Anda di halaman 1dari 6

Perlawaanan Kaum Paderi Terhadap Kolonialisme dan Imperialisme Belanda di Sumatera Barat

A.LATAR BELAKANG
Berdasarkan https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri Perang Padri (juga dikenal
senagai Perang Minangkabau) merupakan perang yang terjadi dari tahun
1803 sampai 1837 di Sumatera Barat, Indonesia antara kaum Padri dan adat. Kaum
Padri merupakan umat muslim yang ingin menerapkan Syariat
Islam di negeri Minangkabau pada Sumatera Barat. Sedangkan
kaum adat meliputi para bangsawan serta ketua -koordinator adat di sana. Mereka
meminta tolong pada Belanda, yang kemudian ikut campur di tahun
1821 dan menolong kaum adat mengalahkan faksi Padri. Kolonialisme itu sendiri
(atau juga dianggap Penjajahan) ialah sistem pada mana negara
menguasai rakyat dan sumber daya negara
lain namun masih berhubungan dengan negara asal tersebut.
Imperialisme adalah sebuah kebijakan di mana sebuah negara besar bisa memegang
kendali atau pemerintahan atas wilayah lain supaya negara itu mampu dipelihara atau
berkembang. Sebuah model imperialisme terjadi ketika negara-negara itu
menaklukkan atau menempati tanah-tanah itu. Perkataan
imperialisme berasal dari istilah Latin "imperare" yang merupakan "memerintah".
Hak untuk memerintah (imperare) disebut "imperium". Orang yang diberi hak itu
(diberi imperium) dianggap "imperator".
Tujuan belanda datang ke indonesia ialah untuk menguasai wilayah produsen rempah-
rempah serta memonopoli perdagangan, maka dari itu dilakukannya lah
kolonialisme serta imperialisme .
Kolonialisme berfokus di dominasi suatu daerah dengan asal daya
alam eksklusif untuk dibawa ke negeri dari penjajah. Sedangkan
imperialisme serius pada dominasi politik serta pemerintahan
negara yg lain buat mempunyai efek terhadap negara itu.

Pada kesempatan kali ini, topik ini sangat menarik bagi saya sebab :
1. mampu mengetahui latar belakang dari terjadinya
kolonialisme serta imperialisme yg dilakukan bangsa Belanda
terhadap masyarakat Sumatera Barat
2. Mengetahui perjuangan apa
saja yang dilakukan oleh masyarakat sumatera dalam mengahadapi
kolonialisme serta imperialisme tersebut.
3. Mengetahui serta mencontoh sikap yang mampu kita teladani yang berasal
dari tokoh yang berjuang pada perang padri tersebut.

