Anda di halaman 1dari 41

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Nama Kegiatan : Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor


Nama Pekerjaan : Rehab Asrama Mahasiswa Di Yogyakarta
Lokasi : Jl. Kantil – Baciro – Yogyakarta

URAIAN PEKERJAAN
Kontraktor akan membangun, menyediakan, memasang, memelihara, membersihkan, menjaga,
dan pada saat selesainya Kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor
darurat, gudang‐gudang penyimpanan, barak‐barak pekerja dan bengkel‐bengkel yang dibutuhkan
untuk pengelolaan dan pengawasan proyek.

PENDAHULUAN
TUGAS DAN KEWAJIBAN PENYEDIA JASA
Dalam pelaksanaan pekerjaan rehab asrama mahasiswa di yogyakarta kewajiban umum dan
tanggung jawab dari kontraktor pelaksanan dapat kita uraikan sebagai berikut :
 Melaksanakan Kontrak / proyek
 Bertanggung jawab atas keselamatan lokasi pekerjaan
 Harus mengenal sebaik mungkin daerah lokasi proyek sebelum melaksanakan kontrak.
 Memberitahukan kepada Direksi bila menemui kesulitan yang tak terduga
sebelumnya, yang diperkirakan tidak mungkin akan terjadi dan hal ini akan
menimbulkan biaya tambahan atau pengurangan.
 Bekerja menurut instruksi - instruksi yang dikeluarkan oleh direksi dan
menghasilkan pekerjaan yang memenuhi kualitas yang telah ditetapkan dan dapat
diterima dengan memuaskan oleh pemilik / direksi.
 Mempersiapkan suatu rencana kerja dengan perincian tertulis tentang
penyelenggaraan / pengaturan dalam melaksanakan pekerjaan.
 Jika kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan yang diharapkan dan bila diminta
oleh direksi, maka harus merencanakan kembali rencana kerja, agar dapat tepat
waktu penyelesaiannya.
 Hanya memperkerjakan tenaga ahli yang terampil dan staff pelaksana yang
berpengalaman.
 Mengeluarkan tenaga yang dianggap tidak mampu oleh direksi dan tidak sesuai
untuk pekerjaan yang ditugaskan.
 Menetapkan lokasi pekerjaan, bekerja menurut arah dan patok ( Benc Mark ) yang
telah dibuat.
 Bertanggung jawab sepenuhnya atas kecelakaan dan cidera yang dialami oleh
pekerja dalam melaksanakan tugasnya dan mengasuransikan pekerja terhadap
kecelakaan serta cidera tertentu dengan perusahaan asuransi atau Jamsostek.
 Mencegah kerusakan jalan yang digunakan untuk umum yang diakibatkan oleh
mobilitas alat dan material.
 Menjaga lokasi proyek agar tetap bersih dan rapi serta membuang bekas – bekas
pekerjaan persiapan yang tidak digunakan lagi.
 Membersihakan lokasi proyek bilamana selesai mengerjakan.
MANAJEMEN PROYEK
Secara garis besar Manajemen menurut para ahli manajemen dapat dikategorikan
menjadi 4 bidang yang berkesinambungan yaitu : “ Planning”, “Organizing”,
“Actuating” dan “Controling” atau disingkat dengan POAC.

KEGIATAN PRA PELAKSANAAN KONSTRUKSI


Kegiatan ini adalah merupakan kegiatan awal yang sangat penting bagi suksesnya
pelaksanaan konstruksi, karena pada periode ini segala sesuatu yang berhubungan
dengan evaluasi desain maupun persiapan pelaksanaan berupa survey sumber material,
tenaga kerja maupun penyiapan peralatan haruslah betul‐betul matang dipersipakan
untuk menjamin tidak terhambatnya pelaksanaan pekerjaan tersebut.
Adapun hal‐hal yang perlu diparhatikan dalam tahapan ini adalah :
 Pemberitahuan kepada instansi yang terkait, diharapkan tidak ada hal‐hal yang tidak
diinginkan sehingga terjalin kerjasama yang baik.
 Mengadakan Pre Construction Meeting.
 Pengukuran pekerjaan untuk membuat Shop Drawing
 Pengambilan foto data 0 %
 Mobilisasi tenaga kerja dan peralatan
 Pembuatan kantor Direksi dan Kontraktor beserta fasilitasnya.
 Penentuan Borrow Area material yang memenuhi standart spesifikasi
 Pengajuan material fabrikasi juga perlu diajukan untuk medapatkan persetujuan.
 Volume material pada quary apakah mencukupi untuk menyuplai selama masa
pelaksanaan.
 Mutu material pada quary apakah sesuai dengan spesifkasi yang telah
ditentukan dan hal ini harus dibuktikan dengan mengirim contoh material dari
quary ke laboratorium untuk diuji mutunya dan selanjutnya diakan Mix Desain.

I. PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Mobilisasi/Demobilisasi Peralatan Kerja : 1.00 Ls
2. Alat Kerja dan Listrik Kerja : 1.00 Ls
a. Mobilisasi Personil
b. Mobilisasi Peralatan
c. Mobilisasi Tenaga

Setelah pekerjaan pra konstruksi telah selasai dilaksanakan, baru kami


mengadakan mobilisasi : peralatan yang dibutuhkan untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut diatas dan tenaga kerja sesuai kebutuhan menurut
perhitungan kebutuhan tenaga kerja maupun kebutuhan bahan sesuai dengan
perhitungan kebutuhan bahan pekerjaan tersebut diatas yang kami
memobilisasi sesuai dengan rencana waktu pelaksanaan (Time Scedhule).

3. Pembongkaran Dinding Dapur dan Ruang Makan : 165.06 M2


4. Pembongkaran Lantai Keramik Lama : 165.06 M2
5. Pembongkaran Plafond : 717.86 M2
6. Pembongkaran Cat Lama : 3.966,89 M2
7. Pembongkaran Paving Block : 163.00 M2
8. Pembongkaran Kusen Lama : 44.00 Unit

Pekerjaan Bongkaran adalah pekerjaan pembongkaran pasangan yang akan


direhabilitasi dengan menggunakan alat bantu yang dikerjakan oleh penyedia jasa
setelah mendapat persetujuan dari Direksi.
Cara Pelaksanaan
a. Bongakaran yang dilaksanakan adalah pembongkaran pasangan baik itu pasangan
batu, beton ataupun bangunan yang ada diareal yang akan dilaksanakan
rehabilitasi.
b. Sampah bongakaran harus diatus dan dibuang disekitar lokasi yang dijamin tidak
akan mengganggu kegiatan pekerjaan. Pengaturan dari semua hasil bongkaran
tersebut harus sesuai petunjuk Direksi.

9. Papan Nama Proyek : 1.00 Ls


a. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan memasang Papan Nama Proyek ditempat
lokasi proyek dan dipancangkan ditempat yang mudah dilihat umum.
b. Pemasangan Papan Nama Proyek dilakukan pada saat dimulainnya pelaksanaan
proyek dan dicabut kembali setelah proyek selesai dan mendapat persetujuan Direksi
pekerjaan.
c. Bentuk, ukuran, isi tulisan ditentukan kemudian atau sesuai dengan dokumen lelang.

10. Pembuatan Barak Kerja, Gudang Semen dan Alat-Alat : 35.00 M2


a. Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan menyediakan kantor Direksi pekerjaan tempat
2
untuk para staf Direksi pekerjaan melakukan tugasnya, seluas minimal 36 M terdiri dari
ruang rapat, ruang Direksi, gudang dan KM/WC.
b. Perlengkapan kantor minimal :
 1 (satu) meja rapat ukuran 1,2 M x 2 M, dengan 12 (dua belas) buah kursi
 2 (dua) meja kerja dan kursi
 1 (satu) unit lemari rangka kayu lapis multipleks 50 x 120 cm, panjang disesuaikan
kebutuhan untuk menyimpan contoh bahan material serta peralatan.
 1 (satu) buah whiteboard 1,2 x 2,4 untuk rapat
 1 (satu) buah lampu petromax
 1 (satu) buah filling cabinet 3 (tiga) rak.

c. Perlengkapan personil Direksi pekerjaan.


 6 (enam) buah topi pengaman
 6 (enam) pasang sepatu lapangan
 1 (satu) alat water pass
 1 (sagu) unit alat ukur thedolith

d. Kantor untuk Kontraktor Pelaksana di proyek dibuat sendiri, luas minimal 3 x 5 m.


Kontraktor Pelaksana juga membuat/menyediakan fasilitas ruangan untuk para kontraktor‐
kontraktor yang akan melaksanakan pekerjaannya diluar lingkup pekerjaan Kontraktor
Pelaksana.
e. Gudang bahan‐bahan serta tempat penimbunan material akan terlindung seperti pasir,
koral, besi beton dan lain‐lain dibuat dibuat secukupnya dan dapat dikunci.
Kelembaban udara, minimal 30 cm diatas permukaan lantai plesteran.
II. PEKERJAAN TANAH
1. Pekerjaan Galian Tanah (Ruang Makan) : 37.50 M3

Seluruh pekerjaan galian tanah harus dilaksanakan menurut ukuran dan


ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut ukuran dan ketinggian
lain sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Yang dimaksud dengan "ketinggian
tanah" dalam perencanaan adalah "permukaan tanah" sesudah pembersihan
lapangan dan sebelum pekerjaan tanah dimulai. Kontraktor Pelaksana akan
bertanggung jawab akibat penggalian lebih (over excavation) dan akan menimbun
dan memadatkan kembali sesuai dengan garis rencana atau pengarahan Direksi.
Tahapan pekerjaan galian tanah baik untuk dinding penahan maupun tubuh bendung
adalah sebagai berikut :

 Dimulai pada ijin direksi.


 Check elevasi dan dimensi agar tetap sesuai dengan gambar kerja, jika
diperkirakan sudah mendekati target.
 Secara simultan, segera setelah tercapai elevasi yang direncanakan maka
pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan beton (instalasi) segera dilaksanakan.
 Kondisi bidang kerja harus dijaga tetap kering agar tidak mengurangi kualitas
dan mengganggu pelaksanaan Pekerjaan.
 Pekerjaan galian dilakukan secara serentak setiap ruas saluran, sesuai dengan
elevasi, dimensi dan ukuran yang telah ditetapkan.

Hasil galian yang layak untuk bahan timbunan harus diangkut ke tempat penimbunan
sementara (stock pile) yang diatur sedemikian rupa agar mudah dan murah dalam
segi pengangkutannya tetapi tidak mengganggu pekerjaan sesuai dengan pengarahan
Direksi. Hasil galian yang tidak layak untuk bahan timbunan harus dibuang ke
tempat pembuangan spoil bank) yang telah disepakati.

2. Pekerjaan Urugan Kembali (Ruang Makan) : 18.75 M3

Pekerjaan Urugan Kembali adalah : Mengurug dan menimbun kembali bekas


galian atau lainnya pada lokasi yang ditentukan sesuai dengan yang tercantum
dalam Gambar. Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami laksanakan dengan
menggunakan Tenaga Kerja yaitu : Pekerjan dan Mandor dengan
menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
bentuk dan mutu pekerjaan harus betul‐betul tepat dan baik. Agar pekerjaan ini
dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya
dengan urutan‐ urutan kerja sebagai berikut :

 Pertama‐tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini
berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu
mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
 Melaksanakan pekerjaan penimbunan kembali pada lokasi yang telah ditentukan
dan dengan melakukan pemadatan dengan menggunakan alat yang telah
ditentukan.
 Urugan tanah dihampar dan diratakan dengan tenaga manual hinggan
membentuk ukuran yang sudah ditentukan, sesuai mal yang dibikin disiram dan
dipadatkan dengan alat perata manual, Sistem pemadatan dilakukan perlapis min
per 10cm urugan.

Timbunan dari bekas galian diambil dari stockpile (timbunan tanah acak/random fill),
dilaksanakan untuk timbunan mengisi ruang antara bidang “timbunan filter” dan
tanggul penutup, kantor lumpur dan lain-lain. Tahapan pekerjaan timbunan adalah
sebagai berikut :

 Pekerjaan timbunan dilaksanakan juga bagian bangunan yang sudah dikerjakan


(pasangan batu atau beton) sudah cukup usia dan cukup kuat terhadap gangguan
akibat pekerjaan penimbunan dan pemadatan, atas persetujuan Direksi.
 Pekerjaan timbunan dilaksanakan layer per layer dan dipadatkan. Ketebalan tiap
layer maksimal adalah 0.20 m.
 Alat pemadat yang dipergunakan adalah hand tamper. Hand tamper
dipergunakan pada bagian perbatasan antara bidang timbunan dan bidang
struktur.
 Pekerjaan timbunan tanah random juga dilakukan layer per layer dan
dipadatkan sesuai dengan spesifikasi teknis.

Semua material timbunan, baik dari hasil galian atau dari stock pile ataupun dari
borrow area harus memenuhi syarat kualitas dan bebas dari bahan‐bahan organik
seperti tonggak‐tonggak kayu, semak belukar, rerumputan, akar‐akaran dan
sejenisnya, disamping itu juga harus bebas dari bongkahan batu cadas dengan
diameter lebih dari 15 cm atau bahan‐bahan lain yang oleh direksi dianggap akan
membahayakan konstruksi. Material untuk timbunan yang diijinkan adalah
material yang mempunyai sifat dan gradasi baik. Bila kadar air material
ditempat pengambilan lebih rendah dari kadar air optimum, maka harus
dilakukan pembasahan material timbunan dilokasi pengambilan atau tempat dimana
material timbunan dihampar sebelum dipadatkan.

