Dosen Pengampu: Ir. Drs. Parapat Gultom, MSIE, Ph.D, IPU. ASEAN Eng
Tema: Aplikasi Fungsi dalam Bidang Manajemen
D
I
S
U
S
U
N
O
L
E
H
Keterangan :
a dan b = konstanta, dimana b harus bernilai negatif
b = ∆Qd / ∆Pd
Pd = harga barang per unit yang diminta
Qd = banyaknya unit barang yang diminta
Syarat, P ≥ 0, Q ≥ 0, serta dPd / dQ < ; 0
Contoh soal:
a. Pada saat harga buku Rp 20.000 per lusin permintaan akan buku tersebut sebanyak 10
lusin, dan ketika harga buku turun menjadi Rp 18.000 per lusin permintaannya menjadi
16 lusin. Carilah fungsi permintaannya!
Penyelesaian:
Dik:P1 = Rp 20.000
P2 = Rp 18.000
Q1= 10
Q2= 16
Dit: Qd=…?
P – P1/ P2 – P1 = Q – Q1/ Q2 – Q1
P – 20.000/ 18.000 – 20.000 = Q – 10/16 – 10
P – 20.000/ -2.000 = Q – 10/6
-2.000Q + 30.000 = 6P – 120.000
-2.000Q = 6P – 120.000 - 30.000
-2.000Q = 6P – 150.000
Q = 6P – 150.000 / -2.000
Q = -0,003P + 25
Q = 25 – 0,003P
b. Dalam suatu pasar diketahui fungsi permintaannya Qd = 40 – 2P. Berapakah jumlah
permintaan ketika harga harga (P) = 10?
Penyelesaian:
Dik : Qd = 40 – 2P
P =10
Dit : Q=….?
=> Qd = 40 – 2P
=> Qd = 40 – 2 (10)
=> Qd = 40 – 20
=> Qd = 20
Jadi, ketika harga (P) nya 20, maka jumlah permintaannya adalah 20.
Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran merupakan fungsi yang menunjukkan hubungan antara harga barang yang
ada dipasar dengan kuantitas penawaran yang ditawarkan oleh produsen. Hukum penawaran
menyatakan ketika harga barang dan jasa naik, kuantitas yang ditawarkan juga naik dan jika harga
barang dan jasa turun, kuantitas yang ditawarkan pun turun. Hal ini menunjukkan bahwa
penawaran dan harga barang yang ditawarkan memiliki hubungan yang positif, oleh karena itu
fungsi penawaran akan selalu positif. Bentuk umum fungsi penawaran:
(Q−a) 1
Qs = a + bPs atau P = atau (Q−a)
b b
Dimana:
a = konstanta
b = koefisien, dimana b harus bernilai positi
Qs = jumlah barang yang ditawarkan
Ps = harga barang yang ditawarkan
Dimana:
P1 = harga awal Q1 = kuantitas awal
P2 = harga akhir Q2 = kuantitas akhir
Contoh soal:
a. Seorang peternak sapi menjual susu sapi hasil ternaknya. Ketika harga susu Rp
6.000/botol, ia dapat menjual sebanyak 150 botol dan pada saat harga susu menjadi Rp
10.000/botol, ia dapat menjual sebanyak 200 botol. Fungsi penawarannya adalah…
Penyelesaian:
Dik: P1= Rp 6.000 Q1= 150
P2= Rp 10.000 Q2= 200
Dit: Qs….?
P−6.000 Q−150
=
10.000−6.000 200−150
P−6.000 Q−150
=
4.000 50
(P – 6.000)(50) = (Q – 150)(4.000)
50P – 300.000 = 6.000Q – 900.000
6.000Q = 50P – 300.000 + 900.000
6.000Q = 50P + 600.000
50 P+ 600.000
Q=
6.000
Q = 0,008 + 100
b. Pada saat harga daging sapi Rp 60.000/kg jumlah daging yang ditawarkan 5.000 kg.
Pada saat harga naik menjadi Rp80.000/kg, jumlah daging yang ditawarkan naik
menjadi 6.000 kg. Fungsi penawarannya adalah…
Penyelesaian:
Dik: P1 = Rp 60.000 P2 = Rp 80.000
Q1 = 5.000 Q2 = 6.000
Dit: Qs….?
