“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Standar Nasional Indonesia
Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau
seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun serta dilarang mendistribusikan
dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN
BSN
Email: dokinfo@bsn.go.id
www.bsn.go.id
Diterbitkan di Jakarta
SNI 9063:2022
Daftar isi
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Daftar isi ................................................................................................................................. i
Prakata .................................................................................................................................. ii
1 Ruang lingkup ................................................................................................................. 1
2 Acuan normatif ................................................................................................................ 1
3 Istilah dan definisi ........................................................................................................... 1
4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ......................................................................... 3
5 Perencanaan pengambilan contoh uji ............................................................................. 3
6 Persiapan pengambilan contoh uji ................................................................................ 23
7 Bahan ........................................................................................................................... 24
8 Peralatan ...................................................................................................................... 24
9 Cara Pengambilan contoh uji ........................................................................................ 25
10 Pengukuran parameter lapangan .................................................................................. 30
11 Penyimpanan contoh uji ................................................................................................ 30
12 Pengendalian mutu ....................................................................................................... 31
13 Rangkaian pengamanan contoh uji (chain of custody) .................................................. 31
14 Pelaporan ..................................................................................................................... 31
Lampiran A (informatif) Contoh formulir rencana pengambilan contoh uji parameter
mikrobiologi ......................................................................................................................... 32
Lampiran B (informatif) Contoh pengukuran debit air sungai, anak sungai, dan sejenisnya
untuk penentuan titik pengambilan contoh uji ...................................................................... 34
Lampiran C (informatif) Contoh dokumen pendukung dan rekaman lapangan ..................... 36
Bibliografi ............................................................................................................................. 39
© BSN 2022 i
SNI 9063:2022
Prakata
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 9063:2022 dengan judul Metode pengambilan contoh uji air dan air limbah untuk
parameter mikrobiologi yang dalam Bahasa Inggris berjudul Sampling method for
microbiological parameters on water and wastewater merupakan standar yang disusun
dengan metode pengembangan sendiri dan ditetapkan oleh BSN Tahun 2022.
Standar ini disusun oleh Komite Teknis 13-03 Kualitas Lingkungan. Standar ini telah dibahas
dan disetujui dalam rapat konsensus secara virtual pada tanggal 10 Desember 2021.
Konsensus ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan (stakeholder) terkait, yaitu perwakilan
dari pemerintah, pelaku usaha, konsumen, dan pakar. Standar ini telah melalui tahap jajak
pendapat pada tanggal 27 Desember 2021 sampai dengan 25 Februari 2022, dengan hasil
akhir disetujui menjadi SNI.
Perlu diperhatikan bahwa kemungkinan beberapa unsur dari dokumen Standar ini dapat
berupa hak paten. Badan Standardisasi Nasional tidak bertanggung jawab untuk
pengidentifikasian salah satu atau seluruh hak paten yang ada.
© BSN 2022 ii
SNI 9063:2022
Metode pengambilan contoh uji air dan air limbah untuk parameter
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
mikrobiologi
1 Ruang lingkup
Standar ini menetapkan metode pengambilan contoh uji parameter mikrobiologi yang berada
dalam badan air meliputi badan air permukaan (sungai, anak sungai, dan sejenisnya; danau
dan sejenisnya; rawa dan lahan basah lainnya) dan air dari akuifer, air bahan baku air minum,
dan air limbah.
2 Acuan normatif
Dokumen acuan berikut sangat diperlukan untuk penerapan Standar ini. Untuk acuan tidak
bertanggal, berlaku edisi terakhir dari dokumen acuan tersebut (termasuk seluruh
perubahan/amandemennya).
SNI 6989.11, Air dan air limbah – Bagian 11: Cara uji derajat keasaman (pH) dengan
menggunakan pH meter
SNI 6989.14, Air dan air limbah – Bagian 14: Cara uji oksigen terlarut secara yodometri
(modifikasi azida)
SNI 6989.23, Air dan air limbah – Bagian 23: Cara uji suhu dengan termometer
Untuk keperluan penggunaan Standar ini, berlaku istilah dan definisi sebagai berikut:
3.1
mikroorganisme
makhluk hidup sederhana yang terbentuk dari satu atau beberapa sel yang hanya dapat dilihat
dengan mikroskop, misalnya bakteri, khamir, kapang, ameba
3.2
badan air
air yang terkumpul dalam suatu wadah baik alami maupun buatan yang mempunyai tabiat
hidrologikal, wujud fisik, kimiawi, dan hayati
3.3
sungai, anak sungai, dan sejenisnya
alur atau wadah air alami dan/atau buatan berupa jaringan pengaliran air beserta air
didalamnya mulai dari hulu sampai muara, dengan dibatasi kanan dan kiri oleh garis
sempadan
3.4
danau dan sejenisnya
tempat limpasan air permukaan dan/atau pada aliran air tanah yang berkumpul pada suatu
titik yang nisbi lebih rendah daripada wilayah sekitarnya, baik secara alami maupun buatan
3.5
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
rawa dan lahan basah lainnya
wadah air beserta air dan daya air yang terkandung di dalamnya, tergenang secara terus
menerus atau musiman, terbentuk secara alami di lahan yang relatif datar atau cekung dengan
endapan mineral atau gambut, dan ditumbuhi vegetasi, yang merupakan suatu ekosistem
3.6
akuifer
lapisan batuan/tanah jenuh air tanah yang dapat menyimpan dan meneruskan air tanah dalam
jumlah cukup dan ekonomis
3.7
akuifer tertekan (akuifer artesis)
akuifer yang dibatasi di bagian atas dan bawahnya oleh lapisan kedap air
3.8
akuifer tak tertekan
akuifer yang dibatasi di bagian atasnya oleh muka air tanah bertekanan sama dengan tekanan
udara luar (1 atmosfer) dan dibagian bawahnya oleh lapisan kedap air
3.9
air bahan baku air minum
air hasil olahan sebagai sumber air minum
3.10
air minum
air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat
kesehatan dan dapat langsung diminum
3.11
air limbah
air yang berasal dari suatu proses dalam suatu kegiatan
3.12
metalimnion atau termoklin
lapisan air danau dan sejenisnya yang mengalami penurunan suhu cukup besar (lebih dari 1
°C/m) yang berada di antara epilimnion dan hipolimnion
3.13
hipolimnion
lapisan bawah air danau dan sejenisnya yang mempunyai suhu relatif sama dan lebih dingin
dari lapisan di atasnya, biasanya lapisan ini mengandung kadar oksigen yang rendah dan
relatif stabil
3.14
epilimnion
lapisan atas air danau dan sejenisnya, letaknya di atas termoklin
3.15
air bebas mineral
air yang diperoleh dengan cara penyulingan ataupun proses demineralisasi
3.16
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
reservoir pelayanan
bangunan unit pengolahan air pada instalasi pengolahan air minum yang berfungsi sebagai
penampungan air hasil olahan setelah melalui keseluruhan tahapan pengolahan air minum
3.17
oksigen terlarut (Dissolved Oxigen, DO)
jumlah miligram oksigen yang terlarut dalam air atau air limbah yang dinyatakan dengan mg
O2/L
Risiko kecelakaan kerja saat pengambilan contoh uji dapat dikurangi dengan menerapkan:
CATATAN Peralatan K3 yang secara umum digunakan diuraikan dalam subpasal 8.5.
5.1 Umum
CATATAN Tujuan pengambilan contoh uji air antara lain untuk pengumpulan data rona awal
lingkungan, pemantauan lingkungan, pengawasan/penegakan hukum, dan penelitian.
2) lakukan pengumpulan data dan informasi sesuai dengan tujuan pengambilan contoh uji
dan jenis contoh uji yang akan diambil. Contoh data dan informasi yang diperlukan dapat
dilihat pada Tabel 1;
Tabel 1 – Contoh data dan informasi minimum berdasarkan jenis contoh uji
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Jenis contoh uji
No. Data dan informasi Air Air dari Air bahan baku Air
permukaan akuifer air minum limbah
1. Denah lokasi pengambilan contoh
uji dan kondisi di sekitarnya
2. usaha/kegiatan yang berada di
sekitar lokasi pengambilan contoh - -
uji
3. ukuran penampang air permukaan - - -
4. debit air -
5. jenis usaha dan/atau kegiatan - - -
6. denah area usaha dan/atau
kegiatan
- - -
7. kapasitas produksi - -
8. proses produksi - -
9. neraca air limbah - - -
10. proses pengolahan limbah - - -
11. informasi RKL/RPL untuk
pemantauan
- - -
12. kualitas air (terutama kadar
residual klorin, Cu, dan Zn)*
* Dipersyaratkan jika diduga contoh uji mengandung residual klorin, Cu, dan Zn berdasarkan
justifikasi personel pengambil contoh uji
3) jika data dan informasi pada langkah 2) tidak tersedia, lakukan survei lokasi pengambilan
contoh uji;
4) lakukan penyusunan dokumen perencanaan pengambilan contoh uji sesuai tahapan
pada Gambar 1;
5) gunakan dokumen perencanaan pengambilan contoh uji untuk menghindari
ketidaksesuaian saat dilakukan pengambilan contoh uji (Lihat Lampiran A untuk contoh
dokumen perencanaan).
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
(1) tentukan tujuan pengambilan contoh uji ujinya, lokasi, dan jumlah titik pengambilan
contoh uji (lihat subpasal 5.2)
(8) tentukan cara penyimpanan contoh uji (7) tentukan jenis dan jumlah wadah contoh
dan batas maksimum waktu simpan contoh uji (lihat subpasal 5.6)
uji sebelum diuji (lihat subpasal 5.7)
Untuk menentukan lokasi dan titik pengambilan contoh uji, lakukan hal berikut:
a) tentukan lokasi dan titik pengambilan contoh uji sesuai dengan tujuan pengambilan contoh
uji pada badan air permukaan, dan/atau air dari akuifer, dan/atau air bahan baku air
minum, dan/atau air limbah;
b) tentukan lokasi dan titik pengambilan contoh uji berdasarkan subpasal 5.2.1 sampai
dengan 5.2.4.
5.2.1 Lokasi dan titik pengambilan contoh uji badan air permukaan
Lakukan penentuan lokasi dan titik pengambilan contoh uji badan air permukaan sebagai
berikut:
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
sumbernya berasal dari tinja, sehingga titik pengambilan contoh uji di badan air secara
umum dilakukan pada kedalaman ± 20 cm dari permukaan;
c) tentukan lokasi dan titik pengambilan contoh uji badan air permukaan berdasarkan
subpasal 5.2.1.1 sampai dengan 5.2.1.4.
5.2.1.1 Lokasi dan titik pengambilan contoh uji air sungai, anak sungai, dan sejenisnya
5.2.1.1.1 Lokasi pengambilan contoh uji air sungai, anak sungai, dan sejenisnya
Tentukan lokasi pengambilan contoh uji air sungai, anak sungai, dan sejenisnya, sesuai Tabel
2 berikut:
Tabel 2 – Lokasi pengambilan contoh uji air sungai, anak sungai dan sejenisnya
No. Lokasi pengambilan contoh uji Titik lokasi pengambilan contoh uji
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
No. Lokasi pengambilan contoh uji Titik lokasi pengambilan contoh uji
5.2.1.1.2 Titik pengambilan contoh uji air sungai, anak sungai, dan sejenisnya
Tentukan jumlah titik pengambilan contoh uji air sungai, anak sungai, dan sejenisnya dengan
cara berikut:
1) lakukan pengumpulan data karakteristik sungai, anak sungai, dan sejenisnya seperti lebar
sungai, kedalaman sungai, dan debit rata-rata tahunan dari instansi yang berwenang;
2) jika data pada langkah 1) tidak tersedia, lakukan survey pendahuluan di lokasi pengambilan
contoh uji;
3) lakukan pengukuran debit air secara representatif berdasarkan lebar, kedalaman, dan
kecepatan aliran sungai (contoh pengukuran debit air dapat dilihat di Lampiran B);
4) tentukan jumlah titik pengambilan contoh uji berdasarkan hasil pengukuran debit air sesuai
Tabel 3 bila tujuan pengambilan contoh uji untuk mengukur kualitas air berdasarkan rata-
rata densitas mikroba.
Tabel 3 – Titik pengambilan contoh uji air sungai, anak sungai, dan sejenisnya
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
berdasarkan debit air
A
B
Keterangan:
A adalah jarak 1/2 kali lebar sungai;
B adalah jarak 1/2 kali kedalaman sungai dari permukaan;
adalah titik pengambilan contoh uji.
2. 5 m3/detik sampai dengan 150 Titik pengambilan contoh uji pada 4 (empat) titik masing-
m3/detik masing pada jarak 1/3 lebar sungai dan 2/3 lebar sungai
dengan kedalaman masing-masing titik 1/5 kali kedalaman
dari permukaan dan 4/5 kali kedalaman dari permukaan.
C C C
D
E
Keterangan:
C adalah jarak 1/3 kali lebar sungai;
D adalah jarak 1/5 kali kedalaman sungai dari permukaan;
E adalah jarak 4/5 kali kedalaman sungai dari permukaan;
adalah titik pengambilan contoh uji.
3. > 150 m3/detik Titik pengambilan contoh uji pada 6 (enam) titik pada jarak
1/ lebar sungai, 1/ lebar sungai, dan 3/ lebar sungai dengan
4 2 4
kedalaman masing-masing titik 1/5 kali kedalaman dari
permukaan dan 4/5 kali kedalaman dari permukaan.
F F F F
G
H
Keterangan:
F adalah jarak 1/4 kali lebar sungai;
G adalah jarak 1/5 kali kedalaman sungai dari permukaan;
H adalah jarak 4/5 kali kedalaman sungai dari permukaan;
adalah titik pengambilan contoh uji.
5.2.1.2 Lokasi dan titik pengambilan contoh uji air danau dan sejenisnya
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
5.2.1.2.1 Lokasi pengambilan contoh uji air danau dan sejenisnya
Pengambilan contoh uji air danau dan sejenisnya disesuaikan dengan tujuan pengambilan
contoh uji, umumnya dilakukan di:
Tentukan jumlah titik pengambilan contoh uji air danau dan sejenisnya dengan langkah
sebagai berikut:
1) lakukan pengumpulan data karakteristik danau dan sejenisnya seperti kedalaman dan luas
dari instansi yang berwenang;
2) jika data pada langkah 1) tidak tersedia, lakukan survey pendahuluan di lokasi
pengambilan contoh uji;
3) tentukan lapisan air danau dan sejenisnya berdasarkan suhu dengan cara stratifikasi
sebagai berikut:
a) ukur kedalaman danau dan sejenisnya;
b) tentukan titik pengukuran suhu dalam satu kolom air;
c) lakukan pengukuran suhu sesuai titik yang telah ditentukan;
d) berdasarkan hasil pengukuran suhu, tentukan lapisan air danau dan sejenisnya;
Tabel 4 – Titik pengambilan contoh uji air danau dan sejenisnya berdasarkan
kedalaman
Keterangan:
adalah titik pengambilan contoh uji.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Kedalaman danau dan
No. Titik pengambilan contoh uji
sejenisnya
2. 10 m sampai dengan 30 m Titik pengambilan contoh uji pada 3 (tiga) titik yaitu
permukaan, lapisan metalimnion, dan bagian dasar.
A
B
C
Keterangan:
A adalah epilimnion;
B adalah metalimnion;
C adalah hipolimnion;
adalah titik pengambilan contoh uji.
3. 31 m sampai dengan 100 m Titik pengambilan contoh uji pada 4 (empat) titik yaitu di
permukaan, di lapisan metalimnion, di bagian atas dan
bagian dasar lapisan hipolimnion
A
B
C
Keterangan:
A adalah epilimnion;
B adalah metalimnion;
C adalah hipolimnion;
adalah titik pengambilan contoh uji.
5.2.1.3 Lokasi dan titik pengambilan contoh uji air rawa dan lahan basah lainnya
5.2.1.3.1 Lokasi pengambilan contoh uji air rawa dan lahan basah lainnya
Penentuan lokasi pengambilan contoh uji air rawa dan lahan basah lainnya, disesuaikan
dengan tujuan pengambilan contoh uji, umumnya dilakukan di:
5.2.1.3.2 Titik pengambilan contoh uji air rawa dan lahan basah lainnya
1) tentukan titik pengambilan contoh uji sesuai ketentuan pada subpasal 5.2.1 a);
2) jumlah titik disesuaikan dengan lokasi pengambilan contoh uji dan topografi rawa atau
lahan basah lainnya.
5.2.2 Lokasi dan titik pengambilan contoh uji air dari akuifer
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Tentukan lokasi dan titik pengambilan contoh uji air dari akuifer berdasarkan akuifer tertekan
dan akuifer tidak tertekan, sebagai berikut:
Lokasi pengambilan contoh uji air dari akuifer disesuaikan dengan tujuan pengambilan contoh
uji, memperhatikan pola arah aliran air tanah, dan dapat berasal dari akuifer tak tertekan atau
akuifer tertekan (contoh lokasi pengambilan contoh uji dapat dilihat di Gambar 2).
Keterangan:
1 adalah hulu dari daerah industri;
2 adalah hilir dari daerah industri;
3 adalah hulu dari daerah pertanian;
4 adalah hilir dari daerah pertanian;
5 adalah hulu dari daerah penimbunan/pengolahan limbah domestik;
6 adalah hilir dari daerah penimbunan/pengolahan limbah domestik;
7 adalah sumur observasi untuk pemantauan dampak pencemaran intrusi air laut.
5.2.2.1.1 Lokasi pengambilan contoh uji air dari akuifer tak tertekan
Lokasi pengambilan contoh uji air dari akuifer tak tertekan ditentukan di:
a) Hulu dan hilir sesuai dengan arah aliran air tanah pada lokasi yang akan di pantau.
b) Daerah pantai tempat terjadinya penyusupan air asin dan beberapa titik ke arah daratan,
bila diperlukan.
c) Tempat-tempat lain yang dianggap perlu tergantung pada tujuan pengambilan contoh uji.
Lokasi pengambilan contoh uji air dari akuifer tertekan ditentukan di:
d) Sumur observasi air tanah di suatu cekungan air dari akuifer artesis.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
e) Sumur observasi di wilayah pesisir tempat terjadinya penyusupan air asin.
f) Sumur observasi penimbunan atau pengolahan limbah domestik atau limbah industri.
g) Sumur lainnya sesuai tujuan pengambilan contoh uji.
Titik pengambilan contoh uji air dari akuifer dibagi berdasarkan akuifer tak tertekan atau akuifer
tertekan berikut:
5.2.2.2.1 Titik pengambilan contoh uji air dari akuifer tak tertekan
Titik pengambilan contoh uji air dari akuifer tak tertekan ditentukan sesuai dengan tipe sumur
sebagai berikut:
a) Sumur gali
Tentukan titik pengambilan contoh uji pada kedalaman 20 cm di bawah permukaan air.
Titik pengambilan contoh uji air dari akuifer tertekan ditentukan sesuai dengan tipe sumur
sebagai berikut:
c) Sumur produksi
Tentukan titik pengambilan contoh uji pada kran/mulut pompa keluarnya air.
5.2.3 Lokasi dan titik pengambilan contoh uji air bahan baku air minum
Tentukan lokasi dan titik pengambilan contoh uji air bahan baku air minum sebagai berikut:
6) Apabila air berasal dari berbagai sumber yang berbeda dan bercampur dalam sistem
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
jaringan distribusi perpipaan yang kompleks, jumlah lokasi pengambilan contoh uji di lokasi
pengumpulan harus proporsional terhadap setiap sumber air yang masuk ke dalam sistem.
7) Sistem perpipaan bangunan gedung seperti hotel atau perkantoran, lokasi pengambilan
contohnya di titik pengambilan (tapping) dan di setiap bangunan sesuai prinsip-prinsip
pada butir 4) dan 5) tersebut di atas.
8) Tentukan titik pengambilan contoh uji air bahan baku air minum berdasarkan lokasi sesuai
subpasal 5.2.3.1 sampai dengan 5.2.3.5.
5.2.3.1 Titik pengambilan contoh uji air bahan baku air minum pada reservoir pelayanan
(termasuk menara air)
Titik pengambilan contoh uji harus ditetapkan sesuai dengan ketentuan berikut:
a) Tentukan titik pengambilan contoh uji pada pipa inlet dan outlet reservoir pelayanan.
b) Titik pengambilan contoh uji di outlet harus berada di bagian hulu pelanggan pertama.
c) Apabila inlet dan outlet reservoir pelayanan melalui pipa yang sama, pengambilan contoh
uji dilakukan pada saat pipa berfungsi sebagai outlet sehingga kualitasnya mewakili air
yang telah disimpan dalam reservoir pelayanan sebelumnya. Jika hal ini tidak
memungkinkan, gunakan sistem pengambilan contoh uji dengan pemompaan.
d) Jika reservoir pelayanan memiliki lebih dari satu kompartemen dan secara hidraulis
tersambung, kompartemen tersebut dapat dianggap sebagai sebuah reservoir tunggal dan
ditentukan sebagai lokasi pengambilan contoh uji.
e) Jika reservoir pelayanan memiliki lebih dari satu kompartemen dan secara hidraulis tidak
tersambung, maka setiap kompartemen harus dianggap sebagai reservoir pelayanan
terpisah dan setiap kompartemen ditentukan sebagai lokasi pengambilan contoh uji.
f) Jika masing-masing outlet dari kompartemen pada e) tergabung menjadi outlet utama,
maka titik pengambilan contoh uji dilakukan pada outlet utama.
g) Jika sebuah reservoir rusak atau sedang dibersihkan, atau ketika tidak ada kran
pengambilan contoh uji pada pipa outlet, atau ketika permukaan reservoir perlu dianalisis,
maka lakukan pengambilan contoh uji secara dibenamkan (dip sampling). Pastikan
pengambilan contoh uji tidak membawa kotoran dan lakukan sterilisasi terhadap semua
peralatan pengambilan contoh uji, untuk menghindari kontaminasi contoh uji di reservoir.
5.2.3.2 Titik pengambilan contoh uji air bahan baku air minum pada instalasi
pengolahan air
Titik pengambilan contoh uji harus ditetapkan sesuai dengan ketentuan berikut:
a) Tentukan titik pengambilan contoh uji pada pipa inlet dan outlet instalasi pengolahan air.
b) Untuk pemantauan pada proses-proses yang berbeda (misalnya, sedimentasi dan filtrasi)
dalam instalasi pengolahan air, maka pengambilan contoh uji ditentukan pada titik sebelum
dan setelah proses pengolahan yang sedang dipantau.
c) Jika terdapat proses disinfeksi/oksidasi, tentukan titik pengambilan contoh uji sesuai
dengan subpasal 5.2.3.3.
CATATAN Kualitas air setelah pengolahan umumnya lebih baik. Penurunan kualitas mikrobiologi air
dapat terjadi apabila peralatan dari unit pengolahan air tidak sesuai dengan spesifikasi atau peralatan
tidak terpasang dengan benar atau tidak dirawat dengan baik, sehingga terjadi kontaminasi.
5.2.3.3 Titik pengambilan contoh uji air bahan baku air minum pada unit disinfeksi atau
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
oksidasi
Titik pengambilan contoh uji harus ditetapkan sesuai dengan ketentuan berikut:
a) Tentukan titik pengambilan contoh uji pada inlet dan outlet unit desinfeksi/oksidasi.
b) Pengambilan contoh uji pada outlet unit disinfeksi/oksidasi dilakukan setelah terjadi waktu
kontak antara air dan disinfektan/oksidan hingga jumlah mikroorganisme 0 CFU/100 mL.
CATATAN Pada beberapa unit, waktu kontak tergantung dari sistem distribusi yang digunakan,
sehingga contoh uji yang dibutuhkan untuk menguji efisiensi tahap disinfeksi/oksidasi harus diambil
pada titik yang tepat dalam sistem jaringan distribusi perpipaan.
5.2.3.4 Lokasi dan titik pengambilan contoh uji air bahan baku air minum pada sistem
distribusi
Lokasi dan titik pengambilan contoh uji harus ditetapkan sesuai dengan ketentuan berikut:
a) Penentuan lokasi dan titik pengambilan contoh uji dalam jaringan distribusi harus mewakili
kualitas air yang sejenis serta lokasi yang dianggap rentan terhadap kontaminasi seperti
pada jaringan tertutup (loop), zona bertekanan rendah, dan ujung jaringan.
b) Jika air dari berbagai sumber bercampur dalam jaringan distribusi tersebut, maka jumlah
titik pengambilan contoh uji harus proporsional terhadap masing-masing sumber air.
c) Jika dalam jaringan distribusi terdapat unit pengolahan, maka pengambilan contoh uji
ditentukan pada lokasi sebelum dan setelah unit pengolahan, untuk bisa menilai efisiensi
pengolahan.
d) Tentukan titik pengambilan contoh uji pada jaringan distribusi pada kran pelanggan atau
kran pengambilan contoh uji yang telah terpasang (lihat 5.2.3.4.1 sampai dengan
5.2.3.4.2).
a) Tentukan jumlah titik pengambilan contoh uji secara proporsional dan mewakili kemudian
tentukan titik secara acak.
b) Pilih kran pelanggan dengan ketentuan berikut:
(a) kran di dalam ruangan/indoor (bukan dari kran di luar ruangan/outdoor);
(b) kran fixed style (bukan dari kran tipe memutar/swing);
(c) kran non-ulir/non-threaded (bukan dari kran berulir/threaded);
(d) apabila pemilihan kran tidak dapat dilakukan secara acak, atau tidak aman atau tidak
ada yang memungkinkan, maka pengambilan contoh uji dapat dilakukan pada kran lain
yang terdekat;
(e) jika diduga terdapat masalah higienis pada kran, maka pengulangan pengambilan
contoh uji harus dilakukan di titik yang sama.
(h) kran di lokasi penyimpanan atau penanganan bahan petrokimia, bahan kimia industri
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
atau pestisida;
(i) kran air panas atau campuran panas dan dingin (kecuali dilakukan analisis terhadap
spesies Legionella);
(j) kran yang tidak memungkinkan untuk dipasangi wadah contoh uji secara pas di
bawahnya.
5.2.3.4.2 Titik pengambilan contoh uji pada kran untuk pengambilan contoh uji yang
terpasang
5.2.3.5 pengambilan contoh uji air dari sistem perpipaan dalam bangunan gedung
5.2.3.5.1 Lokasi pengambilan contoh uji air dari sistem perpipaan dalam bangunan
gedung
Lokasi pengambilan contoh uji harus ditetapkan sesuai dengan ketentuan berikut:
a) Penentuan lokasi pengambilan contoh uji didasarkan pada gambar purnalaksana (as built
drawing) jaringan distribusi dan peruntukan air dalam bangunan gedung.
b) Contoh uji berasal dari pipa lurus yang mewakili jaringan distribusi dan peruntukan air
dalam bangunan gedung.
c) Hindari lokasi pengambilan contoh uji yang dapat menyebabkan kontaminasi silang.
CATATAN 1 Gambar purnalaksana (as built drawing) menjadi pedoman untuk menentukan lokasi
pengambilan contoh uji, karena kompleks bangunan gedung seperti rumah sakit, sering kali terdiri dari
berbagai bangunan dengan usia dan bahan pipa yang berbeda, dan seringkali terdapat pipa yang
panjang dan rumit bahkan buntu.
CATATAN 2 Kontaminasi silang pada sistem perpipaan, yang biasanya sangat rumit, umumnya
diakibatkan kesalahan dalam pemasangan sambungan, kesalahan sistem, kurang terpeliharanya
fasilitas penyimpanan, pemanasan setempat, aliran balik, kontaminasi silang, hambatan aliran, dan
perembesan melalui bahan pipa.
CATATAN 3 Peraturan kesehatan dan keselamatan kerja yang berlaku meliputi pemantauan dan
pengambilan contoh uji, perlu diperhatikan dalam beberapa kondisi contoh uji di wilayah tertentu,
misalnya pemantauan mikrobiologi pada organisma seperti Legionella.
5.2.3.5.2 Titik pengambilan contoh uji air dari sistem perpipaan dalam bangunan gedung
1) Inlet dan outlet tangki penyimpanan air untuk minum, penyiapan makanan, atau untuk
mandi.
2) Tangki penyimpanan yang besar [mungkin akan diperlukan tambahan pengambilan contoh
uji yang dibenamkan (dip sampling) untuk daerah stagnan].
3) Inlet dan outlet peralatan pengolahan air minum, seperti unit pelunakan bagi air yang
digunakan untuk air minum atau penyiapan makanan.
4) Inlet dan outlet peralatan pengolahan khusus bagi air yang digunakan untuk penyiapan
atau produksi makanan atau minuman.
5) Titik-titik yang mewakili jaringan distribusi, misalnya awal, tengah, dan akhir cabang
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
distribusi.
6) Titik-titik tertentu untuk memeriksa sisa klor yang terletak pada bak pengatur tekanan
(potable service break tanks) pada bangunan tinggi.
7) Titik-titik di lokasi yang rentan seperti saluran buntu.
8) Jalur pengaliran air untuk dapur dan peralatan seperti mesin pembuat es atau vending
machine.
9) Jalur pengaliran air panas.
CATATAN Pada situasi tertentu, pengambilan contoh uji dari bak penampung dengan cara
dibenamkan (dip sampling) dapat dilakukan apabila peralatan pengambilan contoh uji sudah melalui
proses sterilisasi.
5.2.4 Penentuan lokasi dan titik pengambilan contoh uji air limbah
Tentukan lokasi dan titik pengambilan contoh uji air limbah sebagai berikut:
a) Tentukan titik pengambilan contoh uji sesuai dengan tujuan pengambilan contoh uji, jika
tujuan pengambilan contoh uji untuk pemantauan maka tentukan titik pengambilan contoh
uji pada titik penaatan.
b) Tentukan titik pengambilan contoh uji untuk kegiatan yang memiliki pengolahan air limbah
pada kondisi air limbah yang telah bercampur secara sempurna dan bersifat homogen
yaitu outlet Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Industri atau outlet IPAL domestik
sebelum masuk ke badan air penerima (outfall). Outlet dapat berupa kanal, saluran
pembuangan, lubang, atau pipa bertekanan, atau bak penampung hasil pengolahan (tank,
lagoons, basins).
c) Tentukan titik pengambilan contoh uji untuk kegiatan yang belum memiliki IPAL pada
saluran sebelum masuk ke badan air penerima.
d) Apabila tujuan pengambilan contoh uji mensyaratkan pengambilan contoh uji pada inlet
pengolahan air limbah, maka tentukan titik pengambilan contoh uji pada lokasi aliran air
limbah di akhir proses produksi sebelum masuk IPAL Industri atau pada inlet IPAL
domestik.
e) Tentukan koordinat titik pengambilan contoh uji dengan Global Position System (GPS)
untuk memudahkan identifikasi dan pemetaan yang benar.
a) lakukan pengambilan contoh uji dengan teknik pengambilan contoh uji sesaat (grab
sampling);
CATATAN 1 Lakukan teknik pengambilan contoh uji sesaat apabila kondisi lokasi pengambilan
contoh uji diasumsikan homogen atau konstan maupun parameter khusus yang menurut sifat dan
karakteristik harus diambil secara sesaat.
CATATAN 2 Apabila kondisi di lokasi pengambilan contoh uji heterogen atau fluktuatif, maka
lakukan pengambilan contoh uji sesaat pada waktu keadaan yang berbeda sehingga mewakili
kualitas yang sebenarnya dari waktu ke waktu.
b) jika melakukan pengambilan contoh uji air limbah pada kegiatan yang belum memiliki IPAL,
lakukan teknik pengambilan contoh uji sesaat (grab sampling) dengan ketentuan sebagai
berikut:
(a) apabila air limbah berasal dari satu saluran pembuangan dan kondisi air limbah tidak
berfluktuasi, lakukan satu kali pengambilan contoh uji;
(b) apabila air limbah berasal dari satu saluran pembuangan dan kondisi air limbah
berfluktuasi, lakukan beberapa kali pengambilan contoh uji pada waktu yang berbeda;
(c) apabila air limbah berasal dari beberapa saluran pembuangan dan kondisi air limbah
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
tidak berfluktuasi, lakukan satu kali pengambilan contoh uji pada setiap saluran
pembuangan;
(d) apabila air limbah berasal dari beberapa saluran pembuangan dan kondisi air limbah
berfluktuasi, lakukan beberapa kali pengambilan contoh uji pada setiap saluran
pembuangan pada waktu yang berbeda.
(e) apabila semua saluran air limbah dari beberapa sumber disatukan dalam saluran
pembuangan dan kondisi air limbah tidak berfluktuasi, lakukan satu kali pengambilan
contoh uji;
(f) apabila semua saluran air limbah dari beberapa sumber disatukan dalam saluran
pembuangan dan kondisi air limbah berfluktuasi, lakukan beberapa kali pengambilan
contoh uji pada waktu yang berbeda.
5.4 Penentuan volume contoh uji, waktu, dan frekuensi pengambilan contoh uji
Tentukan volume contoh uji sesuai kebutuhan, parameter, dan metode pengujian.
CATATAN Contoh volume contoh uji yang dibutuhkan pada saat pengambilan contoh uji antara lain
1) volume contoh uji air minimal 100 mL; 2) volume contoh uji untuk pengujian Legionella spp atau
Salmonella spp lebih dari 1 L.
Tentukan frekuensi pengambilan contoh uji berdasarkan tujuan pengambilan contoh uji,
contoh frekuensi pengambilan contoh uji dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 – Contoh frekuensi pengambilan contoh uji di badan air berdasarkan tujuan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
pengambilan contoh uji
Tujuan pengambilan
Badan air Frekuensi pengambilan contoh uji
contoh uji
Rona awal Sungai - Minimum 4 kali per tahun, termasuk debit tertinggi dan
terendah
- Optimum 24 kali per tahun
Danau hulu - Minimum 1 kali per tahun saat terjadi turn over,
pengambilan contoh uji dilakukan di outlet danau
Kecenderungan/Trend Sungai - Minimum 12 kali per tahun untuk sungai besar, kira-
kira 100.000 km2
- Maksimum 24 kali per tahun untuk sungai kecil, kira-
kira 10.000 km2
Danau/Waduk Untuk situasi selain eutrofikasi
- Minimum 1 kali per tahun di titik terjadi turn over
- Maksimum 2 kali di titik terjadi turn over; 1 kali di titik
maksimum stratifikasi termal
Untuk situasi eutrofikasi
- 12 kali per tahun, termasuk musim kemarau dan
musim hujan
Air tanah - Minimum 2 kali per tahun untuk akuifer besar dan
stabil
- Maksimum 4 kali per tahun untuk akuifer kecil dan
alifial akuifer
- Karst akuifer sama dengan sungai
1) tentukan jenis alat pengambil contoh uji dengan persyaratan sesuai subpasal 5.5.1;
2) tentukan jenis alat pengambil contoh uji sesuai tujuan, lokasi, dan titik pengambilan contoh
uji (lihat subpasal 5.5.2).
Alat pengambil contoh uji sederhana dapat berupa botol contoh uji yang sudah disterilkan (lihat
Gambar 4) atau gayung bertangkai panjang (lihat Gambar 5).
CATATAN Dalam praktiknya, alat sederhana ini paling sering digunakan dan dipakai untuk mengambil
badan air permukaan yang relatif dangkal.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Gambar 4 – Contoh alat pengambil contoh uji sederhana berupa botol contoh uji
Keterangan:
A adalah pengambil contoh terbuat dari polietilena;
B adalah handle (tipe teleskopi yang terbuat dari aluminium atau stainless steel).
Gambar 5 – Contoh alat pengambil contoh uji sederhana gayung bertangkai panjang
a) Alat pengambil contoh uji untuk kedalaman tertentu digunakan untuk mengambil contoh
uji pada kedalaman yang telah ditentukan pada sungai yang relatif dalam atau danau dan
sejenisnya.
b) Alat pengambil contoh uji pada kedalaman tertentu dapat berupa botol dengan pemberat
(lihat gambar 6), point sampler tipe horizontal (lihat Gambar 7), atau point sampler tipe
vertikal (lihat Gambar 8).
Keterangan:
A adalah pengait; C2 adalah tutup gelas botol contoh posisi
B1 adalah tuas posisi tertutup; terbuka;
B2 adalah tuas posisi terbuka; D adalah tali penggantung;
C1 adalah tutup gelas botol contoh posisi tertutup; E adalah rangka metal botol contoh.
Gambar 6 - Contoh alat pengambil contoh uji berupa botol dengan pemberat
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Keterangan:
A adalah bronze messenger; E adalah termometer;
B adalah release mechanism; F adalahtabung akrilik;
C adalah sealing ball; G adalah pemberat stainless steel;
D adalah outflow and hose clamp;
Gambar 7 – Contoh alat pengambil contoh uji point sampler tipe horizontal
Keterangan:
A adalah lanyard; G adalah spring loaded release pin;
B adalahsplit messenger; H adalah termometer;
C adalah bola karet; I adalah drain;
D adalah vent; J adalah tabung pemberat stainless steel;
E adalah tabung akrilik; K adalah polyethylene end bushing;
F adalah latex band with internal back up cord; L adalah messenger actuates sampler below.
Gambar 8 – Contoh alat pengambilan contoh uji point sampler tipe vertikal
Salah satu contoh alat pengambil contoh uji dari air sumur bor adalah alat Bailer yang terdiri
dari tabung politetrafluoroetilena (PTFE) dengan ujung bawah tertutup dilengkapi dengan
katup ball valve (lihat Gambar 9).
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Keterangan:
A adalah top ball check valve;
B adalah sample chamber;
C adalah bottom ball check valve;
D adalah bottom emptying device (fits underbottom ball check valve);
Alat pengambil contoh uji secara otomatis dilengkapi alat pengatur waktu dan volume yang
diambil (lihat Gambar 10). Alat ini mampu mengambil contoh uji pada kedalaman terbatas
bergantung pada kemampuan pompa.
Keterangan:
A adalah nozzle;
B adalah selang;
C adalah katup selenoid (selenoid valve);
D adalah pompa peristaltik (peristaltic valve);
E adalah alat pengatur waktu (timer);
F adalah penjepit;
G adalah wadah contoh uji;
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
1) tentukan wadah contoh uji sesuai persyaratan berikut:
a) terbuat dari bahan gelas atau berbagai bahan plastik seperti polietilena (PE),
polipropilena (PP), polistirena (PS), polikarbonat (bahan gelas dapat digunakan
kembali, bahan plastik hanya sekali pakai);
CATATAN Wadah contoh uji dapat berupa plastik ber-seal yang steril.
b) bermulut lebar;
c) dapat ditutup dengan kuat dan rapat;
d) bersih dan bebas kontaminan;
e) tidak mudah pecah dan dapat disterilisasi dengan autoclave/oven;
f) tidak berinteraksi dengan contoh uji
g) volume wadah contoh uji harus lebih besar dari volume contoh uji yang akan diambil.
2) tentukan jumlah wadah contoh uji sesuai dengan jumlah titik pengambilan contoh uji.
5.7 Penentuan cara penyimpanan contoh uji dan batas maksimum waktu simpan
contoh uji sebelum diuji
Tentukan cara penyimpanan contoh uji dan batas maksimum waktu simpan contoh uji setelah
pengambilan contoh uji dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Contoh uji yang telah diambil disimpan dalam kotak pendingin dengan bahan pendingin
agar suhu tetap terjaga pada suhu dingin dan tidak beku (< 10 °C).
2) Contoh uji yang bersih seperti air bahan baku air minum (air kran) dan air bersih untuk
kebutuhan sehari-hari, batas maksimum waktu simpan 30 jam.
3) Contoh uji yang terkontaminasi seperti air limbah, batas maksimum waktu simpan 6 jam ±
2 jam.
4) Contoh uji yang akan digunakan untuk tujuan penegakan hukum harus sesegera mungkin
dianalisis atau maksimal 8 jam.
5) Apabila contoh uji membutuhkan waktu perjalanan lebih dari 8 jam sampai ke laboratorium,
pantau dan catat suhu contoh uji.
1) Personel yang akan melakukan pengambilan contoh uji merupakan personel yang
memiliki kompetensi pengambilan contoh uji untuk parameter mikrobiologi (telah
mendapatkan pelatihan atau tersertifikasi terkait pengambilan contoh uji untuk parameter
mikrobiologi dan kompetensinya terdokumentasi).
2) Tentukan personel petugas pengambil contoh uji sesuai kualifikasi yang dipersyaratkan;
3) Personel petugas pengambil contoh uji harus memahami:
a) Sistem manajemen mutu laboratorium.
b) Pengambilan contoh uji dan pengujian.
c) Parameter kualitas lingkungan.
d) Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
e) Pengelolaan limbah laboratorium.
f) Identifikasi dan pengendalian risiko.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
6.1 Persiapan peralatan
1) siapkan alat pengambil contoh uji, alat pengukuran parameter lapangan, peralatan
pendukung, dan peralatan K3, sesuai dokumen perencanaan;
2) pastikan semua peralatan dalam keadaan baik dan layak digunakan;
3) lakukan kalibrasi atau pengecekan alat pengukuran parameter lapangan sesuai dengan
petunjuk penggunaan alat;
4) cuci alat pengambil contoh uji dan peralatan pendukung (contoh: kotak pendingin);
5) lakukan sterilisasi atau disinfeksi alat pengambil contoh uji yang akan digunakan.
1) siapkan jenis, volume, dan jumlah wadah contoh uji sesuai dengan tujuan pengambilan
contoh uji dan kebutuhan pengujian parameter mikrobiologi;
CATATAN Wadah contoh uji dapat menggunakan wadah contoh uji steril sekali pakai yang
tersedia secara komersial.
1) cuci wadah gelas atau plastik PE, PP, PS, polikarbonat beserta tutupnya dengan deterjen
bebas fosfat kemudian bilas 5 sampai dengan 10 kali dengan air kran;
CATATAN Apabila pada wadah contoh uji terdapat kotoran kering yang menempel, lakukan
perendaman dengan air kran terlebih dahulu sebelum pencucian.
2) bilas 2 sampai dengan 3 kali dengan air bebas mineral, lalu keringkan.
1) siapkan wadah contoh uji yang telah dicuci sesuai subpasal 6.2.1;
2) pasang tutup wadah contoh uji tanpa dikencangkan;
CATATAN Wadah contoh uji beserta tutupnya dapat dibungkus dengan aluminium foil sebelum
disterilkan.
3) sterilkan wadah contoh uji beserta tutup menggunakan autoclave pada suhu 121 °C ± 3
°C selama 30 menit atau menggunakan oven kering setidaknya selama 2 jam pada suhu
170°C ± 10°C;
4) kencangkan tutup ulir setelah sterilisasi, jika sterilisasi menggunakan autoclave, keringkan
kembali wadah contoh uji dalam oven pada suhu 50 °C sampai dengan 100 °C;
5) sterilisasi wadah contoh uji harus memenuhi jaminan mutu berikut:
a) wadah contoh uji harus tertelusur pada waktu sterilisasi (waktu sterilisasi harus
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
didokumentasikan);
b) kontrol efektifitas proses sterilisasi dengan indikator kimia atau biologi;
c) lakukan uji sterilisasi wadah contoh uji secara batch menggunakan nutrien agar yang
telah dicairkan atau nutrient broth yang dibilaskan pada wadah yang sudah disterilisasi,
kemudian diinkubasi pada suhu 22°C ± 2 °C selama 5 hari. Wadah contoh uji
dinyatakan steril apabila setelah 5 hari, tidak ada pertumbuhan mikroorganisme atau
tidak terjadi turbiditas pada nutrien agar yang menempel pada wadah contoh uji.
1) Apabila contoh uji air yang akan diambil diketahui mengandung residu klor atau senyawa
halogen lainnya, tambahkan 0,1 mL larutan Na2S2O3 10 % (lihat subpasal 7 butir b) ke
dalam botol contoh uji sebelum botol disterilkan (dalam botol 120 mL, 0,1 mL larutan 10
% Na2S2O3 akan menetralkan contoh uji yang mengandung hingga 15 mg/L sisa klorin).
CATATAN Dapat juga menggunakan wadah contoh uji steril yang telah mengandung Na2S2O3
yang tersedia secara komersial.
2) Apabila contoh uji mengandung Cu dan Zn (lihat pasal 5.1), tambahkan 0,3 mL larutan
dinatrium EDTA (lihat subpasal 7 butir c) ke dalam wadah contoh uji sebelum disterilkan.
7 Bahan
1) Alkohol 70 %;
2) Sodium tiosulfat (Na2S2O3) 10 %: larutkan 15,6962 gram Na2S2O3.6H2O dengan air bebas
mineral ke dalam labu ukur sampai 100 mL kemudian homogenkan;
3) Dinatrium EDTA: larutkan 372 mg dinatrium EDTA dengan air bebas mineral ke dalam labu
ukur sampai 1.000 mL, atur pH hingga 6,5 dengan menambahkan HCl 0,1 N, pipet 15 mL
larutan tersebut kemudian encerkan dengan air bebas mineral sampai 100 mL dalam labu
ukur kemudian homogenkan;
4) Tisu;
5) Label.
8 Peralatan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Wadah contoh uji sesuai dengan dokumen perencanaan.
1) pH meter;
2) Termometer;
3) DO meter atau peralatan pengujian DO dengan metode Winkler.
8.5 Peralatan K3
1) Baju pengaman;
2) Helm pengaman (safety helmet);
3) Kacamata pengaman (safety goggles)
4) Masker;
5) Sarung tangan;
6) Jaket pelampung;
7) Sepatu pengaman (safety shoes);
8) Sepatu boot panjang;
9) Tali pengaman.
Lakukan pengambilan contoh uji sesuai dokumen perencanaan pengambilan contoh uji (lihat
Pasal 5), dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) lakukan pengambilan contoh uji parameter mikrobiologi lebih awal dibandingkan dengan
pengambilan contoh uji parameter fisika dan kimia;
2) lakukan pengambilan contoh uji secara aseptik, dan lindungi contoh uji dari kontaminasi
melalui aliran udara dan percikan;
3) siapkan alat pengambil contoh uji dan wadah contoh uji sesuai dengan dokumen
perencanaan;
4) ambil contoh uji berdasarkan matriks contoh uji yang akan diambil sesuai subpasal 9.2,
dan/atau subpasal 9.3, dan/atau subpasal 9.4, dan/atau subpasal 9.5;
5) ukur segera parameter lapangan yang dapat berubah dengan cepat dan tidak dapat
diawetkan seperti pH, suhu, dan DO (lihat pasal 10);
6) catat identitas pada label setiap wadah yang telah berisi contoh uji, kemudian simpan
contoh uji dalam kotak pendingin;
7) lakukan rangkaian pengamanan contoh uji sesuai pasal 13;
8) catat dan laporkan seluruh rangkaian kegiatan pengambilan contoh uji dalam formulir
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
rekaman data lapangan (lihat pasal 14).
Lakukan pengambilan contoh uji badan air permukaan dengan 2 cara berikut:
9.2.1 Cara pengambilan contoh uji badan air permukaan secara langsung
Cara pengambilan contoh uji secara langsung dilakukan apabila contoh uji dapat dijangkau
tanpa bantuan alat tambahan (lihat Gambar 11).
Lakukan pengambilan contoh uji secara langsung dengan tahapan sebagai berikut:
1) siapkan wadah contoh uji dengan volume sesuai dengan kebutuhan dan telah disterilkan
sesuai subpasal 6.2.2;
2) gunakan sarung tangan pada saat pengambilan contoh uji di bawah permukaan air, untuk
meminimalkan risiko kontaminasi dari personel petugas pengambil contoh uji;
3) ambil contoh uji dengan cara memegang botol steril bagian bawah dan celupkan botol ±
20 cm di bawah permukaan air dengan posisi mulut botol berlawanan dengan arah aliran;
4) sisakan ruang udara ± 2,5 cm dari leher botol untuk melakukan homogenisasi sebelum
analisis dan botol contoh uji ditutup;
5) lanjutkan langkah 4) sampai 7) pada subpasal 9.1.
9.2.2 Cara pengambilan contoh uji badan air permukaan secara tidak langsung dari
jembatan atau lintasan gantung atau perahu
Cara pengambilan contoh uji secara tidak langsung dilakukan pada badan air permukaan yang
tidak dapat langsung dijangkau sehingga pengambilan contoh uji dilakukan dari atas jembatan,
lintasan gantung, atau perahu (lihat Gambar 12).
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Keterangan:
A adalah jembatan;
B adalah botol dengan pemberat;
C adalah arah aliran arus sungai.
Gambar 12 – Contoh cara pengambilan contoh uji secara tidak langsung dari jembatan
atau lintasan gantung
Lakukan pengambilan contoh uji secara tidak langsung dengan tahapan sebagai berikut:
1) siapkan alat pengambilan contoh uji untuk kedalaman tertentu (lihat subpasal 5.5.2.2),
baca petunjuk penggunaan alat, jika ada;
2) turunkan perlahan-lahan alat pengambil contoh uji hingga mencapai titik pengambilan
contoh uji yang telah ditentukan dalam dokumen perencanaan;
CATATAN Jika menggunakan alat pengambil contoh uji point sampler tipe vertikal atau alat
pengambil contoh uji point sampler tipe horizontal, buka alat pengambil contoh uji sesuai petunjuk
penggunaan alat sebelum alat pengambil contoh uji diturunkan ke badan air.
3) setelah terisi contoh uji, angkat/tarik alat pengambil contoh uji secara perlahan-lahan;
4) masukkan contoh uji yang telah diambil ke dalam wadah contoh uji secara cepat dan
aseptis;
5) sisakan ruang udara ± 2,5 cm dari leher wadah contoh uji untuk melakukan homogenisasi
sebelum analisis kemudian tutup wadah contoh uji;
6) lanjutkan langkah 4) sampai 7) pada subpasal 9.1.
1) catat informasi terkait sumur seperti jenis sumur, konstruksi sumur, tahun pembuatan,
pemilik sumur, dan lokasi atau denah sumur ke dalam formulir rekaman data lapangan
(contoh formulir dapat dilihat di Lampiran C);
2) tentukan koordinat dan elevasi dengan alat GPS, bila diperlukan;
3) ukur tinggi dan diameter sumur (lihat Gambar 13);
4) ukur muka air tanah dan kedalaman sumur (lihat Gambar 13);
5) catat semua hasil pengukuran dalam formulir rekaman data lapangan;
6) ambil contoh uji sesuai peruntukannya (lihat 9.3.1 dan 9.3.2).
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Keterangan:
1 adalah sumur gali;
2 adalah sumur pantek/bor;
H adalah kedalaman sumur (m);
h adalah tinggi sumur (m);
p adalah muka air tanah (m);
D adalah diameter (m);
Gambar 13 – Contoh pengukuran tinggi sumur, diameter sumur, muka air tanah, dan
kedalaman sumur
Lakukan pengambilan contoh uji pada sumur gali, dengan langkah-langkah sebagai berikut:
CATATAN Jika diduga terjadi pencemaran pada air dari akuifer, kuras sumur gali sebanyak tiga kali
volume air sumur atau kuras sampai kering, atau ukur suhu, daya hantar listrik, atau pH air sumur hingga
konstan, tunggu sampai air terkumpul kembali, kemudian ambil contoh uji sesuai langkah 1) sampai 6)
subpasal 9.3.1.
Lakukan pengambilan contoh uji pada sumur produksi, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) siapkan wadah contoh uji yang telah disterilkan sesuai subpasal 6.2.2;
2) lakukan pembersihan pada permukaan luar kran dengan cara mengikis kotoran (sisik,
lendir, minyak, atau benda asing lainnya) yang mungkin jatuh, sebelum mengisi wadah
contoh uji, jangan mengambil contoh uji di kran dengan poros pembuka kran yang bocor,
dan lepaskan perangkat tambahan lainnya pada kran jika ada;
3) buka kran air sumur produksi dan biarkan air mengalir selama 1 sampai dengan 2 menit,
kemudian tutup kembali kran;
© BSN 2022 28 dari 39
SNI 9063:2022
4) sterilkan kran dengan alkohol 70 %, jika kran terbuat dari logam, kran dapat disterilkan
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
dengan cara membakar mulut kran hingga mencapai suhu 80 °C ± 2 °C;
5) alirkan lagi air selama 1 sampai dengan 2 menit;
6) buka tutup wadah contoh uji dan pastikan tutupnya tidak terkontaminasi;
7) tampung air dalam wadah contoh uji;
8) sisakan ruang udara ± 2,5 cm dari leher botol untuk melakukan homogenisasi sebelum
analisis;
9) bakar mulut wadah contoh uji kemudian tutup wadah;
10) lanjutkan langkah 4) sampai 7) pada subpasal 9.1.
Gambar 14 - Contoh cara pengambilan contoh uji air dari sumur produksi
Lakukan pengambilan contoh uji pada sumur pantau dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) kuras sumur pantau sebanyak tiga kali volume air sumur atau kuras sampai kering atau
ukur suhu, konduktivitas, atau pH air sumur hingga konstan;
2) tunggu sampai air terkumpul kembali, lalu ambil contoh uji menggunakan pompa peristaltik
atau alat Bailer sesuai petunjuk penggunaan alat;
3) masukkan contoh uji yang telah diambil ke dalam wadah contoh uji secara cepat dan
aseptis;
4) sisakan ruang udara ± 2,5 cm dari leher wadah contoh uji untuk melakukan homogenisasi
sebelum analisis kemudian wadah contoh uji ditutup;
5) lanjutkan langkah 4) sampai 7) pada subpasal 9.1.
9.4 Cara pengambilan contoh uji air bahan baku air minum
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Lakukan pengambilan contoh uji air bahan baku air minum (contoh: air sumur atau air hasil
olahan) yang dilewatkan melalui pipa dan dikeluarkan melalui kran air, sesuai dengan langkah
pada subpasal 9.3.2.1.
Lakukan pengambilan contoh uji air limbah sesuai dengan tujuan pengambilan contoh uji dan
berdasarkan dokumen perencanaan.
1) siapkan wadah contoh uji yang telah disterilkan sesuai subpasal 6.2.2;
2) ambil contoh uji dengan menggunakan gayung bertangkai panjang yang terbuat dari
bahan yang tidak bereaksi dengan contoh uji contohnya PE (lihat Gambar 5);
3) masukkan contoh uji yang telah diambil ke dalam wadah contoh uji secara cepat dan
aseptis;
4) sisakan ruang udara ± 2,5 cm dari leher botol untuk melakukan homogenisasi sebelum
analisis kemudian tutup wadah contoh uji;
5) lanjutkan langkah 4) sampai 7) pada subpasal 9.1.
9.5.2 Cara pengambilan contoh uji air limbah pada bak penampung hasil pengolahan
1) siapkan wadah contoh uji yang telah disterilkan sesuai subpasal 6.2.2;
2) lakukan pengambilan contoh uji sesuai langkah pada subpasal 9.5.1 atau subpasal 9.2.1
sesuai dengan kondisi bak pengumpulan.
1) lakukan segera pengukuran parameter lapangan yang dapat berubah dengan cepat dan
tidak dapat diawetkan antara lain pH, suhu, dan DO;
2) lakukan pengukuran parameter pH sesuai SNI 6989.11 atau petunjuk penggunaan alat
atau metode standar lainnya;
3) lakukan pengukuran parameter suhu sesuai SNI 6989.23 atau petunjuk penggunaan alat
atau metode standar lainnya;
4) lakukan pengukuran parameter DO sesuai SNI 6989.14 atau petunjuk penggunaan alat
atau metode standar lainnya.
