Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TEKNOLOGI SEDIAAN NON STERIL

SEDIAAN LIPSTICK

Disusun Oleh:

Ni Kadek Putri Dwiyanti (2103010026)

Rinanda Priandini (2103010029)

Ni Putu Sizhuka (2103010030)

I Gusti Agung Nyoman Teguh Adi Jaya (2103010032)

Ni Kadek Widyantari (2103010033)

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS KESEHATAN

INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BINTANG PERSADA

2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah Teknologi Sediaan Non
Steril ini. Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini.

Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam maklaah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati
menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untukpembaca.

Mangupura, 8 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….……………………ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang…………………………………………………….…………...…1
.......1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………………2
......1.3 Tujuan……………………………………………………………...…………………2
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………..……………3
......2.1 Pengertian………………………………………………………….…………………3
.......2.2 Kelebihan dan Kekurangan………………………………………………..…………4
.......2.3 Preformulasi…………………………………………………………….……………5
...... 2.3.1 Tinjauan Farmakologi Bahan Obat………………………………………………6
...... 2.3.2 Tinjauan Fisikokimia Bahan Obat………………………………………….……8
....... 2.3.3 TINJAUAN Fisikokimia Zat Tambahan……………………………...…………9
...... 2.3.4 Bentuk Sediaan Dosis Dan Cara Pemakaian……………………...……………11
......2.4 Formulasi……………………………………………………………………………11
.......` 2.4.1 Permasalahan……………………………………………………..……………11
....... 2.4.2 Formula Yang Akan Di buat Dalam Praktikum……………………..…………12
.......2.5 Produksi……………………………………………………….……………………13
....... 2.5.1 Penimbangan……………………………………………………...……………13
....... 2.5.2 Cara Kerja……………………………………………………………...………14
.......2.6 KEMASAN…………………………………………………………………………14
....... 2.6.1 Kemasan Primer……………………………………………………….………14
...... 2.6.2 Kemasan Sekunder…………………………………………………….………14
....... 2.6.3 Etiket…………………………………………………………………………..15
...... 2.6.4 Brosur………………………………………………………………………….15
BAB III PENUTUP…………………………………………………………………...….....16
.......3.1 Kesimpulan………………………………………………………………...……….16
.......3.2 Saran……………………………………………………………………...………...16
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………...…………...…………17
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Lipstik merupakan hal yang dibutuhkan oleh wanita agar bibir terlihat lebih sehat dan
penampilan terlihat lebih menarik. Lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam
pembawa yang terbuat dari campuran lilin dan minyak dalam komposisi yang sedemikian rupa
sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang dikendaki. Suhu lebur lipstick yang
ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-38°C.
Tetapi karena harus memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya.
terutama suhu daerah tropik, suhu lebur lipstick dibuat lebih tinggi, yang dianggap lebih sesuai
diatur pada suhu lebih kurang 62°C, biasanya berkisar antara 55-75°C.

Lipstik merupakan salah satu contoh kosmetika dekoratif yang mana zat warna
merupakan senyawa aktif dari formula lipstik. Jadi hal yang terpenting dalam sediaan lipstik
adalah zat warna atau pigmen yang terkandung di dalamnya. Banyak ditemukan di pasaran
warna lipstik kebanyakan merah atau merah muda, namun tidak hanya sebatas warna warna
tersebut saja. Ditemukan pula sediaan lipstik berwarna oranye, kuning. hitam, ungu, hijau, biru,
dan lain sebagainya.

Dari segi kualitas, lipstik harus memenuhi beberapa persyaratan berikut : Tidak
menyebabkan iritasi atau kerusakan pada bibir. Tidak memiliki rasa dan bau yang tidak
menyenangkan, Polesan lembut dan tetap terlihat baik selama jangka waktu tertentu
penyimpanan bentuk harus tetap utuh, tanpa kepatahan dan perubahan wujud. Tidak lengket dan
penampilan tetap menarik dan tidak ada perubahan wama. Adapun komponen utama dalam
sediaan lipstik terdiri dari minyak, lilin, lemak. dan zat warna.

