Anda di halaman 1dari 8

Aims and scope jurnal additive manufacturing:

Jurnal AM bertujuan untuk mengetahui inovasi dari AM dan penerapannya yang luas dlm
perkembaangannya saat ini atau masa depan. Cakupan dari jurnal AM ini adalah teknologi,
proses, metode, material, sistem, dan aplikasi dalam bidang AM. Sedangkan topik yang
dibahas seperti: desain dan pemodelan, proses AM dan peningkatan prosesnya, keberagaman
material dan formulasi material baru, karakteristik, aplikasi dengan multifungsi di berbagai
bidang seperti medis, luar angkasa, robotic, elektromagnetik, metamaterial, dan aplikasi lain
dalam AM.

Judul Additive manufacturing of re-entrant structures: Well-tailored


structures, unique properties, modelling approaches and real
applications
jurnal Additive Manufacturing
Volume & halaman 28 halaman
Tahun 2023
Penulis Wendy Triadji Nugroho Zhixiao Zhang, Yu Dong, Alokesh
Pramanik, Seeram Ramakrishna, M. Chitirai Pon Selvan
Reviewer Yuniar Puspithasari
Tanggal 4 Maret 2024
Abstrak Struktur re-entrant (RE) memungkinkan menghasilkan rasio
poisson negative di bawah beban tarik atau kompresi yang
diperlukan dalam aplikasi seperti pakaian bertekanan untuk
pengobatan bekas luka hipertrofik, peredam benturan mobil. Pada
struktur energi terbarukan (RE) tidak dapat menggunakan teknik
manufaktur konvensional seperti ekstrusi dan pencetakan injeksi
karena mengandung struktur kisi dengan geometri kompleks.
Sehingga menggunakan Additive Manufacturing (AM) dari
berbagai bahan seperti polimer dan logam. Pada jurnal ini dibahas
tentang desain, teknik manufaktur dan sifat unik untuk
mengembangkan RE serta aplikasi struktur RE di bidang teknik
medis, otomotif, dirgantara dll.
Pengantar Struktur re-entrant terdiri dari sejumlah sel yang dirancang agar
memiliki bobot yang ringan, kekuatan tinggi karena rasio massa
kekakuan/kekuatannya tinggi. RE disebut juga auxetics karena
poissson ratio negative. Struktur RE pertama mempunyai kekuatan
geser sangat baik dan dilakukan berbagai pengembangan pada
desain structural dan manufaktur, karakterisasi material dan
pemodelan khususnya menggunakan metode elemen hingga (FEA)
untuk memprediksi perilaku. Pengembangan struktur RE awalnya
mengalami tantangan namun dapat diselesaikan dengan teknologi
AM yang disebut sebagai pencetakan 3D Tingkat lanjut dengan
menambahkan bahan baku berturut-turut untuk membuat
komponen dengan pengurangan limbah material secara signifikan.

Namun, AM tidak dapat sepenuhnya menggantikan teknik


manufaktur konvensional karena memiliki kelemahan khas pada
waktu pembuatan, kualitas permukaan, serta sifat mekanik struktur
cetak 3D. AM bergantung pada penggunaan model perangkat
lunak desain 3D dengan bantuan computer (CAD) untuk
merancang suatu bagian. Model ini harus diubah ke Bahasa STL,
format file tersedia dalam CAD yaitu SLA.

Pada bagian pengantar ini dibahas mengenai pandangan uum


struktur RE dan keunggulannya, serta kelemahan teknologi
AM.