Pemadatan harus menggunakan hand tamping atau peralatan lain yang disetujui
Direksi sehingga menghasilkan kepadatan 90 % . Hasil akhir pekerjaan timbunan
untuk saluran diatas tanah asli harus rapat air, dan tidak boleh ada rembesan
sesudah diisi dengan debit maksimum. Apabila pekerjaan pemadatan timbunan sudah
selesai maka harus diikuti dengan pembentukan dan perapihan timbunan sesuai
garis rencana atau sesuai dengan perintah Direksi.

Proses Pelaksanaan :
 Material diangkut/ditimbun kelokasi timbunan menggunakan tenaga manual.
 Material hasil galian yang oleh Direksi dinyatakan tidak layak, tidak akan
digunakan dan disingkirkan dari lokasi timbunan.
 Penghamparan/Penimbunan digunakan perlapis/perlayer dengan ketentuan min
20 cm tebal lapisan timbunan.
 Dilanjutkan dengan menyiramkan air dengan mesin pompa air disemburkan secara
sporadic ke area timbunan sampai tingkat kekedapan sesuai permintaan direksi.
 Setelah dinyatakan cukup kering/air sudah benar‐benar meresap diadakan
pemadatan menggunakan hand tamper.
 Proses pemadatan dilakukan secara roll back baik dengan arah vertikal atau
horizontal bidang timbunan min 4x sistem roll back (bolak‐balik).
 Dilanjutkan ke lapisan berikutnya dengan sistem yang sama, apa bila hasil
timbunan setiap layernya terdapat penurunan timbunan yang menurut direksi
kurang/cacat, maka akan ditimbun dan dipadatkn kembali.
 Jumlah material timbunan kembali ternyata kurang untuk menimbun maka
kontraktor pelaksana akan mengadakan bahan timbunan yang sesuai spesifikasi
teknis yang biayanya akan ditanggung oleh kontraktor pelaksana.

3. Pekerjaan Pondasi Batu Gunung (Ruang Makan) : 13.50 M3

Galian Pondasi
Seluruh pekerjaan galian tanah harus dilaksanakan menurut ukuran dan
ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar atau menurut ukuran dan ketinggian lain
sebagaimana diperintahkan oleh Direksi. Yang dimaksud dengan "ketinggian tanah"
dalam perencanaan adalah "permukaan tanah" sesudah pembersihan lapangan dan
sebelum pekerjaan tanah dimulai. Kontraktor Pelaksana akan bertanggung jawab
akibat penggalian lebih (over excavation) dan akan menimbun dan memadatkan
kembali sesuai dengan garis rencana atau pengarahan Direksi. Tahapan pekerjaan
galian tanah baik untuk dinding penahan maupun tubuh bendung adalah sebagai
berikut :

 Dimulai pada ijin Direksi


 Check elevasi dan dimensi agar tetap sesuai dengan gambar kerja, jika diperkirakan
sudah mendekati target.
 Secara simultan, segera setelah tercapai elevasi yang direncanakan maka
pekerjaan pasangan batu atau pekerjaan beton (instalasi) segera dilaksanakan.
 Kondisi bidang kerja harus dijaga tetap kering agar tidak mengurangi kualitas
dan mengganggu pelaksanaan pekerjaan.
 Pekerjaan galian dilakukan secara serentak setiap ruas saluran, sesuai dengan
elevasi, dimensi dan ukuran yang telah ditetapkan.

Hasil galian yang layak untuk bahan timbunan harus diangkut ke tempat penimbunan
sementara (stock pile) yang diatur sedemikian rupa agar mudah dan murah dalam
segi pengangkutannya tetapi tidak mengganggu pekerjaan sesuai dengan pengarahan
Direksi. Hasil galian yang tidak layak untuk bahan timbunan harus dibuang ke
tempat.

Urugan Pasir Bawah Batu Kosong


Pekerjaan urugan pasir bawah kanstin adalah melaksanakan pengurugan dan
penimbunan dibawah kanstin.

Urugan pasir bawah pondasi, Urugan Pasir Bwh Pondasi + Bwh Rabat Lt. Jemur dan
Urugan pasir bawah pasangan dan lantai saluran sesuai dengan Gambar dengan
menggunakan bahan urugan yaitu pasir urug. Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami
laksanakan dengan menggunakan Tenaga Kerja yaitu : Pekerjan dan Mandor
dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini,
bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat dan baik. Agar pekerjaan ini
dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami akan melaksanakannya
dengan urutan-urutan kerja sebagai berikut :

 Pertama-tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini
berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu
mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.
 Melaksanakan pekerjaan penimbunan dengan pasir urug sebelum kanstin
dipasang. Bahan yang digunkana adalah pasir urug dan dengan melakukan
pemadatan dengan menggunakan alat pemadat yang telah ditentukan.

Pasangan Batu Kosong


Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi Teknik dengan memperhitungkan
jenis, struktur, lokasi batu dalam stuktur dan persyaratan umum stabilitas dan saling
mengunci. Karena volume pekerjaan tidak terlalu besar dan teknis pelaksanaan tidak
rumuit pelaksanaan pekerjaan ini dilkasanakan dalam minggu yang sama dengan
pasangan batu kali/batu pecah. Pasangan batu kosong adalah penataan batu
kali/gunung tanpa bahan pengikat (spesi), pekerjaan ini dilaksanakan sebelum
pekerjaan pasangan batu kali. Sebelum dikerjakan diberi urugan pasir dengan
ketebalan sesuai spesifikasi teknis, batu-batu dipasang/ditata sesuai dengan
ketebalan yang ditentukan, untuk pemasangan batu-batu dipasang saling mengisi
dan saling menguci satu sama yang lain, apa bila terjadi rongga-rongga yang besar
pada pasangan diberi batu kecil sebagai pengunci dan pengisi supaya pasangan
menjadi kaku.

Pasangan Pondasi Batu Gunung


Perekat yang digunakan untuk pasangan batu gunung adalah campuran 1PC : 5Ps. Atau
sesuai dengan dokumen lelang. Ukuran minimal batu adalah :
- Tembal minimum = 15 cm atau sesuai dengan dokumen lelang.
- Lebar minimum = 1,5 x tebal (22,5 cm) atau sesuai dengan dokumen lelang
- Panjang minimum = 1,5 x tebal (33,75 cm) atau sesuai dengan dokumen lelang

Ukuran batu maksimal akan ditentukan oleh Direksi Teknik dengan memperhitungkan
jenis, struktur, lokasi batu dalam struktur dan persyaratan umum stabilitas dan saling
mengunci.

Batu yang dipilih akan bersih, keras tanpa lapisan yang lemah atau retak dan akan
memiliki satu daya tahan (awet). Batu-batu tersebut akan berbentuk datar, biji
ataupun datar dan akan dapat dilapisi seperlunya untuk menjamin saling mengunci
yang rapat bila dipasang bersama-sama. Semua galian akan selalu bebas air dan
kontraktor akan melengkapi semua bahan-bahan yang diperlukan, peralatan dan
tenaga untuk membuang atau mengalirkan air, termasuk saluran-saluran sementara
pengaliran lintasan air.

Batu akan bersih dan dibasahi sepenuhnya sebelum dipasang, diberikan waktu untuk
penyerapan air Tebal atas adonan untuk masing-masing lapisan pekerjaan batu
adalah dalam batas-batas 2 - 5 cm, tetapi akan dipertahankan sampai keperluan
minimum untuk menjamin bahwa semua rongga diantara batu yang telah dipasang
telah diisi sepenuhnya. Batu akan diletakan dengan permukaan yang paling
panjang mendatar dan permukaan menonjol masing-masing batu akan diatur sejajar
dengan permukaan dinding yang sedang.

Teknis Pelaksanaan
Pekerjaan Pasangan Batu Kali/batu pecah Camp. 1Pc : 5Ps yang dimaksud disini
adalah ; Penataan batu kali dan diantara batu kali yang satu dengan bata yang lain
diberikan perekat yang dibuat dari campuran antara semen (Pc) dengan Pasir. Dalam
pelaksanaan pekerjaan pasangan batu kali/batu pecah Camp. 1Pc : 5Ps, bentuk dan
mutu pekerjaan harus baik dan dilaksanakan oleh Tenaga Kerja atau Tukang
yang terampil dalam menata dan membentuk pasangan dengan baik. Agar
pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami
akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai berikut :

 Setelah didapat ijin kerja dan sebelum pelaksanan pekerjaan pasangan


dilaksanakan kesiapan akan batu kali, semen, pasir, Molen dan tenaga terlebih
dahulu dilakukan hal ini untuk pelaksanaan yang lebih baik baik dari segi waktu
pelaksana.
 Pemasangan Bouwplank/profil akan dilakukan pada bagian yang akan dipasang
batu kali '( lening saluran ) hal ini dengan tujuan agar bentuk dari pasangan sesuai
dengan gambar rencana. Bouwplank/profil akan digunakan reng dan kayu gording
dan dipasang.
 Batu - batu yang akan dipasang adalah batu kali yang telah sesuai dengan
spesifikasi batu kali yang ditentukan dan batu kali tersebut telah bersih dari
kotoran - kotoran yang melekat seperti debu dan tanah hal ini untuk menjaga agar
pada saat pemasangan dapat merekat dengan baik saat diberi mortar.
 Pasir dan semen sesuai dengan ukuran masing-masing (perbangingan 1Pc : 5Ps)
dimasukkan ke dalam molen setelah itu molen diputar beberapa waktu sampai
dengan pasir dan semen tercampur secara merata dan sewarna.
 Setelah pasir dan semen tercampur secara merata dan sewarna dilanjutkan
dengan menambahkan air kedalam mollen dan diputar sampai dengan kedua
bahan tersebut tercampu marata dan sewarna pula.
 Spesi yang telah jadi dituang kedalam Bak penampung yang akan terbuat dari
papan dan berbentuk persegi yang mana spesi akan diangkut dengan ember
 Spesi - spesi yang telah tercampur lebih dari 30 menit tidak akan dipergunakan
sebagai bahan spesi.
 Batu - batu kali akan dipasang sesuai dengan bentuk yang ditentukan ( gambar
kerja ) dan antara batu yang satu dengan batu yang lain akan diberi spesi dan
akan diusahakan setiap permukaan batu yang diberi spesi kecil dari rongga-
rongga. Bila dipandang perlu dalam pelaksanaan pasangan batu kali untuk Lening
talud ini.
 Akan dipasang drainase dari bambu atau pipa pvc. Demikian untuk seterusnya
pemasangan batu kali dipasang sampai dengan ketebalan, ketinggian dan ukuran
lain terpenuhi. Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pasangan batu sebagai pondasi
dari bangunan.

Batu - batu kali akan dipasang sesuai


dengan bentuk yang ditentukan ( gambar
kerja ) dan antara batu yang satu
dengan batu yang lain akan diberi spesi
dan akan diusahakan setiap permukaan
batu yang diberi spesi kecil dari rongga-
rongga. Bila dipandang perlu dalam
pelaksanaan pasangan batu kali untuk
Lening Saluran ini akan dipasang
drainase dari bambu atau pipa pvc.
Demikian untuk seterusnya pemasangan
batu kali dipasang sampai dengan
ketebalan, ketinggian dan ukuran lain
terpenuhi.
Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu,
kami akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai berikut :
 Setelah didapat ijin kerja dan sebelum pelaksanan pekerjaan pasangan
dilaksanakan kesiapan akan batu kali, semen, pasir, Molen dan tenaga terlebih
dahulu dilakukan hal ini untuk pelaksanaan yang lebih baik baik dari segi waktu
pelaksana.
 Pemasangan Bouwplank/profil akan dilakukan pada bagian yang akan dipasang
batu kali '( lening saluran ) hal ini dengan tujuan agar bentuk dari pasangan
sesuai dengan gambar rencana. Bouwplank/profil akan digunakan reng dan kayu
gording dan dipasang.
 Batu - batu yang akan dipasang adalah batu kali yang telah sesuai dengan
spesifikasi batu kali yang ditentukan dan batu kali tersebut telah bersih dari
kotoran - kotoran yang melekat seperti debu dan tanah hal ini untuk menjaga
agar pada saat pemasangan dapat merekat dengan baik saat diberi mortar.
Pasir dan semen sesuai dengan ukuran masing - masing ( perbandingan 1 : 5 )
dimasukkan kedalam mollen setelah itu mollen diputar beberapa waktu sampai
dengan pasir dan semen tercampur secara merata dan sewarna.

4. Pekerjaan Pasir Urug Tb = 5 Cm : 8.73 M3

Pekerjaan urugan pasir bawah kanstin adalah melaksanakan pengurugan dan


penimbunan dibawah kanstin. Urugan pasir bawah pondasi, urugan pasir bawah pondasi
+ bawah rabat lantai jemur dan urugan pasir bawah pasangan dan lantai saluran sesuai
dengan gambar dengan menggunakan bahan urugan yaitu pasir urug

Pekerjaan ini sepenuhnya akan kami laksanakan dengan menggunakn tenaga kerja yaitu
pekerja dan mandor dengan menggunakan alat bantu yang diperlukan. Dalam
melaksanakan pekerjaan ini, bentuk dan mutu pekerjaan harus betul-betul tepat dan
baik.

Agar pekerjaan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu, kami akan
melaksanakannya dengan urutan-urutan kerja sebagai berikut :
 Pertama‐tama yang akan kami lakukan adalah menyiapkan tenaga kerja, bahan
dan peralatan yang akan digunakan selama pelaksanaan pekerjaan ini
berlangsung. Jumlah, jenis dan mutu yang akan kami siapkan kami akan selalu
mengacu kepada Spesifikasi Teknik yang dipersyaratkan.

Melaksanakan pekerjaan penimbunan dengan pasir urug sebelum kanstin dipasang.


Bahan yang dipergunakan adalah pasir urug dan dengan melakukan pemadatan dengan
menggunakan alat pemadat yang telah ditentukan.