Menurut Ani Mulyaningsih, persyaratan lipstick yang baik. adalah mewarnai bibir
dengan rata, tidak toksik, tidak diabsorpsi oleh kulit dan tidak mengiritasi kulit, warna harus
tahan di bibir tetapi juga mudah untuk dihilangkan ketika diinginkan, harus cukup keras, lembut
dan mudah dioleskan pada bibir. permukaan lipstick lembut, warna homogen dan bebas partikel
kasar, tidak meleleh. mengeras, pecah-pecah dalam kemasan selama penyimpanan. Kosmetik
adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan seperti
epidermis, rambut, kuku, bibir, gigi dan rongga mulut antara lain untuk membersihkan,

1
menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari lipstick?


2. Apa kelebihan dan kekurangan lipstik
3. Bagimana Preformulasi seperti tinjauan farmakologi bahan obat,tinjauan fisikokimia
bahan obat dan zat tambahan, serta bentuk sediaan,dosis dan cara pemakaian?
4. Bagaimana formulasi sediaan lipstik?

1.3 TUJUAN

1. Mengetahui pengertian dari lipstick


2. Mengetahui kelebihan dan kekurangan lipstick
3. Mengetahui preformulasi seperti tinjauan farmakologi bahan obat, tinjauan fisikokimia
bahan obat dan zat tambahan, serta bentuk sediaa, dosis dan cara pemakaian
4. Mengetahui formulasi sediaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN

Lipstik adalah sediaan kosmetik yang digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan
artistik sehingga dapat meningkatkan nilai estetika dalam tata rias wajah. Lipstik adalah produk
yang umum yang sering digunakan oleh para wanita, karena bibir dianggap sebagian besar
penting dalam penampilan seseorang.

Pewarna bibir modern yang disukai adalah jenis sediaan pewarna bibir yang jika
dilekatkan pada bibir akan memberikan selaput yang kering. Dewasa ini pewarna bibir yang
banyak digunakan adalah pewarna bibir dalam bentuk krayon. Pewarna bibir krayon lebih
dikenal dengan sebutan lipstick.

Sesuai dengan pengertiannya, lipstik memiliki fungsi dekoratif atau penghias pada
wajah terutama bagian bibir. Selain sebagai pewarna, terkadang lipstik juga memiliki fungsi
ganda yaitu sebagai pelembut bibir. Perbedaan ini tentu saja ditentukan oleh komponen
penyusun sediaan lipstik yang dibuat. Lipstick digunakan untuk memperindah bibir dengan
warna yang menarik, melindungi bibir agar tidak kering, serta dapat menonjolkan sisi yang baik
dan menyamarkan yang buruk pada bentuk bibir.

Komponen yang sangat mempengaruhi bentuk dan stabilitas fisik lipstik adalah basis
wax. Pemilihan dan perbandingan jumlah basis wax yang digunakan sangat mempengaruhi pada
kekerasan, kehalusan, dan mengkilapnya lipstik saat pengaplikasian. Beberapa jenis basis wax
yang sering digunakan dalam pembuatan sediaan lipstik adalah carnauba wax, paraffin wax,
beeswax, candelilla wax, dan spermaceti.

