya terjadi
satu kali dan tidak terulang lagi.
Ruang ; Peristiwa hanya akan terjadi pada suatu tempat tertentu
Manusia; unsur utama dalam sejarah. Tanpa manusia, sebuah peristiwa sejarah akan terus
dipertanyakan objektivitasnya
29. Ilmu Sejarah adalah mempelajari peristiwa yang sungguh terjadi

30. Sifat Sejarah Abadi, Karena peristiwa tersebut tidak berubah-ubah. ...
Unik, Karena peristiwa itu hanya terjadi satu kali. ...
Penting, Karena peristiwa yang terjadi tersebut mempunyai artibagi
seseorang bahkan dapat pula menentukan kehidupan orang banyak.
31. Subjektivitas merupakan sikap memihak yang
dipengaruhi oleh pendapat pribadi atau golongan. Faktor
subjektivitas penulisan sejarah, antara lain: 1. pemilihan
pribadi akibat perbedaan rasa, sikap, pandangan. 2.
latar belakang penulisan. 3. prasangka kelompok.
32 Konsep dasar sejarah adalah sebagai berikut, kecuali...
- waktu (time)
- ruang (space)
- historiografi
- perubahan (change)
- kesinambungan (continuity)

32.Sejarah => menurut Jackson J Spielvogel ; cataatan masa lalu


33. Unik.
Penting.
Abadi.

34. Maanfaat belajar Sejarah ; menumbuhkan berfikir


kritis ,kreatif,imajinatif ,dan reflektif , menumbuhkan kecakapan
ilmiah , mengenal siapa diri kita secara kolektif , memberikan
pemahaman orang orang bahwa masa lalu mungkin tidak
memiliki nilai yang sama seperti yang kita miliki saat ini ,
menjelaskan bagaimana manusia dan Tindakan mereka mungkin
dipengaruhi oleh situasi politik/masalah ekonomi ,kondisi geografi
.
35.Cara berpikir Sejarah
1. Diakronis
Diakronis adalah konsep yang menggunakan sifat Sejarah sebagai sesuatu
yang memanjang dalam waktu, tetapi memiliki batasan ruang. Contohnya
ialah menjelaskan siapa saja presiden Indonesia dari merdeka hingga
sekarang.
2. Kronologis
Kronologis adalah konsep berpikir dengan cara menyusun peristiwa
Sejarah dengan teratur sesuai urutan waktu. Contohnya ialah peristiwa
proklamasi Indonesia diawali dengan dibawanya Bung Karno dan Bung
Hatta ke Rengasdengklok.
3. Periodisasi
Periodisasi adalah cara berpikir Sejarah dengan mengelompokkan
peristiwa-peristiwa Sejarah ke suatu periode atau zaman sesuai ciri-ciri
yang ada.
4. Sinkronis
Sinkronis ialah cara berpikir dengan mempelajari peristiwa-peristiwa
Sejarah dalam sebuah waktu, namun dengan ruang lingkup yang lebih
luas.

Anda mungkin juga menyukai