B. AKIBAT dan PEMBAHASAN

Saat kesempatan kali ini saya akan


membahas perihal perlawanan masyarakat SUMBAR
atau yang dikenal sebagai perang padri . Perang Padri ialah salah satu perang saudara
terbesar yang terjadi
di Indonesia menggunakan motivasi istiadat serta memakai dalih kepercayaan antara k
elompok tua dan belia yg terjadi saat tahun 1821-1837.
Perang Padri diklaim dimulai di tahun 1803, sebelum campur
tangan Belanda, dan ialah perseteruan yang pecah pada negeri Minangkabau waktu ka
um Padri mulai memberangus istiadat norma yg mereka
anggap andaikata tak Islami. sehabis pendudukan Kerajaan Pagaruyung oleh
sang Tuanku Pasaman, salah satu pemimpin Padri saat tahun 1815, di waktu 21
Februari 1821, kaum bangsawan Minangkabau membentuk konvensi dengan
bangsa Belanda di kota Padang untuk melawan mereka memerangi kaum
Padri. Pada tahun 1820-an, Belanda belum mengkonsolidasikan kepemilikan
mereka pada beberapa bagian Hindia Belanda (lalu berubah menjadi Indonesia).
Sepulangnya 3 orang alim ulama berasal Mekkah kurang lebih tahun 1803, yaitu Haji
Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang, mereka menyatakan impian mereka yaitu
menyempurnakan penerapan syariat Islam pada rakyat Minangkabau. Mengetahui hal
ini, Tuanku Nan Renceh sangat tertarik kemudian ikut mendukung impian ketiga
orang ulama. beserta menggunakan ulama lain, delapan tokoh ini
dikenal sebagai Harimau Nan Salapan (Harimau yg Delapan).
Harimau Nan Salapan lalu meminta Tuanku
Lintau yg mempunyai kedekatan dan kesaudaraan dengan yang Dipertuan
Pagaruyung Sultan Arifin Muningsyah buat mengajak
Kaum istiadat agar meninggalkan
beberapa norma yg bertentangan menggunakan ajaran agama Islam. dalam beberapa
kali negosiasi tak terdapat istilah setuju antara Kaum Padri dengan Kaum istiadat .
pada waktu 21 Februari 1821, sebab sudah terdesak serta eksistensi yg Dipertuan
Pagaruyung pada pengasingan, kemenakan beliau, Sultan Alam
Bagagarsyah yg disertai beberapa pemuka Kaum istiadat meminta donasi pada
bangsa Belanda. Lewat pengajuan donasi ini, Belanda
menjadikannya menjadi pertanda pengajuan penyerahan Kerajaan
Pagaruyung pada pemerintah Hindia Belanda, lalu mengangkat Sultan tangkal Alam
Bagagar menjadi Regent Tanah Datar.
menjadi bagian atas persetujuan donasi Belanda,
Kaum adat menyerahkan wilayah Simawang serta Sulit
Air oleh pasukan Capt Goffinet dan Capt Dienema di bulan April 1821 atas
perintah Residen James du Puy pada Padang. lalu di 8 Desember 1821 tiba tambahan
pasukan yg dipimpin oleh Letnan Kolonel Raaff buat memperkuat
posisi di daerah yang sudah dikuasai itu.
saat 4 Maret 1822, pasukan Belanda dibawah pimpinan Letkol Raaff berhasil
memukul mundur Kaum Padri
keluar dari Pagaruyung. kemudian Belanda mendirikan benteng pertahanan bertempat
di Batusangkar menggunakan nama Fort Van der Capellen, sedangkan Kaum Padri
menyusun kekuatan serta bertahan di Lintau.
sehabis menerima tambahan pasukan tanggal 13 April 1823, Letnan
Kolonel Raaff mencoba mencoba kembali menyerang Lintau, namun Kaum
Padri terampil gigih melakukan perlawanan, sebagai akibatnya di 16 April 1823
Belanda terpaksa balik ke Batusangkar. Perlawanan yg dilakukan dari Kaum
Padri relatif andal berakibat sangat menyulitkan
Belanda buat menundukkannya. oleh karena itu Belanda melalui
residennya saat Padang mengajak pemimpin Kaum Padri yg saat itu dipimpin oleh
sang Tuanku Imam Bonjol buat berdamai melalui "Perjanjian Masang" di tanggal 15
November 1825. Hal ini dimaklumi karena disaat bersamaan Pemerintah Hindia
Belanda juga kehabisan dana pada menghadapi peperangan
lain pada Eropa dan Jawa seperti Perang Diponegoro.
Selama periode gencatan senjata, Tuanku Imam Bonjol mencoba memulihkan
kekuatan dan pula mencoba merangkul balik Kaum istiadat. sesudah fase
kaum istiadat bergabung dengan kaum paderi melawan Belanda, Kolonial Belanda
membujuk kaum adat dan kaum Padri berdamai melalui Perjanjian Masang (1824)
dimana tujuannya ialah menghindari perseteruan lebih panjang sebab Kolonial
Belanda penekanan buat perlawanan Diponegoro . Kaum
padri serta kaum istiadat menentukan untuk berdamai melalui
plakat zenit pato yang isinya segala sesuatu aturan yang ada pada Minang Kabau
berlandaskan ajaran Alquran, tentu hal ini mmeberatkan Pemerntah Kolonial sebagai
akibatnya mau tak mau Kolonial harus berhadapan angsung dengan keduanya
di 3 Desember 1836 , Belanda melakukan agresi sangat besar besaran serta berhasil
meruntuhkan sebagian Benteng Bonjol . Kaum Padri masih bisa bertahan bahkan
berhasil mengusir pasukan Belanda keluar asal benteng . Kaum
padri yang masih hayati bercerai cerai diberbagai kawasan menghasilkan Tuanku
Imam Bonjol kesulitan buat membentuk balik kekuatan kaum
Padri . pada keadaan yang masih panas serta berantakan , Belanda mengundang
Tuanku Imam Bonjol buat merundingkan perdamaian antara warga Sumatera
Barat dengan pihak Belanda . namun sesampainya Tuanku Imam Bonjol di
area Palupuh , Agam (Hapsari;2016) , Tuanku Imam Bonjol
ditangkap serta dalam keadaan sakit secara langsung dibawa ke
Bukittinggi , serta selanjutnya ke Padang . Tuanku Imam Bonjol menyerah pada
bangsa Belanda saat Oktober 1837, menggunakan konvensi bahwa anaknya yg ikut
bertempur selama ini, Naali Sutan Chaniago, diangkat menjadi pejabat kolonial
Belanda .
Tuanku Imam Bonjol menulis autobiografi yg dinamakan Naskah Tuanku Imam
Bonjol yang diantaranya berisi kekecewaannya
terhadap rakyat Bonjol yang terpecah serta tak mau manunggal. tulisan tersebut ialah
karya sastra autobiografi pertama dalam kalimat bahasa
Melayu disimpan oleh keturunan Imam Bonjol serta dipublikasikan tahun 1925 saat
di Berkley, dan pada 2004 di kota Padang. Meskipun pada tahun 1837 Benteng
Bonjol hampir dikuasai Belanda serta Tuanku Imam Bonjol berhasil
ditipu dan ditangkap, namun peperangan ini masih berlanjut hingga akhirnya benteng
terakhir Kaum Padri, di Daludalu (Rokan
Hulu), yang ketika itu sudah dipimpin oleh Tuanku Tambusai jatuh di 28 Desember
1838. Jatuhnya benteng tadi memaksa Tuanku Tambusai mundur, bersama residu-
residu pengikutnya pindah ke Negeri Sembilan bertempat di Semenanjung
Malaya dan menyertai akhirnya peperangan ini dianggap terselesaikan.
Jadi saat akhirnya , Belanda leluasa memonopoli perdagangan
kopi pada daerah Sumatera Barat . sehingga tahun 1867 , geologi Belanda Willem
Hendrik de Greve menemukan batu bara di sepanjang Sungai Ombilin , Sawahlunto ,
Sumatera Barat.serta di tahun 1889 Belanda
memulai aktivitas pertambangan di wilayah itu (Hapsari;2023)