5. Pekerjaan Batu Koral Tb = 40 Cm : 14.00 M3

Ukuran batu maksimum akan ditentukan oleh Direksi Teknik dengan memperhitungkan
jenis, struktur, lokasi batu dalam stuktur dan persyaratan umum stabilitas dan saling
mengunci. Karena volume pekerjaan tidak terlalu besar dan teknis pelaksanaan tidak
rumuit pelaksanaan pekerjaan ini dilkasanakan dalam minggu yang sama dengan
pasangan batu kali/batu pecah. Pasangan batu kosong adalah penataan batu
kali/gunung tanpa bahan pengikat (spesi), pekerjaan ini dilaksanakan sebelum
pekerjaan pasangan batu kali. Sebelum dikerjakan diberi urugan pasir dengan
ketebalan sesuai spesifikasi teknis, batu-batu dipasang/ditata sesuai dengan
ketebalan yang ditentukan, untuk pemasangan batu-batu dipasang saling mengisi
dan saling menguci satu sama yang lain, apa bila terjadi rongga-rongga yang besar
pada pasangan diberi batu kecil sebagai pengunci dan pengisi supaya pasangan
menjadi kaku.

III. PEKERJAAN BETON


1. Pekerjaan Rabat Beton 1 : 2 : 3 Tb = 10 Cm : 17.50 M3
2. Sloof 15/20 (Ruang Makan) : 1.13 M3
3. Kolom 15/20 (Ruang Makan) : 0.48 M3
4. Balok 15/20 (Ruang Makan) : 1.13 M3
5. Plat Lantai Tb = 10 Cm (Ruang Makan) : 2.25 M3

1. Lingkup Pekerjaan

Yang termasuk pekerjaan beton bertulang (K.175). Semua pekerjaan diatas merupakan
pekerjaan beton yang dicoor ditempat menggunakan Batch Mixer, dan lengkap dengan
besi penulangan, bekisting dan finishing sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan
serta petunjuk pengawas.

2. Bahan
a. Semua Semen portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang
ditetapkan dalam semen portland (SNI).
b. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang ditetapkan
tentang besi beton (SNI).
c. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton, spesi/mortel dan
spesi injeksi dalam spesifikasi ini harus disediakan oleh Kontraktor sesuai
dengan syarat-syarat dan ketentuan.
d. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yaitu bersih,
jernih dan tawar.

3. Pencampuran dan Pengecoran Beton

3.1 Komposisi/Campuran Beton yang dibuat setempat (Site Mixing)


a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu pecah, air
seperti yang ditentukan sebelumnya, semuanya dicampur dalam perbandingan
yang serasi dan diolah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang
tepat/baik.
b. Untuk beton mutu “B” campuran yang biasa untuk pekerjaan non struktural
dipakai perbandingan dari semen portland, terhadap pasir dan agregat kasar
tidak boleh kurang dari 1 : 8. Banyaknya semen untuk tiap m3 sedikitnya
harus 225 kg.
c. Untuk beton mutu K 175, campuran nominal dari semen Portland,
pasir dan kerikil/batu pecahan harus digunakan dengan perbandingan volume
1 : 1.5 : 2.5 atau banyaknya semen untuk tiap m3 beton minimum harus
sampai 325 kg.
d. Untuk mutu K 175 mutu-mutu lainnya yang lebih tinggi harus dipakai
“campuran yang direncanakan” (designed mix). Campuran yang direncanakan
diketemukan dari perecobaan-percobaan campuran yang memenuhi kekuatan
karakteristik yang disyaratkan. Banyaknya semen untuk tiap m3 beton paling
tidak harus 325 kg.
e. Tingkat agregat yang kasar untuk kelas II - derajat K.125 dan untuk kelas II-
derajat K.175 - beton harus berada dalam batas yang telah ditentukan di atas
dan Pelaksana harus memperoleh derajat yang patut apabila perlu akan dites
oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan, dengan mengkombinir ukuran
agregat yang proposionil, agar supaya diperoleh derajat yang sepatutnya.
f. Perbandingan antara bahan-bahan pembentuk beton yang dipakai untuk
berbagai pekerjaan (sesuai kelas mutu) harus dipakai dari waktu ke waktu
selama berjalannya pekerjaan, demikian juga pemeriksaan terhadap agregat
dan beton yang dihasilkan.
g. Perbandingan campuran dan faktor air semen yang tepat akan ditetapkan atas
dasar beton yang dihasilkan, juga mempunyai kepadatan yang tepat,
kekedapan, awet dan kekuatan yang dikehendaki, dengan tidak memakai
semen terlalu banyak.
h. Faktor air semen dari beton (tidak terhitung air yang dihisap oleh agregat)
tidak boleh melampaui 0,55 (dari beratnya) untuk kelas III dan jangan
melampaui 0,60 (dari beratnya) untuk kelas lain-lainnya. Pengujian dari beton
akan dilakukan oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan perbandingan-
perbandingan campuran harus diubah jika perlu untuk tujuan atau
penghematan yang dikehendaki, kegairahan bekerja, kepadatan, kekedapan,
awet atau kekuatan dan Kontraktor tidak berhak atas penambahan konpensasi
disebabkan perubahan yang demikian.
i. Adukan beton yang dibuat setempat (Site Mixing) dan harus memenuhi syarat-
syarat:
- Semen diukur menurut volume
- Agregat diukur menurut volume (batu pecah)
- Pasir diukur menurut volume (pasir beton)
- Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin
(concrete mixer)
- Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk
- Lama mengaduk tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada
dalam mesin pengaduk
- Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan
lebih dulu, sebelum adukan beton yang baru mulai.

3.2 Perlengkapan Mengaduk


Pelaksana harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai
ketelitian yang cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-
masing bahan pembentukan beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara
pengerjaannya selalu harus mendapatkan persetujuan Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan.

3.3 Mengaduk
a. Bahan-bahan pembentukan beton harus dicampur dan diaduk dalam
mesin pengaduk beton yaitu "Batch Mixer" atau "Portable Continuous Mixer"
selama sedikitnya 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk (kecuali untuk air dalam jumlah yang penuh) ada dalam mixer.
Waktu pengadukan ditambah, bila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar
dari 1,5 m3, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan berwenang untuk menambah
waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara pengadukan gagal untuk
mendapatkan hasil adukan dengan susunan kekentalan dan warna yang
merata/seragam.
b. Beton harus seragam dalam komposisi dan konsistensi dari adukan ke
adukan, kecuali bila dimintakan adanya perubahan dalam komposisi atau
konsistensi. Air harus dituangkan lebih dahulu dan selama pekerjaan
mencampur.
c. Pengadukan yang berlebih-lebihan (lamanya) yang membutuhkan penambahan
air untuk mendapatkan konsistensi beton yang dikehendaki tidak
diperkenankan.
d. Pencampuran dengan tangan diperkenankan apabila pada lokasi-lokasi
tertentu sebuah Portable Mixer tak mungkin dipergunakan menurut pandangan
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
e. Untuk mempermudah pencampuran ini Kontraktor akan membuat beton
masif dengan ketebalan tidak kurang dari 5 cm, licin, rata dengan luas 2
cm2, diliputi dengan parapet setinggi 10 cm.
f. Penutup saluran dari beton harus dicor pada tempat lain yang berdekatan
dengan lokasi, tidak boleh dicor langsung pada saluran.

3.4 Suhu
Suhu beton sewaktu dicor/dituang, tidak boleh lebih dari 32° Celcius dan tidak
kurang dari 4,5° C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 27° C dan
32° C, beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor.
Bila beton melebihi 32° C, sebagai yang ditetapkan oleh Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang efektif,
misalnya mendinginkan agregat dengan mencampur air dan mengecor pada waktu
malam hari bila perlu, mempertahankan suhu beton, untuk dicor pada suhu
dibawah 32° C.

3.5 Cetakan Beton / Bekisting


a. Bekisting haruslah direncanakan sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-
bidang, batas-batas dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana
pada gambar-gambar yang diusulkan oleh Kontraktor dan yang sudah
disetujui oleh Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.
b. Bekisting dibuat dan diusahakan sedemikian rupa agar pada waktu pengecoran
dan pembongkaran tidak mengakibatkan cacat, gelombang maupun perubahan
bentuk, ukuran dan posisi.
c. Usaha yang sesuai dan efektif harus dikerahkan dalam pekerjaan bekisting
untuk menguatkan pinggiran batas dan ujung lainnya dalam arah yang tepat
untuk menghindari terbentuknya pelengkungan-pelengkungan sisi-sisi
pinggiran tersebut atau kerusakan-kerusakan permukaan beton yang telah
diselesaikan.
d. Semua bagian bekisting harus kuat kedudukannya sehingga tidak ada
perubahan atau gerakan lain selama penuangan beton. Penyangga bekisting
(perancah) harus bersandar pada pondasi yang baik sehingga tidak akan ada
kemungkinan penurunan cetakan selama Pelaksanaan.

3.6 Pengecoran
a. Beton harus dicor pada adukan yang baru (fresh). Dalam pengecoran beton
pada Construction Joints yang telah terbentuk, penjagaan khusus harus
dijalankan untuk menjamin agar beton yang baru menjadi rapat betul
dengan permukaan joints (sambungan) dengan Pembobokan dan peralatan
dengan memakai alat-alat yang cocok.
b. Pencampuran/penumbukan kembali beton tidak diperkenankan. Beton yang
sudah mengeras dalam hal mana pengecoran yang tepat tidak mungkin
dijamin harus dibuang dan tidak dibayar untuk pekerjaan terbuang semacam
itu. Transportasi dari pengadukan sampai pengecoran beton jangan terlalu
jauh sehingga memungkinkan pemisahan bahan dan pengerasan beton.
c. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan/joints, semua
penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan umumnya
tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
mempunyai hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan
tebal lapisan-lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-spesifikasi ini.
d. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan deras atau lama
sedemikian sehingga spesi/mortar terpisah dari agregat kasar. Selama hujan
air semen atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air
semen atau spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan diganti
sebelum pekerjaan dilanjutkan. Suatu pengecoran tersebut tidak boleh
terputus sebelum bagian tersebut selesai.

4. Pembukaan dan Pemeliharaan

4.1 Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan / Bekisting


a. Waktu dan cara pembukaan dan pemindahan bekisting harus dikerjakan
dengan hati- hati untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang
masih muda tidak diijinkan untuk dibenahi.
b. Beton yang baru dibuka bekistingnya diperlihatkan kepada Pejabat Pelaksana
Teknis Kegiatan untuk dinilai kualitas pengecorannya, beton yang hasilnya
banyak keropos sampai tulangan terlihat, maka harus mendapatkan
penanganan tersendiri atas petunjuk Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan.

4.2 Perawatan
a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air seperti ditentukan disini.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan berhak menentukan cara perawatan
bagaimana yang harus digunakan pada bagian-bagian pekerjaan.
b. Beton harus tetap basah paling sedikit 14 hari terus menerus (segera setelah
beton cukup keras untuk mencegah kerusakan) dengan cara menutupnya
dengan bahan yang dibasahi air atau cara-cara yang disetujui yang akan
menjaga agar permukaan selalu basah.
c. Air yang digunakan dalam perawatan (curing) harus memenuhi maksud-
maksud spesifikasi-spesifikasi air untuk campuran beton.

5. Beton Rabat

5.1 Persyaratan Bahan :


a. Beton rabat dibuat dari adukan 1 pc : 2 pc : 3 kr, sehingga menghasilkan
mutu beto n fc’ = 15 mPa atau K.175.
b. Memenuhi syarat SK.SNI T-15-1991-03.

5.2 Pemasangan / pelaksanaan


a. Pengerjaan harus sesuai dengan gambar dan mendapat petunjuk serta
persetujuan Konsultan Pengawas.
b. Tanah harus dipadatkan dalam keadaan rata.
c. Antara tanah dan beton rabat harus diberi pasir minimal tebal 10 cm atau
sesuai dengan gambar.
IV. PEKERJAAN PASANGAN
1. Pekerjaan Paving Block Halaman : 163.000 M2
2. Pekerjaan Pasangan Bata Merah 1 : 4 : 142.460 M2

Bata yang dipakai pada bangunan ini,


menggunakan bata yang berkualitas baik, utuh
dan tidak cacat serta bata yang dipakai akan
dengan ukuran yang sama.
Bata merah sebelum dipasang akan direndam
dahulu dalam bak atau drum air, sampai
jenuh yang akan disiapkan dilapangan.
Pasangan dinding bata merah dipasang sesuai
dengan Gambar Kerja yang sudah ada dan
untuk pasangan tembok bata menggunakan
pasangan setengah bata.

Perekat yang dipergunakan untuk pasangan


bata adalah sebagai berikut :

 Untuk pasangan tembok bata biasa


menggunakan campuraan 1 Pc : 5Ps
 Untuk pasangan rollag bata / tembok
trasram menggunakan campuran 1 Pc : 3
Ps atau sesuai dokumen lelang dipasang
pada tempat-tempat yang ditentukan yaitu
dari atas sloof (± 20 cm dari atas lantai)
dan + 150 cm pada dinding sesuai dengan
Gambar Kerja dan Detail.
 Hubungan kolom beton dengan
pasangaan bata maupun kusen diberi
angker dari besi  8 mm dengan jarak
maksimal 80 cm. Bata yang mentah,
retak/tidak memenuhi syarat dan tetap
terpasang agar dibongkar dan segera-
diganti dengan bata yang memenuhi syarat
tersebut.

