Uji Efektifitas ProAm
Uji Efektifitas ProAm
UJI EFEKTIVITAS
PUPUK ORGANIK CAIR
“PROAM” TERHADAP TANAMAN JAGUNG
(Zea mays L.) VARIETAS PARAGON
Oleh:
TIM PELAKSANA
KERJASAMA
LAPORAN AKHIR
UJI EFEKTIVITAS
PUPUK ORGANIK CAIR
“PROAM” TERHADAP TANAMAN JAGUNG
(Zea mays L.) VARIETAS PARAGON
Tim Pelaksana :
Nara Sumber :
Ketua Tim :
Anggota Tim :
Mengetahui,
Prof Dr. Ir. H. Denny Kurniadie, M.Sc. Dr. Emma Trinurani S, ST., MP.
NIP. 196006011986031005 NIP. 19660322 199603 2 001
KATA PENGANTAR
iv
RINGKASAN EKSEKUTIF
Pupuk organik cair (POC) merupakan pupuk organik yang diaplikasikan melalui
daun yang mengandung sejumlah hara makro dan mikro esensial. Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui efektifitas pupuk organik cair merek dagang
“ProAm” terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung (Zea mays L.) varietas
Paragon beserta analisis usaha taninya. Pengujian ini telah dilaksanakan pada
akhir bulan Januari 2020 sampai dengan awal bulan April 2020 di Laboratorium
Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran Jatinangor. Pengujian ini
dilaksanakan dengan menggunakan metode eksperimen. Rancangan yang
digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang terdiri atas 6
kombinasi perlakuan dosis “ProAm”, 1 perlakuan dosis pupuk rekomendasi, dan 1
sebagai kontrol sebagai pembanding. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak
4 kali ulangan. Hasil pengujian menunjukkan bahwa dosis 1 POC ProAm dapat
meningkatkan hasil tanaman jagung dengan nyata dibandingkan dengan kontrol
atau tanpa POC ProAm. Perlakuan dengan menggunakan 1 dosis POC ProAm
(perlakuan D) memberikan nilai IBCR tertinggi dibandingkan perlakuan dengan
menggunakan N P K standar (perlakuan B) dengan dosis 300 kg/ha Urea; 150
kg/ha SP-36; dan 50 kg/ha KCl yaitu sebesar 6,27%.
v
DAFTAR ISI
BAB Halaman
RINGKASAN EKSEKUTIF..................................................................................iv
DAFTAR ISI .......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2. Tujuan ....................................................................................................... 3
II. BAHAN DAN METODE PENGUJIAN ......................................................... 5
2.1. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan ................................................................ 5
2.1.1. Lokasi Pengujian ............................................................................. 5
2.1.2. Waktu Pelaksanaan .......................................................................... 5
2.2. Bahan dan Alat .......................................................................................... 5
2.3. Metode Pengujian ..................................................................................... 6
2.3.1. Rancangan Percobaan dan Perlakuan .............................................. 6
2.3.2. Rancangan Respons ......................................................................... 7
2.3.3. Analisis Respons ............................................................................. 7
2.4. Pelaksanaan Pengujian .............................................................................. 8
2.4.1. Persiapan Lahan Pengujian.............................................................. 8
2.4.2. Pemupukan dan Penyulaman ........................................................... 9
2.4.3. Pemeliharaan ................................................................................. 10
2.4.4. Pengamatan.................................................................................... 11
2.4.5. Panen ............................................................................................. 12
2.5. Kriteria Efektivitas dan Keragaan Ekonomi Usahatani .......................... 13
III. HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................... 27
3.1. Hasil Uji Mutu Pupuk ............................................................................. 27
3.2. Hasil Analisis Tanah Sebelum Pelaksanaan Uji ..................................... 27
3.3. Analisis Variabel Hasil Pengukuran (Pertumbuhan dan Hasil) .............. 28
3.3.1. Tinggi Tanaman............................................................................. 28
3.3.2. Diameter Batang ............................................................................ 29
3.3.3. Diameter Tajuk .............................................................................. 31
3.3.4. Jumlah Daun .................................................................................. 32
3.4. Komponen Hasil ..................................................................................... 33
3.5. Analisis Produksi .................................................................................... 38
3.6. Nilai Relativitas Agronomi (RAE) ......................................................... 39
IV. KESIMPULAN .............................................................................................. 34
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 35
LAMPIRAN .......................................................................................................... 36
vi
DAFTAR TABEL
No. Halaman
Tabel 14. Perlakuan Pupuk, Biaya Pupuk, dan Hasil Tongkol per Hektar ........... 41
Tabel 15. Perhitungan Biaya Kerja dan Sarana Produksi Selain Pupuk (Rp) ....... 42
Tabel 16. Biaya Produksi, Hasil, Pendapatan Kotor, Pendapatan Bersih ............. 42
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 6. (a) Jagung siap panen; (b) Hasil Tongkol Jagung tiap Perlakuan ....... 14
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
I. PENDAHULUAN
Pengujian efektivitas pupuk organik cair “ProAm” yang diajukan oleh CV.