(P – P1 / P2 – P1) : (Q – Q1 / Q2 – Q1)
(P – 60.000 / 80.000 – 60.000) : (Q – 5.000 / 6.000 – 5.000)
(P – 60.000 / 20.000) : (Q -5.000 / 1.000)
20.000 x (Q – 5.000) = 1.000 x (P – 60.000)
20.000Q – 100.000.000 = 1.000P – 60.000.000
20.000Q = 1.000P – 60.000.000 + 100.000.000
20.000Q = 1.000P + 40.000.000
Q = (1.000P + 40.000.000) / 20.000
Q = (1.000/20.000P) + (40.000.000 / 20.000)
Q = 1/20P + 2.000
Keseimbangan Pasar
Keseimbangan pasar atau ‘Eqiullibrium’ adalah suatu kondisi dimana keseimbangan harga (Pe)
tercapai. Keseimbangan harga (Pe) tercapai apabila jumlah barang yang diminta = jumlah barang
yang ditawarkan Qe >> Qd = Qs atau keseimbangan kuantitas (Qe) tercapai apabila harga barang
yang diminta = harga barang yang ditawarkan Pe >> Pd = Ps.
Contoh soal:
a. Untuk suatu barang, pada harga Rp 6.000 pengusaha menawarkan barang tersebut
sebanyak 30 buah, dan setiap kenaikan harga sebanyak Rp 2.000 maka jumlah barag
yang ditawarkan juga meningkat sebanyak 20. Pada harga Rp 5.000 jumlah permintaan
barang tersebut sebanyak 20 buah untuk kenaikan harga menjadi Rp 10.000 jumlah
permintaannya berkurang menjadi 10 buah. Bagaimanakah fungsi permintaan dan
fungsi penawaran barang tersebut!
Penyelesaian:
Mencari fungsi penawaran:
Dik: (P1, Qs1) = (6.000,30) dan ∆P = 2.000, ∆Qs = 20
(P – P1) = m (Qs – Qs1)
Dengan m = ∆P/∆Qs
= 2.000/20 = 100
Maka
(P – 6.000) = 100 (Qs – 30)
P – 6.000 = 100Qs + (100)(-30)P – 6.000 = 100Qs – 3000
P = 100Qs – 3.000 + 6.000P = 100Qs + 3000
Jadi fungsi penawarannya: P = 100Qs + 3000
Mencari fungsi permintaan:
Dik: (P1, Qd1) = (5.000, 20) dan (P2, Qd2) = (10.000, 10)
P−5.000 Qd−20
=
10.000−5.000 10−20
P−5.000 Qd−20
=
5.000 −10
5.000Qd−20
P – 5.000=
−10
P – 5.000 = -500 (Qd-20)
P – 5.000 = -500(Qd – 20)
P – 5.000 = -500Qd + (-5.00)(-20)
P – 5.000 = -500Qd + 10.000
P = -500Qd + 10.000 +5.000
P = -500Qd +15.000
Keseimbangan kuantitas (Q) tercapai:
Harga barang yangdiminta = harga barang yang ditawarkan
-500Q + 15.000 = 100Q +3.000
15.000 – 3.000 = 100Q + 500Q
12.000 = 600Q
Qe = 12.000/6.00
Qe = 20
b. Fungsi permintaan dan fungsi penawaran suatu barang diberikan sebagai berikut: Qd=
11P dan Qs= -4+2P. Dimanakah keseimbangan harga (Pe) dan keseimbangan kuantitas
(Qe) tercapai?
Penyelesaian:
Keseimbangan harga (Pe) tercapai:
Jumlah barang yang diminta = jumlah barang yang ditawarkan
Qe >> Qd = Qs
11 – P = -4 + 2P
11 + 4 = 3P + P
15 = 3P
Pe = 5
Keseimbangan kuantitas (Qe) tercapai:
Qe = 11 – 5 Qe = -4 + 2(5)
Qe = 6 Qe = -4 + 10
Qe = 6
Contoh:
i. Jika fungsi permintaan akan beras dan fungsi penawaran akan beras yang diberikan
sebagai berikut: Pd = 50 – Q dan Ps = 30 + Q sedangkan pemerintah mengenakan pajak
sebesar 40 setiap unit beras yang diproduksi. Tentukan nilai keseimbangan pasar sebelum
pajak.