Kualitas lipstik ditentukan oleh komponen penyusun basis lemak lipstick. Basis lemak
lipstick merupakan formulasi dari bahan-bahan yang mempunyai titik leleh yang berbeda-beda
terdiri dari malam (wax), minyak dan lemak. Bahan penyusun sediaan lipstick hendaknya
berasal dari bahan alam yang lebih menguntungkan daripada bahan sintetik karena memiliki
toleransi pada kulit, sehingga tidak menimbulkan iritasi yang berat terhadap bibir, Maka dari itu,
perlu dicari alternatif bahan alami yang aman digunakan untuk sediaan lipstik. (Vishwakarma
dkk, 2011)
Pewarna alami dari tanaman lebih aman digunakan sebagai pewarna alami makanan,
minuman dan kosmetik. Seiring dengan perkembangan zaman, zat warna alami semakin
dibutuhkan keberadaanya karena dianggap lebih aman dibandingkan dengan pewarna sintetik.
Pewarna alami umumnya aman dan tidak menimbulkan efek samping bagi tubuh (Praja, 2015).
Pada kali ini akan dibuat sediaan lipstik dengan menggunakan ekstrak dari kulit buah naga
merah. Lipsik ekstrak kulit buah naga merah dapat diformulasikan dengan adanya penambahan
lilin (wax). Wax merupakan salah satu komponen utama dalam pembuatan lipstik. Wax yang
digunakan dalam sediaan lipstik kali ini adalah paraffin wax dan beeswax. Pembuatan sediaan
lipstik ini dimaksudkan untuk membandingkan formulasi dari ekstrak buah naga merah dengan
kombinasi basis paraffin wax dan beeswax. Dengan pemanfaatan buah naga merah untuk
sediaan lipstik agar dapat mengembangkan suatu formulasi lipstik yang berasal dari buah naga
merah.

2.2 KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

1. Kelebihan Lipstik
Kelebihan lipstik melibatkan aspek estetika dan perawatan diri.
1. Memberikan Warna Bibir : Lipstik memberikan variasi warna pada bibir,
memungkinkan seseorang untuk mengekspresikan gaya dan kepribadian mereka.
2. Meningkatkan Rasa Percaya Diri : Penggunaan lipstik sering dikaitkan dengan
peningkatan rasa percaya diri dan perasaan baik tentang diri sendiri.
3. Melindungi dan Menjaga Kelembapan : Beberapa lipstik mengandung bahan-bahan
yang dapat membantu melindungi bibir dari kekeringan dan menjaga kelembapan.
4. Menyamarkan Ketidak sempurnaan : Lipstik dapat membantu menyamarkan
ketidaksempurnaan pada bibir, seperti warna yang tidak merata atau garis-garis
halus.
5. Aksesori Moda : Lipstik sering dianggap sebagai aksesori moda, menyeimbangkan
tampilan keseluruhan dan menambah sentuhan akhir pada riasan wajah.
6. Mengikuti Tren dan Gaya : Dengan berbagai pilihan warna dan formula, lipstik
memungkinkan seseorang untuk mengikuti tren kecantikan dan menyesuaikan
penampilan mereka sesuai selera.
2. Kekurangan Lipstik

Beberapa kekurangan lipstik melibatkan aspek penggunaan dan kandungan bahan,


yaitu :

1. Kekeringan Bibir : Beberapa formula lipstik dapat menyebabkan kekeringan pada


bibir, terutama jika mereka mengandung bahan yang kurang bersahabat dengan
kulit.
2. Transfer Warna : Lipstik seringkali dapat mentransfer warna pada pakaian atau
benda lainnya, menyebabkan potensi untuk merusak atau mengotori barang-barang
tersebut.
3. Perlu Pengaplikasian Ulang : Lipstik umumnya memerlukan pengaplikasian ulang
setelah makan atau minum, yang dapat menjadi kurang praktis bagi beberapa orang.
4. Kandungan Bahan Kimia : Beberapa lipstik mengandung bahan kimia tertentu,
seperti logam berat atau zat pewarna sintetis, yang dapat menimbulkan kekhawatiran
terkait kesehatan dalam jangka panjang.
5. Alergi atau Iritasi : Beberapa orang mungkin mengalami reaksi alergi atau iritasi
pada bibir akibat penggunaan lipstik tertentu, terutama jika mereka memiliki
sensitivitas terhadap bahan-bahan tertentu.
6. Harga Mahal : Lipstik berkualitas tinggi seringkali memiliki harga yang cukup
tinggi, dan ini bisa menjadi faktor pembatas bagi beberapa orang.

