Anda di halaman 1dari 8

MODUL AJAR

KEYAKINAN KELAS

INFORMASI UMUM

A. IDENTITAS MODUL
Nama Penyusun : Destina Nurjanji Br Tambunan, S.Pd
Satuan Pendidikan : SMP
Kelas / Fase : VII (Tujuh) - D
Mata Pelajaran : Seni Rupa
Prediksi Alokasi Waktu : 120 menit (3 x 40 menit)
Tahun Penyusunan : 2024
Sub Unit : Keyakinan Kelas
Elemen Capaian : Mengalami, Menciptakan, Merefleksikan,
Pembelajaran Berpikir dan Bekerja Artistik

B. KOMPETENSI AWAL
Pada unit 1, peserta didik sudah menguasai teknik menggambar dasar. Dengan
pengalaman mereka dalam menggambar dan juga penggunaan alat gambar, unit ini akan
merupakan pengembangan dari teknik menggambar yang ditambahkan dengan kreasi
personal.

C. PROFIL PELAJAR PANCASILA


Pada akhir materi, siswa mampu meningkatkan kemandirian melalui (1) keberanian
mencoba dan (2) menumbuhkan rasa percaya diri akan keputusannya sendiri;
meningkatkan kemampuan kreatif melalui pengembangan gagasan dan pembuatan
kombinasi yang baru, serta dapat menerima perbedaan dalam berbagai segi kehidupan.

D. SARANA DAN PRASARANA


Kertas karton, pensil, gunting, lem, cat

E. TARGET PESERTA DIDIK


Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam mencerna dan memahami
materi ajar.

F. METODE PEMBELAJARAN
Ceramah, Curah Pendapat, Diskusi dan Tanya Jawab
KOMPONEN INTI

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
● Peserta didik dapat menganalisis dan memperaktekkan bagaimana membuat sebuah
kesepakatan bersama dalam sebuah pertemuan.
● Peserta didik mampu menuliskan keyakinan kelas dalam bentuk tipografi yang indah
di kertas karton.

B. PEMAHAMAN BERMAKNA
Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah
yang berpihak pada peserta didik agar peserta didik dapat berkembang menjadi pribadi yang
kritis, penuh hormat dan bertanggung jawab. Budaya positif dilaksanakan dalam upaya
menumbuhkan selfdiscipline peserta didik adalah menanamkan motivasi intrinsik pada
peserta didik untuk menjadi orang yang mereka inginkan dan menghargai diri sendiri dengan
nilai-nilai yang mereka percaya. Salah satu budaya positif yang dapat dikembangkan dan
diterapkan adalah keyakinan kelas.

C. PERTANYAAN PEMANTIK
1. Mengapa keyakinan kelas? Mengapa tidak peraturan kelas saja?
2. Bagaimana mewujudkan sebuah Keyakinan Kelas yang efektif?

D. PERSIAPAN MENGAJAR
● Guru menampilkan PPT di kelas yang berkaitan dengan keyakinan kelas dan
menjelaskan serta memperkenalkan keyakinan kelas itu bagaimana.
● Guru mengajak peserta didik untuk ikut dalam menyusun keyakinan kelas dan
membuat tentang keyakinan kelas.

E. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
● Doa; absensi; menyampaikan tujuan pembelajaran; dan menyampaikan penilaian hasil
pembelajaran
● Memotivasi siswa untuk tercapainya kompetensi dan karakter yang sesuai dengan
Profil Pelajar Pancasila; yaitu 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
dan berakhlak mulia, 2) mandiri, 3) bernalar kritis, 4) kreatif, 5) bergotong royong,
dan 6) berkebinekaan global, yang merupakan salah satu kriteria standar kelulusan
dalam satuan pendidikan.

