Anda di halaman 1dari 30

PENGARUH PRODUK PEMBIAYAAN BAITUL MAT WA

TAMWIL (BMT) TERHADAP PERKEMBANGAN USAHA


MIKRO NASABAH DI LIMO KAUM

SKRIPSI
Ditulis Sebagai Syarat Untuk Penulisan Skripsi
Pada Program Studi Ekonomi Syariah
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam
UIN Mahmud Yunus Batusangkar

OLEH :
NADIA ARISKA
NIM. 2030402061

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UIN MAHMUD YUNUS BATUSANGKAR
2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pinjam-meminjam uang adalah salah satu kebutuhan
manusia dimana kegiatan ini telah dilakukan masyarakat sejak masyarakat
mengenal uang sebagai alat pembayaran. Hampir semua masyarakat telah
menjadikan kegiatan pinjam-meminjam uang sebagai sesuatu yang sangat
diperlukan untuk mendukung perkembangan kegiatan perekonomiannya
dan meningkatkan taraf kehidupannya terkhusus kepada pelaku usaha
mikro di Indonesia (Bahsan, 2007:1)

Bagi perkembangan ekonomi suatu negara, uang merupakan suatu


kebutuhan. Bahkan bagi negara maju sekalipun, uang sangat berperan
dalam perkembangan ekonomi negaranya. Hal ini disebabkan karena
untuk menjalankan pembangunan, uang masih dianggap sektor yang
paling vital menurut tinjauan ekonomi. Uang tersebut dapat digunakan
untuk mendirikan usaha-usaha kecil dan digunakan untuk keperluan
lainnya. Adapun salah satu cara untuk mendapatkan uang adalah melalui
kredit (Rahmat, 2011:1)

Pengembangan usaha mikro memiliki hubungan yang sangat erat


dengan upaya pemberdayaan masyarakat miskin yang merupakan pelaku
utama usahatersebut. Secara konseptual pemberdayaan tersebut adalah
upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang
dalam kondisii sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari
perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Partisipasi dari seluruh
elemen di negara sangat diperlukan, baik pemerintah, masyarakat, dunia
usaha, serta lembaga keuangan dalam mewujudkan tujuan tersebut.
Misalnya, pemerintah dengan kebijakan yang mendukung perkembangan
usaha mikro kecil masyarakat yang menggunakan barang atau jasa hasil
usaha mikro kecil dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, dunia usaha yang
bisa berjalan lancar sehingga tidak terjadi kecurangan yang berakibat
terpuruknya usaha mikro kecil serta lembaga keuangan yang dapat
mendukung dan membantu mengatasi permasalahan permodalan yang
merupakan permasalahan yang umum dihadapi oleh mereka,

BMT sebagai sarana pembiayaan atau kredit inilah yang sangat


membantu masyarakat kalangan bawah yang sangat membutuhkan dana,
karena kebanyakan dari mereka tinggal di daerah pedesaan. Perbankan
atau Koperasi sejenis BMT merupakan sumber dana bagi masyarakat, baik
perorangan maupun badan usaha yang diberikan dalam bentuk kredit atau
pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya atau meningkatkan
produksinya

(Sutarno, 2003:4).

Apabila seseorang melakukan kerjasama dengan BMT maka akan


ada akad atau kontrak perjanjian antara kedua belah pihak untuk mencegah
terjadinya perselisihan. Menurut para ahli hukum Islam, kata “akad”
didefinisikan sebagaIi berikut: “Hubungan antara ijab dan qabul sesuai
dengan kehendak syariat yang menetapkan adanya pengaruh (akibat)
hukum pada objek perikatan”. Yang menjadi asas-asas sebuah kontrak
yaitu: Al-Hurriyyah (Kebebasan), Al Musawah (Persamaan atau
kesetaraan), Al-„Adalah (Keadilan), Ar-Ridha (Kerelaan), AshShidiq
(Kejujuran), Al-Kitabah (Tertulis). Unsur-unsur dari sebuah kontrak
adalah ijab dan qobul, ijab dan qobul harus jelas dan tidak terhalang
sesuatu yang menyebabkan kaburnya atau terganggunya kontrak; pelaku
kontrak („aqidain),

pelaku kontrak berakal, baligh, bahkan untuk transaksi ekonomi


tertentu pelaku harus cerdas (rusyd) serta memiliki wewenang terhadap
objek kontrak; objek akad (ma‟qud alaih), objek kontrak secara umum
harus ada/terwujud ketika terjadinya kontrak, tidak dilarang hukum Islam
dan dapat diserahkan ketika kontrak terjadi.(Mohamad Hidayat h. . 324-
326:2010)

Baitul Maal wat Tamwil adalah lembaga keuangan dengan konsep


syariah yang lahir sebagai pilihan yang menggabungkan konsep maal dan
tamwil dalam satu kegiatan lembaga. Konsep maal lahir menjadi bagian
dari kehidupan masyarakat muslim dalam hal menghimpun dan
menyalurkan dana untuk zakat, infak dan shadaqah (ZIS) secara produktif.
Sedangkan konsep tamwil lahir untuk kegiatan bisnis produktif yang
murni untuk mendapatkan keuntungan dengan sektor masyarakat
menengah ke bawah (mikro). Kehadiran BMT untuk menyerap aspirasi
masyarakat muslim di tengah kegelisahan kegiatan ekonomi dengan
prinsip riba, sekaligus sebagai supporting funding untuk mengembangkan
kegiatan pemberdayaan usaha kecil dan menengah. Kehadiran lembaga
keuangan mikro syariah yang bernama Baitul Maal wa Tamwil (BMT)
diharapkan membawa manfaat finansil bagi masyarakat, terutama
masyarakat kecil yang tidak bankable dan menolak riba, karena
berorientasi pada ekonomi kerakyatan. Kehadiran BMT di satu sisi
menjalankan misi ekonomi syariah dan di sisi lain mengemban tugas
ekonomi kerakyatan dengan meningkatkan ekonomi mikro.