Uraian pelaksanaan :

Pekerjaan batu bata 1pc : 2ps dan pekerjaan Pasangan Batu Bata Camp. 1Pc : 4Ps
yang dimaksud disini adalah Penataan bata dan diantara bata yang satu dengan
bata yang lain diberikan perekat yang dibuat dari campuran antara semen (Pc)
dengan Pasir.
Dalam pelaksanaan pekerjaan pasangan bata rollaq 1pc : 2ps dan pasangan dinding
bata Camp. 1Pc : 4Ps, bentuk dan mutu pekerjaan harus baik dan dilaksanakan oleh
Tenaga Kerja atau Tukang yang terampil dalam menata dan membentuk pasangan
dengan baik.
Agar pekerjaan pasangan ini dapat kami selesaikan dengan baik dan tepat waktu,
kami akan melaksanakannya dengan urutan kerja sebagai berikut :
 Sebelum pekerjaan pasangan bata merah ini mulai dikerjakan terlebih dahulu
dilakukan Pemasangan Bouwplank/profil pada bagian yang akan dipasang batu
bata. hal ini bertujuan agar bentuk dari pasangan sesuai dengan gambar
rencana.
 Sebelum pekerjaan pasangan bata merah ini mulai dikerjakan terlebih dahulu
dilakukan Pemasangan Bouwplank/profil pada bagian yang akan dipasang batu
bata. hal ini bertujuan agar bentuk dari pasangan sesuai dengan gambar
rencana.
 Batu ‐ bata yang akan dipasang adalah batu bata yang berkualitas baik , utuh
dan tidak cacat dan memiliki ukuran yang sama atau sesuai dengan bentuk
yang ditentukan ( gambar kerja ) dan antara bata yang satu dengan batu yang
lain akan diberi spesi, metode pemasangan bata dilakukan dengan arah
memanjang mengikuti arah rabat jalan dan dilaukan sistem perlapis.
 Pembuatan frofile pasangan/elevasi pasangan
 Penarikan benang mal kerja/pengukuran membentuk profile/pola pasangan
tersebut.
 sebelum dipasang batu bata terlebih dahulu direndam kira‐kira 2 ‐ 5menit.
 penyiapan adukan berupa : lokasi pencampuran spesi, pengayakan pasir
sampai pasir pasang bebas dari material over size, debu, tanah atau bahan
asing lainnya, penyiapan air, peralatan dll..
 Batu bata dipasang dengan arah horizontal, untuk pemasangan dengan arah
vertikal (keatas) di usahakan tinggi pemasangan tidak lebih dari 50 ‐ 80cm
dengan iterval kira‐kira pasangan tersebut kering, barulah dilanjutkan ditasnya,
artinya prosedur pemasangan perlapis.
 untuk menjaga ketegakan dan kerataan pasangan, untuk setiap kenaikan satu
bata baik arah vertikal dan horizontal haruslah dikontrol dengan watterpas.
khusus untuk spesi, volume pembuatan adonan disesuaikan dengan kecepatan
dan kebutuhan tukang batu hal ini bertujuan agar spesi tetap dalam keadaan
baru ( mencegah pengerasan ) hal ini akan berpenga ruh dalam daya ikat spesi
tersebut.
 Setelah ketinggian pasangan tembok transram tercapai akan dilanjutkan dengan
pek. Pemasangan Bata Merah untuk dinding tembok dengan campuran 1 pc : 4
Ps. Demikian pula halnya dlm pek. Ini, tukang batu akan memasang bata
merah sesuai dengan aturan.
Setelah Pek. Pengecoran Sloof selesai dikerjakan dilanjutkan dengan Pas.
Bata Merah untuk dinding transram. Batu bata akan disusun oleh tukang
batu sesuai aturan, antara bata satu dengan yan lain akan diberikan spesi
sebagai perekat, pemberian spesi. Pelaksanaan pekerjaan ini akan kami
laksanakan terlebih dahulu mengingat setelah pekerjaan ini akan dilakukan
pekerjaan timbunan tanah. Pekerjaan plesteran akan dilakukan sampai dengan
ketebalan yang telah ditentukan dengan campuran spesi 1 pc : 4 Ps atau sesuai
dengan dokumen lelang.

3. Pekerjaan Plesteran Tebal 1,5 Cm : 284.920 M2


4. Pekerjaan Acian : 284.920 M2
5. Pekerjaa Acian (Lantai Atap Dak) : 181.000 M2

Pekerjaan Plesteran 1pc : 2Ps, 1pc : 4ps yang dimaksud disini adalah
pekerjaan pelapisan permukaan atas yang telah selesai dengan campuran 1pc :
4ps dan 1pc : 2Ps untuk trasraam. Pekerjaan ini dilaksanakan dengan
menggunakan tenaga manusia. Karena pekerjaan ini adalah merupakan
pekerjaan akhir maka harus dilaksanakan oleh tukang yang ahli dan spesifik
dibidangya. Untuk itu dalam pemilihan tukang akan kami seleksi sebaik‐baiknya
agar hasil yang didapatkan betul‐betul baik dan memuaskan. Pekerjaan
plesteran menggunakan dua jenis material ; Semen dan Pasir. Sebelum
digunakan pasir terlebih dahulu diayak sehingga gradasi pasir yang dihasilkan
merupakan pasir halus. Untuk membuat mortar dilakukan dengan mencampur
kedua bahan tersebut, yaitu semen dan pasir. Setelah tercampur diberi air
secukupnya sehingga menghasilkan mortar yang baik. Sebelum pekerjaan
plesteran dilaksanakan terlebih dahulu permukaannya harus dibersihkan dan
disiram air secukupnya agar bahan mortar yang digunakan untuk plesteran dapat
melekat dengan baik dan tidak mudah terkelupas.

Metode plaksanaan ditekankan pada mal kerja yakni penarikan benang ukur yang
terlebih dahulu harus ditimbang menggunakan waterpass, setelah mendapatkan
ukuran ketebalan yang sama di semua sisi bidang plester baru dilukukan
plesteran yang dilakukan dari atas baru kebawah atau secara vertical. Untuk
setiap hasil plesteran dicek kerataan dan ketebalan yang sesuai. Pekerjaan Acian
(Ban‐Banan) yang dimaksud disini adalah pekerjaan pelapisan permukaan
plesteran yang telah selesai dengan Semen Portaland yang dicampur air.
Pekerjaan ini dilaksanakan dengan menggunakan tenaga manusia. Karena
pekerjaan ini adalah merupakan pekerjaan akhir maka harus dilaksanakan
oleh tukang yang ahli dan spesifik dibidangya. Untuk itu dalam pemilihan tukang
akan kami seleksi sebaik‐baiknya agar hasil yang didapatkan betul‐betul baik
dan memuaskan.

Pekerjaan Acian menggunakan material ; Semen Portland. Sebelum digunakan


pasir terlebih dahulu diayak sehingga gradasi pasir yang dihasilkan merupakan
pasir halus. Untuk membuat mortar dilakukan dengan mencampur kedua bahan
tersebut, yaitu semen dan pasir. Setelah tercampur diberi air secukupnya
sehingga menghasilkan mortar yang baik. Sebelum pekerjaan plesteran
dilaksanakan terlebih dahulu permukaannya harus dibersihkan dan disiram air
secukupnya agar bahan mortar yang digunakan untuk plesteran dapat melekat
dengan baik dan tidak mudah terkelupas. Pekerjaan Acian pada dinding dan
kolom pada perinsipnya sama pada pekerjaan plesteran hal yang membedakan
pada bahan yang digunkan yaitu campuran PC dan Air, acian ini berguna meutupi
bidang‐bidang yang berlubang dan mempertegas bentuk bidang‐bidang kolom,
proses pengacian ditebar/dituangkan pada bidang dan langsung
dibentuk/diseka dengan cepang secara merata dengan arah vertikal hingga
menutupi semua bidang acian.
V. PEKERJAAN KERAMIK LANTAI
A. Base Mant
1. Keramik Uk. 40 x 40 : 165.06 M2
B. Lantai 1
1. Keramik Uk. 40 x 40 : 49.75 M2
2. Keramik Uk. 30 x 30 : 40.50 M2
3. Keramik Lantai Uk. 20 x 20 Cm Anti Slip : 87.00 M2
4. Keramik Dinding Uk. 20 x 25 Cm (Ruang Toilet) : 84.15 M2
5. Plint Keramik Uk. 10 x 40 Cm : 32.00 M1
C. Lantai 2
1. Keramik Uk. 40 x 40 : 73.75 M2
2. Keramik Lantai Uk. 20 x 25 Cm (Ruang Toilet) : 28.00 M2
3. Keramik Dinding Uk. 20 x 25 Cm (Ruang Toilet) : 84.15 M2
4. Plint Keramik Uk. 10 x 20 Cm : 32.00 M2
5. Keramik Uk. 20 x 20 Cm (Lantai Atap Dak) : 41.50 M2
6. Keramik Uk. 20 x 25 Cm (Dinding Ruang Makan) : 35.46 M2

Persyatan Pelaksanaan

 Pasta perekat keramik khusus, tidak menggunakan air semen untuk permukaan lain.
 Keramik harus direndam sebelum pemasangan dengan lama, rendaman min. 5
menit.
 Untuk pemasangan keramik menggunakan perekat scraf khusus untuk meratakan
pasta perekat.
 untuk seluruh rongga yang terdapat pada permukaan ubin belakang harus di isi
padat dengan adukan ubin waktu ubin di pasang.
 pola pemasangan ubin mengikuti gambar kerja/sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik.
 toleransi kecekungan 2,5 mm untuk setiap/ 2 m2
 garis tepi ubin dan siar diperjelas, dihaluskan dan harus lurus dengan lebar siar
max 3 mm kedalaman 2 mm
 pelaksanaan aduk dan pengisi aduk perekat berdasarkan sfesifikasi teknis/pabrik
produk, lantai yang harus di kasih dilatasi nat sealent sesuai dengan sfesifikasi
pabrik
 durasi 3 x 24 jam setelah pemasangan ubin keramik, harus bebas gangguan baik
injakan atau pemberian beban.
Proses Pelaksanaan Pekerjaan :

Rendam keramik di dalam air. Hal ini akan membuat keramik menjadi lebih elastis
dan lebih mudah menempel pada saat pemasangan. Perhatikan kualitas keramik.
Keramik kualitas rendah akan susah memasang secara presisi.

Untuk itu, nat keramik harus dipasang longgar karena masing‐masing keramik
memiliki selisih 0.2–0.5 mm sehingga tidak saling bertubrukan. Oleskan air semen.
Bilaskan semen yang sudah dicampur air sedikit ke bawah keramik. Hal ini akan
membuat daya rekat keramik ke adukan benar‐benar lengket. Bersihkan dari kerikil.

Adukan dan dasar lantai yang akan dipasang harus bersih dari kerikil, batu, atau
ganjalan lain yang akan membuat rongga di bawah keramik. Padatkan secara rata.
Ketuk keramik yang baru dipasang dan pastikan tidak ada yang kopong atau bagian
dasar berongga karena itu akan membuat keramik lepas di kemudian hari. Periksa
ketinggiannya apakah sudah sama rata dengan benang yang ditarik untuk menentukan
ketinggian lantai.

Nat keramik dipasang belakangan. Jangan pasang semen oker atau nat pada sisi
keramik saat itu juga. Biarkan selama dua atau tiga hari. Hal ini akan membuat sisa
udara yang mengendap akan keluar melalui nat yang belum ditutup. Setelah itu
baru diberi semen nat dan jangan lupa membersihkan nat yang masih kosong dari
kotoran yang mengendap. Amankan areal keramik yang baru dipasang dari lalu lalang
orang selama 2–3 hari. Keramik akan ambles karena adukan di bawahnya masih
belum kuat untuk dibebani. Periksa kembali. Dalam sebuah areal pemasangan 3×3
m biasanya terdapat 3–5 keramik yang kopong. Untuk itu segera bongkar
dan ulangi pemasangannya.

VI. PEKERJAAN WATER PROOFING


1. Ruang Toilet Lantai 1 : 49.75 M2
2. Ruang Toilet Lantai 2 : 40.50 M2
3. Lantai Dak Beton : 87.00 M2
4. Lantai Dak Ruang Makan : 84.15 M2

Persiapan :
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan water prrofing.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : water proffing coating dan kain kassa.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : sikat kawat, pahat beton, kape scrabe,
kuas, roll, ember, air, dll…
Pelaksanaan Pekerjaan :

 Pekerjaan water proofing


coating dikerjakan sebelum
permukaannya difinishing.
 Cek permukaan lantai dan
dinding secara keseluruhan.
Permukaan harus bersih dari
lumpur dan tanah serta bebas
dari minyak atau oli.
 Semua instalasi pipa harus
terpasang rapid an diproteksi
(grouting).
 Kikis permukaan lantai dan
dinding yang keropos dengan
menggunakan pahat beton
atau kape scrabe.
 Bersihkan dan cuci permukaan
lantai dan dinding dari
kotoran dan debu dengan
sikat kawat dan air bersih.

 Aplikasi water proofing membrant dimulai dari sudut pertemuan permukaan lantai
dan dinding dengan manggunakan kuas dan roll.
 Setelah diberi lapisan pertama, kemudian diberi lapisan kain kassa dan dilapis
kembali dengan water proofing coating. Sepanjang pertemuan sudut antara lantai
dan dinding diperkuat dengan serat fiberglass.
 Ketinggian aplikasi water proofing coating untuk area permukaan dinding minimal
20 cm (atau sesuai dengan gambar kerja) dari permukaan lantai.
 Biarkan aplikasi water proofing coating setting selama minimal 1 x 24 jam, setelah
itu baru dilakukan tes rendam dengan menggunakan air selama minimal 1 x 24
jam.
 Setelah pekerjaan water proofing membrant dan telah tes rendam, dilanjutkan
dengan pekerjaan finishing bagian permukaannya dengan screeding.

