Anda di halaman 1dari 4

TM MATERI

ANALISIS TOTAL KAROTEN


A. PRE LAB
1. Jelaskan prinsip dari kromatografi kolom!
Prinsip dari kromatografi kolom yaitu pemisahan suatu campuran yang
didasarkan pada sifat adsorpsi pada suatu senyawa. Senyawa agar bergerak dari fase
gerak menuju fase diam yang dipengaruhi oleh sifat polaritas dan tingkat ikatan
terhadap fase gerak dan fase diam. Senyawa yang memiliki polaritas yang sama dengan
fase diam akan tertahan pada fase tersebut dan bergerak lambat. Senyawa yang
bergerak cepat adalah senyawa yang memiliki polaritas sama dengan fase gerak,
sehingga senyawa tersebut dapat dipisahkan dari senyawa yang tertahan pada fase
diam (Suoth & Farm, 2022).

2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis kromatografi kolom, minimal 2!


Jenis-jenis kromatografi kolom yaitu kromatografi kolom fase normal dan fase
terbalik. Kromatografi kolom fase normal merupakan kromatografi kolom yang memiliki
fase diam bersifat polar dan fase gerak non polar. Komponen polar akan tertahan pada
fase diam. Kemampuan adsorpsi akan meningkat sejalan dengan peningkatan polaritas
analit serta interaksi antara fase diam dengan analit non polar menurun. Kromatografi
kolom fase terbalik merupakan kromatografi kolom yang memiliki fase diam bersifat non
polar dan fase gerak bersifat polar. Teknik kromatografi jenis ini menggunakan prinsip
hidrofobik. Komponen polar akan terekstrak terlebih dahulu karena afinitasnya yang
rendah terhadap fase diam. Sedangkan komponen non polar akan tertahan lama karena
afinitas yang lebih tinggi terhadap fase diam (Kumar et al., 2013).

3. Sebutkan fase diam dan fase gerak yang digunakan dalam analisis total karoten pada
praktikum ini!
Pada praktikum ini, fase diam yang digunakan dalam analisis total karoten
adalah petroleum eter (PE) dan aseton dengan perbandingan 10:1. Sedangkan fase
diam yang digunakan dalam praktikum ini adalah aluminium oxide atau alumina dan
natrium sulfat anhidrit (Na2SO4). Pada fase diam alumina dimasukkan ke dalam kolom
hingga 2 cm, kemudian dimasukkan Na2SO4 hingga ketinggian 1,5 cm (Susanti & Putri,
2014).

4. Mengapa perlu dilakukan ekstraksi beta karoten dengan shieve shaker terlebih dahulu?
Perlu dilakukan ekstraksi beta karoten dengan shieve shaker terlebih dahulu yaitu
untuk mengekstrak kandungan beta karoten pada sampel. Ekstraksi dilakukan agar
senyawa polar pada sampel menghilang, sehingga senyawa beta karoten dapat larut
di dalam pelarut yang bersifat non polar (Pinho et al., 2021).
B. DIAGRAM ALIR
1. Proses Ekstraksi Beta Karoten dari Sampel

Sampel

Dihaluskan

Ditimbang 3 gr

30 ml petroleum eter-aseton (1:1)

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer, kemudian ditutup alumunium foil

Diaduk dengan shaker selama 10 menit dengan kecepatan 200

Residu dibiarkan mengendap kemudian dituangkan dan


disaring ke dalam labu ukur 100 ml

Ekstraksi diulangi 2 kali

Ditambahkan PE-aseton (1:1) ke dalam labu ukur hingga


tanda batas dan dihomogenisasi

Diambil filtrat 50 ml

Dimasukkan ke dalam corong pemisah

50 ml aquades

Dikocok

Dibiarkan hingga terjadi pemisahan

Fase eter dalam corong pemisah Lapisan bawah (air-aseton), dialirkan keluar dari
corong pemisah, dan ditampung dalam beaker glass
Diulangi pengocokan sebanyak 2 kali
Dibuang
Hasil
Pembuatan Larutan Standar Beta Karoten

Beta karoten 10 mg

Diencerkan dengan 25 ml petroleum eter-aseton (10:1)

Dihomogenkan

Diambil masing-masing 0,25; 0,5; 0,75; 1; 1,25 (ml)

Diencerkan dengan petroleum eter-aseton (10:1) pada labu ukur 25 ml hingga tanda batas

Dihomogenkan

Masing-masing diambil 1 ml dan dimasukkan labu ukur 10 ml

Ditambahkan petroleum eter-aseton (10:1) hingga tanda batas dan dihomogenkan

Diukur absorbansi pada panjang gelombang 450 nm

Dibuat kurva standar

Dicari persamaan linear dan regresinya

Dihitung kadar karoten

Hasil
3. Pembuatan Kolom

Kolom kromatografi

Disiapkan dan dibersihkan apabila ada kotoran yang masih tertinggal

Dimasukkan kapas setinggi 1,5 cm dan dipadatkan menggunakan pengaduk kaca

Dimasukkan alumina setinggi 10 cm dan dipadatkan menggunakan pengaduk kaca

Dimasukkan Na2SO4 setinggi 2 cm dan dipadatkan menggunakan pengaduk kaca

Dimasukkan kapas setinggi 1,5 cm dan dipadatkan menggunakan pengaduk kaca

Kolom ditutup menggunakan aluminium foil

Diletakkan kolom pada statif

Hasil
4. Proses Pemisahan Fraksi Senyawa Menggunakan Kromatografi Kolom

Fase eter

Ditambahkan Na2SO4 sebanyak 1 gram untuk tiap 20 ml fase eter

Dimasukkan fase eter ke dalam kolom kromatoografi

Dielusikan petroleum eter-aseton (10:1) ke dalam kolom

Diberi tekanan agar fase eter bergerak lebih cepat melewati kolom

Ditampung dengan menggunakan beaker glass

Diukur volumenya menggunakan gelas ukur

Dipindahkan ke labu takar 25 ml

Dipindahkan PE-aeton (10:1) hingga tanda batas

Dihomogenisasi

Dihitung absorbansi dengan menggunakan spektrofotometer


menggunakan panjang gelombang 450 nm

Dihitung kadar beta karoten

Hasil

Anda mungkin juga menyukai