Pembahasan Pembahasan pertama adalah terkait structural design. Struktur


RE biasanya mengacu pada konstruksi struktur yang diarahkan ke
dalam atau sudut negative. Teknik konstruksi yang digunakan
dikategorikan menjadi dua jneis yaitu model konstruksi
berdasarkan fungsi penggerak dan model kisi menggunakan array
elemen padat. Tiga jenis struktur RE yaitu:
1. RE struktur sarang lebah (honeycomb)
Struktur honeycomb terbuat dari sel berongga yang
dihasilkan di antara sel vertikal tipis, biasanya berbentuk
kolumnar dan heksagonal. Sehingga honeycomb memiliki
kepadatan yang rendah dan sifat tekan dan geser di luar
bidang yang relative tinggi. Struktur ini dapat diterapkan
pada bidang transportasi , fabrikasi nano, mekanik dan
kimia teknik, arsitektur, dan biomedis.
Selain itu terdapat struktur RE sarang lebah yang memiliki
sudut negative. Desain geometri unik pada RE sarang lebah
memungkinkan tercapainya poisson ratio nagatif. Secara
umum, RE honeycomb sangat anisotropic jika
dibandingkan dengan RE konvensional yang isotropic.
Oleh karena itu, RE honeycomb biasanya memiliki
modulus young transversal dan modulus geser yang lebih
tinggi dibandingkan honeycomb konvensional. Model 3D
struktur RE dibutuhkan karena struktur, sifat mekanik tidak
dapat dipahami dan dievaluasi dalam bidang 2D.
2. Struktur chiral
Struktur kiral dihasilkan dari silinder pusat dan beberapa
ligament yang melekat secara tangensial. Terdapat lima
bentuk struktur kiral yaitu trichiral dan sifat anti-trichiral,
sifaat tetrachiral dan anti-tetrachiral, heksakiral. Selain itu,
struktur meta-kiral dapat terbentuk ketika batasannya
dilonggarkan. Secara umu, struktur honeycomb memiliiki
modulus yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan
anti-kiral. Adanya silinder biasanya menurunkan kekakuan
struktur kiral dalam bidang relative terhadap honeycomb
RE.
3. Struktur mata panah (arrowhead structures)
Empat parameter penting dalam struktur mata panah
meliputi ketebalan dinding sel, panjang dua rusuk sel
miring dan bagian dalam sudut antara dua rusuk sel.

Pembahasan kedua terkait manufacturing technique (teknik


manufaktur)
AM lebih canggih disebut pencetakan 3D diklasifikasikan sebagai
teknologi pembuatan prototype canggih yang memungkinkan
penggabungan material secara berturut turut untuk membuat objek
fisik dengan geometri kompleks. Beberapa teknik AM yang popular
terdiri dari material ekstrusi (ME), material jetting (MJ), fusi
lapisan bubuk (PBF) dan VP untuk membuat struktur RE.
1. Material extrusion (ME)
Merupakan salah satu metode AM yang paling umum
berdasarkan ekstrusi bahan baku melalui ujung nosel dan bahan
berikutnya deposisi ke platform build untuk membuat objek.
Metode yang paling banyakdigunakan untuk menghasilkan
struktur RE adalah FDM (Fused deposition modelling) dan DIW
(direct ink writing). FDM memiliki 4 komponen utama yang
terdiri dari feed pinch, roller, nosel, dan pemanas. Prinsip kerja
antara lain filamen dipaksa oleh rol penjepit umpan untuk
memasuki ruang yang dilengkapi dengan pemanas. Filamen
tersebut dipanaskan, diekstrusi dan disimpan berturut-turut ke
built platform untuk membentuk bagian. Kelemahan FDM yaitu
lemah terkait efek pembentukan pada struktur dengan ukuran
sudut kecil, tidak bisa menghasilkan kontur tajam pada tepi
structural benda sehingga menyebabkan karakteristik
anisotropic struktur cetak 3D. kelebihan FDM yaitu dapat
mengolah berbagai bahan polimer seperti akrilonitril butadiene
stirena (ABS), asam polilaktat (PLA), poliuretan termoplastik
(TPU), nilon, dll, serta material komposit seperti komposit
PA/hidroksiapatit (HAP) dan komposit ABS/carbon nanotube
(CNT), sehingga FDM sering digunakan untuk membuat
struktur energi terbarukan sebagai metode manufaktur berbiaya
rendah.
Mirip dengan FDM, direct ink writing (DIW) merupakan
metode AM alternatif berdasarkan ekstrusi material. Namun
teknik ini menggunakan bahan baku dalam bentuk tinta filamen
padat. Prinsip kerjanya yaitu tinta dapat dikeluarkan nosel di
bawah laju aliran terkontrol dan selanjutnya diendapkan pada
jalur yang ditentukan ke build platform untuk menghasilkan
suatu objek. Tantangan utama DIW adalah menyiapkan tinta
bekas dengan kekentalan yang tepat sehingga tinta dapat
dikeluarkan melalui nosel dan cepat mengeras di atas alas cetak.