VII. PEKERJAAN PLAFOND


A. Base Mant
1. Plafond Calsiboard 9 mm + Rangka Metal Fouring : 165.00 M2
2. List plafond bahan gypsum profil : 173.00 M1
B. Lantai 1
1. Plafond Gypsumboard tebal 9 mm + Rangka Metal : 366.00 M2
2. Plafond Calsiboard 9 mm + Rangka Metal Fouring : 28.00 M2
3. List plafond bahan gypsum profil : 242.00 M2
4. Ornamen plafond kecil : 20.00 Bh
5. Ornamen plafond besar : 2.00 Bh
C. Lantai 2
1. Plafond Gypsumboard tebal 9 mm + Rangka Metal : 325.00 M2
2. Plafond Calsiboard 9 mm + Rangka Metal Fouring : 28.00 M2
3. List plafond bahan gypsum profil : 272.00 M2
4. Ornamen plafond kecil : 17.00 Bh
5. Ornamen plafond besar : 3.00 Bh

Persiapan :
 Shop Drawing
Shop drawing yang dibuat akan memperlihatkan semua informasi mengenai
dimensi plat, tebalan dan jenis sambungan 1 yang dipergunakan. Pada setiap shop
drawing akan dilengkapi dengan daftar material yang digunakan beserta barat
material yang dipakai.

Pelaksanaan Pekerjaan

 Tentukan elevasi plafond dan buat garis


sipatan pada dinding dan as sumbu
ruangan.
 Pasang rangka tepi (steel hollow) dan wall
angle profil L / moulding profil W sebagai
list tepi tepat pada sipatan.
 Tentukan jarak penempatan kait
penggantung.
 Pasang benang untuk pedoman penentuan
titik paku penggantung untuk menjamin
kelurusan.
 Pasang paku kait dan rod/penggantung.
 Pasang rangka utama.
 Pasang rangka pembagi.
 Pasang dan kencangkan klip/rod.
 Pasang panel gypsum.
 Cek kerapian dan kerataan bidang
plafond.
 Tutup sambungan antara panel gypsum
dengan paper tape dan compound lalu
diamplas dan difinishing dengan cat.

Tata Cara Pemasangan Compound Pada Sambungan Nat Plafond


 Lakukan pelapisan pada pertemuan bidang panel dengan compound.
 Tempelkan paper tape diatas nat sedemikian rupa setelah sebelumnya nat
dibersihkan dari debu dengan kuas bersih.
 Dengan kapi aplikasikan compound gypsum sebagai compound pengisi sekaligus
menutup paper tape setipis mungkin namun pastikan menembus paper tape dan
mengisi nat dibelakangnya. Sekaligus pula tutup kepala sekrup dengan compound
gypsum (sebagai tahap 1)
 Setelah compound pengisi mongering, dengan kapi aplikasikan compound gypsum
sebagai compound penutup selebar +/- 35 cm diatas compound tahap 1 setipis
dan serapi mungkin. Sekaligus pula tutup kepala sekrup dengan compound
gypsum.
 Setelah compound penutup kering, amplas seluruh permukaan yang ber-
compound dengan amplas ukuran sedang dan menggunakan alat bantu.
 Agar pekerjaan menutup sambungan mendapatkan hasil yang maksimal
gunakanlah alat mesin amplas (Hand Sander)

VIII. PEKERJAAN KUSEN, PINTU, JENDELA DAN KACA


> Tipe PJ1 : 1.00 Unit
> Tipe PJ2 : 1.00 Unit
> Tipe PJ3 : 1.00 Unit
> Tipe P1 : 2.00 Unit
> Tipe P2 : 8.00 Unit
> Tipe J1 : 6.00 Unit
> Tipe J3 : 1.00 Unit
> Tipe BV1 : 8.00 Unit
> Tipe GB1 : 12.00 Unit
> Tipe GB2 : 2.00 Unit
> Tipe GB3 : 2.00 Unit

Pada proses pelaksanaan pekerjaan melalui beberapa tahapan pelaksanaan.


Pekerjaan ini dapat dikategorikan dalam pekerjaan workshop untuk pekerjaan kayu,
pengadaan dan pemasangan produk yang sudah jadi.

 Tahapan Pengadaan Bahan, Pengajuan dan Uji Produk


Semua bahan yang digunakan sebelum dilaksanakan proses pabrikasi di
workshop bengkel las/bengkel pembuatan kusen pintu, jendela, daun pintu,
jendela, ventiasi dan lainnya terlebih dahulu diajukan spek yang digunkan
berupa data tempat pemesanan dan spesifikasi, setelah mendapatkan
persetujuan di ajukan sampel bahan yang digunakan untuk diadakan
pemeriksaan langsung oleh direksi.

Tahapan Pemesanan dan Pemeriksaan kembaliSetelah uji sampel dinyatakan


lulus oleh direksi diadakan pemesanan dan pendropan bahan ke work shop
tempat perakitan, setelah material sampai ke work shop diadakan
pemeriksaaan oleh pihak direksi baik spesifikasi bahan, peralatan, gambar
kerja, perlengkapan keselamatan kerja dan tenaga ahli yang digunakan dalam
perakitan.

 Tahapan Pabirkasi di work shop


Pihak direksi, konsultan pengawas dapat mengontrol langsung proses pembuatan
yaitu pemotongan, penyetelan, pembentukan, pengelasan dan proses
penyatuan yang di akhiri dengan proses pengemasan kusen, daun pintu
alumunium jendela, daun pintu, jendela.

 Tahapan Pengemasan
Kusen‐kusen kayu yang sudah jadi diperiksa kembali oleh direksi baik dimensi
dan bentuknya, setelah mendapatkan persetujuan barulah kusen‐kusen
tersebut di beri pengaman dari busa disetip sudutnya dan diberi pelindung
dan dikemas/dipacking guna melindungi dari krosi dan cacat karena benturan,
jatuh, proses penumpukan dan lainnya. Kusen‐kusen yang sudah dipacking
dibawa kegudang penyimpanan untuk menunggu proses pemasangan.

 Tahapan Pengangkutan dan Pemasangan


Semua kusen-kusen yang siap dipasang diceking kelengkapan oleh pelaksana
lapangan dengan acc, diangkat dari gudang dan dimuat dengan truck kelokasi
pemasangan, pada saat pemindahan dari gudang ke truck dilakukan dengan hati-
hati, pada saat penumpukan dibak truck terlebih dahulu pada dasar bak truck
diberi alas pengaman berupa kayu yang direntangkan pada sisi-sisi bak truck dan
ujung pintu. Setelah itu dibawa kelokasi pemasangan.

Proses pemasangan dan penyetelan langsung dilapangan.


- Kusen pintu dipasang pada tempat-tempat yang telah ditentukan dalam
gambar.
- Pemasangan kusen-kusen ini harus betul-betul tegak sehingga pintu tidak
berubah letaknya pada waktu pelaksanaan pekerjaan lainnya.
- Apabila perletakan kusen dalam kolom-kolom beton, maka pemborong akan
menyiapkan lubang atau coakan pada kolom tersebut sebagai tempat untuk
pemasangan skrup piles dengan dibor untuk kusen-kusen kayu, bila akan
dipasang lubang-lubang tersebut minimal 10 cm dengan kedalaman 15 cm,
atau bila terlebih dahulu pegerjaan beton, maka skrup piles untuk
menyatukan dengan tembok, kusen dapat disambungkan dengan cara dibor.
- Proses pembuatan kusen pintu dan jendela dibuat terlebih dahulu, sehingga
nanti tinggal pasang saja. Kusen yang sudah jadi disimpan digudang sampai
proses pemasangan dimulai.
- Setelah dinding bata mencapai ketinggian untuk letak dari kusen jendela,
maka peletakan kusen jendela akan dilaksanakan dan sama halnya dengan
pemasangan kusen pintu ketegakan akan kusen jendela baik vertical maupun
horizontal akan tetap dijaga dengan selalu dilakukan penimbangan dengan
unting-unting dan waterpass.

IX. PEKERJAAN PENGECATAN


1. Cat dinding tembok interior dan eksterior : 3.966,89 M2
2. Cat plafond interior (termasuk lis gypsum) : 912.00 M2
3. Cat besi pagar depan : 1.00 Ls
4. Cat kolom pagar : 1.00 Ls
5. Pengecatan kusen : 60.50 M2
6. Pengecatan pos jaga (interior & eksterior) : 1.00 Ls

Syarat Pelaksanaan :
- Pengendalian kerja ini menggunakan sistem pabrik dan standarisasi pada PUBI
1982 pada pasal 54 dan NI‐4
- Pengamplasan semua bidang cat, harus rata dan halus bebas cacat, bebas dari
debu, lemak, minyak dan lainnya.
- Proses pengecatan bebas dari gangguan pekerjaan lain
- Bidang pengecatan di plamur
- Cat dasar
- Setelah mendapatkan persetujuan dari direksi baru tahapan berikutnya
- Bahan sampel pengecatan di ajukan sampel ke direksi, setelah mendapat
persetujuan dilakukan ke berikutnya
- test pengecatan disaksikan oleh pihak kontraktor, direksi, konsultan pengawas.
Setelah acc tahapan berikutnya.
- Proses pengecatan dengan persyaratan hasil sesuai dengan dokumen lelang dan
arahan dari direksi/pengawas
- Menggunakan tenaga terampil
- Cek dan service hasil kerja setelah disetujui, pelaporan dan pembersihan lokasi
- Pekerjaan cat tembok

Pada besarnya kuas yang anda pilih. Besarnya pegangan sudah disesuaikan
oleh pabrik, semakin besar luasan kuas sapu maka semakin besar pegangan kuas.
Saat kita baru membeli kuas baru selayaknya kita tidak langsung m enggunakan
begitu saja, untuk mendapatkan hasil yang sempurna kita harus memeriksa bulu
sikat dari kuas yang kita beli. Harus diperhatikan supaya bulu sikat tidak terlalu
kasar dan juga tidak terlalu halus. Perhatikan ujung kerataan barisan bulu sikat.
Untuk memastikan hasil yang paling baik, anda bisa menggunakan cara Pemotong
bulu sikat, dimana dengan menggunakan gunting anda bisa memotong ujung yang
tidak rata.

Cara memegang kuas yang baik adalah memegang kuas dengan seluruh jari dari
salah satu tangan yang biasa anda gunakan, rentangkan lebar telapak tangan
untuk memegang gagang kuas. Teknik ini paling baik ketika anda akan mengecat
permukaan datar. Sebelum anda melakuan pengecatan sebenarnya, sebelumnya
anda perlu melakukan percobaan kekentalan cat untuk mendapatkan komposisi
campuran yang dibutuhkan.

Selanjutnya adalah pencelupan kuas terhadap cap. Pencelupan cat yang baik
adalah mengatur penekanan kuas terhadap cat yang telah dituangkan di ember
tempat cat. Anda harus bisa mengatur sampai kuas menyerap cat . Saat anda
menarik kuas dari tempat cat, jangn langsung diangkat dan disapukan ke dinding,
biarkan beberapa saat sampai cat berlebih menetes , dan untuk memastikan
tidak ada lagi tetesan , anda bisa melakukan mengesekkan kuas secara perlahan
dengan menarik sikat di tepi bagian dalam dari bibir tempat cat untuk
menghapus cat berlebihan.

Selanjutnya adalah meyapukan kuas yang sudah berisi cat ke dinding,


lakukan penyapuan kuas dengan menekan kuas secara perlahan dan menariknya
sesuai arah yang diinginkan misalnya arah horizontal atau arah vertikal. Lakukan
pengecatan dalam satu lapisan terlebih dahulu sampai ruangan tercat penuh.
Lakukan pengecatan dari tempat paling tinggi terlebih dahulu kemudian tempat
terendah.

Kemudian setelah agak kering anda bisa memperhatikan hasil pengectan,


dimana akan akan kelihatan apakah cat terlalu tipis atau sudah menutupi
dinding.Jika hasil cat kurang baik anda bisa mengecat kembali lapisan kedua atau
seterusnya dengan cara yang sama sampai anda mendapatkan hasil pengectan
yang diinginkan.

Teknik penempatan bulu kuas untuk pengecatan kedinding dapat anda lakukan
sebagai berikut :
 Untuk pengecatan bidang datar luas, anda melakukan pengectan dengan
seluruh permukaan ujung kuas arah orizontal maupun arah vertikal. Sebaiknya
saat penegectan anda membuat satu arah yang beraturan.
 Untuk pengecatan yang rapi membentuk garis dimana dua sisi atau warna
tertentu, yang disebut “memotong” gunakan ujung bulu kuas dengan miring.
 Untuk posisi yang harus menempatkan cat pada posisi yang luasan kecil,
sebaiknya anda menggunakan ukuran bulu kuas yang kecil. terlebih dahulu kita
harus memastikan permukaan rol benar benar rata dan tidak mempunyai serat
yang terlalu kasar. Jika jenis rol sudah bagus selanjutnya hal yang dilakukan
adalah membasahi kuas rol dengan air.

Sama seperti pengecatan dengan menggunakan kuas, terlebih dahulu akan


melakukan percobaan komposisi kekentalan dari campuran cat untuk memastikan
berapa lapisan akan melakukan pengectan. Lakukan terlebih dahulu percobaan
pada area tertentu. Setelah anda mendapatkan komposisi kekentalan cat ,
selanjutnya adalah pencelupan roller ke tempat (ember cat) .

Tempatkan roler ke tengah‐tengah ember cat yang sudah terisi, kemudian angkat
roler dan gulung menuruni sampai lereng ember, kemudian berhenti beberapa
waktu .Lakukan hal ini dua atau tiga kali untuk memastikan cat terserap oleh kuas
roler. Lalu, celupkan roller ke dalam sumur sekali lagi, dan gulung sampai ke
lereng sampai kuas jenuh. Untuk memastikan kuas sudah jenuh anda bisa
mengulung kuas dari lereng dan jika cat tidak menetes lagi dipermukaan ember
berarti kondisi kuas sudah jenuh dan siap untuk dicatkan ke dinding. Lakukan
pengangkatan kuas secara perlahan dari ember cat, untuk menghindari tetesan,
lakukan penyapuan kedingding dengan mendorong kuas menjauh dari tubuh anda.

Metode yang paling efektif pengecatan dengan rol adalah untuk pengecatan 1‐2
meter persegi daerah pada suatu waktu. Pengectan dengan kuas rol dilakukan
dengan pola zigzag tanpa mengangkat roller dari dinding, seolah‐olah kita menulis
huruf M besar, W, atau mundur N. Kemudian, masih tanpa mengangkat dari
dinding, selanjutnya adalah mengisi ruang kosongan dari huruf yang dibuat dengan
pola zigzag. Setelah satu daerah selesai kemudian dengan mengangkat rol dengan
perlahan selanjutnya pindah ke daerah lain dengan memastikan cat masih ada di
kuas rol, jika tidak lakukan pengisian cat kembali dengan metoda yang sama lalu
anda melakukan pengecatan ke daerah berikutnya sampai seluruh dinding selesai
anda cat.

Setelah pengecatan lapisan pertama sudah selesai dan kering anda bisa
memperhatikan apakah hasil pengectan sudah maksimal, jika belum lakukan
pengecatan lapisan kedua. Sebelumnya lakukan pengetestan pada suatu luasan
tertentu untuk mendapatkan komposisi kekentalan yang dibutuhkan.

Cat Besi

Mengecat permukaan besi tidak bisa dilakukan dengan asal – asalan, pasalnya jika
tidak dilakukan dengna benar, maka ketahanan cat yang melekat pada besi akan
cepat hilang dan akhirnya menimbulkan karat yang tentunya mengurangi ketahanan
rangka besi tersebut. Bersihkan permukaan yang akan dicat dari kotoran dan
debu, Untuk logam gunakan Zinc Chromate atau Meni Besi agar cat tampak
mengkilat dengan sempurna dan lebih tahan terhadap karat, Tunggu sampai kering
sempurna baru pengecatan bisa dimulai. Amplas permukaan samapi halus dan rata.
Encerkan cat dengan thinner secukupnya, kemudian cat dapat langsung dipakai.

Gunakan Thinner Nitro sebagai pengencer untuk mencapai hasil yang


maksimum. Pengenceran dengan 10‐20% thinner akan membuat pengecatan
cepat selesai karena menghasilkan permukaan yang tebal, tetapi kasar.
Pengenceran dengan 30‐50% thinner akan menghasilkan permukaan yang halus dan
rata namun pengecatan harus diulang paling sedikit tiga kali.

Jika Menggunakan Spray :


Encerkan cat dengan thinner sampai 50% pengenceran, Untuk hasil yang se,purna
akan digunakan Thinner Super atau Thinner A Special atau sesuai petunjuk pihak
Direksi.
X. PEKERJAAN ACCESORIES
1. Handle Pintu : 30.00 Bh
2. Handle Jendela : 30.00 Bh

A. Lingkup Pekerjaan
meliputi pengadaan bahan tenaga kerja dan perlengkapan2 serta alat‐alatbantu
lainnya. pengadaan, pemasangan, pengamanan, dan perawatan seluruh alat2
yang dipasang pada daun pintu dan pada daun jendela, serta seluruh detail
yang disebutkan dalam gambar kerja.

B. Persyaratan Bahan
semua bahan/hardwere menggunakan mutu terbaik mekanisme kerja sesuai
dengan gambar kerja semua anak kunci dilengkapai tanda pengenal terbuat
dari aluminium yang tertera nomornya, pelat ini dihubungkan dengan anak
kunci dengan cincin nikel, untuk anak2 kunci dibuatkan lemari dilengkapi
dengan kaitan2 untuk menaruh kunci, dilengkapi dengan nomor pengenal dan
lemari ini harus menggunakan engsel dan denah. perlengkapan daun pintu,
sesuai dengan dokumen lelang. setiap kunci memiliki 4 buah anak kunci dan 1
kunsi master kunci tanam dipasng kuat pada rangka daun pintu. pembersihan
hasil pemasangan yang menempel pada kunci dan bidang pasang.

C. Proses Pelaksanaan
Setelah dinding bata mencapai ketinggian untuk letak dari kusen jendela, maka
peletakan kusen jendela akan dilaksanakan dan sama halnya dengan
pemasangan kusen pintu ketegakan akan kusen jendela baik vertikal maupun
horizontal akan tetap dijaga dengan selalu dilakukan penimbangan dengan
unting ‐ unting dan waterpass. penyerahan sampel bahan ke direksi / konsultan
pengawas untuk memperoleh persetujuan. elevasi pemasangan engsel 28 cm
dari sisi atas pintu ke bawah, engsel bawah dipasang max 32 cm (as) dari
permukaan lantai atas, engsel tengah dipasang tengah2 antara kedua engsel
tadi. untuk pintu toilet, memakai jarak tersebut. penarik pintu handle dipasang
100 cm (as) dari permukaan lantai.

posisi lock harus di ajukan ke direksi untuk koordiansi dan mendapat


persetujuan diaman posisinya. Engsel menggunakan bahan stenliess steel (anti
karat), untuk angker kusen akan dipasang pada saat proses penyetelan di
lapangan/bidang tembok.

XI. PEKERJAAN SANITAIR


1. Floor Drain Kamar Mandi 2” : 8.00 Bh
2. Roof Drain 4” : 8.00 Bh
3. Roof Drain 4” (Atap Dak Dapur) : 4.00 Bh
4. Pembuatan Resepan : 32.00 Bh
5. Pemasangan Closet Baru (setara American standard) : 8.00 Bh
6. Normalisasi Pemipaan Closet : 1.00 Ls
XII. PEKERJAAN ATAP PARKIR
1. Pekerjaan Rangka Atap Parkir Besi Hollow : 164.00 M2
2. Pekerjaan Pemasangan Atap Zincalum : 164.00 M2

A. Lingkup Pekerjaan
Semua pekerjaan pengadaan bagian‐bagian konstruksi seperti pelat‐pelat, baut‐baut.
Angker‐angker menurut kebutuhan sesuai dengan gambar rencana serta persyaratan
pelaksanaan dan uraian pekerjaan.
Semua pekerjaan pembuatan bagian konstruksi Kuda‐kuda rangka pipa black steel
seperti sambungan – sambungan pengelasan baik las sudut maupun las penuh dan
lain‐lain sesuai dengan gambar rencana serta persyaratan pelaksanaan dan uraian
pekerjaan.
Semua pekerjaan pemasangan dan penyelesaian konstruksi pipa black steel seperti
pemasangan semua elemen‐elemen rangka baja gording chanall C dan lain‐lain sesuai
gambar rencana serta persyaratan pelaksanaan dan uraian pekerjaan.

B. Persyaratan Umum
Peraturan – peraturan :
Semua peraturan‐peraturan/normalisasi – normalisasi yang dipakai akan yang berlaku di
Indonesia seperti PMI, dan STANDART SNI 4096‐2007 tentang pas. Semua pekerjaan baja
pada bangunan ini akan memenuhi persyaratan dari AISC Specification for Fabrication
anda Erection ; 12 februari 1969.
Semua pekerjaan baut (bolt) pada bangunan ini juga akan memenuhi syarat dari
AISC Sfecification for Structural Joint Bolts.
Semua pekerjaan las akan mengikuti ”American Welding Society Code for Arc Welding
in Building Construction Section 4

C. Persyaratan Pelaksanaan
Shop Drawing
Shop Drawing yang buat akan memperlihatkan semua informasi mengenai dimensi
pelat, tebalan dan jenis sambungan l yang dipergunakan. Pada setiap shop drawing akan
dilengkapi dengan daftar material yang gunakan beserta berat material yang dipakai.

D. Teknis Pemasangan
Kontraktor Pelaksana terlebih dahulu akan meneliti kebenaran dan bertanggung
jawab terhadap semua ukuran‐ukuran yang tercantum dalam Gambar Rencana.
Perhitungan detail dan sambungan dari bagian‐bagian konstruksi baja yang tidak
tercantum dalam Gambar Rencana akan dilengkapi oleh Kontraktor Pelaksana dan akan
dinyatakan pada Gambar Pelaksanaan. Untulk itu Kontraktor Pelaksana akan
memintakan persetujuan dari pengawas sebelum memulai pekerjaan tersebut.

Perubahan bahan atau perubahan detail berhubung alasan‐alasang tertentu yang


berat dan dapat diterima akan diajukan dan diusulkan kepada Pengawas untuk
mendapatkan persetujuan dari Pengawas dan dan Perencana. Semua perubahan‐
perubahan yang disetujui ini dapat dilaksanakan tanpa ada biaya tambahan yang
mempengaruhi kontrak, kecuali untuk perubahan yang mengakibatkan perkerjaan
kurang akan diperhitungkan sebagai pekerjaan kurang. Kontraktor Pelaksana akan
memprtanggung jawabkan terhadap semua kesalahan‐ kesalahan detailing. Fabrikasi
dan ketepatan penyetelan/pemasangan semua bagian‐bagian konstruksi.
Bahan struktur baja akan difabrikasi di Workshop. Semua baut, baik yang dikerjakan di
workshop maupun dilapangan akan selalu memberikan kekuatan yang sebanarnya dan
masuk tepat pada lubang baut tersebut. Ketinggian dasar kolom yang telah ditentukan
dan ketinggian daerah‐daerah lainnya akan diukur dengan theodolite oleh Kontraktor
Pelaksana dan disetujui oleh Pengawas. Pekerjaan perubahan dan pekerjaan tambahan
dilapangan pada waktu pemasangan yang diakibatkan oleh kurang teliti atau kelalaian
Kontraktor Pelaksana akan dilaksanakan atas beban biaya Kontraktor Pelaksana.
Kekurang tepatan pemasangan karena kesalahan fabrikasi akan dibetulkan, diperbaiki
dan bila perlu diganti dengan yang baru kesemuanya atas biaya Kontraktor Pelaksana.

Proses Perakitan/Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan


Pemasangan kerangka baja ringan terlebih dahulu harus diperhitungkan kesiapan
beberapa aspek yaitu :
1. Kesiapan Personil dan Tenaga Ahli
2. Kesiapan Peralatan untuk Erction
3. Kesiapan Bahan yang digunkan
4. Kesiapan dudukan/tempat pemasangan
5. Cuaca yang kondusif

Setelah semua kelangkapan terpenuhi proses erecton dapat dimulai, penentuan


titik‐titik penempatan kerangka baja ringan dan dudukannya harus pas dan benar,
semua penyetelan menggunakan alat ukur theodolith. Pada saat pengangkatan
krangka menggunkan creen atau tripoot atau secara manual harus terpukus pada
satu titik guna mencegah terjadinya benturan, atau apa bila dilakukan secara
bersamaan harus dengan jarak yang cukup aman. Jika ada pekerjaan penyetelan yang
membutuhkan las dan proses penguncian dengan mur baut harus dilakukan setelah
proses erection selesai dan kerangka‐kerangka baja harus sudah dinyatakan kokoh.
Pada setiap shop drawing akan dicantumkan kualitas dari material baja krangka pipa
black steel dan gording baja chanal C dan bahan‐bahan lain yang digunakan. Semua
pekerjaan pemotongan dan fabrikasi baja akan terlebih dahulu disetujui oleh
Pengawas yang dalam hal ini adalah persetujuan shop drawing.

Teknisi Las (Welding) Proses Perakitan dan Penyetalan Kerangka Dengan Las dan Pabrikasi

Mechanical fastening adalah proses sambungan menggunakan fastener(pengikat). Jenis


fastener(pengikat) ini bisa berupa nail(paku), Bolt(baut), Screw(skrup), rivet(keling), dll.
Selanjutnya jenis dari baut berulir ini akan bervariasi. Adhesive bonding digunakan
untuk mengikat dua permukaan biasanya menghasilkan ikatan halus. Teknik ini
menggunakan glues, expovies, atau macam plastic agent yang dibentuk akibat
penguapan pelarut atau dengan melepaskan ikatan dengan panas, tekanan dan
waktu. Welding adalah proses penyambungan material dengan menggunakan energy
panas sehingga menjadi satu dengan tanpa tekanan.

Teknik pengelasan yang dipakai adalah : Submerge Arc Welding (SAW) atau
pengelasan busur rendam adalah pengelasan yang menggunakan arus listrik untuk
menghasilkan busur (Arc) sehingga dapat melelhkan kawat pengisi lasan (filler wire).
Dalam SAW cairan logam lasan terendam dalam flux yang melindunginya dari
kontaminant udara atau Gas Metal Arc Welding (GMAW) atau Metal Inert Gas (MIG)
atau MAG adalah proses pengelasan dimana sumber panas berasal dari busur
listrik antara elektroda yang sekaligus berfungsi sebagai logamm yang terumpan
(filler) dan logam yang di las. Proses yang sangat cepat dan ekonomis, mudah
digunakan untuk mengelas ukuran ketebalan metal yang sangat tebal, high welding rate,
dan mengurangi pembersihan.