Kegiatan Inti (100 Menit)


● Guru menyampaikan cakupan materi yang akan dipelajari yaitu tentang membuat
keyakinan kelas
● Guru membuka pertanyaan pemantik yang berkaitan dengan materi yang akan
dipelajari yaitu mengenai pembelajaran tentang membuat keyakinan kelas.
● Guru menampilkan video materi yang berikatan dengan keyakinan kelas.
● Guru dan Peserta didik menyusun keyakinan kelas bersama dengan menggunakan
metode brain storming tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
● Peserta didik mencatat semua masukan yang telah diutarakan.
● Guru mengajak peserta didik untuk menyusun keyakinan kelas dari nilai - nilai
kebajikan.
● Peserta didik membuat keyakinan kelas secara berkelompok.
● peserta didik menempatkan / menempelkan keyakinan kelas yang mudah dilihat.
Kegiatan Penutup (10 Menit)
● Siswa dan guru menyimpulkan pembelajaran hari ini.
● Refleksi pencapaian siswa/formatif asesmen, dan refleksi guru untuk mengetahui
ketercapaian proses pembelajaran dan perbaikan.
● Menginformasikan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan
berikutnya.
● Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan dan motivasi tetap
semangat belajar dan diakhiri dengan berdoa.

H. REFLEKSI GURU DAN PESERTA DIDIK


● REFLEKSI GURU
Guru melakukan refleksi mengenai apa yang telah berjalan dengan baik dan apa yang
masih kurang sehingga perlu ditingkatkan atau refleksi ini dilakukan dengan memberi
pertanyaan secara langsung kepada siswa untuk dimintai pendapat mereka.
● REFLEKSI PESERTA DIDIK
Penilian tertulis dan lisan yang dilakukan oleh siswa untuk guru dan guru untuk siswa,
guna menge

LAMPIRAN- LAMPIRAN

Lampiran 1
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LEMBAR KERJA SISWA

Nama :
Kelas :
Setelah kamu membuat sebuah pola dan mengaplikasikannya ke dalam baju kaos, jawablah
beberapa pertanyaan berikut ini!
1. Mengapa kamu memilih pola organis tersebut?
2. Bagaimana cara kamu mengaplikasikan pola organis ke dalam baju kaos ?
3. Adakah kesulitan dalam mengaplikasikan pola ke dalam baju kaos ! silahkan kamu
jelaskan ?

Lampiran 2
BAHAN BACAAN GURU DAN PESERTA DIDIK
Konsep Mendesain
Mendesain adalah kegiatan membuat desain atau membuat rancangan pola. Seseorang yang
mengerjakan desain disebut desainer. Dalam proses pembuatan desain proses mengamati
lingkungan sekitar untuk mendapatkan referensi ataupun ide sangatlah penting bagi seorang
desainer.
Proses mengamati pola organis dan pola geometris yang banyak kita temukan di sekitar
kita seperti pada pola ragam hias yang tersebar di seluruh Indonesia dapat membantu kita untuk
mendapatkan inspirasi dalam mendesain. Kegiatan meniru pola-pola yang kita temukan akan
melatih kemampuan teknis kita dalam mencipta dan juga menambah referensi bentuk yang akan
berfungsi pada saat kita akan mengembangkan pola-pola tersebut menjadi pola baru. Dalam
mengembangkan pola-pola yang ditemukan dapat dengan cara menambah atau dengan cara
mengurangi bentuk yang sudah ada sesuai dengan kreativitas kita masing-masing.

HUBUNGAN DENGAN SEJARAH SENI RUPA


Kecenderungan manusia untuk membuat rancangan pola sudah dimulai sejak lama. Misalnya di
Indonesia kita dapat melihat bagaimana ragam hias yang terdapat dalam ukiran, baju tradisional,
rumah adat, dll dari sabang sampai merauke yang sudah ada sejak lama. Istilah desain sendiri
pertama kali dipakai pada tahun 1922 di sebuah esai berjudul New Kind of Printing Calls for
New Designs yang ditulis oleh William Addison Dwiggins seorang desainer buku Amerika dan
terus dipakai dan berkembang pada saat itu seiringnya perkembangan teknologi mesin cetak
yang kemudian berpindah pada teknologi komputer.

Desainer Indonesia banyak menggunakan ragam hias tradisional Indonesia sebagai sumber
inspirasi mereka dalam menciptakan desain. Wanara Studio adalah salah satu kelompok
desainer asal Bandung yang menggunakan pendekatan tersebut. Wanara Studio didirikan oleh 4
orang desainer yaitu Bima Nurin, Habibie Putranto, Dian Effendi, dan Sweta Kartika pada
tanggal 10 Oktober 2010 bersamaan dengan acara pasar seni ITB. Desain yang mereka ciptakan
banyak terinspirasi oleh ragam hias seni tradisional di Indonesia khususnya Jawa.

A. Menemukan Pola Organis


Pola Organis adalah pola yang ditemukan pada alam sekitar yang menyerupai atau terdapat
pada daun, pohon, bunga, hewan, dll.

Lampiran 3
GLOSARIUM
Desain : kegiatan membuat desain atau membuat rancangan pola.
Pola Organis : pola yang ditemukan pada alam sekitar yang menyerupai atau terdapat pada
daun, pohon, bunga, hewan, dll.
Pola Geometris : pola pola yang berkaitan dengan geometris atau bangun datar contoh :
Lingkaran, kotak , segitiga, persegi panjang, dll.

Lampiran 4
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku:
a. “The Art Teacher’s Survival Guide for Secondary Schools” oleh Helen Hume
diterbitkan oleh Jossey Bass tahun 2014
b. “Studio Thinking from the Start: The K–8 Art Educator’s Handbook” oleh Jillian
Hogan diterbitkan oleh Teacher’s College Press tahun 2018
c. “Responsive Classroom for Music, Art, PE, and Other Special Areas” oleh Responsive
Classroom diterbitkan oleh Center for Responsive Schools tahun 2016
d. “Perjalanan Seni Rupa Indonesia: Dari Zaman Prasejarah Hingga Kini” oleh Panitia
Pameran KIAS (Editor) diterbitkan oleh Pameran KIAS pada tahun 1990

2. Internet:
Sumber bahan ajar yang tersedia di internet tidak semuanya bisa bermanfaat, beberapa
malah karena tidak jelas sumbernya menjadi tidak dapat digunakan sebagai bahan ajar
yang bertanggung jawab. Beberapa juga harus diteliti terlebih dahulu agar memastikan
tidak ada unsur pornografi ataupun SARA. Namun demikian, beberapa sumber yang bisa
digunakan untuk mencari referensi seniman dan karyanya atau menambah wawasan bagi
Anda ataupun peserta didik tentang sejarah seni antara lain:
a. Khan Academy: https://www.khanacademy.org/humanities/art-history
b. The Art Story: https://www.theartstory.org
c. Indonesian Visual Art Archive: http://ivaa-online.org
d. Indo Art Now: https://indoartnow.com

Tigabinanga 15 Januari 2024


Mengetahui,
Kepala SMP Negeri 1 Tigabinanga Guru Mata Pelajaran

PENMASA GINTING, S.Pd DESTINA NURJANJI BR TAMBUNAN, S.Pd


NIP. 19680131 199903 1 002 NIP. 19911225 202012 2 002
DOKUMENTASI

Mengalami
Peserta didik mampu mengamati, mengenal, merekam dan menuangkan pengalaman dan
pengamatannya terhadap secara visual dengan menggunakan proporsi.

Berfikir dan Bekerja


Peserta didik mampu menggunakan kreativitasnya, mengajukan pertanyaan yang bermakna dan
mengembangkan gagasan untuk memecahkan masalah, menjawab tantangan dan peluang yang ada
di lingkungan sekitarnya
Menciptakan
peserta didik mampu menciptakan karya seni dengan menggunakan dan menggabungkan
pengetahuan elemen seni rupa atau prinsip desain dan keterampilan yang telah dipelajari
sebelumnya
UMPAN BALIK

Anda mungkin juga menyukai