2. Powder bed fusion (PBF)/Fusi lapisan bubuk


PBF mengandalkan sumber panas (berkas elektron/laser energi
tinggi) untuk mengintegrasikan material bubuk untuk fabrikasi
bagian. Rol Perata atau recoater pisau digunakan untuk
mengontrol distribusi fusi bubuk di setiap lapisan serta
menghaluskan lapisan bubuk. Prinsip kerja: sinar laser energi
itnggi melelehkan dan menyinter partikel sesuai dengan data
model 3D khususnya bintik bintik. Setelah lapisan selesai, alas
cetak dipindahkan ke bawah dan blade recoater kemudian
mendorong bubuk ke alas cetak. Proses ini diulang sampai obek
terbentuk seluruhnya. Pasca pemrosesan diperlukan untuk
menghilangkan bubuk yang tidak terikat. Kelemahan teknik
PBF yaitu pembersihan bubuk tidak terikat terutama untuk
objek dengan geometri kompleks. Sintering laser selektif (SLS)
merupakan bagian dari teknik PBF untuk menggabungkan
bahan baku menggunakan sumber panas. Peleburan laser
selektif (SLM) juga bergantung pada bubuk dan sumber panas
untuk memadukan bubuk. Perbedaan utama antara SLS dan
SLM berhubungan dengan suhu pemanasan. Suhu pemanasan
SLM hingga mencapai tiitik lelehnya, sedangkan SLS hanya
85% dari suhu lelehnya.

Salah satu jenis PBF yaitu Multi Jet Fusion (MJF)


menggunakan UV-fotopolimer sensitive sebagai bahan baku
UV-curing sehingga tetesan yang disimpan mengeras dengan
baik. Prinsip kerja: bubuk awalnya disebarkan tempat powder.
Setelah itu, secara termal tintan hitam reaktif yang mengandung
bahan pelebur disemprotkan ke built platform. Selanjutny
detailing agents diendapkan pada bagian tersebut. Seluruh
bagian kemudian disinari sinar UV. Cahaya ini terpicu reaksi
termal antara bubuk dan zat pelebur sehingga partikel menyatu
secara selektif. Bubuk yang tidak menyatu diekstraksi dari built
platform untuk digunakan Kembali. Ketika lapisan bagian tsb
dibentuk, built platform dipindahkan ke bawah dan kemudian
lapisan bubuk lain tersebar di atas, proses ini diulangi sampai
tercetak sepenuhnya.

Jenis PBF lainnya adalah EBM (Electron Beam


Melting/Peleburan Berkas Elektron) bergantung pada berkas
elektron sebagai sumber panas dan membentuk Sebagian
lapisan dengan melelehkan serbuk logam dalam vakum tinggi.

3. Vat Photopolymerisation (VP)


VP bergantung pada laser atau sinar UV untuk memadatkan
bahan baku yang dihasilkan dari resin atau foto polimer dengan
radiasi melalui polimerisasi. Fotopolimer merupkan polimer
khusus yang dapat mengubah karakteristiknya bila terkena
Cahaya baik Cahaya tampak atau UV. Polimerisasi merupakan
pembuatan polimer dengan menggabungkan monomer melalui
proses kimia.
Teknik VP biasanya menggunakan ikatan silang fotopolimer
tanpa pelelehan. SLA merupakan metode VP yang
menggunakan laser tunggal yang diarahkan pada titik-titik
tertentu untuk mengawetkan bahan baku seperti resin dan
memperkuat pola untuk membentuk suatu objek.
Digital Light Processing (DLP) merupakan metode VP lain
dengan fotopolimer sebagai bahan baku dan laser atau UV untuk
mnegeraskan bahan tersebut. Teknik ini menggunakan proyektor
untuk mengarahkan sumber panas pada titik yang diinginkan
untuk mengawetkan bahan langsunng focus pada sinar UV atau
laser pada titik tertentu.

