Virus Dan Peranannya Biologi Kelas 10

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 6

Virus dan Peranannya – Biologi Kelas 10

kampusimpian.com/materi-virus-kelas-10-defenisi-virus-bentuk-struktur-tubuh-jenis-dan-dampak

Berikut ini adalah Rangkuman Materi Sekolah Kelas 10 tentang Virus dan Peranannya.
Rangkuman yang kami sediakan di Kampusimpian.com, kami susun berdasarkan
kebutuhan bahan belajar siswa SMA, SMK, dan MA. Kami juga akan terus
memperbaharui ringkasan untuk Kurikulum Merdeka dan Kurikulum 2013. Silakan
melihat seluruh Rangkuman Materi Biologi Kelas 10 Paling Lengkap.

Dapatkan update rangkuman materi sekolah gratis dari Kampusimpian.com. Dengan


bergabung di Grup Telegram “Rangkuman Materi Sekolah”, caranya klik
link https://t.me/rangkumankeren.

Apa Itu Virus


Istilah “virus” berasal dari bahasa Latin, virion, yang berarti racun. Virus terus
berkembang dan sulit dimusnahkan. Kemungkinan muncul virus baru yang dapat
menyebabkan penyakit pada makhluk hidup. Virus adalah mikroorganisme kecil yang
memerlukan inang, termasuk manusia, untuk hidup dan bereproduksi. Mereka dapat
membunuh sel inang dan bergantung pada inang untuk mereplikasi diri. Tanpa inang,
virus tidak dapat bertahan lama.

Ciri Ciri Virus


1. Memiliki hanya satu tipe asam nukleat yang dibungkus oleh kapsid atau selubung
protein. Asam nukleat ini bisa berupa DNA atau RNA.

1/6
2. Ukurannya sangat kecil, berkisar antara 25 hingga 300 nm. 1 nm setara dengan 10-
9 m.
3. Tidak memiliki bentuk sel, sehingga tidak ada inti sel, membran plasma, atau
sitoplasma dalam tubuh virus.
4. Hanya bisa hidup dan berkembang biak di dalam sel hidup, sebagai parasit
intraseluler obligat.
5. Termasuk dalam makhluk metaorganisme, berada di antara benda mati yang bisa
dikristalkan dan makhluk hidup yang dapat berkembang biak.
6. Memiliki beberapa bentuk fisik, seperti bulat, batang, bentuk T, dan silindris.

Struktur Virus

1. Bagian Kepala: Kepala virus mengandung materi genetik, yaitu DNA atau RNA,
yang merupakan panduan untuk kehidupannya. Isi kepala ini dilindungi oleh lapisan
protein yang disebut kapsid. Kapsid ini memiliki beragam bentuk, tergantung pada
jenis virusnya. Kapsid bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bahkan bentuk
yang lebih kompleks. Struktur kapsid terbentuk oleh banyak unit protein kecil yang
disebut kapsomer.
2. Materi Genetik: Materi genetik dalam virus juga disebut virion. Ini adalah DNA atau
RNA, yang menjadi kode genetik. Jenis asam nukleat yang ada akan memengaruhi
bentuk fisik virus. Materi genetik ini bisa berbentuk kubus, bulat, atau polihedral,
seperti yang ditemui pada virus penyebab penyakit seperti poliomielitis, influenza,
dan radang mulut dan kuku.
3. Ekor: Virus memiliki ekor yang berfungsi untuk melekat pada sel inang. Ekor yang
melekat pada kepala virus terdiri dari tabung-tabung yang berisi serat-serat halus.
4. Kapsid: Kapsid adalah lapisan protein yang membentuk kerangka virus. Kapsid
berperan sebagai pelindung dan pembentuk tubuh virus, melindunginya dari
lingkungan luar.

2/6
5. Asam Nukleat: Asam nukleat ada di seluruh bentuk kehidupan, termasuk dalam
virus. Ini adalah polimer biologis yang terbentuk dari nukleotida sebagai unit
penyusunnya. Setiap nukleotida terdiri dari gugus fosfat, gula pentosa, dan basa
nitrogen heterosiklik seperti pirimidin atau purin. Perbedaan antara DNA dan RNA
terletak pada jenis gula yang ada dalam rantai asam nukleat.

Pengelompokan Virus

Klasifikasi Virus Berdasarkan Jenis Sel Inang

1. Virus Tanaman: Jenis virus ini dapat merusak tanaman yang sedang ditanam dan
dirawat, seperti Tungro dan TMV.
2. Virus Manusia: Terdapat banyak jenis virus yang menyerang manusia, beberapa di
antaranya berbahaya seperti HIV, influenza, virus corona (termasuk varian
omikron), dan lainnya.
3. Virus Hewan: Virus ini dapat membuat hewan yang dirawat jatuh sakit atau bahkan
mati, contohnya flu burung, rabies, dan lainnya.
4. Virus Bakteri: Contohnya virus T, yang menyerang bakteri.