1) simpan contoh uji yang sudah diambil ke dalam kotak pendingin yang terpisah dari kotak
pendingin untuk contoh uji parameter fisika dan kimia;
2) contoh uji siap dibawa ke laboratorium;
3) batas maksimum waktu simpan contoh uji sebelum diuji dapat dilihat pada pasal 5.7.
4) hindari contoh uji dari paparan sinar matahari langsung.
12 Pengendalian mutu
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
a) Gunakan wadah contoh uji yang steril baik bagian dalam maupun bagian luar.
b) Gunakan alat pengambil contoh uji yang bebas kontaminan. Jika jumlah alat pengambil
contoh uji yang digunakan terbatas, maka lakukan pengambilan contoh uji berurutan dari
lokasi dengan perkiraan densitas mikroba rendah ke tinggi.
c) Gunakan peralatan pengukuran parameter lapangan yang terkalibrasi.
d) Lakukan pengambilan contoh uji oleh petugas pengambil contoh uji yang kompeten.
e) Lakukan pengendalian mutu di lapangan sesuai tujuan pengambilan contoh uji dengan
ketentuan berikut:
1) blanko
(a) blanko wadah contoh uji
Siapkan blanko wadah contoh uji sebanyak 10 % dari jumlah wadah yang dibawa
untuk pengambilan contoh uji. Lakukan pengujian blanko setiap pengambilan
contoh uji.
14 Pelaporan
Lampiran A
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
(informatif)
Contoh dokumen perencanaan pengambilan contoh uji untuk parameter
mikrobiologi
Berikut contoh dokumen perencanaan pengambilan contoh uji untuk parameter mikrobiologi
berupa formulir:
FORMULIR RENCANA PENGAMBILAN CONTOH UJI PARAMETER MIKROBIOLOGI
Tanggal Perencanaan :
Nama Pembuat Rencana :
Parameter
E. coli Fecal coli Total coli Total mikroba
…
Keterangan :
Metode
Jenis Metode
Acuan
SNI ISO … Standard Methods …
Pengawetan
Suhu <10 °C SodiumTiosulfat Dinatrium EDTA …
…
Peralatan pengukuran lapangan (dilakukan kalibrasi dan uji kinerja sebelum digunakan)
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
pH meter Termometer DO meter Konduktometer
Turbidimeter …
Peralatan pendukung
Alat tulis (tahan air) Berita acara Tissue
Ice box Label GPS
Alkohol 70% Gayung ....
Kamera Botol Semprot
Alat pengambilan
Well sampler Gayung plastik bertangkai panjang
Van dorn Tali
Bailer …
Peralatan K3
Baju lapangan Helm keselamatan Kacamata pengaman P3K …
Masker Jaket pelampung Sarung tangan pengaman Sepatu pengaman
Sepatu boot panjang Tali pengaman Waders Hand santizer
Sketsa, foto:
Lampiran B
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
(informatif)
Contoh pengukuran debit air sungai, anak sungai, dan sejenisnya untuk
penentuan titik pengambilan contoh uji
Untuk sungai, anak sungai dan sejenisnya dengan lebar L, maka lakukan pengukuran debit
air dengan langkah sebagai berikut:
1) lakukan pembagian titik disesuaikan dengan lebar sungai, anak sungai dan sejenisnya,
pada contoh ini penampang sungai dibagi menjadi 10 titik (lihat Gambar B.1);
Keterangan:
L1 … L10 adalah lebar sungai (m) ke-1 sampai lebar sungai ke-10;
t1 … t10 adalah kedalaman sungai (m) pada titik ke-1 sampai kedalaman sungai pada titik ke-10;
F1 … F10 adalah laju alir air sungai (m/detik) pada titik ke-1 sampai laju alir air sungai pada titik ke-10.
Gambar B.1 – Contoh pembagian penampang sungai untuk penentuan debit air
1
DI = 2
× L1 × t1 × F1 (1)
1
DII = (t1 × L2 × F2 ) + [ (t2 - t1 )× L2 ×F2 ] (2)
2
1
DIII = (t2 × L3 × F3) + [2 (t3 - t2 )× L3 ×F3 ] (3)
1
DIV = (t3 × L4 × F4 ) + [2 (t4 - t3 )× L4 ×F4 ] (4)
DV = (t4 × L5 × F5 ) (5)
1
DVI = (t6 × L6 × F6 ) + [2 (t5 - t6 )× L6 ×F6 ] (6)
1
DVII = (t7 × L7 × F7) + [ (t6 - t7 )× L7 ×F7 ] (7)
2
1
DVIII = (t8 × L8 × F8 ) + [2 (t7 - t8 )× L8 ×F8 ] (8)
1
DIX = (t9 × L9 × F9 ) + [2 (t8 - t9 )× L9 ×F9 ] (9)
1
DX = 2 × L10 × t9 × F10 (10)
4) tentukan debit air sungai, anak sungai, dan sejenisnya (m3/detik) dengan rumus sebagai
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
berikut:
Debit air sungai = DI + DII + DIII + DIV + DV + DVI + DVII + DVIII + DIX + DX
Lampiran C
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
(informatif)
Contoh dokumen pendukung dan rekaman data lapangan
C.1 Dokumen analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pengambilan contoh uji
Analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pengambilan contoh uji memuat informasi
sekurang-kurangnya:
Berikut contoh formulir analisis risiko keselamatan dan kesehatan kerja pengambilan contoh
uji:
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Berikut contoh formulir rangkaian pengamanan contoh uji:
Informasi Pelaporan
Acuan Rencana Ada Acuan Parameter Baku Mutu
Pengambilan Contoh Uji Tidak ada Parameter Pelanggan
Tidak ada
…
Acuan Metode ISO Pelaporan di Menacantumkan Baku
Pengambilan Contoh Uji SNI Sertifikat Hasil Uji Mutu
APHA Tidak
… …
Catatan :
Verifikasi
Penanggung Jawab Nama & Paraf
Petugas Pengambilan Contoh Uji
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
Berikut contoh rekaman data lapangan:
Tujuan PCU :
Pemantauan Kualitas Air Limbah Identifikasi Pencemaran
Kondisi Pengambilan contoh uji
Titik PCU Selokan Manhole Reservoir
Saluran Pengumpul Lainnya
Teknik dan Alat PCU Sesaat Otomatis Langsung
Komposit Manual Tidak langsung
Pengukuran Parameter Lapangan Debit air limbah : ......................
Suhu : ...................... C
pH : ......................
Rangkaian pengamanan contoh uji
Batas Maks.
Kode Jenis Teknik
No. Volume Pengawetan Waktu Parameter Metode
CU Wadah PCU
simpan
1.
2.
…
dst
Catatan: (abnormalitas atau penyimpangan dari kondisi normal, jika diperlukan)
Tanggal : ............................................
Jam : ...........................................
Paraf : ...........................................
Bibliografi
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
[1] SNI 7828:2012 Kualitas air – Pengambilan contoh - Bagian 5: Pengambilan contoh air
minum dari instalasi pengolahan air dan sistem jaringan distribusi perpipaan.
[2] SNI 8990:2021 Metode pengambilan contoh uji air limbah untuk pengujian fisika dan
kimia.
[3] SNI 8995:2021 Metode pengambilan contoh uji air untuk pengujian fisika dan kimia.
[4] ISO 5667-1:2020 Water quality – Sampling – Part 1 – Guidance on the design of
sampling programmes and sampling techniques.
[5] ISO 5667-3:2018 Water quality – Sampling – Part 3: Preservation and handling of water
samples.
[7] Standard Methods for the Examination of Water and Wastewater, 2017, 23th edition,
Part 9000. Microbiological Examination, 9060. Samples, American Public Health
Association, American Water Works Association, Water Pollution Control Federation,
Washington, D.C.
[8] Bartram, J and Balance, R. 1992. Water Quality Monitoring - A Practical Guide to the
Design and Implementation of Freshwater Quality Studies and Monitoring Programmes,
United Nation Environment Programme, The World Health Organization.
“Hak cipta Badan Standardisasi Nasional, copy standar ini dibuat untuk KT 13-03 Kualitas Lingkungan, dan tidak untuk dikomersialkan”
[1] KomiteTeknis Perumusan SNI
Komite Teknis 13-03 Kualitas Lingkungan