BMT sebagai sarana pembiayaan atau kredit inilah yang sangat


membantu masyarakat kalangan bawah yang sangat membutuhkan dana,
karena kebanyakan dari mereka tinggal di daerah pedesaan. Perbankan
atau Koperasi sejenis BMT merupakan sumber dana bagi masyarakat, baik
perorangan maupun badan usaha yang diberikan dalam bentuk kredit atau
pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan konsumsinya atau meningkatkan
produksinya (Sutarno, 2003:4).

Setiap Lembaga Keuangan yang memberikan kredit atau pinjaman


pasti mempunyai pengaruh yang cukup signifikan terhadap pembiayaan
usaha mikro nasabahnya. Adapun pengaruh yang diberikan oleh BMT
terhadap pembiayaan usaha mikro nasabah biasanya mencangkup modal
awal dan menejemen keuangan usaha kedepannya. Yang menjadi fokus
dalam penelitian ini adalah pembiayaan murabahah dan mudharabah.
Pembiayaan murabahah memiliki tujuan dari antara lain untuk
meningkatkan peran BMT, meningkatkan pendapatan BMT, dan
menolong nasabah yang tidak memiliki keuangan cukup untuk
pembayaran tunai. Dan yang menjadi tujuan bagi nasabah yaitu untuk
mendapat pemenuhan pengadaan asset melakukan pembelian barang
dengan pembayaran yang ditangguhkan.Sedangkann tujuan dari
pembiayaan mudharabah antara lain untukmeningkatkan peran BMT,
meningkatkan pendapatan BMT, dan menolongnasabah yang kekurangan
modal untuk usaha. Jika kemudian dari usaha yangdijalankan pihak kedua
diperoleh keuntungan (profit), masing-masing berhakatas bagian
keuntungan tersebut yang porsinya ditentukan berdasarkan kesepakatan
awal pada saat dilakukan penandatanganan perjanjian misalnya 30/70,
35/65, atau 40/60. Sebaliknya, bila usaha yang dijalankan pihak kedua
merugi, beban kerugian dipikul bersama, dimana pihak pertama selaku
shahib al-maal kehilangan sebagian atau seluruh modalnya dan pihak
kedua selaku mudharib kehilangan kesempatan memperoleh hasil dari
jerih payah dan cucuran keringat yang dikeluarkannya selama mengelola
usaha. Inilah yang menjadi dasar sehingga para ahli berkesimpulan bahwa
mudharabah 9 merupakan bentuk kerjasama ekonomi yang memutlakkan
adanya perimbangan pembagian keuntungan dan (risiko) kerugian.
(Makhlul Ilmi SM h, 2011)

Berdasarkan pemaparan diatas, maka penelitian tertarik untuk


meneliti Apakah produk BMT UIN Mahmud Yunus mempengaruhi
terhadap peningkatan usaha mikro nasabah di Limo Kaum, sehingga
dilakukan penelitian dengan judul “ PENGARUH PRODUK
PEMBIAYAAN BAITUL MAT WA TAMWIL (BMT) TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA MIKRO NASABAH DI LIMO KAAUM “

B. Identifikasi Masalah
Berdsarkan uraian latar belakag masalah penelitian di atas maka
dapat di identifikasi masalah dalam penelitian ini yaitu :

Apakah produk pembiayaan di BMT UIN Mahmud Yunus Batusagkar


berpengaruh terhadap peningkatan usaha mikro nasabah di limo kaum.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan, maka penelitian


membatasi masalah yang diteliti. Untuk mengetahui pengaruh produk
pembiayaan BMT UIN Mahmud Yunus Batusagkar terhadap peningkatan
usaha mikro nasabah di limo kaum.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang diatas dapat dikemukakan menjadi
rumusan masalah yaitu:
1. Apakah produk pembiayaan BMT UIN Mahmud Yunus
Batusangkar berpengaruh terhadap peningkatan usaha mikro
nasabah di limo kaum.
2. Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
perkembangan UMKM.
3. Bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
perkembangan UMKM dalam prespektif Ekonomi Islam.

E. TUJUAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, Batasan masalah
dan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah;
1. Untuk mengetahui pengaruh produk BMT UIN Mahmud Yunus
Batusangkar terhadap peningkatan usaha mikro nasabah di limo
kaum.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah terhadap
perkembangan UMKM.
3. Untuk mengetahui pengaruhh pembiayaan murabahah terhadap
perkembangan UMKM dalam prespektif ekonomi islam.

