JELITA : 2030402046
DOSEN PENGAMPU:
Puji syukur khadirat kehadiran allah yang telah melimpahkan Rahmat dan karunianya,
taufik, dan hidayahnya sehingga kami dapat Menyusun dan menyelesaikan makalah ini
dengan baik. Sholawat berangkaikan salam semoga tetap mengalir pada perjuangan kita yang
Namanya popular dan berkibar di seluruh dunia. Nabi besar Muhamad SAW dengan
perjuangan beliau lah kita dapat berada dalam cahaya islam dan iman.
Selanjutnya kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangan, sehingga pemakalah sangat mengharapkan saran dan
kritik yang konstruksi guna memperbaiki demi kesempurnaan dalam penulisan makalah
selanjutnya, akhirnya kami sebagai penulis makalah ini berdoa semoga makalah ini akan
membawa manfaat kepada para pemakalah dan terkhususnya kepada para pembaca pada
umumnya.
Pemakalah
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................i
BAB I....................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................3
Latar Belakang................................................................................................................................3
RUMUSAN MASALAH.................................................................................................................3
TUJUAN...........................................................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. SEJARAH PERKEMBANGAN DAN PERIODESASI USHUL FIQH...............................5
1. Masa Nabi.............................................................................................................................5
2. Pada Masa Sahabat.............................................................................................................7
3. Pada Masa Tabi’in...............................................................................................................9
4. Pada Periode Keemasan/Pembukuan (Tadwin)..............................................................10
5. Periode Stagnasi/Jumud....................................................................................................12
6. Periode Kebangkitan Kembali..........................................................................................14
BAB III...............................................................................................................................................16
PENUTUP..........................................................................................................................................16
Kesimpulan....................................................................................................................................16
Saran...............................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana ilmu keagamaan lain dalam Islam, ilmu Ushul Fiqh tumbuh dan
berkembang dengan tetap berpijak pada Al-Quran dan Sunnah, Ushul Fiqh tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi benih-benihnya sudah ada sejak zaman Rosulullah
dan sahabat. Masalah utama yang menjadi bagian ushul fiqih, seperti ijtihad, qiyas,
nasakh, dan takhsis sudah ada pada zaman Rasulullah sahabat. Dan di masa
Rasulullah SAW, umat Islam tidak memerlukan kaidah-kaidah tertentu dalam
memahami hukum-hukum syar’i, semua permasalahan dapat langsung merujuk
kepada Rasulullah SAW lewat penjelasan beliau mengenai Al-Qur’an, atau melalui
sunnah beliau SAW.
Pada masa tabi’in cara mengistinbath hukum semakin berkembang. Di antara
mereka ada yang menempuh metode maslalah atau metode qiyas di samping
berpegang pula pada fatwa sahabat sebelumnya. Pada masa tabi’in inilah mulai
tampak perbedaan-perbedaan mengenai hukum sebagai konskuensi logis dari
perbedaan metode yang digunakan oleh para ulama ketika itu. (Abu Zahro : 12 ).
Corak perbedaan pemahaman lebih jelas lagi pada masa sesudah tabi’in atau
pada masa Al-Aimmat Al-Mujtahidin. Sejalan dengan itu, kaidah-kaidah istinbath
yang digunakan juga semakin jelas beragam bentuknya. Abu Hanifah misalnya
menempuh metode qiyas dan istihsan. Sementara Imam Malik berpegang pada
amalan mereka lebih dapat dipercaya dari pada hadis ahad (Abu Zahro: 12).
Apa yang dikemukakan diatas menunjukkan bahwa sejak zaman Rasulullah
SAW, sahabat, tabi’in dan sesudahnya, pemikiran hukum Islam mengalami
perkembangan. Namun demikian, corak atau metode pemikiran belum terbukukan
dalam tulisan yang sistematis. Dengan kata lain, belum terbentuk sebagai suatu
disiplin ilmu tersendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka dapat di
rumuskan masalah sebagai berikut :
4
C. TUJUAN
Berdasarkan dengan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
adapun tujuan penulisan makalah ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Ushul Fiqh pada masa Nabi SAW.
2. Untuk mengetahui Ushul Fiqh pada periode Ushul Fiqh Masa Sahabat.
3. Untuk mengetahui Ushul Fiqh pada masa Sighar sahabah/tabi’in.
4. Untuk mengetahui Ushul Fiqh pada periode keemasan/pembukuan (tadwin).
5. Untuk mengetahui Ushul Fiqh pada periode Stagnasi/Jumud.
6. Untuk mengetahui Ushul Fiqh pada periode kebangkitan Kembali.
BAB II
PEMBAHASAN
كيف تقض ادا عر ض لك قضا ء ؟ قال ا قض بكتا ب اهلل قال فا ن مل جتد ف كتا ب
اهلل؟ قال فبسنة ر سو ل اهلل قال فان مل جتد يف سنة ر سو ل اهلل قال اجتهد راى وال لو
فضرب رسو ل اهلل على صدره وقال ا ا حلمد ا ا لذي و فق رسو ل اللهكما ير ض ر
سسو ل اهلل
“Bagaimana engkau (mu’az) mengambil suatu keputusan hukum terhadap
permasalahan hukum yang diajukan kepadamu? Jawab mu’az saya akan
mengambil suatu keputusan hukum berdasarkan kitab Allah (Al-Quran). Kalau
kamu tidak menemukan dalam kitab Allah?JawabMu’az, saya akan mengambil
keputusan berdasarkan keputusan berdasarkan sunnah Rasulullah. Tanya Nabi, jika
engkau tidak ketemukan dalam sunnah? Jawab Mu’az, saya akan berijtihad, dan
saya tidak akan menyimpang. Lalu Rasulullah menepuk dada Mu’az seraya
mengatakan segala puji bagi Allah yang telah memberi taufik utusan Rasulnya
pada sesuatu yang diridhai oleh Allah dan rasulnya.”
5
Hadits ini secara tersurat tidak menunjukkan adanya upaya Nabi untuk
mengembangkan Ilmu Ushul Fiqh, tapi secara tersirat jelas Nabi telah memberikan
keluasan dalam mengembangkan akal untuk menetapkan hukum yang belum
tersurat dalam Al-Quran dan Sunnah.
Artinya dengan keluwesannya Nabi dalam melakukan pemecahan masalah-
masalah ijtihadiyah telah memberikan legalitas yang kuat terhadap para sahabat.
Dalam sebuah haditsnya yang mengandung kebolehan bagi manusia untuk mencari
solusi terhadap urusan-urusan keduniaan Rasulullah bersabda :
Beberapa tokoh yang dianggap sebagai pembaharu yang menjadi tanda awal
kebangkitan Islam adalah: Muhammad Abduh (1849-1905 M), Muhammad Rasyid
Ridha (w. 1935 M), Hassan al-Banna (w. 1949 M), Abul A’la Al-Maududi (1903-
1979 M), dan lain-lain. Para pembaharu ini berusaha mengembalikan watak asli fiqh
yang dinamis, meskipun tidak sepenuhnya mampu memberantas fanatisme mazhab.
Di bidang fiqh ushul fiqh mulai ada upaya untuk mempelajari karya ulama
sebelumnya. Seleksi kitab-kitab fiqh ini dilakukan untuk memilih mana yang paling
valid dan mem-bandingkannya dengan hukum positif. Kebangkitan lain adalah
adanya upaya mengkodifikasikan fiqh menjadi qanun (undang-undang). Hal ini
sebagaimana yang dilakukan oleh Kekhalifahan Turki Usmani. Kodifikasi hukum ini
bernama Majallah al-Ahkam al-’Adilah (Kitab Undang-Undang Keadilan) yang
selesai tahun 1876 M. Kandungan materi undang-undang ini mengacu pada fiqh
mazhab Hanafi.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan-penjelsan di atas dapat disimpulkan :
1. Apa yang dikemukakan diatas menunjukkan bahwa sejak zaman Rasulullah SAW,
Sahabat, tabi’in dan sesudahnya, pemikiran hukum Islam mengalami
perkembangan. Namun demikian, corak atau metode pemikiran belum
terbukukan dalam tulisan yang sistematis. Dengan kata lain, belum terbentuk
sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri.
2. Karena timbulnya berbagai persoalan yang belum diketahui hukumnya. Untuk
itu, para ulama Islam sangat membutuhkan kaidah-kaidah hukum yang sudah
dibukukan untuk dijadikan rujukan dalam menggali dan menetapkan hukum
maka disusunlah kitab Ushul Fiqh.
3. Bahwa kegiatan ulama dalam penulisan Ushul Fiqh merupakan salah satu upaya
dalam menjaga keasrian hukum syara. Dan menjabarkanya kehidupan sosial yang
berubah-ubah itu, kegiatan tersebut dimuali pada abad ketiga hijriyah. Ushul Fiqh
terus berkembang menuju kesempurnaanya hingga abad kelima dan awal abad 6H
abad tersbut merupakan abad keemasan penulisan ilmu Ushul Fiqh karena banyak
ulama yang memusatkan perhatianya pada bidang Ushul Fiqh dan juga muncul
kitab-kitab Fiqh yang menjadi standar dan rujukan untuk Ushul Fiqh selanjutnya.
Saran
Demikianlah makalah ini kami buat. Harapan kami dengan adanya tulisan ini
bisa menjadikan kita lebih mengetahui tentang sejarah ushul fiqh pada masa
Rasulullah dalam makalah ini mungkin terdapat kekurangan karena keterbatasan ilmu
dan referensi yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis juga mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini, serta
diharapkan pembaca untuk membaca dari sumber-sumber yang relevan.
17
DAFTAR PUSTAKA