Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“FIKIH ASWJA”

Disusun untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Aswaja 1


Dosen pengampu : A Azmi Rifqi M. Ag

Oleh:
Kelompok 2
Dicky Adi Saputra (231501016)
Dewi Rachmatul A (231501004)
A Burhanuzzacky Alwafani(231501003)
Nurul Alifah (231501030)
Regina Mauliditya Valencia Yolanda (231501027)

PROGAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITASN UNUGIRI BOJONEGORO
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa selalu kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa kita
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan jalan
kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Mata kuliah Ilmu kalam dan
juga untuk khalayak umum sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta
informasi yang semoga bermanfaat dunia dan akhirat, amin. Makalah ini kami
susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin. Namun, kami
menyadari bahwasannya dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan.

Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini mohon kritik, saran dan
pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata kuliah Ilmu
kalam yaitu Bapak A Azmi Rifqy M. Ag. yang kami harapkan sebagai bahan
koreksi untuk kami.

Bojonegoro, 6 Oktober
2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Isi
MAKALAH............................................................................................................1
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah............................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................4
C. Tujuan Masalah...........................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
PEMBAHASAN.....................................................................................................5
A. Bagaimana penjelasan tentang fikih.....................................................5
B. Apa itu fikih aswaja................................................................................6
C. Apa saja sumber hukum aswaja............................................................7
BAB III....................................................................................................................9
KESIMPULAN.......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Hukum syariat islam bersumber dari Al-Quran dan al-Sunnah yang
mana keduanya turun beangsur-angsur berdasarkan kebutuhan masyarakat
ketika itu. Ketika Rasulullah masih hidup jika ada permasalahan agama
bisa langsung diselesaikan dihadapan Rasulullah. Setelah Rasulullah
wafat, banyak terdapat permasalahan yang belum dijelaskan secara tegas
dalam al-Quran dan al-Sunnah, untuk memecahkan persoalan tersebut
perlulah dilakukan ijtihad untuk istimbath hukum. Orang yang mampu
berijtihad biasa disebut mujtahid, seorang yang mampu berijtihad secara
mandiri dan mampu mempolakan pemahaman (manhaji)
tersendiriterhadap sumber pokok islam, yakni al-Quran dan al-Sunnah
disebut mujtahid muthlaq mustaqil. Orang yang mengikuti hasil ijtihad
para mujtahid muthlaq disebut bermadzhab atau taqlid. Dengan sistem
bermadzhab ini ajaran Islam dapat terus dikembangkan, disebarluaskan
dan diamalkan dengan mudah oleh semua lapisan masyarakat.1

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana penjelasan tentang fikih
2. Apa itu fikih aswaja
3. Apa saja sumber hukum aswaja

C. Tujuan Masalah
1. Agar dapat mengetahui tentang fikih aswaja
2. Bagaimana sejarah tentang fikih aswaja
3. Mengetahui prinsip-prinsip dalam fikih aswaja

1
Mas_ayul21. (17 April 2018). Doktrin aqidah, fikih dan tasawuh,ahlaussunnah wal jamaah.
Diakses pada 06 10 2023 pada URL https://ayulweb.wordpress.com/2018/04/17/doktrin-aqidah-
fiqih-dan-tasawuf ahlussunah-wal-jamaah/
BAB II
PEMBAHASAN
A. Bagaimana penjelasan tentang fikih
Secara singkat, yang dibahas dalam fiqih ialah, “Ini hukumnya
apa?” Oleh karena itu, jelas bahwa persoalan yang dibahas dalam fiqih
sifatnya terperinci, artinya berlaku pada persoalan tersebut, namun tidak
pada lainnya.
Fiqih berbeda dengan ushul fiqih. Wilayah yang dibahas ushul
fiqih ialah pendefinisian apa itu hukum? Apa itu wajib, sunah, dan lain
sebagainya? Bagaimana caranya melahirkan sebuah hukum? Bagaimana
bisa sesuatu dikatakan wajib? Siapa saja yang bisa mengeluarkan putusan
hukum? Dan lain sebagainya.
Ushul fiqih ini lebih merupakan sebuah aturan-aturan tertentu yang
dijadikan pegangan atau kaidah bagi proses kelahiran sebuah hukum.
Karena wilayah kerjanya yang semacam ini, maka ia berlaku secara global
baik pada suatu persoalan hukum atau lainnya.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa melahirkan sebuah jawaban
persoalan hukum tidaklah mudah, khususnya jika hukum tersebut terkait
dengan persoalan fiqih. Jika ada sebuah persoalan hukum terbaru, adalah
mustahil jika kita langsung bisa mengeluarkan jawabannya tanpa proses
berpikir terlebih dahulu. Ada seperangkat aturan yang harus dipenuhi
untuk bisa melahirkan jawaban tersebut.
Salah satu contoh yang diangkat adalah pertanyaan, “Apa hukum
menyebarkan berita bohong (hoaks)?” Kita tidak bisa langsung begitu saja
mengeluarkan jawaban halal atau haramnya. Untuk menuju kepada
jawaban tersebut, kita perlu memahami dulu apa itu berita bohong
(hoaks)? Selanjutnya kita merumuskan dulu apa itu halal dan haram.
Dilanjut dengan memilah apa tujuan dari penyebaran berita bohong
tersebut. Sesudah itu kita merujuk kepada sumber-sumber hukum dalam
Islam yaitu Al-Qur’an, hadits, serta ijma’ para sahabat terkait persoalan
tersebut.2