F. MANFAAT DAN LUARAN PENEITIAN


1. Manfaat penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian yang dilakukan
yaitu:
a. Bagi akademik
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan dan
bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. Harapan dari peneliti
agar hendaknya hasil penelitian yang dilakukan bisa berguna dan
bermanfaat kepada pembaca sebagai sarana untuk mengetahui
sumber informasi dalam menambah, memperluas dan
mengembangkan ilmu pengetahuan tentang pengaruh produk
pembiayaan baitul mat wa tamwil (bmt) terhadap perkembangan
usaha mikro nasabah.
Bagi penulis
1) Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar S.E pada Jurusan
Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam di
Universitas Islam Negeri (UIN) Mahmud Yunus Batusangkar.
2) Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca
terutama tentang pengaruh pasar modern terhadap pendapatan
pedagang pasar tradisional.
b. Bagi penelitian baru
Bagi peneliti baru, hasil penelitian dapat diakui sebagai bahan
referensi perpustakaan untuk bahan pertimbangan dalam
melakukan penelitian lanjutan dan dapat memudahkan peneliti
dalam memahami lebih dalam mengenai masalah yang terjadi.
2. Luaran penelitian
Adapun luaran penelitian ini yang diharapkan adalah dapat diterbitkan
pada jurnal ilmiah dan dapat dijadikan sebagai sumber bacaan bagi
perpustakaan UIN Mahmud Yunus Batusangkar.
G. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah menjelaskan secara singkat tentang
variabel. Penelitian dalam proposal ini berjudul “ Pengaruh Produk
Pembiayaan Baitul Mat Wa Tamwil (BMT) Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro Nasabah di Limo Kaum” Meangkat satu variable
independent dan satu variable dependen, Adapun idependent yaitu
Pembiayaan BMT (X) dan variable dependennya adalah Usaha Mikro
(Y). Beberapa definisi operasional menurut peneliti sebagai berikut:
a. Usaha Mikro
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sesuai dengan yang dijelaskan pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.Usaha Mikro Kecil
memiliki peran yang sangat penting di dalam pembangunan desa bahkan
di dalam pembangunan nasional. UMK bukan lah hal yang kecil dan
dapat disepelekan karena UMK menyumbang peran penting di Indonesia
karena dengan keberadaan UMK, semakin berkembangnya kehidupan
bernegara, semakin terasa dalam proses pembangunan ekonomi nasional
di Indonesia. Meskipun pada awalnya, keberadaan UMK hanyalah
dianggap sebagai sumber dalam peningkatan lapangan kerja serta sebagai
salah satu mobilisasi penggerak utama pembangunan ekonomi daerah
terutama di pedesaan. Tetapi, seiring berjalannya waktu, seiring
berkembangnya zaman, dan tepat pada era globalisasi saat ini, peran
keberadaan UMK semakin penting. Karena dalam UMK ini juga akan ada
penarikan pajak, dimana pajak sangat membantu negara dalam
pemerataan ekonomi dan pembangunan. Peran UMK juga telah
teraktualisasi pada masa krisis hingga saat ini Selama masa krisis
ekonomi hingga kini, keberadaan UMKM mampu sebagai faktor
penggerak utama ekonomi Indonesia. Terutama ketika krisis kegiatan
investasi dan pengeluaran pemerintah sangat terbatas, maka pada saat itu
peran UMKM sebagai bentuk ekonomi rakyat sangat besar.