2.39%; P2O5 sebesar 0,92%; dan K2O sebesar 0,73%. Pengujian dilakukan di
lahan percobaan milik Laboratorium Kimia Tanah dan Nutrisi Tanaman dengan
ketinggian 794 mdpl. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pupuk
organik cair merek “ProAm” terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jagung
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar
di pasaran. Aplikasi pupuk organik cair (POC) sangat baik bagi kualitas
hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan
mudah diserap tanaman. Pada umumnya POC tidak merusak tanah dan tanaman
meskipun digunakan secara rutin. Selain itu, POC juga dapat dimanfaatkan
1
Berdasarkan hal tersebut kebutuhan pupuk organik sebagai bagian dari
mengenai peryaratan yang harus dipenuhi oleh produsen pupuk organik agar
yang dimaksudkan untuk melindungi konsumen dalam hal ini petani dari
Salah satu produsen pupuk CV. CONS PRIMA SENTOSA sudah membuat
salah satu jenis pupuk organik cair (POC) yang telah direkayasa untuk memenuhi
dibuktikan. Salah satunya penemuan formula Pupuk Organik Cair (POC) dengan
konsumen maka selain uji mutu pupuk ini juga perlu diuji efektivitasnya di
lapangan.
2
dibudidayakan dibandingkan menanam cabe, tomat atau tanaman lainnya. Jagung
merupakan salah satu serealia yang strategis dan bernilai ekonomi serta
utama karbohidrat dan protein setelah beras juga sebagai sumber pakan
mempunyai sebaran terluas di Indonesia, sekitar 70,52 juta hektar atau 37,5 %
dari wilayah daratan Indonesia. Jawa Barat luasnya sekitar 2,119 juta hektar
2. Apakah dengan peningkatan hasil jagung (Zea mays L.) yang diperoleh
1.2. Tujuan
berikut:
3
1) Menguji efektivitas dan manfaat pupuk organik cair “ProAm” terhadap
4
II. BAHAN DAN METODE PENGUJIAN
dan Nutrisi Tanaman, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas
Pengujian ini telah dilaksanakan pada akhir bulan Januari 2020 sampai
dengan awal bulan April 2020 di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian
Lampiran 1.