B. Apa itu fikih aswaja


Bergumul dengan Islam Indonesia berarti ia bergumul dengan
pesantren. Dan itu artinya bergumul dengan tradisi fikih dan Aswaja
(ahlussunnah wal jama’ah). Hal inilah yang dirumuskan secara
mengesankan oleh Mbah Sahal, sapaan untuk al-Maghfurlah KH. MA.
Sahal Mahfudh, dalam bukunya ‘Nuansa Fiqh Sosial’, yakni fikih Aswaja
yang kontekstual dengan zaman dan dinamis akan perubahan.
Ada yang berbeda dari pemahaman dan pemikiran antara fikih
yang diilhami Mbah Sahal dengan arus utama. Jika arus utama hanya
mengandalkan fikih secara qauli (tekstual), Mbah Sahal menggagas fikih
yang juga berparadigma manhaji (metodologis). Pada akhirnya
pemahaman fikih manhaji ini akan mendorong sebuah bangunan Aswaja
yang aktual dan aplikatif, Aswaja yang betul-betul menyentuh akar dan
realitas sosial masyarakat.
Semangat dinamisasi fikih Mbah Sahal ini sekaligus ingin
memberikan pencerahan kepada pesantren dan umat Muslim pada
umumnya bahwa (produk) fikih tidak hadir di ruang hampa, melainkan ia
adalah upaya responsif para ulama atas realitas sosial yang terbatas oleh
zaman. Kritik Mbah Sahal benar efektif terutama saat dihadapkan dengan
tradisi bahtsul masail (pembahasan masalah) pesantren dan NU yang
berkecederungan tekstualis. Penjelasan bernada kritik itu dinyatakan Mbah
Sahal dengan tegas, bahwa seringnya kegagalan masalah dengan kitab
kuning membuat pesantren memiliki tradisi aneh dalam menjawab
permasalahan, yaitu dengan memberikan hukum mauquf. Secara jujur,
lanjutnya, harus diakui bahwa tradisi ini mencerminkan tidak mampuan
mengambil keputusan.3

