LKP MATERI 1 - Gugus Alkohol
LKP MATERI 1 - Gugus Alkohol
KIMIA DASAR
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI ALKOHOL
NAMA :
NIM :
KELAS :
KELOMPOK :
ASISTEN :
1. PRE-LAB
1. Jelaskan prinsip uji Lucas!
Uji Lucas merupakan uji pada alkohol untuk mengetahui perbedaan dari alkohol primer,
sekunder, dan tersier dengan menggunakan reagen lucas. Reagen lucas adalah reagen penguji
alkohol berupa seng klorida (ZnCl2) dan asam klorida (HCl) yang direaksikan bersama. Prinsip
kerja dari uji Lucas adalah memasukkan reagen lucas pada sampel dan diamati berdasarkan
waktu yang dibutuhkan untuk merubah warna atau mengeruh. Perbedaan waktu tersebut yang
akan digunakan untuk menentukan kategori dari alkohol. Alkohol tersier secara cepat akan
bereaksi dengan reagen lucas, alkohol sekunder membutuhkan waktu hingga 5 menit untuk
berekasi, dan alkohol primer tidak bereaksi pada temperatur ruang (Sushma et al., 2013).
3. Sebutkan dan jelaskan perbedaan dari alkohol primer, sekunder, dan tersier serta contohnya!
(minimal 3 contoh)
Berdasarkan titik didih alkohol primer memiliki titik didih lebih tinggi dari alkohol
sekunder dan tersier. Alkohol sekunder memiliki titik didih lebih rendah dari alkohol primer
namun lebih tinggi dari alkohol tersier. Alkohol tersier memiliki titik didih lebih rendah dari
alkohol primer dan sekunder. Sedangkan berdasarkan oksidasi, alkohol primer dapat dioksidasi
sebanyak dua kali menjadi aldehid dan asam karboksilat. Alkohol sekunder dapat dioksidasi
sekali menjadi keton dan alkohol tersier tidak dapat dioksidasi (Oktaviani, 2017).
Pada struktur alkohol primer, gugus alkil (CH2) hanya terikat satu pada atom C yang
membawa -OH. Contoh dari alkohol primer, yaitu butanol, propanol, metanol, dan etanol. Pada
alkohol sekunder, dua gugus alkil terikat pada C yang membawa -OH. Contoh dari alkohol
sekunder, yaitu 2-propanol; 3-metil, 2-butanol; dan 2-butanol. Sedangkan pada alkohol tersier,
terdapat tiga gugus alkil yang terikat pada C yang mengikat gugus -OH. Contoh dari alkohol
tersier adalah 2-metil, 2-propanol; 2,3-dimetil, 3-pentanol; dan 3-etil, 3-pentanol (Pamungkas
dkk., 2018).
2.2.Metanol
Metanol atau metil alkohol memiliki rumus senyawa CH3OH. Metanol adalah bentuk
dari alkohol yang paling sederhana. Tidak berwarna dan biasanya berfungsi sebagai pelarut
(Ali, 2013). Karakteristik methanol yaitu berbentuk cairan pada keadaan atmosfer, bersifat
mudah terbakar, mudah menguap dan memiliki bau khas. Selian digunakan sebagai pelarut,
methanol juga digunakan untuk bahan bakar dan bahan baku aditif pada pembuatan alkohol
(Utami, 2018).
2.3.Etanol
Etanol disebut juga sebagai etil alkohol merupakan bahan kimia yang banyak
terkandung pada minuman-minuman beralkohol. Etanol dapat dibuat melalui proses
fermentasi. Memiliki ciri tidak berasa, tidak berwarna, mudah terbakar dan memiliki bau
yang lebih pekat dari methanol. Etanol dapat digunakan sebagai pelarut, bahan baku pada
industri kimia dan pangan, desintefektan, dan sebagai campuran bahan bakar konvensional
yang menjadi bahan bakar alternatif (Widyanti & Moehadi, 2016).
2.4.2-Propanol
2-Propanol disebut juga sebagai isopropanol, isopropyl, dan Di metil-karbinol.
Isopropanol memiliki rumus kimia C3H60 dan merupakan jenis alkohol sekunder.