Klasifikasi Virus Berdasarkan Keberadaan Selubung di Nukleokapsid

1. Virus Berselubung: Jenis ini memiliki selubung yang mengandung glikoprotein dan
lipoprotein, seperti Paramyxovirus, Herpesvirus, Togavirus, Rhabdovirus, dan
Poxyvirus.
2. Virus Telanjang: Virus ini tidak memiliki selubung di nukleokapsid, misalnya
Adenovirus, Reovirus, Papovirus, dan Picornavirus.

Klasifikasi Virus Berdasarkan Jenis Asam Nukleat

1. Virus DNA: Virus ini memiliki asam nukleat berupa DNA, seperti parvovirus.
2. Virus RNA: Virus ini memiliki asam nukleat berupa RNA, seperti picornavirus.

Klasifikasi Virus Berdasarkan Bentuk Dasar:

1. Virus Helikal: Virus ini memiliki satu sumbu rotasi dan bentuk heliks, seperti virus
flu.
2. Virus Kompleks: Jenis ini memiliki struktur yang lebih kompleks, seperti virus
cacar.
3. Virus dengan Bentuk Ikohedrak: Virus ini memiliki dua sumbu rotasi dan tata
ruang terbatas oleh 20 segitiga sama sisi, seperti virus polio.

Klasifikasi Virus Berdasarkan Tipe Genom dan Replikasinya:

1. Virus Tipe I: Memiliki DNA ganda dan mereplikasi melalui replikasi, seperti
Herpesvirus.
2. Virus Tipe II: Memiliki DNA tunggal dan mereplikasi melalui replikasi, seperti virus
MVM.

3/6
3. Virus Tipe III: Memiliki RNA ganda dan mereplikasi melalui replikasi, seperti
Reovirus.
4. Virus Tipe IV: Memiliki RNA tunggal (+) dan mereplikasi melalui replikasi, seperti
virus polio.
5. Virus Tipe V: Memiliki RNA tunggal (-) dan mereplikasi melalui replikasi, seperti
virus rabies.
6. Virus Tipe VI: Memiliki RNA tunggal (+) dan DNA sebagai perantaranya, mereplikasi
melalui transkripsi balik, seperti virus AIDS.
7. Virus Tipe VII: Memiliki RNA ganda dengan RNA sebagai perantara, mereplikasi
melalui transkripsi balik, seperti Heparnavirus.

Klasifikasi Virus Berdasarkan Jumlah Kapsomer:

1. Virus dengan 32 kapsomer, seperti Parvovirus.


2. Virus dengan 60 kapsomer, seperti Picornavirus.
3. Virus dengan 72 kapsomer, seperti Papovirus.
4. Virus dengan 162 kapsomer, seperti Herpesvirus.
5. Virus dengan 252 kapsomer, seperti Adenovirus.

Replikasi Virus

Bagaimana Proses Reproduksi Virus Berlangsung?


Terdapat beberapa tahapan dalam proses reproduksi virus, termasuk:

1. Penempelan: Tahap awal dalam reproduksi virus adalah penempelan. Pada tahap
ini, protein yang terdapat dalam kapsid atau selubung lipid virus berinteraksi
dengan reseptor khusus pada permukaan sel inang. Interaksi ini mengakibatkan
perubahan struktural pada virus.
2. Penetrasi: Langkah selanjutnya adalah penetrasi. Setelah terjadi penempelan,
partikel virus akan masuk ke dalam sel inang. Proses ini disebut penetrasi.
Beberapa virus DNA juga dapat masuk ke dalam sel inang melalui endositosis,
yang melibatkan ikatan dengan reseptor.
3. Pelepasan Selubung: Tahap berikutnya adalah pelepasan selubung. Ini
melibatkan pemisahan fisik antara asam nukleat virus dan komponen struktural luar
virus. Tujuannya adalah memungkinkan asam nukleat tersebut berfungsi. Dalam
proses pelepasan selubung, kondisi asam di dalam endosom berperan penting.
4. Replikasi : Setelah penempelan dan pelepasan selubung, genom virus yang
terbebas akan mengalami transkripsi atau translasi. Proses replikasi virus ini
bervariasi tergantung pada jenis virus, apakah itu virus DNA atau RNA, serta
polaritas asam nukleatnya. Proses ini mencapai puncaknya dalam pembentukan
protein virus dan sintesis genom baru.
5. Perakitan: Setelah sintesis genom virus dan protein, protein virus akan melapisi
genom virus yang baru dibuat. Ini akan membentuk partikel virus baru yang siap
dilepaskan dari sel inang. Proses ini sering disebut sebagai pematangan.
6. Pelepasan Virus: Tahap akhir dalam reproduksi virus adalah pelepasan virus.
Terdapat dua metode umum pelepasan virus: lisogenik dan tunas.