1) Media tanam berupa tanah mineral Inceptisols. Hasil analisis tanah awal dapat
2) Benih tanaman jagung (Zea mays L.). varietas “Paragon” (Deskripsi tertera
4) Pupuk Anorganik Tunggal Urea (45% N), SP-36 (36% P2O5), dan KCl (60%
5
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: cangkul, karung, plastik
untuk sampel, plang perlakuan, meteran, peralatan laboratorium, alat tulis, jangka
berjumlah 24. Tata letak pengujian terdapat pada Lampiran 7. Rincian perlakuan
6
2.3.2. Rancangan Respons
dan jumlah daun) diamati setiap dua minggu sekali mulai 14 HST sampai
2) Komponen hasil: bobot tongkol per petak (kg), bobot tongkol berkelobot per
tanaman (kg), bobot tongkol kupasan per tanaman (kg), diameter tongkol per
Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%. Persamaan model linier untuk
Yij = + i + j +ij ;
di mana :
Yij = nilai pengamatan dari perlakuan ke-i daalam kelompok ke j
= nilai rata-rata populasi
i = pengaruh aditif dari perlakuan ke-i
j = pengaruh aditif dari kelompok ke-j
ij = pengaruh galat percobaan dari perlakuan ke-i pada kelompok ke j
7
Berdasarkan model linier untuk Rancangan Acak Kelompok di atas,
digunakan, tanah yang digunakan pada pengujian ini adalah tanah Inceptisol
Jatinangor. Lahan terlebih dulu dilakukan pembersihan dari gulma dan sisa-sisa
tanaman lainnya. Menambahkan pupuk dasar berupa pupuk kandang yang disebar
8
Gambar 1. Persiapan Lahan
tunggal (Urea, SP-36, KCl) tidak dilakukan saat penanaman berlangsung, karena
samping kiri dan kanan tanaman. Jarak lubang tanam dengan lubang pupuk adalah
9
menyemprotkan POC pada bagian akar, batang dan daun. Pemberian POC
diberikan sesuai dengan dosis pada masing-masing perlakuan yang dapat dilihat
pada Tabel 1.
ini dilakukan saat tanaman berumur ± 7-14 HST. Benih jagung langsung
dibenamkan ke dalam tanah sedalam ± 5 cm. Proses perendaman benih dalam air
hangat (50oC) selama satu jam sebelum tanam tidak dilakukan karena benih akan
cepat membusuk.
2.4.3. Pemeliharaan
dilakukan setiap hari jika tidak ada hujan, yaitu pada pagi atau sore hari yang
10
Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT) dilakukan secara kimiawi
2.4.4. Pengamatan
batang, diameter tajuk, dan jumlah daun yang diamati setiap dua minggu sekali
tinggi dilakukan dengan mengukur tinggi tanaman dari permukaan tanah sampai
mengukur diameter dari dua daun terlebar. Pengamatan jumlah daun yaitu dengan
menghitung jumlah daun dari daun terbawah sampai daun teratas yang ada
disetiap tanaman.
11
Pengambilan sampel tanah untuk analisis dilakukan pada fase vegetatif
maksimum, yaitu pada umur 49 hari setelah tanam (HST). Sampel adalah tanah
yang berada pada daerah sekitar perakaran (rizosfer) yang diambil sebanyak ± 100
parameter yang diuji. Untuk analisis serapan tanaman, bagian tanaman yang
diambil adalah seluruh bagian atas tanaman (batang dan daun) saat vegetatif
maksimum.
2.4.5. Panen
Panen pertama dilakukan pada saat umur tanaman berumur ± 49 HST dan
panen kedua saat umur tanaman berumur ± 85 HST dengan ciri-ciri yaitu tongkol
dan kelobot mulai mengering, biji kering, keras dan mengkilap, warna biji jagung
manis telah menguning, rambut jagung manis telah berwarna kecokelatan. Panen
12
Gambar 5. Kondisi Tanaman Jagung pada 45 HST
komponen hasil dan hasil tanaman jagung setiap perlakuan dibandingkan dengan
ke hasil ha-1 dengan faktor koreksi sebesar 15%. Faktor koreksi ini dibutuhkan
untuk menutupi kemungkinan dan kegunaan lain dari areal pertanaman, seperti
untuk jalan pengangkutan sarana dan hasil panen, tempat penyimpanan sarana dan
13
(a) (b)
Gambar 6. (a) Jagung siap panen; (b) Hasil Tongkol Jagung tiap Perlakuan
14
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pupuk Organik Cair yang diujikan mengandung sejumlah unsur hara. Unsur
36,80 ml P; dan 29,20 ml K. Nilai C-organik pada POC ProAm 10.22% dengan
standar minimal 10%, kadar N organik 1.78% dengan ph 4.76. Unsur-unsur yang
terkandung pada POC ProAm ini sudah sesuai standar Kepmen No. 261 Tahun
2009.
mengetahui kadar unsur hara yang berada di dalamnya. Umumnya tanah yang
baik memiliki kadar N, P, K dan C-organik yang sedang atau tinggi dengan pH
rendah agar pupuk yang diuji dapat terlihat pengaruhnya pada tanaman secara
objektif.