Penyelesaian:
Pd = 50 – Q
Ps = 30 + Q
t = 40
Pd = Ps
50 – Q = 30 + Q
-2Q = -20
Q = 10
Maka Pd = 50 – Q Ps = 30 + Q = 30 + 10 = 40
= 50 – 10 = 40
Jadi, nilai keseimbangan pasar sebelum pajak adalah Q, P = (10, 40)
ii. Jika fungsi permintaan suatu produk ditunjukkan oleh P = 10 – Q dan fungsi penawaran P
= 15Q + 2. Produk tersebut dikenakan pajak oleh pemerintah sebesar 100 rupiah per unit.
Berapa besar total penerimaan pajak oleh pemerintah?
Penyelesaian:
Keseimbangan sebelum pajak:
Pd = Ps
10 – Q = 15Q + 2
Q = 1/2; P = 10 – 1/2 = 9,5
E = (0,5; 9,5)
Contoh:
Penyelesaian:
Pd = 20 – Q
Penawaran setelah pajak Ps = 2Q + 6 – 4 = 2Q + 2
Pd = Ps
20 – Q = 2Q + 2
Q=6
P = 15 – Q
P = 15 – 6
P=9
Maka, keseimbangan pasar setelah kena pajak adalah (6, 9).
BEP membantu menentukan tingkat aktivitas di mana pendapatan hasil penjualan sama
dengan jumlah semua biaya variabel dan biaya tetapnya. Biaya variabel berubah sesuai
dengan perubahan volume produksi, sedangkan biaya tetap tidak mengalami perubahan
meskipun ada perubahan volume produksi. Contoh biaya variabel meliputi bahan mentah
dan upah buruh langsung, sedangkan biaya tetap melibatkan depresiasi aktiva tetap, sewa,
dan gaji pegawai.
Rumus BEP dapat dihitung dengan dua metode:
1. Metode Unit:
o BEP (dalam unit) = Biaya Tetap Total / (Harga Jual Satuan – Biaya Variabel
Satuan)
2. Metode Rupiah:
o BEP (dalam nominal rupiah) = Biaya tetap total / (1 – (Biaya Variabel Satuan /
Harga Jual Satuan)
https://kledo.com/blog/rumus-
bep/https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jiam/article/download/34692/32596
2. Dalam matematika ekonomi, penerimaan total adalah hasil kali antara harga perunit
produk dengan jumlah produk yang dijual. Fungsi penerimaan total ini biasanya
berbentuk persamaan parabola terbuka ke bawah dan merupakan bentuk umum yang
dihadapi oleh produsen yang beroperasi di pasar monopoli.
contoh soal:
1. Tentukan persamaan penerimaan total dan penerimaan rata-rata jika diketahui besar
penerimaan marginalnya (MR) = 20 - 5Q.
o Penerimaan total (TR) dapat dihitung dengan mengintegrasikan MR terhadap
jumlah produk (Q): [ TR = \int MR , dQ = \int (20 - 5Q) , dQ = 20Q -
\{5}{2}Q^2 + C ]
o Konstanta C adalah nilai penerimaan total saat tidak ada barang terjual (yaitu
sama dengan nol).
