3. Sebutkan fase diam dan fase gerak yang digunakan dalam analisis total karoten pada
praktikum ini!
Pada praktikum ini, fase diam yang digunakan dalam analisis total karoten
adalah petroleum eter (PE) dan aseton dengan perbandingan 10:1. Sedangkan fase
diam yang digunakan dalam praktikum ini adalah aluminium oxide atau alumina dan
natrium sulfat anhidrit (Na2SO4). Pada fase diam alumina dimasukkan ke dalam kolom
hingga 2 cm, kemudian dimasukkan Na2SO4 hingga ketinggian 1,5 cm (Susanti & Putri,
2014).
4. Mengapa perlu dilakukan ekstraksi beta karoten dengan shieve shaker terlebih dahulu?
Perlu dilakukan ekstraksi beta karoten dengan shieve shaker terlebih dahulu yaitu
untuk mengekstrak kandungan beta karoten pada sampel. Ekstraksi dilakukan agar
senyawa polar pada sampel menghilang, sehingga senyawa beta karoten dapat larut
di dalam pelarut yang bersifat non polar (Pinho et al., 2021).
B. DIAGRAM ALIR
1. Proses Ekstraksi Beta Karoten dari Sampel
Sampel
Dihaluskan
Ditimbang 3 gr
Diambil filtrat 50 ml
50 ml aquades
Dikocok
Fase eter dalam corong pemisah Lapisan bawah (air-aseton), dialirkan keluar dari
corong pemisah, dan ditampung dalam beaker glass
Diulangi pengocokan sebanyak 2 kali
Dibuang
Hasil
Pembuatan Larutan Standar Beta Karoten
Beta karoten 10 mg
Dihomogenkan
Diencerkan dengan petroleum eter-aseton (10:1) pada labu ukur 25 ml hingga tanda batas
Dihomogenkan
Hasil
3. Pembuatan Kolom
Kolom kromatografi
Hasil
4. Proses Pemisahan Fraksi Senyawa Menggunakan Kromatografi Kolom
Fase eter
Diberi tekanan agar fase eter bergerak lebih cepat melewati kolom
Dihomogenisasi
Hasil