Lahan yang digunakan untuk UE CV. Cons Prima Sentosa memiliki nilai
pH yang masam, kadar C-organik, N-total, dan KTK yang rendah, serta kadar k
potensial yang sangat rendah. Menurut Latuamury (2017) tanah dengan kadar
bahan organik tinggi, struktur tanahnya lebih baik bila dibandingkan dengan tanah
dengan kadar bahan organik rendah. Kondisi lahan yang relatif miskin UH ini
27
baik untuk pengujian POC ProAm. Efisiensi pemupukan yang optimal dapat
dicapai apabila pupuk diberikan dalam jumlah yang sesuai kebutuhan tanaman
menunjukkan salah satu ciri pertumbuhan tanaman yang berkaitan dengan faktor
Pengamatan tinggi tanaman dimulai dari 14 HST hingga 56 HST yang diamati
Berdasarkan data pada Tabel 3, semua perlakuan tumbuh seragam pada usia 14
28
HST, perbedaan perlakuan mulai terlihat pada 28 HST sampai 42 HST, hal ini
sejalan dengan pernyataan Salisbury dan Ross (1995), bahwa laju pertumbuhan
pada awalnya akan lambat, tetapi kemudian akan meningkat terus dan semakin
memiliki pertumbuhan tinggi yang lebih rendah daripada perlakuan dengan POC
ProAm maupun pupuk anorganik tunggal. Hal ini menunjukkan bahwa perakaran
tanaman jagung sudah berkembang dan aktif dalam menyerap unsur hara yang
tersedia didalam tanah dan pemberian POC ProAm sudah mampu memenuhi
kebutuhan akan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tinggi tanaman
jagung.
29
membutuhkan nutrisi yang cukup agar proses transportasi UH berjalan dengan
pada Tabel 4.
dengan ¾ NPK dan 1 ½ POC ProAm memiliki pertambahan diameter yang lebih
baik daripada perlakuan lainnya. Pemupukan dengan POC ProAm terlihat lebih
efektif dibandingkan tanpa perlakuan POC ProAm. Hal ini terjadi karena POC
lebih mudah terserap oleh tanaman karena unsur-unsur di dalamnya sudah terurai.
30
Berdasarkan Grafik pada Gambar 8 perlakuan F (1 NPK + 1 Organik Cair) terlihat
perlakuan C (3/4 NPK + 1/2 Organik Cair) menurun pada usia 42-56 HST. Hal ini
minggu sekali memperlihatkan hasil yang tidak berbeda nyata (Tabel 5).
Berdasarkan data pada Tabel 5 pertumbuhan diameter tajuk pada 14 HST masih
terlihat seragam, perbedaan pertumbuhan diameter tajuk baru terlihat pada 28 dan
pertambahan ukuran diamater tajuk (Gambar 9), hal ini mengindikasikan bahwa
31
Gambar 9. Pertumbuhan Diameter Tajuk pada 14-56 HST
akar tanaman. Dalam hal ini akar berperan penting karena akar berfungsi sebagai
penyerap unsur hara dan translokasi unsur dari akar ke batang, daun, ataupun buah
32
Pertambahan jumlah daun pada setiap perlakuan terlihat tidak berbeda signifikan.
Dengan atau tanpa pemberian POC ProAm tidak memberikan pengaruh yang
berbeda terhadap pertambahan jumlah daun tanaman jagung. Namun dari Grafik
pada Gambar 10 terlihat bahwa perlakuan dengan POC ProAm (C, D, E dan F)
memiliki pertambahan jumlah daun yang lebih banyak daripada tanpa pemberian
Komponen hasil ditunjukkan oleh bobot tongkol per petak, bobot tongkol
berkelobot per tanaman, bobot tongkol kupasan per tanaman, diameter tongkol per
petak, bobot tongkol berkelobot per tanaman, bobot tongkol kupasan per
tanaman, diameter tongkol per tanaman, dan tinggi tongkol per tanaman).