4. Material Jetting (MJ)


Metode AM yang digunakan untuk membentuk honeycomb
convensional, RE convensional dan kiral struktur. Teknik ini
menggunakan printer inkjet 2D dan tinta yang dirancang khusus
sebagai bahan bakunya yang dapat dipanaskan hingga 30-60 C
untuk mencapai viskositas yang diinginkan. Tinta tersebut
terbentuk mikrodoplet (tetesan mikro) terbuat dari fotopolimer
dan disimpan ke built platform. Lampu UV curing di MJ untuk
mengeraskan tetesan (mikrodoplet) yang disimpan.

Parameter pemrosesan seperti persentase pengisian, orientasi


bagian, ketebalan lapisan dan sudut raster mempengaruhi sift
mekanik struktur cetak 3D. Persentase pengisian dan ketebalan
lapisan lebih tinggi dapat meningkatkan kekuatan tarik dan
modulus young. Pada orientasi bagian 0o mencapai kekuatan
tarik tertinggi. Sedangkan nilai terendah pada dua sudut raster
(0o dan 90o). dengan demikian ketidakcocokan teknik AM dapat
mengurangi kualitas struktur cetakan yang sesuai.

Pembahasan ketiga adalah Unique Properties


Struktur RE memiliki sifat material yang khas seperti NPR yang
sangat baik, kekuatan tekan yang tinggi, penyerapan energi yang
luar biasa, efek memori suhu dan pemulihan regangan yang baik,
serta konduktivitas Listrik yang baik ketika dilapisi dengan
graphene.
1. Mechanical properties
Sifat mekanik struktur RE terdiri dari PR, sifat tekan, serta
penyerapan energi. PR menunjukkan deformasi material
dalam arah tegak lurus terhadap orientasi pembebanan
tertentu. Arah pembebanan sedikit mempengaruhi energi
yang diserap struktur RE-honeycomb dimana dalam arah x
dari struktur ini memiliki nilai yang lebih tinggi
dibandingkan pada arah Y. struktur tetrakiral mencapai
energi serap terbesar karena ukuran stresnya lebih besar.
Penambahan sudut dalam dapat meningkatkan PR di semua
arah pemuatan khusunya struktur mata panah dengan sudut
internal 30. Struktur mata panah dalam arah memanjang
memiliki PR lebih kecil disbanding arah melintang yang
merupakan indikasi sifat mampu bentuk baik terhadap
kemampuan ekspansi volummetrik di bawah pembebanan
tarik.
2. Fatigue behavior (Perilaku kelelelahan)
Berhubungan dengan akumulasi kerusakan ketika suatu
material mengalami pembebanan siklik yang menyebabkan
patah mekanis. Struktur kisi seperti honeycomb, RE-
honeycomb, kiral dan mata panah memiliki porositas tinggi
dan kepadatan rendah, kekakuan tinggi, yang memiliki
keuntungan seperti mesin meknis penyerapan energi,
redaman dan daya tahan pada daur ulang beban dinamis.
Perilaku kelelahan penting dalam aplikasi sperti mobil,
penerbangan dan ortopedik khususnya yang berkaitan
dengan komponnen logam.
3. Shape memory behavior
Perilaku memori bentuk dapat ditunjukkan oleh struktur
tambahan ketika dibuat dari bahan memori bentuk seperti
CuAlNi, CuZnAl dan TPU. Perilaku ini mengacu pada
kemampuan untuk mengingat dan memulihkan bentuk
aslinya setelah ada perubahan bentuk menjadi bentuk
sementara karena stimulus yang diberkan.
Bahan tertentu memiliki perilaku memori bentuk karena
adannnya segmen elastis dan transisi. Perilaku ini
ditunjukkan melalui strain fixity (SF), strain recovery (SR)
dan efek memori suhu (TME). SF yaitu kemampuan
material tertentu untuk memperbaiki deformasi mekanis
ketika diterapkan selama proses. Hal ini ditentukan oleh
persentase deformasi yang ditetapkan pada material setelah
beban dihilangkan. SR menunjukkan kemampuan material
untuk memulihkan bentuk aslinya. Hal ini dihitung
berdasarkan persentase deformasi yang diperoleh pada saat
proses pemanasan selesai. Sedangkan TME menunjukkan
kemampuan suatu bahan memori bentuk khususnya
polimer untuk menghafal bentuk dan suhu saat mengalami
deformasi. TME dari RE honeycomb ditentukan
menggunakan aktivitas memori bentuk selam jalur termal
yaitu TSR (Thermally Stimulated Recovery) test dibawah
kondisi tarik untuk menentukan laju pemulihannya.
4. Other properties
Sifat lain dari struktur RE yaitu konduktivitas Listrik dan
ketahanan piezo ketika bahan primer digabung dengan
bahan sekunder seperti graphene dan serat karbon (CF).
terdapar 4 jenis sel berdasarkan konduktivitas listriknya
yaitu trust (TR), honeycomb (HN), kiral trust (CT), dan RE
honeycomb (RE). berdasarkan penelitian, perubahan
resistansi bergantung pada pergerakan jaringan graphene.
Oleh karena itu, resistansi meningkat ketika diregangkan
membuat partikel graphene lebih jauh.