2.3 PREFORMULASI
Preformulasi lipstik adalah tahap awal dalam pengembangan produk kosmetik ini dan
melibatkan pemilihan bahan dan formulasi awal sebelum tahap produksi yang sebenarnya.
Beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam preformulasi lipstik meliputi :
 Bahan Dasar :
 Pemilihan dasar lipstik, yang dapat berupa lilin lebah, lilin sintetis, atau basis
lainnya.
 Pemilihan minyak atau lipid yang akan digunakan, seperti minyak mineral,
minyak sayuran, atau ester sintetis.
 Pigmen dan Pewarna :
 Pemilihan pigmen dan pewarna untuk memberikan warna yang diinginkan.
 Menghitung jumlah pigmen untuk mencapai intensitas warna yang diinginkan.
 Kelembapan dan Tekstur :
 Penambahan agen pelembap untuk mencegah kekeringan bibir.
 Menentukan tekstur yang diinginkan, apakah matte, glossy, atau satin.

 Konsistensi dan Kekuatan Tahan Lama :


 Menentukan konsistensi lipstik, apakah cair, krim, atau padat.
 Menambahkan bahan pengental atau pengeras untuk meningkatkan kekuatan
tahan lama.
 Aroma dan Rasa :
 Menentukan apakah lipstik akan memiliki aroma atau rasa tertentu.
 Memilih bahan pengharum atau pemanis yang sesuai.
 Stabilitas dan Keamanan :
 Memastikan stabilitas produk selama penyimpanan dan penggunaan.
 Menghindari bahan-bahan yang dapat menyebabkan iritasi atau alergi pada kulit.
 Dampak Lingkungan :
Pertimbangkan dampak lingkungan dalam pemilihan bahan dan kemasan yang dapat
didaur ulang.
 Uji Pra-produksi:
Melakukan uji pra-produksi untuk memastikan bahwa formulasi memberikan hasil
yang diinginkan dan aman digunakan.

2.3.1 Tinjauan farmakologi bahan obat


Tinjauan farmakologi bahan dalam lipstik tidak sejauh tinjauan pada produk farmasi,
karena lipstik lebih fokus pada aspek estetika dan tata rias dibandingkan dengan
pengobatan. Namun, beberapa bahan dalam lipstik dapat memiliki dampak farmakologis
atau kesehatan tertentu. Berikut adalah beberapa bahan umum dalam lipstik dan
beberapa pertimbangan farmakologis terkait :

1. Minyak dan Lilin

 Beeswax
Farmakologi : Bahan seperti lilin lebah atau lilin sintetis digunakan sebagai dasar
lipstik. Mereka dapat memberikan kelembutan pada aplikasi.
Pertimbangan : Beberapa individu mungkin memiliki reaksi alergi terhadap lilin
tertentu.
 Paraffin
Farmakologi : bahan alami yang terbuat dari minyak bumi dan digunakan untuk
perawatan kulit
Pertimbangan : Parafin mempunyai sifat tidak bereaksi dengan gugusan yang sama
atau dengan gugusan lain,

2. Pigmen dan Pewarna

 Kulit buah naga


Farmakologi : Pigmen dan pewarna memberikan warna pada lipstik.
Pertimbangan : Beberapa pewarna atau pigmen mungkin dapat menyebabkan iritasi
atau reaksi alergi pada kulit.

3. Minyak dan Lipid

 Minyak jarak
Farmakologi : Minyak dan lipid memberikan kelembaban pada bibir.
Pertimbangan : Pemilihan minyak harus mempertimbangkan kemungkinan reaksi
kulit atau sensitivitas tertentu.

4. Agens Pelembap dan Pengental

 Lanolin
Farmakologi : Beberapa lipstik mengandung agen pelembap atau pengental untuk
meningkatkan kenyamanan dan kekuatan tahan lama.
Pertimbangan : Penggunaan berlebihan agen tertentu dapat menyebabkan
ketidaknyamanan atau efek samping pada kulit.

5. Stabilisator dan Antioksidan

 Setil Alkohol dan Tween 80


Farmakologi : Beberapa lipstik mengandung bahan untuk meningkatkan stabilitas
dan mencegah oksidasi.
Pertimbangan : Stabilisator atau antioksidan tertentu dapat memiliki efek positif
pada kesehatan kulit.