33
2. Semakin besar diameter tongkol akan semakin banyak bobot tongkol dan
3. Hasil tongkol dipengaruhi oleh hasil tongkol per tanaman dan terlihat
POC ProAm pada setiap perlakuan memberikan hasil yang berbeda baik pada
diameter tongkol, panjang tongkol per tanaman, bobot tongkol berkelobot per
tanaman, dan bobot tongkol kupasan per tanaman. Perlakuan dengan pupuk
organik dan anorganik memberikan hasil yang lebih tinggi daripada kontrol.
Unsur hara (UH) yang terkandung di dalam pupuk organik dan anorganik
mempengaruhi bobot dan ukuran tongkol jagung. Salah satunya unsur nitrogen
34
pertumbuhan tanaman baik bertambahnya ukuran dan volume. Kombinasi
menciptakan kondisi tanah (sifat fisik, kimia dan biologi) terpelihara dengan baik
pupuk.
Proses pengisian biji tidak lepas dari peran UH yang diserap tanaman.
Unsur hara yang diserap akan diakumulasi di daun menjadi protein yang dapat
membentuk biji. Menurut Taufik dkk. (2010) bahwa terpenuhinya kebutuhan hara
bahan hasil metabolisme pada pembentukan biji akan meningkat sehingga biji
percobaan yang sudah diberi perlakuan. Analisis tanah yang di uji pada UE ini
35
adalah analisis kandungan C-organik. Kandungan C-organik penting di analisis
karena pupuk yang diaplikasikan merupakan pupuk organik cair, dimana bahan
penyusun dari pupuk ini terdiri dari bahan-bahan organik. Berdasarkan hasil
analisis tanah yang sudah diberi perlakuan POC ProAm menunjukkan bahwa
kombinasi pupuk anorganik dan pupuk organik cair memberikan nilai C–organik
dapat meningkatkan ketersediaan dan serapan unsur hara terutama unsur hara N
vegetatifnya (Gerald et al., 2014). Unsur hara N dan P memegang peranan yang
Unsur N dapat meningkatkan jumlah daun semakin banyak, daun lebih luas,
36
perkembangan biji jagung manis dan juga meningkatkan proses metabolisme
Berdasarkan data tanaman pada Tabel 9 perlakuan pupuk anorganik dengan POC
dibandingkan perlakuan lainnya. Menurut Huda (2013) pupuk organik cair (POC)
bakal buah. Nitrogen yang diberikan ke tanah melalui pupuk organik dapat
anion sehingga struktur tanah lebih sesuai dan dapat dimanfaatkan oleh tanaman
tersedia dan K total) yang tinggi pada tanah turut mendukung pertumbuhan
37
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit tertentu, di samping
demikian, proporsi terbesar adalah tidak larut atau relatif tidak tersedia.
Apabila dikonversi ke dalam hektar dengan faktor koreksi 15%, maka bobot
tongkol per hektar seperti terlihat pada Tabel 10, dan turunannya pada Tabel 11.
hektarnya dihubungkan dengan harga jual kepada konsumen atau pasar. Faktor
koreksi sebesar 15%, yaitu meliputi berkurangnya luasan tanaman dalam satu
hektar untuk fasilitas kebun, jalan, drainase, dan lain-lain. Dengan perhitungan ini
Berdasarkan data konversi hasil tongkol per hektar di atas dapat dilihat
38
Tabel 11. Urutan Bobot Tongkol per Hektar
No. Hasil BT
Urutan Kode Perlakuan (kg/hektar)
1 A Kontrol 5935
2 B Standar 8053
3 C 3/4 NPK + 1/2 Organik Cair 8059
4 D 3/4 NPK + 1 Organik Cair 10288
5 E 3/4 NPK + 1 1/2 Organik Cair 9923
6 F 1 NPK + 1 Organik Cair 9356
Dilihat dari urutan hasil tersebut, maka dapat disusun Nilai Relativitas
Agronomi (RAE) antara hasil tanaman yang mendapat perlakuan POC ProAm
dengan kontrol dan hasil pupuk standar dengan kontrol seperti pada Tabel 12.
mendapat perlakuan alternatif POC ProAm dan pupuk NPK dikurangi hasil pada
kontrol terhadap hasil tanaman pupuk standar dikurangi kontrol kali seratus
persen.