Pembahasan keempat adalah pendekatan pemodelan


(modelling approaches)
Model yang kuat adalah alat penting dalam proses manufaktur dan
menjamin keterikatan antara parameter input dan output. Model ini
kemudian disimulasikan untuk memprediksi kinerja proses untuk
menghasilkan model CAD dengan parameter proses 3D printing
yang optimal sehingga menghasilkan bagian yang diinginkan.
Pendekatan pemodelan dibagi menjadi 3 kategori utama yaitu
analitis, empiris, dan numerik.
Model analitik adalah analisis output matematis sebuah proses
yang mempertimbangkan hukum fisika dan profisik terkait proses.
Keterbatasannya yaitu bergantung pada asumsi yang
mendasarinya.
Model empiris adalah hasil dari sejumlah percobaan dimana jenis
model yang dipilih, semua koefisien yang diperluka dihitung dan
pengujian lebih lanjut dibutuhkan untuk validasi secara empiris.
Model empiris membutuhkan Upaya minimum tetapi kuaitas
model terbatas pada kondisi tertentu dari proses tertentu.
Model numerik berada diantara analitis dan empiris,, yang
muncul dari proses fisika namun juga harus diikuti Langkah demi
Langkah numerik dari waktu ke wakt untuk menghasilkan hasil
yang diinginkan.
Pendekatan canggih dimulai dari analisis topografis dan
rekonstruksi geometri untuk menentukan profil dan dimensi yang
dilanjutkan dengan pemodelan analitik menggunakan rumus
teoritis untuk menghitung sifat material sebagai parameter output
seperti PR, modulus young, kuat tekan dan penyerapan energi.
Profil structural beserta dimension, persamaan yang berkaitan, dan
parameter input yang terdiri dari sifat material, kondisi
pembebanan, serta elemen ukuran dan penyempurnaan dibutuhkan
untuk mengembangkan model elemen hingga yang kuat.
Langkah terakhir dari pendekatan pemodelan adalah optimasi
struktur material dan sifat yang dihasilkan sesuai dengan data
eksperimental.