C.konklusi
Perang di Sumatera Barat atau dikenal menggunakan ‘Perang Padri’ adalah upaya
Belanda memecah belah rakyat. Dimulai berasal keluarnya gerakan
Wahabiah memiiki tujuan memurnikan ajaran Islam oleh Kaum
Padri, timbul kontradiksi berasal dari grup yang adalah keturunan Raja Minangkabau
atau diakui ‘Kaum adat’. pada perkembangannya, pemerintah kolonial Belanda
berpihak pada Kaum adat. Keberpihakan ini
dituangkan pada perjanjian yg juga mengatur pendudukan
Belanda di beberapa wilayah Sumatera Barat dengan alasan menjaga keberlangsungan
perjanjian damai.
Pendudukan ini ternyata hanya sebuah taktik lain
Belanda supaya menduduki kekuasaan Sumatera Barat. Perlawanan
pun lalu terjadi pada 2 bagian, Perang Padri I berlangsung di tahun 1821-
1825 dan Perang Padri II di tahun 1830-1837.. Perlawanan warga Sumatera Barat
dipimpin langsung oleh Tuanku Imam Bonjol serta menggunakan bantuan
bantuan pasukan asal Jawa pada saat di bawah pimpinan Sentot Ali Basyah
Prawirodirdjo. Perlawanan tadi berhasil dikalahkan Belanda dengan cara menangkap
Tuanku Imam Bonjol serta mengasingkannya.
efek dari peperangan ini menumbuhkan perilaku patriotisme kepahlawanan bagi
masing-masing pihak yg terlibat. Selepas jatuhnya Benteng Bonjol,
pemerintah Hindia Belanda menciptakan sebuah monumen buat mengenang kisah
peperangan ini. lalu Dari tahun 1913, beberapa lokasi daerah terjadi peperangan ini
ditandai melalui tugu dan dimasukan menjadi kawasan wisata pada
daerah Minangkabau. Begitu pula selepas kemerdekaan Indonesia, pemerintah
setempat jua membentuk museum serta monumen bertempat Bonjol dan dinamai deng
an Museum dan Monumen Tuanku Imam Bonjol.

bibliograf
1.https://id.wikipedia.org/wiki/Imperialisme
2.https://www.merdeka.com/jatim/perbedaan-kolonialisme-serta-imperialisme-serta-
penjelasannya-menambah-wawasan-kln.html
tiga.https://id.wikipedia.org/wiki/Perang_Padri
4.Wikipedia , 2023 , https://id.wikipedia.org/wiki/Kolonialisme
5.Kompas.com,2022,https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/26/130000979/
kolonialisme-pengertian-tujuan-serta-perkembangannya?laman=all
6.https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5danq=latar+belakang+perang+padridanoq=latar+belakang+pera
ng+pa
7.Cnnindonesia.com,2022,https://www.cnnindonesia.com/edukasi/20221128161206-
569-879846/sejarah-perang-padri-di-sumatra-barat-dan -kronologinya

8.dtk.com,2022,https://www.dtk.com/edu/detikpedia/d-6294166/sejarah-perang-padri-
diawali-perpecahan-pada-kalangan-masyarakat-minangkabau

9.https://regional.kompas.com/read/2022/07/20/183104878/sejarah-perang-padri-
tokoh-penyebab-kronologi-serta-dampak?halaman=all

10.https://tirto.id/kronologi-sejarah-perang-padri-tokoh-latar-belakang-akhir-f7Kg

Anda mungkin juga menyukai