bawah 100%. Dengan demikian dilihat dari nilai relativitas agronomi, perlakuan
39
Tabel 12. Nilai Relativitas Agronomi (RAE)
Hasil per Hasil Alternatif – Hasil Hasil Pupuk Standar –
Perlakuan Hektar Kontrol Kontrol RAE
(%)
-----------------------------kg---------------------------
A 5935 - - -
B 8053 2117.65 2117.7 100.00
C 8059 2123.95 2117.7 100.30
D 10288 4352.84 2117.7 205.55
E 9923 3987.65 2117.7 188.31
F 9356 3420.99 2117.7 161.55
dan hasil BTPP dari pengujian efektivitas POC ProAm sebagaimana tertera pada
Tabel 12, perhitungan ekonomi berdasarkan harga sarana produksi pertanian yang
40
Tabel 13. Rekapitulasi Biaya Pemupukan
Kode POC Urea SP-36 KCl Jumlah
Perlakuan ---------------------Rp------------------------
A 0 0 0 0 0
B 0 2.100.000 450.000 150.000 2.700.000
C 375.000 1.575.000 337.500 112.500 2.400.000
D 750.000 1.575.000 337.500 112.500 2.775.000
E 1.125.000 1.575.000 337.500 112.500 3.150.000
F 750.000 2.100.000 450.000 150.000 3.450.000
Hubungan antara biaya pemberian POC ProAm dan pemupukan serta hasil
diperoleh petani jika menggunakan POC ProAm. Sebagai pupuk organik cair,
POC ProAm dapat membantu menyediakan unsur hara esensial yang dibutuhkan
oleh tanaman jagung, oleh karena itu pupuk tersebut berperan dalam
Tabel 14. Perlakuan Pupuk, Biaya Pupuk, dan Hasil Tongkol per Hektar
Hasil Poduksi
No. Perlakuan Pupuk Biaya (Rp) (kg/Ha)
1. A = Kontrol 0 5935
2. B = Standar 2.700.000 8053
3. C = 3/4 NPK + 1/2 Organik Cair 2.400.000 8059
4. D = 3/4 NPK + 1 Organik Cair 2.775.000 10288
5. E = 3/4 NPK + 1 1/2 Organik Cair 3.150.000 9923
6. F = 1 NPK + 1 Organik Cair 3.450.000 9356
maka dapat diturunkan analisis usahatani seperti tertera pada Tabel 15 dan 16.
41
Rincian biaya usahatani didasarkan pada harga setempat yang lazim dilakukan
Tabel 15. Perhitungan Biaya Kerja dan Sarana Produksi Selain Pupuk (Rp)
No. Uraian Perlakuan Satuan Nilai (Rp)
1. Biaya Benih dan Pestisida: 301.000
1. Benih Varietas Paragon Semua Perlakuan 1 bungkus 105.000
2. Pestisida Semua perlakuan 250 ml 78.000
1 bungkus 118.000
2. Biaya tenaga kerja 6.900.000
Pengolahan tanah 75 hok 4.500.000
Pemupukan saat 5 hok 150.000
akan tanam
Penanaman 10 hok 300.000
Penyiangan dan 25 hok 750.000
pemupukan urea
Penyemprotan 5 kali 200.000
pestisida
Panen dan 20 hok 1.000.000
pembersihan
42
Berdasarkan data di atas, kenaikan biaya untuk POC ProAm pada perlakuan
berfungsi sebagai alternatif terhadap efektivitas pupuk NPK standar yang lazim
memberikan hasil yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan B dengan dosis 300
nilai hasil terhadap biaya produksi (R/C) dan nilai keuntungan terhadap biaya
ProAm. Dengan demikian usahatani tanaman jagung dalam pengujian ini dengan
penggunaan 1 dosis POC ProAm sudah dapat memberikan keuntungan selama 3-4
perlakuan dengan menggunakan NPK standar yaitu sebesar 6,27 (Tabel 17).