6. Pengawet

 Nipasol
Farmakologi : Senyawa metil hidroksi benzoat, yaitu senyawa ester metil dari
asam p-hidroksibenzoat, yang berfungsi sebagai bahan antimikroba atau
pengawet
Pertimbangan : Nipasol digunakan karena memiliki bentuk aktivitas antimikroba
berspektrum luas, tidak berwarna, stabil, tidak berbau dan murah

2.3.2 Tinjauan fisikokimia bahan obat


Tinjauan fisikokimia bahan lipstik melibatkan pemahaman sifat fisik dan kimia bahan-
bahan yang digunakan dalam formulasi lipstik. Berikut adalah beberapa aspek
fisikokimia yang relevan untuk bahan lipstik:
1. Titik Lebur:

 Fisikokimia: Titik lebur bahan seperti lilin dan dasar lipstik mempengaruhi
konsistensi dan kemudahan aplikasi lipstik, titik lebur beeswax yaitu 61-65°C dan
parafin 54,17°C
 Pertimbangan: Pemilihan bahan dengan titik lebur yang sesuai dapat memberikan
tekstur yang diinginkan.

2. Viskositas:

 Fisikokimia: Viskositas minyak atau lipid dalam lipstik memengaruhi bagaimana


produk tersebut meluncur dan menempel pada bibir. viskositas standar minyak
jarak adalah 49,15 mmVs.
 Pertimbangan: Kontrol viskositas penting untuk kenyamanan penggunaan dan
estetika hasil akhir.

3. Kelarutan dan Kestabilan:

 Fisikokimia: Kelarutan bahan dalam formulasi lipstik memengaruhi stabilitas dan


kejernihan produk.
 Pertimbangan: Memilih bahan yang saling larut dan stabil dapat mencegah
pemisahan atau perubahan warna.

2.3.3 Tinjauan fisikokimia zat tambahan


Tinjauan fisikokimia zat tambahan dalam lipstik mencakup berbagai bahan yang
ditambahkan untuk meningkatkan kinerja, estetika, dan stabilitas formulasi. Berikut
adalah beberapa zat tambahan umum dan pertimbangan fisikokimia terkait:
1. Emolien:

 Paraffin
Fisikokimia: Emolien seperti minyak dan lipid memberikan kelembutan dan
kehalusan pada lipstik.
Pertimbangan: Pemilihan emolien harus mempertimbangkan viskositas, kelarutan,
dan reaksi dengan bahan lain dalam formulasi.

2. Pengental dan Pengeras:

 Beeswax
Fisikokimia: Pengental dan pengeras digunakan untuk mengontrol konsistensi dan
kekuatan tahan lama lipstik.
Pertimbangan: Efek pengental dan pengeras pada viskositas dan stabilitas formulasi
harus dipertimbangkan.

3. Agen Pelembap:

 Minyak jarak
Fisikokimia: Agen pelembap bertujuan untuk mencegah kekeringan bibir.
Pertimbangan: Kelarutan, daya tahan, dan pengaruh pada konsistensi lipstik adalah
faktor penting.

4. Pigmen dan Pewarna Tambahan:


 Kulit buah naga
Fisikokimia: Pigmen dan pewarna tambahan dapat memberikan efek kilau, glitter,
atau efek khusus lainnya.
Pertimbangan: Distribusi partikel, kelarutan, dan interaksi dengan pigmen lainnya
mempengaruhi hasil akhir lipstik.

5. Agen Pengeras dan Pengikat:

 Lanolin
Fisikokimia: Pengeras dan pengikat bertujuan untuk memberikan kekuatan tahan
lama pada lipstik.
Pertimbangan: Kelarutan dan interaksi dengan bahan lain dalam formulasi
mempengaruhi efek dan daya tahan.

6. Agen Pengawet:

 Nipasol
Fisikokimia: Pengawet digunakan untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme
dalam lipstik.
Pertimbangan: Kelarutan, stabilitas, dan potensi reaksi dengan bahan lain dalam
formulasi perlu diperhitungkan.