2. Fungsi permintaan yang dihadapi oleh seorang produsen monopoli ditunjukkan oleh P
= 900 - 1,5Q. Jika terjual barang sebanyak 200 unit, kita dapat menghitung:
o Penerimaan total : ( R = Q \ P = 900Q - 1,5Q^2 )
o Penerimaan marjinal (MR): ( MR = \{dR}{dQ} = 225 )
o Penjualan sebanyak 200 unit menjadi 250 unit:
( R = 900(200) - 1,5(200)^2 = 120.000 )
( MR = 225 )
o Tingkat penjualan yang menghasilkan penerimaan total maksimum:
( R ) maksimum pada ( Q = -\{b}{2a} = 300 )
Besarnya ( R ) maksimum: ( 1,5(300)^2 + 900(300) = 135.000 )
www.studocu.com/id/document/universitas-negeri-surabaya/matematika-
ekonomi/materi-fungsi-biaya-matematika-ekonomi/40035093
Fungsi biaya
adalah fungsi yang menghubungkan biaya produksi barang atau jasa dengan jumlah
produk yang diproduksi, yang nilainya menunjukkan biaya pembuatan sejumlah
produk tertentu dengan menetapkan harga barang produksi. Fungsi biaya memiliki
beberapa tujuan, antara lain:
Menjamin kelancaran kegiatan operasional perusahaan
Dasar perhitungan harga pokok penjualan (HPP)
Indikator penentuan margin profit
Pedoman perencanaan pengeluaran
rumus: TC = FC + VC
Di mana:
Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah tergantung pada jumlah produk yang
diproduksi, seperti sewa, gaji, asuransi, dan lain-lain. Biaya variabel adalah biaya
yang berubah tergantung pada jumlah produk yang diproduksi, seperti bahan baku,
tenaga kerja langsung, listrik, dan lain-lain.
Contoh:
TC = 60.000.000
Pengertian Biaya, Fungsi, Jenis, dan Klasifikasinya, Catat! - Finansialku Apa itu
Fungsi Biaya? - Greelane.comApa itu fungsi biaya? - YuBrain FUNGSI BIAYA -
DINUS
Analisis pulang pokok atau break-even point digunakan untuk menentukan titik di
mana perusahaan mencapai impas antara penerimaan dan biaya. Analisis ini berguna
untuk mengetahui jumlah produk yang harus dibekali agar perusahaan tidak
mendapatkan keuntungan atau kerugian. Jika perusahaan beroperasi di atas pulang
pokok, mereka akan mendapatkan keuntungan, tapi jika operasinya di bawah pulang
pokok, mereka akan mengalami kerugian.
Di sini, Harga Satuan adalah harga setiap unit barang yang dijual, dan Marginal Cost
adalah biaya tambahan yang diperlukan untuk memproduksi sebuah unit lagi. Dengan
mengetahui pulang pokok ini, perusahaan dapat memilih strategi yang sesuai untuk
mencapai keuntungan optimal.
Analisis Pulang Pokok (break-even) yaitu suatu konsep yang digunakan untuk
menganalisis jumlah minimum produk yang harus dihasilkan atau terjual agar
perusahaan tidak mengalami kerugian.
Keadaan pulang pokok (profit nol, π = 0 ) terjadi apabila R - C; perusahaan tidak
memperoleh keuntungan tetapi tidak pula menderita kerugian.
Contoh Soal :
Maksimum=
Q = 125
Π = -8(125)2 + 1750(125) – 85.000
Π = -125.000 + 218.750 – 85.000
Π = 8.750 (keuntungan)
SOAL:
Jawab:
T=R–C
=-0,40Q2 + 120Q - (0,30Q3 - 20Q2 +20Q +1350)
= -0,30Q3 + 19,6Q2 + 100Q – 1350
Maksimum=
Q = 100
Π = -5(100)2 + 1800(100) – 55.000
Π = -50.000 + 180.000 – 55.000
Π = 75.000 (keuntungan)
Pendapatan nasional adalah nilai total output akhir suatu negara dari
semua barang dan jasa baru yang diproduksi dalam satu tahun. Pencatatan
pendapatan nasional merupakan sistem pembukuan yang digunakan
pemerintah untuk mengukur tingkat kegiatan ekonomi negara dalam
periode waktu tertentu. Catatan akuntansi seperti ini mencakup data
mengenai total pendapatan yang diperoleh perusahaan domestik, upah
yang dibayarkan kepada pekerja asing dan domestik, dan jumlah yang
dihabiskan untuk pajak penjualan dan pendapatan oleh perusahaan dan
individu yang tinggal di negara tersebut.
Ada dua metode menghitung pendapatan nasional yang paling sering
dipakai yakni metode pendapatan dan metode pengeluaran. Rumus
menghitung pendapatan nasional metode pengeluaran yakni
menjumlahkan komponen pengeluaran rumah tangga, pengeluaran
pemerintah, dan investasi (Y = C + G + I). Sementara rumus pendapatan
nasional metode pendapatan yakni menjumlahkan pendapatan sewa, upah,
bunga, dan keuntungan (Y = rent + wage + interest + profit).
Pendekatan Pengeluaran
Caranya adalah dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh para pelaku ekonomi suatu negara para periode tertentu.
Persamaannya: GDP = C + I + G + (X - M)
C (consumption): pengeluaran rumah
tangga. I (investment): pengeluaraan
perusahaan.
G: (government): pengeluaran pemerintah.
X - M: ekspor dikurangi impor atau ekspor bersih.
Pendekatan Pendapatan
Pada pendekatan ini, penyusutan dan pajak tidak langsung
dikurangi subsidi juga dimasukkan dalam penghitungan.
Persamaannya: GDP = s/w + r + i + p
Contoh soal:
1. Pendekatan
Pengeluaran Konsumsi =
100 triliun. Investasi = 150
triliun.
Konsumsi pemerintah = 110
triliun. Ekspor bersih = 75 triliun.
Hitung pendapatan nasionalnya!
Jawaban:
Pendapatan nasional = GDP = C + I + G + (X - M) = 100 + 150 + 110 +
75 = 435 triliun.
2. Pendekatan pendapatan
Laba = 50 triliun.
Bunga = 35 triliun.
Sewa = 50 triliun.
Jawaban:
SOAL
1. Pendekatan
Pengeluaran Konsumsi = 130
triliun. Investasi = 85 triliun.
Konsumsi pemerintah = 195
triliun. Ekspor bersih = 59 triliun.
Hitung pendapatan nasionalnya!
Jawaban:
Pendapatan nasional = GDP = C + I + G + (X - M) = 130 + 85 + 195 + 59
= 469 triliun.
2. Pendekatan
= 98 triliun. Laba = 65
triliun.
Bunga = 86 triliun.
Sewa = 43 triliun.
Jawaban:
Membahas mengenai fungsi konsumsi dan tabungan, memang tak akan bisa lepas dari
yang namanya penghasilan. Hal ini dikarenakan dua hal tersebut memiliki keterkaitan
yang erat. Konsumsi adalah kegiatan penggunaan barang dan jasa rumah tangga
dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dari penghasilan yang
diperoleh.
Memiliki kesamaan seperti konsumsi, investasi juga berasal dari penghasilan. Namun,
perbedaannya terletak pada kegunaannya saja. Investasi memiliki asal dari penghasilan
yang disimpan. Untuk membuat pengelolaan keuangan yang baik dan benar, maka
perlu memahami fungsi konsumsi dan tabungan terlebih dahulu.
Dalam praktiknya, ada beberapa hal yang mempengaruhi fungsi konsumsi dan
tabungan. Di antaranya seperti ekonomi, kekayaan, penghasilan, suku bunga,
kemampuan hemat, dan dana pensiun.
Contoh Soal:
Penyelesaian:
S = 0,75 Yd - 15
Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0
Jadi, 0 = 0,75 Yd – 15
0,75 Yd = 15
Yd = 60 milyar
C = 15 + 0,75 (60) = 60 milyar
2. Fungsi Pajak
Misalkan seorang karyawan mendapat gaji 5.000.000; per bulan atas
gaji tersebut pemerintah memungut pajak sebesar 10% . Pemerintah
sendiri memungut pajak dari masyarakatat sebesar 2.000.000;
berapa Pajak yang di terima Pemerintah.
Jawab :
Maka Total pajak yang diterima adalah pajak rutin yang di terima
dari masyarakat ditambah dengan 10 % dari gaji karyawan.
Maka besar pajak yang diterima Pemerintah yaitu
T = To + 0,1 x 5.000.000 = 2000.000 + 500.000 = 2.500.000;
3. Fungsi Investasi
PT. Bakrie Land, tbk melakukan Investasi dengan ditunjukkan fungsi
investasi I = 250 – 500 i, berapa besarnya investasi jika bunga bank
yang berlaku pada tahun 2012 adalah 12 %.
Berapa pula Investasi bila tingkat bunga tersebut sebesar 30 % ?
Jawab :
Fungsi Investasi I = 250 – 500 i
jika tingkat bunga i = 12 % = 0,12,
maka I = 250 – 500 (0,12)= 250 – 60=
190
jika tingkat bunga i = 30 % = 0, 30, maka besranya
investasi I = 250 – 500 (0,30)== 100
SOAL
Penyelesaian:
Yd = C + S atau S = Yd – C
S = Yd – (10 + 0,65 Yd)
S = 0,65 Yd - 10
Keseimbangan pendapatan terjadi bila S = 0
Jadi, 0 = 0,65 Yd – 10
0,65 Yd = 10
Yd = 60 milyar
C = 10 + 0,65 (60) = 49 milyar
2. Fungsi Pajak
Misalkan seorang karyawan mendapat gaji 3.500.000; per bulan atas
gaji tersebut pemerintah memungut pajak sebesar 10% . Pemerintah
sendiri memungut pajak dari masyarakat sebesar 1.500.000; berapa
Pajak yang di terima Pemerintah.
Jawab :
Maka Total pajak yang diterima adalah pajak rutin yang di terima dari
masyarakat ditambah dengan 10 % dari gaji karyawan.
Maka besar pajak yang diterima Pemerintah
yaitu T = To + 0,1 x 3.500.000
= 1.500.000 + 350.000 = 1.850.000
3. Fungsi Investasi
PT. Bakrie Land, tbk melakukan Investasi dengan ditunjukkan fungsi
investasi I = 300 – 560 i, berapa besarnya investasi jika bunga bank yang
berlaku pada tahun 2012 adalah 15 %.
Berapa pula Investasi bila tingkat bunga tersebut sebesar 20 % ?
Jawab :
Fungsi Investasi I = 300 – 560 i
jika tingkat bunga i = 15 % = 0,15, maka I =
300 – 560 (0,15)= 216
jika tingkat bunga i = 20 % = 0,20, maka besranya investasi I =
300 – 560 (0,30) = 132
Pendapatan Nasional
a) Teori Singkat
Pendapatan Nasional adalah total nilai semua barang dan jasa yang dihasilkan dalam
suatu negara dalam jangka waktu tertentu, biasanya dalam setahun. Pendapatan ini dapat
diukur dengan tiga pendekatan utama: pendekatan produksi, pendekatan pengeluaran, dan
pendekatan pendapatan. Pendapatan Nasional merupakan indikator penting dalam
menilai kesejahteraan ekonomi suatu negara.
b) Contoh dan Jawaban
Dalam suatu negara, nilai total produksi tahun ini adalah Rp 10 triliun. Namun, sebagian
barang tersebut tidak dijual dan tersimpan sebagai stok di perusahaan. Berdasarkan
informasi ini, berapakah Pendapatan Nasional di negara tersebut?
Jawaban:
Jika barang tidak dijual dan tersimpan sebagai stok, nilai produksinya tetap dihitung
dalam Pendapatan Nasional. Jadi, Pendapatan Nasional di negara tersebut tetap Rp 10
triliun.
Contoh Soal 2:
Dalam sebuah negara, belanja pemerintah mencapai Rp 3 triliun, konsumsi rumah tangga
sebesar Rp 5 triliun, investasi swasta Rp 2 triliun, dan ekspor bersih Rp 1 triliun.
Berapakah Pendapatan Nasional negara tersebut?
Jawaban:
Pendapatan Nasional dapat dihitung dengan pendekatan pengeluaran:
Pendapatan Nasional = Konsumsi Rumah Tangga + Belanja Pemerintah + Investasi
Swasta + Ekspor Bersih
= Rp. 5 Triliun + 3 Triliun + 2 Triliun + 1 Triliun
= Rp. 11 Triliun
Pendapatan Disposabel
a. Teori Singkat
Pendapatan Disposabel adalah jumlah pendapatan yang tersedia bagi individu atau rumah
tangga setelah dipotong pajak penghasilan. Ini adalah pendapatan yang dapat digunakan
untuk konsumsi atau tabungan setelah membayar pajak.