43
IV. KESIMPULAN
terhadap tanaman jagung (Zea mays, L.) varietas Paragon dapat disimpulkan
sebagai berikut:
3. Pupuk POC ProAm memenuhi syarat pupuk organik cair yang layak
34
DAFTAR PUSTAKA
Arpindra S. J., Yulia N., Widianto. 2017. Kajian Porositas Tanah Pada Pemberian
Beberapa Jenis Bahan Organik Di Perkebunan Kopi Robusta. Jurnal Tanah
dan Sumberdaya Lahan Vol 4 No 1 : 463-471, 2017
Gerald S. M., Abdul R., dan Puji A. 2014. Pengaruh Jenis Dan Konsentrasi Pupuk
Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica
Juncea L.) Varietas Tosakan. Jurnal Agrifor Volume XIII Nomor 1. ISSN :
1412 – 6885 33
Rosmarkam dan Nasih Widya Yuwono. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius.
Yogyakarta
Sarief, S.E. 1985. Kesuburan clan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana.
Bandung
35
Sirajuddin, M. dan Sri. 2010. Respon Pertumbuhan dan Hasil Jagung Manis (Zea
mays saccharata Sturt) Pada Berbagai Waktu Pemberian Pupuk Nitrogen
dan Ketebalan Mulsa Jerami. J. Agroland 17(3) : 184 – 191.
Suriawiria, U., 2002, Pupuk Organik Kompos dari Sampah. Bandung: Humaniora,
53.
36
LAMPIRAN
No. Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
36
Lampiran 2. Hasil Analisis Inceptisol asal Jatinangor
No Parameter Satuan Nilai Kriteria*)
1 pH : H2O - 5,45 Masam
2 pH : KCl 1 N - 4,48 -
3 C-Organik % 1,64 Rendah
4 N Total % 0,14 Rendah
5 C/N - 12 Sedang
6 P2O5 HCl 25 % mg/100 g 52,88 Sangat Tinggi
7 P2O5 (Bray I) ppm P 10,33 Sangat Tinggi
8 K2O HCl 25 % mg/100 g 5,43 Sangat Rendah
9 KTK cmol.kg-1 5,26 Rendah
10 SusunanKation :
K-dd cmol.kg-1 0,17 Rendah
Na-dd cmol.kg-1 0,19 Rendah
Ca-dd cmol.kg-1 11,90 Tinggi
Mg-dd cmol.kg-1 3,50 Tinggi
11 KejenuhanBasa % 299,62 Sangat Tinggi
12 Al3+dd cmol.kg-1 0 -
13 H+dd cmol.kg-1 0,23 -
14 Kejenuhan Al % 0 -
15 Tekstur:
Pasir % 7
Debu % 42 Liat Berdebu
Liat % 51
Keterangan :*) Hasil Analisis Laboratorium Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman
Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas
Pertanian,Universitas Padjadjaran (2019).
37
Lampiran 3. Deskripsi Profil Inceptisols Jatinangor
Deskripsi Keterangan
Ordo : Inceptisols
Sub Ordo : Udepts
Great Group : Eutrudepts
Sub Group : Fluventic Eutrudepts
Lokasi Administrasi : Kebun Percobaan Pengelolaan Tanah dan
Air, Jurusan Ilmu Tanah dan Sumberdaya
Lahan, Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran, Jatinangor, Kabupaten
Sumedang, Propinsi Jawa Barat.
Elevasi : 700 m dpl
Lereng : 4%, lereng arah bawah.
Relief Mikro : Rata-rata, 20-50 cm
Kenampakan Permukaan Tanah : Tidak berbatu, tidak berkerakal, tidak
berkerikil, diolah
Bahan Induk : Abu Volkan, andestik (di atas)
Drainase Tanah : Baik, permeabilitas sedang aliran
permukaan sedang.
Muka Air Tanah : Tidak ada informasi kedalaman
Erosi : Erosi permukaan dan alur sedang
Penggunaan Lahan : Rumput, lahan tegalan
Zona Agroklimat : C2 (Oldeman)
38
Lapisan
Uraian
Kedalaman
Horison
(cm)
Cokelat gelap (7,5 YR 3/2 ) ; Lembab, gembur ;
Liat ; Lemah, halus, remah ; Pori makro sedikit ;
Ap1 0-8
Akar sedang,sangat banyak ; Batas sangat jelas,
rata; fauna sedikit.