b. Pembiayaan BMT
BMT merupakan kependekan dari Baitul Mal wat Tamwil.
Lembaga ini merupakan gabungan dari dua fungsi, yaitu baitul mal atau
rumah dana serta baitultamwil atau rumah usaha. Baitul mal telah
dikembangkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW sebagai lembaga yang
bertugas untuk mengumpulkan sekaligus membagikan (tashoruf)dana
sosial, seperti zakat, infak dan shodaqoh (ZIS).Sedangkan baitu tamwil
merupakan lembaga bisnis keuangan yang
berorientasi laba.
BMT adalah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan dan
dikembangkan oleh masyarakat terutama pada awal berdiri, biasanya
dilakukan dengan menggunakan sumber daya termasuk dana atau modal
dari masyarakat setempat itu sendiri (Rizky 2007). BMT memiliki
beberapa kelebihan. Pertama, dalam BMT terkandung dua kepentingan
yang saling menunjang yaitu kepentingan sosial dan kepentingan bisnis.
Kepentingan sosial direpresentasikan oleh baitul maal dan kepentingan
bisnis direpresentasikan oleh baitul tamwil. Kedua, sistem operasi BMT
mengacu pada ketentuan-ketentuan Islam, bukan menggunakan sistem
bunga seperti pada lembaga keuangan konvensional. Ketiga, pemimpin
dan pengurus BMT bertindak aktif, proaktif, dinamis, tidak menunggu
tetapi menjemput calon anggota penyimpan atau peminjam.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Pengertian Produk
Pengertian produk (product) menurut (Kotler
&Armstrong, 2001: 346) Produk adalah segala sesuatu yag dapat
ditawarkan kepasar (masyarakat) untuk mendapatkan perhatian,
dibeli, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Secara konseptual produk adalah adalah
pemahaman subyektif dari produsen atas sesuatu yang bisa
ditawarkan sebagai usaha untuk mencapai tujuan organisasi melalu
pemenuhan kebutuhan dan kegiatan konsmen, sesuai dengan
kompetnsi dan kapasitas organisasi serta daya beli pasar. Selain itu
produk dapat pula disefinisikan sebagai persepsi konsunmen yang
dijabarkan oleh produsen melalui hasil produksinya. Produk
dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar
pengambilan keputusan pembelian.
Produk merupakan titik pusat dari kegiatan pemasaran
karena produk merupakan hasil dari suatu perusahaan yang dapat
ditawarkan ke pasar untuk di konsumsi dan merupakan alat dari
suatu perusahaan untuk mencapai tujuan dari perusahaannya. Suatu
produk harus memiliki keunggulan dari produk-produk yang lain
baik dari segi kualitas, desain, bentuk, ukuran, kemasan, pelayanan,
garansi, dan rasa agar dapat menarik minat konsumen untuk
mencoba dan membeli produk tersebut.
2. Pengertian Pembiayaan
Secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang
lain. Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan
pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank
syariah kepada nasabah. Atau pembiayaan adalah penyediaan dana
atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berupa:
a. Transaksi dalam bentuk mudharabah dan Murabaha.
b. Transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang mudharabah, salam,
dan istishna.
Jadi,pembiayaan adalah sebuah fasilitas berupa Produk
perbankan atau BMT yang memberikan pinjaman bagi debitur atau
calon anggota yang kekurangan dana untuk sebuah usaha dimana
pihak debitur diwajibkan memberikan angsuran setiap jangka
waktu tertentu dengan bagi hasil yang telah disepakati diawal
persetujuan kedua belah pihak.
3. Pengertian Baitul Mat Wa Tamwil (BMT)
BMT adalah lembaga swadaya masyarakat yang didirikan
dan dikembangkan oleh masyarakat terutama pada awal berdiri,
biasanya dilakukan dengan menggunakan sumber daya termasuk
dana atau modal dari masyarakat setempat itu sendiri (Rizky,
2007). BMT memiliki beberapa kelebihan. Pertama, dalam BMT
terkandung dua kepentingan yang saling menunjang yaitu
kepentingan sosial dan kepentingan bisnis. Kepentingan sosial
direpresentasikan oleh baitul maal dan kepentingan bisnis
direpresentasikan oleh baitul tamwil. Kedua, sistem operasi BMT
mengacu pada ketentuan-ketentuan Islam, bukan menggunakan
sistem bunga seperti pada lembaga keuangan konvensional. Ketiga,
pemimpin dan pengurus BMT bertindak aktif, proaktif, dinamis,
tidak menunggu tetapi menjemput calon anggota penyimpan atau
peminjam.
a. Baitul Tamwil (rumah pengembangan harta)
Baitul tamwil (rumah pengembangan harta) yaitu
melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif
dan investasi dalam meningkatkan kualitas ekonomi
pengusaha mikro dan kecil dengan antara lain mendorong
kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan
ekonomi.
b. Baitul Mal (rumah harta)
Baitul mal (rumah harta) yaitu menerima titipan
dana zakat, infak dansedekah serta mengoptimalkan
distribusinya sesuai dengan peraturan dan amanahnya. Baitu
Maal wattamwil (BMT) juga Merupakan suatu lembaga
yang terdiridari dua istilah, yaitu baitulmaal dan baitul
tamwil. Baitulmaal lebih mengarah padausaha-usaha
pengumpulan dan penyaluran dana yang nonprofit, seperti;
zakat, infaq dan sedekah. Adapun baitul tamwil sebagai
usaha pengumpulan dan penyaluran dan akomersial.
4. Teori Pembiayaan Usaha Mikro Pada Baitul Mat Wa Tamwil
(BMT)
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) adalah balai usaha mandiri
terpadu yang berisikan bayt al-maal wa-tamwil dengan kegiatan
mengembangkan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah
dan menengah dengan antara lain mendorong kegiatan menabung
dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu,
Baitul Maal wat Tamwil juga bisa menerima titipan zakat, infak,
dan sedekah serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan
amanatnya. BMT merupakan Lembaga Ekonomi atau Lembaga
Keuangan Syariah non-perbankan yang bersifat informal karena
lembaga ini didirikan oleh swadaya masyarakat (LSM).
Lembaga ini didirikan dengan tujuan untuk memfasilitasi
masyarakat menengah kebawah yang tidak terjangkau oleh
pelayanan Bank Islam dan BPR Islam. Prinsip operasinya
didasarkan atas prinsip bagi hasil, titipan (wadi‟ah). Karena itu,
meskipun mirip dengan Bank Islam, BMT memiliki pangsa pasar
tersendiri sesuai dengan teori pembiayaan usaha mikro, yaitu
masyarakat kecil yang tidak terjangkau layanan perbankan serta
pelaku usaha kecil yang mengalami hambatan “psikologis” bila
berhubungan dengan pihak bank.
5. Produk-Produk Pembiayaan di BMT
a. Produk Penghimpunan Dana
Produk penghimpunan dana pada dalam operasionalnya
pada BMT menggunakan Prinsip-prinsip sebagai berikut :
1) Prinsip Mudharabah merupakan akad kerjasama dimana
shahibul maal sebagai pemilik modal dan mudharib
sebagai pengelola. Keuntungan dari usaha ini akan
dibagihasilkan berdasarkan nisbah yang telah disepakati.
2) Prinsip Wadi’ah merupakan tempat titipan untuk
menjaga sebuah barang yang dimiliki oleh seseoran

b. Produk Penyaluran Dana


Produk penyaluran dana dalam BMT yang dapat
dikembangkan dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :

1). Prinsip Jual Beli (At-Tijarah) merupakan suatu


konsep yang menerapkan tata cara jual beli. Prinsip
ini dapat berupa murabah, salam, dan istishna.

2). Prinsip Sewa (Al-Ijarah) pada dasarnya sama dengan


prinsip jual bel (AtTijarah) namun memiliki perbedaan
dimana perbedaan itu terletak pada transaksinya, dimana
transaksi pada jual beli tramsaksinya berupa barang
sedangkan ijarah transaksinya berupa jasa.

3). Prinsip Bagi Hasil (Syirkah) merupakan suatu konsep


yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara
penyedia dan pengelola dana. Bentuk produk yang
berdasarkan prinsip ini adalah mudharabah dan
musyarkah.

c. Produk Jasa
produk jasa terdiri atas :
1) Qardh, merupakan pemberian pinjaman untuk kebutuhan
mendesak dan bukan bersifat konsumtif, pengembalian
pinjaman sesuai dengan jumlah yang ditentukan dengan
cara angsur atau tunai.
2) Al wakalah, merupakan pemberian untuk melaksanakan
urusan dengan batas kewenangan dan waktu tertentu,
penerima kuasa mendapat imbalan yang ditentukan dan
disepakati bersama.
3) Al hawalah, merupakan penerimaan pengalihan
utang/piutang dari pihak lain untuk kebutuhan mendesak
dan bukan bersifat konsumtif, BMT sebagai penerima
pengalihan hutang atau piutang akan mendapatkan imbalan
dari pengaturan pengalihan (management fee).
4) Rahn, merupakan pinjaman dengan cara menggadaikan
barang sebagai jaminan utang dengan membayar jatuh
tempo, ongkos dan biaya penyimpanan barang (marhum)
ditanggung oleh penggadai (rahin), barang jaminan adalah
milik sendiri (rahin), untuk itu hendaknya rahin bersedia
mengisi surat pernyataan kepemilikan.
6. Peran BMT
a. Menjauhkan masyarakat dari praktik ekonomi yang non
syari’ah. Jadi BMT harus mempunyai peran aktif dalam
bersosialisasi tetntang peran sistem ekonomi Islam di tengah-
tengah masyarakat yang tidak begitu paham tentang ekonomi
Islam. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengadakan
pelatihan mengenai tata cara dalam bertransaksi secara syariah.
b. Melakukan pembinaan dan pendanaan usaha kecil. Dalam hal
ini BMT harus aktif dalam menjalankan fungsinya sebagai
lembaga keuangan mikro dalam pembinaan, penyuluhan, dan
pengawasan terhadap usaha-usaha nasabah

Pada sektor riil, peran BMT dalam mendorong sektor riil


juga diakui Bank Indonesia (BI). BMT menjadi solusi bagi Usaha
Mikro Kecil dan Menengah(UMKM). Karena UMKM biasanya
kesulitan untuk mendapatkan akses modal ke perbankan karena ada
prosedur-prosedur yang susah dan tidak bisa dipenuhi oleh
masyarakat kecil seperti memiliki agunan yang memadai dan lain
sebaganya. Khusus untuk mengatasi masalah akses modal di sektor
UMKM, saat ini bank syariah telah melakukan kerjasama dalam
penyaluran pembiayaan ke sektor tersebut. Kerjasama tersebut
berupa kerjasama pembiayaan yang menggunakan konsep linkage,
dimana bank syariah yang lebih besar menyalurkan pembiayaan
UMKM-nya melalui lembaga keuangan syariah yang lebih kecil,
seperti BPRS dan BMT. Hal ini dilakukan karena memang
jangkauan bank syariah besar yang belum menjangkau pelosok-
pelosok sentra masyarakat usaha kecil atau lembaga keuangan
syariah yang kecil lebih menyentuh langsung dengan pelaku usaha
UMKM.

7. Pengertian Usaha
Usaha adalah kegiatan mengerahkan tenaga, pikiran, atau
badan untuk mencapai suatu maksud; perbuatan, pekerjaan,
prakarsa, ikhtiar, daya upaya untuk mencapai sesuatu. Usaha
merupakan kegiatan di bidang perdagangan dengan mencari
untung. Tentu usaha yang dilakukan secara terus menerus akan
membuahkan hasil yang maksimal. Artinya kaulau berbicara
usaha ,kegiatan untuk mencapai keuntungan baik langsung maupun
tidak langsung.
Menurut Harmaizar, Usaha (perusahaan) adalah bentuk
usaha yang melakukan kegiatan secara tetap dan terus-menerus
agar mendapatkan keuntungan, baik yang dilakukan oleh individu
maupun kelompok yang bebentuk badan hokum atau tidak
berbentuk badan hukum, didirikan dan berkedudukan di suatu
tempat.
8. Pengertian Usaha Mikro
Menurut Warkum Sumitro, usaha mikro kecil dan
menengah adalah usaha yang dilakukan oleh suatu perusahaan
dengan tenaga kerja yang digunakan tidak melebihi dari 50 orang.
Usaha skala mikro merupakan sebagian besar dari bentuk usaha
mikro dan usaha kecil misalnya pedagang kaki lima, kerajinan
tangan, usaha souvenir, dan sejenisnya.
Kenyataan bahwa dinamika usaha mikro sangatlah
dipengaruhi oleh iklim usaha disekitarnya. Seringkali kebijakan
makro ekonomi tidak memperhitungkan halini sehingga dampak
yang ditimbulkan dapat memarginalisasikan atau bahkan
mengancam kelangsungan hidup usaha mikro. Terlebih adanya
upayaupaya menangani ditingkat lokal dalam konteks penertiban
untuk keindahan kota semakin membatasi ruang gerak mereka
hanya didaerah pinggiran.
Usaha mikro banyak menekankan segi kemampuan untuk
berdiri sendiri. Pengertian berdiri sendiri hendaknya ditafsirkan
secara kritis dan dinamis, bukan berarti harus bekerja seorang diri
tanpa berhubungan atau bekerja sama dengan siapapun. Justru
kondisi sosial dan ekonomi dewasa ini menuntut adanya
kerjasamadan interaksi yang erat antara pemimpin dan dipimpin,
antara seorang dengan masyarakat antara pedagang dan
sebagainya.
9. Pengertian Nasabah
Nasabah adalah pelanggan (costumer) yaitu individu atau
perusahaan yang mendapatkan manfaat atau produk dan jasa dari
sebuah perusahaan perbankan, meliputi kegiatan pembelian,
penyewaan serta layanan jasa. Nasabah menurut Pasal 1 ayat (17)
UU No. 10 tahun 1998 adalah “Pihak yang menggunakan jasa
bank.” Nasabah mempunyai peran penting dalam industri
perbankan, dimana dana yang disimpan nasabah di bank
merupakan dana yang terpenting dalam operasional bank untuk
menjalankan usahanya. Menurut Komaruddin nasabah adalah
“Seseorang atau suatu perusahaan yang mempunyai rekening
koran, deposito atau tabungan serupa lainnya pada sebuah bank.
Menurut Kasmir “Nasabah merupakan konsumen yang membeli
atau menggunakan produk yang dijual atau ditawarkan oleh bank.
Dari pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa nasabah
adalah seseorang atau badan usaha (korporasi) yang mempunyai
rekening simpanan dan pinjaman dan melakukan transaksi
simpanan dan pinjaman tersebut pada sebuah bank.

B. Pengertian Relavan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Riska Mutmaina (2019), yang
berjudul “ Pengaruh produk pembiayaan baitul mat wa tamwil
(BMT) terhadap perkembangan usaha mikro nasabah di kota
makassar (Studi kasus BMT multi jasa sejahtera makassar). Tujuan
peneliti untuk mengetahui pengaruh produk pembiayaan
Mudharabah dan Murabahah terhadap peningkatan usaha mikro
nasabah di makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif. Data yang diolah adalah nasabah
pembiayaan mudharabah danmurabahah yang didapatkan dari
Baitul Ma Wat Tamwil Multi Jasa Sejahtera Kota Makassar. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis
Teknik Analisi Regresi Sederhana. untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen pembiayaan murabahah terhadap
variabel dependen perkembangan UKM dan variabel independen
pembiayaan mudharabah terhadap variabel dependen
perkembangan UKM yang diuji secara terpisah.
2. Peneliti yang dilakukan oleh Annad Wiyatul Husna (2019), yang
berjudul “ Pengaruh pembiayaan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) pada BMT Agromadani Kabupaten Rokan Hilir “
bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk pembiayaan
Mudharabah dan Murabahah terhadap peningkatan usaha mikro
nasabah di makassar. Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuantitatif. Data yang diolah adalah nasabah
pembiayaan mudharabah danmurabahah yang didapatkan dari
Baitul Ma Wat Tamwil Multi Jasa Sejahtera Kota Makassar. Teknik
analisis yang digunakan dalam penelitian adalah metode analisis
Teknik Analisi Regresi Sederhana. untuk mengetahui pengaruh
antara variabel independen pembiayaan murabahah terhadap
variabel dependen perkembangan UKM dan variabel independen
pembiayaan mudharabah terhadap variabel dependen
perkembangan UKM yang diuji secara terpisah.
3. Peneliti yang dialakukan oleh Maya Sari (2019), yang berjudul “
Pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap perkembagan usaha
mikro kecil menengah (UMKM) BMT sepakat tanjung Karat Barat
“ Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembiayaan murabahah
secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap
perkembangan UMKM. Dapat dilihat dari hasil uji t pembiayaan
murabahah yaitu t-hitung > t-tabel sebesar 6.212> T-tabel 2.005
sehingga variabel independen berpengaruh terhadap variabel
dependen dan signifikansi bernilai 0.00 < 0.05. Dalam
menjalankan aktifitas usahanya BMT Fajar sudah sesuai dengan
prinsip Ekonomi Islam yang tidak mengandung unsur riba dan
gharar, karena prinsip manusia dimuka bumi sebagai khalifah
(pemimpin) yang harus melakukan aktivitas sesuai kaidah islam.
serta dalam melakukan akad pembiayaan murabahah kedua belah
pihak melakukan negosiasi margin keuntungan dan waktu
pembayaran sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak,jika
salah satu pihak tidak mengetahui besarnya margin maka kontrak
tersebut tidak sah, maka dari itu BMT Fajar Cabang Bandar
Lampung dalam menjalankan aktifitas nya mengedepankan prinsip
keadilan.
4. Peneliti yang dilakukan oleh Febiola Bunga Asprila (2020), yang
berjudul “ Pengaruh pembiayaan mudharabah terhadap perubahan
ekonomi nasabah pemilik UMKM (Studi kasus BMT
pemberdayaan usaha mandiri abadi desa berbek) Hasil penelitian
ini menyimpulkan bahwa peningkatan ekonomi UMKM berupa
aset usaha mencapai 90%, peningkatan omzet usaha mencapai
233,33%, peningkatan pendapatan usaha mencapai 233,33%, dan
peningkatan laba usahamencapai 150%. Namun masih ditemukan
nasabah yang menggunakan sebagian dana pembiayaan untuk
membayar hutang, membayar sekolah anak, dan kebutuhan
lain.BMT PUMA memberikan kepercayaan penuh kepada nasabah
tanpa melakukan dan pengawasan usaha.Nasabah diharapkan lebih
amanah dalam menggunakan dana pembiayaan mudharabah bukan
digunakan untuk kebutuhan lain. BMT PUMA juga diharapkan
lebih tegas dalam mengawasi penggunaan dana pembiayaan
mudharabah pada nasabah.
5. Peneliti yang dilakukan oleh Ardi Saputra Ritonga (2021), yang
berjudul “ Analisis peranan Baitul maal wat tamwil (BMT) dalam
pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) studi kasus
pada BMT Nurul iman madani aek nabara labuhan batu “Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui tentang Peran BMT Nurul Iman
Madani dalam pengembangan usaha mikro kecil dan menengah di
Aek Nabara. Penelitian ini berlokasi di BMT Nurul Iman Aek
Nabara. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field
research), yang bersifat kualitatif yaitu dengan menggunakan
teknik observasi, dan wawancara. Obeservasi dan wawancara yang
dilakukan peneliti yang terlibat langsung dengan BMT Nurul Iman
Madani dan Nasabah usaha mikro kecil. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa peran BMT Nurul Iman Madani dalam
pengembangan usaha mikro kecil di Aek Nabara sudah maksimal,
hal ini dibuktikkan dengan dibukanya lapangan pekerjaan
diberbagai sektor untuk menyerap tenaga kerja dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat khususnya masyarakat kecil atau kurang
mampu.. Dengan memberikan pelatihan-pelatihan dan
mempermudah pelayanan pembiayaan di BMT Nurul Iman Madani
maka dapat mengembangkan usaha mikro kecil dan menengah.
C. Kerangka Berfikir
Kerangka berfikir merupakan suatu model konseptual
tentang bagaimana teori yang berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah di identifikasi sebagai suatu masalah penting. Dengan
kerangka berfikir maka akan menjelaskan variabel yang akan
diteliti sebagai berikut :

Pembiayaan Usaha Mikro


BMT(X) Nasabah(Y)

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

D. Hipotesis.
Berdasarkan teori dan hubungan antara tujuan penelitian, kerangka
berpikir terdapat rumusan masalah teoritis dan berdasarkan studi
empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian dibidang
ini, dapat disimpulkan beberapa hipotesis antara lain:

Ho1: Tidak Ada pengaruh produk pembiayaan BMT UIN Mahmud


Yunus Batusagkar terhadap peningkatan usaha mikro nasabah di
limo kaum.
Ha2: Adanya Pengaruh pengaruh produk pembiayaan BMT UIN
Mahmud Yunus Batusagkar terhadap peningkatan usaha mikro
nasabah di limo kaum.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


penelitian kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian yang lebih
menekankan pasa aspek pengukuran secara objektif terhadap fenomena
social. Untuk melakukan pengukuran setiap fenomena sosial dijabarkan
dalam beberapa komponen masalah variabel dan indikator. Tujuan
penelitian kuantitatif untuk mengembangkan dan menggunakan model-
model matematis teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan
fenomena yang ada.

B. Tempat Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Limo Kaum. Rancangan waktu


penelitian sudah disusun peneliti yakni dari bulan Desember 2023, sebagai
berikut :

Table 3.1
Rencana Waktu Penelitian

No Uraian Kegiatan Waktu Rencana Penelitian 2023-2024

Des Jan Feb Mar Aprl Mei

1. Observasi Awal

2. Pengajuan Judul

3. Bimbingan Proposal

4. Seminar Proposal

5. Penelitian
6. Pengolahan Data Penelitian

7. Bimbingan Skripsi

8. Munaqasah

Sumber: Olahan Peneliti

C. Populasi Dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari seluruh elemen atau
individu yang merupakan sumber informasi dalam suatu riset
(Sumarsono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah
nasabah yang memperoleh Pembiayaan Mudharabah dan
Murabahah di BMT UIN Mahmud Yunus Batusangkar ebanyak 60
Nasabah maka jumlah tersebut akan dijadikan sampel secara
keseluruhan.
2. Sampel
(Arikunto, 2013:174) berpendapat bahwa sampel adalah
sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Dalam penelitian ini
jumlah yang diteliti adalah 60 nasabah yang memperoleh
pembiayaan Mudharabah dan Murabahah di BMT Multi Jasa
Sejahtera Makassar. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan metode simple random sampling.
Yang mana pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi
itu.
D. Sumber data
Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Data primer Data primer merupakan data yang dapat diperoleh
secara langsung dari sumber tertentu yang telah diamati dan
dicatat untuk pertama kalinya melalui wawancara maupun
pengisian kuesioner yang diisi oleh responden(Mudrajat
Kuncoro, 2009:157). Data primer merupakan data yang
bersumber dari penelitian yang dilakukan secara langsung dari
sumber aslinya tanpa melalui perantara.
2. Data sekunder Merupakan data yang telah disusun kemudian
dikembangkan dan diolah yang pada akhirnya dicatat oleh
pihak lain(Juliansyah Noor. 2011:137). Data sekunder terbagi
menjadi dua yaitu data sekunder internal perusahaan dan data
sekunder eksternal perusahaan yang telah dipublikasi.
E. Teknik Pengumpulandata
Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan standar
untuk memperoleh data yang diperlukan. Pengumpulan data dilakukan
untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai
tujuan penelitian. Untuk memudahkan pembahasan yang dirumuskan
dalam skripsi ini dibutuhkan suatu metode penelitian, dalam rangka
memenuhi kebutuhan tersebutpenulis mengunakan metode pengumpulan
data sebagai berikut :
1. Wawancara
Yang dimaksud dengan wawancara adalah proses memperoleh
keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil
bertatap muka antara si pewawancara dengan responden dengan
mengunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan
wawancara).
Sedangkan menurut Husaini Usman dan Purnomo Setiady
Akbar wawancara adalah tanya jawab lisan antara dua orang atau
lebih secara langsung, sehingga mendapatkan data yang diperlukan.
Dalam hal ini metode wawancara yang penulis gunakan adalah
metode wawancara tersetruktur, yaitu pedoman wawancara yang
semuanya telah dirumuskan dengan cermat sehingga dalam
wawancara menjadi lancar dan tidak kaku.
2. Metode Kuesioner (Angket)
Menurut Arikunto dalam (Ernawati, 2015:61) kuesioner
atau angket adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh
orang yang akan diukur (responden). Dalam penelitian ini, kuesioner
yang diberikan berisikan pertanyaan-pertanyaan tertulis yang isinya
disusun berdasarkan pada variabel penelitian beserta indicator-
indikator yang disebarkan kepada responden untuk diisi, sehingga
diharapkan data-data yang dikumpulkan nantinya relefan dengan
pokok permasalahan dan hasilnya akan diolah dalam table frekuensi
agar maksud pertanyaan dapat diketahui dengan jelas dan mendapat
jawaban yang tegas maka kuesioner disusun dengan kombinasi pilihan
ganda yang berisi beberapa pertanyaan kepada responden, denga
demikian, diharapkan jawaban yang dikemukakan responden akan
objektif.
3. Teknik Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode statistika untuk keperluan
estimasi. Dalam metode ini statistika alat analisis yang biasa dipakai
adalah analisis regresi. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi atas
ketergantungan suatu variabel yaitu variabel yang tergantung pada
variabel yang lain yang di sebut dengan variabel bebas dengan tujuan
untuk mengistemasi dengan meramalkan nilai populasi berdasarkan
nilai tertentu dari variabel yang diketahui :
1. Uji Validasi
Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kesamaan
antara data yang dikumpulkan dan data yang sesungguhnya
terjadi pada objek yang diteliti sehingga dapat diperoleh hasil
penelitian yang valid.Instrument yang valid berarti alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan (mengukur) fakta itu juga valid.
2. Uji Reabilitas
Uji Realibilitas adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur. Hal tersebut bisa berupa
pengukuran dari alat ukur yang sama (tes dengan tes ulang) akan
memberikan hasil yang sama, atau untuk pengukuran yang lebih
subjektif. Relabilitas tidak sama dengan validitas, artinya
pengukuran yang dapat diandalkan akan mengukur secara
konsisten, tapi belum tentu pengukuran apa yang seharusnya
diukur.
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas residual digunakan untuk menguji
apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi
secara normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki
nilai residual yang terdistribusi secara normal. Metode yang
digunakan adalah metode grafik, yaitu dengan melihat
penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-
Plot of regression standardized. Sebagai dasar pengambilan
keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis dan
mengikuti garis diagonal, maka nilai residual tersebut telah
normal.
b. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah varian residual yang tidak
sama pada semua pengamatan di dalam model regresi.
Regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
heteroskedastisitas.