7. Antioksidan:

 Setil Alkohol dan tween 80


Fisikokimia: Antioksidan dapat digunakan untuk mencegah oksidasi bahan dalam
lipstik.
Pertimbangan: Interaksi dengan bahan lain dan stabilitas selama penyimpanan perlu
diperhitungkan.

2.3.4 Bentuk sediaan, dosis dan Cara pemakaian

1. Bentuk sediaan
Sediaan lipstick terdapat dalam berbagai bentuk, seperti cairan, krayon, dan
krim. Bentuk dari lipstick tersebut dipengaruhi oleh kadar dan jenis sediaan yang
terdapat dalam lipstick, kualitas lipstik ditentukan oleh komponen penyusun basis lemak
lipstik. Proses pembuatan lipstik terbentuk atas 50-70% campuran basis yang
membentuk massa homogen. Massa terbentuk dari basis lemak, lilin, minyak serta
pelarut dilelehkan bersamaan dan didispersikan bersama zat warna

2. Dosis
Formula Lipstik sediaan 3 gram :
Ekstrak kulit buah naga 10
Paraffin wax 5 %
Beeswax 15 %
Setil alcohol 8 %
Lanolin 25 %
Tween 80 8 %
Propilenglikol 10 %
Nipasol 0,2 %
Minyak jarak 22,5 %

3. Cara pemakaian

1. Lakukan Eksfoliasi pada permukaan bibir


2. Pilih lipstick sesuai dengan warna bibir, kulit dan looks
3. Aplikasikan lipstick serapi mungkin
4. Sempurnakan warna lipstick untuk riasan bibir.

2.4 FORMULASI
2.4.1. Permasalahan
1 Lipstik gampang patah
Pencegahan masalah :
Untuk mengatasi permasalahan ini maka kelompok kami melakukan formulasi
yang didapatkan dari literatur yang dimana menggunakan konsentrasi paraffin 5% dan
beeswax dengan konsentrasi rendah 15% sehingga pada uji kekerasan sediaan lipstik
tidak mudah patah atau rapuh. Kerapuhan lipstik dipengaruhi oleh paraffin wax karena
paraffin wax dapat membuat sediaan lipstik menjadi rapuh dan lemah dalam jumlah
besar. Sedangkan peningkatan kekerasan lipstik terjadi karena subtitusi minyak jarak
dengan beeswax. Konsentrasi beeswax dalam jumlah besar dapat meningkatkan jumlah
padatan dalam emulsi sehingga produk lipstick yang terbentuk akan semakin keras,
sebaliknya penambahan minyak jarak akan menambah jumlah cairan dalam emulsi
sehingga produk lipstik yang terbentuk akan semakin lunak dan Nampak creamy.
2 Formulasi lipstik tidak homogen
Pencegahan masalah :
Untuk mengatasi permasalahan ini kelompok kami akan melakukan uji
homogenitas ini dilakukan dengan cara mengoleskan lipstik yang telah dibuat pada kaca
objek yang bersih dan kering sehingga membentuk lapisan yang tipis kemudian
ditutupkan dengan kaca objek yang lain, kemudian amati di bawah mikroskop, dilihat
warnanya seragam atau tidak. Lipstik dinyatakan homogen bila pada pengamatan
menggunakan mikroskop, lipstik mempunyai tekstur tampak rata dan tidak
menggumpal.

2.4.2 Formula yang akan diajukan untuk dibuat dalam praktikum


Dalam 3 gram sediaan lipstik terkandung :
Ekstrak kulit buah naga 10
Paraffin wax 5 %
Beeswax 15 %
Setil alcohol 8 %
Lanolin 25 %
Tween 80 8 %
Propilenglikol 10 %
Nipasol 0,2 %
Minyak jarak 22,5 %
2.5. PRODUKSI
2.5.1 Penimbangan
 Ekstrak buah naga 10 %
10/100 x 3 gram
= 0,3 gram
 Paraffinwax5% 5/ 100 x 3 gram
= 0,15 gram