Cokelat gelap (7,5 YR 3/4 ) ; Lembab, gembur ;
Ap2 9-25 Liat ; Sedang, halus, remah ; Pori makro sedikit ;
Akar halus, banyak ; Batas baur, rata.
Cokelat gelap (7,5 YR 3/4 ); Lembab, gembur ;
Liat; Sedang, halus, remah, Pori makro sedikit ;
AB 26-40
Akar halus, sedikit ; Batas baur, rata ; Fauna
sedikit.
Merah Kekuningan (5 YR 4/6); Lembab, teguh ;
BA 41-60 Liat; Sedang, halus, remah; Pori makro sedikit;
Akar halus sedikit; Batas baur, rata.
Merah Kekuningan (5 YR 4/6); Lembab, teguh;
Liat ; Sedang, halus, gumpal membulat; Pori
Bt1 61-80
makro sedikit; Akar halus, sedikit; Batas baur, rata
; Fauna sedikit.
Merah Kekuningan (5 YR 4/6); Lembab, sangat
teguh; Liat; Sedang, halus, gumpal bersudut; Pori
Bt2 81-95
makro sedikit; Akar halus, sedikit; Batas baur,
rata. Nodul (Mn) sedikit, kecil.
Merah Kekuningan (5 YR 4/6); Lembab, sangat
teguh; Liat; Sedang, halus, gumpal bersudut; Pori
Bt3 96-130
makro sedikit; Akar halus, sedikit; Batas baur,
rata.
Merah Kekuningan (5 YR 4/6); Lembab, teguh;
BC 131-145 Liat; Sedang, halus, gumpal bersudut; Pori makro
sedikit; Batas baur, rata.
Merah Kekuningan (5 YR 4/6); Lembab,teguh;
CB 146-170 Liat; Sedang, halus, gumpal bersudut; Pori makro
sedikit; Akar halus, sedikit; batas baur, rata.
Merah Kekuningan (5 YR 5/6 ); Lembab teguh ;
C 170-…. Liat ; Sedang, baik, gumpal bersudut; Nodul (Mn)
sedikit, kecil ; Batas baur, rata.
Deskripsi dilakukan oleh Ridha Hudaya (2010).
(Sumber : Prida Eka Permata, 2010)
39
Lampiran 4. Deskripsi Jagung Varietas Paragon
37
Lampiran 5. Deskripsi Pupuk ProAm
38
Lampiran 6. Perhitungan Pemberian Pupuk
❖ Diketahui
=> ukuran petak (UP) = 150 x 225 cm = 33.750 cm2 = 3,375 m2
=> jarak tanam (JT) = 75 x 25 cm = 1.875 cm2 = 0,1875 m2
39
Lampiran 6. Lanjutan
Keterangan :
40
Lampiran 7. Tata Letak Percobaan
Ulangan
U1 U2 U3 U4
D C F E
U F A E C
E D B A
C E D B
A B C F
B F A D
Keterangan :
• Jarak tanam : 75 x 25 cm
41
Lampiran 8. Komponen Pertumbuhan Tanaman Jagung
8.1. Tinggi Tanaman
Umur Tanaman (HST)
Perlakuan Rata-rata
14 28 42 56
A 23.90 51.07 113.60 189.45 94.50
B 24.12 63.89 136.72 186.88 102.90
C 23.83 71.28 142.49 197.86 108.86
D 23.81 75.63 146.07 178.35 105.96
E 24.03 76.15 133.51 192.80 106.62
F 23.94 70.81 139.01 188.63 105.59
42
Lampiran 9. Komponen Hasil Tanaman Jagung
43
9.4. Bobot Tongkol Kupasan per Tanaman (kg)
Ulangan
Perlakuan Rata-rata
U1 U2 U3 U4
A 0.19 0.17 0.20 0.12 0.17
B 0.18 0.27 0.25 0.29 0.25
C 0.24 0.26 0.26 0.32 0.27
D 0.27 0.35 0.24 0.26 0.28
E 0.29 0.26 0.27 0.27 0.27
F 0.27 0.28 0.32 0.26 0.28
44
Lampiran 10. Komponen Analisis Tanah
45
Lampiran 11. Komponen Kadar Tanaman Jagung
46
47