PENDINGINAN
Nama
NIM
Kelompok
Kelas
Asisten
A. Pre-lab
1. Jelaskan prinsip dan tujuan pendinginan?
Pendinginan memiliki prinsip melepaskan panas dari suatu bahan ke lingkungan ruang
pendingin yang dilepaskan ke luar sistem pendingin untuk mencapai suhu tertentu, dimana suhu
tersebut tetap dipertahankan. Pada pendinginan tidak terjadi perubahan fase hanya
mengubah panas sensible atau panas untuk mengubah suhu. Proses ini mengunakan suhu 20-00C
(Asiah dkk., 2020).
Tujuan dari pendinginan yaitu menghilangkan panas lapang pada bahan sebelum
diproses, disimpan, atau didistribusikan. Pendinginan juga bertujuan untuk menghambat
pertumbuhan mikroba, menghentikan aktivitas enzimatis, mencegah kehilangan air, menurunkan
produksi etilen pada buah dan sayur, meningkatkan masa simpan, mempertahankan kualitas
bahan, dan pengawetan (Dincer, 2023).
3. Produk atau bahan pangan bagaimana yang sesuai diawetkan dengan pendinginan?
Produk atau bahan pangan yang sesuai diawetkan dengan pendinginan adalah bahan
pangan yang termasuk jenis perishable food atau bahan pangan yang mudah rusak. Pangan
tersebut dikatakan mudah rusak karena kadar airnya yang tinggi. Contoh perishable food
adalah telur, produk dairy, daging, makanan laut, buah, dan sayur (Dincer, 2023).
Namun, tidak semua bahan pangan tersebut sesuai diawetkan dengan pendinginan.
Buah-buahan tropis dan beberapa jenis sub tropis dapat mengalami kerusakan akibat suhu
dingin atau yang disebut chilling injury. Contohnya seperti pisang, dimana jika diawetkan
dengan pendinginan dapat timbul bercak kecoklatan (Sulandari & Bahar, 2021).
Dilakukan Analisa awal (tekstur, warna, berat bahan, aroma, kesegaran, penampakan)
Ditata di tray
Ditutup plastic wrap Ditutup plastic wrap Tanpa ditutup plastic wrap
berperforasi
Didinginkan dalam refrigerator selama 3 hari dan disimpan pada suhu ruang
Dikeluarkan
Dilakukan Analisa akhir (tekstur, warna, berat bahan, aroma, kesegaran, penampakan)
Hasil
a. Tekstur
Bahan Perlakuan Hari ke-4
Sebelum Sesudah
Tanpa Plastik (suhu ruang) Agak keras Melunak, berlendir
Plastik (suhu ruang) Agak keras Agak keras
Pisang Plastik berperforasi (suhu ruang) Agak keras Lunak
Tanpa Plastik (refrigerator) Agak keras Keras
Plastik (refrigerator) Agak keras Keras
Plastik berperforasi (refrigerator) Agak keras Keras
Tanpa Plastik (suhu ruang) keras Keras
Plastik (suhu ruang) Keras Keras
Plastik berperforasi (suhu ruang) Keras Keras
Wortel
Tanpa Plastik (refrigerator) Keras Lunak++
Plastik (refrigerator) Keras Keras++
Plastik berperforasi (refrigerator) keras Keras ++
Tanpa Plastik (suhu ruang) Agak lunak Sangat lunak
Plastik (suhu ruang) Agak lunak Lunak
Plastik berperforasi (suhu ruang) Agak lunak Sangat lunak
Tomat
Tanpa Plastik (refrigerator) Agak lunak Lunak ++
Plastik (refrigerator) Agak lunak Lunak ++
Plastik berperforasi (refrigerator) Agak lunak Lunak ++
Perhitungan %Penyusutan:
%Penyusutan = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙−𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 x100%
𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑤𝑎𝑙
-Suhu ruang
%Penyusutan pisang tanpa plastik = 17−12 x100% = 29,41%
17
%Penyusutan pisang plastik = 27−26 x100% = 3,7%
27
%Penyusutan pisang plastik berperforasi = 16−14 x100% = 12,5%
16
%Penyusutan wortel tanpa plastik = 13−10 x100% = 23,08%
13
%Penyusutan wortel plastik = 24−23 x100% = 4,17%
24
%Penyusutan wortel plastik berperforasi = 27−26 x100% = 3,7%
27
%Penyusutan tomat tanpa plastik = 26−13 x100% = 50%
26
%Penyusutan tomat plastik = 33−24 x100% = 27,27%
33
%Penyusutan tomat plastik berperforasi = 18−20 x100% = -11,11%
18
-Refrigerator
4. Apakah terjadi perubahan aroma dan kesegaran bahan akibat pengaruh pengemasan
selama pendinginan? Mengapa terjadi demikian? (Jelaskan tiap sampel secara singkat)
Perubahan aroma dan kesegaran pada pisang dengan ketiga perlakuan
pengemasan di suhu ruangan menghasilkan aroma asam dan tidak segar, khas pisang
dan kurang segar, serta khas pisang sedikit asam dan tidak segar. Pada suhu refrigerator
muncul aroma pisang segar dengan kesegaran dipertahankan. Pada wortel di suhu ruang
dengan ketiga pengemasan didapatkan aroma dan kesegaran yaitu aroma khas
berkurang dan tidak segar, tidak berbau dan kurang segar, serta aroma khas berkurang
dan kurang segar. Di suhu refrigerator, wortel tanpa dan dengan plastik memiliki bau
khas segar dan kisut. Wortel berplastik perforasi sedikit berbau dan kisut. Pada tomat
dengan ketiga perlakuan pengemasan di suhu ruang didapatkan aroma dan kesegaran
yaitu berbau busuk dan tidak segar. Sedangkan pada refrigerator dengan ketiga
perlakuan didapatkan aroma dan kesegaran yaitu sedikit bau khas dan sedikit kisut,
tidak berbau dan segar, serta sedikit bau khas dan segar.
Aroma terbentuk karena bahan yang semakin lama akan mengalami pematangan
dimana akan muncul aroma tertentu seperti asam pada bahan. Pada kemasan tertutup,
akan terjadi resporasi secara anaerob sehingga terbentuk zat-zat yang dapat menguap
seperti karbondiokisda maupun alkohol atau zat-zat yang menciptakan aroma tertentu.
Kesegaran merupakan parameter yang dipengaruhi oleh kadar air. Kadar air yang tidak
berkurang pada bahan menujukkan bahan masih dalam keadaan segar. Suhu
refrigerator dapat mempertahankan aroma dan kesegaran dari bahan, dibandingkan
dengan suhu ruang. Hal tersebut dikarenakan suhu refrigerator mampu menekan laju
respirasi dan transpirasi yang menyebabkan off flavor dan menurunkan kesegaran. Jika
dibandingkan dengan literatur, ketiga sampel sudah sesuai dengan literatur (Arti & Miska,
2020).
6. Apakah ada perbedaan hasil pendinginan antara buah pisang dan wortel? Apakah
semua buah bisa disimpan pada suhu dingin? Buah-buah apa saja yang cocok disimpan
suhu dingin?
Pendinginan pada buah pisang menyebabkan perubahan tekstur yang melunak
pada suhu ruang namun menjadi keras pada refrigerator, sedangkan wortel mejadi
keras. Pisang menghasilkan bercak hitam atau coklat, sedangkan wortel hanya berubah
intensitas kecerahan warna orange.
Berdasarkan literatur, pisang merupakan buah klimaterik dan termasuk buah
tropis. Dimana laju respirasi dari pisang akan cepat dan membutuhkan suhu yang tidak
terlalu dingin untuk penyimpanannya. Jika dilakukan pendinginan pada pisang dibawah
suhu optimalnya, maka pisang akan mengalami chilling injury yang ditunjukkan dengan
adanya bercak hitam. Namun pada pendinginan suhu ruang, suhu tersebut dapat
mempercepat laju respirasi sehingga pisang akan cepat membusuk yang ditunjukkan
dengan perubahan warna coklat dan tekstur lunak. Jika dibandingkan dengan literatur
hasil pengamatan sudah sesuai dengan pembahasan literatur (Arti & Miska, 2020).