2
Muhammad Ibnu Sahroji. Pengertian dan Cakupan Kajian Ushul Fiqih. Nu Onlein. Diakses pada
9 Oktober 2023 pada URL
https://nu.or.id/syariah/pengertian-dan-cakupan-kajian-ushul-fiqih-Pt6or
3
Mamang M. Haerudin. Menggali Fikih Aswaja Mbah Sahal. NU Onlein. Diakses pada 9 Oktober
2023 pada URL https://www.nu.or.id/opini/menggali-fikih-aswaja-mbahDlkwD
C. Apa saja sumber hukum aswaja
Berdasarkan sanad dasar keagamaan tersebut, jelaslah bahwa
sumber ajaran ahlu Sunnah waljamaah yaitu , Al-qurán, Sunnah dan Ijma‘
dalam Perspektif Nahdhatul Ulama‘sebagai salah satu Organisasi
keagamaan yang mengnut ahlu Sunnah wal jamaah mengakui Qiyas
sebagai salah satu sumber hokum islam selain Al-quran dan hadits.
Keberadaan qiyas sebagai salah satu sumber hokum islam tidak berdiri
sendiri, tetapi tetap harus berlandaskan kepada al-quran dan hadits
rasulullah SAW. Bahkan terdapat beberapa tokoh yang memahami qiyas
sebagai salah satu metode istinbath hokum islam.
 Al Qur’an
Posisi Alqur‘an sebagai dasar dan sumber utama
dari ajaran islam, tentu tidak lagi diragukan kebenarannya
bahawa al-qur‘an tersebut adalah kitab yang diturunkan
Oleh Allah sang pencipta melalui nabi Muhammad SAW,
Sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia.
Pernyataan ini bukanlah statmen yang tidak berdasar, tetapi
didukung dengan data yang valid dan fakta ilmiah serta
sudah teruji kebenarannya dari zaman ke zaman, Baik dari
aspek historis, struktur bahsan dan kandungan dari isi al-
quran tersebut
 Sunnah
Pada dasarnya istilah Sunnah merupakan derivasi dai kata
(sanna yasunnu sunnatan) memiliki makna jalan, cara yang
ditempuh, atau ketetapan, yang tidak dibatasi apakah itu
baik atau tercela. Dalam prespektif ulama‘ Muhaddisin
terminoloigi Sunnah adalah Perkataan, perbuatan maupun
persetujuan yang disandarkan kepada rasulullah SAW.
Segala perkataan perbuatan dan tindakan serta hal2 yang
disetujui oleh rasullah dalam prespektif muhaddits disebut
dengan Sunnah. Ulama‘Ushul memahami bahwa Sunnah
adalah sabda, perbuatan, ketetapan, sifat yang dapat
dijadikan sebagai sumber syariat. Muhaddist dan ushulihyi
memiliki pemahaman yang sama tentang Sunnah, segala
sesuatan yang bersumber dari rasulullah. Baik berupa
sanda, perbuatan dan persetujuan dari beliau. Sedangkan
perbedaannya, muhaddisin memahami Sunnah sebagai
semua hal yang bersumber dar rasulullah sedang ushuliyin
lebih menekankan pada aspek sumber hokum islam
(syariat)
 Ijma’
Secara linguistic Kata ijma‘ berasal dari Bahasa Arab (Al-
ijma‘) artinya kesepakatan dan persetujuan. Artinya : Ijma‟
menurut ahli ushul fiqh ialah kesepakatan para mujtahid
pada suatu masa tertentu setelah rasulullah SAW terhadap
masalah hokum syara‟ tentang suatu peristiwa.
Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa Ijma'
adalah kesepakatan atau persetujuan seluruh ulama
mujtahid dari kaum muslimin pada suatu masa sesudah
wafatnya Rasulullah SAW atas suatu hukum syara' pada
suatu kejadian4

4
Dr. H. Mohammad Hasan, M.Ag. PERKEMBANGAN AHLUSSUNNAH WAL JAMAAH DI
ASIA TENGGARA. Iain madura.ac.id. Diakses pada 9 Oktober 2023 Pada URL
http://repository.iainmadura.ac.id/330/2/Perkembangan%20Aswaja%20di%20Asia%20Tenggara
%20%28Dr.%20H.%20Mohammad%20Hasan%2C%20M.%20Ag.%29%20B5.pdf
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Ilmu fiqih adalah ilmu untuk mengetahui hukum Allah yang
berhubungan dengan segala amaliah mukallaf baik yang wajib, sunah,
mubah, makruh atau haram yang digali dari dalil-dalil yang jelas (tafshili).
Menurut istilah adalah hukum islam yang diyakini kebenarannya oleh
umat islam sebagai ketentuan dan ketetapan dari Allah yang wajib dipatuhi
sebagaimana mestinya. Berdasarkan prinsip keyakinan tersebut, maka
setiap muslim wajib melaksanakan syariat islam dalam segala aspek
kehidupannya dan sebaliknya dia merasa berdosa apabila mengabaikan
nilai-nilai syariah tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Mas_ayul21. (17 April 2018). Doktrin aqidah, fikih dan
tasawuh,ahlaussunnah wal jamaah. Diakses pada 06 10 2023 pada URL
https://ayulweb.wordpress.com/2018/04/17/doktrin-aqidah-fiqih-dan-
tasawuf ahlussunah-wal-jamaah/

Muhammad Ibnu Sahroji. Pengertian dan Cakupan Kajian Ushul Fiqih.


Nu Onlein. Diakses pada 9 Oktober 2023 pada URL
https://nu.or.id/syariah/pengertian-dan-cakupan-kajian-ushul-fiqih-Pt6or

Mamang M. Haerudin. Menggali Fikih Aswaja Mbah Sahal. NU Onlein.


Diakses pada 9 Oktober 2023 pada URL
https://www.nu.or.id/opini/menggali-fikih-aswaja-mbahDlkwD
Dr. H. Mohammad Hasan, M.Ag. PERKEMBANGAN AHLUSSUNNAH
WAL JAMAAH DI ASIA TENGGARA. Iain madura.ac.id. Diakses pada
9 Oktober 2023 Pada URL
http://repository.iainmadura.ac.id/330/2/Perkembangan%20Aswaja%20di
%20Asia%20Tenggara%20%28Dr.%20H.%20Mohammad%20Hasan%2C
%20M.%20Ag.%29%20B5.pdf

Anda mungkin juga menyukai