XIII. PEKERJAAN ELEKTRIKAL


1. Base Ment
2. Lantai 1
3. Lantai 2

Persyaratan Teknis
pekerjaan ini mencakup seluruh instalsi, pemasangan dan uji coba sistem listrik
sehingga dapat beroprasi secara optimal, Gambar‐gambar kerja, penggunaan
tenaga ahli rekomendasi dari instaler PLN, Sisitem instalasi mengacu pada
peraturan umum instalasi listrik indonesia/PLN dengan standarisasi yang di akui
seperti VDE, DIN dan lainnya. Penyedian dan pemsangan panel2 kontrol sesuai
dalam dokumen lelang, Pengadaan dan instalasi kabel tegangan rendah yang
disyaratkan dalam dokumen lelang, Instalasi distribusi dari MDP k. panel2, Instalasi
penerangan luar, taman dan yang disyaratkan, Pengadaan and instaltion
penerangan, Sistem pertahanan netral, Testing dan Comisioning peralatan, Kalusul
yang disebutkan dalam dokumen lelang dan Koordinasi pekerjaan.

Teknis Instalasi Kabel/Wiring


sistem supply listrik, supply listrik utama diambil dari PLN Prinsip distribusi sesuai
dengan dokumen lelang, Prinsip kontrol sesuai dengan dokumen lelang, Sistem
proteksi sesuai dengan dokumen lelang, semua kabel yang dipergunakan untuk
instalasi listrik harus memenuhi persyaratan PUIL/LMK Pasang batang arde ke
dalam tanah. Sebaiknya dalam pemasangan (menanam) batang ground/arde
dilakukan sedemikian rupa hanya menggunakan bantuan tangan saja Jika dalam
penanaman batang arde tersebut tertambat bebatuan sebaiknya penanaman
digeser ketempat lain dengan tetap memperhatikan panjang kabel BC terhadap
letak kotak pengaman. Dari sebab inilah mengapa pada penanaman batang arde,
karena dikawatirkan batang ground/arde menjadi bengkok bahkan lebih parah
lagi jika sampai lapisan tembaga pada batang tersebut mengelupas. Perlu
diingat bahwa batang ground/arde yang umum dijual biasanya terbuat dari
besi/baja yang digalvanis alias dilapisi tembaga dan lapisan tembaga inilah yang
sedikit banyak mempengaruhi tingkat konduktifitas dari batang arde tersebut.
Agar lebih mudah gunakan bantuan air untuk melunakkan lapisan tanah yang
ditanami batang ground/arde tersebut.

Disamping itu, anda bisa campur air yang digunakan untuk penanaman grounding
tersebut dengan serbuk arang ataupun abu gosok. Campuran air dengan serbuk
arang/abu gosok terbilang efektif untuk memperbaiki hambatan dalam tanah.
Ingat, dalam pemberian campuran air tersebut tentu saja digunakan pada saat
penanaman grounding alias air campuran tersebut harus ikut meresap didalam
lobang tempat batang ground/arde. Jika anda hanya menyiramkan di atas
permukaan tanah tentu saja percuma karena serbuk arang/abu gosok tidak akan
ada fungsinya.

1. Sisakan penanaman batang ground/arde kurang lebih 20 cm diatas


permukaan tanah untuk penyambungan dari kabel BC.
2. Ikatkan Kabel BC pada batang ground. Mengingat kabel BC sangat alot, dan bisa
bantu memperkuat pengikatan dengan cincin penjepit yang biasanya disertakan
ketika membeli batang ground/arde. Pastikan pengikatan kabel BC ke batang
ground/arde terikat kuat sehingga koneksi antara kedua bahan tersebut benar‐
benar baik. Jika dirasa masih belum cukup kuat, anda bisa bantu lagi perkuat
pengikatan dengan menggunakan kabel NYA dengan terlebih dahulu mengupas
isolasi dari kabel NYA tersebut.
3. Setelah selesai menghubungkan antara batang ground/arde dengan kabel BC,
masukkan sisa batang ground/arde sampai tertanam seluruhnya kedalam
tanah. Rapikan tanah diatas tempat batang ground/arde tersebut atau anda
juga bisa menggunakan adukan semen jika akan dibuat permanen.
4. Rapikan sisa kabel BC yang akan dihubungkan pada kotak pengaman. Anda bisa
menggunakan peralon jikakabel BC tersebut diletakkan diluar tembok atau anda
bisa tanam langsung didalam tembok kemudian ditutup dengan adukan
semen. Jangan lupa sisakan sedikit pada ujungnya(sekitar 20cm) buat
penyambungan ke kotak pengaman.
5. Untuk pemasangan kotak pengaman ada baiknya anda membaca cara
memasang box sekering jika anda memilihnya sebagai kotak pengaman atau
cara memasang box MCB jika dipilih sebagai kotak pengamannya. Pemasangan
box sekering. Seperti dijelaskan pada cara memasang box sekering, ada
baiknya kita pasang secara bersamaan dengan kabel NYM 3x4‐nya. Pertama
kita buat kotak pada tembok sedikit lebih besar dari box sekering tersebut,
dan bisa menggunakan kardus pembungkusnya sebagai ukuran. Kemudian
gunakan palu dan betel untuk membuat dudukan dari box sekering tersebut.
Buat juga jalur tempat kabel NYM 3x4 maupun jalur pipa saluran utama.
6. Untuk pemasangan kotak pengaman dan cara memasang box sekering :
Pemasangan box sekering. Seperti dijelaskan pada cara memasang box
sekering, ada baiknya kita pasang secara bersamaan dengan kabel NYM 3x4‐
nya. Pertama kita buat kotak pada tembok sedikit lebih besar dari box
sekering tersebut. Anda bisa menggunakan kardus pembungkusnya sebagai
ukuran. Kemudian gunakan palu dan betel untuk membuat dudukan dari box
sekering tersebut. Buat juga jalur tempat kabel NYM 3x4 maupun jalur pipa
saluran utama. Setelah selesai maka akan terlihat seperti gambar A (tampak
depan) dibawah ini.
Dari gambar diatas, gambar B menunjukkan
letak pemasangan terlihat dari samping,
begitu juga gambar C dimana dibuat lobang
tembus tembok untuk jalur kabel NYM 3x4.
Perlu diingat, nantinya apabila tembok
dirapikan maka pipa maupun kabel NYM
3x4‐nya tidak akan terlihat sehingga
buatlah kedalaman jalur tersebut
sedemikian rupa agar tercapai maksud
diatas.
Seperti halnya pada pemasangan box
sekering, pemasangan box MCB juga tak
jauh berbeda. Hanya saja ukuran kotak
dudukan box MCB sedikit lebih besar.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar.
Setelah selesai, pasang kotak pengaman maupun kabel NYM terlebih dahulu dan
perkuat dengan bantuan paku. Pekerjaan dilanjutkan dengan membuat saluran
utama instalasi dari kotak pengaman ke titik percabangan pertama. Atur pipa
instalasi sesuai jalur denah sampai titik percabangan pertama.

Dari denah terlihat ada daerah lekukan dan disinilah kita gunakan api dari korek gas
/ api lilin seperti disinggung pada pembahasan persiapan memasang instalasi
listrik. Gunakan korek gas / api lilin tersebut untuk membuat pola pada pipa
sesuai jalur belokan tersebut.Usahakan jangan sampai pipa tersebut
robek/berlubang. Jika sampai terjadi robek/berlubang anda bisa gunakan isolasi
untuk menutupnya. Untuk yang baru bisa dimaklumi, memang perlu keterampilan
tersendiri untuk membuatnya. Masukkan kabel saluran utama (hitam, biru, kuning
loreng) kedalam pipa tersebut dan jangan lupa dilebihkan +/‐ 20cm kemudian atur
pipa sesuai jalur dan gunakan klem untuk merapikannya. Pasang juga kotak
sambung (Kruis‐ doos) pada ujung dimana titik cabang pertama diletakkan.

Kita sampai pada titik cabang petama


dimana terdapat jalur cabang menuju
saklar 1, saklar 2 dan stop kontak 1. Dari
sini juga perlu ditinjau titik cabang 2
karena lampu 2 berasal dari saklar 2
dimana saklar 2 tersebut jalur kabelnya
berasal dari titik cabang 1. Untuk lebih
jelasanya, jalur kabel dari kedua titik
cabang tersebut terlihat seperti gambar
dibawah ini.

Untuk jalur kabel dari titik cabang 1


menuju saklar 1, saklar 2, dan stop kontak
1 terlihat seperti bagan disamping ini dan
cara memasang saklar dapat dilihat.

Space/ pencabangan sesuai dengan


dokumen lelang Bahan insolasi sesuai
dengan dokumen lelang Penyambungan
kabel sesuai dengan dokumen lelang
Penyambungan kabel fixtur lampu‐lampu
Intalasi/Konstruksi Panel
Instalasi/pemasangan dan test instalasi.

Ballast atau sesuai dokumen lelang, Starter atau sesuai dokumen lelang,
Persyaratan Bahan mengacu pada dokumen lelang, Matrial list mengacu pada
dokumen lelang
Sedangkan pemasangan pipa maupun
tempat dari saklar 1,
saklar 2, dan stop kontak 1 terlihat seperti
gambar dibawah ini. Gambar A
menjelaskan pembuatan jalur hubungan
antara tempat saklar 2 dengan tempat
saklar 1 didalam tembok dengan
memodifikasi(melobangi) masing‐ masing
tempat dari saklar tersebut, sedangkan
gambar B menjelaskan hubungan tempat
saklar 1 dan tempat stop kontak 1 yang
dipasang bersebelahan. Sebagai catatan :
untuk In bow doos (tempat dari saklar
maupun stop kontak) dalam
pemasangannya diusahakan agak dalam
sehingga nantinya ketika dipasang saklar
maupun stop kontak akan rapi tertata alias
rapat dengan tembok. Untuk
penyambungan kabel‐kabel diberi isolasi
standar SNI dililitkan menutupi sambungan
kabel sampai benar‐benar menutupi. Untuk
sambungan‐sambungan kabel yang
berdekatan + dan – diberi isolasi ganda
dan tidak sejajar cara penyambungannya.
Untuk titik cabang 5 sebenarnya hanya
buat berjaga‐jaga bila suatu saat instalasi
akan diperluas.

Penggunaannya bisa dihilangkan bila tidak diperlukan, sedangkan pemasangan stop


kontak 2 tentu saja tergantung dari ada atau tidaknya titik cabang 5 (jika ada titik
sambung 5 maka jalur penyambungan stop kontak 2 berasal dari titik sambung 5
tersebut, tetapi jika titik sambung 5 dihilangkan maka penyambungan stop kontak
2 diambil dari titik sambung 4.

Untuk pemasangan in bow doss maupun pipa intalasi dari saklar 3 & 4 maupun stop
kontak 2 di dalam tembok cara sama seperti penjelasan diatas.

XIV. PEKERJAAN TATA UDARA DAN VENTILASI BANGUNAN


1. AC Split : 7.00 Unit
2. Pipa Refrigerant 1/d isolasi & Assesoris : 105.00 M1
3. Pipa Drain AC dia. 25 mm : 105.00 M
4. Stop Kontak AC dan Instalasi : 7.00 Ttk
5. Material Bantu : 1.00 Ls
6. Parsial Test : 1.00 Ls

Pelaksanaan pekerjaan
- Tentukan posisi dimana ac split akan dipasang. Untuk menentukan letak dan
posisi yang terbaik buat AC split.
- Persiapkan AC split yang akan dipasang mulai dari Outdoor unit dan indoor unit
(cek semua kelengkapannya), bracket, kabel power supply, remote, pipa AC
- Lepas bracket yang menempel pada belakang indoor unit, lalu pasang pada
dinding dengan posisi yg anda inginkan. Memasang bracket indoor dapat anda
lakukan dengan memakunya dengan paku beton atau mengebornya bila ingin
menggunakan fisher, posisikan bracket indoor dengan waterpas agar tidak miring.
- Tentukan pada bagian mana drat nepel/pipa ac yg keluar pada indoor, bila pada
bagian kanan bawah dari bracket indoor. Teknisi harus membuat lubang atau
melubangi tembok yg diameter lubangnya sesuai dengan selang pembuangan air
dan pipa ac yg keluar dari indoor unit. Bila anda tidak ingin melubangi tembok
anda dapat mengeluarkan drat nepel/pipa ac yg keluar dari indoor melalui sisi
kanan atau kiri dari indoor yg sudah disediakan.
- Pasang indoor unit pada bracket dan posisikan drat nepel/pipa ac yg keluar dari
indoor unit pada lubang tembok.setelah indoor terpasang pada bracket, dorong
keatas dan tarik kebawah agar indoor terkunci dengan bracket.
- Persiapkan bahan untuk pemasangan pipa instalasi ac. Pipa instalasi ac ini terbuat
dari tembaga yg lentur dan mudah dibentuk dalam pelaksanaan pemasangannya,
hati-hati jangan sampai ada instalasi pipa ac yg tertekuk/penyok karena dapat
menghambat sirkulasi freon yg dapat menyebabkan ac tidak mau dingin/bekerja
dengan normal.