Karakteristik dari isopropanol, yaitu tidak berwarna, mudah larut dalam air, mudah
terbakar, memiliki bau yang sangat kuat, dan mampu bereaksi dengan logam aktif
membentuk hidrogen dan metal isopropoksida. Isopropanol dimanfaatkan sebagai pelarut,
pengganti etanol dalam proses industri, banyak terkandung pada produk pembersih dan
kosmetik (Hanafi, 2021).
2.5.FeCl3
FeCl3 atau ferri klorida merupakan senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai
katalis untuk mengidentifikasi bermacam-macam senyawa. Karakteristik dari FeCl3 yaitu
tidak berasa dan tidak berbau. FeCl3 mampu larut di dalam air dengan suhu dingin.
(Nugraha, 2015). Dapat bereaksi dengan zat padat dengan kandungan zat besi dan akan
terjadi pengikisan. Dalam industri dan kegiatan di laboratorium, FeCl3 digunakan sebagai
katalis. Selain itu, ferri klorida juga dimanfaatkan dalam pembuatan air minum dalam
pengolahan limbah (Nengsih, 2021).
2.6.HCl
HCl yang disebut juga sebagai asam klorida merupakan golongan asam kuat.
Karakteristik dari HCl, yaitu korosif, memiliki bau tajam, dan dapat dengan larut di dalam
air. Pada kehidupan sehari-hari HCl digunakan sebagai penghilang kerak, ekstraksi, dan
sebagai pelarut untuk beberapa logam (Santoso, 2019).
HCl pada uji lucas bertindak sebagai reagen. HCl yang merupakan asam kuat berperan
sebagai katalis asam. Sehingga ketika bereaksi dengan larutan uji, hasilnya larutan akan
semakin asam (Eddy dkk., 2018).
2.7.ZnCl2
ZnCl2 disebut juga sebagai seng klorida. Berbentuk zat padat kristal dengan warna
putih atau tidak berwarna. Memiliki sifat tidak berbau, mudah larut dalam air, etanol,
gliserol, serta etanol, dan dapat meleleh dalam keadaan lembab. Dimanfaatkan pada industri
tekstil dan sintesa kimia (Anggraeni & Yuliana, 2015).
ZnCl2 pada uji lucas berfungsi sebagai reagen. Berperan sebagai asam lewis pada
reaksi. Reaksi antara reagen dengan larutan uji akan menyebabkan larutan menjadi semakin
asam (Eddy dkk., 2018).
2.8.Aquades
Aquades adalah air steril yang bebas dari zat-zat pengotor atau penggangu dan
dihasilkan dari proses filtrasi. Filtrasi dilakukan untuk menghilangkan mineral-mineral dan
zat lain dengan tujuan agar zat-zat tersebut tidak berikatan dengan molekul pada larutan
yang akan direaksikan. Di laboratorium atau pada saat percobaan, aquades digunakan
sebagai cairan untuk mensterilkan alat atau sebagai pelarut (Khotimah dkk., 2017).
Aquades memiliki rumus kimia H2O. Karakteristik dari aquades adalah tidak terdapat
bau, warna, dan rasa. Adanya ikatan hidrogen yang menjadikan aquades sangat baik
digunakan sebagai pelarut (Hasanah, 2016).
3. DIAGRAM ALIR
3.1.Uji Lucas
0,5 ml Sampel
Dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi berbeda dan diberi label sesuai nama sampel uji
2 ml Reagen Lucas
Tabung ditutup
Dikocok
Hasil
1 ml Aquades
Dimasukkan ke dalam 4 tabung reaksi berbeda dan diberi label sesuai nama sampel
5 tetes sampel
2 tetes FeCl3
Dikocok
Hasil
4. DATA HASIL PENGAMATAN
4.1.Uji Lucas
Sampel Perubahan Warna Keterangan
Jernih menjadi putih
Metanol +(Positif)
keruh/berkabut
b. Analisa Prosedur
Percobaan uji lucas dilakukan pada empat sampel yaitu metanol, etanol, 2-propanol,
dan fenol. Keempat sampel diteteskan pada tabung reaksi sebesar 0,5 ml. Masing-masing
sampel diteteskan reagen lucas sebanyak 2 ml. Setelah diteteskan, tabung ditutup dan
dikocok. Kemudian, keempat sampel didiamkan selama 5 menit. Selama 5 menit keempat
sampel tidak menunjukkan perubahan, sehingga sampel perlu dipanaskan. Setelah
dipanaskan, sampel diamati kembali perubahan warna yang terjadi.
c. Analisa Hasil
Perubahan yang terjadi
Sampel Keterangan
Sebelum Sesudah
putih
Metanol Jernih +(Positif)
keruh/berkabut
Etanol Jernih Jernih -(Negatif)
putih
2-Propanol Jernih +(Positif)
keruh/berkabut
Fenol Jernih Jernih -(Negatif)
Dari percobaan didapatkan hasil perubahan warna yang terjadi. Pada sampel
metanol yang sebelumnya jernih menjadi putih keruh atau berkabut. Sampel etanol tidak
menunjukkan adanya perubahan warna. 2-propanol menunjukkan perubahan warna dari
jernih menjadi putih keruh/berkabut. Pada fenol tidak terjadi perubahan warna. Merujuk
pada reaksi perubahan warna, keempat sampel diberi keterangan positif atau negatif
mengandung alkohol. Metanol dan 2-propanol diberi keterangan positif karena adanya
perubahan warna, sedangkan etanol dan fenol diberi keterangan negatif karena tidak ada
perubahan warna.
Berdasarkan literatur, metanol dan etanol adalah alkohol primer. Reaksi dari uji
lucas pada kedua sampel menunjukkan tidak adanya perubahan warna. Sampel dapat
bereaksi jika dipanaskan dalam waktu yang lama. 2-propanol merupakan jenis alkohol
sekunder. Reaksi yang akan ditunjukkan oleh sampel 2-propanol adalah berubah warna
atau muncul kabut. Sedangkan untuk fenol tidak akan terjadi reaksi, karena fenol bukan
merupakan alkohol. Jika dibandingkan dengan literatur, percobaan uji lucas pada sampel
etanol, 2-propanol, dan fenol menunjukkan reaksi dan hasil yang sesuai. Namun pada
sampel metanol mengalami reaksi dan hasil yang berbeda (Sushma et al., 2013).
Metanol yang merupakan jenis alkohol primer mengalami perubahan warna jika
dipanaskan dalam waktu lama. Proses pereaksian reagen lucas dengan metanol termasuk
reaksi lambat. Reaksi lambat ini termasuk ke dalam reaksi Sn2 yang merupakan reaksi
pengikatan nukleofilik dan secara bersamaan membentuk karbokation. Alkohol primer
memiliki kereaktifan yang mudah dalam reaksi Sn2 karena atom H pada alkohol primer
lebih mudah terlepas dari pada gugus -OH. Karbokation pada alkohol primer tidak
terbentuk secara stabil, sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama untuk bereaksi
(Sumiyani dkk., 2016).
Berdasarkan literatur yang ada, metanol dari hasil percobaan kurang sesuai dengan
pembahasan yang dijabarkan dalam literatur. Perubahan pada metanol seharusnya
membutuhkan waktu yang lebih lama dari 2-propanol. Dari percobaan, masing-masing
sampel dipanaskan selama 5-10 menit, namun metanol menunjukkan perubahan warna di
waktu yang sama seperti 2-propanol. Hal tersebut dapat terjadi karena adanya kesalahan
pada saat memasukkan sampel ke dalam tabung reaksi.
d. Mekanisme Reaksi
Reaksi yang terjadi setelah penambahan reagen dan pemanasan adalah gugus reagen
HCl akan melarutkan alkohol dan memberi Cl- pada alkohol, sehingga -OH tersubtitusi.
Kemudian ZnCl2 berperan sebagai katalis asam lewis dan membentuk alkil klorida yang
tidak larut dalam larutan. Alkil klorida ini ditunjukkan dengan adanya kabut pada larutan,
sehingga larutan akan terlihat keruh. Pada 2-propanol, akan terbentuk 2 fase setelah diberi
reagen dalam 1-5 menit karena kurangnya kestabilan karbokation. Setelah diberi reagen,
2-propanol akan membentuk kompleks alkohol dengan seng klorida yang terlepas dan
membentuk karbokation yang stabil, kemudian ion Cl membentuk alkil halida. Sedangkan
mekanisme reaksi pada metanol dan etanol tidak terbentuk fase apapun setelah diberi
reagen. Metanol dan etanol tidak mampu membentuk karbokation stabil yang
menyebabkan keduanya akan bereaksi dalam jangka waktu yang sangat lama. Pada fenol,
ketika reagen dimasukkan, fenol tidak memberikan reaksi pada reagen (Eddy dkk., 2018).
