Nadiaariska Proposal
Nadiaariska Proposal
SKRIPSI
Ditulis Sebagai Syarat Untuk Penulisan Skripsi
Pada Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
UIN Mahmud Yunus Batusangkar
OLEH :
NADIA ARISKA
NIM. 2030402061
(Sutarno, 2003:4).
B. Identifikasi Masalah
Berdsarkan uraian latar belakag masalah penelitian di atas maka
dapat di identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu :
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas dapat dikemukakan menjadi
rumusan masalah yaitu:
1. Apakah produk pembiayaan BMT UIN Mahmud Yunus
Batusangkar berpengaruh terhadap peningkatan usaha mikro
nasabah di limo kaum.
2. Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
perkembangan UMKM.
3. Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
perkembangan UMKM dalam prespektif Ekonomi Islam.
E. TUJUAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, Batasan masalah
dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah;
1. Untuk mengetahui pengaruh produk BMT UIN Mahmud Yunus
Batusangkar terhadap peningkatan usaha mikro nasabah di limo
kaum.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
perkembangan UMKM.
3. Untuk mengetahui pengaruhh pembiayaan murabahah terhadap
perkembangan UMKM dalam prespektif ekonomi islam.
b. Pembiayaan BMT
BMT merupakan kependekan dari Baitul Mal wat Tamwil.
Lembaga ini merupakan gabungan dari dua fungsi, yaitu baitul mal atau
rumah dana serta baitultamwil atau rumah usaha. Baitul mal telah
dikembangkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW sebagai lembaga yang
bertugas untuk mengumpulkan sekaligus membagikan (tashoruf)dana
sosial, seperti zakat, infak dan shodaqoh (ZIS).Sedangkan baitu tamwil
merupakan lembaga bisnis keuangan yang
berorientasi laba.
BMT adalah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan dan
dikembangkan oleh masyarakat terutama pada awal berdiri, biasanya
dilakukan dengan menggunakan sumber daya termasuk dana atau modal
dari masyarakat setempat itu sendiri (Rizky 2007). BMT memiliki
beberapa kelebihan. Pertama, dalam BMT terkandung dua kepentingan
yang saling menunjang yaitu kepentingan sosial dan kepentingan bisnis.
Kepentingan sosial direpresentasikan oleh baitul maal dan kepentingan
bisnis direpresentasikan oleh baitul tamwil. Kedua, sistem operasi BMT
mengacu pada ketentuan-ketentuan Islam, bukan menggunakan sistem
bunga seperti pada lembaga keuangan konvensional. Ketiga, pemimpin
dan pengurus BMT bertindak aktif, proaktif, dinamis, tidak menunggu
tetapi menjemput calon anggota penyimpan atau peminjam.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Produk
Pengertian produk (product) menurut (Kotler
&Armstrong, 2001: 346) Produk adalah segala sesuatu yag dapat
ditawarkan kepasar (masyarakat) untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah adalah
pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa
ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalu
pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsmen, sesuai dengan
kompetnsi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu
produk dapat pula disefinisikan sebagai persepsi konsunmen yang
dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian.
Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran
karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat dari
suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu
produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain
baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan,
garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk
mencoba dan membeli produk tersebut.
2. Pengertian Pembiayaan
Secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang
lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan
pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank
syariah kepada nasabah. Atau pembiayaan adalah penyediaan dana
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a. Transaksi dalam bentuk mudharabah dan Murabaha.
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam,
dan istishna.
Jadi,pembiayaan adalah sebuah fasilitas berupa Produk
perbankan atau BMT yang memberikan pinjaman bagi debitur atau
calon anggota yang kekurangan dana untuk sebuah usaha dimana
pihak debitur diwajibkan memberikan angsuran setiap jangka
waktu tertentu dengan bagi hasil yang telah disepakati diawal
persetujuan kedua belah pihak.
3. Pengertian Baitul Mat Wa Tamwil (BMT)
BMT adalah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan
dan dikembangkan oleh masyarakat terutama pada awal berdiri,
biasanya dilakukan dengan menggunakan sumber daya termasuk
dana atau modal dari masyarakat setempat itu sendiri (Rizky,
2007). BMT memiliki beberapa kelebihan. Pertama, dalam BMT
terkandung dua kepentingan yang saling menunjang yaitu
kepentingan sosial dan kepentingan bisnis. Kepentingan sosial
direpresentasikan oleh baitul maal dan kepentingan bisnis
direpresentasikan oleh baitul tamwil. Kedua, sistem operasi BMT
mengacu pada ketentuan-ketentuan Islam, bukan menggunakan
sistem bunga seperti pada lembaga keuangan konvensional. Ketiga,
pemimpin dan pengurus BMT bertindak aktif, proaktif, dinamis,
tidak menunggu tetapi menjemput calon anggota penyimpan atau
peminjam.
a. Baitul Tamwil (rumah pengembangan harta)
Baitul tamwil (rumah pengembangan harta) yaitu
melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif
dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi
pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong
kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonomi.
b. Baitul Mal (rumah harta)
Baitul mal (rumah harta) yaitu menerima titipan
dana zakat, infak dansedekah serta mengoptimalkan
distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Baitu
Maal wattamwil (BMT) juga Merupakan suatu lembaga
yang terdiridari dua istilah, yaitu baitulmaal dan baitul
tamwil. Baitulmaal lebih mengarah padausaha-usaha
pengumpulan dan penyaluran dana yang nonprofit, seperti;
zakat, infaq dan sedekah. Adapun baitul tamwil sebagai
usaha pengumpulan dan penyaluran dan akomersial.
4. Teori Pembiayaan Usaha Mikro Pada Baitul Mat Wa Tamwil
(BMT)
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri
terpadu yang berisikan bayt al-maal wa-tamwil dengan kegiatan
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah
dan menengah dengan antara lain mendorong kegiatan menabung
dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu,
Baitul Maal wat Tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infak,
dan sedekah serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan
amanatnya. BMT merupakan Lembaga Ekonomi atau Lembaga
Keuangan Syariah non-perbankan yang bersifat informal karena
lembaga ini didirikan oleh swadaya masyarakat (LSM).
Lembaga ini didirikan dengan tujuan untuk memfasilitasi
masyarakat menengah kebawah yang tidak terjangkau oleh
pelayanan Bank Islam dan BPR Islam. Prinsip operasinya
didasarkan atas prinsip bagi hasil, titipan (wadi‟ah). Karena itu,
meskipun mirip dengan Bank Islam, BMT memiliki pangsa pasar
tersendiri sesuai dengan teori pembiayaan usaha mikro, yaitu
masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan perbankan serta
pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan “psikologis” bila
berhubungan dengan pihak bank.
5. Produk-Produk Pembiayaan di BMT
a. Produk Penghimpunan Dana
Produk penghimpunan dana pada dalam operasionalnya
pada BMT menggunakan Prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Prinsip Mudharabah merupakan akad kerjasama dimana
shahibul maal sebagai pemilik modal dan mudharib
sebagai pengelola. Keuntungan dari usaha ini akan
dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang telah disepakati.
2) Prinsip Wadi’ah merupakan tempat titipan untuk
menjaga sebuah barang yang dimiliki oleh seseoran
c. Produk Jasa
produk jasa terdiri atas :
1) Qardh, merupakan pemberian pinjaman untuk kebutuhan
mendesak dan bukan bersifat konsumtif, pengembalian
pinjaman sesuai dengan jumlah yang ditentukan dengan
cara angsur atau tunai.
2) Al wakalah, merupakan pemberian untuk melaksanakan
urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu,
penerima kuasa mendapat imbalan yang ditentukan dan
disepakati bersama.
3) Al hawalah, merupakan penerimaan pengalihan
utang/piutang dari pihak lain untuk kebutuhan mendesak
dan bukan bersifat konsumtif, BMT sebagai penerima
pengalihan hutang atau piutang akan mendapatkan imbalan
dari pengaturan pengalihan (management fee).
4) Rahn, merupakan pinjaman dengan cara menggadaikan
barang sebagai jaminan utang dengan membayar jatuh
tempo, ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhum)
ditanggung oleh penggadai (rahin), barang jaminan adalah
milik sendiri (rahin), untuk itu hendaknya rahin bersedia
mengisi surat pernyataan kepemilikan.
6. Peran BMT
a. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang non
syari’ah. Jadi BMT harus mempunyai peran aktif dalam
bersosialisasi tetntang peran sistem ekonomi Islam di tengah-
tengah masyarakat yang tidak begitu paham tentang ekonomi
Islam. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan
pelatihan mengenai tata cara dalam bertransaksi secara syariah.
b. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. Dalam hal
ini BMT harus aktif dalam menjalankan fungsinya sebagai
lembaga keuangan mikro dalam pembinaan, penyuluhan, dan
pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah
7. Pengertian Usaha
Usaha adalah kegiatan mengerahkan tenaga, pikiran, atau
badan untuk mencapai suatu maksud; perbuatan, pekerjaan,
prakarsa, ikhtiar, daya upaya untuk mencapai sesuatu. Usaha
merupakan kegiatan di bidang perdagangan dengan mencari
untung. Tentu usaha yang dilakukan secara terus menerus akan
membuahkan hasil yang maksimal. Artinya kaulau berbicara
usaha ,kegiatan untuk mencapai keuntungan baik langsung maupun
tidak langsung.