XV. PEKERJAAN PLUMBING


1. Pekerjaan Pipa PVC Air Kotor 4” : 40.00 M1
2. Pekerjaan Pipa Pembuangan Air Hujan PVC Air Kotor : 165.00 M1
3. Pekerjaan Pipa Pemasangan Air Hujan (Atap Dapur) : 8.00 M1

Pemasangan Pipa
 Pada Pipa‐pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan
segala macam jenis kotoran umpamanya bekas puing‐puing/batu, alat‐alat
bekas pakaian dan lain‐lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dan
kelancaran aliran air dalam pipa.
 Setiap pipa yang sudah dimasukkan kedalam galian harus langsung dipasang
dan disetel sambungannya dan kemudian diurung dengan bahan‐bahan yang
disetujui Direksi Pengawas. Serta dipadatkan dengan sempurna kecuali
pengurungan pada tempat‐tempat sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pengawas. Semua ujung pipa yang terakhir yang
pada saat pemasangannya berhenti, harus ditutup sehingga kotoran ataupun air
buangan tidak masuk kedalam pipa. Cara‐cara penutupan pada ujung pipa
tersebut harus disetujui Direksi Pengawas. Tikungan/belokkan
(Vertical/Horizontal) tanpa elbow/end dilaksanakan sedemikian rupa sehingga
sudut sambungan antara dua pipa tidak boleh lebih dari yang diizinkan oleh
pabrik pipa yang bersangkutan. Perubahan tanah peletakkan pipa
(belokan/tikungan) harus dilaksankan dengan penyambungan bend/elow yang
sesuai, begitu pula untuk percabangan harus dengan tee atau tee eros (sesuai
kebutuhannya). Peil dari peletakan pipa serta dalamnya terhadap muka tanah
asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan dan mendapat persetujuan
Direksi Pengawas. Pada waktu pemasangan pipa harus diperhatikan benar‐benar
mengenai kedudukan pipa agar pipa dipasang betul‐betul lurus serta pada peil
yang benar dan dasar pipa harus terletak rata, tidak boleh ada benda keras
yang memungkinkan rusaknya pipa dikemudian hari. Pada waktu pemasangan
pipa, galian untuk peletakan pipa harus kering, tidak boleh ada air sama sekali
dan bagian dalam. Semua pemasangan fitting penyambungan pipa seperti tee,
Elbaw/bens dan sebagiannya harus diberi blok‐blok penahan dari beton dengan
campuran 1 pc : 2 psr : 3 krl. Pada ujung‐ujung pipa yang terakhir harus
ditutup rapat air untuk mencegah masukkan kotoran/benda‐ benda asing/air
kotor kedalam pipa.
 Material yang gunakan untuk tutup ujung pipa tersebut harus bersih dan
bebas dari minyak/oli, ter/aspa/ atau bahan‐bahan pelumas lainnya. Semua
ujung pipa yang menuju septitack atau ujung kloset yang ditinggalkan
sementara akan ditutup (didop/pulg) dan diberi beton penahan sesuai arahan
Direksi.
 Apabila benar‐benar diperlukan, pemotong pipa dapat dilakukan Kontraktor
Pelaksana dengan persetujuan Direksi Pengawas dan harus dilaksanakan dengan
alat yang sesuai/ khusus untuk jenis atau bahan pipa yang dipasang, agar
benar‐benar terjamin penyambungannya yang baik sesuai dengan syarat‐syarat
teknis/petunjuk dari pabrik pipa yang bersangkutan. Ujung‐ujung bekas
pemotong harus dilakukan dengan alat‐alat yang sesuai misalnya gurinda.

Penyambungan Pipa
 Penyambungan pipa‐pipa dilaksanakan sesuai dengan petunjuk
penyambungan pipa dari pabrik, pembuat pipa dan atau berdasarkan
petunjuk‐petunjuk dari Direksi Pengawas.
 Penyambungan pipa yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut :
- Pipa GI (Galvanis Iron Pipe) dengan sambungan ulir.
- Pipa Polyvinil Caporitide ( PVC) dengan sambungan cincin karet (rubber
ring joint) atau dengan solvent Cement sesuai dengan daftar volume
pekerjaan.
- Sambungan dengan Solvent Cemet
- Bersihkan bagian pipa yang akan disambung dari debu, kotoran dan air.
- Beri tanda pada pipa sepanjang dalamnya socket.
- Oleskan solvent dengan kwas yang tipis sampai merata pada bagian ujung
luar pipa yang akan disambung sepanjang sama dengan bagian socket.
Kalau sudah diberi solvent cement, pipa segera ditekan masuk ke dalam
socket.

XVI. PEKERJAAN FIRE EXTINGGUISHER


1. Fire Extinguisher, CO2 Kapasitas 6 Kg (Lantai 1) : 1.00 Bh
2. Fire Extinguisher, CO2 Kapasitas 6 Kg (Lantai 2) : 1.00 Bh

Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan


 Penyusunan rencana pengadaan barang
Rencana pengadaan barang berdasarkan kriteria yang terdapat didalam spesifikasi
teknis barang.
 Purchasing Order/Pemesanan Barang
Pemesanan barang ke pabrikan/distributor barang tersebut.
 Pengiriman dan Pemeriksaan
Pengiriman ini tidak langsung ke lokasi akhir pekerjaan melainkan ke gudang
penyimpanan pihak rekanan, dengan maksud dan tujuan agar pihak rekanan dapat
kembali memeriksa/mengkroscek barang yang tiba apakah sudah sesuai dengan
pesanan/spesifikasi teknis barang yang diinginkan oleh pihak pengguna jasa.
XVII. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Pembuatan Tempat Wudhu + Kran & Instalasi : 1.00 Ls
2. Septictank dan Peresapan : 1.00 Bh
3. Perbaikan Pagar Besi : 46.00 M1
4. Pintu Besi Basemen : 1.00 Ls
5. Pompa Air : 2.00 Bh
6. Saluran Air : 55.00 M1
7. Kitchen Set : 1.00 Unit
8. Pemasangan Batu Alam Pada Dinding Eksterior : 1.00 Ls

Untuk pelaksanaan pembuatan septitank dilakukan rentan pertengahan pelaksanaan


pekerjaan secara umum guna mendapatkan posisi dan ketepatan pelaksanaan
dengan pekerjaan instalasi air kotor, tahapan‐tahapan pelaksanaan antara
lain :
- Pangukuran dan penyetelan mal kerja
- Proses galian tanah untuk septitank
- Pembuatan dinding dan lantai septitank baik pasangan bata atau cor‐coran
beton.
- Pembuatan lubang dudukan untuk pipa instalasi air kotor 2”
- Pembuatan cor‐coran penutup septitank dan pemasangan pipa udara

Pekerjaan Saluran Air


 Pada Pipa‐pipa yang sudah dipasang harus dicegah jangan sampai kemasukan
segala macam jenis kotoran umpamanya bekas puing‐puing/batu, alat‐alat
bekas pakaian dan lain‐lain kotoran yang dapat mengganggu kebersihan dan
kelancaran aliran air dalam pipa.
 Setiap pipa yang sudah dimasukkan kedalam galian harus langsung dipasang
dan disetel sambungannya dan kemudian diurung dengan bahan‐bahan yang
disetujui Direksi Pengawas. Serta dipadatkan dengan sempurna kecuali
pengurungan pada tempat‐tempat sambungan pipa harus diperiksa dan disetujui
terlebih dahulu oleh Direksi Pengawas. Semua ujung pipa yang terakhir yang
pada saat pemasangannya berhenti, harus ditutup sehingga kotoran ataupun air
buangan tidak masuk kedalam pipa.
 Cara‐cara penutupan pada ujung pipa tersebut harus disetujui Direksi
Pengawas. Tikungan/belokkan (Vertical/Horizontal) tanpa elbow/end
dilaksanakan sedemikian rupa sehingga sudut sambungan antara dua pipa tidak
boleh lebih dari yang diizinkan oleh pabrik pipa yang bersangkutan. Perubahan
tanah peletakkan pipa (belokan/tikungan) harus dilaksankan dengan
penyambungan bend/elow yang sesuai, begitu pula untuk percabangan harus
dengan tee atau tee eros (sesuai kebutuhannya). Peil dari peletakan pipa serta
dalamnya terhadap muka tanah asal harus diperiksa dengan teliti dan disaksikan
dan mendapat persetujuan Direksi Pengawas. Pada waktu pemasangan pipa
harus diperhatikan benar‐benar mengenai kedudukan pipa agar pipa dipasang
betul‐betul lurus serta pada peil yang benar dan dasar pipa harus terletak
rata, tidak boleh ada benda keras yang memungkinkan rusaknya pipa
dikemudian hari.
 Pada waktu pemasangan pipa, galian untuk peletakan pipa harus kering, tidak
boleh ada air sama sekali dan bagian dalam. Semua pemasangan fitting
penyambungan pipa seperti tee, Elbaw/bens dan sebagiannya harus diberi blok‐
blok penahan dari beton dengan campuran 1 pc : 2 psr : 3 krl. Pada ujung‐
ujung pipa yang terakhir harus ditutup rapat air untuk mencegah masukkan
kotoran/benda‐ benda asing/air kotor kedalam pipa.
PEKERJAAN FINISHING DAN ASBUILT DRAWING
1. Pembuatan Gambar Asbuilt Drawing
Pembuatan Laporan Harian, Mingguan, Bulanan Pekerjaan Pembuatan Asbuilt Drawing
Dokumentasi Kegiatan 0% ‐ 100 %
Pembuatan Laporan Penyelesaian Pekerjaan Administrasi kegiatan masa pemeliharaan
PHO & FHO Pekerjaan

2. Demobilisasi Peralatan
Demobilisasi yang dimaksud disini adalah penarikaan alat utama dari proyek hal ini
dilaksanakan apabila semua pekerjaan fisik oleh direksi dinyatakan selesai, untuk
masa pemeliharaan akan disediakan 1 set alat yang tetap disiapkan selama masa
pemeliharaan, dan untuk tenaga akan ditunjuk dan disiapkan stand bay dilokasi
minimal
2 orang selama masa pemeliharaan dan untuk kontrol dari pihak
kontraktor akan menyiapkan dan
menjadwalkan minimal 2x per minggu guna mengecek kondisi fisik pasca PHO.
Selama masa pemeliharaan kami berupaya untuk mengontrol fisik bangunan,
melakukan perbaikan, perawatan
& pelaporan setiap minggunya, bila mana terjadi kerusakan yang sifat teknis
dan non teknis kami tetap melakukan perbaikan dan penjagaan, item‐item masa
pemeliharaan antara lain :
 Perawatan Fisik Bangunan
 Cek dan Service
 Pengukuran kembali
 Dokumentasi selama masa pemeliharaan
 Penempatan & Penjadwalan kontrol personil perusahaan
 Penyediaan tenaga siap saat selama masa pemeliharaan
 Penyediaan set peralatan untuk service

3.Finishing Pekerjaan/Tahpa Akhir Pelaksanaan


Pekerjaan finishing yang dimaksud disini adalah melakukan penyempurnaan‐
penyempurnaan terhadap semua hasil pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan.
Selain itu juga pekerjaan finishing yang dimaksud disini adalah melakukan
pembersihan‐pembersihan diseluruh area atau lokasi pekerjaan dari sisa‐sisa bahan
yang sudah tidak terpakai. Pekerjaan finishing ini menjadi sangat penting karena
akan mencerminkan hasil akhir yang baik sehingga semua kekurangan‐kekurangan
yang ada sudah disempurnakan.

Setelah itu juga sebagai akhir dari proses pelaksanaan pekerjaan adalah melakukan
pengecekan bersama antara : Pemilik Proyek dan Kontraktor Pelaksana dalam rangka
melakukan dan melaksanakan Penyerahan Pekerjaan Tingkat Pertama (PHO). Setelah
dilakukan pengecekan, semua kekurangan dan kerusakan yang terjadi harus segera
diperbaiki sampai dengan pelaksanaan Penyerahan Tingkat Kedua (FHO). Semua
biaya-biaya yang timbul sebelum penyerahan kedua dilakukan adalah merupakan
tanggung jawab kontraktor.

4. Masa Pemeliharaan dan Jaminan Kondisifisik Pasca Pelaksanaan.


Masa Pemeliharaan merupakan bagian dari tanggung jawab dan komitmen perusahaan
terhadap peyedia jasa atau Direksi pemilik proyek, masa pemeliharaan ditentukan
180 hari kalender atau sesuai dokumen lelang, segala kerusakan yang timbul
selama masa pemeliharaan akan diadakan pemeliharaan sesuai dokumen lelang
untuk hal itu perusahaan akan meyediakan fasilitas‐fasilitas dan sumber daya
yang diperlukan untuk menunjang hal tersebut, bentuk‐bentuk peyediaan sumber
daya akan diadakan dan selalu berkoordinasi dengan pihak direksi hal‐ hal tersebut
antara lain :
Penyediaan sumberdaya manusia :
 Pengawas kontroling per minggu
 Tenaga penjaga full masa pemeliharaan
 Tenaga pekerja, tukang siap diterjunkan kelapangan setiap saat diperlukan
masing‐masing 2 pekerja dan 1 tukang ahli.
 Material on side dengan kapasitas pelaksanaan cukup untuk minimal 2 hari
dengan catatan kondisi perawatan sedang.

PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan untuk :
Kegiatan : Rehabilitasi Sedang/Berat Gedung Kantor
Pekerjaan : Rehab Asrama Mahasiswa Di Yogyakarta
Lokasi : Jl. Kantil – Bacirio – Yogyakarta

Metode pelaksanaan ini kami buat sebagai salah satu persyaratan dalam penawaran
pekerjaan ini dan tentunya dapat menjadi panduan dalam rangka melaksanakan
selanjutnya jika kami ditunjuk sebagai pemenang dan pelaksana pekerjaan ini.

Dan tentunya kami menyadari bahwa dalam penyampaian Metode Pelaksanaan ini
masih banyak kekurangannya sehingga kami masih membutuhkan bimbingan dari
Direksi atau Pengawas Pekerjaan dan Konsultan untuk mendapatkan metode
pelaksanaan pekerjaan yang lebih sempurna sehingga kami dapat melaksanakan
Pekerjaan dengan baik dan tepat waktu.

Metode ini kami buat dengan penuh tanggung jawab, yang bedasarkan speksifikasi
teknis yang diminta dalam dokumen lelang, dengan menggunakan sistem metode
kerja, take object preview and owner coordination semua pekerjaan dapat kami
selesaikan tepat waktu dengan mutu hasil kerja yang dapat dipertanggung jawabkan.

Samarinda, 25 Mei 2016


CV. PANCHA AGRO SARANA

AGUS SEDIYONO, ST
Wakil Direktur

Anda mungkin juga menyukai