4/6
Lisogenik: Metode ini melibatkan kematian sel inang yang terinfeksi, sehingga virus
dilepaskan. Jenis virus yang menggunakan metode ini disebut virus litik. Contohnya
adalah virus cacar variola mayor.
Tunas: Metode ini melibatkan pelepasan virus baru melalui proses tunas dari sel
inang yang terinfeksi. Virus influenza merupakan contoh virus yang menggunakan
metode ini. Pada jenis virus ini, sel inang tetap hidup setelah melepaskan virus
baru.

Jadi, metode pelepasan virus tergantung pada sifat dan karakteristik virus yang sedang
bereplikasi.

Tahapan Siklus Reproduksi Virus

1. Siklus Lisogenik
Dalam siklus ini, virus menyuntikkan materi genetiknya ke dalam genom sel inang,
sehingga virus menjadi bagian integral dari DNA sel inang. Virus pada saat ini
berada dalam keadaan laten atau tidak aktif, dan tidak menunjukkan gejala infeksi
yang nyata. Materi genetik virus akan diturunkan ketika sel inang mengalami
replikasi. Dalam kondisi tertentu, seperti saat sel inang mengalami stres atau
rangsangan, siklus lisogenik dapat beralih menjadi siklus litik.

2. Siklus Litik
Dalam siklus ini, virus secara aktif menggandakan dirinya di dalam sel inang dan
menyebabkan sel tersebut mengalami kerusakan atau lisis. Proses ini melibatkan
beberapa tahap yang berbeda.

Tahap-tahap ini mencakup penempelan virus ke sel inang, penetrasi virus ke dalam sel,
sintesis komponen virus (termasuk genom dan protein), perakitan partikel virus, dan
pelepasan virus yang kemudian menginfeksi sel-sel lainnya.

Kedua siklus ini memiliki peran penting dalam proses replikasi virus, namun memiliki
karakteristik yang berbeda. Siklus lisogenik memungkinkan virus untuk tetap ada dalam
sel inang dan menyebabkan infeksi dalam jangka waktu yang lebih panjang, sedangkan
siklus litik menghasilkan kematian sel inang dan pelepasan partikel virus baru ke
lingkungan sekitarnya.

Peranan Virus
1. Daur Ulang Nutrisi: Virus dapat berkontribusi pada daur ulang nutrisi di
lingkungan. Misalnya, virus yang menginfeksi bakteri laut dapat menyebabkan lisis
bakteri, melepaskan nutrisi yang kemudian dapat diambil oleh organisme lain.
2. Pertukaran Genetik: Virus memiliki kemampuan untuk mentransfer gen dari satu
organisme ke organisme lain. Ini dapat menyebabkan keragaman genetik yang
penting dalam evolusi ekosistem.
3. Kontrol Populasi: Virus bisa menjadi faktor pengatur dalam populasi organisme
tertentu. Mereka dapat membantu menjaga keseimbangan ekosistem dengan
mengendalikan jumlah populasi organisme yang lebih dominan.

5/6
4. Simbiosis: Beberapa virus dapat menjalin hubungan simbiosis dengan inangnya.
Mereka dapat membantu organisme inang untuk melawan patogen lain atau
memberikan keuntungan lain, sehingga meningkatkan keberlangsungan hidup
inang.
5. Produksi Partikel Organik: Virus yang menginfeksi fitoplankton di laut, misalnya,
dapat memicu pelepasan partikel organik ke lingkungan, yang nantinya dapat
berperan dalam membentuk awan dan memengaruhi iklim.
6. Evolutionary Pressure: Virus dapat memberikan tekanan evolusi pada organisme
inang. Hal ini dapat mendorong inang untuk mengembangkan mekanisme
pertahanan yang lebih baik, berkontribusi pada adaptasi dan perkembangan
organisme.
7. Penelitian Sains: Virus juga menjadi fokus penelitian dalam berbagai bidang sains,
dari biologi molekuler hingga ilmu kesehatan, membantu kita memahami aspek-
aspek penting dalam sistem biologis.

6/6

Anda mungkin juga menyukai