Menurut Harmaizar, Usaha (perusahaan) adalah bentuk
usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus
agar mendapatkan keuntungan, baik yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok yang bebentuk badan hokum atau tidak
berbentuk badan hukum, didirikan dan berkedudukan di suatu
tempat.
8. Pengertian Usaha Mikro
Menurut Warkum Sumitro, usaha mikro kecil dan
menengah adalah usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan
dengan tenaga kerja yang digunakan tidak melebihi dari 50 orang.
Usaha skala mikro merupakan sebagian besar dari bentuk usaha
mikro dan usaha kecil misalnya pedagang kaki lima, kerajinan
tangan, usaha souvenir, dan sejenisnya.
Kenyataan bahwa dinamika usaha mikro sangatlah
dipengaruhi oleh iklim usaha disekitarnya. Seringkali kebijakan
makro ekonomi tidak memperhitungkan halini sehingga dampak
yang ditimbulkan dapat memarginalisasikan atau bahkan
mengancam kelangsungan hidup usaha mikro. Terlebih adanya
upayaupaya menangani ditingkat lokal dalam konteks penertiban
untuk keindahan kota semakin membatasi ruang gerak mereka
hanya didaerah pinggiran.
Usaha mikro banyak menekankan segi kemampuan untuk
berdiri sendiri. Pengertian berdiri sendiri hendaknya ditafsirkan
secara kritis dan dinamis, bukan berarti harus bekerja seorang diri
tanpa berhubungan atau bekerja sama dengan siapapun. Justru
kondisi sosial dan ekonomi dewasa ini menuntut adanya
kerjasamadan interaksi yang erat antara pemimpin dan dipimpin,
antara seorang dengan masyarakat antara pedagang dan
sebagainya.
9. Pengertian Nasabah
Nasabah adalah pelanggan (costumer) yaitu individu atau
perusahaan yang mendapatkan manfaat atau produk dan jasa dari
sebuah perusahaan perbankan, meliputi kegiatan pembelian,
penyewaan serta layanan jasa. Nasabah menurut Pasal 1 ayat (17)
UU No. 10 tahun 1998 adalah “Pihak yang menggunakan jasa
bank.” Nasabah mempunyai peran penting dalam industri
perbankan, dimana dana yang disimpan nasabah di bank
merupakan dana yang terpenting dalam operasional bank untuk
menjalankan usahanya. Menurut Komaruddin nasabah adalah
“Seseorang atau suatu perusahaan yang mempunyai rekening
koran, deposito atau tabungan serupa lainnya pada sebuah bank.
Menurut Kasmir “Nasabah merupakan konsumen yang membeli
atau menggunakan produk yang dijual atau ditawarkan oleh bank.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa nasabah
adalah seseorang atau badan usaha (korporasi) yang mempunyai
rekening simpanan dan pinjaman dan melakukan transaksi
simpanan dan pinjaman tersebut pada sebuah bank.
B. Pengertian Relavan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Riska Mutmaina (2019), yang
berjudul “ Pengaruh produk pembiayaan baitul mat wa tamwil
(BMT) terhadap perkembangan usaha mikro nasabah di kota
makassar (Studi kasus BMT multi jasa sejahtera makassar). Tujuan
peneliti untuk mengetahui pengaruh produk pembiayaan
Mudharabah dan Murabahah terhadap peningkatan usaha mikro
nasabah di makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif. Data yang diolah adalah nasabah
pembiayaan mudharabah danmurabahah yang didapatkan dari
Baitul Ma Wat Tamwil Multi Jasa Sejahtera Kota Makassar. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis
Teknik Analisi Regresi Sederhana. untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen pembiayaan murabahah terhadap
variabel dependen perkembangan UKM dan variabel independen
pembiayaan mudharabah terhadap variabel dependen
perkembangan UKM yang diuji secara terpisah.
2. Peneliti yang dilakukan oleh Annad Wiyatul Husna (2019), yang
berjudul “ Pengaruh pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) pada BMT Agromadani Kabupaten Rokan Hilir “
bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk pembiayaan
Mudharabah dan Murabahah terhadap peningkatan usaha mikro
nasabah di makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif. Data yang diolah adalah nasabah
pembiayaan mudharabah danmurabahah yang didapatkan dari
Baitul Ma Wat Tamwil Multi Jasa Sejahtera Kota Makassar. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis
Teknik Analisi Regresi Sederhana. untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen pembiayaan murabahah terhadap
variabel dependen perkembangan UKM dan variabel independen
pembiayaan mudharabah terhadap variabel dependen
perkembangan UKM yang diuji secara terpisah.
3. Peneliti yang dialakukan oleh Maya Sari (2019), yang berjudul “
Pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap perkembagan usaha
mikro kecil menengah (UMKM) BMT sepakat tanjung Karat Barat
“ Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembiayaan murabahah
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perkembangan UMKM. Dapat dilihat dari hasil uji t pembiayaan
murabahah yaitu t-hitung > t-tabel sebesar 6.212> T-tabel 2.005
sehingga variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen dan signifikansi bernilai 0.00 < 0.05. Dalam
menjalankan aktifitas usahanya BMT Fajar sudah sesuai dengan
prinsip Ekonomi Islam yang tidak mengandung unsur riba dan
gharar, karena prinsip manusia dimuka bumi sebagai khalifah
(pemimpin) yang harus melakukan aktivitas sesuai kaidah islam.
serta dalam melakukan akad pembiayaan murabahah kedua belah
pihak melakukan negosiasi margin keuntungan dan waktu
pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak,jika
salah satu pihak tidak mengetahui besarnya margin maka kontrak
tersebut tidak sah, maka dari itu BMT Fajar Cabang Bandar
Lampung dalam menjalankan aktifitas nya mengedepankan prinsip
keadilan.
4. Peneliti yang dilakukan oleh Febiola Bunga Asprila (2020), yang
berjudul “ Pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap perubahan
ekonomi nasabah pemilik UMKM (Studi kasus BMT
pemberdayaan usaha mandiri abadi desa berbek) Hasil penelitian
ini menyimpulkan bahwa peningkatan ekonomi UMKM berupa
aset usaha mencapai 90%, peningkatan omzet usaha mencapai
233,33%, peningkatan pendapatan usaha mencapai 233,33%, dan
peningkatan laba usahamencapai 150%. Namun masih ditemukan
nasabah yang menggunakan sebagian dana pembiayaan untuk
membayar hutang, membayar sekolah anak, dan kebutuhan
lain.BMT PUMA memberikan kepercayaan penuh kepada nasabah
tanpa melakukan dan pengawasan usaha.Nasabah diharapkan lebih
amanah dalam menggunakan dana pembiayaan mudharabah bukan
digunakan untuk kebutuhan lain. BMT PUMA juga diharapkan
lebih tegas dalam mengawasi penggunaan dana pembiayaan
mudharabah pada nasabah.
5. Peneliti yang dilakukan oleh Ardi Saputra Ritonga (2021), yang
berjudul “ Analisis peranan Baitul maal wat tamwil (BMT) dalam
pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) studi kasus
pada BMT Nurul iman madani aek nabara labuhan batu “Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui tentang Peran BMT Nurul Iman
Madani dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah di
Aek Nabara. Penelitian ini berlokasi di BMT Nurul Iman Aek
Nabara. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research), yang bersifat kualitatif yaitu dengan menggunakan
teknik observasi, dan wawancara. Obeservasi dan wawancara yang
dilakukan peneliti yang terlibat langsung dengan BMT Nurul Iman
Madani dan Nasabah usaha mikro kecil. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa peran BMT Nurul Iman Madani dalam
pengembangan usaha mikro kecil di Aek Nabara sudah maksimal,
hal ini dibuktikkan dengan dibukanya lapangan pekerjaan
diberbagai sektor untuk menyerap tenaga kerja dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat kecil atau kurang
mampu.. Dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan
mempermudah pelayanan pembiayaan di BMT Nurul Iman Madani
maka dapat mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan suatu model konseptual
tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah di identifikasi sebagai suatu masalah penting. Dengan
kerangka berfikir maka akan menjelaskan variabel yang akan
diteliti sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
D. Hipotesis.
Berdasarkan teori dan hubungan antara tujuan penelitian, kerangka
berpikir terdapat rumusan masalah teoritis dan berdasarkan studi
empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian dibidang
ini, dapat disimpulkan beberapa hipotesis antara lain:
A. Jenis Penelitian
Table 3.1
Rencana Waktu Penelitian
1. Observasi Awal
2. Pengajuan Judul
3. Bimbingan Proposal
4. Seminar Proposal
5. Penelitian
6. Pengolahan Data Penelitian
7. Bimbingan Skripsi
8. Munaqasah
Ponorogo.Universitas Ponorogo
Ismanto Kuat, 2015. Pengelolaan Baitul Maal pada Baitul Maal Wat Tamwil di
Fajrin,J.2013.PengertianUsahaMenuruPara Ahli
(http://dilihatnya.com/1741/pengertian usaha menurut para ahli) diakses
3 April 2019
Pradinata, R.2010.Pengertian
Mudharabah(https://id.wikipedia.org/wiki/Mudharabah)
Yanto. 2012.Pengertian Usaha(www.demotivasibisnis.blogspot.com pengertian
usaha) diakses 3 April 2019
Rahmiati. 2011. Skripsi Studi Tentang Potensi BMT Al-Amin di Kec. Bukit Raya
Pekanbaru.Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum : Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Ria