4. Regresi Liniaer Sederhana


Metode regresi sederhana adalah suatu metode analisis
yang dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Bila skor variabel bebas
diketahui maka skor variabel terikatnya dapat diprediksi besarnya.
Analisis regresi juga dapat dilakukan untuk mengetahui linearitas
variabel terikat dengan variabel bebasnya. Analisis regresi
sederhana terdiri dari satu variabel bebas (predictor) dan satu
variabel terikat (respon), dengan persamaan.
Y₁ = α₁+ b₁X₁
Keterangan:
Y = Perkembangan UMKM
α = Nilai Konstanta
b = Koefisien Regresi
X = Pembiayaan BMT

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini


menggunakan analisis regresi sederhana, hal ini berkaitan
dengan sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Sampel
untuk variabel Y semua populasi dijadikan sampel total 60
responden.
a. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) yang kecil atau
mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nilai R2 yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yangdibutuhkan untuk memprediksi variabel-
variabel dependen.
Akan tetapi ada kalanya dalam penggunaan
koefisien regresi terjadi bisa terhadap satu variabel
independen yang dimasukkan dalam model. Setiap
tambahan satu variabel independen akan menyebabkan
peningkatan R2, tidak peduli apakah variabel tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
(memiliki nilai t yang signifikan)
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis di gunakan untuk mengetahui jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat atau sumbangan variable.
1. Uji T
Pengujian koefisien regresi parsial (Uji-t) untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial atau
individu terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel
yang lain konstan. Pengujian ini dilakukan dengan
melihat derajat signifikansi masing-masing variabel
bebas.
Ho = Jika variabel bebas tidak berpengaruh terhadap
variabel terikat.
Hi = Jika variabel bebas berpengaruh terhadap variabel
tidak bebas.
Dasar pengambilan keputusan :
1) Jika probabilitas (signifikansi) > 0,05 (α) maka
Ho diterima.
2) Jika probabilitas (signifikansi) < 0,05 (α) maka
Ho ditolak dan menerima Hi.
Dengan tingkat signifikansi sebesar 5% (α =
0,05). Uji F digunakan untuk menguji signifikansi
pengaruh produk pembiayaan murabahah dan
mudrabahah.
DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, A. 2011.Penyelesaian Kredit Macet Di Koperasi Bank Perkreditan


Rakyat (KBPR) Vii Kota Pariaman. Fakultas Hukum : Universitas
andalanpadan

Bahsan, M. 2007. Hukum Jaminan dan Jaminan Kredit. Jakarta:


PT.Rajagrafindo

Kotler & Armstrong 2001 Pengertian produk. (http


://artikelhukum88.blogspot.com

>pengertian-produk-menurut-para-ahli.html) diakses 1 april 2019

Kartiko, A. 2016.Pembiayaan Bagi Hasil Sektor Usaha Mikro di BMT Hasanah

Ponorogo.Universitas Ponorogo

Kartika R.2011 Pengertian BMT (http://pengertianBMT.com) diakses 1 april 201

Ismanto Kuat, 2015. Pengelolaan Baitul Maal pada Baitul Maal Wat Tamwil di

Pekalongan. STAIN Pekalongan

Guruddin, R. S. 2012. Peran BMT Dalam Pengembangan Usaha Mikro Kecil.


(http://repositori.uinalauddin.ac.id/7778/1/Sitti%20Rahma
%20Guruddin.pdf). diakses 7 April 2019

Fajrin,J.2013.PengertianUsahaMenuruPara Ahli
(http://dilihatnya.com/1741/pengertian usaha menurut para ahli) diakses
3 April 2019

Pradinata, R.2010.Pengertian
Mudharabah(https://id.wikipedia.org/wiki/Mudharabah)
Yanto. 2012.Pengertian Usaha(www.demotivasibisnis.blogspot.com pengertian
usaha) diakses 3 April 2019

(Anggraeni et al., 2018) L Anggraeni, Herdiana P, Salahuddin EA, Ranti W


UMKM dan Pembiayaan Mikro Syariah

Rahmiati. 2011. Skripsi Studi Tentang Potensi BMT Al-Amin di Kec. Bukit Raya
Pekanbaru.Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum : Universitas
Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Ria

Anda mungkin juga menyukai