Jawaban:
Pendapatan disposabel = Pendapatan bruto - Pajak
Pendapatan disposabel = $50,000 - ($50,000 x 20%)
Pendapatan disposabel = $50,000 - $10,000
Pendapatan disposabel = $40,000
Contoh Soal 2:
Seorang keluarga memiliki pendapatan bruto bulanan sebesar $4,000. Pajak penghasilan
mereka adalah 15% dari pendapatan bruto. Berapa pendapatan disposabel bulanan
keluarga tersebut?
Jawaban:
Pendapatan disposabel = Pendapatan bruto - Pajak
Pendapatan disposabel = $4,000 - ($4,000 x 15%)
Pendapatan disposabel = $4,000 - $600
Pendapatan disposabel = $3,400
Perubahan Soal 2:
Seorang keluarga memiliki pendapatan bruto bulanan sebesar $5,000. Pajak penghasilan
mereka adalah 18% dari pendapatan bruto. Berapa pendapatan disposabel bulanan
keluarga tersebut?
Jawaban:
Pendapatan disposabel = Pendapatan bruto - Pajak
Pendapatan disposabel = $5,000 - ($5,000 x 18%)
Pendapatan disposabel = $5,000 - $900
Pendapatan disposabel = $4,100
Contoh Soal 2:
Dalam perekonomian tertentu, total pengeluaran diperkirakan mencapai $800 miliar dalam suatu
tahun. Namun, total pendapatan nasional hanya mencapai $750 miliar. Apakah ini menunjukkan
kondisi Pendapatan Nasional Keseimbangan?
Jawaban:
Tidak, ini tidak menunjukkan kondisi Pendapatan Nasional Keseimbangan. Kondisi
keseimbangan akan tercapai jika total pengeluaran sama dengan total pendapatan. Dalam kasus
ini, ada defisit dalam pendapatan nasional, menunjukkan ketidakseimbangan.
Jawaban:
Tidak, ini tidak menunjukkan kondisi Pendapatan Nasional Keseimbangan. Kondisi
keseimbangan akan tercapai jika total pengeluaran sama dengan total pendapatan. Dalam kasus
ini, terdapat defisit dalam pendapatan nasional, menunjukkan ketidakseimbangan.
Perubahan Soal 2:
Dalam perekonomian tertentu, total pengeluaran diperkirakan mencapai $700 miliar dalam suatu
tahun. Namun, total pendapatan nasional diperkirakan mencapai $700 miliar juga. Apakah ini
menunjukkan kondisi Pendapatan Nasional Keseimbangan?
Jawaban:
Ya, ini menunjukkan kondisi Pendapatan Nasional Keseimbangan. Keseimbangan tercapai
ketika total pengeluaran sama dengan total pendapatan, seperti yang terjadi dalam kasus ini.
DAFTAR PUSTAKA
https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=Mh3-
DwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA5&dq=fungsi+permintaan+matematika+ekonomi&ots=nquH9l
DMtk&sig=voDQ29sMl69J-C8ACEwc33nGORc&redir_esc=y#v=onepage&q=fungsi
%20permintaan%20matematika%20ekonomi&f=false
https://www.akuntansilengkap.com/ekonomi/pengertian-contoh-soal-dan-jawaban-fungsi-
permintaan-dan-penawaran/
Fikri, A. J., Muhartini, A. A., Sahroni, O., Rahmawati, S. D., Febrianti, T., & Mahuda, I.
(2021). Analisis Penerapan Matematika Pada Ilmu Ekonomi Fungsi Pajak Dan Subsidi
Terhadap Keseimbangan Pasar. Jurnal Bayesian: Jurnal Ilmiah Statistika Dan
Ekonometrika, 1(2), 178-189.
Purnama, N. I. (2017). Pengaruh Pajak dan Subsidi pada Keseimbangan Pasar. Jurnal
Ekonomikawan, 16(1), 78085.