OH
ZnCl2
+ HCl Tidak bereaksi
b. Analisa Prosedur
Percobaan uji ferri klorida dilakukan pada empat sampel yaitu metanol, etanol, 2-
propanol, dan fenol. Tabung reaksi sebagai wadah sampel dimasukkan aquades sebanyak
1 ml. Keempat sampel diteteskan pada tabung reaksi sebesar 5 tetes. Masing-masing
sampel dimasukkan 2 tetes reagen ferri klorida. Kemudian sampel diamati perubahan
warna yang terjadi dan dicatat hasilnya.
c. Analisa Hasil
Perubahan yang terjadi
Sampel Keterangan
Sebelum Sesudah
Metanol Kuning jernih kuning jernih -(Negatif)
Etanol Kuning ungu bening +(Positif)
2-Propanol Kuning jernih kuning jernih -(Negatif)
Fenol Kuning jernih ungu +(Positif)
Dari percobaan didapatkan hasil perubahan warna yang terjadi. Pada sampel
metanol yang sebelumnya kuning jernih menjadi kuning jernih. Sampel etanol dari kuning
berubah menjadi ungu jernih. 2-propanol tidak menunjukkan adanya perubahan warna.
Pada fenol terjadi perubahan warna dari kuning jernih menjadi ungu. Merujuk pada reaksi
perubahan warna, keempat sampel diberi keterangan positif atau negatif mengandung
fenol. Metanol dan 2-propanol diberi keterangan negatif karena tidak adanya perubahan
warna, sedangkan etanol dan fenol diberi keterangan positif karena ada perubahan warna.
Berdasarkan literatur, suatu larutan yang mengandung fenol akan berubah warna
menjadi ungu jika direaksikan dengan reagen FeCl3. Jika reagen dimasukkan ke dalam
alkohol, maka tidak terjadi reaksi dan alkohol akan larut dengan FeCl3. Sehingga warna
dari alkohol menjadi kuning menyesuaikan warna dari FeCl3. Jika dibandingkan dengan
literatur, percobaan uji ferri klorida pada sampel metanol, 2-propanol, dan fenol
menunjukkan hasil dan reaksi yang sesuai. Metanol dan 2-propanol yang merupakan
alkohol tidak bereaksi dengan reagen, sehingga warna pada larutan adalah kuning jernih.
Pada sampel fenol menunjukkan perubahan dari kuning jernih menjadi ungu, dimana
reaksi tersebut sesuai dengan pembahasan dari literatur. Sedangkan pada etanol, reaksi
yang terjadi dari percobaan kurang sesuai dengan literatur, yaitu adanya perubahan warna
dari kuning menjadi ungu jernih. Etanol merupakan alkohol, dimana alkohol tidak
mengalami reaksi perubahan warna setelah diberi reagen. Jika adanya perubahan pada
etanol, maka di dalam etanol terdapat larutan fenol. Sehingga dapat bereaksi dengan
FeCl3. Hal tersebut kemungkinan terjadi karena adanya kesalahan pada saat memasukkan
sampel ke dalam tabung reaksi (Keswanty, 2021).
d. Mekanisme Reaksi
Mekanisme reaksi yang terjadi pada uji ferri klorida adalah setelah penambahan
reagen FeCl3, gugus OH pada fenol akan bereaksi dengan reagen membentuk HCl. Fenol
yang kehilangan H+, kemudian digantikan oleh Fe3+. Reaksi dari gugus OH dengan Fe3+
akan membentuk kompleks FeO pada cincin benzena. FeO pada cincin benzena akan
menyebabkan larutan berwarna ungu. Sedangkan pada metanol, etanol, dan propanol tidak
terjadi reaksi setelah diberi FeCl3. Ketiga sampel larut dengan reagen dan warna dari
larutan menjadi kekuningan mengikuti warna dari reagen (Keswanty, 2021).
H
H3C – C – OH + FeCl3 Tidak bereaksi
CH3
OH HCl