Wortel merupakan jenis sayuran non klimaterik dan termasuk non tropis,
sehingga laju respirasinya rendah dan dapat tahan pada suhu dingin. Pada suhu
refrigerator yang terjadi adalah wortel akan mengkerut dan menjadi lunak karena
distorsi pada tekstur wortel. Selain itu kecerahan warna dari wortel akan meningkat
karena pigmen karotenoid tidak terdegradasi oleh suhu tinggi maupun cahaya.
Sedangkan pada suhu ruang wortel kemungkinan akan terjadi transpirasi sehingga air
pada wortel keluar serta karena adanya cahaya, pigmen dapat terdegradasi sehingga
warna menjadi lebih gelap. Jika dibandingkan dengan literatur, perubahan warna pada
Lembar Kerja Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan
wortel sudah sesuai dengan literatur, sedangkan pembahasan tekstur belum sesuai (Islam
et al., 2018).
Tidak semua buah dapat disimpan pada suhu dingin, buah-buahan tropis dan
bersifat klimaterik kurang cocok disimpan pada suhu dingin. Contohnya seperti pisang.
Hal tersebut dikarenakan, pada suhu dingin buah-buahan tersebut dapat mengalami
chilling injury yang menimbulkan bercak hitam pada permukaan buah. Buah-buahan yang
dapat disimpan pada suhu dingin adalah buah-buahan non tropis seperti stroberi dan
anggur (Sulandari & Bahar, 2021).
9. Apa yang dimaksud dengan chilling injury? dan bagaimana cara menghindarinya?
Chilling injury merupakan kerusakan fisiologis pada bahan terutama produk
pertanian karena paparan suhu yang lebih rendah dari titik beku bahan atau suhu
optimumnya. Bahan-bahan tersebut akan mengalami chilling injury karena tidak cocok
dengan tekanan suhu rendah, dimana suhu kritis chilling injury pada bahan akan berbeda-
beda (Zhang et al., 2021).
Chilling injury dapat dicegah dan dikontrol dengan berbagai cara. Secara
perlakuan fisik yaitu selama pra-pendinginan dapat dikondisikan pada suhu sedikit di
bawah suhu kritis produk agar kemampuan menahan dingin meningkat, dapat juga
dengan heat treatment sebelum didinginkan, menggunakan controlled atmosphere dimana
kadar oksigen diturunkan dan CO2 ditingkatkan, serta penggunaan edible coating. Secara
kimia yaitu dengan mengontrol etilen, penambahan asam oksalat, kalsium, NO, dan
bahan kimia lainnya (Zhang et al., 2021).
11. Jelaskan perubahan panas sensibel dan panas laten pada produk pangan yang disimpan
pada suhu dingin!
Pada produk pangan yang disimpan dengan pendinginan akan mengalami
perubahan panas sensible tanpa adanya perubahan panas laten. Pendinginan hanya
merubah suhu produk dari tinggi menjadi rendah tanpa merubah fasenya. Hal tersebut
dikarenakan suhu yang digunakan saat pendinginan tidak kurang dari titik beku produk.
Kemungkinan panas laten lepas, jika proses transpirasi terjadi disebabkan oleh RH yang
tidak seimbang. Air pada produk akan melepas panas laten yang mengakibatkan
perubahan fase menjadi uap dan mengembun pada permukaan kemasan. Produk yang
disimpan pada suhu dingin pembekuan dapat terjadi perubahan panas sensible maupun
laten. Dimana perubahan panas sensible terjadi ketika menurunakan fase cair ke suhu titik
beku. Suhu tersebut dipertahankan hingga air pada bahan membeku karena pelepasan
panas laten. Suhu kemudian diturunkan hingga suhu tertentu dan panas sensible tetap
dilepaskan (Asiah dkk., 2020).
12. Hitunglah energi yang diperlukan oleh pendingin untuk memindahkan energi panas yang
terkandung di dalam bahan pangan! (carilah panas spesifik setiap bahan pangan
terlebih dahulu).
Bahan Cp di atas titik beku Suhu Awal Suhu Refrigerator Suhu Ruang
(J/Kg C)
o (°C) (°C) (°C)
Pisang 3350 J/Kg 25 C
o 7C
o 28oC
Wortel 3810 J/Kg 25oC 7oC 28oC
Tomat 3980 J/Kg 25oC 7oC 28oC
Rumus: Q = m.Cp.ΔT