Pembahasan kelima adalah aplikasi


Medical application: struktur auxetic banyak diterapkan dalam
dunia medis. Misalnya untuk membuat stent untuk mendukung
persalinan. Stent dengan bentuk bentuk tubular dan memadai
untuk arteri yang cidera dan membuka kerongkongan yang
tersumbat. Perilaku auxetic dari struktur RE dapat meningktkan
kontak implat tulang khususnya untuk aplikasi ortopedi. Struktur
RE terbuat dari bahan tertentu yang cocok untuk kontur tubuh
manusia, dapat digunakan untuk membuat pakaian bertekanan
untuk pengobatan bekas luka hipertrofik. Struktur RE memiliki
sensitivitas terarah, sehingga mneghasilkan toleransi yang sangat
baik terhadap gerakan pergelangan tangan yang tidak disengaja.
Aplikasi lainnya adalah perban cerdas untuk memantau proses
penyembuhan luka. Saat bengkak, serat perban cenderung untuk
meregangkan seiring dengan peningkatan kemampuan bernapas.
Selain itu, pori pori perban dibuka dan kemudian melepaskan
bahan aktif farmasi.
Automotive applications: perlindungan impact pada mobil.
Selain perlindungan anti tabrakan pada mobil, struktur RE memilik
prospek besar dalam aplikasi peralatan perlindungan seperti helm.
Hal ini karena RE struktur dapat menyerap lebih banyak energi
dengan bobot yang lebih rendah.
Aerospace applications: dua karateristik unik dari struktur RE
yaitu kepadatan rendah sepanjang dengan mekanisme deformasi
tertentu) penting dalam meningkatkan stabilitas penerbangan untuk
aplikasi luar angkasa.
Strain sensors application: struktur RE dapat diaplikasikan
sebagai sensor regangan dengan sensitivitas dan fleksibilitas yang
baik, respon regangan yang lebih tinggi dibandingkan sensor yang
terbuat dari bahan konvensional. Struktur RE yang terbuat dari
bahan memori bentuk memiliki prospek sebagai sensor.
Kesimpulan Terdapat 4 struktur unik yang di bahas pada jurnal ini yaitu
honeycomb, RE-honeycomb, kiral, dan mata panah. Pembentukan
struktur tersebut sulit apabila dibuat dengan teknologi manufaktur
konvensional seperti ekstrusi dan pencetakan injeksi sehingga
muncul teknologi AM sehingga struktur yang lebih kompleks
dapat lebih mudah diproduksi. Proses fabrikasi struktur tersebut
melibatkan tiga metode AM yaitu ekstrusi bahan, fusi lapisan
bubuk, dan vat photopolimerisasi. Secara umum struktur
honeycomb memiliki PR positif dibandingkan struktur lainnya
yang memiliki NPR. Sifat mekanik struktur 3D dapat ditingkatkan
menggunakan kombinasi Honeycomb dan auxetic. Struktur yang
dicetak menunjukkan karakteristik memori bentuk ketika dibuat
dari bahan memori bentuk. Selain itu, struktur ini memiliki sifat
konduktivitas Listrik yang baik disbanding bahan lain seperti
graphene digunakan sebagai pengisi/filler.
Pendekatan pemodelan dan optimasi memainkan peran penting
dalam proses AM untuk menghasilkan komponen cetakan 3D
dengan struktur terbaik dan property yang diinginkan. FEA sering
digunakan karena memungkinkan menghasilkan respons
mekanisme fisik terhadap berbagai kondisi pembebanan dengan
bantuan persamaan. Di sisi lain, lebih besar upaya telah dilakukan
untuk mengeksplorasi potensi struktur sehingga diperlukan lebih
banyak data eksperimen dalam rentang deformasi yang besar
membandingkan kinerja mekanik struktur dasar. RE struktur
sejauh ini telah diterapkan di banyak aplikasi utama seperti itu
seperti peralatan medis, mobil, ruang angkasa, dan sensor
regangan.

Anda mungkin juga menyukai