 Beeswax 15 %

15/100 x 3 gram

= 0,45 gram

 Setil alcohol 8 %
8/100 x 3 gram
= 0,24 gram
 Lanolin 25 %
25/100 x 3 gram
= 0,75 gram
 Tween 80 8 %
8/100 x 3 gram
= 0,24 gram
 Propilenglikol 10 %
10/100 x 3 gram
= 0,3 gram
 Nipasol 0,2 %
0,2/100 x 3 gram
= 0,006 gram
 Minyak jarak 22,5 %
22,5/100 x 3 gram
= 0,675 gram
2.5.2 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang bahan yang diperlukan sesuai dengan jumlah bahan
3. Dilebur nipagin/nipasol dilarutkan dalam propilenglikol dan di tambahkan ekstrak kental
kulit buah naga merah diatas penangas air (massa 1)
4. Dilebur baswex, paraffin wax, lanolin, cetyl alcohol, dimasukkan ke dalam cawan diatas
penangas air (massa 2)
5. Dicampurkan massa 1 dan massa 2 dalam cawan, dipanaskan ditambah tween 80 dan
minyak jarak kemudian diaduk homogen
6. Dimasukkan kedalam cetakan lipstick
7. Didiamkan kurang lebih 10 menit sampai lipstick mengeras
8. Dikeluarkan lipstick dalam cetakan
9. Dimasukkan dalam wadah lipstick

2.6 KEMASAN
2.6.1 Kemasan primer

2.6.2 Kemasan sekunder


2.6.3 Etiket

Apotek Bintang Persada


Jln. Gatsu Barat, Denpasar
No. Tgl.
Untuk Pemakaian Luar
Dioleskan
2.6.4 Brosur
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

1. 1.Pada Penggunaan lipstik memiliki kekurangan dan kelebihan tertentu


2. Pada performulasi lipstik disertai pertimbangan bahan dasar, pigment dan
pewarna,kelembapan,tekstur ,stabilitas ,aroma,rasa,keamanan dan dampak lingkungan
3. Penambahan zat tambahan pada lipstik meningkatkan kerja , estetika dan stabilitas
formulasi

3.2 SARAN

Dapat memberikan saran untuk pengembangan lebih lanjut atau perbaikan, mungkin
berfokus pada aspek-aspek seperti diversifikasi warna, peningkatan kemasan, atau strategi
pemasaran yang lebih canggih.
DAFTAR PUSTAKA

Farikha, I. N., Anam, C., Widowati, E. (2013). Pengaruh jenis dan konsentrasi bahan
penstabil alami terhadap karakteristik fisikokimia sari buah naga merah (Hylo- cereus
polyrhizus) selama penyimpanan.
Jurnal Tekno- sains Pangan, 2(1).

Handayani, P. A., Rahmawati, A. (2012). Pemanfaatan ku- lit buah naga (dragon fruit)
sebagai pewarna alami ma- kanan pengganti pewarna sintetis.
Jurnal Bahan Alam Terbarukan, 1(2).

Ingrath, W. (2015). Ekstraksi Pigmen Antosianin dari Ku- lit Buah Naga Merah
(Hylocereus Costaricensis) Seba- gai Pewarna Alami Makanan dengan Menggunakan Mi-
crowave (Kajian Waktu Pemanasan Dengan Microwave dan Penambahan Rasio Pelarut
Aquades dan Asam Si- trat).
Jurnal Bioproses Komoditas Tropis, 3(3), 1–8.

Praja, D. I. (2015). Zat Aditif Makanan: Manfaat dan Baha- yanya. Penerbit
Garudhawaca.
Vishwakarma. B., Dwivedi, S.,Dubey, K.,dan josh, H (2011). Formulation and Evalution of
Herbal Lipstik. Internasional Journal of Drung Discovery dan Herbal Research, Volume 1
(1): 18-19.

Yahy, F., and Fifi N., A,. (2022) Formulasi Sediaan Lipstik Menggunakan Ekstrak Kulit
Buah Naga Merah (Hylocereus Costaricensis) Dengan Kombinasi Beeswax dan Paraffin
Wax. Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Nusaputera, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai