Anda di halaman 1dari 25

TUGAS KELOMPOK MATEMATIKA UNTUK SOSIAL HUMANIORA

Dosen Pengampu: Ir. Drs. Parapat Gultom, MSIE, Ph.D, IPU. ASEAN Eng
Tema: Aplikasi Fungsi dalam Bidang Manajemen

D
I
S
U
S
U
N

O
L
E
H

Koordinator:Nafisah Anis (230502005)


Sekretaris: Ignatius Bagas Pardamean Manihuruk (230502218)
Anggota: Nicole Leona (230502056)
Jonathan J. P. Sianturi (230502072)
Johandi Rafael (230502118)
Ivana Audrey Sihaloho (230502181)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2023/2024
DAFTAR ISI
Fungsi Permintaan........................................................................................................................................3
Fungsi Penawaran.........................................................................................................................................4
Keseimbangan Pasar.....................................................................................................................................5
Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar.......................................................................................6
Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar.....................................................................................7
Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar..................................................................8
Keseimbangan Pasar Dua Jenis Barang......................................................................................................8
Analisis Break Even Point (BEP).................................................................................................................9
Fungsi biaya.................................................................................................................................................11
Keuntungan, Kerugian, dan Pulang Pokok...............................................................................................12
Penentuan Pendapatan Nasional................................................................................................................15
Fungsi Konsumsi, Tabungan, Investasi dan Pajak...................................................................................18
Pendapatan Nasional...................................................................................................................................21
Pendapatan Disposabel...............................................................................................................................22
Pendapatan Nasional Keseimbangan.........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................25
Fungsi Permintaan
Fungsi permintaan adalah suatu fungsi yang menunjukkan hubungan antara kuantitas barang
atau jasa yang diminta oleh konsumen dengan harga barang atau jasa tersebut. Fungsi permintaan
juga menunjukkan hubungan suatu barang yang diminta dengan faktor-faktor yang
mempengaruhinya. Fungsi permintaan mengikuti hukum permintaan yaitu apabila harga suatu
barang naik maka permintaan akan barang tersebut juga menurun dan sebaliknya apabila harga
turun maka permintaan akan barang tersebut meningkat.
Rumus Fungsi Permintaan
Bentuk umum fungsi permintaan dengan dua variabel adalah sebagai berikut :
Qd = a – bPd atau Pd = -1/b ( -a + Qd)

Keterangan :
a dan b = konstanta, dimana b harus bernilai negatif
b = ∆Qd / ∆Pd
Pd = harga barang per unit yang diminta
Qd = banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P ≥ 0, Q ≥ 0, serta dPd / dQ &lt ; 0
Contoh soal:
a. Pada saat harga buku Rp 20.000 per lusin permintaan akan buku tersebut sebanyak 10
lusin, dan ketika harga buku turun menjadi Rp 18.000 per lusin permintaannya menjadi
16 lusin. Carilah fungsi permintaannya!
Penyelesaian:
Dik:P1 = Rp 20.000
P2 = Rp 18.000
Q1= 10
Q2= 16
Dit: Qd=…?
P – P1/ P2 – P1 = Q – Q1/ Q2 – Q1
P – 20.000/ 18.000 – 20.000 = Q – 10/16 – 10
P – 20.000/ -2.000 = Q – 10/6
-2.000Q + 30.000 = 6P – 120.000
-2.000Q = 6P – 120.000 - 30.000
-2.000Q = 6P – 150.000
Q = 6P – 150.000 / -2.000
Q = -0,003P + 25
Q = 25 – 0,003P
b. Dalam suatu pasar diketahui fungsi permintaannya Qd = 40 – 2P. Berapakah jumlah
permintaan ketika harga harga (P) = 10?
Penyelesaian:
Dik : Qd = 40 – 2P
P =10
Dit : Q=….?
=> Qd = 40 – 2P
=> Qd = 40 – 2 (10)
=> Qd = 40 – 20
=> Qd = 20
Jadi, ketika harga (P) nya 20, maka jumlah permintaannya adalah 20.
Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga barang yang
ada dipasar dengan kuantitas penawaran yang ditawarkan oleh produsen. Hukum penawaran
menyatakan ketika harga barang dan jasa naik, kuantitas yang ditawarkan juga naik dan jika harga
barang dan jasa turun, kuantitas yang ditawarkan pun turun. Hal ini menunjukkan bahwa
penawaran dan harga barang yang ditawarkan memiliki hubungan yang positif, oleh karena itu
fungsi penawaran akan selalu positif. Bentuk umum fungsi penawaran:
(Q−a) 1
Qs = a + bPs atau P = atau (Q−a)
b b
Dimana:
a = konstanta
b = koefisien, dimana b harus bernilai positi
Qs = jumlah barang yang ditawarkan
Ps = harga barang yang ditawarkan

Bentuk fungsi penawaran:


P−P 1 Q−Q 1
P 2−P1
= Q2−Q1

Dimana:
P1 = harga awal Q1 = kuantitas awal
P2 = harga akhir Q2 = kuantitas akhir
Contoh soal:
a. Seorang peternak sapi menjual susu sapi hasil ternaknya. Ketika harga susu Rp
6.000/botol, ia dapat menjual sebanyak 150 botol dan pada saat harga susu menjadi Rp
10.000/botol, ia dapat menjual sebanyak 200 botol. Fungsi penawarannya adalah…
Penyelesaian:
Dik: P1= Rp 6.000 Q1= 150
P2= Rp 10.000 Q2= 200
Dit: Qs….?
P−6.000 Q−150
=
10.000−6.000 200−150

P−6.000 Q−150
=
4.000 50
(P – 6.000)(50) = (Q – 150)(4.000)
50P – 300.000 = 6.000Q – 900.000
6.000Q = 50P – 300.000 + 900.000
6.000Q = 50P + 600.000
50 P+ 600.000
Q=
6.000
Q = 0,008 + 100

b. Pada saat harga daging sapi Rp 60.000/kg jumlah daging yang ditawarkan 5.000 kg.
Pada saat harga naik menjadi Rp80.000/kg, jumlah daging yang ditawarkan naik
menjadi 6.000 kg. Fungsi penawarannya adalah…
Penyelesaian:
Dik: P1 = Rp 60.000 P2 = Rp 80.000
Q1 = 5.000 Q2 = 6.000
Dit: Qs….?
(P – P1 / P2 – P1) : (Q – Q1 / Q2 – Q1)
(P – 60.000 / 80.000 – 60.000) : (Q – 5.000 / 6.000 – 5.000)
(P – 60.000 / 20.000) : (Q -5.000 / 1.000)
20.000 x (Q – 5.000) = 1.000 x (P – 60.000)
20.000Q – 100.000.000 = 1.000P – 60.000.000
20.000Q = 1.000P – 60.000.000 + 100.000.000
20.000Q = 1.000P + 40.000.000
Q = (1.000P + 40.000.000) / 20.000
Q = (1.000/20.000P) + (40.000.000 / 20.000)
Q = 1/20P + 2.000

Judul buku: Penerapan Ilmu Matematika dalam Ekonomi & Bisnis


Penulis: Mesra B, S.E., M.M.
Penerbit: Deepublish
Tahun: September 2016

Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar atau ‘Eqiullibrium’ adalah suatu kondisi dimana keseimbangan harga (Pe)
tercapai. Keseimbangan harga (Pe) tercapai apabila jumlah barang yang diminta = jumlah barang
yang ditawarkan Qe >> Qd = Qs atau keseimbangan kuantitas (Qe) tercapai apabila harga barang
yang diminta = harga barang yang ditawarkan Pe >> Pd = Ps.
Contoh soal:
a. Untuk suatu barang, pada harga Rp 6.000 pengusaha menawarkan barang tersebut
sebanyak 30 buah, dan setiap kenaikan harga sebanyak Rp 2.000 maka jumlah barag
yang ditawarkan juga meningkat sebanyak 20. Pada harga Rp 5.000 jumlah permintaan
barang tersebut sebanyak 20 buah untuk kenaikan harga menjadi Rp 10.000 jumlah
permintaannya berkurang menjadi 10 buah. Bagaimanakah fungsi permintaan dan
fungsi penawaran barang tersebut!
Penyelesaian:
Mencari fungsi penawaran:
Dik: (P1, Qs1) = (6.000,30) dan ∆P = 2.000, ∆Qs = 20
(P – P1) = m (Qs – Qs1)
Dengan m = ∆P/∆Qs
= 2.000/20 = 100
Maka
(P – 6.000) = 100 (Qs – 30)
P – 6.000 = 100Qs + (100)(-30)P – 6.000 = 100Qs – 3000
P = 100Qs – 3.000 + 6.000P = 100Qs + 3000
Jadi fungsi penawarannya: P = 100Qs + 3000
Mencari fungsi permintaan:
Dik: (P1, Qd1) = (5.000, 20) dan (P2, Qd2) = (10.000, 10)
P−5.000 Qd−20
=
10.000−5.000 10−20
P−5.000 Qd−20
=
5.000 −10
5.000Qd−20
P – 5.000=
−10
P – 5.000 = -500 (Qd-20)
P – 5.000 = -500(Qd – 20)
P – 5.000 = -500Qd + (-5.00)(-20)
P – 5.000 = -500Qd + 10.000
P = -500Qd + 10.000 +5.000
P = -500Qd +15.000
Keseimbangan kuantitas (Q) tercapai:
Harga barang yangdiminta = harga barang yang ditawarkan
-500Q + 15.000 = 100Q +3.000
15.000 – 3.000 = 100Q + 500Q
12.000 = 600Q
Qe = 12.000/6.00
Qe = 20
b. Fungsi permintaan dan fungsi penawaran suatu barang diberikan sebagai berikut: Qd=
11P dan Qs= -4+2P. Dimanakah keseimbangan harga (Pe) dan keseimbangan kuantitas
(Qe) tercapai?
Penyelesaian:
Keseimbangan harga (Pe) tercapai:
Jumlah barang yang diminta = jumlah barang yang ditawarkan
Qe >> Qd = Qs
11 – P = -4 + 2P
11 + 4 = 3P + P
15 = 3P
Pe = 5
Keseimbangan kuantitas (Qe) tercapai:
Qe = 11 – 5 Qe = -4 + 2(5)
Qe = 6 Qe = -4 + 10
Qe = 6

Pengaruh Pajak Terhadap Keseimbangan Pasar


Pajak mempengaruhi keseimbangan pasar dengan cara meningkatkan harga barang yang
ditawarkan oleh produsen. Hal ini disebabkan karena setelah dikenakan pajak, produsen akan
berusaha mengalihkan beban pajak kepada konsumen dengan cara menawarkan harga jual yang
lebih tinggi. Akibatnya, keseimbangan pasar akan meningkat dan jumlah keseimbangan akan
menjadi lebih sedikit.

Contoh:

i. Jika fungsi permintaan akan beras dan fungsi penawaran akan beras yang diberikan
sebagai berikut: Pd = 50 – Q dan Ps = 30 + Q sedangkan pemerintah mengenakan pajak
sebesar 40 setiap unit beras yang diproduksi. Tentukan nilai keseimbangan pasar sebelum
pajak.
Penyelesaian:
Pd = 50 – Q
Ps = 30 + Q
t = 40

Pd = Ps
50 – Q = 30 + Q
-2Q = -20
Q = 10

Maka Pd = 50 – Q Ps = 30 + Q = 30 + 10 = 40
= 50 – 10 = 40
Jadi, nilai keseimbangan pasar sebelum pajak adalah Q, P = (10, 40)
ii. Jika fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh P = 10 – Q dan fungsi penawaran P
= 15Q + 2. Produk tersebut dikenakan pajak oleh pemerintah sebesar 100 rupiah per unit.
Berapa besar total penerimaan pajak oleh pemerintah?
Penyelesaian:
Keseimbangan sebelum pajak:
Pd = Ps
10 – Q = 15Q + 2
Q = 1/2; P = 10 – 1/2 = 9,5
E = (0,5; 9,5)

Keseimbangan setelah pajak:


Pd = Pst
10 – Q = 15Q + 2 + 3
10 – Q = 15Q + 5
Q = 0,31; P = 10 – 0,31 = 9,68
E (0,31; 9,68)

Besar penerimaan pajak oleh pemerintah:


T = t (Q setelah pajak)
T = 100 (0,31)
T = 31

Pengaruh Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar


Subsidi merupakan bantuan dari pemerintah kepada produsen dan konsumen, sehingga
mengurangi ongkos produksi dan membuat harga yang ditawarkan menjadi lebih rendah. Dalam
konteks fungsi penawaran setelah subsidi, harga penawaran baru dapat dihitung dengan rumus P =
F(Q). Subsidi terbagi menjadi tiga, yaitu subsidi yang dinikmati konsumen, subsidi yang dinikmati
produsen, dan subsidi yang dikeluarkan pemerintah.

Contoh:

i. Jika fungsi permintaan akan suatu komoditas adalah Qd = 10 – P sedangkan besarnya


fungsi penawaran Qs = -5 + 4P. Subsidi yang diberikan pemerintah adalah sebesar 4
rupiah setiap unit barang yang diproduksi. Tentukan berapakah jumlah dan harga barang
keseimbangan pasar sebelum subsidi.
Penyelesaian:
Qd = Qs
10 – P = -5 + 4P
-5P = -15
P=3
Maka Qd = 10 – P = 10 – 3 = 7
Qs = -5 + 4P = 7
Jadi nilai keseimbangan pasar sebelum subsidi adalah (3, 7)
ii. Jika fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh Pd = 20 – Q dan fungsi penawaran
Ps = 2Q + 6, pemerintah kemudian memberikan subsidi sebesar Rp 4 per unit produk.
Berapa harga dan jumlah keseimbangan pasar setelah subsidi?

Penyelesaian:

Pd = 20 – Q
Penawaran setelah pajak Ps = 2Q + 6 – 4 = 2Q + 2
Pd = Ps
20 – Q = 2Q + 2
Q=6
P = 15 – Q
P = 15 – 6
P=9
Maka, keseimbangan pasar setelah kena pajak adalah (6, 9).

Pengaruh Pajak dan Subsidi Terhadap Keseimbangan Pasar


Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat
dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal Balik yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Pajak ada yang langsung diterima oleh masyarakat
dan ada yang tidak diterima oleh masyarakat. Jenis-jenis pajak adalah pajak penghasilan (PPH),
pajak bumi dan bangunan (PBB), pajak pertambahan nilai (PPN). Sedangkan subsidi merupakan
lawan atau kebalikan dari pajak. Oleh karena itu subsidi sering disebut sebagai pajak negatif.
subsidi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat akan menyebabkan ongkos produksi yang
dikeluarkan oleh produsen menjadi lebih rendah dari pada ongkos produksi sebelum adanya atau
tanpa adanya subsidi.Yang menjadi indikator pengaruh pajak dan subsidipada keseimbangan pasar
yaitu pajak terhadap keseimbangan pasar dan subsidi terhadap keseimbangan pasar. Ternyata pajak
sangat berpengaruh terhadap atas penjualan selalu menambah harga barang yang ditawarkan.
Sehingga hanya mempengaruhi fungsi penawaran. Sedangkan pada fungsi permintaan tidak
mengalami Perubahan sama sekali. Sedangkan dengan adanya subsidi yang diberikan pemerintah
kepada masyarakat akan menyebabkan ongkos produksi yang dikeluarkan oleh produsen menjadi
lebih rendah dari pada ongkos produksi. Menyebabkan daya beli konsumen terhadap produk
tersebut meningkat.

Keseimbangan Pasar Dua Jenis Barang


Interaksi antara fungsi permintaan dan fungsi penawaran pada sebelumnya bahwa jumlah yang
diminta dan jumlaHyang ditawarsuatu akan suatu produk hanya dipengaruhi oleh harga produk
itusendiri. Tetapi sekarang akan terkepung fungsi perpermintaanan dan fungsi penawaran menjadi
fungsi yang mempunyai dua variabel bebas. Kvariabel pendidikan bebas yang mempengaruhi
jumlah yang diminta dan jumlah yang ditawarkansebuah adalah:
1. Harga produk itu sendiri
2. Harga produk lain yang saling berhubungan
Salah bicaradan ada dua macam produk X dan Y yang saling berhubungaNdimana Qadalah jumlah
yang diminta untuk produk X; Q, adalah jumlah yang diminta untuk produk Y; P adalah harga
barang X; dan P adalah harga barang Y, maka fungsi perpermintaan untuk kpendidikansebuah
produk tersebut dapat ditulis menjadi
Qax = a0 – a1 Px + a2Py
Qdy = b0 – b1 Px + b2Py
SedangkaNfungsi penawaran untukkpendidikan produk tersebut damenepukditulis menajadi
Qsx = -m0 + m1Px + m2Py
Qsy = -n0 + n1Px + n2 Py
Dimana
Qdx = jumlah yang diminta dari produk X
Qdy = Jumlah yang berkurang sebuah dari produk Y
Qsx = jumlah yang ditawar dari produk X
Qsy = Jumlah yang daku menawarkan sayangSayaproduk Y
Px = harga barang X
Py = Harga Barang Y
a0 b0 m0, dan n0 adalah saat itu juga
keseimbangan pasar alias terjadi apabila jumlah yang diminta dari produk X sama dengan jumlah
yang ditawarkan dari produk X atau (QQ) dan jumlah yang diminta produk Y sama dengan jumlah
yang ditawarkan sebuah dari produk Y atau (Q=0)
harga dan jumlah keseimbangan dapat di perdengan pemecahan kempat persamaan linier diatas.
Produk Fungsi perpermintaan dan fungsi penawaran dari dua macam produk yangmempunyai
hubungan subtitusi adalah sebagai berikut:

Carilah harga dan jumlah keseimbangan pasar?


Gunakanlah syarat keseimbangan pasar kemudian selesaikanlah persamaan (6.11) dan (6.13)
serta (6.12) dan (6.14) dengan menggunakan sebuah metode eliminasi sehingga diperoleh

Analisis Break Even Point (BEP)


Adalah teknik yang mempelajari hubungan antara volume penjualan dan profitabilitas.
BEP adalah kondisi di mana perusahaan tidak mendapat keuntungan dan juga tidak
menderita kerugian. Dalam kata lain, antara pendapatan dan biaya berada pada kondisi
yang sama, sehingga laba perusahaan adalah nol (penghasilan = total biaya). Analisis BEP
sangat membantu manajemen dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.

Metode perhitungan BEP dapat dilakukan dengan tiga cara:

1. Metode Persamaan: Menggunakan persamaan matematis.


2. Metode Margin Kontribusi: Berdasarkan margin kontribusi.
3. Metode Grafis: Menggunakan grafik.

BEP membantu menentukan tingkat aktivitas di mana pendapatan hasil penjualan sama
dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya tetapnya. Biaya variabel berubah sesuai
dengan perubahan volume produksi, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan
meskipun ada perubahan volume produksi. Contoh biaya variabel meliputi bahan mentah
dan upah buruh langsung, sedangkan biaya tetap melibatkan depresiasi aktiva tetap, sewa,
dan gaji pegawai.
Rumus BEP dapat dihitung dengan dua metode:

1. Metode Unit:
o BEP (dalam unit) = Biaya Tetap Total / (Harga Jual Satuan – Biaya Variabel
Satuan)
2. Metode Rupiah:
o BEP (dalam nominal rupiah) = Biaya tetap total / (1 – (Biaya Variabel Satuan /
Harga Jual Satuan)

https://kledo.com/blog/rumus-
bep/https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jiam/article/download/34692/32596

2. Dalam matematika ekonomi, penerimaan total adalah hasil kali antara harga perunit
produk dengan jumlah produk yang dijual. Fungsi penerimaan total ini biasanya
berbentuk persamaan parabola terbuka ke bawah dan merupakan bentuk umum yang
dihadapi oleh produsen yang beroperasi di pasar monopoli.

contoh soal:

1. Tentukan persamaan penerimaan total dan penerimaan rata-rata jika diketahui besar
penerimaan marginalnya (MR) = 20 - 5Q.
o Penerimaan total (TR) dapat dihitung dengan mengintegrasikan MR terhadap
jumlah produk (Q): [ TR = \int MR , dQ = \int (20 - 5Q) , dQ = 20Q -
\{5}{2}Q^2 + C ]

o Konstanta C adalah nilai penerimaan total saat tidak ada barang terjual (yaitu
sama dengan nol).
2. Fungsi permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen monopoli ditunjukkan oleh P
= 900 - 1,5Q. Jika terjual barang sebanyak 200 unit, kita dapat menghitung:
o Penerimaan total : ( R = Q \ P = 900Q - 1,5Q^2 )
o Penerimaan marjinal (MR): ( MR = \{dR}{dQ} = 225 )
o Penjualan sebanyak 200 unit menjadi 250 unit:
( R = 900(200) - 1,5(200)^2 = 120.000 )

 ( MR = 225 )
o Tingkat penjualan yang menghasilkan penerimaan total maksimum:
 ( R ) maksimum pada ( Q = -\{b}{2a} = 300 )
 Besarnya ( R ) maksimum: ( 1,5(300)^2 + 900(300) = 135.000 )

www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-surabaya/matematika-
ekonomi/materi-fungsi-biaya-matematika-ekonomi/40035093

Fungsi biaya
adalah fungsi yang menghubungkan biaya produksi barang atau jasa dengan jumlah
produk yang diproduksi, yang nilainya menunjukkan biaya pembuatan sejumlah
produk tertentu dengan menetapkan harga barang produksi. Fungsi biaya memiliki
beberapa tujuan, antara lain:
 Menjamin kelancaran kegiatan operasional perusahaan
 Dasar perhitungan harga pokok penjualan (HPP)
 Indikator penentuan margin profit
 Pedoman perencanaan pengeluaran

Fungsi biaya dapat ditentukan dengan menggunakan

rumus: TC = FC + VC

Di mana:

 TC adalah biaya total


 FC adalah biaya tetap
 VC adalah biaya variabel

Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah tergantung pada jumlah produk yang
diproduksi, seperti sewa, gaji, asuransi, dan lain-lain. Biaya variabel adalah biaya
yang berubah tergantung pada jumlah produk yang diproduksi, seperti bahan baku,
tenaga kerja langsung, listrik, dan lain-lain.

Contoh:

Sebuah perusahaan memproduksi sepatu dengan biaya tetap sebesar Rp 10.000.000


per bulan dan biaya variabel sebesar Rp 50.000 per pasang. Jika perusahaan
memproduksi
1.000 pasang sepatu per bulan, maka fungsi biaya perusahaan

adalah: TC = 10.000.000 + 50.000 \1.000

TC = 60.000.000

Jadi, biaya total perusahaan adalah Rp 60.000.000 per bulan.

Pengertian Biaya, Fungsi, Jenis, dan Klasifikasinya, Catat! - Finansialku Apa itu
Fungsi Biaya? - Greelane.comApa itu fungsi biaya? - YuBrain FUNGSI BIAYA -
DINUS

Keuntungan, Kerugian, dan Pulang Pokok

Matematika ekonomi merupakan alat penting dalam memahami dan melaksanakan


strategi bisnis. Salah satu konsep utama dalam matematika ekonomi adalah
keuntungan, kerugian, dan pulang pokok. Keuntungan adalah selisih positif antara total
penerimaan dan total biaya, sedangkan kerugian adalah selisih negatif antara total
penerimaan dan total biaya. Pulang pokok adalah titik di mana perusahaan tidak
mengalami keuntungan atau kerugian, yaitu ketika total penerimaan sama dengan total
biaya.

Analisis pulang pokok atau break-even point digunakan untuk menentukan titik di
mana perusahaan mencapai impas antara penerimaan dan biaya. Analisis ini berguna
untuk mengetahui jumlah produk yang harus dibekali agar perusahaan tidak
mendapatkan keuntungan atau kerugian. Jika perusahaan beroperasi di atas pulang
pokok, mereka akan mendapatkan keuntungan, tapi jika operasinya di bawah pulang
pokok, mereka akan mengalami kerugian.

Pulang Pokok = Total Biaya / (Harga Satuan - Marginal Cost)

Di sini, Harga Satuan adalah harga setiap unit barang yang dijual, dan Marginal Cost
adalah biaya tambahan yang diperlukan untuk memproduksi sebuah unit lagi. Dengan
mengetahui pulang pokok ini, perusahaan dapat memilih strategi yang sesuai untuk
mencapai keuntungan optimal.

Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk
menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R - C; perusahaan tidak
memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian.

Contoh Soal :

1. Penerimaan Total yang diperoleh PT. JAYA. Tbk saat terjadinya


kenaikan harga BBM ditunjukkan persamaan
R = -0,20Q2+150Q, sedangkan biaya total yang dikeluarkan
C = 0,20Q3-10Q2 +10Q +1500.
Hitunglah profit PT. LEBAY JAYA.Tbk jika dihasilkan dan
terjual barang sebanyak 50 dan 60 unit
Jawab:
T=R–C
=-0,20Q2 + 150Q - (0,20Q3 - 10Q2 +10Q +1500)
= -0,20Q3 + 9,8Q2 + 140Q – 1500

Q = 50 → 𝜋 = -0,20 (50)3 + 9,8 (50)2 + 140(50) – 1500


= -25.000 + 24.500 +7.000 – 1.500
= 4.500(keuntungan)

Q = 60 → π = -0,20 (60)3 + 9,8 (60)2 + 140(60) – 1500


= -43.200 + 35.820 + 8.400 – 1.500
= -480(kerugian)

2. Penerimaan total yang diperoleh sebuah perusahaan


ditunjukkan oleh persamaan R = -3Q2 + 750Q sedangkan biaya
total yang dikeluarkan C = 5Q2- 1000Q + 85.000
Jika tingkat produksi yang menghasilkan
penerimaan total maksimum 125 unit
Jawab:
Π=R–C
= -3Q + 750Q – 5Q2 – 1000Q + 85.000
Π = -8Q2 + 1750Q – 85.000

Maksimum=
Q = 125
Π = -8(125)2 + 1750(125) – 85.000
Π = -125.000 + 218.750 – 85.000
Π = 8.750 (keuntungan)
SOAL:

1. Penerimaan Total yang diperoleh PT. JAYA. Tbk saat terjadinya


kenaikan harga BBM ditunjukkan persamaan
R = -0,40Q2+120Q, sedangkan biaya total yang dikeluarkan
C = 0,30Q3-20Q2 +20Q +1350.
Hitunglah profit PT. LEBAY JAYA.Tbk jika dihasilkan dan
terjual barang sebanyak 45 dan 70 unit

Jawab:
T=R–C
=-0,40Q2 + 120Q - (0,30Q3 - 20Q2 +20Q +1350)
= -0,30Q3 + 19,6Q2 + 100Q – 1350

Q = 45 → π = -0,30 (45)3 + 19,6 (45)2 + 100(45) – 1350


= -27.337,5 + 39.690 +4.500 – 1.350
= 18.202,5(keuntungan)

Q = 70 → π = -0,30 (70)3 + 19,6 (70)2 + 100(70) – 1350


= -102.900 + 96.040 + 7.000 – 1.350
= -1.210(kerugian)

2. Penerimaan total yang diperoleh sebuah perusahaan


ditunjukkan oleh persamaan R = -3Q2 + 600Q sedangkan biaya
total yang dikeluarkan C = 5Q2- 1200Q + 55.000
Jika tingkat produksi yang menghasilkan penerimaan total
maksimum 100 unit
Jawab:
Π=R–C
= -2Q2 + 600Q – 3Q2 + 1200Q +
55.000 Π = -5Q2 + 1800Q – 55.000

Maksimum=
Q = 100
Π = -5(100)2 + 1800(100) – 55.000
Π = -50.000 + 180.000 – 55.000
Π = 75.000 (keuntungan)

Penentuan Pendapatan Nasional

Pendapatan nasional adalah nilai total output akhir suatu negara dari
semua barang dan jasa baru yang diproduksi dalam satu tahun. Pencatatan
pendapatan nasional merupakan sistem pembukuan yang digunakan
pemerintah untuk mengukur tingkat kegiatan ekonomi negara dalam
periode waktu tertentu. Catatan akuntansi seperti ini mencakup data
mengenai total pendapatan yang diperoleh perusahaan domestik, upah
yang dibayarkan kepada pekerja asing dan domestik, dan jumlah yang
dihabiskan untuk pajak penjualan dan pendapatan oleh perusahaan dan
individu yang tinggal di negara tersebut.
Ada dua metode menghitung pendapatan nasional yang paling sering
dipakai yakni metode pendapatan dan metode pengeluaran. Rumus
menghitung pendapatan nasional metode pengeluaran yakni
menjumlahkan komponen pengeluaran rumah tangga, pengeluaran
pemerintah, dan investasi (Y = C + G + I). Sementara rumus pendapatan
nasional metode pendapatan yakni menjumlahkan pendapatan sewa, upah,
bunga, dan keuntungan (Y = rent + wage + interest + profit).

Pendekatan Pengeluaran
Caranya adalah dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh para pelaku ekonomi suatu negara para periode tertentu.
Persamaannya: GDP = C + I + G + (X - M)
C (consumption): pengeluaran rumah
tangga. I (investment): pengeluaraan
perusahaan.
G: (government): pengeluaran pemerintah.
X - M: ekspor dikurangi impor atau ekspor bersih.

Pendekatan Pendapatan
Pada pendekatan ini, penyusutan dan pajak tidak langsung
dikurangi subsidi juga dimasukkan dalam penghitungan.
Persamaannya: GDP = s/w + r + i + p

Contoh soal:

1. Pendekatan
Pengeluaran Konsumsi =
100 triliun. Investasi = 150
triliun.
Konsumsi pemerintah = 110
triliun. Ekspor bersih = 75 triliun.
Hitung pendapatan nasionalnya!

Jawaban:
Pendapatan nasional = GDP = C + I + G + (X - M) = 100 + 150 + 110 +
75 = 435 triliun.
2. Pendekatan pendapatan

Gaji dan upah = 100 triliun.

Laba = 50 triliun.

Bunga = 35 triliun.

Sewa = 50 triliun.

Hitung pendapatan nasionalnya!

Jawaban:

Pendapatan nasional = GDP = 100 + 50 + 35 + 50 = 235 triliun.

SOAL

1. Pendekatan
Pengeluaran Konsumsi = 130
triliun. Investasi = 85 triliun.
Konsumsi pemerintah = 195
triliun. Ekspor bersih = 59 triliun.
Hitung pendapatan nasionalnya!

Jawaban:
Pendapatan nasional = GDP = C + I + G + (X - M) = 130 + 85 + 195 + 59
= 469 triliun.

2. Pendekatan

pendapatan Gaji dan upah

= 98 triliun. Laba = 65

triliun.

Bunga = 86 triliun.

Sewa = 43 triliun.

Hitung pendapatan nasionalnya!

Jawaban:

Pendapatan nasional = GDP = 98 + 65 + 86 + 43 = 292 triliun


Fungsi Konsumsi, Tabungan, Investasi dan Pajak

Membahas mengenai fungsi konsumsi dan tabungan, memang tak akan bisa lepas dari
yang namanya penghasilan. Hal ini dikarenakan dua hal tersebut memiliki keterkaitan
yang erat. Konsumsi adalah kegiatan penggunaan barang dan jasa rumah tangga
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari penghasilan yang
diperoleh.

Memiliki kesamaan seperti konsumsi, investasi juga berasal dari penghasilan. Namun,
perbedaannya terletak pada kegunaannya saja. Investasi memiliki asal dari penghasilan
yang disimpan. Untuk membuat pengelolaan keuangan yang baik dan benar, maka
perlu memahami fungsi konsumsi dan tabungan terlebih dahulu.

Dalam praktiknya, ada beberapa hal yang mempengaruhi fungsi konsumsi dan
tabungan. Di antaranya seperti ekonomi, kekayaan, penghasilan, suku bunga,
kemampuan hemat, dan dana pensiun.

- Fungsi konsumsi merupakan fungsi yang menunjukkan atau memiliki


hubungan antara konsumsi (C) dan pendapatan (Y).
- Fungsi tabungan merupakan fungsi yang memiliki hubungan
antara tabungan (S) dengan pendapatan (Y).
- Fungsi Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk
mendanai pembangunan di pusat dan daerah, seperti membangun
fasilitas umum, membiayai anggaran kesehatan dan pendidikan,
dan kegiatan produktif lain. Pemungutan pajak dapat dipaksakan
karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang.
- Fungsi Investasi oleh Pemerintah maupun swsta tidak terlepas
dari adanya pengaruh bunga. Jika Investasi dilambangkan dengan
I dan tingkat bunga di lambangkan dengan i (interest rate).

Contoh Soal:

1. Fungsi Konsumsi dan Tabungan


Fungsi konsumsi memiliki persamaan C = 15 + 0,75 Yd dan
pendapatan yang bisa dibelanjakan adalah Rp30 miliar. Maka
berapakah nilai konsumsi agregat dan berapa besar
keseimbangan pendapatan nasionalnya?

Penyelesaian:

Jika Yd = Rp 30 miliar, maka C = 15 + 0,75


(30). Jawabannya adalah C = 37,5 milyar.
Jadi, nilai konsumsi agregatnya sebesar 37,5 milyar.
Yd = C + S atau S = Yd – C
S = Yd – (15 + 0,75 Yd)

S = 0,75 Yd - 15
Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0

Jadi, 0 = 0,75 Yd – 15
0,75 Yd = 15
Yd = 60 milyar
C = 15 + 0,75 (60) = 60 milyar

Jadi, keseimbangan pendapatan nasionalnya sebesar 60 miliar.

2. Fungsi Pajak
Misalkan seorang karyawan mendapat gaji 5.000.000; per bulan atas
gaji tersebut pemerintah memungut pajak sebesar 10% . Pemerintah
sendiri memungut pajak dari masyarakatat sebesar 2.000.000;
berapa Pajak yang di terima Pemerintah.
Jawab :
Maka Total pajak yang diterima adalah pajak rutin yang di terima
dari masyarakat ditambah dengan 10 % dari gaji karyawan.
Maka besar pajak yang diterima Pemerintah yaitu
T = To + 0,1 x 5.000.000 = 2000.000 + 500.000 = 2.500.000;

3. Fungsi Investasi
PT. Bakrie Land, tbk melakukan Investasi dengan ditunjukkan fungsi
investasi I = 250 – 500 i, berapa besarnya investasi jika bunga bank
yang berlaku pada tahun 2012 adalah 12 %.
Berapa pula Investasi bila tingkat bunga tersebut sebesar 30 % ?
Jawab :
Fungsi Investasi I = 250 – 500 i
jika tingkat bunga i = 12 % = 0,12,
maka I = 250 – 500 (0,12)= 250 – 60=
190
jika tingkat bunga i = 30 % = 0, 30, maka besranya
investasi I = 250 – 500 (0,30)== 100
SOAL

1. Fungsi Konsumsi dan Tabungan


Fungsi konsumsi memiliki persamaan C = 10 + 0,65 Yd dan
pendapatan yang bisa dibelanjakan adalah Rp25 miliar. Maka
berapakah nilai konsumsi agregat dan berapa besar
keseimbangan pendapatan nasionalnya?

Penyelesaian:

Jika Yd = Rp 25 miliar, maka C = 10 + 0,65 (25).


Jawabannya adalah C = 26,25 milyar.
Jadi, nilai konsumsi agregatnya sebesar 26,25 milyar.

Yd = C + S atau S = Yd – C
S = Yd – (10 + 0,65 Yd)

S = 0,65 Yd - 10
Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0

Jadi, 0 = 0,65 Yd – 10
0,65 Yd = 10
Yd = 60 milyar
C = 10 + 0,65 (60) = 49 milyar

Jadi, keseimbangan pendapatan nasionalnya sebesar 49 miliar.

2. Fungsi Pajak
Misalkan seorang karyawan mendapat gaji 3.500.000; per bulan atas
gaji tersebut pemerintah memungut pajak sebesar 10% . Pemerintah
sendiri memungut pajak dari masyarakat sebesar 1.500.000; berapa
Pajak yang di terima Pemerintah.
Jawab :
Maka Total pajak yang diterima adalah pajak rutin yang di terima dari
masyarakat ditambah dengan 10 % dari gaji karyawan.
Maka besar pajak yang diterima Pemerintah
yaitu T = To + 0,1 x 3.500.000
= 1.500.000 + 350.000 = 1.850.000
3. Fungsi Investasi
PT. Bakrie Land, tbk melakukan Investasi dengan ditunjukkan fungsi
investasi I = 300 – 560 i, berapa besarnya investasi jika bunga bank yang
berlaku pada tahun 2012 adalah 15 %.
Berapa pula Investasi bila tingkat bunga tersebut sebesar 20 % ?
Jawab :
Fungsi Investasi I = 300 – 560 i
jika tingkat bunga i = 15 % = 0,15, maka I =
300 – 560 (0,15)= 216
jika tingkat bunga i = 20 % = 0,20, maka besranya investasi I =
300 – 560 (0,30) = 132

Pendapatan Nasional
a) Teori Singkat
Pendapatan Nasional adalah total nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam
suatu negara dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Pendapatan ini dapat
diukur dengan tiga pendekatan utama: pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran, dan
pendekatan pendapatan. Pendapatan Nasional merupakan indikator penting dalam
menilai kesejahteraan ekonomi suatu negara.
b) Contoh dan Jawaban
Dalam suatu negara, nilai total produksi tahun ini adalah Rp 10 triliun. Namun, sebagian
barang tersebut tidak dijual dan tersimpan sebagai stok di perusahaan. Berdasarkan
informasi ini, berapakah Pendapatan Nasional di negara tersebut?
Jawaban:
Jika barang tidak dijual dan tersimpan sebagai stok, nilai produksinya tetap dihitung
dalam Pendapatan Nasional. Jadi, Pendapatan Nasional di negara tersebut tetap Rp 10
triliun.

Contoh Soal 2:
Dalam sebuah negara, belanja pemerintah mencapai Rp 3 triliun, konsumsi rumah tangga
sebesar Rp 5 triliun, investasi swasta Rp 2 triliun, dan ekspor bersih Rp 1 triliun.
Berapakah Pendapatan Nasional negara tersebut?
Jawaban:
Pendapatan Nasional dapat dihitung dengan pendekatan pengeluaran:
Pendapatan Nasional = Konsumsi Rumah Tangga + Belanja Pemerintah + Investasi
Swasta + Ekspor Bersih
= Rp. 5 Triliun + 3 Triliun + 2 Triliun + 1 Triliun
= Rp. 11 Triliun

c) Perubahan Dua Angka dari No.2 dan Tentukan Jawabannya


Ubah angka dalam contoh soal kedua:
Dalam sebuah negara, belanja pemerintah mencapai Rp 4 triliun, konsumsi rumah tangga
sebesar Rp 6 triliun, investasi swasta Rp 3 triliun, dan ekspor bersih Rp 2 triliun.
Berapakah Pendapatan Nasional negara tersebut?
Jawaban:
Pendapatan Nasional = Rp. 6 Triliun + Rp. 4 Triliun + Rp. 3 Triliun + Rp. 2 Triliun
= Rp. 15 Triliun

Pendapatan Disposabel
a. Teori Singkat
Pendapatan Disposabel adalah jumlah pendapatan yang tersedia bagi individu atau rumah
tangga setelah dipotong pajak penghasilan. Ini adalah pendapatan yang dapat digunakan
untuk konsumsi atau tabungan setelah membayar pajak.

b. Contoh dan Jawab Masing-Masing 2 Soal


Contoh Soal 1:
Seorang individu memiliki pendapatan bruto tahunan sebesar $50,000. Pajak
penghasilannya adalah 20% dari pendapatan bruto. Berapa pendapatan disposabel
individu tersebut?

Jawaban:
Pendapatan disposabel = Pendapatan bruto - Pajak
Pendapatan disposabel = $50,000 - ($50,000 x 20%)
Pendapatan disposabel = $50,000 - $10,000
Pendapatan disposabel = $40,000

Contoh Soal 2:
Seorang keluarga memiliki pendapatan bruto bulanan sebesar $4,000. Pajak penghasilan
mereka adalah 15% dari pendapatan bruto. Berapa pendapatan disposabel bulanan
keluarga tersebut?

Jawaban:
Pendapatan disposabel = Pendapatan bruto - Pajak
Pendapatan disposabel = $4,000 - ($4,000 x 15%)
Pendapatan disposabel = $4,000 - $600
Pendapatan disposabel = $3,400

c. Perubahan Dua Angka dari No.2 dan Tentukan Jawabannya


Perubahan Soal 1:
Seorang individu memiliki pendapatan bruto tahunan sebesar $60,000. Pajak
penghasilannya adalah 25% dari pendapatan bruto. Berapa pendapatan disposabel
individu tersebut?
Jawaban:
Pendapatan disposabel = Pendapatan bruto - Pajak
Pendapatan disposabel = $60,000 - ($60,000 x 25%)
Pendapatan disposabel = $60,000 - $15,000
Pendapatan disposabel = $45,000

Perubahan Soal 2:
Seorang keluarga memiliki pendapatan bruto bulanan sebesar $5,000. Pajak penghasilan
mereka adalah 18% dari pendapatan bruto. Berapa pendapatan disposabel bulanan
keluarga tersebut?

Jawaban:
Pendapatan disposabel = Pendapatan bruto - Pajak
Pendapatan disposabel = $5,000 - ($5,000 x 18%)
Pendapatan disposabel = $5,000 - $900
Pendapatan disposabel = $4,100

Pendapatan Nasional Keseimbangan


a) Teori Singkat
Pendapatan Nasional Keseimbangan merujuk pada situasi di mana tingkat pengeluaran dalam
suatu perekonomian sama dengan tingkat pendapatan. Dalam kondisi ini, tidak ada kelebihan
atau kekurangan permintaan agregat, yang berarti tidak ada tekanan inflasi atau deflasi.
Pendapatan Nasional Keseimbangan juga dapat mencerminkan titik di mana total pengeluaran
sama dengan total pendapatan dalam perekonomian.

b) Contoh dan Jawab Masing-Masing 2 Soal


Contoh Soal 1:
Dalam sebuah negara, total pengeluaran (C + I + G + X - M) adalah $500 miliar. Selama periode
yang sama, total pendapatan nasional juga sebesar $500 miliar. Apakah ini menunjukkan kondisi
Pendapatan Nasional Keseimbangan?
Jawaban:
Ya, ini menunjukkan kondisi Pendapatan Nasional Keseimbangan. Keseimbangan tercapai
ketika total pengeluaran sama dengan total pendapatan, seperti yang terjadi dalam kasus ini.

Contoh Soal 2:
Dalam perekonomian tertentu, total pengeluaran diperkirakan mencapai $800 miliar dalam suatu
tahun. Namun, total pendapatan nasional hanya mencapai $750 miliar. Apakah ini menunjukkan
kondisi Pendapatan Nasional Keseimbangan?
Jawaban:
Tidak, ini tidak menunjukkan kondisi Pendapatan Nasional Keseimbangan. Kondisi
keseimbangan akan tercapai jika total pengeluaran sama dengan total pendapatan. Dalam kasus
ini, ada defisit dalam pendapatan nasional, menunjukkan ketidakseimbangan.

c) Perubahan Dua Angka dari No.2 dan Tentukan Jawabannya


Perubahan Soal 1:
Dalam sebuah negara, total pengeluaran (C + I + G + X - M) adalah $600 miliar. Selama periode
yang sama, total pendapatan nasional adalah $550 miliar. Apakah ini menunjukkan kondisi
Pendapatan Nasional Keseimbangan?

Jawaban:
Tidak, ini tidak menunjukkan kondisi Pendapatan Nasional Keseimbangan. Kondisi
keseimbangan akan tercapai jika total pengeluaran sama dengan total pendapatan. Dalam kasus
ini, terdapat defisit dalam pendapatan nasional, menunjukkan ketidakseimbangan.

Perubahan Soal 2:
Dalam perekonomian tertentu, total pengeluaran diperkirakan mencapai $700 miliar dalam suatu
tahun. Namun, total pendapatan nasional diperkirakan mencapai $700 miliar juga. Apakah ini
menunjukkan kondisi Pendapatan Nasional Keseimbangan?

Jawaban:
Ya, ini menunjukkan kondisi Pendapatan Nasional Keseimbangan. Keseimbangan tercapai
ketika total pengeluaran sama dengan total pendapatan, seperti yang terjadi dalam kasus ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=Mh3-
DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA5&dq=fungsi+permintaan+matematika+ekonomi&ots=nquH9l
DMtk&sig=voDQ29sMl69J-C8ACEwc33nGORc&redir_esc=y#v=onepage&q=fungsi
%20permintaan%20matematika%20ekonomi&f=false

https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/pengertian-contoh-soal-dan-jawaban-fungsi-
permintaan-dan-penawaran/

Fikri, A. J., Muhartini, A. A., Sahroni, O., Rahmawati, S. D., Febrianti, T., & Mahuda, I.
(2021). Analisis Penerapan Matematika Pada Ilmu Ekonomi Fungsi Pajak Dan Subsidi
Terhadap Keseimbangan Pasar. Jurnal Bayesian: Jurnal Ilmiah Statistika Dan
Ekonometrika, 1(2), 178-189.

Purnama, N. I. (2017). Pengaruh Pajak dan Subsidi pada Keseimbangan Pasar. Jurnal
Ekonomikawan, 16(1), 78085.

Anda mungkin juga menyukai